MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

MAKALAH REKAYASA IDE PERSEPSI GURU TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BASED LEARNING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS KELAS III DI SDN 100080 SITUMBA


REKAYASA IDE
PERSEPSI GURU TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BASED LEARNING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS KELAS III DI SDN 100080 SITUMBA



                  BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan sekolah dasar pada dasarnya merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan enam tahun bagi anak-anak 6-12 tahun. Pendidikan sekolah dasar dimaksud untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada anak didik berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang bermanfaat bagi dirinya sesuai dengan tingkat perkembangan.
Jenjang pendidikan dasar peranan yang sangat penting dalam mengembangkan aspek fisik, intelektual, religious, moral, social, emosi, pengetahuan, dan pengalaman peserta didik. Melalui pendidikan dasar, diharapkan dapat menghasilkan manusia Indonesia yang berkualitas. Di masa yang akan dating, para siswa akan menghadapi tantangan yang cukup berat karena kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami perubahan. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengetahui pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memsuki masyarakat yang dinamis.
Profesionalisme guru sangatlah dibutuhkan guna terciptanya pembelajaran kreatif, efektif, dan efisien, dalam pengembangan kemampuan siswa yang memiliki karakteristik yang beragam. Guru sebagai fasilitator dalam pendidikan harus mampu menumbuhkan minat belajar siswa. Guru juga harus  menggunakan metode dan model pembelajaran yang tepat dan menarik sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Pemilihan berbagai metode dan model yang banyak jenisnya tentu harus dipertimbangkan sebelum digunakan, misalnya dengan memperhatikan beberapa aspek seperti materi yang akan disampaikan, tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia serta hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran (Zamroni, 2000:61).



B.    Tujuan
Adapun tujuan rekayasa ide ini dibuat ialah untuk pemenuhan tugas pembelajaran IPS dan untuk mengetahui lebih dalam tentang model pembelajaran inquiry based learning. Rekayasa ide ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang cara meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inquiry based learning.
C.    Manfaat
Adapun manfaat rekayasa ide ini ialah supaya penulis dapat menyumbangkan pemikirannya terhadap permasalahan yang diangkat dan juga menambah pemgetahuan  tentang hal tersebut tidak hanya itu, dengan dibuatnya rekayasa ide ini semoga tujuannya dapat terlaksana.


BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
A.    Uraian Permasalahan
Masalah yang dihadapi para siswa saat ini ialah rendahnya hasil belajar dari siswa tersebut. Masih banyak siswa yang kurang semangat dalam belajar dikarenakan mungkin beberapa sebab yaitu kurang menariknya guru untuk mengajar dimata para siswa, tidak hanya itu metode dan model pembelajaran guru yang membosankan.
Untuk memberikan peningkatan terhadap hasil belajar siswa hendaknya guru itu harus memperhatikan minat siswa dan dapat memahami karakteristik siswa yang berbeda-beda, sehingga memudahkan guru untuk mengetahui lebih dalam mengenai masalah siswa tersebut.
Adapun permasalahan disini adalah bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran inquiry based learning sehingga semua siswa di dalam kelas dapat memahami pembelajaran yang diberikan guru.

B.    Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam rekayasa ide ini adalah para siswa kelas V SDN 100080 Situmba.
C.    Assasesment Data
Pengolahan data secara analisa, karena itu dalam mengolah data ini ialah dengan mengumpulkan sumber-sumber bacaan yang dapat membantu dalam penyelesaian isi dari rekayasa ide.




BAB III PEMBAHASAN
PERSEPSI GURU TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS

A. Pengertian Persepsi
         Persepsi merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang sangat penting, yang memungkinkan untuk mengetahui dan memahami dunia sekelilingnya. Tanpa persepsi yang benar, manusia mustahil dapat menangkap dan memaknai berbagai fenomena informasi atau data yang senantiasa mengitarinya. Jadi persepsi merupakan proses yang menyaangkut masuknya informasi kedalam otak manusia. Sebagai konstruksi psikologis yang kompleks, persepsi sulit dirimuskan secara utuh. Oleh karena itu, para ahli berbeda-beda dalam memberikan defenisi tentang persepsi ini. Chaplin (2002) mengartikan persepsi sebagai “proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian dengan bantuan indera”. Sedangkan morgan (1997) mengartikan persepsi sebagai “the process of discriminating among stimuli and of interpreting their meaning”[1]
         Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh system alat inera manusia.
B.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
         Persepsi merupakan sebuah proses yang kompleks, yang terdiri dari proses penginderaan, pengorganisasian dan interpretasi. Oleh sebab terjadinya persepsi dipengaruhi oleh beberapa komponen anatara lain:
1.      Objek yang dipersepsi
       Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera. Stimulus dating dari luar individu yang mempersepsikan suatu objek.

2.       Perhatian
       Untuk menyadari atau mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama dari suatu proses dalam rangka untuk mengadakan persepsi.[2]
       Jalaluddin Rahmat mengatakan dalam bukunya yang berjudul psikologi komunikasi, bahwa persepsi dipengaruhi oleh factor-faktor fungsional dan faktor-faktor structural.
a)   Faktor-Faktor Fungsional
           Factor-faktor fungsional disebut sebagai factor personal, karena merupakan pengaruh-pengaruh dalam individu yang mengadakan persepsi seperti kebutuhan, pengalaman, masa lalu dan hal-hal lainnya termasuk sebagai factor-faktor personal.
b)   Faktor-Faktor Struktur
           Faktor yang struktur yaitu setiap mempersepsikan sesuatu, maka akan mempersepsikan sebagai suatu keseluruhan.[3]
         Menurut teori Gestalt bila seseorang mempersiapkan sesuatu, maka persepsinya sebagai sesuatu keseluruhan, bukan bagian-bagian tertentu. Ketika melohat wajah wanita cantik seorang wanita maka, yang dipersepsi bukan hanya wajahnya, tetapi keseluruhan tubuh sang gadis itu, karena wajah hanya merupakan bagian saja dari struktur tubuh.[4]

C.      Pengertian Guru
     Guru merupakan profesi atau jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih dilakukan orang di luar kependidikan.[5]

D.      Pengertian Model Pembelajaran Inquiry Based Learning
Rusman menyatakan model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori sebagai pijakan dalam pengembangannya.
Joyce dan Weil berpendapat model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum dan pembelajaran jangka panjang, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau diluar kelas.[6]
Dari pengertian model tersebut dapat saya simpulkan model pembelajaran adalah acuan pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan pola-pola pembelajaran tertentu.
Model pembelajaran inquiry based learning adalah merupakan salah satu model yang dapat mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran (shoimin,2014). Sedangkan menurut Gunawan dkk (2016) model pembelajaran inquiry based learning  merupakan kegiatan pembelajaran berbasis penyelidikan dimana peserta didik mencari sendiri jawaban dari permasalahan yang dihadapi. Menurut Trowbridge dan Bybee (Widiyanti dkk, 2013) pembelajaran inquiry based learning merupakan suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa, kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan melalui suatu prosedur yang telah direncanakan secara jelas.[7]
Dari pengertian model pembelajaran inquiry based learning tersebut dapat saya simpulkan model pembelajaran inquiry based learning adalah serangkaian proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dengan penekanannya pada kemampuan berfikir kritis, mencari, dan menemukan  masalah.



E.Pentingnya Penerapan model pembelajaran Inquiry Based Learning
Pendidikan sekolah dasar merupakan sebuah institusi pendidikan yang memegang peranan penting dan strategis, karena kualitas jenjang pendidikan berikutnya sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan dasar. Untuk itu, agar tujuan pembelajaran di sekolah dapat tercapai dengan baik, maka pembelajaran di sekolah dasar ini hendaknya bersifat mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktivitas dan kreativitas anak, demokratis, menantang, menyenangkan dan mengasikkan. Terlebih pada mata plajaran IPS , yang apabila guru tidak mampu menyajikannya dengan baik dan benar, akan menjadikan siswa jenuh dan bosan.[8]
Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 pasal 19 menegaskan bahwa setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran, untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, para guru di sekolah termasuk guru IPS harus melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mengandung unsur eksplorasi, eleborasi dan konfirmasi.
Diharapkan, dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiry based learning , siswa dapat menunjukkan antusias dalam mengikuti pembelajaran IPS, baik dilihat dari tingkat partisipasi aktif dalam setiap langkah pembelajaranmaupun kesediaan mereka dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan. Selain itu, diharapkan pula dapat meningkatkan minat dan perhatian dalam mempelajari IPS, yang sebelumnya menurut mereka mungkin hanya sekedar untuk melaksanakan kewajiban saja. Setelah malalui pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inquiry based learning belajar IPS dirasakan menjadi suatu kebutuhan. Lebih jauh lagi, siswa akan merasa nyaman, tidak bosan, dan tidak mengantuk waktu belajar. Bila ini terjadi, maka yang menjadi tujuan dari pembelajaran IPS pun akan tercapai.[9]
Dengan beberapa alasan di atas diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran inquiry based learning sangat penting. Untuk itu sebagai bahan pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran inquiry ini adalah penggunaan model pembelajaran inquiry based learning ini lebih diutamakan pada kemampuan kognitif anak. 

F.   Langkah-Langkah Model Pembelajaran Inquiry Based Learning
         Adapun langkah-langkah model pembelajaran inquiry Based Learning diantaranya:
1.   stimulation : guru memulai pembelajaran dengan bertanya kepada siswa terkait permasalahan yang sering terjadi.
2.   problem statement : siswa diberi kesempatan untuk mengidentifikasi suatu permasalahan dan mencari tahu cara untuk memecahkan masalah tersebut.
3.   Data collection: siswa mencari informasi yang relevan.
4.   Data processing. Data yang diperoleh dapat diolah dengan benar dan ditafsirkan dengan logis.
5.   Verification: tahap akhir, siswa menyimpulkan analisisnya dan dipresentasikan di depan kelas (Lubis, 2018).[10]
     Adapun kegiatan yang harus dilakukan guru sebagai pembimbing dalam model pembelajaran inquiry based learning menurut ischak (1997:7.10) meliputi:
1.   Memberikan bantuan kepada siswa dalam menjelaskan kedudukan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
2.   Memberikan penjelasan tentang cara-cara yang harus dilakukan siswa.
3.   Memberikan penjelasan tentang cara-cara menyusun rencana kegiatan yang akan dilakukan
4.   Membantu siswa dalam merumuskan setiap istilah yang ada pada  hipotesis.
5.   Membantu siswa dalam memilih dan menyusun asumsi-asumsi yang akan digunakan serta cara diskusi dan berfikir efektif dan objektif.[11]

G.   Tujuan Model Pembelajaran Inquiry Based Learning
Tujuan utama penggunaan model pembelajaran inquiry based learning adalah untuk membangun teori. Bagaimanapun pengetahuan sosial (IPS) harus merumuskan fakta, konsep, dan generalisasi dalam rangka membangun teori. Menurut sunryo (1989:97) melalui model pembelajaran inquiey based learning, siswa akan “belajar nagaimana belajar”.
Model pembelajaran inquiry based learning pada dasarnya dimaksudkan untuk membantu peserta didik mengembangkan kemampuan intelektual melalui proses berfikir kritis dan menjadi orang yang secara bebas dapat memecahkan masalah sesuai kaidah-kaidah proses ilmiah.oleh karena tujuan yang demikian, maka dengan model pembelajaran inquiry based learning, guru bukan satu-satunya sumber belajar, melainkan lebih berperan sebagai fasilitator.melalui model pembelajaran inquiry based learning anak didik mampu mengembangkan sikap positif seperti memiliki sikap jujur, objektif, seksama, cermat, menumbuhkan rasa keingin tahuan, tekun, mau menerima saran dan kritik oranglain (Dahar,1996: 103).
Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan IPS di sekolah dasar yang tertuang dalam GBPP kurikulum sekolah dasar suplemen 1999 dan KBK IPS sekolah dasar tahun 2003, bahwa tujuan dari penggunaan model pembelajaran inquiry based learning adalah, sebagai berikut:
a.    Mengembangkan sikap, keterampilan, kepercayaan siswa dalam memecahkan masalah atau memutuskan sesuatu secara tepat
b.   Mengembangkan kemampuan berfikir siswa agar lebih tanggap, cermat dan nalar (kritis, analitis, dan logis)
c.    Membina dan mengembangkan sikap ingin tahu lebih jauh.

H.    Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inquiry Based Learning
         Menurut Suryadi (2013) menyatakan bahwa model pembelajaran inquiry based learning memiliki kelebihan dan kekurangan
Kelebihan model inquiry based learning diantaranya:
1.   Menekankan pada pengembangan aspek kognitif secara progresif.
Peserta didik lebih aktif dalam mencari dan mengolah informasi, sampai menemukan jawaban atas pertanyaan secara mandiri.
2.   Memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya belajar meraka masing-masing
3.   Peserta didik yang memiliki kemampuan diatas rata-rata tidak akan terhambat oleh peserta didik yang lambat dalam belajar.
4.   Membantu peserta didik menggunakan ingatan dalam mentransfer konsep yang dimilikinya kepada situai-situasi proses belajar yang baru.
  Sedangkan kekurangannya yaitu:
1.     Sering kali guru mengalami kesulitaj dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar.
2.     Pada saat mengimplementasinya, model pembelajaran inquiry based learning memerlukan waktu yang lama, sehingga guru sering kesulitan menyesuaikan dengan waktu yang ditentukan.
3.     Pada sistem pembelajaran klasikal dengan jumlah peserta didik yang relative banyak, penggunaan model pembelajaran inquiry based learning  sukar untuk dikembangkan kembali.[12]







BAB IV
PENUTUP
A.                                                                                                          Kesimpulan
       Salah satu upaya untuk menciptakan kondisi belajar yang berkualitas dan berbobot tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran inquiry based learning . melalui model pembelajaran inquiry based learning siswa dilatih untuk berfikir kritis, terutama dalam pembelajaran IPS, yang salah satunya menuntut siswa untuk kritis terhadap sumber dalam mengungkapkan fakta yang benar.
       Berdasarkan pemahaman pembelajaran diatas, tampaklah bahwa paradigma baru dalam pembelajaran atau proses belajaran yang perlu dikembangkan. Mengajar tidak lagi sebagai proses menyampaikan materi pembelajaran sebanyak-banyaknya kepada peserta didik, akan tetapi lebih dipandang sebagai proses merancang, mengatur lingkungan belajar, memotivasi agar peserta didik dapat terlibat aktif dalam belajar dengan mencari dan menemukan sendiri pengetahuan bagi dirinya.
       Dengan penggunaan model pembelajaran inquiry based learning dalam pembelajaran IPS peserta didik dibiasakan untuk mencari pemecahan atas masalah yang mereka alami. Melalui berbagai tekhnik bertanya, guru harus dapat menjelaskan, mengungkapkan fakta sesuai dengan pengalamannya, memberikan argumentasi yang meyakinkan, mengembangkan gagasan dan lain sebagainya.

B.  Saran
              Guru berperan sebagai motivator dalam proses pembelajaran akan dapat mengembangkan aktivitas belajar peserta didiknya. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang dapat menantang peserta didik untuk berfikir , bebas untuk berpendapat, dan berinisiatif dalam proses pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2011 psikologi perkembangan peserta didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
          Mubarok, Ahmad. 1999. Psikologi Dakwah. Jakarta: Pustaka Pirdaus.
            Rahmat, Jalaluddin. 2005. psikologi komunikasi, Bandung: PT Remaja Karya
            Lubis, Maulana Arafat. 2018. Pembelajaran PPKn  di SD/MI, Implementasi Pendidikan Abad 21. Medan: Akasha Sakti.
            Lubis, Maulana Arafat. 2018. Pembelajaran Tematik di SD/MI, Pengembangan Kurikulum 2013. Yogyakarta: Samudera Biru.
            Prastowo Andi.2015. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu; implementasi kurikulum 2013 untuk SD/MI. Jakarta: Kencana.
            Susanto Ahmad. 2014. Pengembangan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.
Uzer Usman, Moh. 2011. menjadi guru professional ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
           
             
           


[1]  Desmita, psikologi perkembangan peserta didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 116-118
[2] Bimo Walgito, pengantar psikologi umum, (Yogyakarta : 2004). Hlm. 90.
[3] Jalaluddin Rahmat, psikologi komunikasi, (Bandung: PT Remaja Karya, 2005). Hlm. 51.
[4]Ahmad Mubarok, Psikologi Dakwah (Jakarta: Pustaka Pirdaus, 1999). Hlm. 109 .
[5] Moh. Uzer Usman, menjadi guru professional ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011). Hlm .6.
[6] Andi Prastowo, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu,Implementasi kurikulum 2013untuk SD/MI, (Jakarta: Kencana. 2015). Hlm. 239.
[7] Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran tematik di MI/SD, pengembangan Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Samudera Biru. 2018). Hlm. 37
[8] Ahmad Susanto. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. (Jakarta: Kencana. 2014). Hlm. 155
               [9] Op. Cit. Ahmad Susanto. Hlm. 156
[10] Ibid. Maulana Arafat Lubis. Hlm. 37.
[11] Ibid. Ahmad Susanto. Hlm. 165.
[12] Ibid. Maulana Arafat Lubis. Hlm. 38

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL