BAB
I
KERANGKA/GAMBARAN
UMUM
Pada
saat ini penerapan kurikulum 2013 disetiap sekolah menuntut kekreatifan para
pendidik dalam menyajikan pembelajaran di kelas. Pendidik dituntut un tuk mahir
menggunakan media pembelajaran untuk membantu kelancaran penyampaian
pembelajaran terutama pada materi ataupun bidang pelajaran yang susah untuk
dimengerti peserta didik. Pembelajaran IPS misalnya dikarenakan pembelajaran
ini gabungan dari beberapa disiplin ilmu maka materi pelajaran ini cenderung
luasa dan abstrak sehingga peserta didik sulit untuk memahaminya. Oleh karena
itu diperlukan suatu media yang cocok
untuk membantu terwujudnya pembelajaran yang mennyenangkan juga nyaman dan
mudah dipahami dengan bantuan media komik.
Komik menurut Mrs. Cloud adalah gambar
yang berjajar dalam urutan yang disengaja dimaksudkan untuk menyampaikan
informasi atau menhasilkan respon estetik dari pembaca. Sudjana memeberikan
defenisi yang senada bahwa komik adalah suatu bentuk kartun yang mengungkapkan
karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan
gambar untuk memberikan hiburan kepada para pembacanya.
Kelebihan media komik ini adalah selain dapat menyampaikan
pesan pelajaran dengan mudah karena tergolong menyajikan hal-hal yang konkrit
media ini juga cenderung dapat menarik minat baca siswa karena menyajikan
bacaan yang manrik dengan gambar-gambar yang bermacam dan berwarna yang disukai
anak usia sekolah dasar.
BAB
II
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tutntutan
perkembanagan jaman mengharuskan pendidik agar lebih inovatif dan kreatif dalam
proses pembelajaran, karena perkembangan jaman yang sangat pesat saat ini
sedang menggerogoti minat belajar peserta didik khusunya jenjang pendidikan
dasar, karena pada hakikatnya usia peserta didik pada tahap ini seperyi yang
dikemukakan oleh Jean Piaget berada pada tahapan operasional konkrit dimana
pesertandidik lebih mempercayai ataupun lebih memahami hal-hal yang bersifat
nyata dan real ketimbang hanya cerita ataupun narasi yang disampaikan oleh
pendidik.
Pada
mata pelajaran IPS misalnya, pembelajaran IPS adalah ini notabenenya adalah
sebuah pembelajaran yang bahasannya seputar sejarah ataupun cerita-cerita dimasa
lalu yang tidak diketahui oleh peserta didik karena mereka belum lahir pada
saat itu maka pembelajaran ini dapat penulis kategotrikan sebagai pembelajaran
yang bahasan cenderung abstrak atau tidak real (namun tidak seluruh
pembhasannya tergolong abstrak). Oleh karena itu pembelajaran ini akan
cenderung membosankan jika diajarkan dengan cara biasa.
Untuk
menangani hal tersebut penulis berikan sebuah solusi untuk masalah ini yakni
penerapan media komik dalam pembelajaran IPS di SD/MI. Dalam makalah ini
penulis akan menjelaskan pengertian dari tiap kata pada judul yang penulis
angkat agar pembaca lebih paham tentang isi makalah nantinya. Dan penulis juga
akan membuat sebuah rekayasa ide mengenai judul yang penulis angkat untuk
dijadikan sebuah refernsi yang berguna bagi para pembaca.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian Penerapan?
2. Jelaskan
apa yang dimaksud dengan Media Pembelajaran?
3. Jelaskan
pengertian IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)?
4. Apa
itu komik?
5. Bagaimana
Rekayasa Ide: Penerapan Media Komik dalam Pembelajaran IPS di SD/MI?
C.
Tujuan
Makalah
1. Untuk
mengetahui pengertian Penerapan.
2. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan Media Pembelajaran.
3. Untuk
mengetahui pengertian IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial).
4. Untuk
mengetahui Apa itu komik.
5. Untuk
mengetahui Rekayasa Ide: Penerapan Media Komik dalam Pembelajaran IPS di SD/MI.
D.
Manfaat
Makalah
Makalah
ini di uat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran IPS di SD/MI. Selain
itu makalah ini dibuat untuk dapat dijadikan referensi bacaan mengenai rekayasa
ide khusunya seperti judul penuli yakni penerapan media komik dalam
pembelajaran IPS di SD/MI.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Peran
Peran
adalah suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak orang terhadap
seseorang yang mempunyai status atau kedudukan tertentu. Kerap istilah peran
diucapkan yang pada umunya, kata peran didefenisikan sebagai posisi atau
kedudukan seseorang.
Selain
itu terkadang peran diartikan sebagai “apa yang dimainkan” oleh seorang aktor
dalam suatu drama, teater atau bahkan film. Hal itu lantaran, mungkin saja
beberapa dari sebagian masyarakat tidak mengetahui bahwa kata peran atau “role”
diambil dalam bahasa Inggris yaitu dari “dragmaturgy
atau seni teater”. Dalam hal seni teater, seorang aktor akan diberikan
suatu peran yang perlu untuk dimainkan sesuai dengan plot-nya, alur ceritanya
dan juga pada macam-macam lakonnya.
Peran
adalah suatu rangkaian yang dilakukan secara sistematis yang ditimbulkan karena
suatu jabatan. Manusia bercirikan sebagai makhluk sosial mempunyai
kecenderungan untuk hidup berkelompok. Dalam kehidupan berkelompok tadi akan
terjadi interaksi antara anggota masyarakat yang lainnya.
Dalam
sejarah (histories), peran sebuah konsep yang berawal dari kalangan yang
mempunyai keterkaitan dengan drama atau teater yang hidup subur sejak zaman
Yunani Kuno atau Romawi. Maksud dari hal demikian, dapat diartikan bahwa peran
berarti karakter yang disanding atau dibawakan oleh seseorang actor dalam
sebuah pentas dengan lakon tertentu. Tidak hanya itu, pengertian peran menurut
ilmu sosial. Berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki
jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya karena posisi yang
didudukinya tersebut.
Berdasarkan
dari beberapa pengertian di atas dapa penulis simpulkan bahwa peran adalah
sebuah konsep yang berawal dari ranah seni teater yang merupakan suatu sikap
atau perilaku yang diharapkan seseorang terhadap kedudukan atau jabatan
seseorang. Jika diakaitkan ke ranah pendidikan khusunya pembelajaran yang
sesuai dengan judul penulis “peran” dapat diartikan sebagai suatu sikap atau
dampak dari sutu objek yang diharapkan memberikan suatu dampak positif terhadap
suatu hal berdasarkan kedudukan dan jabatannya. Seperti judul penulis yakni
peran media komik dalam pembelajaran IPS maka peran disini dapat diartikan
sikap/dampak positif yang diharapkan ditimbulkan oleh media komik terhadap
pembelajaran IPS karena kedudukannya sebagai alat bantu pembelajaran.
Ciri-ciri
dari peran itu sendiri menurut Anderson Carter adalah sebagai berikut:
1. Terorganisasi.
Maksud dari hal ini adalah adanya interaksi.
2. Terdapat
perbedaan dan kekhususan.
3. Selain
itu adanya keterbatasan dalam menjalankan tugas dan fungsi.
B.
Pengertian
Media Pembelajaran
Menurut
R. Rahadrjo yang mengungkapkan bahwa kata media berasal dari bahasa latin, dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Bahwasanya media itu merupakan
wahana penyalur pesan atau informasi belajar, terungkap antara lain dari
pendapat ahli seperti berikut: pertama, Wilbur
Schramm menyatakan, “ Information carrying technologies that can be
used for instruction... The media of instruction, consequently are extension of
the rcacher;” kedua, menurut NLA, media adalah “ printed and audio visual forms of
comunication and their accompanying tehnology.” Ketiga, Briggs menyatakan,
“The phsical means of conveying
instructional content...books, films, videotapes, slide-tapes, etc.” Dari
ketiga pendapat ini saja dapat disimpulkan bahwa setidaknya mereka sependapat
bahwa: (1) media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya
ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut..
Pandangan
lain diutarakan oleh Benny A. Pribadi dalm bukunya yang berjudul “Media dan
Teknologi dalam Pembelajaran” menyatakan bahwa kata media berasal dari bahasa
latin, medium, yang berarti
perantara. Media oleh karenanya dapat diartikan sebagai perantara antara
pengirim informasi yang berfungsi sebagai sumber atau resource dan penerima informasi atau receiver. Dalam proses belajara media berfungsi untuk menjembatani
proses penyampaian dan pengiriman pesan dan informasi. Dengan menggunakan media
dan teknologi, proses penyampaian pesan dan informasi antara pengirim dan
penerima akan dapat berlangsung dengan efektif.
Pengertian
media pembelajaran juga dijelaskan oleh Maulana Arafat Lubis dalam bukunya yang
berjudul “Pembelajaran PPKN di SD/MI Implementasi Pendidikan Abad 21” yang
menjelaskan bahwa media secara etimologi berasal dari bahasa latin yaitu medium yang artinya alat komunikasi. Sedanglan secara
terminologi, media sebagai sesuatu yang membawa atau menyalurkan informasi
antara sumber penerima, seperti: film, tv, radio, alat visual yang
diproyeksikan, barang cetakan, dan lain-lain.
Berdasarkan
beberapa pendapat ahli diatas dapat penulis simpulkan bahwa media merupakan
suatu alat komunikasi yang berfungsi sebagai perantara untuk menyampaikan suatu
pesan antara penerima atau sumber informasi (resource) dan penerima atau receiver
yang bertujuan memudahkan pekerjaan ataupun kegiatan penyampaian informasi
tersebut.media pembelajaran yang merupakan sebuah alat bantu dalam menyukseskan
pembelajaran di dalam kelas memiliki beragam macam yang salah satu diantaranya
adalah Komik.
Komik
menurut Mrs. Cloud adalah gambar yang berjajar dalam urutan yang disengaja
dimaksudkan untuk menyampaikan informasi atau menhasilkan respon estetik dari
pembaca. Sudjana memeberikan defenisi yang senada bahwa komik adalah suatu
bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam
urutan yang erat dihubungkan dengan gambar untuk memberikan hiburan kepada para
pembacanya.
Sedangkan
menurut Lubis komik merupakan selembar kertas yang berisi tulisan dengan
kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti, dan gambar-gambar yang
sederhana. Komik juga digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang
suatu masalah. Komik memiliki fungsi sebagai alat, media, dan bahan ajar yang
didalamnya berisi pesan atau muatan yang tujuan yang ingin diungkapkan oleh
penulis atau komikus kepada pembaca sebagai penerima maupun penikmatnya.
Gambar 1. Media Komik (Maulana & Nashran, 2018)
Berdasarkan
beberapa pendapat para ahli diatas dapat penulis simpiulkan bahwa komik
merupakan gambar-gambar yang disejajarkan dengan urutan yang disengaja yang
berisikan tulisan dengan kalimat-kalimat singkat, padat, dan mudah dimengerti
yang dirancang sedemikian rupa untuk memerankan sebuah cerita atau karakter.
C.
Pengertian
IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Ilmu
Pengetahuan Sosial ialah suatu program pendidikan yang merupakan suatu
keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial. Pembelajaran IPS dapat diartikan sebagai pembelajaran
memperkenalkan konsep, generalisasi, teori, cara berpikir, dan cara bekerja
berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial. Pendidikan IPS merupakan perwujudan dari
suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu-ilmu sosial, pendidikan IPS
merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi,
ekonomi, geografi, sejarah, dan sebagainya yang disajikan secara psikologis
untuk kepentingan pendidikan.
Menurut
Ahmadi IPS merupakan ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi
pengguna program pendidikan di sekolah atau bagi kelompok belajar lainnya yang
sederajat. Menurut Ali Imran Udin IPS ialah ilmu-ilmu sosial yang
disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran sekolah dasar dan menengah.
Pendapat lainnya juga dikemukakan oleh Barr yang memebrikan statement sebagai berikut “thoose (studies) whose subjet matter relates
to the organization and developement of human society and to man as member of
sosial group.” Maksudnya, studi sosial atau IPS ialah mata pelajaran yang
menggunkan bahan ilmu-ilmu sosial untuk mempelajari hubungan manusia dalam
masyarakat dan manusia sebagai anggota masyarakat.
Berdasarkan
beberapa pendapat para ahli diatas dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran
IPS merupakan suatu pembelajaran dijenjang sekolah dasar dan menengah yang
menggabungkan beberapa disiplin ilmu seperti: sosiologi, ekonomi, geografi,
sejarah, dan sebagainya untuk mempelajari hubungan atau interaksi yang
dilakukan seorang manusia dalam lingkungan
baik sebagai seorang anggota masyarakat maupun sebagai masyarakat itu
sendiri. Dengan kata lain fokus pembelajaran IPS ini adalah menekankan kepada
bagaimana cara manusia hidup dalam lingkungan sekitarnya baik berupa lingkungan
fisik maupun lingkungan sosialnya. Karena notabenenya manusia adalah mahkluk
sosial yang dalam kehidupannya pasti memelukan bantuan orang lain, jadi IPS ini
lahir untuk menuntun bagaimana cara kita sebagai manusia bermasyarakat sebgai
mahkluk sosial tersebut.
D.
Kendala
Pembelajaran IPS
Berdasarkan
temuan penelitian seorang Kartono, ST. Rendahnya hasil belajar IPS disekolah
dasar disebabkan beberapa hal yaitu:
1. Rendahnya
budaya baca bagi siswa SD.
2. Ketertarikan
siswa terhadap materi pelajaran IPS rendah karena materi pembelajaran yang
terlalu luas
3. Materi
IPS kurang menarik karena siswa beranggapan manfaatnya tidak begitu nyata dan
cenderung bersifat abstrak.
4. Guru
kurang kreatif dalam menyajikan dan mengajarkan materi pembelajaran IPS.
5. Kondisi
lingkungan dan media pembelajaran yang kurang mendukung.
Menurut
temuan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidik kurang kreatif dalam merancang
dan menyajikan media pembelajaran IPS yang dapat menstimulus siswa untuk aktif
dalam pembelajaran, sehingga ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran IPS
kurang. Kendala-kendala dalam penyelenggaraan pembelajaran IPS tersebut,
membawa pengaruh pada menurunnya kualitas pembelajaran. kondisi semacam ini
tidaklah sesuai dengan keinginan untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna
karena pendidik belum mengembangkan media hyang mampu memotivasi siswa untuk
belajar.
E.
Rekayasa
Ide: Peran Media Komik dalam Pembelajaran IPS di SD/MI
Penerapan
media komik dalam pembelajaran IPS dapat kita gunakan pada materi embelajaran
di SD kelas tinggi yakni sejarah penjajahan di Indonesia. Pada kesempatan ini
penulis mengambil sub bahasan tentang alasan masuknya para penjajah bangsa
barat ke Indonesia.
Latar
Belakang Penjajahan Bangsa Barat ke Indonesia:
Penjajahan
bangsa barat ke indonesia dimulai dari adanya pergelutan dan persaingan
didaerah jalur perdagangan konstangtinopel. Dimana jalur yang merupakan jalur
masuknya rempah-rempah bangsa asia ke barat jatuh ke tangan turki. Jatuhnya
konstantinopel ke tangan Turki pada tahun 1453 masehi menyebabkan pasokan rempah-remaph
ke negara barat berkurang. Ketergantungan yang tinggi oleh bangsa barat
terhadap rempah-rempah dan pembatasan pasokan rempah-rempah oleh turki ke barat
membuat pemimpin bangsa barat (perlayaran pertama oleh spanyol portugis) merasa
pemerintahannya terancam akan hal itu, teruma disektor keuangan pemerintahan.
Hal
yang senada dirasakan oleh masyarakat barat, dimana akibat dari jatuhnya
konstantinopel ketangan turki yang mengakibatkan pembatasan pasokan rempah ke
daerah barat menyebabkan harga-harga barang khusunya rempah-rempah dapur
mengalami kenaikan yang signifikan sehingga banyak masyarakat barat yang
mengeluhkan hal tersebut.
Banyaknya
keluhan rakyat tentang hal tersebut hingga terancamnya keuangan pemerintahan
membuat bangsa barat dilanda krisis dan dilema. Antara perang melawan turki
untuk merebut konstantinofel atau mencari alternatif lain untuk memasukkan
rempah-rempah asia kembai ke barat. Setelah dirasa merebut konstantinopel dari
tangan turki adalah suatu yang mustahil sementara kemelut permasalahan
rempah-rempah terus membayangi bangsa barat. Akhirnya kepala pemerintahan
memutuskan untuk berlayar mencari rempah-rempah dengan mengutus salah seorang
anggota pelayaran yang dikepalai oleh Bartholomeus Diaz (orang portugis) dan
Vasco Da Gama (orang Spanyol). Hal inilah yang menjadi cikal bakal datangnya
bangsa barat ke wilayah Asia khususnya Indonesia.
· Kegiatan
Pembelajaran: Kegiatan Inti
1. Pertama-tama
pendidik memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari bersama peserta
didik.
2. Setelah
menginformasikan materi pembelajaran, guru menanyakan hal-hal yang mengenai
materi tersebut misal:
a. Siapa
yang mendengar sejarah tentang penjajahan bangsa barat ke Indonesia?
b. Apa
latar belakang bangsa barat menjajah Indonesia?
c. Apa
yang mereka cari Ke Indonesia? Dsb.
3. Setelah
tahap bertanya selesai, pendidik kemudian menunjukkan kepada peserta didik
sebuah komik seperti gambar diatas untuk diamati oleh peserta didik, kemudian
membagikan copyan komik tersebut kepada setiap peserta didik untuk dilakukan
pengamatan.
4. Setelah
itu, pendidik mengarahkan siswa untuk memahami dan mencatat segala informasi
yang didapatnya dari mkomik tersebut.
5. Kemudian,
didepan kelas pendidik bersama peserta didik yang terpilih memerankan kejadian
dan karakter seperti pada komik dengan gaya mereka sendiri.
6. Tahap
selanjutnya, pendidik meminta peserta didik yang lainnya memerankan seperti
yang ia perankan tadiya sesuai dengan yang ada didalam komik.
7. Setelah
selesai bermain peran, pendidik mengarahkan peserta didik bersama-sama dengan
pendidik membuat sebuah kesimpulan mengenai materi pelajaran pada hari tersebut
berdasarkan apa yang mereka amati.
8. Untuk
langkah terakhir sebelum penutupan pendidik membagikan sebuah lembaran kecil
untuk diisi oleh peserta didik mengenai “bagaimana perasaan peserta didik
mengenai pembelajaran pada hari ini.
Dengan
membawakan komik seperti contoh diatas yang memuat kisah tentang sejarah
datangnya bangsa barat menjajah Indonesia pembelajaran IPS akan terasa lebih
real dan konkrit sesuai untuk usia anak SD/MI sesuai dengan yang dikemukakan
oleh Jean Piaget. Selain dapat mempermudah pemahaman peserta didik tentang
materi yang dipelajari juga memberikan kesan real kepada peserta didik, media
komik juga dapat menarik minat siswa untuk membaca. Karena pada hakikatnya anak
tingkat sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah cenderung menyukai sesuatu yang indah
dan penuh dengan warna seperti contoh diatas.
Penerapan
media komik dalam pembelajaran IPS juga bisa dilakukan dengan memerankan
peristiwa kejadian(mendemonstrasikan media komik) yang terdapat dikomik seperti
yang dijelaskan pada kegiatan penerapan rekayasa ide diatas dengan cara:
1. Guru
membagikan peserta didik kepada beberapa kelompok yang terdiri dari 7 0rang
yang terdiri dar, kepala pemerintahan, 2 orang masyarakat, 3 orang yang terdiri
dari kepala pimpinan pelayaran dan anak buahnya.
2. Setelah
membagikan kelompok belajar peserta didik, pendidik mengarahkan peserta didik
agar membuat sebuah permainan peran tentang pembeajaran IPS seperti yang ada di
komik.
3. Setelah
dirasa peserta didik telah siap dalam permainan peran, pendidik mempersilahkan
group pertama untuk mendemonstrasikan skenario cerita yang telah mereka karang
sendiri yang tentunya berpedoman pada komik yang tersedia.
4. Pada
tahap ini guru berperan sebagai penilai (melakukan penilaian autentik) terhadap
kegiatan siswa. Dan murid yang lain diminta untuk menjadi penonton sekaligus
komentator.
5. Setelah
penampilan group pertama selesai pendidik meminta group yang lain untuk
mengomentari penampilan group yang telah tampil. Dan begitu selanjutnya.
Penerapan media komik
seperti penjelasan diatas digunakan sebagi titik ukur untuk mengathui peran
media komik dalam pembelajaran IPS SD/MI. Seperti yang tejelaskan Piaget
peserta didik usia sekolah dasar berada pada tahapan operasional konkrit yakni
pengoperasian hal yang nyata. Untuk itu diperlukan hal yang sesuai dengan
karakteristik siswa sekolah dasar, yang bercirikan pada visualisasi materi
dengan ilustrasi model atau gambar, menambah kejelasan konsep-konsep IPS dan
dapt menarik minat siswa untuk belajar. Salah satu media yang tepat yang
disertai dengan ilsutrasi, model atau gambar adalah media komik. Yang mana
seperti penjelasan di atas media komik dapat diartikan sebagai media
pembelajaran yang dikemas dalam bentuk cerita bergambar yang dapt menjelaskan
konsep-konsep dan dapat mengkonstruksi pengetahuan pada siswa.
Kelebihan dari bacaan
yang berbentuk komik ini telah banyak dimanfaatkan oleh negara-negara maju
sebagai alat untuk meningkatkanminat baca anak pada buku pelajaran. Salah satu
negara yang telah memanfaatkan komik sebagai salah satu pendukung keberhasilan
pendidikannya adalah Jepang. Di negara ini, komik bukan merupakan benda asing
yang digunakan sebagai media dalam pembelajaran. bahkan, beberapa buku sekolah
di Jepang diterbitkan dalam bentuk komik. Kenyataannya, komik menjadi media
pembelajaran yang sangat efektif dan sangat diminati siswa dengan gambar dan
cara bertuturnya yang lugas.
Levi dan Lentz
mengemukakan terdapat empat fungsi medi pembelajaran khusunya komik sebagai
media visual, sebagai berikut:
1. Fungsi
atensi, media visual merupakan inti yang menarik dan mengarahkan perhatian
peserta didik untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran IPS.
2. Fungsi
afektif, media visual terlihat dari tingkat kenimatan peserta didik ketika
belajar atau membaca teks yang bergambar.gambar atau lambang visual dapat
menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi mengenai masalah sosial
atau masalah perkembangan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.
3. Fungsi
kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan
bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaiantujuan untuk memahami
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi
kompensatoris media pembelajaran yang terlihat dari hasil penelitian bahwa
media visual yang memberikan konteks untuk memahamiteks membantu siswa yang
lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali.
Oleh karena proses
pembelajaran merupakan proses komunikasi timbal balik dan berlangsung dalam
suatu sistem pembelajaran, maka media pembelajaran berada pada posisi yang
cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. dalam proses
pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dan sumber
belajar menuju penerima (peserta didik) dan mengolah informasi guna mencapai
tujuan pembelajaran. Siswa usia dasar sampai menengah memilki kecenderungan lebih
menyukai buku bacaan bergambar (komik) dibandingklan dengan buku pelajaran yang
lain. Sifat komik yang menimbulkan kesenangan
dan mudah dipahami menjadikannya mudah diterima oleh sebagian besar
siswa tersebut.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Pembelajaran
IPS yang merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu menjadikan
pembelajaran ini memiliki kajian yang begitu luas dalam penyampaiannya, selain
itu pembelajaran ini juga cenderung lebih abstrak karena bahasannya yang
sedikit banyaknya membahas tentang sejarah pada masa lalu yang tidak akan
pernah dirasakan siswa. Untuk menjawab permasalahan ini penulis memberikan
solusi berupan media komik.
Peran
media komik dalam pembelajaran IPS memiliki beran yang signifikan, karena media
ini menawarkan sutu pembelajaran yang lebih nyata ataupun konkriy=t yang sesuai
dengan teori perkembangan kognitif usia anak dijenjang sekolah dasar yakni
operasional konkrit. Selain memberikan kesan yang lebih nyata, media komik ini
juga berperan dalam emningkatkan minat baca peserta didik karena menawarkan
suatu bacaan yang lebih menarik dan menyenangkan dikategori usia anak SD/MI.
B. Saran
Sebagai
seorang pendidik perlu diperhatikan kenyamanan dan minat peserta didik dalam
proses pembelajaran. oleh karena itu seorang pendidik maupun calon pendidik
haruslah tau dan memahami berbagai macam media yang dapat memabntu menunjang
lancarnya pproses pembelajaran di dalam kelas.
DAFTAR
PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar