MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

MAKALAH PUASA


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Agama islam mempunyai rukun islam yang mana diantara salah satunya ialah puasa, puasa termasuk rukun Islam yang ke empat. Karena puasa termasuk rukum isslam, jadi semua ummat islam wajib melksanakanya, namun seperti yang kita lihat sekarang ini banyak orang-orang yang tidak melaksanakanya. Itu semua terjadi karena mereka tidak mengetahui manfaat dan hikmah puasa. Ummat Islam juga masih banyak yang belum mengetahui pengertian puasa dan bagaimana menjalankan puasa yangbaik dan benar.
Banyak orang-orang yang melaksanakan puasa hanya sekedar melaksnakan, tanpa mengetahui syarat sahnya puasa dan hal-hal yang membatalkan puasa. Pada saat mereka puasa mereka hanya mendapatkan rasa lapar haus dan rugi tanpa mendapatkan pahala. Oleh karena itu, dalam makalah kami ini akan membahas tentang pengertian puasa, manfaat puasa, yang membatalkan puasa, dan lain-lain.
B.    Rumusan Masalah
1.     Apa yang dimaksud dengan puasa?
2.     Apa sajakah manfaat puasa?
3.     Apa sajakah yang membatalkan puasa?











BAB II
PEMBAHASAN
1.     Pengertian Puasa
Shaum ( puasa) berasal dari kat bahasa arab yaitu: shama Yashumu Syiam, yang bermakana menahan atau disebut juga imsak. Menahan diri dari segala apa yang membatalkan puasa. Dan menahan diri darisegala sesuatu,” seperti makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya”.[1]
Dandapun menurut istilah yaitu” menahan diri dari sesuatu yang membatalkanya, uatu hari lamanya, mulai dri terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat”.
Adapun firman Allah dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 18 yaitu: Artinya: “ makan dan minumlah hingga terang bagimu benang putih dan benang hitam, yaitu fajar.” Al-Baqarah: 187).
Adapun macam-macam puasa ada empat yaitu:
1.Puasa wajib
2.Puasa sunat
3. Puasa makruh
4. Puasa haram
Adapun puasa dlam pengrtian terminologi ( istilah) adalah menahan diri dari makan, minum dan semua perkara yang membatalkan puasa sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, dengan syarat-syarat tertentu.
1.     Dasar hukum puasa
Dasar hukum puasa disyariatkanya ibadah puasa adalah berdasarkan Al-Quran, hadits dan ijma’ ulama. Dasar hukum dari AL-Quran. Sebagaimana terdapat dalm Al-Quran suroh Al-Baqarah ayat 183:
$ygƒr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä |=ÏGä. ãNà6øn=tæ ãP$uÅ_Á9$# $yJx. |=ÏGä. n?tã šúïÏ%©!$# `ÏB öNà6Î=ö7s% öNä3ª=yès9 tbqà)­Gs? ÇÊÑÌÈ
Artinya:  Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Sedangkan dalam Hadits yang artinya:
            “ dari Ibnu Umar Radiyallahu’anhu bahwa Rasulullah Saw bersabda: islam ditegakkan diatas liam perkara, bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, puasa pada bulan Ramadhan, dan naik haji ke baitullah bagi orang yang mampu.” ( H.R. Bukhori / Muslim)
2.     Manfaat puasa
Puasa diwajibkan dan dijadikan pilar rukun Islam tidak asal-asalan, tetapi didalam puasa terkandung manfaat yang cukup besar bagi ummat Islam, baik dari sisi badan, sisi spiritual, maupun sisi sosial. Diamtara manfaat puasa adalah:[2]
a.      Puasa sebagai wujud ketaatan ummat islam kepada Allah.
b.     Puasa sebagai forum penempaan akhlak ummat islam.
c.      Puasa melatih memegang amanat.
d.     Puasa adapat memperteguh kemauan, menguatkan niat, melatih kesabaran, membersihkan otak dan menajamkan pikiran.
e.      Puasa dapat melatih kedisiplinan dan memupuk rasa persatuan dan kebersamaan.
f.      Puasa memupuk kebersamaaan antara umat islam.
g.     Puasa sebagai media penyehat tubuh.
h.     Puasa dapat menahan hawa nafsu syaiton.


3.     Puasa yang diwajibkan
Puasa banyak macamanya, ada puasa wajib, sunnah, haram dan puasa makruh.
Puasa diwajibkan ada tiga macam yaitu:[3]
a.      Puasa yang diwajibkan oleh Allah secara umum ( puasa bulan Ramadahan).
b.     Puasa yang diwajibkan oleh Allah karena seseorang melanggar ketentuan Allah, puasa seperti ini disebut puasa kafarat ( pengganti), puasa kafarat ini diantaranya adalah:
1)     Kafarat puasa dua bulan berturut-turut bagi orang yang membunuh orang non mulimyang punya perjanjian damai dengan umat islam setelah dia tidak mendapatkan budak mukmin, sebagaimana disebut dalam firman Allah:
$tBur šc%x. ?`ÏB÷sßJÏ9 br& Ÿ@çFø)tƒ $·ZÏB÷sãB žwÎ) $\«sÜyz 4 `tBur Ÿ@tFs% $·YÏB÷sãB $\«sÜyz ㍃̍óstGsù 7pt7s%u 7poYÏB÷sB ×ptƒÏŠur îpyJ¯=|¡B #n<Î) ÿ¾Ï&Î#÷dr& HwÎ) br& (#qè%£¢Átƒ 4 bÎ*sù šc%x. `ÏB BQöqs% 5irßtã öNä3©9 uqèdur ÑÆÏB÷sãB ㍃̍óstGsù 7pt6s%u 7poYÏB÷sB ( bÎ)ur šc%Ÿ2 `ÏB ¤Qöqs% öNà6oY÷t/ OßgoY÷t/ur ×,»sVÏiB ×ptƒÏsù îpyJ¯=|¡B #n<Î) ¾Ï&Î#÷dr& ㍃̍øtrBur 7pt6s%u 7poYÏB÷sB ( `yJsù öN©9 ôÉftƒ ãP$uÅÁsù Èûøïtôgx© Èû÷üyèÎ/$tFtFãB Zpt/öqs? z`ÏiB «!$# 3 šc%x.ur ª!$# $¸JŠÎ=tã $VJŠÅ6ym ÇÒËÈ  
92. dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja)[334], dan Barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat[335] yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah[336]. jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada Perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, Maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak memperolehnya[337], Maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

2)     Kafarat puasa dua bulan berturut-turut bagi suami yang menzihari istrinya.
c.      Puasa yang tidak disyariatkan dan tetapi harus dilaksanakan orang-orang tertentu ( nazar). [4]


4.     Puasa Qadha
Puasa qadha adalah puasa yang dilakukan untuk mengganti puasa ramadahan yang ditinggalkan, seperti wanita yang mengeluarkan darah haid dan nifas ketika bulan puasa, sebagaimana diriwayatkan dari Aisyah Radiyallahu’anhu berkata:
kami mengalami masa-masa haid pada masa Rasulullah SAW maka kami diperintahkan untuk mengqodha puasa”.
Begitu juga dalam mengqodha puasa bagi orang yang sakit atau bepergian, sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surah al-baqarah ayat 184:
$YB$­ƒr& ;NºyŠrß÷è¨B 4 `yJsù šc%x. Nä3ZÏB $³ÒƒÍ£D ÷rr& 4n?tã 9xÿy ×o£Ïèsù ô`ÏiB BQ$­ƒr& tyzé& 4 n?tãur šúïÏ%©!$# ¼çmtRqà)ÏÜム×ptƒôÏù ãP$yèsÛ &ûüÅ3ó¡ÏB ( `yJsù tí§qsÜs? #ZŽöyz uqßgsù ׎öyz ¼ã&©! 4 br&ur (#qãBqÝÁs? ׎öyz öNà6©9 ( bÎ) óOçFZä. tbqßJn=÷ès? ÇÊÑÍÈ
Artinya: “(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan.
5.     Puasa Sunnah
Imam Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad al- Husaini al-Hashani dalam kitabnya “ kifayatul Akhyar” mengatakan bahwa kita dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah, karena puasa ini sangat bermanfaat bagi kita di anjurkan untuk melaksanakan puasa  sunnah.[5]
Dalam puasa sunnah tidak ada keharusan bagi yang berpuasa untuk memaksakan dirinya dalam melaksanakan puasa.
6.     Syarat  puasa
1.     Orang-orang yangwajib melaksanakan puasa yaitu:
a)     Islam
b)     Baligh
c)     Berakal ( tidak gila atau tidak mabuk), lelaki atau perempuan
d)     Berada dikampung( tidak wajib bagi orang yang musafir)
e)     Sanggup puasa, tidak wajib bagi orang yang sakit dan orang yang lemah
Semua yang diatas tersebut merupakan syarat-syarat wajib puasa.
7.     Rukun puasa
Ada dua rukun puasa, yang masing-masingnya merupakan unsur terpenting yaitu:
a.      Berniat pada malamnya, yaitu setiap malam selama bulan ramadhan. Yang dimaksud dengan malam puasa puasa ialah malam sebelumnya.
Sabda Rasulullah SAW:
Artinya: “ barangsiapa yang tidak berniat puasa pada malamnyasebelum fajar terbit, maka tiada puasa baginya”. ( Riwayat lima orang ahli hadits).
Kecuali puasa sunat, boleh berniat pada siang hari, asal zawal ( matahari condong ke barat).
Dari Aisyah. Ia berkata,” pada suatu hati Rasulullah SAW. Datang kerumah saya), beliau berkata, adakah makanan dan minuman padamu? Saya menjawab, tidak ada apa-apa, beliau berkata,” kalau begitu baiklah, sekarang saya puasa , kemudian pada hari lain beliau datang pula, lalu berkata: “ Ya Rasulullah kita diberi hadiah kue haisun’ beliau berkata,’mana kue itu? Sebenarnya saya dari pagi puasa ,’ lalu beliau makan kue itu.” Riwayat Jama’ah Ahli Hdits kecuali Bukhori.[6]
b.      Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa, dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
8.     Hal-hal yang membatalkan puasa
a.      Makan dan minum
b.     Muntah yang disengaja
c.      Bersetubuh
d.     Keluar darah haid ( kotoran) atau nifas ( darah sehabis melahirkan)
e.      Gila. Jika gilanya itu datang diwaktu siang hari, batallah puasa.
f.      Keluar mani dengan sengaja ( karena bersentuhan dengan perempuan atau lainya.




DAFTAR PUSTAKA
         Sulaimam Rasyid, Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Al-GensindoBandung, 2013
        Muhammad Utsman, Fiqih wanita Empat Mazhab, Bandung: Khazanah Intelektual, 2010
      Moh. Tolchah Mansor, fathul Mu’in, kudus: Menara kudus, 1980
     Ali Musthafa, Fiqih Islam,  Medan; CV.Widya Puspita, 2018



[1] Sulaiman Rasyid, fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo Bandung, 2013), hlm. 220.
[2]Muhammad Ustsman, fiqih Wanita Empat Mazhab,( Bandung: khazanah Intelektual, 2010), hlm. 133.
[3] Moh. Tolchah Mansor, fathul Mu’in, (kudus: Menara Kudus, 1980), hlm. 96.
[4] Sulaiman Rasyid, Op. Cit., hlm. 231
[5] Ali Musthafa, Fiqih Islam,( Medan: CV. Widya Puspita, 2018), hlm. 25.
[6] Muhammad Ustman, Op. Cit., hlm. 237.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL