MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

MAKALAH PERAN MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN IPS


BAB I
KERANGKA/GAMBARAN UMUM
Pada saat ini penerapan kurikulum 2013 disetiap sekolah menuntut kekreatifan para pendidik dalam menyajikan pembelajaran di kelas. Pendidik dituntut un tuk mahir menggunakan media pembelajaran untuk membantu kelancaran penyampaian pembelajaran terutama pada materi ataupun bidang pelajaran yang susah untuk dimengerti peserta didik. Pembelajaran IPS misalnya dikarenakan pembelajaran ini gabungan dari beberapa disiplin ilmu maka materi pelajaran ini cenderung luasa dan abstrak sehingga peserta didik sulit untuk memahaminya. Oleh karena itu diperlukan suatu  media yang cocok untuk membantu terwujudnya pembelajaran yang mennyenangkan juga nyaman dan mudah dipahami dengan bantuan media komik.
Komik menurut Mrs. Cloud adalah gambar yang berjajar dalam urutan yang disengaja dimaksudkan untuk menyampaikan informasi atau menhasilkan respon estetik dari pembaca. Sudjana memeberikan defenisi yang senada bahwa komik adalah suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar untuk memberikan hiburan kepada para pembacanya.
Kelebihan media komik ini adalah selain dapat menyampaikan pesan pelajaran dengan mudah karena tergolong menyajikan hal-hal yang konkrit media ini juga cenderung dapat menarik minat baca siswa karena menyajikan bacaan yang manrik dengan gambar-gambar yang bermacam dan berwarna yang disukai anak usia sekolah dasar.



BAB II
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tutntutan perkembanagan jaman mengharuskan pendidik agar lebih inovatif dan kreatif dalam proses pembelajaran, karena perkembangan jaman yang sangat pesat saat ini sedang menggerogoti minat belajar peserta didik khusunya jenjang pendidikan dasar, karena pada hakikatnya usia peserta didik pada tahap ini seperyi yang dikemukakan oleh Jean Piaget berada pada tahapan operasional konkrit dimana pesertandidik lebih mempercayai ataupun lebih memahami hal-hal yang bersifat nyata dan real ketimbang hanya cerita ataupun narasi yang disampaikan oleh pendidik.
Pada mata pelajaran IPS misalnya, pembelajaran IPS adalah ini notabenenya adalah sebuah pembelajaran yang bahasannya seputar sejarah ataupun cerita-cerita dimasa lalu yang tidak diketahui oleh peserta didik karena mereka belum lahir pada saat itu maka pembelajaran ini dapat penulis kategotrikan sebagai pembelajaran yang bahasan cenderung abstrak atau tidak real (namun tidak seluruh pembhasannya tergolong abstrak). Oleh karena itu pembelajaran ini akan cenderung membosankan jika diajarkan dengan cara biasa.
Untuk menangani hal tersebut penulis berikan sebuah solusi untuk masalah ini yakni penerapan media komik dalam pembelajaran IPS di SD/MI. Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan pengertian dari tiap kata pada judul yang penulis angkat agar pembaca lebih paham tentang isi makalah nantinya. Dan penulis juga akan membuat sebuah rekayasa ide mengenai judul yang penulis angkat untuk dijadikan sebuah refernsi yang berguna bagi para pembaca.

B.    Rumusan Masalah
1.     Apa pengertian Penerapan?
2.     Jelaskan apa yang dimaksud dengan Media Pembelajaran?
3.     Jelaskan pengertian IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)?
4.     Apa itu komik?
5.     Bagaimana Rekayasa Ide: Penerapan Media Komik dalam Pembelajaran IPS di SD/MI?


C.    Tujuan Makalah
1.     Untuk mengetahui pengertian Penerapan.
2.     Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Media Pembelajaran.
3.     Untuk mengetahui pengertian IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial).
4.     Untuk mengetahui Apa itu komik.
5.     Untuk mengetahui Rekayasa Ide: Penerapan Media Komik dalam Pembelajaran IPS di SD/MI.

D.    Manfaat Makalah
Makalah ini di uat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran IPS di SD/MI. Selain itu makalah ini dibuat untuk dapat dijadikan referensi bacaan mengenai rekayasa ide khusunya seperti judul penuli yakni penerapan media komik dalam pembelajaran IPS di SD/MI.





BAB III
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Peran
Peran adalah suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak orang terhadap seseorang yang mempunyai status atau kedudukan tertentu. Kerap istilah peran diucapkan yang pada umunya, kata peran didefenisikan sebagai posisi atau kedudukan seseorang.
Selain itu terkadang peran diartikan sebagai “apa yang dimainkan” oleh seorang aktor dalam suatu drama, teater atau bahkan film. Hal itu lantaran, mungkin saja beberapa dari sebagian masyarakat tidak mengetahui bahwa kata peran atau “role” diambil dalam bahasa Inggris yaitu dari “dragmaturgy atau seni teater”. Dalam hal seni teater, seorang aktor akan diberikan suatu peran yang perlu untuk dimainkan sesuai dengan plot-nya, alur ceritanya dan juga pada macam-macam lakonnya.
Peran adalah suatu rangkaian yang dilakukan secara sistematis yang ditimbulkan karena suatu jabatan. Manusia bercirikan sebagai makhluk sosial mempunyai kecenderungan untuk hidup berkelompok. Dalam kehidupan berkelompok tadi akan terjadi interaksi antara anggota masyarakat yang lainnya.
Dalam sejarah (histories), peran sebuah konsep yang berawal dari kalangan yang mempunyai keterkaitan dengan drama atau teater yang hidup subur sejak zaman Yunani Kuno atau Romawi. Maksud dari hal demikian, dapat diartikan bahwa peran berarti karakter yang disanding atau dibawakan oleh seseorang actor dalam sebuah pentas dengan lakon tertentu. Tidak hanya itu, pengertian peran menurut ilmu sosial. Berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya karena posisi yang didudukinya tersebut.
Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas dapa penulis simpulkan bahwa peran adalah sebuah konsep yang berawal dari ranah seni teater yang merupakan suatu sikap atau perilaku yang diharapkan seseorang terhadap kedudukan atau jabatan seseorang. Jika diakaitkan ke ranah pendidikan khusunya pembelajaran yang sesuai dengan judul penulis “peran” dapat diartikan sebagai suatu sikap atau dampak dari sutu objek yang diharapkan memberikan suatu dampak positif terhadap suatu hal berdasarkan kedudukan dan jabatannya. Seperti judul penulis yakni peran media komik dalam pembelajaran IPS maka peran disini dapat diartikan sikap/dampak positif yang diharapkan ditimbulkan oleh media komik terhadap pembelajaran IPS karena kedudukannya sebagai alat bantu pembelajaran.
Ciri-ciri dari peran itu sendiri menurut Anderson Carter adalah sebagai berikut:
1.     Terorganisasi. Maksud dari hal ini adalah adanya interaksi.
2.     Terdapat perbedaan dan kekhususan.
3.     Selain itu adanya keterbatasan dalam menjalankan tugas dan fungsi.

B.    Pengertian Media Pembelajaran
Menurut R. Rahadrjo yang mengungkapkan bahwa kata media berasal dari bahasa latin, dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Bahwasanya media itu merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar, terungkap antara lain dari pendapat ahli seperti berikut: pertama, Wilbur Schramm menyatakan, “  Information carrying technologies that can be used for instruction... The media of instruction, consequently are extension of the rcacher;” kedua,  menurut NLA, media adalah “ printed and audio visual forms of comunication and their accompanying tehnology.” Ketiga, Briggs menyatakan, “The phsical means of conveying instructional content...books, films, videotapes, slide-tapes, etc.” Dari ketiga pendapat ini saja dapat disimpulkan bahwa setidaknya mereka sependapat bahwa: (1) media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut..[1]
Pandangan lain diutarakan oleh Benny A. Pribadi dalm bukunya yang berjudul “Media dan Teknologi dalam Pembelajaran” menyatakan bahwa kata media berasal dari bahasa latin, medium, yang berarti perantara. Media oleh karenanya dapat diartikan sebagai perantara antara pengirim informasi yang berfungsi sebagai sumber atau resource dan penerima informasi atau receiver. Dalam proses belajara media berfungsi untuk menjembatani proses penyampaian dan pengiriman pesan dan informasi. Dengan menggunakan media dan teknologi, proses penyampaian pesan dan informasi antara pengirim dan penerima akan dapat berlangsung dengan efektif.[2]
Pengertian media pembelajaran juga dijelaskan oleh Maulana Arafat Lubis dalam bukunya yang berjudul “Pembelajaran PPKN di SD/MI Implementasi Pendidikan Abad 21” yang menjelaskan bahwa media secara etimologi berasal dari bahasa latin yaitu medium  yang artinya alat komunikasi. Sedanglan secara terminologi, media sebagai sesuatu yang membawa atau menyalurkan informasi antara sumber penerima, seperti: film, tv, radio, alat visual yang diproyeksikan, barang cetakan, dan lain-lain.[3]
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas dapat penulis simpulkan bahwa media merupakan suatu alat komunikasi yang berfungsi sebagai perantara untuk menyampaikan suatu pesan antara penerima atau sumber informasi (resource) dan penerima atau receiver yang bertujuan memudahkan pekerjaan ataupun kegiatan penyampaian informasi tersebut.media pembelajaran yang merupakan sebuah alat bantu dalam menyukseskan pembelajaran di dalam kelas memiliki beragam macam yang salah satu diantaranya adalah Komik.
Komik menurut Mrs. Cloud adalah gambar yang berjajar dalam urutan yang disengaja dimaksudkan untuk menyampaikan informasi atau menhasilkan respon estetik dari pembaca. Sudjana memeberikan defenisi yang senada bahwa komik adalah suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar untuk memberikan hiburan kepada para pembacanya.

Sedangkan menurut Lubis komik merupakan selembar kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti, dan gambar-gambar yang sederhana. Komik juga digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah. Komik memiliki fungsi sebagai alat, media, dan bahan ajar yang didalamnya berisi pesan atau muatan yang tujuan yang ingin diungkapkan oleh penulis atau komikus kepada pembaca sebagai penerima maupun penikmatnya.[4]




                                            Gambar 1. Media Komik (Maulana & Nashran, 2018)
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat penulis simpiulkan bahwa komik merupakan gambar-gambar yang disejajarkan dengan urutan yang disengaja yang berisikan tulisan dengan kalimat-kalimat singkat, padat, dan mudah dimengerti yang dirancang sedemikian rupa untuk memerankan sebuah cerita atau karakter.

C.    Pengertian IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Ilmu Pengetahuan Sosial ialah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Pembelajaran IPS dapat diartikan sebagai pembelajaran memperkenalkan konsep, generalisasi, teori, cara berpikir, dan cara bekerja berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial. Pendidikan IPS merupakan perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu-ilmu sosial, pendidikan IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, ekonomi, geografi, sejarah, dan sebagainya yang disajikan secara psikologis untuk kepentingan pendidikan.[5]
Menurut Ahmadi IPS merupakan ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi pengguna program pendidikan di sekolah atau bagi kelompok belajar lainnya yang sederajat. Menurut Ali Imran Udin IPS ialah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran sekolah dasar dan menengah. Pendapat lainnya juga dikemukakan oleh Barr yang memebrikan statement sebagai berikut “thoose (studies) whose subjet matter relates to the organization and developement of human society and to man as member of sosial group.” Maksudnya, studi sosial atau IPS ialah mata pelajaran yang menggunkan bahan ilmu-ilmu sosial untuk mempelajari hubungan manusia dalam masyarakat dan manusia sebagai anggota masyarakat.[6]
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran IPS merupakan suatu pembelajaran dijenjang sekolah dasar dan menengah yang menggabungkan beberapa disiplin ilmu seperti: sosiologi, ekonomi, geografi, sejarah, dan sebagainya untuk mempelajari hubungan atau interaksi yang dilakukan seorang manusia dalam lingkungan  baik sebagai seorang anggota masyarakat maupun sebagai masyarakat itu sendiri. Dengan kata lain fokus pembelajaran IPS ini adalah menekankan kepada bagaimana cara manusia hidup dalam lingkungan sekitarnya baik berupa lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Karena notabenenya manusia adalah mahkluk sosial yang dalam kehidupannya pasti memelukan bantuan orang lain, jadi IPS ini lahir untuk menuntun bagaimana cara kita sebagai manusia bermasyarakat sebgai mahkluk sosial tersebut.

D.    Kendala Pembelajaran IPS
Berdasarkan temuan penelitian seorang Kartono, ST. Rendahnya hasil belajar IPS disekolah dasar disebabkan beberapa hal yaitu:
1.     Rendahnya budaya baca bagi siswa SD.
2.     Ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran IPS rendah karena materi pembelajaran yang terlalu luas
3.     Materi IPS kurang menarik karena siswa beranggapan manfaatnya tidak begitu nyata dan cenderung bersifat abstrak.
4.     Guru kurang kreatif dalam menyajikan dan mengajarkan materi pembelajaran IPS.
5.     Kondisi lingkungan dan media pembelajaran yang kurang mendukung.
Menurut temuan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidik kurang kreatif dalam merancang dan menyajikan media pembelajaran IPS yang dapat menstimulus siswa untuk aktif dalam pembelajaran, sehingga ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran IPS kurang. Kendala-kendala dalam penyelenggaraan pembelajaran IPS tersebut, membawa pengaruh pada menurunnya kualitas pembelajaran. kondisi semacam ini tidaklah sesuai dengan keinginan untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna karena pendidik belum mengembangkan media hyang mampu memotivasi siswa untuk belajar.[7]

E.    Rekayasa Ide: Peran Media Komik dalam Pembelajaran IPS di SD/MI
Penerapan media komik dalam pembelajaran IPS dapat kita gunakan pada materi embelajaran di SD kelas tinggi yakni sejarah penjajahan di Indonesia. Pada kesempatan ini penulis mengambil sub bahasan tentang alasan masuknya para penjajah bangsa barat ke Indonesia. 

Latar Belakang Penjajahan Bangsa Barat ke Indonesia:

Penjajahan bangsa barat ke indonesia dimulai dari adanya pergelutan dan persaingan didaerah jalur perdagangan konstangtinopel. Dimana jalur yang merupakan jalur masuknya rempah-rempah bangsa asia ke barat jatuh ke tangan turki. Jatuhnya konstantinopel ke tangan Turki pada tahun 1453 masehi menyebabkan pasokan rempah-remaph ke negara barat berkurang. Ketergantungan yang tinggi oleh bangsa barat terhadap rempah-rempah dan pembatasan pasokan rempah-rempah oleh turki ke barat membuat pemimpin bangsa barat (perlayaran pertama oleh spanyol portugis) merasa pemerintahannya terancam akan hal itu, teruma disektor keuangan pemerintahan.

Hal yang senada dirasakan oleh masyarakat barat, dimana akibat dari jatuhnya konstantinopel ketangan turki yang mengakibatkan pembatasan pasokan rempah ke daerah barat menyebabkan harga-harga barang khusunya rempah-rempah dapur mengalami kenaikan yang signifikan sehingga banyak masyarakat barat yang mengeluhkan hal tersebut.

Banyaknya keluhan rakyat tentang hal tersebut hingga terancamnya keuangan pemerintahan membuat bangsa barat dilanda krisis dan dilema. Antara perang melawan turki untuk merebut konstantinofel atau mencari alternatif lain untuk memasukkan rempah-rempah asia kembai ke barat. Setelah dirasa merebut konstantinopel dari tangan turki adalah suatu yang mustahil sementara kemelut permasalahan rempah-rempah terus membayangi bangsa barat. Akhirnya kepala pemerintahan memutuskan untuk berlayar mencari rempah-rempah dengan mengutus salah seorang anggota pelayaran yang dikepalai oleh Bartholomeus Diaz (orang portugis) dan Vasco Da Gama (orang Spanyol). Hal inilah yang menjadi cikal bakal datangnya bangsa barat ke wilayah Asia khususnya Indonesia.

·       Kegiatan Pembelajaran: Kegiatan Inti
1.     Pertama-tama pendidik memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari bersama peserta didik.
2.     Setelah menginformasikan materi pembelajaran, guru menanyakan hal-hal yang mengenai materi tersebut misal:
a.      Siapa yang mendengar sejarah tentang penjajahan bangsa barat ke Indonesia?
b.     Apa latar belakang bangsa barat menjajah Indonesia?
c.      Apa yang mereka cari Ke Indonesia? Dsb.
3.     Setelah tahap bertanya selesai, pendidik kemudian menunjukkan kepada peserta didik sebuah komik seperti gambar diatas untuk diamati oleh peserta didik, kemudian membagikan copyan komik tersebut kepada setiap peserta didik untuk dilakukan pengamatan.
4.     Setelah itu, pendidik mengarahkan siswa untuk memahami dan mencatat segala informasi yang didapatnya dari mkomik tersebut.
5.     Kemudian, didepan kelas pendidik bersama peserta didik yang terpilih memerankan kejadian dan karakter seperti pada komik dengan gaya mereka sendiri.
6.     Tahap selanjutnya, pendidik meminta peserta didik yang lainnya memerankan seperti yang ia perankan tadiya sesuai dengan yang ada didalam komik.
7.     Setelah selesai bermain peran, pendidik mengarahkan peserta didik bersama-sama dengan pendidik membuat sebuah kesimpulan mengenai materi pelajaran pada hari tersebut berdasarkan apa yang mereka amati.
8.     Untuk langkah terakhir sebelum penutupan pendidik membagikan sebuah lembaran kecil untuk diisi oleh peserta didik mengenai “bagaimana perasaan peserta didik mengenai pembelajaran pada hari ini.
Dengan membawakan komik seperti contoh diatas yang memuat kisah tentang sejarah datangnya bangsa barat menjajah Indonesia pembelajaran IPS akan terasa lebih real dan konkrit sesuai untuk usia anak SD/MI sesuai dengan yang dikemukakan oleh Jean Piaget. Selain dapat mempermudah pemahaman peserta didik tentang materi yang dipelajari juga memberikan kesan real kepada peserta didik, media komik juga dapat menarik minat siswa untuk membaca. Karena pada hakikatnya anak tingkat sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah cenderung menyukai sesuatu yang indah dan penuh dengan warna seperti contoh diatas.
Penerapan media komik dalam pembelajaran IPS juga bisa dilakukan dengan memerankan peristiwa kejadian(mendemonstrasikan media komik) yang terdapat dikomik seperti yang dijelaskan pada kegiatan penerapan rekayasa ide diatas dengan cara:
1.     Guru membagikan peserta didik kepada beberapa kelompok yang terdiri dari 7 0rang yang terdiri dar, kepala pemerintahan, 2 orang masyarakat, 3 orang yang terdiri dari kepala pimpinan pelayaran dan anak buahnya.
2.     Setelah membagikan kelompok belajar peserta didik, pendidik mengarahkan peserta didik agar membuat sebuah permainan peran tentang pembeajaran IPS seperti yang ada di komik.
3.     Setelah dirasa peserta didik telah siap dalam permainan peran, pendidik mempersilahkan group pertama untuk mendemonstrasikan skenario cerita yang telah mereka karang sendiri yang tentunya berpedoman pada komik yang tersedia.
4.     Pada tahap ini guru berperan sebagai penilai (melakukan penilaian autentik) terhadap kegiatan siswa. Dan murid yang lain diminta untuk menjadi penonton sekaligus komentator.
5.     Setelah penampilan group pertama selesai pendidik meminta group yang lain untuk mengomentari penampilan group yang telah tampil. Dan begitu selanjutnya.
Penerapan media komik seperti penjelasan diatas digunakan sebagi titik ukur untuk mengathui peran media komik dalam pembelajaran IPS SD/MI. Seperti yang tejelaskan Piaget peserta didik usia sekolah dasar berada pada tahapan operasional konkrit yakni pengoperasian hal yang nyata. Untuk itu diperlukan hal yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar, yang bercirikan pada visualisasi materi dengan ilustrasi model atau gambar, menambah kejelasan konsep-konsep IPS dan dapt menarik minat siswa untuk belajar. Salah satu media yang tepat yang disertai dengan ilsutrasi, model atau gambar adalah media komik. Yang mana seperti penjelasan di atas media komik dapat diartikan sebagai media pembelajaran yang dikemas dalam bentuk cerita bergambar yang dapt menjelaskan konsep-konsep dan dapat mengkonstruksi pengetahuan pada siswa.
Kelebihan dari bacaan yang berbentuk komik ini telah banyak dimanfaatkan oleh negara-negara maju sebagai alat untuk meningkatkanminat baca anak pada buku pelajaran. Salah satu negara yang telah memanfaatkan komik sebagai salah satu pendukung keberhasilan pendidikannya adalah Jepang. Di negara ini, komik bukan merupakan benda asing yang digunakan sebagai media dalam pembelajaran. bahkan, beberapa buku sekolah di Jepang diterbitkan dalam bentuk komik. Kenyataannya, komik menjadi media pembelajaran yang sangat efektif dan sangat diminati siswa dengan gambar dan cara bertuturnya yang lugas.
Levi dan Lentz mengemukakan terdapat empat fungsi medi pembelajaran khusunya komik sebagai media visual, sebagai berikut:[8]
1.     Fungsi atensi, media visual merupakan inti yang menarik dan mengarahkan perhatian peserta didik untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran IPS.
2.     Fungsi afektif, media visual terlihat dari tingkat kenimatan peserta didik ketika belajar atau membaca teks yang bergambar.gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi mengenai masalah sosial atau masalah perkembangan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.
3.     Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaiantujuan untuk memahami informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4.     Fungsi kompensatoris media pembelajaran yang terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahamiteks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi timbal balik dan berlangsung dalam suatu sistem pembelajaran, maka media pembelajaran berada pada posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dan sumber belajar menuju penerima (peserta didik) dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Siswa usia dasar sampai menengah memilki kecenderungan lebih menyukai buku bacaan bergambar (komik) dibandingklan dengan buku pelajaran yang lain. Sifat komik yang menimbulkan kesenangan  dan mudah dipahami menjadikannya mudah diterima oleh sebagian besar siswa tersebut.



BAB IV
PENUTUP
A.    Simpulan
Pembelajaran IPS yang merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu menjadikan pembelajaran ini memiliki kajian yang begitu luas dalam penyampaiannya, selain itu pembelajaran ini juga cenderung lebih abstrak karena bahasannya yang sedikit banyaknya membahas tentang sejarah pada masa lalu yang tidak akan pernah dirasakan siswa. Untuk menjawab permasalahan ini penulis memberikan solusi berupan media komik.
Peran media komik dalam pembelajaran IPS memiliki beran yang signifikan, karena media ini menawarkan sutu pembelajaran yang lebih nyata ataupun konkriy=t yang sesuai dengan teori perkembangan kognitif usia anak dijenjang sekolah dasar yakni operasional konkrit. Selain memberikan kesan yang lebih nyata, media komik ini juga berperan dalam emningkatkan minat baca peserta didik karena menawarkan suatu bacaan yang lebih menarik dan menyenangkan dikategori usia anak SD/MI.

B.    Saran
Sebagai seorang pendidik perlu diperhatikan kenyamanan dan minat peserta didik dalam proses pembelajaran. oleh karena itu seorang pendidik maupun calon pendidik haruslah tau dan memahami berbagai macam media yang dapat memabntu menunjang lancarnya pproses pembelajaran di dalam kelas.








DAFTAR PUSTAKA
Adjis, Landasan Teori, tersedia online https://dspace.uii.ac.id>bitstream>handle  diakses pada Minggu, 28 April 2019.
Artikelsiana. Pengertian Peran, Ciri dan Fungsinya. Tersedia online http://www.artikelsiana.com diakses pada Minggu, 28 April  2019.
Ariesta, Freddy Widya. Peran Media Komik dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar, tersedia online https://pgsd.binus.ac.id diakses Minggu, 28 April 2019.
Dasar, Pendidikan Guru Sekolah. Peran Media Komik dalam Pembelajaran IPS. Tersedia online https://pgsd.binus.ac.id Diakses pada Minggu, 28 April 2019
Lubis, Maulana Arafat. 2018. Pembelajaran PPKN di SD/MI Implementasi Pendidikan Abad 21. Medan: Akasha Sakti.
Lubis, Maulana Arafat. 2018. Pembelajaran Tematik di Sd/mi pengembangan Kurikulum 2013.  Yogyakarta: Samudera Biru.
Nasution, Toni dan Maulana Arafat Lubis. 2018. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial IPS. Yogyakarta: Samudra Biru.
Pribady, Benny A.. 2017. Media & Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Prastowo, Andi. 2015. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 untuk SD/MI. Jakarta: Kencana
Setiawan, Deny. 2013. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Medan: Unimed Press.






[1]Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 untuk SD/MI, (Jakarta: Kencana, 2015), hlm.293.
[2]Benny A. Pribady, Media & Teknologi dalam Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 15.
[3]Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKN di SD/MI Implementasi Pendidikan Abad 21, (Medan: Akasha Sakti, 2018), hlm. 157.
[4]Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran Tematik di Sd/mi pengembangan Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Samudera Biru, 2018), hlm. 48.
[5]Deny Setiawan, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. (Medan: Unimed Press, 2013), hlm.1-2.
[6]Toni Nasution dan Maulana Arafat Lubis, Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial IPS. (Yogyakarta: Samudra Biru, 2018), hlm. 6.
[7]Freddy Widya Ariesta, Peran Media Komik dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar, tersedia online https://pgsd.binus.ac.id diakses Minggu, 28 April 2019.

[8]Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Peran Media Komik dalam Pembelajaran IPS. Tersedia online https://pgsd.binus.ac.id Diakses pada Minggu, 28 April 2019






Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH STRATEGI KEWIRAUSAHAAN