REKAYASA IDE
PERSEPSI GURU TERHADAP MODEL
PEMBELAJARAN INQUIRY BASED LEARNING DALAM
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS KELAS III DI SDN 100080 SITUMBA
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sekolah dasar pada dasarnya merupakan
lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan enam tahun bagi
anak-anak 6-12 tahun. Pendidikan sekolah dasar dimaksud untuk memberikan bekal
kemampuan dasar kepada anak didik berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang bermanfaat bagi dirinya sesuai dengan tingkat perkembangan.
Jenjang
pendidikan dasar peranan yang sangat penting dalam mengembangkan aspek fisik,
intelektual, religious, moral, social, emosi, pengetahuan, dan pengalaman
peserta didik. Melalui pendidikan dasar, diharapkan dapat menghasilkan manusia
Indonesia yang berkualitas. Di masa yang akan dating, para siswa akan
menghadapi tantangan yang cukup berat karena kehidupan masyarakat global yang
selalu mengalami perubahan. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk
mengetahui pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi
sosial masyarakat dalam memsuki masyarakat yang dinamis.
Profesionalisme
guru sangatlah dibutuhkan guna terciptanya pembelajaran kreatif, efektif, dan
efisien, dalam pengembangan kemampuan siswa yang memiliki karakteristik yang
beragam. Guru sebagai fasilitator dalam pendidikan harus mampu menumbuhkan
minat belajar siswa. Guru juga harus
menggunakan metode dan model pembelajaran yang tepat dan menarik sebagai
upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Pemilihan berbagai metode dan model
yang banyak jenisnya tentu harus dipertimbangkan sebelum digunakan, misalnya
dengan memperhatikan beberapa aspek seperti materi yang akan disampaikan,
tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia serta hal-hal yang berkaitan dengan
proses pembelajaran (Zamroni, 2000:61).
B. Tujuan
Adapun tujuan rekayasa ide ini dibuat ialah untuk
pemenuhan tugas pembelajaran IPS dan untuk mengetahui lebih dalam tentang model
pembelajaran inquiry based learning.
Rekayasa ide ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang cara
meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inquiry based learning.
C. Manfaat
Adapun manfaat rekayasa ide ini ialah supaya penulis
dapat menyumbangkan pemikirannya terhadap permasalahan yang diangkat dan juga
menambah pemgetahuan tentang hal
tersebut tidak hanya itu, dengan dibuatnya rekayasa ide ini semoga tujuannya
dapat terlaksana.
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
A. Uraian Permasalahan
Masalah yang dihadapi para siswa saat ini ialah
rendahnya hasil belajar dari siswa tersebut. Masih banyak siswa yang kurang
semangat dalam belajar dikarenakan mungkin beberapa sebab yaitu kurang
menariknya guru untuk mengajar dimata para siswa, tidak hanya itu metode dan
model pembelajaran guru yang membosankan.
Untuk memberikan peningkatan terhadap hasil belajar
siswa hendaknya guru itu harus memperhatikan minat siswa dan dapat memahami
karakteristik siswa yang berbeda-beda, sehingga memudahkan guru untuk
mengetahui lebih dalam mengenai masalah siswa tersebut.
Adapun permasalahan disini adalah bagaimana
meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran inquiry based learning sehingga semua
siswa di dalam kelas dapat memahami pembelajaran yang diberikan guru.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam rekayasa ide ini adalah para
siswa kelas V SDN 100080 Situmba.
C. Assasesment Data
Pengolahan data secara analisa, karena itu dalam
mengolah data ini ialah dengan mengumpulkan sumber-sumber bacaan yang dapat
membantu dalam penyelesaian isi dari rekayasa ide.
BAB
III PEMBAHASAN
PERSEPSI
GURU TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY
BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS
A. Pengertian Persepsi
Persepsi
merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang sangat penting, yang
memungkinkan untuk mengetahui dan memahami dunia sekelilingnya. Tanpa persepsi
yang benar, manusia mustahil dapat menangkap dan memaknai berbagai fenomena
informasi atau data yang senantiasa mengitarinya. Jadi persepsi merupakan
proses yang menyaangkut masuknya informasi kedalam otak manusia. Sebagai
konstruksi psikologis yang kompleks, persepsi sulit dirimuskan secara utuh.
Oleh karena itu, para ahli berbeda-beda dalam memberikan defenisi tentang
persepsi ini. Chaplin (2002) mengartikan persepsi sebagai “proses mengetahui
atau mengenali objek dan kejadian dengan bantuan indera”. Sedangkan morgan
(1997) mengartikan persepsi sebagai “the
process of discriminating among stimuli and of interpreting their meaning”
Dari
pengertian diatas, dapat dipahami bahwa persepsi adalah suatu proses penggunaan
pengetahuan yang telah dimiliki untuk memperoleh dan menginterpretasi stimulus
(rangsangan) yang diterima oleh system alat inera manusia.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi
merupakan sebuah proses yang kompleks, yang terdiri dari proses penginderaan,
pengorganisasian dan interpretasi. Oleh sebab terjadinya persepsi dipengaruhi
oleh beberapa komponen anatara lain:
1.
Objek yang dipersepsi
Objek
menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera. Stimulus dating dari luar
individu yang mempersepsikan suatu objek.
2.
Perhatian
Untuk
menyadari atau mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan
langkah pertama dari suatu proses dalam rangka untuk mengadakan persepsi.
Jalaluddin Rahmat mengatakan dalam
bukunya yang berjudul psikologi komunikasi, bahwa persepsi dipengaruhi oleh
factor-faktor fungsional dan faktor-faktor structural.
a)
Faktor-Faktor Fungsional
Factor-faktor fungsional disebut sebagai factor personal, karena
merupakan pengaruh-pengaruh dalam individu yang mengadakan persepsi seperti
kebutuhan, pengalaman, masa lalu dan hal-hal lainnya termasuk sebagai
factor-faktor personal.
b) Faktor-Faktor Struktur
Faktor
yang struktur yaitu setiap mempersepsikan sesuatu, maka akan mempersepsikan
sebagai suatu keseluruhan.
Menurut
teori Gestalt bila seseorang mempersiapkan sesuatu, maka persepsinya sebagai
sesuatu keseluruhan, bukan bagian-bagian tertentu. Ketika melohat wajah wanita
cantik seorang wanita maka, yang dipersepsi bukan hanya wajahnya, tetapi
keseluruhan tubuh sang gadis itu, karena wajah hanya merupakan bagian saja dari
struktur tubuh.
C. Pengertian Guru
Guru
merupakan profesi atau jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus
sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di
luar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih dilakukan orang di luar
kependidikan.
D. Pengertian Model Pembelajaran Inquiry Based Learning
Rusman
menyatakan model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip
atau teori sebagai pijakan dalam pengembangannya.
Joyce dan
Weil berpendapat model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat
digunakan untuk membentuk kurikulum dan pembelajaran jangka panjang, merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau diluar
kelas.
Dari pengertian
model tersebut dapat saya simpulkan model pembelajaran adalah acuan
pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan pola-pola pembelajaran tertentu.
Model
pembelajaran inquiry based learning
adalah merupakan salah satu model yang dapat mendorong siswa untuk aktif dalam
pembelajaran (shoimin,2014). Sedangkan menurut Gunawan dkk (2016) model
pembelajaran inquiry based learning merupakan kegiatan pembelajaran berbasis
penyelidikan dimana peserta didik mencari sendiri jawaban dari permasalahan
yang dihadapi. Menurut Trowbridge dan Bybee (Widiyanti dkk, 2013) pembelajaran inquiry based learning merupakan suatu
model pembelajaran yang berpusat pada siswa, kelompok-kelompok siswa dihadapkan
pada suatu persoalan atau mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan melalui
suatu prosedur yang telah direncanakan secara jelas.
Dari pengertian model pembelajaran inquiry
based learning tersebut dapat saya simpulkan model pembelajaran inquiry based learning adalah
serangkaian proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dengan
penekanannya pada kemampuan berfikir kritis, mencari, dan menemukan masalah.
E.Pentingnya Penerapan model pembelajaran Inquiry Based Learning
Pendidikan sekolah dasar merupakan sebuah institusi
pendidikan yang memegang peranan penting dan strategis, karena kualitas jenjang
pendidikan berikutnya sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan dasar. Untuk
itu, agar tujuan pembelajaran di sekolah dapat tercapai dengan baik, maka
pembelajaran di sekolah dasar ini hendaknya bersifat mendidik, mencerdaskan,
membangkitkan aktivitas dan kreativitas anak, demokratis, menantang,
menyenangkan dan mengasikkan. Terlebih pada mata plajaran IPS , yang apabila
guru tidak mampu menyajikannya dengan baik dan benar, akan menjadikan siswa
jenuh dan bosan.
Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 pasal 19
menegaskan bahwa setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran,
dan pengawasan proses pembelajaran, untuk terlaksananya proses pembelajaran
yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, para guru di sekolah termasuk guru
IPS harus melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mengandung unsur eksplorasi,
eleborasi dan konfirmasi.
Diharapkan, dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran inquiry
based learning , siswa dapat menunjukkan antusias dalam mengikuti
pembelajaran IPS, baik dilihat dari tingkat partisipasi aktif dalam setiap
langkah pembelajaranmaupun kesediaan mereka dalam melaksanakan tugas-tugas yang
diberikan. Selain itu, diharapkan pula dapat meningkatkan minat dan perhatian
dalam mempelajari IPS, yang sebelumnya menurut mereka mungkin hanya sekedar
untuk melaksanakan kewajiban saja. Setelah malalui pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran inquiry
based learning belajar IPS dirasakan menjadi suatu kebutuhan. Lebih jauh
lagi, siswa akan merasa nyaman, tidak bosan, dan tidak mengantuk waktu belajar.
Bila ini terjadi, maka yang menjadi tujuan dari pembelajaran IPS pun akan
tercapai.
Dengan beberapa alasan di atas diketahui bahwa
penggunaan model pembelajaran inquiry
based learning sangat penting. Untuk itu sebagai bahan pertimbangan dalam
memilih metode pembelajaran inquiry
ini adalah penggunaan model pembelajaran inquiry
based learning ini lebih diutamakan pada kemampuan kognitif anak.
F. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Inquiry Based Learning
Adapun
langkah-langkah model pembelajaran inquiry
Based Learning diantaranya:
1.
stimulation : guru memulai pembelajaran dengan bertanya kepada
siswa terkait permasalahan yang sering terjadi.
2.
problem statement : siswa diberi kesempatan untuk mengidentifikasi suatu
permasalahan dan mencari tahu cara untuk memecahkan masalah tersebut.
3.
Data collection: siswa mencari informasi yang relevan.
4.
Data processing. Data yang diperoleh dapat diolah dengan benar dan
ditafsirkan dengan logis.
5.
Verification: tahap akhir, siswa menyimpulkan analisisnya dan
dipresentasikan di depan kelas (Lubis, 2018).
Adapun
kegiatan yang harus dilakukan guru sebagai pembimbing dalam model pembelajaran inquiry based learning menurut ischak
(1997:7.10) meliputi:
1.
Memberikan bantuan kepada siswa dalam menjelaskan
kedudukan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
2.
Memberikan penjelasan tentang cara-cara yang harus
dilakukan siswa.
3.
Memberikan penjelasan tentang cara-cara menyusun
rencana kegiatan yang akan dilakukan
4.
Membantu siswa dalam merumuskan setiap istilah yang
ada pada hipotesis.
5.
Membantu siswa dalam memilih dan menyusun
asumsi-asumsi yang akan digunakan serta cara diskusi dan berfikir efektif dan
objektif.
G. Tujuan Model Pembelajaran Inquiry Based Learning
Tujuan utama penggunaan model pembelajaran inquiry based learning adalah untuk
membangun teori. Bagaimanapun pengetahuan sosial (IPS) harus merumuskan fakta,
konsep, dan generalisasi dalam rangka membangun teori. Menurut sunryo (1989:97)
melalui model pembelajaran inquiey based
learning, siswa akan “belajar nagaimana belajar”.
Model pembelajaran inquiry
based learning pada dasarnya dimaksudkan untuk membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan intelektual melalui proses berfikir kritis dan menjadi
orang yang secara bebas dapat memecahkan masalah sesuai kaidah-kaidah proses
ilmiah.oleh karena tujuan yang demikian, maka dengan model pembelajaran inquiry based learning, guru bukan
satu-satunya sumber belajar, melainkan lebih berperan sebagai
fasilitator.melalui model pembelajaran inquiry
based learning anak didik mampu mengembangkan sikap positif seperti
memiliki sikap jujur, objektif, seksama, cermat, menumbuhkan rasa keingin
tahuan, tekun, mau menerima saran dan kritik oranglain (Dahar,1996: 103).
Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan IPS di sekolah
dasar yang tertuang dalam GBPP kurikulum sekolah dasar suplemen 1999 dan KBK
IPS sekolah dasar tahun 2003, bahwa tujuan dari penggunaan model pembelajaran inquiry based learning adalah, sebagai
berikut:
a.
Mengembangkan sikap, keterampilan, kepercayaan siswa
dalam memecahkan masalah atau memutuskan sesuatu secara tepat
b.
Mengembangkan kemampuan berfikir siswa agar lebih
tanggap, cermat dan nalar (kritis, analitis, dan logis)
c.
Membina dan mengembangkan sikap ingin tahu lebih jauh.
H. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inquiry Based Learning
Menurut Suryadi (2013) menyatakan bahwa
model pembelajaran inquiry based learning
memiliki kelebihan dan kekurangan
Kelebihan model
inquiry based learning diantaranya:
1.
Menekankan pada pengembangan aspek kognitif secara
progresif.
Peserta didik lebih aktif dalam mencari dan mengolah
informasi, sampai menemukan jawaban atas pertanyaan secara mandiri.
2.
Memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar
sesuai dengan gaya belajar meraka masing-masing
3.
Peserta didik yang memiliki kemampuan diatas rata-rata
tidak akan terhambat oleh peserta didik yang lambat dalam belajar.
4.
Membantu peserta didik menggunakan ingatan dalam
mentransfer konsep yang dimilikinya kepada situai-situasi proses belajar yang
baru.
Sedangkan kekurangannya yaitu:
1.
Sering kali guru mengalami kesulitaj dalam
merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam
belajar.
2.
Pada saat mengimplementasinya, model pembelajaran inquiry based learning memerlukan waktu
yang lama, sehingga guru sering kesulitan menyesuaikan dengan waktu yang
ditentukan.
3.
Pada sistem pembelajaran klasikal dengan jumlah
peserta didik yang relative banyak, penggunaan model pembelajaran inquiry based learning sukar untuk dikembangkan kembali.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Salah satu
upaya untuk menciptakan kondisi belajar yang berkualitas dan berbobot tersebut
adalah dengan menggunakan model pembelajaran inquiry based learning . melalui model pembelajaran inquiry based learning siswa dilatih
untuk berfikir kritis, terutama dalam pembelajaran IPS, yang salah satunya
menuntut siswa untuk kritis terhadap sumber dalam mengungkapkan fakta yang
benar.
Berdasarkan
pemahaman pembelajaran diatas, tampaklah bahwa paradigma baru dalam
pembelajaran atau proses belajaran yang perlu dikembangkan. Mengajar tidak lagi
sebagai proses menyampaikan materi pembelajaran sebanyak-banyaknya kepada
peserta didik, akan tetapi lebih dipandang sebagai proses merancang, mengatur
lingkungan belajar, memotivasi agar peserta didik dapat terlibat aktif dalam
belajar dengan mencari dan menemukan sendiri pengetahuan bagi dirinya.
Dengan
penggunaan model pembelajaran inquiry
based learning dalam pembelajaran IPS peserta didik dibiasakan untuk
mencari pemecahan atas masalah yang mereka alami. Melalui berbagai tekhnik
bertanya, guru harus dapat menjelaskan, mengungkapkan fakta sesuai dengan
pengalamannya, memberikan argumentasi yang meyakinkan, mengembangkan gagasan
dan lain sebagainya.
B. Saran
Guru
berperan sebagai motivator dalam proses pembelajaran akan dapat mengembangkan
aktivitas belajar peserta didiknya. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai
stimulus yang dapat menantang peserta didik untuk berfikir , bebas untuk
berpendapat, dan berinisiatif dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarok, Ahmad. 1999. Psikologi Dakwah. Jakarta: Pustaka
Pirdaus.
Rahmat,
Jalaluddin. 2005. psikologi komunikasi,
Bandung: PT Remaja Karya
Lubis,
Maulana Arafat. 2018. Pembelajaran
PPKn di SD/MI, Implementasi Pendidikan
Abad 21. Medan: Akasha Sakti.
Lubis,
Maulana Arafat. 2018. Pembelajaran
Tematik di SD/MI, Pengembangan Kurikulum 2013. Yogyakarta: Samudera Biru.
Prastowo
Andi.2015. Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu; implementasi kurikulum 2013 untuk SD/MI.
Jakarta: Kencana.
Susanto
Ahmad. 2014. Pengembangan pembelajaran
IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.
Komentar
Posting Komentar