Pendidikan adalah hal mutlak yang wajib
dimiliki oleh semua individu, di dalam setiap ajaran agama menganjurkan agar
setiap individu wajib berusaha untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan dapat
diperoleh melalui jalur formal, non formal dan informal.
Dalam lingkungan formal ini setiap individu
akan mendapatkan pendidikan yang lebih luas mengenai pedoman dan etika moral
kemanusiaan untuk bekalnya dalam menghadapi pergaulan di masyarakat. Lingkungan
ketiga yang menjadi penentu sukses tidaknya pendidikan iindividu adalah
lingkungan masyarakat (informal), lingkungan ini menuntut pengaplikasian
pendidikan yang telah didapat oleh seorang individu baik dari lingkungan
keluarga maupun dari lingkungan formal.
Pendidikan tidak hanya berperan besar dalam
kemajuan bangsa, melainkan juga berkaitan dengan pasar bebas yang semakin
kompetitif, pendidikan hendaknya dipandang dapat mengakomodir masyarakat agar
suatu negara memiliki manusia-manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan
dapat menciptakan tenaga kerja yang tidak hanya kaya akan pengetahuan teoritis
melainkan juga praktis, penguasaan teknologi, dan memiliki keahlian khusus.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan pendidikan?
2.
Apa saja
masalah-masalah dalam pendidikan formal, informal, dan nonformal?
3.
Apa saja
pengaruh lingkungan terhadap pendidikan formal, informal, dan nonformal?
C.
Tujuan Masalah
1.
Untuk
mengetahui pengertian pendidikan.
2.
Untuk
mengetahui masalah-masalah dalam pendidikan formal, informal, dan nonformal.
3.
Untuk
mengetahui pangaruh lingkungan terhadap pendidikan formal, informal, dan
nonformal.
Pendidikan adalah usaha manusia dalam
meningkatkan pengetahuan tentang alam sekitarnya. Pendidikan diawali dengan
proses belajar untuk mengetahui suatu hal kemudian mengolah informasi tersebut
untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Peranan lingkungan sangat berpengaruh terhadap
kemajuan dan prestasi pendidikan. Hal ini dikarenakan setiap individu yang
terlibat dalam proses pendidikan saling berinteraksi menjadi satu kesatuan
dengan lingkungannya. Lingkungan pendidikan sendiri dapat dibedakan menjadi 3
macam yaitu :
1. Pendidikan Formal
2. Pendidikan Informal
3. Pendidikan Non Formal
Pendidikan dalam lingkungan keluarga memiliki
peranan penting terhadap perkembangan anak. Orang tua bertanggung jawab
terhadap semua peningkatan dan kemajuan pendidikan anak-anaknya. Begitu juga
dengan lingkungan sekolah, disana para guru bertanggung jawab terhadap kemajuan
prestasi anak didiknya. Selain lingkungan keluarga dan sekolah, lingkungan
masyarakat juga sangat berperan penting dalam peningkatan prestasi anak didik
yaitu dengan peran sertanya dalam pendidikan luar sekolah
Pendidikan merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi
oleh setiap individu, baik anak-anak, dewasa maupun orang tua. Ada istilah
mengatakan “tidak ada kata terlambat untuk belajar”
Betapa penting dan perlunya pendidikan itu bagi
anak-anak. Dan jelaslah pula mengapa anak-anak itu harus mendapat pendidikan.
“Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak
untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan”.
“Pendidikan ialah pimpinan yang diberikan
dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya
(jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat”.
a.
Pengertian
Lingkungan Pendidikan Formal
Lingkungan pendidikan formal
menurut Dinn Wahyudin (2007 : 3.9) adalah suatu satuan (unit) sosial atau
lembaga sosial yang secara sengaja dibangun dengan kekhususan tugasnya untuk
melaksanakan proses pendidikan. Dalam Undang – Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003 Bab I Pasal 11 dijelaskan bahwasannya pendidikan
formal adalah jalur pendidikan yang terstuktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
b.
Bentuk
Pendidikan Formal
Pada jalur pendidikan formal
pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah serta Sekolah
Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jenjang pendidikan menengah berbentuk
Sekolah Menengah Atas , Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Kejuruan dan Madrasah
Aliyah Kejuruan. Sedangkan pendidikan tinggi berbentuk akademi, politeknik,
sekolah tinggi, institut dan universitas.
c.
Tujuan
Pendidikan Formal
Pendidikan formal atau
sekolah mempunyai tujuan pendidikan sesuai dengan jenjang bentuk dan jenisnya.
Tujuan sekolah dapat ditemukan pada kurikulum sekolah yang bersangkutan. Tujuan
sekolah umumnya adalah memberikan bekal kemampuan kepada peserta didik dalam
mengembangkan kehidupannya.
a.
Pengertian
Lingkungan Pendidikan Non Formal
Lingkungan pendidikan non
formal merupakan lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat
, baik langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif
(Tirtarahardja dan Sula , 2000 : 179). Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas Bab I Pasal 12 Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan
di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang.
b.
Bentuk
Pendidikan Non Formal
Bentuk pendidikan non formal
dapat terselenggara secara terstruktur dan berjenjang, dapat pula
diselenggarakan secara tidak terstruktur dan berjenjang. Bentuk penyelanggaraan
pendidikan non formal secara terstruktur dan berjenjang antara lain kursus
komputer, kursus bahasa inggris, kelompok belajar paket A, kelompok belajar
paket B yang merupakan lembaga kursus yang mempunyai tingkat kecakapan. Adapun
bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terstruktur dan tidak berjenjang
misalnya informasi, penyuluhan, ceramah melalui media.
c.
Tujuan
Pendidikan Non Formal
Pendidikan Non Formal mempunyai
tujuan pendidikan ditentukan oleh bentuk pendidikan formal itu sendiri sesuai
dengan jenisnya. Dalam Wahyudin (2007 : 3.13) pendidikan non formal dapat
berfungsi sebagai pengganti, pelengkap, penambah, juga pengembang pendidikan
formal dan informal.
a.
Pengertian
Lingkungan Pendidikan Informal
Menurut Undang Undang RI No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab 1 Pasal 13, Pendidkan
Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pelaksanaan
pendidikan berlangsung tidak dengan cara-cara artificial, melainkan secara
alamiah atau berlangsung secara wajar, oleh sebab itu pendidikan dalam keluarga
disebut pendidikan informal.
b.
Bentuk
Pendidikan informal
Bentuk pendidikan informal
adalah keluarga. Bentuk keluarga berdasarkan keanggotaannya, menurut Kamanto
Sunarto (Wahyudin, 2007 : 3.11) dibedakan menjadi keluarga batih (nuclear
family) dan keluarga luas (extended family). Keluarga batih adalah keluarga
terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Sedangkan keluarga luas adalah
keluarga yang terdiri atas beberapa keluarga batih.
c.
Tujuan
Pendidikan Informal
Sekalipun tidak ada tujuan
pendidikan dalam keluarga yang dirumuskan secara tersurat, tetapi secara
tersirat dipahami bahwa tujuan pendidikan dalam keluarga pada umumnya adalah
agar anak menjadi pribadi yang mantap, beragama, bermoral, dan menjadi anggota
masyarakat yang baik. Fungsi pendidikan dalam keluarga menurut Wahyudin (2007 :
3.7) adalah sebagai berikut:
1)
Sebagai peletak
dasar pendidikan anak, dan
2)
Sebagai
persiapan ke arah kehidupan anak dalam masyarakatnya.
1.
Masalah
pendidikan Formal
Pendidikan
formal umumnya didirikan oleh pemerintah atau lembaga tertentu yang berkompeten
dalam bidang pendidikan. Contohnya Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah
Dasar Luar Biasa, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan seterusnya. Pendidikan
formal ini selain didirikan oleh pihak pemerintah juga didirikan pula oleh
Pihak Swasta. Keberadaan pihak swasta menjadikan pendidikan formal semakin
mudah untuk didapat.
Dari keberadaan pendidikan formal, masalah yang
sering muncul adalah kurangnya tenaga pendidik yang profesional. Banyak para
guru dalam mengajar tidak menggunakan metode pengajaran yang baik dan kurangnya
jiwa pendidik, mereka hanya bisa mengajar tapi tidak bisa mendidik.
2. Masalah
Pendidikan Non Formal
Pendidikan
Non Formal berada dalam lingkungan keluarga. Baik buruknya pendidikan keluarga
ditentukan oleh kepala keluarga masing-masing dalam memanajemen keluarganya.
Masalah yang sering muncul dalam lingkungan
pendidikan non formal adalah kurangnya perhatian keluarga kepada anak, minimnya
keadaan keuangan keluarga sehingga banyak anak-anak mereka yang tidak mampu
mengenyam pendidikan tinggi.
3. Masalah Pendidikan
Informal
Pendidikan
informal adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat, selain yang
bentuknya formal ada juga yang tidak formal. Masalah yang sring terjadi dalam
pendidikan informal adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemahaman
pendidikan, sehingga pergaulan dalam masyarakat menjadi rudak dan individu
tersebut tidak bisa mengartikan betapa pentingnya pendidikan bagi dirinya
sendiri kelak maupun bagi masyarakat sekitar.
Lingkungan Formal, Non Formal ataupun Informal
sangat berpengaruh terhadap lingkungan pendidikan, seperti misalnya lingkungan
sekolah, sangat berperan pada individu tersebut dimana ia bisa belajar dari
mulai usai 4 tahun hingga 23 tahun atau dari mulai TK sampai Perguruan Tinggi.
Dari guru atau sekolah individu dapat menerima berbagai pelajaran yang nantinya
dapat digunakan untuk bergaul dalam lingkungan masyarakat. Pelajaran di sekolah
baik yang pelajaran teori maupun praktek akan sangat bermanfaat bagi
perkembangan individu di dalam lingkungan non formal dan informal.
Dalam pergaulannya di masyarakat, individu
harus mempunyai etika dan sopan santun. Untuk mendapatkan pembelajaran sopan
santun dan etika ini dimulai dari pendidikan nonformal dalam keluarga. Di dalam
keluarga individu dididik untuk menjadi seorang anak yang baik, yang tahu sopan
santun dan etika serta mempunyai moral sifat yang terpuji. Selain dari keluarga
pendidikan etika dan moral ini diperoleh juga dari pendidikan formal di sekolah
dan pendidikan informal di masyarakat.
Ketiga lingkungan pendidikan baik Formal, Non
Formal dan Informal sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan dan
keberhasilan pendidikan seorang individu. Dari mulai lahir seorang anak akan
didik dalam lingkungan keluarga (non formal) dari yang tidak mengerti menjadi
mengerti dan seterusnya hingga mereka dapat mengerti benar tentang bagaimana
cara hidup yang baik, berprilaku dan bersopan santun. Selanjutnya seorang
individu akan memasuki pendidikan Formal setelah mengalami penggembelengan
dalam lingkungan pendidikan keluarga.
Dalam lingkungan pendidikan formal ini seorang
individu akan diajarkan banyak sekali pengetahuan yang belum pernah ia miliki,
dari pengetahuan pribadi, sosial, keagamaan sampai ke pengetahuan yang berasal
dari luar kebudayaannya. Di sini seorang individu akan mendapat pengakuan dan
legalitas dengan didapatkannya surat tanda tamat belajar setelah ia berhasil
melewati proses pembelajaran dengan kurun waktu tertentu. Lingkungan pendidikan
yang ketiga yang tidak kalah penting dan menjadi penentu berhasil tidaknya
pendidikan pada lingkungan pendidikan non formal dan formal adalah pendidikan
informal (pendidikan masyarakat).
Di sini mereka akan bergaul langsung dengan
masyarakat yang mempunyai beraneka ragam sifat dan kepribadian. Mereka dituntut
untuk bisa mengaplikasikan hasil dari pendidikan keluarga dan sekolah. Di dalam
lingkungan pendidikan informal seorang individu akan diberikan pembelajaran
mengenai bagaimana menentukan sikap, bermusyawarah dan sebagainya.
Dari uraian di atas jelas pembelajaran yang
didapatkan dari seorang individu tidak hanya berasal dari satu lingkungan
pendidikan saja, melainkan dari ketiga lingkungan pendidikan sehingga antara
yang satu dengan yang lain saling menyempurnakan dan akhirnya akan menghasilkan
didikan yang ideal atau dalam istilah lain akan dihasilkan seorang insan kamil
(manusia yang sempurna yang berguna bagi bangsa dan agama).
Pendidikan adalah usaha manusia dalam
meningkatkan pengetahuan tentang alam sekitarnya.
Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, non formal, dan informal pada
setiap jenjang dan jenis pendidikan. Ketiga aspek tersebut merupakan faktor
yang sangat mempengaruhi keberhasilan pendidikan dan prestasi belajar sesorang.
Dalam pergaulannya di masyarakat, individu
harus mempunyai etika dan sopan santun. Untuk mendapatkan pembelajaran sopan
santun dan etika ini dimulai dari pendidikan nonformal dalam keluarga, dari
pendidikan formal di sekolah dan pendidikan informal di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Anshari, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha
Nasional, 1982.
Dimyati dan Mudjiono, Pembinaan
Dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah, Bandung: Sinar Baru, 1989.
Faud Ikhsan, Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka
Cipta, 2005.
Hasbullah, Dasar- Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara, 2008.
Komentar
Posting Komentar