MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

PROPOSAL Pengaruh Home Industri (Pengolahan Tahu Dan Tempe) Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Kelurahan Hutasuhut Kecamatan Sipirok


Pengaruh Home Industri (Pengolahan Tahu Dan Tempe) Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat  
Di Kelurahan Hutasuhut Kecamatan Sipirok

A.         Latar belakang masalah  
Krisis ekonomi adalah hal yang paling berat dirasakan masyarakat Indonesia karena menghantarkan sebagian besar kesejahteraan mesyarakat Indonesia. Pengertian kesejahteraan di kaitkan dengan aspek ekonomi dan di batasi pada standar hidup yang di ukur dari konsumsi rillmasyarakat sementara kekayaan dari tabungan rill.[1]
Kehidupan yang di dambakan oleh semua manusia di dunia ini adalah kesejahteraan.baik tinggal di kota maupun yang di desa, semua mendambakan kehidupan sejahtera. Sejahtera lahir dan bathin. Namun, dalam perjlanannya, kehidupan yang di jalani oleh manusia tak selamanya dalam kondisi sejahtera. Pasang surut kehidupan yang di jalani oleh manusia tak selamanya dalam kondisi sejahtera. Pasang surut kehidupan ini membuat manusia selalu berusaha untuk mencari agar tetap sejahtera. Mulai dari pekerjaan kasar seperti buruh atau sejenisnya, sampai pekerjaan kantoran yang bisa sampai ratusan juta gajinya dilakoni oleh manusia. Jangankan yang halal, yanga harampun rela dilakukan demi kesejahteraan hidup.
Defenisi kesejahteraan dalam konsep dunia modern adalah sebuah kondisi dimana seorang dapat memenuhi kebutuhan pokok, baik itu kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat tinggal, air minum yang bersih serta kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan memiliki pekerjaan yang memedai yang dapat menunjang kualitas hidupnya sehingga memiliki status social yang menghantarkan pada status social yanbg sama terhadap terhadap sesame warga lainnya.
Terdapat lima indikator yang harus dipenuhi agar suatu keluarga dikategorikan sebagai keluarga sejahtera, yaitu:  anggota keluarga melaksanakan ibadah seseai dengan agama yang di anut masing – masing. seluruh anggota keluarga pada umumnya makan 2 kali sehari atau lebih, seluruh anggota keluarga mempunyai pakaian yang berbeda dirumah, sekolah, bekerja dan bepergian, bagoan terluas lantai rumah bukan dari tanah, bila anak skit atau PUS (Pasang Usia Subur) ingin mengikuti KB pergi kesarana /petugas kesehatan serta diberi cara KB modern.[2]
Pengertian kesejahteraan dapat dipahami bahwa masalah kesejahteraan social sejalan dengan misi islam itu sendiri. Misi inilah yang sekaligus mmenjadi kerasulalan Nabi Muhammad SAW. Sebagai mana dinyatakan dalam firman allah dalam QS. Al-Annabiya (21) :107[3]
Artinya:”dan tidaklah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Nilai ekonomi kesejahteraan syariah bukan saja berdasrkan menifestasi nilai ekonomi, tetapi juga nilai moral dan spiritual, nilai social dan nilai politik islami. Dalam pandangan syariah terdapat 3 segi sudut pandang dalam memahami kesejahteraan ekonomi yakni[4] :
a)       Dilihat dari pengertiannya, sejahtera sebagaimana dikemukakan dalam kamus besar Indonesia adalah aman,sentosa, damai, makmur, dan selamat (terlepas) dari segala macam gangguan, kesukaran dan sebagainya.
b)       Dilihat dari segi kandungannya, telihat bahwa seluruh aspek ajaran islan ternyata selalu terkait dengan masalah kesejahteraan social.
c)       Upaya mewujudkan kesejahteraan sosial merupakan misi kekhalifahan yang di lakukan sejak Nabi Adam As. Sebagian pakar, sebagaimana dikemukakan oleh  H.M Quraish Shihab dalam bukunya wawasan Al – Quran, menyatakan bahwa kesejahteraan social yang di dambakan al – Quran tercermin di surga yang di huni oleh Adam dan istrinya sesaat sebelum mereka turun melaksanakan tugas kekhalifahan di bumi.
Salah satu usaha untuk mensejahterakan masyarakat adalah dengan adanya home industry.home industri adalah kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Home industri juga merupakan wadah bagi sebagian besar masyarakat yang mampu tumbuh dan berkembang secara mandiri dengan memberikan andil besar serta menduduki peran strategis dalam pembangunan ekonomi.
Intensitas kebutuhan hidup manusia terus mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman yang terus maju. Berbagai macam sektor dalam bidang ekonomi terus berusaha untuk mencakupi kebuthan tersebut dengan berbagai macam pembaharuan. Salah satunya adalah kegiatan industri. Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang memiliki posisi strategis dan potensial sebagai sumber penghasilan nafkah masyrakat dalam usahanya menghasilkan kebutuhan hidup manusia dari mulai makanan, minuman, pakaian dan perlengkapan rumah tangga hingga kebutuhan hidup lainnya.[5]
Sektor industri yang makin efisien dalm suatu perekonomian nasional membutuhkan perusahaan perusahaan kecil di bidang industri pengolahan. Tumbuhnya industri rumah tangga di pedesaaan akan meningkatkan ekonomi desa dengan berbagai macam kegiatan usaha dan keterampilan masyarakat. Hal ini akan memberikan kemajuan yang sngat penting bagi kegitan pembangunan ekonomi pedesaan.[6]
Pada umumnya, pelaku kegiatan yang berbasis dirumah ini adalah keluarga itu sendiri atau salah satu dari anggota keluarga yang berdomisili di tempat tinggalnya itu dengan mengajak beberapa orang di sekitarnya sebagai karyawannya. Dengan begitu usaha perusahaan kecil ini otomatis dapat membantu pemerintah dalam upaya mengurangi angka pengangguran.
Di suta sisi setiap sektor usaha pasti menghasilkan barang dan jasa demi memehuni kebutuhan hidup manusia, karna semakin tinggi jumlah produksi dan konsumsi barang da jasa dalam perekonomian, akan semakin tinggi pula derajat kesejahteraaan dalam perekonomian tersebut.[7] Dengan terpenuhi kebutuhan kesehatan perekonomian maka dapat dipastikan masyarakat dapat hidup sejahtera.
Di samping berkembangnya industri kecil tersebut, home industri selalu menghadapi berbagai masalah kesulitan dalam mengembangkan usahanya, sehingga hal ini akan mengganggu kesejahteraan bagi pengusaha kecil. Untuk itu dengan adanya peningkatan home industri atau usaha kecil menengah (UKM) diharapakan mamapu mendorong tingkat kesejahteraan di masyarakat. Dengan adanya peningkatan kesejahteraan, maka secara langsung berdampak terhadap tingkat pendapatan, pendidikan, perumahan, dan kesehatan.
Dalam hal ini di kelurahan Hutasuhut, kecamatan sipirok, tapanuli selatan, terdapat sektor industri rumah tangga yaitu pengolahan tahu dan tempe. Terdapat lima (5) home industri pengolahan tahu dna tempe, yang masing- masing memiliki karyawan 2 orang. Dengan adanya home industri diharapkan mampu meneingkatkan taraf kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Namun berdasarkan pengamatan dan data sementara, pendapatan home industri pengolahan tahu dan tempe berkisar Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 per hari, pengeluaran konsumsi masyarakat tahu dan tempe Rp. 300.000 per har, tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat sudah terbilang baik namun jika dilihat dari timgkat perumahan masyarakat masih ada beberapa rumah masyarakat home industri yang tidak termasuk dalam kategori baik. Maka dari itu dengan adanya home industri pengolahan tahu dan tempe belum mampu secara maksimal meningkatkan kesejahteraan berdasarkan indikator – indikator kesejahteraan menurut BKKBN, indikator – indikator tersebut meliputi, pendapatan, konsumsi pengeluaran, permahan, pendidikan, dan kesehatan.
Berdasarkan permasalahan – permasalahan tersebut peneliti ingin meneliti lebih dalam agar menemukan hasil yang valid mengenai bagaimana pengaruh home industri terhadap tingkat kesejahteraan. Untuk itu berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk itu berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang penulis tuangkan dalam sebuah karya ilmiyah berbentuk skripsi dengan judul “PENGARUH HOME INDUSTRI (PENGOLAHAN TAHU DAN TEMPE) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN SIPIROK”.

B.         Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dan untuk memperjelas arah penelitian, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.       Bagaimana pengaruh home industri pengolahan tahu dan tempe terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di kecamatan sipirok ?
2.       Bagaimana tinjauan ekonomi islam  terhadap peran home industri pengolahan tahu dan tempe untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kecamatan sipirok ?

C.        Tujuan Penelitian
1)       Tujuan Penelitian
   Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian :
a)       Penelitian ingin mengungkapkan apakah keberadaan home industri pengolahan tahu dan tempe tersebut dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan kesejahteraan taraf hidup masyarakat yang bersangkutan.
b)      Penelitian ingin mengetahui bagaimana tujuan ekonomi terhadap peran home industri pengolahan tahu dan tempe untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bersangkutan.

D.        Manfaat Penelitian
Peneliti sangat berharap penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kita bersama. Salain dapat memberikan kontribusi pada daerah untuk mengambangkan usaha kecil dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, juga bagi para pengusaha yang menjalankan proses produksi, agar mengetahui tidak semata – mata hanya untuk mencari keuntungan semata namun dapat menjadi dasar tolong-monolong sehingga proses produksi yang dilakukan demi kemaslahatan umat.

E.          Batasan Masalah
Penelitian ini dilakukan di home industri milik masyarakat di Kecamatan Siprirok Kabupaten Tapanuli Selatan. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah hanya mencakup pengaruh home industri (pengolahan tahu dan tempe) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan.

F.         Kajian Teori
a. Industri
1)      Pengetian industri
Industri memiliki dua pengertian, yaitu mencakup pengertian industri secara luas maupun secara sempit, industri dalam arti luas merupakan segala usaha bidang ekonomi yang bersifat produktif, sedangkan industri dalam arti seempit yakni mencakup “secondary type of economic activities”, yaitiu segala usaha dan kegiatan yang sifatnya mengubah dan mengolah bahan menjadi barang jadi atau setengah jadi atau manufaktur.
Dari beberapa pengertian industri diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud industri adlah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setelah jadi, atau barang jadi menjadi barang dengan nilai lebih tinggi untuk penggunanya, termaksud kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
2)      Klasifikasi Industri
 Menurut saya di dalam skripsi ini menyatakan bahwa dalam masyarakat terdapat berbagai ragam jenis industri. Oleh karena itu jenis industry tersebut dapat digolongkan atau diklarifikasikan sebagai berikut:[8]
a.        Klasifikasi industri berdasarkan hubungan vertikal.
b.       Klasifikasi industri berdasarkan hubungan horizontal.
c.        Klasifikasi industri atas dasar skala usahanya.
d.       Klasifikasi industri atas dasar tingkat dasar produksinya.
Klasifikasi industry berdasarkan tempat bahan baku:
1.       Industriekstraktif, yaitu bahan baku yang diambil langsung dari alam sekitar. Contoh: pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan lainnya.
2.       Industri nonekstraktif, yaitu bahan baku yang didapat dari tempat lain selain alam sekitar.
3.       Industri fasilitatif, yaitu industri yanga produk utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual kepada konsumennya. Contoh: asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.

Sedangakn secara garis besar industri dapat diklasifikasikan sebagai berikut  :[9]
1.       Industri dasar atau Hulu
Industri Hulu memiliki sifat pada modal, berskala besar, menggunakan teknologi maju dan teruji. Lokasinya selalu dipilih dekat degan bahan baku yang mempunyai sumber energi sendiri, dan pada umumnya lokasi ini belum tersentuh olleh pembangunan. Oleh karena itu industri hulu membutuhkan perencanaan yang matang beserta beserta tahapan pembangunannya, mulai dari perencanaan sampai dengan operasional. Di sudut lain juga membutuhkan tata ruang, rencana pemukiman, pengembangan kehidupan perekonomian, pencegahan kerusakan lingkungan dan lain-lain. Pengembangan industri ini dapat mengakibatkan perubahan lingkungan baik dari aspek sosial ekonomi dan budaya maupun pencemaran.
2.       Industri Hilir
Industri ini merupakan perpanjangan dari industri hulu. Pada umumnya industri ini mengelola bahan setengah jadi menjadi bahan barang jadi dan lokasinya selalu diusahakan dekat denga pasar, menggukan teknologi madya dan teruji, padat karya.
3.       Industri kecil
Industri kecil banyak berkembang di pedesaan maupun di perkotaan, memiliki peralatan sederhana. Walaupun hakikatnya produksinya sama dengan industri hilir, tetapi sistem pengolahannya lebih sederhana. Sistem tata letak pabrik maupun pengolahan limbah belum mendapat perhatian sifat industri padat karya.
3)      Jenis-jenis industri
Sebelum memulai usaha terlebih, terlebih dahulu perlu memilih bidang yang perlu ditekuni. Pemilihan bidang usaha ini penting agar kita mampu mengenal seluk beluk usaha tersebut tersebut sehingga kita mampu mengelolanya. Pemilihan bidang ini harus disesuaikan dengan minat dan bakat seorang karna minat dan bakat menjadi factor penentu dalam menjalankan suatu usaha.[10]
1.       Berdasarkan Sk Mentri Perindustrian no.19/M/I/1986 bahwa :
a.           Industri kimia dasar contonya seperti industry semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dan sebagainya.
b.           Industri mesin dan logam dasar, misalnya seperti industry pesawat terbang , kendaraan bermotor, tekstil, dan lainnya.
c.           Industri kecil, contohnya seperti industry roti, kompor minyak, makanan ringan, es minyak goring curah dan lainnya.
2.       Berdasarkan penilaian lokasi
a.           Industry yang berorintasi atau menitik beratkan pada dasar (market oriented industry) adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri jenis ini akan mendekatai kantong-kantong dimana konsumen potensial berada. Semakin dekat kepasar akan semakin lebih baik.
b.           Industri yang berpotensi yang menitik beratkan pada tenaga kerja atau labor (man power oriented industry) adalah industri yang berada pada lokasi dipusat pemukiman penduduk karena biasanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja /pegawai untuk lebih efektif dan efisien.
c.           Industri yang berorientasi atau menitik beratkan padabahan baku (supply oriented industry) adalah jenis industri yang mendekati lokasi dimana bahan baku untuk memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.

3.       Berdasrakan produktifitas perorangan
a.           Industry primer adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu contohnya adalah hasil produksi petanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya.
b.           Industri sekunder adalah industri yang bahan mentah di olah sehingga menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali. Mislanya adalah pemintalan benag sutra, komponen elektronik, dan sebagainya.
c.           Industri tersier adalah industry yang produk atau barangnya berupa layanan jasa. Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan, kesehatan, dan masih banyak lagi.

G.         Industri rumah tangga (home industry)
1.       Defenisi Home Industri
Home berarti rumah tangga, tempat tinggal, ataupuan kampung halaman. Sedangkan industry berarti dapat di artikan sebagai kerajinan,usaha produk barang dan ataupun perusahaan. Singkaktnya, home industri (atau biasanya di tulis/di eja dengan “home industri”) adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Di katakana sebgai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini di pusatkan dirumah. Pengertian usaha kecil sacara jelas tercantum di pusatkan dirumah. Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam UU No.9 tahun 1995, yang menyebutkan bahwa usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan bersih paling banyak Rp200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dengan hasil penjualan tahunan paling banyak Rp1.000.000.000.
       Sedangkan menurut Undang-undang No. 20 tahun 2008 bahwa usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang di lakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang di miliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung mauppun tidak langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang- undang ini.[11]
       Usaha kecil yang dimaksud di sini meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Usaha kecil informal merupakan usaha yang belum terdaftar, belum tercatat dan belum berbadan hukum. Pengusaha kecil yang termasuk dalam kelompok ini antara lain petani penggarap, pedagang kaki lima, dan pemulung sedangkan yang di maksud dengan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun, dan berkaitan dengan seni dan budaya.[12]
       Usaha kecil saat ini merupakan usaha yang masih dapat bertahan di tengah badai kerisis moneter yang berkepanjagan. Untuk itu, pemerintah berusaha dengan keras untuk membina usaha kecil dan menengah guna menjadikan usaha ini penymbang devisa bagi Negara. Usaha kecil memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung pada fokus permasalahan yang dituju dan di istansi yang berkaitan dengan sektor ini. Secara umum, usaha kecil memiliki karakteristik sebagai berikut:[13]
a.   sistem pembukaan yang yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah atministrasi pembukaan standar. Kadangkala pembukuan tidak di up to date, sehingga sulit menilai kinerja usahanya.
b.   Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi.
c.   Modal terbatas
d.   Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas.
e.   Sekala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang
f.    Kemampuan pemasaran dan negoisasi serta devenisi pasar sangat terbatas.
g.   Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah, mengingat keterbatasan dalam administrasinya. Untuk mendapatkan dana dipasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti system administrasi standar dan transparan.
                   Pada umumnya pelaku kegiatan ekonomi yang berbasis dirumah ini adalah keluarga itu sendiri ataupun salah satu dari anggota keluarga yang berdomisili ditempat tinggalnya itu dengan mengajak beberapa orang disekitarnya sebagai karyawannya. Meskipun dalam skala yang terlalu besar, namun kegiatan ekonomi ini secara tidak langsung membuka lapangan perkejaan untuk sanak saudara ataupun tetangga dikampung halamannya. Dengan begitu usaha kecil ini otomatis dapat membantu program pemerintah dalam upaya mengurangi angka pengangguran.[14] Bukan hanya di Indonesia tetapi kenyataan menunjukkan bahwa posisi usaha kecil dan menengah memiliki peran strategis dinegara-negara lain juga. Sector usaha kecil ini memegang peranan yang sangat penting terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja yang di serapnya.[15] Jenis usaha kecil ini beragam termasuk industri kecil karena pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian disuatu Negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan usaha tersebut.

H.         Konsep Kesejahteraan Masyarakat Secara Umum
1.   Pengertian Kesejahteraan
Kesejahteraan merupakan titik ukur bagi suatu masyarakat bahwa telah berada pada kondisi sejahtera. Kesejahteraan tersebut dapat diukur dari kesehatan, keadaan ekonomi, kebahagiaan dan kualitas hidup masyarakat.[16]
           Sejahtera sebagaimana telah dikemukakan dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah aman, sentosa, damai, makmur dan selamat(terlepas) dari segala macam gangguan , kesukaan dan sebagainya.[17] Keamanan merupakan suatu keadaan terjamin nya jiwa maupun raga seseorang aik individu maupun golongan. Adapun keselamatan merupakan keadaan meliputi : terlindung dari masalah fisik, sosial, keuangan, politik perasaan, pekerjaan, psikologis, perkara-perkara lain yang membuat kerusakan dan kejadian yang tidak di inginkan. Keselamatan biasaitas Kerja Dan Tingkat Pendidikannya dijamin oleh jaminan atas asuransi jiwa. Sedangkan kemakmuran merupakan keadaan seseorang ketika terpenuhinya atau tercukupinya kebutuhan-kebutuhan seseorang baik lahir maupun batin.
          Secara arfiah sejahtera berasal dari sansekerta yaitu catera yang berarti paying. Artinya yaitu orang yang sejahtera adalah orang yang dalam hidupnya bebas dsari kemiskinan, kebodohan, ketakutan, kekhawatiran sehingga hidup aman dan tentram, baik lahir maupun batin.[18]
 Menurut Undang-undang No. 11 Tahun 2009, kesejahteraan adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual,dan social warga Negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Permasalahan kesejahteraan yang berkembang saat ini menunjukkan bahwa ada warga Negara yang belum terpenuhi akan hak kebutuhan  dasarnya secara layak karna belum memperoleh pelayanan social dari Negara. Akibatnya, masih ada warga Negara yang mengalami hambatan pelaksaan fungsi social sehingga tidak dapat menjalani kehidupan secara layak dan bermartabat.[19]
2.   Pengertian Kesejahteraan Masyarakat
Kesejahteraan masyarakat adalah suatu kondisi yang memperlihatkan suatu keadaan kehidupan masyarakat dapat dilihat dari standard kehidupan masyarakat.[20]
Defenisi kesejahteraan dalam dunia modern dalm konsep dunia modern adalah sebuah kondisi dapat memenuhi kebutuhan pokok, baik kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat tinggal, air minum yang bersih, serta kesempatan untuk melanjutkan pendidikan. Disamping itu ia juga memiliki pekerjaan yang memadai yang dapat menunjang kualitas hidupnya, sehingga memiliki kualitas hidup yang sama dengan warga yang lainnya.
                      Tingkat kesejahteraan yang tinggi dapat dicapai apabila suatu perilaku mampu memaksimalkan tingkat kepuasan sesuai dengan sumber daya yang dimiliki .
Kesejahteraan masyarakat dapat digambarkan  suatu keadaan yang tidak menempatkan suatu aspek lebih penting daripada lainnya . Kesejahteraan masyarakat tidak hanya berhubungan dengan beberapa factor non ekonomi seperti factor social, budaya dan politik.[21] Konsep kesejahteraan dapat dibedakn menjadi 2 yaitu:[22]
1.   Kesejahteraan Individu, merupakan cara mengaitkan kesejahteraan dengan  pilihan individu secara obyektif. Pikihan  yang dilakukan individu sebagai uji yang obyektif adalah membandingkan kesejahteraan individu pada situasi yang berbeda, misalnya, sesorang yang memiliki sekala prefensi  tertentu lebih memilih produk A dari pada produk B. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan orang tersebut lebih tinggi jika memilih produk A dari pada produk B.
2.   Kesejahteraan Sosial, merupakan cara mengaitkan kesejahteraan dengan pilihan sosial secara obyektif yang diperoleh dengan cara menjumlahkan kepuasan seluruh individu, dalam masyarakat.
          Upaya meningkatkan perekonomian masyarakat dapat di wujudkan pada beberapa langkah strategis untuk memperluas akses masyarakat pada sumber daya pembangunan serta menciptakan peluang bagi masyarakat tingkat bawah untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan, sehingga masyarakat bisa mengatasi keterbelakaangan dan merperkuat daya saing perekonomian.[23]
3.   Indikator Kesejahteraan Masyarakat
Kesejahteraan masyarakat dapat diukur dari berbagai indikator, indiokator kesejahteraan merupakan suatu ukuran tercapainya masyarakat dimana masyarakat dapat dikatakan sejahtera atau tidak. Berikut adalah beberapa indikator-indikator  kesejahteraan masyarakat masyarakat menurut suatu ukuran tercapainya masyarakat dimana masayarakat dapat dikatakan sejahtera atau tidak. Berikut adalah beberapa indikator-indikator kesejahteraan masyarakat menurut beberapa organisasi sosial menurut beberapa ahli. Kesejahteraan masyarakat yang hanya diukur dengan indikator moneter menunjukkan ketidak sempurnaan indikator kesejahteraan masyarakat karna adanya kelemahan indikator moneter. Oleh karena itu, Berman membedakan indikator kesejahteraan masyarakat dalam 3 kelompok, yaitu[24] :
a.    Kelompok yang berusaha membandingkan  tingkat kesejahteraan masyarakat di dua Negara dengan memperbaiki cara perhitungan pendapatan nasional yang dipelopori Colin Clark,Gilbert, dan Kanvis.
b.   Kelompok yang berusaha  untuk menyusun penyesuaian pendapatan masyarakat dibandingkan dengan pertimbangan perbedaan tingkat harga setiap Negara.
c.    Kelompok yang membandingkan tingkat kesejahteraan  setiap Negara berdasarkan data yang tidak bersifat moneter seperti jumlah kendaraan bermotor dan konsumsi minyak yang dipelopori Bennet.
Dari beberapa defeni indikator kesejahteraan diatas dapat disimpulkan bahwa indikator kesejahteraan meliputi[25] :
a.    Pendapatan
Pendapatan merupakan penghasilan yang diperoleh masyarakat yang berasal dari pendapatan kepala rumah tangga maupun pendapatan anggota-anggota rumah tangga. Penghasilan tersebut biasanya dialokasikan untuk komsumsi, kesehatan maupun pendidikan dan kebutuhan  lain yang bersifat material, Indikator pendapatan dibedakan menjadi 3 item yaitu :
1)  Tinggi > Rp. 5.000.000
2)  Sedang Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000
3)  Rendah < Rp 1.000.000

b.   Konsumsi pengeluaran
Pola konsumsi rumah tangga merupakan salah satu indikator kesejahteraann rumah tangga/keluarga. Selama ini berkembang pengertian bahwa besar kecilnya proporsi pengeluaran untuk konsumsi makan terhadap seluruh pengeluaran rumah tangga dapat memberikan gambaran kesejahteraan rumah tangga tersebutr. Rumah tangga dengan proporsi pengeluaran yang lebih besar untuk konsumsi makanan mengindikasikan rumah tangga yang berpenghasilan rendah. Makin tinggi tingkat penghasilan rumah tangga, makin kecil pengeluaran untuk makanan akan jauh lebih kecil dibandingkan presentase pengeluaran untuk non makanan kurang <80% dari pendapatan.
c.    Pendidikan
Pendidikan  merupakan bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaanya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Sebagian besar masyarakat modern memandang lembaga-lembaga pendidikan sebagai peranan kunci dalam mencapai tujuan sosial pemerintah bersama denngan orang tua telah menyediakan anggaran pendidikan yang diperlukan secara besar-besaran untuk kemajuan sosial dan kemajuan bangsa, untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional yang berupa nilai-nilai luhur yang hasil kewajiban untuk memenuhi hukum-hukum dan norma-norma yang berlaku, jiwa pratiotisme dan sebagainya. Menurut menteri pendidikan kategori pendidikan dalam standar kesejahteraan adalah wajib belajar 9 tahun.
d.   Perumahan
Dalam data statistic perumahan termasuk dalam konsumsi rumah tangga , berikut konsep dan defenisi perumahan menurut Biro Pusat Statistik (BPS) dikatakan merupakan perumahan yang dianggap sejahtera adalah tempat berlindung yang  mempunyai dinding, lantai, dan atap baik.
e.    Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonis. Salah satu ukuran yang sering digunakan untuk membandingkan pembangunan sumberdaya manusia antar Negara adalah Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM), index tersebut merupakan indikator komposit yang terdiri dari indikator kesehatan (umur harapan hidup waktu lahir), pendidikan (angka melek huruf), serta ekonomi ( pengeluaran ril perkapita).[26] Indikator kesehatan yang menjadi indikator kesejahteraan meliputi :
a)   Pangan, dinyatakakn dengan kebutuhan gizi minimum yaitu perkiraan kalori dan protein yaitu kkal/hari.
b)  Sandang, dinyatakan indikator pengeluaran rata-rata untuk kerperluan pakaian, alas kaki, dan tutp kepala.
c)   Kesehatan, dinyatakan dengan indikator pengeluaran rata-rata untuk menyediakan obat-obatan dirumah, ongkos dokter, perawatan, termasuk obat-obatan.

4.   Faktor-faktor yang memengaruhi Kesejahteraan
a. Faktor Interen Keluarga
1)  Jumlah Anggota Keluarga
Pada zaman seperti ini sekarang ini tuntunan keluarga semakin meningkat, tidak hanya cukup dengan kebutuhan primer , tetapi kebutuhan lainnya seperti hiburan, rekreasi, sarana ibadah, sarana untuk transportasi dan lainnya.
2)  Tempat Tinggal
Suasana tempat tinggal sangat memengaruhi kesejahteraan keluarga. Keadaan tempat tinggal di atur sesuai selera keindahan penghuninya, akan lebih mudah menimbulkan suasana yang tenang dan menggembirakan serta menyejukkan hati. Sebaliknya jika tempat tinggal tidak teratur maka akan menimbulkan kebosanan untuk menempatinya.
3)  Keadaan sosial ekonomi keluarga
Keadaan sosial ekonomi keluarga dapat dikatakan baik atau harmonis, bilamana ada hubungan yang baik dan benar-benar didasari ketulusan hati dan rasa kasih sayang antara anggota keluarga. Manifestasi dari pada hubungan yang benar-benar didasari ketulusan hati dan rasa penuh kasih sayang, Nampak dengan adanya saling hormat, menghormati, toleransi, bantu-membantu dan saling percaya.
4)  Keadaan ekonomi keluarga
Ekonomi dalam keluarga meliputi keuangan dan sumber-sumber yang dapat meningkatkan taraf hidup keluarga jadi semakin banyak sumber-sumber keuangan/pendapatan yang diterima, maka akan meningkatkan taraf hidup keluarga.
5)  Faktor Eksteren
Kesejahteraan keluarga perlu dipelihara dan terus dikembangkan terjadinya kegonjangan dan ketegangan jiwa di dalam keluarga perlu dihindari, karena hal seperti ini dapat mengganggu ketentraman dan kenyamanan kehidupan dan kesejahteraan keluarga. Faktor  yang dapat mengakibatkan kegoncangan jiwa dan  ketentraman batin anggota keluarga yang datangnya dari luar lingkungan keluarga antara lain adalah : [27]
1)   Faktor manusia, iri hati, fitnah, ancaman fisik, pelanggaran norma.
2)   Faktor alam bahaya alam, kerusuhan dan berbagai macam virus penyakit.
3)   Faktor ekonomi negara pendapatan tiap penduduk atau income perkapita rendah, inflasi.
4)   Faktor nilai hidup, yaitu sesuatu yang di anggap paling penting dalam hidupnya.
5)   Nilai hidup merupakan “konsepsi”, artinya gambaran mental yang membedakan individual atau kelompok dalam rangka mencapai sesuatu yang di inginkan.
6)   Faktor Tujuan Hidup yaitu sesuatu yang akan di capai atau sesuatu yang diperjuangkan agar nilai yang merupakan patokan dapat tercapai dengan demikian tujuan hidup tidak terlepas dari nilai hidup.
7)   Faktor standard hidup yaitu tingkatan hidup yang merupakan suatu patokan yang ingin dicapai di dalam memenuhi kebutuhan.





I.           Metodologi Penelitian
a.   Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian merupakan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kekhasannya sendiri.[28] Penelitian kualitatif umumnya bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif, dilakukan dengan situasi yang wajar dan data dikumpulkan umunya bersifat kualitatif.[29] Penelitian kualitatif datanya diperoleh penulis dari lapangan, baik berupa data lisan maupun data tertulis (dokumen). Sedengkan maksud dari kualitatif adalah penelitian ini lebih bersifat untuk mengembangkan teori, sehingga akan menemukan teori baru dan dilakukan sesuai dengan kaidah non statistik.
b.   Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil sampel di Kelurahan Hutasuhut Kecamatan sipirok Tapanuli Selatan.
c.    Jenis Dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat di peroleh. Yang dijadikan sumber data dalam peneliian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder dan data yang digunakan adalah data primer yang memerlukan wawancara dan data yang berasal langsung dari respoonden. Sampel penelitian diambil sebanyak 20 orang dengan menggunakan metode non probability sampling  yang artinya tidak semua populasi memiliki kesempatan sama untuk menjadi calon responden atau sampel. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam pelaksanannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yakni mencari dan mengumpulkan data yang ada di lapangan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor, unsur-unsur bentuk dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat          
d.   Subjek dan Objek Penelitia
 Subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda, ataupun lembaga organisasi. Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian.[30] Didalam subjek penelitian inilah terdapat objek penelitian. Informan sebagai subjek teknik penentuan informan yang digunakan adalah non probability sampling yakni teknik sampling yang memberi peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (informan) berdasarkan keputusan dari peneliti sendiri.
Objek penelitian adalah Pokok persoalan yang hendak diteliti untuk mendapatkan data secara lebih terarah. Adapun objek penelitian dalam tulisan ini meliputi Pengaruh Home industri (Pengolahan Tahu Dan Tempe), yang dijadikan informan dalam penelitian ini.
e.   Teknik dan Instrumen Pengambilan Data
Untuk mempengaruhi data yang lengkap yang selanjutnya akan digunakan untuk melakukan analisis dan pengolahan data. Dalam penelitian memerlukan bebarapa metode antara lain:
1.   Observasi
Teknik observasi adalah suatu pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi dilakukan dengan cara ikut mengambil bagian dalam kehidupan informan yang diteliti. Tujuan observasi adalah mendeskripsikan keadaan yang terjadi, aktivitas-aktivitas, dan melihat makna aktivitas tersebut dari perspektif informan.
2. Wawancara
Teknik yang sesuai untuk menggali informasi dari informan dan menjawab pertanyaan peneliti adalah wawancar mendalam (in-depth interview). Dalam melakukan wawancara peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa panduan wawancar, panduan wawancara digunakan sebagai petunjuk umum atau garis besar pokok-pokok yang ditanyakan dalam wawancara, dengan pedoman trsebut peneliti memikirkan bagaimana pertanyaan dijabarkan secra kongkrit dalam kalimat tanya. Wawancara dilakukan terhadap para Pemilik dan karyawan Home Industri Pengolahan Tahu dan Tempe, di kelurahan Hutasuhut Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan.
J.           DAFTAR PUSTAKA
Agus Dwiyanto, DKK, kemiskinan dan otonomi daerah (Jakarta: Lipi Press, 2005), Cet. Ke-1, hlm.61.
Gita Rosalita Amelia Dan  Anita Damayantie, “Peran Ptpn Vii Dalam Pemberdayaan Home Industri Kripik Pisang(Studi Pada Home Industri Keripik Pisang MItra Binaan Ptpn Vii Lampung)”, Jurnal Sociologi , Volume 1, No. 1, Januari 2002, hlm. 125-147
Ronald Lapcham, Pengusaha Kecil Dan Menengah Di Asia Tengggara, (Jakarta: LP3ES anggota IKPI, 1991), Cet ke-1, hlm. 142.
M. Suparmoko, Ekonomi Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Suatu Pendekatan Teoritis (Yogyakarta: BPFE, 2012), hlm. 40
Atika Try Puspita “Strategi Pengembangan Industri Kecil Lanting Di Desa Lemah Duwur Kecamatan Kuasaan Kuasaran Kabumen”. (Skripsi Program Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negri Semarang, 2015), h.17-18
Philip Krisatanto, Ekologi Industri, (Yogyakarta: Andi, 2002), h.156-157
Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), Cet Ke-1, h. 39-41
UU RI No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM (Usaha Mikro Dan Menegah), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Cet. Ke-2, h. 3.
Sopiah dan Syihabuddin, Manajemen Bisnis Dalam Era Globalisasi (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2008), Cet ke-1, h. 210.
Panji Anoraga, Pengantar Bisnis: Pengolahan Bisnis Dalam Era Globalisasi (Jakarta: PT Reneka Cipta, 2011), Cet. Ke-2, h. 46
Terhadap Kesejahteraan Keluarga Dijawa Tengah Tahun 2009”, Economics Develupment Analysis Journal, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, UNS, Indonesia,2012
W.J.S, Pengertian Kesejahteraan Manusia, Mizan, Bandung, 1996, h. 126
Andi Fahrudi, Pengantar Pemukiman Transmigrasi Dan Kesejahteraan Transmigran.
Rudy Badruddin, Ekonometrika Otonomi Daerah, (Yogyakarta: UPPSTMYKPN, 2012), h. 145
Gunawan Sumadiningrat, Membangun perekonomian rakyat, (Yogyakarta: IDEA, 1998), h. 146
Kementtrian Kesehatan Republik Indonesia, Indeks Pembangunan Kesehatan Manusia, h. 13
Elkan Goro Leb, analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Keluarga Di Kabupaten Sabu Raijua Nusa Tenggara Timur, Ilmun Atministrasi Negara, FISIPOL, Universitas Nusa Cendana, 2013.
Noeng Muhajir, metodologi Penelitian Kualitatif, edisi IV, ( Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000) hal.125
Azhari Akmal Tarigan, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Medan: La-Tansa Press, 2011) hal.19
Ruslan Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014) hal. 36




[1] Agus Dwiyanto, DKK, kemiskinan dan otonomi daerah (Jakarta: Lipi Press, 2005), Cet. Ke-1, hlm.61.



[2]Sub Direktorat Analisis Statistik, Analisis Dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan 2000 (Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2008), hlm . 4.
[3] Departemen Agama RI Dan Terjemahannya, (Bandung: Pt Sygma Exsamedia Arkanleema, 2009), hlm. 600
[4]Ikhwan Abidin Basari, Islam dan Pembangunan Ekonomi, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), hlm. 85-887 


[5]Gita Rosalita Amelia Dan  Anita Damayantie, “Peran Ptpn Vii Dalam Pemberdayaan Home Industri Kripik Pisang(Studi Pada Home Industri Keripik Pisang MItra Binaan Ptpn Vii Lampung)”, Jurnal Sociologi , Volume 1, No. 1, Januari 2002, hlm. 125-147
[6] Ronald Lapcham, Pengusaha Kecil Dan Menengah Di Asia Tengggara, (Jakarta: LP3ES anggota IKPI, 1991), Cet ke-1, hlm. 142.
[7]M. Suparmoko, Ekonomi Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Suatu Pendekatan Teoritis (Yogyakarta: BPFE, 2012), hlm. 40

[8] Atika Try Puspita “Strategi Pengembangan Industri Kecil Lanting Di Desa Lemah Duwur Kecamatan Kuasaan Kuasaran Kabumen”. (Skripsi Program Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negri Semarang, 2015), h.17-18

[9]Philip Krisatanto, Ekologi Industri, (Yogyakarta: Andi, 2002), h.156-157



              
[10]Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), Cet Ke-1, h. 39-41



[11]UU RI No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM (Usaha Mikro Dan Menegah), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Cet. Ke-2, h. 3.
[12] Sopiah dan Syihabuddin, Manajemen Bisnis Dalam Era Globalisasi (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2008), Cet ke-1, h. 210.
[13] Panji Anoraga, Pengantar Bisnis: Pengolahan Bisnis Dalam Era Globalisasi (Jakarta: PT Reneka Cipta, 2011), Cet. Ke-2, h. 46.

[14] Ibid
[15] Panji Anoraga, 2011,OP.Cit h.47

[16] Astria Widiastuti, “Analisis Hubugan Antara Produktif Kerja Dan Tingkat Pendidikan Pekerja Terhadap Kesejahteraan Keluarga Dijawa Tengah Tahun 2009”, Economics Develupment Analysis Journal, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, UNS, Indonesia,2012
[17] W.J.S, Pengertian Kesejahteraan Manusia, Mizan, Bandung, 1996, h. 126
[18]Andi Fahrudi, Pengantar kesejahteraan Sosial, (Bandung: Refika Agung, 2012), h. 8
[19]Peraturan Mentri Nomer: PER/MEN/IX/2009 Tentang Tingkat Perkembangan  Pemukiman Transmigrasi Dan Kesejahteraan Transmigran.
[20]Rudy Badruddin, Ekonometrika Otonomi Daerah, (Yogyakarta: UPPSTMYKPN, 2012), h. 145
[21] Ibid, h. 146
[22] Ibid
[23]Gunawan Sumadiningrat, Membangun perekonomian rakyat, (Yogyakarta: IDEA, 1998), h. 146
               [24] Rudi Bahrudin, Op, Cit, h. 147-148
[25] Ibid, h. 17-18
[26] Kementtrian Kesehatan Republik Indonesia, Indeks Pembangunan Kesehatan Manusia, h. 13
[27] Elkan Goro Leb, analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Keluarga Di Kabupaten Sabu Raijua Nusa Tenggara Timur, Ilmun Atministrasi Negara, FISIPOL, Universitas Nusa Cendana, 2013.
[28] Noeng Muhajir, metodologi Penelitian Kualitatif, edisi IV, ( Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000) hal.125
[29] Azhari Akmal Tarigan, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Medan: La-Tansa Press, 2011) hal.19
[30] Ruslan Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014) hal. 36

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL