BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Agama
islam mempunyai rukun islam yang mana diantara salah satunya ialah puasa, puasa
termasuk rukun Islam yang ke empat. Karena puasa termasuk rukum isslam, jadi
semua ummat islam wajib melksanakanya, namun seperti yang kita lihat sekarang
ini banyak orang-orang yang tidak melaksanakanya. Itu semua terjadi karena
mereka tidak mengetahui manfaat dan hikmah puasa. Ummat Islam juga masih banyak
yang belum mengetahui pengertian puasa dan bagaimana menjalankan puasa yangbaik
dan benar.
Banyak
orang-orang yang melaksanakan puasa hanya sekedar melaksnakan, tanpa mengetahui
syarat sahnya puasa dan hal-hal yang membatalkan puasa. Pada saat mereka puasa
mereka hanya mendapatkan rasa lapar haus dan rugi tanpa mendapatkan pahala.
Oleh karena itu, dalam makalah kami ini akan membahas tentang pengertian puasa,
manfaat puasa, yang membatalkan puasa, dan lain-lain.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan puasa?
2. Apa
sajakah manfaat puasa?
3. Apa
sajakah yang membatalkan puasa?
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Puasa
Shaum
( puasa) berasal dari kat bahasa arab yaitu: shama Yashumu Syiam, yang
bermakana menahan atau disebut juga imsak. Menahan diri dari segala apa yang
membatalkan puasa. Dan menahan diri darisegala sesuatu,” seperti makan, minum,
nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya”.
Dandapun
menurut istilah yaitu” menahan diri dari sesuatu yang membatalkanya, uatu hari
lamanya, mulai dri terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan
beberapa syarat”.
Adapun
firman Allah dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 18 yaitu: Artinya: “ makan dan minumlah hingga terang bagimu
benang putih dan benang hitam, yaitu fajar.” Al-Baqarah: 187).
Adapun
macam-macam puasa ada empat yaitu:
1.Puasa
wajib
2.Puasa
sunat
3.
Puasa makruh
4.
Puasa haram
Adapun
puasa dlam pengrtian terminologi ( istilah) adalah menahan diri dari makan,
minum dan semua perkara yang membatalkan puasa sejak terbitnya fajar sampai
terbenamnya matahari, dengan syarat-syarat tertentu.
1. Dasar
hukum puasa
Dasar
hukum puasa disyariatkanya ibadah puasa adalah berdasarkan Al-Quran, hadits dan
ijma’ ulama. Dasar hukum dari AL-Quran. Sebagaimana terdapat dalm Al-Quran
suroh Al-Baqarah ayat 183:
$ygr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä |=ÏGä. ãNà6øn=tæ ãP$uÅ_Á9$# $yJx. |=ÏGä. n?tã úïÏ%©!$# `ÏB öNà6Î=ö7s% öNä3ª=yès9 tbqà)Gs? ÇÊÑÌÈ
Artinya: Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Sedangkan
dalam Hadits yang artinya:
“ dari Ibnu Umar Radiyallahu’anhu
bahwa Rasulullah Saw bersabda: islam
ditegakkan diatas liam perkara, bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, puasa pada
bulan Ramadhan, dan naik haji ke baitullah bagi orang yang mampu.” ( H.R.
Bukhori / Muslim)
2. Manfaat
puasa
Puasa
diwajibkan dan dijadikan pilar rukun Islam tidak asal-asalan, tetapi didalam
puasa terkandung manfaat yang cukup besar bagi ummat Islam, baik dari sisi
badan, sisi spiritual, maupun sisi sosial. Diamtara manfaat puasa adalah:
a. Puasa
sebagai wujud ketaatan ummat islam kepada Allah.
b. Puasa
sebagai forum penempaan akhlak ummat islam.
c. Puasa
melatih memegang amanat.
d. Puasa
adapat memperteguh kemauan, menguatkan niat, melatih kesabaran, membersihkan
otak dan menajamkan pikiran.
e. Puasa
dapat melatih kedisiplinan dan memupuk rasa persatuan dan kebersamaan.
f. Puasa
memupuk kebersamaaan antara umat islam.
g. Puasa
sebagai media penyehat tubuh.
h. Puasa
dapat menahan hawa nafsu syaiton.
3. Puasa
yang diwajibkan
Puasa
banyak macamanya, ada puasa wajib, sunnah, haram dan puasa makruh.
Puasa
diwajibkan ada tiga macam yaitu:
a. Puasa
yang diwajibkan oleh Allah secara umum ( puasa bulan Ramadahan).
b. Puasa
yang diwajibkan oleh Allah karena seseorang melanggar ketentuan Allah, puasa
seperti ini disebut puasa kafarat ( pengganti), puasa kafarat ini diantaranya
adalah:
1)
Kafarat puasa
dua bulan berturut-turut bagi orang yang membunuh orang non mulimyang punya
perjanjian damai dengan umat islam setelah dia tidak mendapatkan budak mukmin,
sebagaimana disebut dalam firman Allah:
$tBur c%x. ?`ÏB÷sßJÏ9 br& @çFø)t $·ZÏB÷sãB wÎ) $\«sÜyz 4 `tBur @tFs% $·YÏB÷sãB $\«sÜyz ãÌóstGsù 7pt7s%u 7poYÏB÷sB ×ptÏur îpyJ¯=|¡B #n<Î) ÿ¾Ï&Î#÷dr& HwÎ) br& (#qè%£¢Át 4 bÎ*sù c%x. `ÏB BQöqs% 5irßtã öNä3©9 uqèdur ÑÆÏB÷sãB ãÌóstGsù 7pt6s%u 7poYÏB÷sB ( bÎ)ur c%2 `ÏB ¤Qöqs% öNà6oY÷t/ OßgoY÷t/ur ×,»sVÏiB ×ptÏsù îpyJ¯=|¡B #n<Î) ¾Ï&Î#÷dr& ãÌøtrBur 7pt6s%u 7poYÏB÷sB ( `yJsù öN©9 ôÉft ãP$uÅÁsù Èûøïtôgx© Èû÷üyèÎ/$tFtFãB Zpt/öqs? z`ÏiB «!$# 3 c%x.ur ª!$# $¸JÎ=tã $VJÅ6ym ÇÒËÈ
92. dan tidak layak bagi seorang mukmin
membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak
sengaja)[334], dan Barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah
(hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar
diat[335] yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika
mereka (keluarga terbunuh) bersedekah[336]. jika ia (si terbunuh) dari kaum
(kafir) yang ada Perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, Maka (hendaklah
si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh)
serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak
memperolehnya[337], Maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan
berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana.
2) Kafarat
puasa dua bulan berturut-turut bagi suami yang menzihari istrinya.
c. Puasa
yang tidak disyariatkan dan tetapi harus dilaksanakan orang-orang tertentu (
nazar).
4. Puasa
Qadha
Puasa
qadha adalah puasa yang dilakukan untuk mengganti puasa ramadahan yang
ditinggalkan, seperti wanita yang mengeluarkan darah haid dan nifas ketika
bulan puasa, sebagaimana diriwayatkan dari Aisyah Radiyallahu’anhu berkata:
“
kami mengalami masa-masa haid pada masa
Rasulullah SAW maka kami diperintahkan untuk mengqodha puasa”.
Begitu
juga dalam mengqodha puasa bagi orang yang sakit atau bepergian, sebagaimana
firman Allah dalam Al-Quran surah al-baqarah ayat 184:
$YB$r& ;Nºyrß÷è¨B 4 `yJsù c%x. Nä3ZÏB $³ÒÍ£D ÷rr& 4n?tã 9xÿy ×o£Ïèsù ô`ÏiB BQ$r& tyzé& 4 n?tãur úïÏ%©!$# ¼çmtRqà)ÏÜã ×ptôÏù ãP$yèsÛ &ûüÅ3ó¡ÏB ( `yJsù tí§qsÜs? #Zöyz uqßgsù ×öyz ¼ã&©! 4 br&ur (#qãBqÝÁs? ×öyz öNà6©9 ( bÎ) óOçFZä. tbqßJn=÷ès? ÇÊÑÍÈ
Artinya: “(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu.
Maka Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah
baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.
dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak
berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin. Barangsiapa
yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan.
5. Puasa
Sunnah
Imam
Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad al- Husaini al-Hashani dalam kitabnya “
kifayatul Akhyar” mengatakan bahwa kita dianjurkan untuk melaksanakan puasa
sunnah, karena puasa ini sangat bermanfaat bagi kita di anjurkan untuk
melaksanakan puasa sunnah.
Dalam
puasa sunnah tidak ada keharusan bagi yang berpuasa untuk memaksakan dirinya
dalam melaksanakan puasa.
6. Syarat puasa
1. Orang-orang
yangwajib melaksanakan puasa yaitu:
a) Islam
b) Baligh
c) Berakal
( tidak gila atau tidak mabuk), lelaki atau perempuan
d) Berada
dikampung( tidak wajib bagi orang yang musafir)
e) Sanggup
puasa, tidak wajib bagi orang yang sakit dan orang yang lemah
Semua
yang diatas tersebut merupakan syarat-syarat wajib puasa.
7. Rukun
puasa
Ada
dua rukun puasa, yang masing-masingnya merupakan unsur terpenting yaitu:
a. Berniat
pada malamnya, yaitu setiap malam selama bulan ramadhan. Yang dimaksud dengan
malam puasa puasa ialah malam sebelumnya.
Sabda Rasulullah SAW:
Artinya: “ barangsiapa
yang tidak berniat puasa pada malamnyasebelum fajar terbit, maka tiada puasa
baginya”. ( Riwayat lima orang ahli hadits).
Kecuali puasa sunat,
boleh berniat pada siang hari, asal zawal ( matahari condong ke barat).
Dari Aisyah. Ia
berkata,” pada suatu hati Rasulullah SAW. Datang kerumah saya), beliau berkata,
adakah makanan dan minuman padamu? Saya menjawab, tidak ada apa-apa, beliau
berkata,” kalau begitu baiklah, sekarang saya puasa , kemudian pada hari lain
beliau datang pula, lalu berkata: “ Ya Rasulullah kita diberi hadiah kue
haisun’ beliau berkata,’mana kue itu? Sebenarnya saya dari pagi puasa ,’ lalu
beliau makan kue itu.” Riwayat Jama’ah Ahli Hdits kecuali Bukhori.
b. Menahan diri dari segala yang membatalkan
puasa, dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
8. Hal-hal
yang membatalkan puasa
a. Makan
dan minum
b. Muntah
yang disengaja
c. Bersetubuh
d. Keluar
darah haid ( kotoran) atau nifas ( darah sehabis melahirkan)
e. Gila.
Jika gilanya itu datang diwaktu siang hari, batallah puasa.
f. Keluar
mani dengan sengaja ( karena bersentuhan dengan perempuan atau lainya.
DAFTAR PUSTAKA
Sulaimam Rasyid, Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Al-GensindoBandung, 2013
Muhammad Utsman, Fiqih wanita Empat Mazhab, Bandung: Khazanah Intelektual, 2010
Moh. Tolchah Mansor, fathul Mu’in, kudus: Menara kudus, 1980
Ali Musthafa, Fiqih Islam, Medan; CV.Widya
Puspita, 2018
Komentar
Posting Komentar