PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTETIC (VAK) BERBASIS
AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD/MI
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Nama NIM
Nurintan Hasibuan 1620500005
PGMI-1
Dosen Pengampu:
Nashran
Azizan Hasibuan, M.Pd.
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PADANGSIDIMPUAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT
penulis hanturkan karena dengan limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas rekayasa ide pada mata kuliah Pembelajaran IPS di
SD/MI dengan buku yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Visualization,
Auditory, Kinestetik (VAK) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS”.
Shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai
uswatul hasanah bagi seluruh manusia dan mengemban pencerahan kehidupan.
Tugas rekayasa ide ini dibuat
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran IPS di MI/SD. Dimana bertujuan untuk
menambah pengetahuan dan
lebih mengerti tentang
pembelajaran dan hal-hal tentang IPS yang digunakan ketika mengajarkan
Pembelajaran IPS di MI/SD agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Terima kasih
penulis sampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan rekayasa ide
ini sehingga tugas ini dapat terselesaikan tepat waktu. Kepada teman-teman yang
membantu memberikan masukan dan sumbangan pemikiran atas terselesainya tugas
rekayasa ide ini.
Semoga penulisan rekayasa
ide ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk diaplikaskan dalam kehidupan
sehari-hari, dan penulis sadar bahwa rekayasa ide ini jauh dari sempurna.
Kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan dari pembaca agar pembuatan rekayasa ide kedepannya lebih baik
lagi daripada yang sebelumnya.
Amin Yaa
Robbal ‘Alamin
Padangsidimpuan, 15 April 2019
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................... 2
C.
Tujuan ................................................................................................. 2
D.
Manfaat............................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI
A.
Pengertian model pembelajaran........................................................ 3
B.
Visualization, Auditory, Kinestetik (VAK)...................................... 4
C.
Media Pembelajaran Video............................................................... 7
D.
Pembelajaran IPS............................................................................... 8
BAB III REKAYASA IDE.......................................................................... 11
BAB IV KESIMPULAN
A.
Kesimpulan...................................................................................... 13
B.
Saran................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik dan
pendidik, di dalam maupun di luar kelas dengan menggunakan berbagai sumber
belajar sebagai bahan kajian. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses
belajar mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya
sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan
sebagai sentral pembelajaran.
Model pembelajaran mempunyai tujuan untuk membantu siswa memperoleh
informasi, ide-ide, keterampilan-keterampilan, nilai-nilai, cara-cara berpikir,
alat-alat untuk mengekspresikan diri serta cara-cara belajar. Sesungguhnya
tujuan jangka panjang dari pengajaran yang terpenting adalah agar siswa
nantinya mampu meningkatkan kemampuan belajar kearah yang lebih mudah dan efektif.
Pembelajaran IPS sangat menjemukan karena penyajiannya bersifat
monoton dan ekspositori sehingga siswa kurang antusias dan mengakibatkan
pembelajaran kurang menarik. Karena hal ini hasil belajar peserta didik akan
tidak sesuai dengan apa yang diharapkan sebelumnya. Untuk mengatasi masalah
ini, maka sebagai guru mata pelajaran IPS di SD/MI perlu menerapkan model pembelajaran yang menyenangkan dan
tidak membosankan. Model yang dapat digunakan adalah model pembelajaran Visualization,
Auditory, Kinestetic (VAK).
Pada satu sisi betapa pentingnya peranan pendidikan IPS dalam
mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan social agar siswa
menjadi warga masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang baik namun di pihak
lain masih banyak masalah-masalah yang diperlukan penelitian berkaitan dengan
pembelajaran IPS. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran.
Seringkali dalam proses pembelajaran IPS siswa kurang respon
terhadap pembelajaran, pembelajaran tidak kondusif sehingga siswa yang duduk
paling belakang akan berbicara dengan temannya. Hal ini terjadi karena
kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran, guru belum menggunakan model
pembelajaran secara maksimal selain itu juga media pembelajaran yang digunakan
juga mempengaruhi lancar atau tidaknya proses pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Model Pembelajaran?
2.
Jelaskan Model Pemebalajaran Visualization, Auditory, Kinestetic
(VAK)
3.
Jelaskan Media Pembelajaran Video?
4.
Jelaskan Pembelaajaran IPS?
C.
Tujuan
1.
Menjelaskan Model Pembelajaran Visualization, Auditory,
Kinestetic (VAK)
2.
Untuk Mengetahui Model Pemebalajaran Visualization, Auditory,
Kinestetic (VAK)
3.
Menjelaskan Media Pembelajaran Video?
4.
Menjelaskan Pembelaajaran IPS?
5.
Manfaat
Manfaat dari rekayasa ide ini yaitu terciptanya pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik, yang berlangsung secara menarik,
efektif dan efesien. sehingga dalam proses pembelajaran akan tercapai tujuan
yang diinginkan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Pengertian Model Pembelajaran
Istilah model pembelajaran dibedakan dari istilah strategi
pembelajaran, metode pembelajaran, atau prinsip pembelajaran. Istilah model
pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada suatu strategi, metode
atau prosedur. Istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang
tidak dimiliki oleh strategi atau metode tertentu yaitu; rasional teoritik yang
logis dan disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
secara berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajatran itu dapat dicapai (Depdiknas, 2004).
Menurut Soekamto model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencankan aktivitas belajar
mengajar. Hal ini berarti model pembelajaran memberikan kerangka adan arah bagi
guru untuk mengajar.
Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang menggambarkan
proses kegiatan belajar-mengajar dari awal sampai akhir yang disajikan secara
khas oleh guru. Selain itu model pembelajaran juga merupakan bungku satau bingkai
dari penerapan suatu pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran.
Jadi model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang
menggambarkan proses kegiatan pembelajaran dalam merencanakan aktivitas belajar
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dari model pembelajaran
inilah guru mulai merancang pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Agar model
pembelajaran lebih maksimal lagi maka seorang guru harus mampu menguasai
materi, mempunyai wawasan luas, memiliki keterampilan mengajar yang baik serta
menggabungkan materi pembelajaran ke dalam kehidupan sehari-hari siswa.
B.
Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK)
Model pembelajaran visual, auditory, kinesthetic atau VAK
adalah model pembelajaran yang mengoptimalkan ketiga modalitas belajar tersebut
untuk menjadikan si peserta didik merasa nyaman. Model pembelajaran visualization,
auditory, kinestetic merupakan cabang dari model pembelajaran Quantum
yang berprinsip untuk menjadikan situasi belajar menjadi lebih nyaman dan
menjanjikan kesuksesan bagi pembelajaranya di masa depan.
VAK merupakan tiga modalitas yang dimiliki oleh setiap manusia.
Ketiga modalitas tersebut kemudian dikenal sebagi gaya belajar. Gaya belajar
merupakan kombinasi dari bagaimana seseorang dapat menyerap dan kemudian
mengatur serta mengolah informasi. Pembelajaran dengan model ini pengalaman
belajar secara langsung dan menyenangkan bagi siswa. Pengalaman belajar secara
langsung debgan cara belajar dengan mengingat (Visual), belajar dengan
mendengar (auditory) dan belajar dengan gerak dan emosi (kinesthetic).
Ada tiga karakteristik yang dimiliki oleh model pembelajaran ini
yaitu sesuai dengan namanya:
1.
Visual yaitu belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Di dalam
otak lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua
indra yang lain. Setiap siswa yang menggunkan visualnya lebih mudah belajar
jika dapat melihat apa yang sedang di pelajari. Secara khusus pembelajar visual
yang baik akan dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta dan
sebaginya dalam belajar.
2.
Auditory, yaitu belajar dengan berbicara dan mendengar. Pendidik
hendaknya mengajak siswa membicarakan apa yang sedang mereka pelajari,
menerjemahkan pengalaman siswa dengan suara.
3.
Kinestetik, yaitu belajar dengan bergerak dan berbuat. Sehingga
pembelajaran kinestetik adalah pembelajaran yang melibatkan dan memanfaatkan
tubuh.
Model VAK ini merupakan solusi yang sanagt cerdas di mana ketiga
kecenderungan gaya belajar peserta didik digabungkan menjadi satu. Hal ini
dapat meminimalisir terjadinya kesulitan belajar peserta didik disebabkan oleh
gaya belajar yang kurang sesuai pada saat pembelajaran belangsung. Melaui model
pembelajaran VAK Ini diharapkan dapat merangsang ide-ide peserta didik dalam
pembelajaran IPS, sehingga dapat menumbuhkan kreatifitas siswa.
Ada beberapa kelebihan jika digunakan model pembelajaran
visualization, auditory, kinesthetic (VAK) ini antara lain yaitu:
1.
Pembelajaran akan lebih efektif karena mengombinasikan ketiga gaya
belajar.
2.
Mampu melatih dan mengembangkan potensi siswayang telah dimiliki
oleh pribadi masing-masing.
3.
Memberikan pengalam langsung kepada siswa.
4.
Mampu melibatkan siswa secara maksimal dalam menemukan dan memahami
suatu konsep ,melalui kegiatan fisik, seperti demostrasi, percobaan, observasi,
dan diskusi aktif.
5.
Mampu menjangkau setiap gaya pembelajaran siswa.
6.
Siswa yang memiliki kemampuan bagus tidak akan terhambat oleh siswa
yang lemah dalam belajar karena model ini mampu melayani kebutuhan siswa yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata.
Selain kelebihan yang dimiliki oleh model pembelajaran ini, ada kelemahan
dari penggunaannya yaitu, tidak banyak orang yang mampu mengombinasikan ketiga
gaya belajar tersebut. Dengan demikian, orang yang hanya mampu menggunkaan satu
gaya belajar, hanya akan mampu menangkap materi jika menggunakan metode yang
lebih menfokuskan kepada salah satu gaya belajar yang didominasi.
Langkah-Langkah Visualization, Auditory, Kinstetik (VAK)
1.
Tahap Persiapan (kegiatan pendahuluan)
Pada
kegiatan ini, guru memberikan motivasi untuk membangkitkan minat siswa dalam
belajar, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan
datang kepada siswa, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk
menjadikan siswa lebih siap dalam menerima pelajaran.
2.
Tahap penyampaian (kegiatan inti pada eksplorasi)
Pada
kegiatan inti, guru mengarahka siswa untuk menemukan materi pelajaran yang baru
secara mandiri, menyenagkan, relevan, melibatkan pancaindra yang sesuai dengan
gaya belajar VAK. Tahap ini biasa disebut eksplorasi.
3.
Tahap pelatihan (kegiatan inti pada elaborasi)
Padaa
tahap pelatihan guru membantu siswa untuk mengintegrasi dan menyerap
pengetahuan serta keterampilan baru dengan berbagai cara uyang disesuaikan
dengan gaya belajar VAK.
4.
Tahap Penampilan Hasil (Kegiatan Inti Pada Konfirmasi)
Tahap
penampilan hasil merupakan tahap seorang guru dalam membantu siswa dalam
menerapkan dan memperluas pengetahuan maupun keteramilan baru yang mereka
dapatkan, pada krgiatan belajar sehingga hasil belajar mengalami peningkatan.
C.
Media Pembelajaran Video
Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara
harfiah berarti “tengah, perantara atau pengantar”. Dalam bahasa arab media
berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Menurut Wina Sanjaya media pembelajaran adalah alat untuk memberikan rangsangan
bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar. Sedangkan Hamzah B. Uno
berpendapat segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik yang bertujuan merangsang
mereka mengikuti kegiatan pembelajaran.
Jadi media pembelajaran adalah segala alat yang digunakan dalam
proses pembelajaran yang berfungsi sebagai perangsang pikiran siswa agar lebih
bergairah dan proses pembelajaran lebih mudah dipahami siswa dalam
pembelajaran.
Media Video merupakan media audio visual yang mampu menayangkan
pesan dan informasi melalui unsur gambar dan suara yang disampaikan secara
simultan. Media video mampu menampilkan unsur gambar atau suara secara
bersamaan pada saat digunakan untuk mengkomunikasikan informasi dan pengetahuan
kepada siswa. Media video mampu memperlihatkan objek, tempat dan peristiwa
dalam format gambar bergerak secara komprehensif.
Ada beberaapa
keunggulan dari media Video diantanya adalah:
1.
Menayangkan gambar bergerak.
2.
Memperlihatkan sebuah proses dan prosedur.
3.
Sarana observasi yang aman.
4.
Sarana untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan tertentu.
5.
Memperlihatkan contoh sikap dan tindakan yang dapat dipelajari.
6.
Mendorong munculnya apresiasi terhadap seni dan budaya.
Disamping memiliki kelebihan yang diperlukan dalam menayangkan
informasi dan pengetahuan, media video juga memiliki beberapa keterbatasan.
Menurut Heinich dan kawan-kawan keterbatasan tersebut meliputi:
1.
Kecepatan penayangan informasi dan pengetahuan secara konstan.
2.
Kadang-kadang menimbulkan persepsi yang berbeda terhadap informasi
dan pengetahuan yang ditayangkan.
3.
Pengeluaran untuk biaya produksi program video sangat mahal.
Media video dapat digunakan untuk keperluan belajar, baik untuk
keperluan belajar invidual maupun kelompok. Biaya produksi yang relative mahal
dapat diimbangi dengan kemampuan media video dalam menjangkau jumlah peserta
didik yang lebih besar jika diproduksi secara massal. Media video juda dapat
ditayangkan berulang kali terhadap kelompok peserta didik yang
berbeda-beda.
D.
Pembelajaran IPS
Menurut Ahmadi pembelajaran IPS merupakan
ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi penggunaan program
pendidikan di sekolah atau bagi kelompok belajar lainnya yang sederajat.
Sedangkan menurut Ali Imran Udin IPS Merupakan ilmu-ilmu sosial yang
disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar
dan menengah.
Dari pendapat kedua ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran ilmu pengetahuan sosial atau yang sering
disingkat dengan IPS merupakan ilmu-ilmu sosial yang bersumber dari kehidupan
sosial masyarakat yang terdiri dari geografi, sosilogi, sejarah, antropologi,
psikologi sosial, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum dan ilmu-ilmu lainnya yang
berhubungan dengan ilmu sosial yang digunakan sebagai bahan ajar pada program
pendidikan di SD, SLTP dan SLTA.
Pelajaran IPS di SD/MI mengajarkan konsep-konsep esensi ilmu sosial
untuk membentuk subyek didik menjadi warga Negara yang baik. Pembelajaran
pendidikan IPS memiliki tujuan yang sangat agung dan mulia, yaitu untuk
memahami dan mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, keterampilan social,
kewarganegaraan, fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi serta mampu
mereflesikan dalam kehiduapan masyarakat, bangsa dan Negara.
Ilmu pengetahuan sosial merupakan suatu
mata pelajaran yang bersumber dari
ilmu-ilmu sosial terpilih dan dipadukan untuk kepentingan pendidikan dan
pembelajaran di sekolah/madrasah. Sebagai suatu mata pelajaran yang berisi
perpaduan dari berbagai disiplin ilmu sosial , menuntut pengajaran yang terpadu
sehingga batas atau sekat masing-masing disiplin ilmu sosial dalam mata
pelajaran ini tidak begitu terlihat jelas. Dalam praktiknya di lapangan belum
sepenuhnya guru mata pelajaran IPS belum dapat melaksanakan program terpadu
sebagaimana tuntutan kurikulum.
Materi dari perpaduan beberapa disiplin
ilmu sosial yang terpilih untuk kepentingan pendidikan dan pembelajaran di
sekolah/madrasah, maka pembelajarannya juga harus menerapkan pembelajaran
terpadu. Penerapan pendekatan pembelajaran terpadu berarti harus menggunakan
tema untuk mengkaitkan/mengikat berbagai kompetensi/isi materi ilmu sosial yang
dikaji dalam IPS dalam kegiatan pembelajarannya.
Menurut Chapin
dan Messick (dalam Susanto, 2014: 10) karakteristik pembelajaran IPS adalah:
a.
Memberikan pengetahuan tentang pengalaman manusia dalam
bermasyarakat pada masa lalu, sekarang dan yang akan datang.
b.
Mengembangkan keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi.
c.
Mengembangkan nilai sikap demokrasi dalam bermasyarakat.
d.
Menyediakan kesempatan siswa untuk berperan serta dalam kehidupan sosial.
e.
Ditunjukan pada pembekalan pengetahuan, pengembangan berpikir dan kemampuan
berpikir kritis, melatih kebebasan keterampilan dan kebiasaan.
f.
Ditunjukan kepada peserta didik untuk mampu memahami hal yang
g.
bersifat konkret, realistis dalam kehidupan sosial.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa, karakteristik
IPS merupakan gabungan dari ilmu-ilmu sosial yang menyangkut masalah social seperti
peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat,
kewilayahan, adaptasi, dan pengelolaan lingkungan.
BAB
III
REKAYASA
IDE
“Penerapan Model Pembelajaran Visualization, Auditory,
Kinestetic (VAK) Berbasis Audio Visual Dalam Pembelajaran IPS di SD/MI”
Adanya model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK)
berbasis media video (audio visual), ini tentu dapat membantu para pendidik di
dalam mengajar materi IPS di SD/MI. Dengan model ini pendidik dapat memberikan
pelajaran melalui pendengaran, penglihatan, dan gerak tubuh. Dibantu lagi
dengan media video sehingga mampu menarik perhatian dan minat peserta didik
untuk lebih semangat dalam belajar.
Dengan model VAK berbasis media video ini dapat mengoptimalkan
ketiga modalitas belajar tersebut untuk menjadikan peserta didik lebih nyaman
dan menyenangkan. Cara belajar peserta didik dimulai dari menyerap, lalu
mengatur dan mengolah informasi materi pelajaran. Pada model ini tidak setiap
peserta didik harus masuk ke dalam tiga modalitas tersebut, tetapi di mana
peserta didik lebih dominan.
Belajar harus menggunakan indra mata, melalui model VAK berbasis
media maka peserta didik dapat mengamati, melihat, membaca materi pada video.
Karakteristik peserta didik bergaya visual
yang memegang peranan penting adalah mata/penglihatan. Dalam hal ini
ketiga proses pembelajaran sebaiknya guru membuat video agar siswa dapat
belajar dan memahami materi dengan cepat.
Gaya auditory atau belajar dengan cara mendengar. Maka peserta
didik akan mendengar dan menyimak materi melalui suara yang dikeluarkan dari
media video tersebut. Peserta didik yang mempunyai gaya belajar auditori dapat
belajar cepat dengan menggubakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru
katakan. Peserta didik akan mencerna
materi pelajaran dari video melalui tone, suara, tinggi rendahnya, kecepatan
berbicara dan hal-hal yang berkaitan dengan suara dari video. Informasi
tertulis kadang mempunyai makana yang minim bagi peserta didik auditory.
Peserta didik seperti ini biasanya dapat menghapal lebih cepat dengan membaca
teks dengan keras dan mendengar suara dari video.
Contoh pada materi tentang sejarah raja Purnawarman, peserta didik
akan lebih terfokus kepada suara dari video dari pada gambar bergerak pada
tayangannya. Agar mereka mengingat lebih lama materi ini, maka mintalah mereka
untuk mengulang kembali apa yang mereka dengar sebelumnya.
Pada gaya belajar kinestetik, belajar dengan bergerak. Banyak
peserta didik belajar lebih mudah baginya melalaui aktivitas fisik dan
keterlibatan langsung. Peserta didik akan lebih suka menangani, bergerak,
menyentuh dan merasakan sendiri gerakan tubuh. Dengan media video ini ajak
peserta didik untuk memperagakan materi yang ada pada video. Seperti pada
materi jual-beli, buat mereka seolah berada di pasar dan melakukan aktivitas
tersebut, ada yang berperan sebagai penjual dan pembeli. Hal ini dapat
meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi karena setelah ditonton
melalui video mereka langsung memperagkan yang melibatkan aktivitas fisik.
Dalam hal ini dengan adanya media video maka model pembelajaran VAK
ini akan lebih maksimal prose pembelajaran yang terjadi serta tujuan kahir dari
pembelajaran akan tercapai. Peserta didik lebih semangat mengikuti pembelajaran
dan lebih mudah dalam memahami materi yang diajarkan.
BAB IV
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
1. Model
pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang menggambarkan proses kegiatan
belajar-mengajar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
2.
Model pembelajaran visual, auditory, kinesthetic atau VAK
adalah model pembelajaran yang mengoptimalkan ketiga modalitas belajar tersebut
untuk menjadikan si peserta didik merasa nyaman. Model pembelajaran visualization,
auditory, kinestetic merupakan cabang dari model pembelajaran Quantum
yang berprinsip untuk menjadikan situasi belajar menjadi lebih nyaman dan
menjanjikan kesuksesan bagi pembelajaranya di masa depan.
3.
media pembelajaran adalah segala alat yang digunakan dalam proses
pembelajaran yang berfungsi sebagai perangsang pikiran siswa agar lebih
bergairah dan proses pembelajaran lebih mudah dipahami siswa dalam
pembelajaran.
4.
Media Video merupakan media audio visual yang mampu menayangkan
pesan dan informasi melalui unsur gambar dan suara yang disampaikan secara
simultan. Media video mampu menampilkan unsur gambar atau suara secara
bersamaan pada saat digunakan untuk mengkomunikasikan informasi dan pengetahuan
kepada siswa.
5. pembelajaran
ilmu pengetahuan sosial atau yang sering disingkat dengan IPS merupakan
ilmu-ilmu sosial yang bersumber dari kehidupan sosial masyarakat yang terdiri
dari geografi, sosilogi, sejarah, antropologi, psikologi sosial, ekonomi, ilmu
politik, ilmu hukum dan ilmu-ilmu lainnya yang berhubungan dengan ilmu sosial
yang digunakan sebagai bahan ajar pada program pendidikan di SD, SLTP dan SLTA.
B.
Saran
Melihat kurangnya keefektivan
proses pembelajaran di dalam kelas khususnya pendidikan sekolah dasar,
maka diharapkan kepada pendidik untuk lebih inovatif dan kreatif serta mampu
memanfaatkan teknologi yang sudah berkembang dalam proses pembelajaran dengan
tujuan agar peserta didik lebih mampu memahami materi pelajaran dengan model
dan media pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Maulana
Arafat. 2018. Pembelajaran PPKn di SD/MI Implementasi Pendidikan Abad 21.
Medan: Akasha Sakti.
Lubis, Maulana
Arafat. 2018. Pembelajaran PPKn di SD/MI Implementasi Pendidikan Abad 21.
Medan: Akasha Sakti.
Nasution, Toni. dan Maulana
Arafat Lubis. 2018. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Yogyakarta:
Samudera Biru.
Pribadi, Benny
A., Media dan Teknologi dalam Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2017.
Saidaturrohmah,
U., 2017. Implementasi Media Audio Visual dalam Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) di Kelas V MI Al-Islam Bangsri Jepara, Tesis Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Kudus, tersedia onlone http://eprints.stainkudus.ac.id.
Shoimin, Aris.
2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Yogyakarta:
AR-RUZZ MEDIA.
Susanto, Ahmad.
2014. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.
Wahidmurni.
2017. Metodologi Pembelajaran IPS Pengembangan Standar Proses Pembelajaran
IPS di Sekolah/Madrasah Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Komentar
Posting Komentar