MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

MAKALAH ISLAM DI SPANYOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENAISSANCE DI EROPA


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Ketika periode klasik islam mulai memasuki masa kemunduran, Eropa mulai bangkit dari keterbelakangnya. Kebangkitan Eropa bukan saja terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan mereka mengalahkan kerajaan islam dan bagian dunia lainnya. Tetapi kemajuan mereka terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan dalam bidang ilmu inilah yang mendukung keberhasilan politiknya. Dalam cacatan sejarah islam, kemajuan Eropa ini tidak dapat di pisahkan dari pemerintahan islam di spanyol. Dari spanyol islam lah Eropa banyak menimbah ilmu, karena pada periode klasik, ketika islam mencapai masa keemasannya. Spanyol merupakan pusat peradaban islam yang sangat penting, menyaingi di Baghdad timur.
            Kemudian pemerintah islam di spanyol menjadi pemerintah yang berdiri sendiri di masa khalifah Abdurrahman III dan merupakan salah satu negara terbesar di masa itu, di samping Daulat Abbasiyyah di timur, Bizantimur dan kerajaan Charlemangne (frank) di barat.  Namun, pada masa pemerintahan berikutnya spanyol mengalami kemunduran karena terjadi disintegrasi yang telah memporak-porandakkan kesatuan dan persatuan Andalusia yang membawa ke pada kehancuran islam di spanyol.
B.    Rumusan Masalah
1.     Bagaimana islam masuk ke spanyol?
2.     Bagaimana perkembangan islam di spanyol?
3.     Bagaimana pengaruh masuknya islam terhadap renaisans di Eropa?
C.    Tujuan Masalah
1.     Mengetahui islam masuk ke spanyol.
2.     Mengetahui perkembangan islam di spanyol.
3.     Mengetahui pengaruh masuknya islam terhadap resainsans di Eropa.









BAB II
PEMBAHASAN
A.    Islam Masuk Ke Spanyol
Masuknya islam ke spanyol di awali dengan lolosnya Abdurrahman, satu-satunya yang selamat dari pembinasaan dari Bani Umayyah oleh Dinasti Abbasiyah pada tahun 750 M. Ia lolos dari kejaran tentara Bani Abbasiyah dengan cara bersembunyi di dalam sungai Efrat. Ia mengembara ke Afrika dan akhirnya dapat berkuasa di spanyol.[1]
Dalam proses penaklukan spanyol ada tiga orang yang berjasa yaitu:
1.     Tharif ibn Malik. Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi selat yang berada di antara maroko dan benua eropa itu dengan satu pasukan perang, lima ratus orang di antaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang di sediakan oleh jilian.
2.     Thariq ibn ziyad rahimahullah lebih banyak di kenal sebagai penakluk spanyol karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata.
3.     Musa ibn Nushair. Beliau merasa perlu melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran dengan maksud membantu  perjuangan thariq. Dan akhirnya beliau berdua memenangkan daerah spanyol.
Pada periode klasik yang pertama masa kemajuan (650-1000 M), wilayah kekuasaan islam meluas melalui Afrika Utara (Aljazair dan Maroko) sampai ke spanyol di barat. (Harun nasution, 1975: 12) spanyol adalah nama baru bagi Andalusia zaman dahulu. Nama Andalusia berasal dari suku yang menaklukkan Eropa Barat dimasa lalu (Ensiklopedi Islam, 1999: 145) sebelum bangsa Goth dan Arab (islam).
Kedatangan islam di spanyol telah membawa perubahan yang sangat besar, terutama di bidang sosial dan ilmu pengetahuan serta kebudayaan perkembangan peradaban spanyol islam terbentuk bukan hanya karena sentuhan dari tradisi arab islam, akan tetapi lebih dari itu karena akibat persentuhan peradaba yang di bawah oleh arab islam dengan kebudayaan masyarakat multi budaya inilah yang akhirnya terikat menjadi satu dan membentuk kebudayaan islam yang tinggi waktu itu.
Beberapa faktor eksternal pada masa penaklukan spanyol oleh orang-orang islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Secara terbagi-bagi kedalam beberapa negeri kecil. Perpecahan dalam negeri spanyol ini banyak membantu keberhasilan campur tangan islm di tahun 711 M. Adapun faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh perjuangan dan para prajurit islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah spanyol pada khususnya.
Sejak pertama kali menginjakkan kaki ditanah spanyol hingga jatuhnya tanah kerajaan islam terakhir disana, islam memainkan peranan yang sangat besar. Masa ini berlangsung lebih dari tujuh setengah abad. Sejarah yang panjang dilalui umat islam di spanyol itu dapat dibagi menjadi enam periode, yaitu:
1.     Periode pertama (711-755 M)
Pada periode ini kekuasaan islam di spanyol hanya sebatas pimpinan setingkat bupati (wali). Pada massa ini terjadi dua puluh kali pergantian wali. Stabilitas spanyol belum sempurna, masih banyak gangguan yang terjadi. Hal ini ditandai dengan adanya gangguan dari berbagai pihak yang tidak senagng terhadap islam. Sentralisasi kekuasaan masih di bawah Daulat Umayyah di Damaskus. Periode ini berakhir dengan munculnya Abdurrahman ad Dakhil pada tahun 138H/755 M.
2.     Periode kedua (755-912 M)
Pada masa ini spanyol derada dibawah pemerintahan seorang yang bergelar amir (panglima atau gubernur), tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan islam, yang ketika itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman 1 yang memasuki spanyol tahun 138 H/755 M dan di beri gelar Al-Dakhil (yang masuk ke spanyol). Dia adalah keturunan bani Abbasiyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbas, ketika Bani Abbas berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Damaskus. Selanjutnya, ia berhasil mendirikan Dinasti Bani Umayyah di Spanyol.[2] Penguasa spanyol pada periode ini adalah Abd Al Rahman Al-Dakhil, Hisyam 1, Hakam 1, Abd Al-Rahman Al-Ausath, Muhammmad bin Abd Al-Rahman, munzir bin Muhammad ibn Muhammad. (Badri Yatim, 2000: 95).
3.     Periode ketiga (912-1013 M)
Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abd Al-Rahman III yang bergelar “An- Nasir” sampai munculnya Muluk al- Thawaif  (raja kelompok). Pada periode ini spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar “khalifah”. Pada periode ini juga umat islam di spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan yang manyaingi Daulat Abbasiyah di Baghdad. Abd Al-Rahman Al- Nashir mendirikan universitas cordova. Pada tahun 1013 M, dewan menteri yang memerintah di Cordova menghapus jabatan khalifah. Wilayah kekuasaan spnyol telah terpecah menjadi negara-negara kecil.
4.     Periode keempat (1013-1086             M)
Dalam periode ini terdapat lebih dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan al muluk at Thawaif. Mereka berpusat di sevila, Cordova, Toledo, dan sebagainya. Pada masa ini kemajuan intelektual tidak mengalami gangguan. Hanya bidang politik dan sosial saja yang mengalami kekacauan. Sesama golongan muslim saling bertikai. Antara satu dengan yang lain saling menghancurkan. Beberapa di antara bahkan meminta bantuan pada kekuatan kristen. Inilah awal mulanya hancurnya islam di spanyol.
5.     Periode kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini terdapat dua kekuatan islam yang paling kuat. Mereka adalah Dinasti Murabitun (1086-1143 M) dan Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabitun mengalami kehancuran pada tahun 1143 M. Kota Saragossa direbut pasukan kristen pada tahun 1118 M.


6.     Periode keenam (1232-1609 M)
Pada masa ini islma hanya berkuasa di kota Granada, yang berkuasa pada waktu itu adalah Dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M). Paradaban kembali maju seperti zaman an Nasir. Namun, secara politik kekuasaannya hanya dalam ruang lingkup yang sangat sempit. Dinasti ini adalah dinasti terakhir yang berkuasa di spanyol. Hal ini bermukla ketika Abu Abdullah tidak senang karena ayahnya yang yang khalifah telah menunjuk adiknya sebagai putra mahkota. Dia pun meberontak.
B.    Pendidikan Islam di Spanyol
Islam di spanyol telah mencatat satu lembaran peradaban dan kebudayaan yang sangat brilian dalam bertentangan sejarah islam.[3] Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang di lalui ilmu pengetahuan Yunani Arab ke eropa pada abad XII. Minat terhadap pendidikan dan ilmu pengetahuan serta filsafat mulai dikembangkan pada abad IX M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke 5, Muhammad ibn Abd Al-Rahman (832-886 M). (majid fakhri, 86: 35).
Berdasarkan liberatur-liberatur yang membahas sejarah pendidikan dan sejarah peradaban islam secara garis besar pendidikan islam di spanyol terbagi pada dua bagian atau tingkatan, yaitu:
1.     Kuttab
Pada lembaga pendidikan kuttab ini para siswa mempelajari beberapa bidang studi dan pelajaran yangb meliputi fiqih dan sastra, serta musik dan kesenian.
a.      Fiqih
dalam bidang fiqih, Karena spanyol islam menganut mazhab maliki, maka para ulama memperkenalkan materi fiqih dari mazhab maliki. Para ulama yang memperkenalkan mazhab ini di antara lain ziyad ibn Abd Al-Rahman.
b.     Bahasa dan sastra
Karena bahasa arab telah menjadi bahasa resmi dan bahasa administrasi dalam pemerintahan islam di spanyol. Bahasa arab ini di ajarkan kepada murud dan para pelajar, baik yang islam maupun non-islam. Dan hal ini terdapat diterima oleh masyarakat, bahkan mereka rela menomorduakan bahasa asli mereka.
c.      Musik dan kesenian
Dalam bidang musik dan seni, spanyol islam memiliki tokoh seniman yang sangat terkenal, yaitu Al-Hasan ibn Nafi dikenal dengan julukan ziryab (789-857).
2.     Pendididkan tinggi
Masyarakat arab di spanyol merupakan pelopor peradaban dan kebudayaan juga pendidikan, antara pertengahan abad kedelapan sampai dengan akhir abad ketiga belas. Melalui usaha yang mereka lakukan, ilmu pengetahuan kuno dan ilmu pengetahuan islam dapat ditransmisikan ke Eropa.
a.      Filsafat
Atas inisiatif Al-Hakam (961-976 M), karya ilmiah dan filosofis di impor dari timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia islam. Apa yang dilakukan oleh para pimpinan Dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini pers
iapan untuk melahirkan filosofbesar pada masa sesudahnya.
b.     Bidang Sains
Ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia, dan lain juga berkembangnya dengan baik. Abbas ibn Farnas termasuk dalam ilmu kimia dan astronomi. Ia adalah orang pertama yang menemukan perbuatan kaca dari batu. (A. Syalabi, 1979: 86) ibrahim ibn yahya Al-Naqqash terjadi dalam ilmu astronomi. Ia menentukan  waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya.
C.    Pengaruh Islam Spanyol di Eropa
Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahuan islam yang berkembang di periode klasik. Memang banyak saluran bagaimana peradaban islam mempengaruhi Eropa, seperti sicilia dan perang salib, tetapi saluran yang terpenting adalah spanyol islam.[4] Spanyol meruapakan tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap peradaban islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, msupun perekonomian dan peradaban antara negara. Orang di Eropa menyaksikan kenyataan bahwa spanyol berada di bawah kekuasaan islam jauh meninggalkan negara-negara tetangganya Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dansains dai samping bangunan fisik.
Pengaru ilmu pengetahuan islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke 12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaissance) pusat yunani di Eropa pada abad ke 14 M. Berkembangnya pemikiran yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan arab yang di pelajari dan kemudian di terjemahkan kembali ke dalam bahasa latin. Walaupun akhirnya terusir dari negeri spanyol dengan cara yang sangat kejam, tetapi ia telah mengembangkan gerakan penting di Eropa. Gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan yunani klasik (renassance) pada abad ke 14 M yang bermula di italia, gerakan reformasi pada abad ke 16 M, rasionalisme pada abad ke 17 M, dan pencerahan (Aufklaerung) pada abad ke 18 M.
Ketika islam mulai memasuki masa kemunduran di daerah semanunjang arab, bangsa Eropa justru mulai bangkit dari tidurnya yang panjang, yang kemudian banyak di kenal dengan Renaissance. Kebangkitan tersebut bukan saja dalam bidang politik, dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan islam dan bagian dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Harus di akui, bahwa justru dalam bidang ilmu dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan negara-negara baru di Eropa.
Dalam sejarah ilmu pengetahuan dan peradaban islam, tanah spanyol lebih banyak dengan nama Andaluasi, yang di ambil dari sebutan tanah semananjung Iberia. Julukan Andalusia ini berasal dari kata vandalusia, yang artinya negeri bangsa vandal, karena bagian selatan semananjung ini pernah dikuasai oleh bangsa vandal sebelum mereka dikalahkan oleh bangsa gothia barat pada abad V. Daerah ini di kuasai oleh islam setelah penguasa oleh Bani Umayyah merebut tanah semanunjang ini dari bangsa gothi Barat pada masa Khalifah Al-walid ibn Abdul Malik.
Pada periode 755-912 M wilayah spanyol berada di bawah pemerintahan Amir, sekalipun tidak tunduk kepada Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama yaitu, Abdurrahman I (Ad Dakhil), keturunan Bani Umayyah yang lolos dari kejaran penguasa Bani Abbas.
Penduduk keturunan Spanyol dapat di klasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu:
1.     Kelompok yang telah memeluk islam
2.     Kelompok yang tetap pada keyakinannya tetapi meniru adat dan kebiasaan bangsa arab, baik dalam bertingkah laku maupun bertutur kata, mereka kemudian di kenal dengan sebutan Musta’ribah
3.     Kelompok yang tetap berpegang teguh pada agamanya semula dan warisan budaya nenek moyangnya.
D.    Perkembangan pendidikan dan kebudayaan spanyol islam
Pengaruh perkembangan islam terhadap kebudayaan dan ilmu pengetahuan sangat besar. Saat dunia eropa ataupun barat masih dalam keadaan kacau dan tertinggal, dunia islam telah mampu melahirkan berbagai ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu dan kebudayaaan.[5]
Meskipun terdapat persaingan antara Abbasiyah di baghdad dan Umayyah di spanyol, namun hubungan budaya antara timur dan barattidak selalu berupa peperangan. Banyak mengadaka perjalanan dari ujung barat wilayah islam ke ujung timur, dan sebaliknya dengan membawa buku dan gagasan cerdas. Pada dunia pendidikan islam, yang di kawasan islam timur mulai di kenal dengan madrasah, namun istilah madrasah ini belum banyak di kenal di kawasan Andalusia. Masjid dan perpustakaan masih menjadi basis dalam pengembangan dunia ilmu pengetahuan. Istilah madrasah tidak di kenal di Andalusia hingga abad ke 13 M. Baru pada pertengahan abad ke 14, sebuah bangunan madrasah yang besar  didirikan di Granada oleh penguasa Nasrid, yaitu Yusuf Abu al-Hajjaj pada tahun 750 H (1349 M). Pembangunan madrasah di Granada tersebut akhirnya menjadi contoh bagi pendirian madrasah di tempat lain di Andalusia.[6]
Menurut Hasan Langgulung, pada zaman kegemilangan islam di Andalusia, ilmu dan seni semakin bertambah banyak dan berkembang dengan pesat sehingga sukar di himpun semuanya. Namun demikian ia mencoba membuat klasifikasi sebagai berikut:
1.     Pengetahuan dan syari’ah, yaitu ilmu tafsir Al-Qur’an, ilmu bacaan (qira’ah), tajwid, dan pemberian basis (dabt), ilmu hadis, ilmu musthalah hadis, ilmu fiqih, dan ushul fiqih, ilmu kalam dan ilmu tasawuf.
2.     Ilmu bahasa dan sastra, yaitu ilmu bahasa, ilmu nahu, saraf dan ‘arud, ilmu sastra, ilmu balaghah dan ilmu kritik sastra.
3.     Ilmu sejarah dan sosial yaitu ilmu sirah, peperangan dan biograpi, dan ilmu sejarah, politik dan sosial, dan ilmu jiwa, pendidikan, akhlak, sosiologi.
4.     Ilmu filsafah, logika dan debat, dan Diskusi.
5.     Ilmu tulen (murni), yaitu ilmu matematika, ilmu falak, dan ilmu musik.
6.     Ilmu kealaman dan eksperimental, yaitu ilmu kimia, ilmu fisika, dan ilmu biologi.
7.     Ilmu terapan dan praktis, yaitu ilmu kedokteran, ilmu farmasi, dan ilmu pertanian.
Sebagai kelanjutan dari pembentukan suatu imperium yang kuat dengan daerahnya yang luas, maka di perlukan setidaknya penataan politik yang mapan dan perkembangan ilmu pengetahuan yang tinggi.[7] Untuk mewujudkan ambisinya ini, dengan cukup solit Abdurrahman al-Dakhil memanfaatkan potensi ini dengan sebaik-baiknya bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada imperiumnya. Adapun upaya-upaya tersebut antara lain:
a.      Mendirikan Lembaga Pendidikan
Menurut keteranga Amir Ali, sebagaimana yang disitir Mahmud Yunus, bahwa ketika umat islam berkuasa di spanyol telah mendirikan madrasah yang tidak sedikit jumlahnya guna menopang pengembangan pendidikannya.
b.     Pengembangan perpustakaan
Khalifah umayyah di spanyol terlah berupaya menyisihkan dana dari kas negara untuk membangun berbagai sarana pendukung tersebut secara intensif. Ambisi untuk mendirikan perpustakaan, bukan hanya di lakukan oleh para khalifah saja. Akan tetapi, ambisi juga telah di miliki oleh setiap masyarakat spanyol islam.
E.     Faktor-faktor pendukung kemajuan pendidikan di spanyol
1.     Adanya dukungan dari para penguasa. Kemjuan spanyol islam sangat di tentuka oleh adanya penguasa yang sangat kuat dan berwibawa serta mencintai ilmu pengetahuan, juga memberikan dukungan dan penghargaan terhadap para ilmuwan dan cendekiawan.
2.     Didirikannya sekolah dan universitas di beberapa kota spanyol ole Abd Al-Rahman III al-Nasir, dengan universitasnya yang dikenal dengan Cordova. Serta di bangunnya perpustakaan yang dimilki koleksi buku-buku yang cukup banyak.[8]
3.     Banyak para sarjana islam yang datang dari ujung timur sampai ujung barat wilayah islam dengan membawa berbagai buku dan bermacam gagasan. ini menunjukkan bahwa meskipun umat islam terpecah dalam beberapa kesatuan politik, terdapat apa yang disebut kesatuan budaya islam.
4.     Adanya persaingan antara Abbasiyah di Baghdad dan Umayyah di Spanyol dalam bidang ilmu pengetahuan dan peradaban. Kompetisi dalam bidang ilmu pengetahuan dengan didirikannya universitas cordova yang menyaingi universitas nizhamiyah di baghdad yang merupakan persaingan positif yang tidak selalu dalam bentuk peperangan.
Sedangkan faktor ekstrinsik, merupakan faktor yang berhubungan dengan upaya kaum muslimin spanyol dalam menciptakan kultur islam dalam bentuk peradaban.faktor tersebut antara lain adalah :
1.     Faktor kekuasaan yaitu dalam bentuk kebijaksanaan yang berupa memberikan material dana dan fasilitas fisik lainnya.
2.     Faktor akademis yaitu Faktor pengembangan pendidikan islam di spanyol memiliki yang cukup besar dalam mengembangkan pendidikan.
3.     Faktor     kompetisi positif yang di tunjukkan  umat islam dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
4.     Faktor toleransi dan stabilitas nasional antara islam dan non-islam. Mereka saling berlomba untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan.

               









BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa islam pertama kali masuk ke spanyol pada tahun 711 M melalui jalur Afrika Utara. Wilayah Andalusia yang sekarang di sebut dengan spanyol di ujung selatan benua Eropa. Masuk ke dalam kekuasaan dinasti bani umayyah semenjak tariq bin ziyad. Bawahan musa bin nushair gubernur qairuwan, mengalah pasukan spanyol pimpinan roderik raja bangsa gothia (92 H/711 M). Spanyol di duduki umat islam pada zaman khalifah Al-walid (705-715), salah seorang khalifah dari bani umayyah yang berpusat di damaskus. 
Perkembangan islam di spanyol berlangsung lebih dari tujuh setengan abad. Pertengahan itu di bagi menjadi enam periode yaitu: periode pertama (711-755 M), periode ke dua (755-912 M), periode ketiga (912-1013 M), periode keempat (1013-1086 M), periode kelima (1086- 1248 M), periode keenam (1248- 1492 M).







DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012
Dr. Suwito, MA, Sejarah Sosial Pendidikan Islam  Jakarta: Kencana, 2005
Dr. H. Samsul Nizar, M. Ag, Sejarah Pendidikan Islam Jakarta: Kencana, 2007
Oman Fathurahman, Sejarah Kebudayaan Islam Sukamaju Depok: CV Arya Duta,
 2010
Majid Mu’min, Sejarah Kebudayaan Islam  Jakarta: Gema Insani, 1997




[1] Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 258-260
[2] Ibid., hlm. 260-263
[3] Ibid., hlm. 264-268
[4] Dr. Suwito, MA, Sejarah Sosial Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2005), 110-111
[5] Ibid., hlm. 116-118
[6] Oman Fathurahman, Sejarah Kebudayaan Islam (Sukamaju Depok: Cv Arya Duta, 2010), hlm. 112
[7] Majid Mu’minun, Sejarah Kebudayaan Islam (Jakarta: Gema Insani, 1997), hlm. 132
[8] Dr. H. Samsul Nizar, M. Ag, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 79-81

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL