Filsafat Pendidikan Matematika Realistik
By. Mahasiswa/i
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Matematika adalah salah satu ilmu dasar yang semakin disarankan
integritasnya dengan bidang-bidang ilmu lainnya seperti ekonomi dan teknologi.
Salah satu karakteristik matimatika adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak
sehingga siswa sangat sulit untuk mengikuti mata pelajaran matematika. Prestasi
matematika siswa baik secara nasional maupun internasional dikatakan belum
dapat menggembirakan. Dalam pembelajaran matematika siswa belum bermakna,
sehingga pemahaman dan pengetahuan siswa tentang konsep sangat lemah.
Pembelajaran matematika realistic pertama kali dikenalkan dan
dikembangkan di Negara Belanda pada tahun 1970-an oleh Institute Frudental.
Pembelajaran matematika harus dikaitkan dengan kehidupan anak.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan paradigma pendidikan?
2.
Apa itu filsafat kontruktivisme?
3.
Bagaimana pembelajaran dalam kontekstual?
C.
Tujuan Masalah
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan paradigm pendidikan.
2. Untuk
mengetahui filsafat konstruktivisme.
3. Untuk
mengetahui bagaimana pembelajaran dalam kontekstual.
D.
Manfaat
Untuk mengetahui pengetahui dan wawasan kita dalam pembelajaran
matematika realistic dan membantu kita sebagai calon guru untuk mempunyai
strategi dalam pembelajaran matematika.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Paradigma Baru Pendidikan
Persepsi publik terhadap pendidikan
teknologi, terutama jalur professional, yang didesain untuk memasuki lapangan kerja masih
mendapatkan pendidikan professional (nongelar) hanya untuk siswa yang kurang cemerlang.
Orang tua masih yakin bahwa pekerjaan yang baik hanya diperoleh lewat jalur
pendidikan sarjana artinya pendidikan teknologi dan kejuruan belum menduduki posisi yang berarti dalam
panggung pendidikan kita. Menurut scott D. Johnson, sekurang-kurangnya tiga
inisiatif yang penting diimplementasikan jika pendidikan teknologi ingin
menjadi komponen yang berarti dalam panggung pendidikan secara menyeluruh.
Pertama bersekutu dengan industry, asosiasi
profesi, dan instansi-instansi pemerintah yang mapan. Kedua, pendidikan
teknologi harus menjadi tumpuan di dalam kurikulum pendidikan dasar, dimana motivasi pribadi
anak-anak untuk belajar belum tercemar
keterlibatan orang tua dalam sekolah anak-anaknya cenderung sangat baik. Pendidikan
teknologi dapat menjadi landasan di dalam kurikulum pendidikan dasar dengan
pemberian motivasi, pengalaman belajar interdisipliner yang memajukan
kreativitas, pengembangan keterampilan
motorik, dan pemahaman prinsip-prinsip dasar sains melalui penerapan teknologi. Ketiga pendidikan
teknologi harus dapat melayani yang terbaik bagi semua anak, baik jalur bergelar
maupun tidak.
Oleh karena itu, Householder (1999) menegaskan
bahwa pendidikan teknologi harus:
1. Memperluas landasan intelektual yang
melatar belakangi desain, manu faktur, konstruksi,
komunikasi, transportasi, engineering, dan
aristektur yang memenuhi ruang
teknik-teknik pengendalian alam dan dunia uatan manusia.
2. Menjelaskan secara detail praktik dan
body dan technological knowledge agar mudah dikenali dan
sebagai basis sumber perencanaan
pembelajaran.
3. Menyusun strategi pengembangan kurikulum
yang komprehensif dan unik untuk mengintegrasikan praktik dan pengetahuan
dengan pemahaman kontemporer tentang cara-cara belajar memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
4. Mengekplorasi perbedaan individual dan
kelompok, sehingga program yang tepat mungkin didesain secara integrasi dengan
kerangka cultural dan individual mereka.
5. Mengkaji kontribusi dengan di dibidang teknologi di dalam dan di
atas masyarakat kontemporer dengan visi
yang jelas dan kritis untuk mencapai kualitas hidup generasi masa depan.
B.
Filsafat Konstruktivisme
Realistic
mathematics education yaitu inovasi pendekatan pembelajaran matematika sejalan
dengan teori belajar konstruktivisme. Pembelajaran matematika realistik mengacu
kepada belajar siswa yang aktif dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan melalui
interaksi dengan lingkungan. Tahap-tahap teori belajar konstruktivisme yaitu:
1.
Peserta didik menusun pengetahuan matematika dengan menggabungkan
ide yang mereka miliki.
2.
Pembelajaran lebih menyenangkan karena peserta didik mengerti.
3.
Strategi peserta didik lebih bernilai.
4.
Peserta didik berdiskusi dan bertukar pengalaman dan pengetahuan
dengan temannya.
Dalam
mengimplementasikan teori belajar konstruktivisme, rancangan pembelajaran
yaitu:
1.
Peserta didik memikirkan pengalamannya untuk melatih berpikir
kreatif dan inovatif.
2.
Peserta didik mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri.
3.
Peserta didik dapat mencoba gagasan baru.
4.
Memberi pengalaman yang berhubungan dengan pengalaman peserta
didik.
5.
Mendorong peserta didik untuk mengubah gagasan mereka.
6.
Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Konstruktivisme
adalah suatu filsafat yang beranggapan bahwa pengetahuan adalah hasil dari
konstruksi manusia sendiri. Manusia membentuk pengetahuan melalui peristiwa, objek, pengalaman dan lingkungan. Pengetahuan
bisa benar apabila dapat menghadapi dan memecahkan permasalahan. Menurut paham
konstruktivisme, bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer (diberikan) begitu
saja kepada orang lain kecuali seseorang tersebut dapat menafsirkannya.
Pengetahuan bukan instan tetapi membutuhkan proses yang terus-menerus
berkembang.
1.
Konstruktivisme Psikologi Personal
Konsrtuktivisme psikologis ini berfokus pada bagaimana individu
membangun elemen-elemen dari apparatus kognitif dan emosionalnya. Pada
konstruktivisme psikologis ini lebih tertarik pada pengetahuan, keyakinan,
konsep-konsep diri, atau identitas individual sehingga disebut sebagai
konstruktivisme individual yang memfokuskan pada diri sendiri.
2.
Konstruktivisme Psikologi Sosial
Konstruktivisme psikologi sosial contohnya adalah Vygotsky. Vygotsky
mempercayai bahwa interaksi sosial, perangkat kultural dan aktivitas lain dapat
menentukan perkembangan dan pembelajaran individual. Dengan berpartisifasi
dalam aktivitas yang dilakukan bersama orang lain dihasilkan produk-produk dari
kerja sama yang terjalin. Salah satu
keunggulan dari pembelajaran Vygotski adalah karena ia mempertimbangkan
yang bersifat psikologis dan sosial.
3.
Konstruktivisme Sosiologis
Konstruktivisme sosiologis lebih menekankan pada konstruktivisme
sosial darpada konstruktivisme individual. Contohnya yaitu tentang Zona of
Proximal Development (zona perkembangan proksimal) wilayah seseorang yang
mencari penyelesaian masalah dengan bantuan orang dewasa atau sebaya yang mampu
disebut sebagai tempat budaya dan kognisi saling tercipta.
Seorang siswa harus belajar dan menalar pembelajarn yang diberikan
guru kepada siswa, dimana guru menciptakan pembelajaran penalaran. Siswa harus
berkonsentrasi untuk mendapatkan perkembangan dalam setiap pembelajaran,
terjadi perubahan terus-menerus pada proses perkembangan belajar siswa. Pada
konstruktivisme sosiologis, siswa diajak untuk mengamati, berbuat, menebak dan
mencoba.
C.
Pembelajaran dalam Kontekstual
pembelajaran
kontekstual merupakan pembelajaran yang mengkaitkan meteri pembelajaran dengan
konteks dunia dunia nyata yang dihadapi siswa sehari-hari baik dalam lingkungan
keluarga,masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja, sehingga siswa mampu membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran
yakni: kontruktivisme, bertanya, menyelidiki, masyarakat belajar pemodelan,
refleksi, dan penilaian autentik.
Makna
dari kontruktivisme adalah siswa membangun pemahaman mereka sendiri dari
pengalaman baru berdasarkan pada pengetahuan awal melalui proses proses
interaksi sosial dan asimilasi-akomodasi.Implikasinya adalah pembelajaran harus
dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan. Inti dari
inquiry atau menyelidiki adalah proses
perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman. Oleh karena itu dalam kegiatan
ini siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis Bertanya atau questioning dalam pembelajaran
kontekstual dilakukan baik oleh guru maupun siswa. Guru bertanya dimaksudkan
untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Sedangkan
untuk siswa bertanya meupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis
inquiry. Masyarakat belajar merupakan sekelompok orang (siswa) yang terikat
dalam kegiatan belajar,
tukar pengalaman, dan berbagi pengalaman. Sesuai dengan teori kontruktivisme, melalui
interaksi sosial dalam masyarakat belajar ini maka siswa akan mendapat
kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, oleh karena itu
bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri. Pemodelan
merupakan proses penampilan suatu contoh agar orang lain (siswa) meniru,
berlatih, menerapkan pada situasi lain, dan mengembangkannya. Menurut Albert
Bandura, belajar dapat dilakukan dengan cara pemodelan ini. Penilaian autentik
dimaksudkan untuk mengukur dan membuat keputusan tentang pengetahuan dan keterampilan
siswa yang autentik (senyatanya). Agar dapat menilai senyatanya, penilaian
autentik dilakukan dengan berbagai cara misalnya penilaian penilaian produk,
penilaian kinerja (performance), potofolio, tugas yang relevan dan kontekstual,
penilaian diri, penilaian sejawat dan sebagainya. Refleksi pada prinsipnya
adalah berpikir tentang apa yang telah dipikir atau dipelajari, dengan kata
lain merupakan evaluasi dan instropeksi terhadap kegiatan belajar yang telah ia
lakukan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Untuk memasuki
lapangan pekerjaan kita harus memiliki pendidikan minimal sarjana penyebabnya
itu karena harus memiliki gelar. Untuk tammatan sekolah yang tidak sarjana atau
nongelar maka sulit mendapatkan pekerjaan yang layak atau yang sesuai dengan
keinginan masing-masing.
Pembelajarn
konstruktivisme mengacu siswa untuk belajar kreatif, inovatif dan dapat
berpikir kritis. Siswa dituntun untuk belajar dengan giat, agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Pengetahuan dapat berkembang dari suatu peristiwa,
objek, pengalaman dan juga lingkungan.
B.
Saran
Semoga makalah ini bisa digunakan dan bermanfaat bagi teman-teman,
bisa dibaca dan digunakan sebagai sumber belajar yang dapat menambah dan
membantu proses pembelajaran.
Komentar
Posting Komentar