MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekol...

MAKALAH MASALAH KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN


MASALAH KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN
By. Mahasiswa FEBI


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Masalah ketenagakerjaan di indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jmlah pengangguran dan setengah penganggur yang besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran dan setengah pengangguran  yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dn masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal dan dapat menghambat pembangunan  daam jangka panjang.
Di negara- negara berkembang pada umumnnya memiliki tingkat pengangguran yang jauh lebih, dari angka resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini terjadi karena ukuran sektor informasi masih cukup besar sebagai salah satu lapangan nafkah bagi tenaga kerja tidak terdidik. Sektor informasi tersebut dianggap sebagai katup pengaman bagi pengangguran.
B.    Rumusan Masalah
1.     Apa yang dimaksud dengan ketenagakerjaan?
2.     Apa Saja Kebijakan masalah Ketenaga Kerjaan?
3.     Bagaimanakah Dampak Rendahnya Kualitas Tenaga kerja?
4.     Bagaimanakah Usaha Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja di Indonesia?
C.    Tujuan
1.     Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Ketenagakerjaan.
2.     Untuk Mengetahui Apa Saja Masalah Ketenagakerjaan.
3.     Untuk Mengetahui Bagaimana Rendahnya Kualitas Tenaga kerja.
4.     Untuk Mengetahui Bagaimana Usaha Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja di Indonesia.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Ketenagakerjaan
1.     Tenaga Kerja
Menurut UU No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, pengertian tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun orang banyak.[1] Dengan defenisi seperti ini, berarti siapapun pada usia berapapun yang dapat bekerja untuk menghasilkan barang atau jasa, dapat  disebut sebagai tenaga kerja. Bila seorang anak kecil yang berusia lima tahun sudah bisa menghasilkan barang, maka dia bisa disebut sebagai tenaga kerja.tenaga kerja merupakan modal bagi bergeraknya perekonomian suatu negara.[2]
2.     Angkatan Kerja
Angkatan kerja merupakan bagian dari tenaga kerja yang aktif dalam kegiatan ekonomi. Aktif ini tidak selal berarti sudah bekerja karena yang digolongkan sebagai angkatan keja adalah penduduk dalam usia kerja (15 tahun ke atas) baik yang bekerja maupun yang mencari pekerjaan (pengangguran). Batas usia ini diatur dalam UU No. 20 tahun 1999 pasal 2  ayat 2.[3] Sedangkan menurut versi Bank dunia adalah antara 15-64 tahun.
3.     Kesempatan kerja
Kesempatan kerja merupakan kebutuhan tenaga kerja ang kemudian secara riil diperlukan oleh persahaan atau lembaga penerima kerja pada tingkkat upah, posisi dan syarat kerja tertentu, yang diinformasikan melalui ikalan dan lain-lain. Kesempatan kerja ini seringkali disebut lowongan kerja. Pada saat ini lowongan kerja di Indonesia masih tidak seimbang dengan tingginya angka pencarian kerja.
4.     Pekerja
Pekerja merupakan setiap orang yang nilai ekonomis baiak yang menerima gaji atau bekerja sendiri yang terlibat dalam kegiatan manual. Pekerja juga dapat didefenisikan sebagai tenga kerja yang bekerja didalam hubngan kerja pada pengusaha dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Dengan demikian, pekerja berbeda dengan tenaga kerja.  Tenaga kerja merujuk pada tenaga orang yang tersedia untuk dijadikan menjadi pekerja. Sedangkan pekerja merupakan mereka yang sudah terikat pada suatu pekerjaan. Pekerja i bisa berupa menjadi pegawai pada suatu instansi ataupun bekerja secara mandiri.[4]
B.    Kebijakan masalah Ketenagakerjaan
Masalah ketenagakerjaan yang dihadapi oleh indonesia adalah pesatnya peningkatan jumlah angkatan kerja disetiap tahunnya. Istilah-istilah ketenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang dalam ata akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tingkat produktivitas tenaga kerja merupakan nilaoi tambah Produk Domestik Bruto (PDB) dibagi dengan jumlah penduduk yang bekerja untuk menghasilkan nilai tambah tersebut. Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk satunan berupa uang sebagai pengganti sebagian  dari penghasilan yang hilang atau berkurang, dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.[5]
Masalah ketenagakerjaan, negara manapun baik itu negara maju maupun negara berkembang pasti ada kecacatan dalam ketenagakerjaan. Hanya saja permasalahan yang dihadapi berbeda sehingga juga memiliki cara pemecahan maslaha yang berbeda pula.
1.     Masalah ketenagakerjaan
Berikut ini beberapa masalah ketenagakerjaan di Indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.      Jumlah angkatan kerja yang besar
b.     Kalitas tenaga kerja relatif rendah
c.      Persebaran tenga kerja tidak merata
d.     Kesempatan kerja masih terbatas
e.      Pengangguran
f.      Rendahnya gaji dan upah
g.     Jaminan sosial yang kecil
Permasalahan ketenaga kerjaan ini harus mendapatkan perhatian yang serius dari berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta. Masalah ketenagakerjaan  merupakan masalah pokok yang harus dihadapi oleh negara dan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu pemerintah harus merangkul swasta untuk bersama-sama mengurangi dan menuntaskan masalah ketenagakerjaan di Indonesia. Banyak hal yang harus dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan diantaranya dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan ketenagakerjaan. Kebijakan-kebijakan tersebut diwujudkan  dalama usaha konkret, yaitu memperluas kesempatan kerja dan lapangan kerja dan lapangan kerja serta meningkatkan mutu tenaga kerja.[6]
2.     Solusi pemecahan maslah ketenagakerjaan
a.      Jumlah angkatan kerja yang besar
Jumlah angkatan kerja yang besar disebabkan karena tinngginya tingkat kelahiran atau pertumbuhan penduduk. Maka solusi yang harus dilakukan pemerintah dalam menekan atau mengurangi tingginya tingkat pertumbuhan penduduk yaitu dengan memaksimalkan pelaksanaan program keluarga berencana (KB). Jika program   KB berjalan baik, maka jumlah angka pertumbuhan atau kelahiran akan menurun, demikian pula angkatan kerja semakin seimbang.
 Apabila penurunan jumlah angkatan kerja yang berimbang ini, diikuti dengan peningkatan jumlah lapangan kerja, maka jumlah pengangguran jga berkurang.
b.     Kualitas tenaga kerja relatif rendah
Penyebab rendahnya kualitas tenaga kerja di indonesia diantaranya karena rendahnya pendidikan, kurikulum pendidikan yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang tersedia, kurangnya pelatihan dan pemagangan kerja.[7]
Untuk mengatasi masalah rendahnya kualitas tenaga kerja dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1)      Melakukan pelatihan kerja
2)     Pemagangan
3)     Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat
4)     Membenahi upah dan gaji tenaga kerja
5)     Peningkatan gizi dan kesehatan
c.      Persebaran tenaga kerja tidak merata
Persebaran tenaga kerja tidak merata disebabkan karena terkonsentrasinya penduduk Indonesia di pulau jawa. Hampir 60% penduduk Indonesia berada di pulau jawa. Kondisi ini dapat menimbulkan dampak semakin banyaknya jumlah pengangguran di pula jawa, sedangkan diluar di pulau jawa pembangunan akan terhambat karena kekuranggan tenaga kerja untuk mengolah sumber daya yang ada.
Untuk pemecahan masalah tersebut, pemerintah juga mengeluarkan beberapa kebijakan yang dilakkan pemerintah.
1)     Mengadakan transmigasi
2)     Pemberdayaan tenaga kerja
3)     Pengembangan usaha sektor informal di daerah-daerah
d.   Kesempatan kerja masih terbatas
Untuk mengatasi terbatasnya kesempatan atau peluang kerja ini dapat dilakukan dengan cara pengembangan industri padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan penanaman modal dalam negeri. usaha lainnya   yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah terbatasnya lapangan kerja ini adalah dengan pengembangan pekerjaan umum, seperti pengadaan proyek pembangnan jalan, pembuatan saluran air, irigasi, pembuatan jembatan dan perbaikan jalan.
e.   Pengangguran
Masalah pengangguran ini disebabkan oleh menrunnyaa permintaan tenaga kerja, kemajuan teknologi dan kelemahan dalam pasar tenaga kerja. Oleh karena itu, pengangguran dapat di tekan atau diperkecil bila keempat masalah tadi , bisa juga terjadi karena sering terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan ketergantungan angkatan kerja pada lowongan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah dan perusahaan. Mereka lebih suka menunggu lowongan pekerjaan dibuka, jarang sekali angkatan kerja yang berkeinginan untuk menciptakan lapangan kerja sendiri melalui kegiatan wirausaha. [8]
C.    Dampak Rendahnya Kualitas Tenaga kerja
Indonesia saat ini memilliki tiga persoalan seputar ketenagakerjaan. Tiga persoalan utama seputar tenaga kerja ang terjadi dalam negeri antara lain kesempatan kerja yang terbatas, rendahnya kuallitas angkatan kerja dan tingginya tingkat pengangguran. Terbatasnya kesempatan kerja membuat belum tertampungnya seluruh pencari kerja yang ada, baik  yang baru  menyelesaikan pendidikan, pengggran dan yang ingin bekerja kembali. Padahal, pasal 27 ayat 2 UUD 1945 menyatakan bahwa seluruh warga negara Indonesia, selayaknya dijmin haknya atas pekerjaan dan penghidpan yang layak bagi sebagian masyarakat Indonesia masih terus menjadi persoalan mendasar.[9]
Strateegi pebangunan ekonomi dan investasi di Indonesia, yang mengejar pertumbuhan ekonomi berbasis modal, ternyata belum mampu mengatasi maslah kesempatan kerja, pengangguran dan kemisinan. Terkait dengan masalah itu, karena Indonesia adalah negara yang perekonomiannya  memiliki kelebihan tenaga kerja (labor surplus economic). Sehingga pertuumbuhan ekonomi tidak serta mert berdampak secara signifikan mengatasi pengangguran dan kemiskinan.
Masalah perekonomian yang dihadapi bkan hanya menyangkt maslah pekerjaan dan penghidupan yang  layak, yang tercermin pada tingkat pengangguran dan kekmiskinan yang tinggi. Akan tetapi, maslah kompleks lainnya terletak pada tingkat setengah pengangguran yang tinggi, struktur lapangan kerja dan status pekerjaan yang didominasi oleh sektor informal, tingkat upah dan penghasilan yang reelatif renda terhadap kebutuan hidup yang layak, maslah kompetensi dan produktivitas yang kurang dapat bersaing dan masalah ketenagakerjaan lainnya yang saling kait mengkait.
Masalah ketenagakerjaan mempunyai kaitan yang luas dengan penciptaan iklim usaha, keamanan, kestabilan, kebijakan dan peraturan perundangan. Baik tingkat lokal maupun nasional. Hal-hal tersebut dapat menjadi fakor pendorong atau penhambat proses produki barang dan jasa termasuk spply dan distribusi, serta bagi minat investor untuk menanamkan modalnya di Indonesa.
Situasi ketenagakerjaan di Indonesia selama ini dihadapkan pada berbagai ketidakseimbangan. Bebrapa ketidak seimbangan tersebut yaitu:
1.     Ketidakseimbangan secara umum antara penyedian lapanagan kerja dan kebtuhan lapangan kerja.
2.     Kekurangseimbangan struktur dalam lapanga kerja
3.     Kekurangseimbangan antara kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik  dan penyedian tenaga terdidik.
4.     Kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh strukturangkatan kerja Indonesia
5.     Ekurangseimbangan antar daerah dalam penyediaaan dan pemanfaatan tenaga kerja Indonesia, kelebihan tenaga kerja di satu provinsi tidak terdistribusi keprovinsi lain yang membutuhkan tenaga kerja.
Rendahnya kualitas SDM terutama disebabkan oleh sitem pendidikan dan pelatihan yang lebih berorientasi pada supply driven sehingga terjadi kesenjangan (gap) dan ketidakcocokan ( mis-matching) antara penawaran (supply) dengan permintaan (dimand) yang berdampak pada rendanya produktifitas dan terjadinya pengangguran. Harusnya SDM yang ada bisa memnuhi dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh dunia usaha.[10] Untuk menghindari krisis ekonomi yang berdampak pada sektor tenaga kerja harus pula di minimalisir dan dihindari kebijakan publik dalam penjualan aset negara. Sering datangnya krisis ekonomi ynga dialami indonesia di penghujung tahun 1990-an, maka persoalan berkaitan dengan turunnnya produktifitas bangsa pun menyeruak. Persoalan pokok berkaitan dengan hal ini  adalah rendahnya kinerja dari asset seperti BUMN dan miskinnya kekuatan anggaran negara yang dimiliki bangsa ini. Problem seperti  ini sesungguhnya dialami oleh banyak negara dikawasan krisis pada masa itu. Hanbya yang menjadi perbedaan adalah pemerintah Indonesia lebih senang mencari solusi yang instant dan berwawasan pendek.

D.    Usaha Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja di Indonesia
Memperbaiki kondisi ketenagakerjaan di Indonesia tentu juga tidak dapat dilepaskan dari peningkatan kualitas sumber daya manusia. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan pekerja, namun yang paling umum adalah :[11]
1.     On The Job Traning
Merupakan program pelatihan yang diselenggarakan oleh perusahaan di mana pekerja belajar mempelajari peerjaannya langsung di bawah bimbingan atasannya yang lebih berpengalaman. Untuk pekerjaan yang relati sederhana, on the job training sering kali digunakan sehingga pekerja bisa bekerja sambil  belajar. Dalam pelatihan ini, pekerja langsung melakukan pekerjaan di bawah pengawasan rekan kerja atau atasan yang lebih berpengalaman. Pekerja yang lebih berpengalaman dapat mengajari pekerja yang bar bagaimana cara yang efektif dan efisien dalam menangani masalah.
Bentuk lain dari on the job training adalah apprenticeship training  di mana seorang pekerja baru mempelajari pekerjaan barunya dengan menjadi asisten dari pekerja yang lebih berpengalaman untuk waktu yang relatiif panjang.
2.     Off The Job Training
Dalam melakukan pekerjaan yang relatif sulit, kursus mungkin diperlukan. Dalam pelatihan semacam ini, pegawai dapat mempelajari pekerjaan yang dibutuhkan tanpa adanya tekanan dari lingkungan pekerjaan. Pelatihan semacam ini juga dapat menghemat waktu dan bahan yang mungkin tersia-sia. Kurss yang diselenggarakan dapat menggunakan metode ceramah, konferensi, film atau alat bantu audio visual lainnya, ata bahkan mesin khusus. Beberapa persahaan membangun tempat pelatihan sendiridimana pekerja diberi pelatihan yan g merupakan duplikat dari situasi tempat kerj mereka. Bila menggunakan mesin, mereka diberi pelatihan menggunakan mesin yang sama dengan mesin di tepat kerja. Dengnann demikian, pekerja dpat langsung bekerja bila memasuki tempat kerja mereka yang baru.



BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Menurut UU No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, pengertian tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun orang banyak. Beberapa  masalah ketenagakerjaan di Indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut: Jumlah angkatan kerja yang besar, Kualitas tenaga kerja relatif rendah, Persebaran tenga kerja tidak merata, Kesempatan kerja masih terbatas, Pengangguran, Rendahnya gaji dan upah dan Jaminan sosial yang kecil. Untuk itu ada banyak cara untk mengatasi maslah tersebut, namun yang paling mu ada da cara yaitu: on the job training dan Off The Job Training.
B.  Saran
Demikianlah makalah kami susun, jika terdapat kesalahan dalam makalah kami, kami meminta maaf. Dan kami akan selalu menunggu kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan makalah kami selanjutnya, atas kritik dan saran pembaca kami mengucapkan terima kasih




DAFTAR PUSTAKA

https://kotamubaguonline.com/permaasalahan-tenaga-kerja-dan-solusinya
Maulana, Adam. kementrian tenaga kerja RI.  PV:42 (Hi Hanafi Sako SE ME)
Nugraha, Dede Adi. Ketenagakerjaan Pembangunan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi dan Dampak  Pengangguran, makalah ekonomi.
Undang-Undang Nomor 20 Tahn 1999 pasal 2 Ayat 2, tentang Batas Usia Angkatan Kerja.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Wahyu Adji, Suwerli, dkk., Ekonomi Indonesia, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006.





[1] Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
[2] Wahyu Adji, Suwerli, dkk., Ekonomi Indonesia, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), hal.175-176
[3] Undang-Undang Nomor 20 Tahn 1999 pasal 2 Ayat 2, tentang Batas Usia Angkatan Kerja.
[4] Ibid., hal 177
[5] Dede Adi Nugraha, Ketenagakerjaan Pembangunan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi dan Dampak  Pengangguran, makalah ekonomi. hal.1.
[6] https://kotamubaguonline.com/permaasalahan-tenaga-kerja-dan-solusinya
[7] Adam Maulana, kementrian tenaga kerja RI.  PV:42 (Hi Hanafi Sako SE ME)

[8] Ibid.
[10] Ibid.
[11] Wahyu Adji, Suwerli, dkk., Ekonomi Indonesia, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), hal.184-185.


Komentar

  1. Your Affiliate Profit Machine is ready -

    And making profit with it is as easy as 1..2..3!

    It's super easy how it works...

    STEP 1. Choose which affiliate products you want to push
    STEP 2. Add some PUSH BUTTON traffic (it takes JUST 2 minutes)
    STEP 3. See how the system grow your list and sell your affiliate products on it's own!

    Are you ready to start making money?

    Click here to make money with the system

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL