TEORI BELAJAR PEMBELAJARAN PPKn SD/MI KELAS TINGGI
D
I
S
U
S
U
N
Oleh : Kelompok II
Nama Nim:
Maulidatun Nikmah 1620500003
Dedek Safitri 1620500004
Nurintan Hasibuan 1620500005
Fitriana 1620500007
Indah Khairunnisa 1620500014
Resa Amelia Lubis 1620500031
Dosen Pengampu:
Maulana Arafat Lubis, M.Pd
PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU
KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PADANGSIDIMPUAN
2018
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan rahmat, hidayah dan taufiqnya kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan tugas kuliah berupa makalah. Shalawat dan salam penulis
hadiahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sebagai uswatul hasanah bagi
seluruh manusia.
Penulisan
makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
mata kuliah kajian PPKn di SD/MI kelas tinggi yang berjudul “TEORI BELAJAR PEMBELAJARAN
PPKn DI SD/MI KELAS TINGGI.”Dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari
hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat dan saran
serta kerja sama dari berbagai pihak
sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Dalam
kesempatan ini penulis dengan tulus hati mengucapakan terima kasih kepada:
1.
Dosen pengampu bapak Maulana Arafat Lubis, M.Pd.yang telah memberikan arahan kepada
penulis.
2.
Rekan-rekan yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan
makalah ini.
Penulisan makalah
ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik dari segi isi dan penyusunan
makalah. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kemajuan penulisan makalah di masa yang akan datang. Semoga
makalah ini dapat menambah wawasan pembaca tentang teori belajar pembelajran di
MI/SD kelas tinggi.
Padangsidimpuan,15 September 2018
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR
ISI........................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang............................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C.
Tujuan Makalah........................................................................................... 2
D.
Manfaat Makalah......................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Teori Belajar dan Pembelajaran............................................... 3
B.
Konsep Belajar Menurut Islam................................................................... 4
1.
Belajar dalam Pandangan Al-Qur’an dan Hadist.................................. 5
2.
Arti Penting Belajar Menurut Al-Quran............................................... 5
C.
Macam-macam Teori Belajar pada Pembelajarn PPKn............................. 6
1.
Teori Belajar Nabi Muhammad SAW................................................... 6
2.
Teori Behavioristik................................................................................ 8
3.
Teori Kognitif........................................................................................ 9
4.
Teori Belajar Kontruktivisme............................................................. 10
5.
Teori Belajar Humanistik ................................................................... 11
BAB
III PENUTUP
A.
Simpulan.................................................................................................... 12
B.
Saran.......................................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................ 14
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
rangka meningkatkan kemampuan pendidik, mereka harus memiliki dasar empiris
yang kuat untuk mendukung profesi mereka sebagai pendidik. Kenyataan yang ada,
kurikulum yang selama ini di sekolah dasar kurang mampu mempersiapkan siswa
untuk masuk ke jenjang yang lebih tinggi. Kemudian kurangnya
pemahaman akan pentingnya relevansi pendidikan untuk mengatasi masalah-masalah
sosial
dan budaya, serta bagaimana bentuk pengajaran untuk siswa denagan beragam
intelektual.
Jerome S.
Brunner, seorang peneliti terkemuka memberikan beberapa gambaran tentanag
perlunya terori pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran di kelas, serta
beberapa contoh praktis untuk dapat menjadi bekal persiapan profesionalitas
para guru. Berdasarakan penelitian selama beberapa tahun terakhir cukup jelas
bagi Brunner bahwa dari segi psikologis dan dari desain kurikulum itu sendiri
sangatlah minim dibahas teori pembelajaran. Teori pembelajaran yang sudah ada
selama ini hanya terfokus pada toeritis semata. Sebagai contoh pada saat membahas
materi tentang HAM, kebanyakan guru hanya memberikan contoh-contoh yang
tertulis dibuku tanpa mengaitkan terhadap kehidupan nyata dan tanpa melakukan
praktek langsung.
Belajar
sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung.
Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar. Teori
belajar dimunculkan oleh para psikolog pendidikan setelah mereka mengalami
kesulitan untuk menjelaskan proses belajar secara menyeluruh. Belajar merupakan
proses dimana seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap
menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu.
Teori
belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun
terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar dapat didefinisikan sebagai
integrasi prinsip-prinsip yang menuntun di dalam merancang kondisi demi
tercapainya tujuan pendidikan. Oleh
karena itu dengan adanya teori belajar akan
memberikan kemudahan bagi guru MI/SD dalam menjalankan model-model pembelajarn
yang akan dilaksanakan.
Dari
permasalahan di atas kita menyadari bahwa, sebuah teori
pembelajaran sebaiknya juga menyagkut suatu praktek untuk membimbing seseorang
atau peserta didik bagaimana cara agar memperoleh pengetahuan dan keterampilan,
pandangan hidup serta pengetahuan akan kebudayaan masyarakat sekitar. Oleh
kareana itu, penulis membuat sebuah makalah tentang teori belajar pembelajaran
yang diharapkan dapat dijadikan sebagai sebuah referensi dan pegangan kepada
pendidik dalam melaksankan pembelajaran yang baik di kelas nantinya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa Yang Dimaksud Dengan Teori Belajar?
2.
Bagaimana Konsep Belajar Menurut Pandangan Islam?
3.
Jelaskan Macam-macam Teori Belajar?
C. Tujuan Makalah
1.
Untuk Mengetahui dan Memahami Teori Belajar.
2.
Untuk Mengetahui Konsep Belajar Menurut Pandangan
Islam.
3.
Untuk Mengetahui Macam-macam Teori Belajar.
D. Manfaat Makalah
Untuk menjawab masalah teori dan cara belajar
pembelajaran yang baik di sekolah dasar penulis membuat makalah ini untuk dapat
dijadikan referensi bacaan ataupun pedoman bagi pendidik dalam mengajarkan
peserta didik mengenai materi pembelajaran khususnya mata pelajaran PPKn di tingkat
SD/MI kelas tinggi yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik
di zaman
sekarang ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Belajar dan Pembelajaran
Teori
adalah seperangkat konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang memberikan,
menjelaskan, dan memprediksikan fenomena. Ada dua macam teori, yaitu teori
intuitif dan teori ilmiah. Teori intuitif adalah teori yang dibangun
berdasarkan pengalaman praktis. Sedangkan teori ilmiah adalah teori yang
dibangun berdasarkan hasil-hasil penelitian. Guru lebih cenderung sering
menggunakan teori pertama. Teori belajar adalah teori yang mendeskripsikan apa
yang sedang terjadi saat proses belajar berlangsung dan kapan proses belajar
tersebut berlangsung.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologis
belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”, Menurut Hilgrad dan Bower belajar (learn) memiliki arti to gain knowledge, comprehention, or mastery
of trough experience of study, to fix in the mind or memory, to acquire trough
experience, to be come informe of to find out. Menurut definisi tersebut
belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan
melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman dan mendapatkan informasi
atau menemukan. Sedangkan menurut Morgan dan kawan-kawan menyatakan belajar
adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil
latihan atau pengalaman.
Menurut Witherington belajar adalah suatu perubahan di
dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi
yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian. Harold Spear menyatakan “learning is to observe, to read, to imitate,
to try something, themselves, to listen, and to follow direction”. Belajar
adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti
arah tertentu.
Berdasarkan pendapat dari teori di atas
dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui
pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman dan mendapatkan informasi atau
menemukan, dengan cara mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar
dan mengikuti arah tertentu sehingga terjadi perubahan tingkah laku sebagai hasil
latihan atau pengalaman.
Kamus besar bahasa Indonesia mendefinisakan kata
”pembelajaran” berasal dari kata ”ajar” yang berarti petunjuk yang
diberikan kepada orang supaya diketahui atau diturut, sedangkan “pembelajaran”
berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
Menurut Kimble dan Garmezy pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang
relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang. Pembelajaran
memiliki makna bahwa subjek belajar harus dibelajarkan bukan diajarkan. Siswa
sebagai subjek belajar dituntut untuk aktif mencari, menemukan, manganalisis,
merumuskan, memecahkan masalah, dan menyimpulkan suatu masalah. Selain itu,
Rombe Pajung juga berpendapat bahwa pembelajaran adalah pemerolehan suatu mata
pelajaran atau pemerolehan suatu keterampilan melalui pelajaran, pengalaman,
atau pengajaran.
Berdasarkan pemaparan yang
di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian teori belajar dan pembelajaran adalah
seperangkat konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang memberikan, menjelaskan, dan
memprediksikan fenomena tentang cara memperoleh pengetahuan atau menguasai
pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman dan mendapatkan
informasi atau menemukan, dengan cara mengamati, membaca, meniru, mencoba
sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu sehingga terjadi perubahan
tingkah laku sebagai hasil latihan atau pengalaman.
B. Konsep Belajar Menurut Islam
Islam sebagai agama rahmatul lil ‘alamin mewajibkan
ummatnya untuk selalu belajar. Bahkan, Allah mengawali menurunkan Al-Qur’an
sebagai pedoman hidup manusia dengan ayat yang memerintahkan rasulnya, Muhammad
SAW untuk membaca dan membaca (Iqra’).
Iqra’ merupakan salah satu perwujudan dari aktifitas belajar. Betapa pentingnya
belajar, karena itu dalam Al-Qur’an Allah berjanji akan meningkatkan derajat
orang yang belajar dari pada yang tidak.
Salah satu yang membedakan manusia dengan makhluk yang
lain adalah kemampuannya untuk belajar. Untuk ini, Allah memberikan akal
sebagai alat untuk belajar, sehingga membuat manusia mampu menjadi pemimpin di
bumi ini. Berikut ini adalah teori belajar menurut islam:
1.
Belajar dalam Pandangan Al-Qur’an dan Hadist
Ajaran agama sebagai pedoman hidup manusia
menganjurkan manusia untuk selalu melakukan kegiatan belajar. Aktivitas
belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Islam sangat menekankan
terhadap pentingnya ilmu. Al-Qur’an dan Hadist mengajak kaum muslim untuk
mencari dan mendapatkan ilmu dan kearifan, serta menempatkan orang-orang yang
berpengetahuan pada derajat yang tinggi. Beberapa ayat pertama yang diwahyukan
kepada Rasulullah SAW menyebutkan pentingnya membaca, pena, dan ajaran untuk
manusia (Q.S.: Al-‘Alaq 1-3).
Beberapa hadis tentang pentingnya belajar dan menuntut
ilmu, antara lain adalah: mencari ilmu
itu wajib bagi setiap muslim, carilah ilmu walaupun sampai ke negeri
china, carilah ilmu dari buaian sampai keliang lahat.
2.
Arti Penting Belajar Menurut Al-Quran
Bebrapa hal penting yang berkaitan dengan belajar, antara lain:
1.
Bahwa orang yang belajar akan dapat meiliki ilmu
pengetahuan yang berguna untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh
manusia dalam kehidupan. Sebagaimana firman Allah berikut: (apakah kamu wahai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah
orang-orang yang beribadat diwaktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri,
sedangkan ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?
Katakanlah: “adakah sama orag-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang
tidak mengetahui?” sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran. (QS Al-ZUMAR {39}: 9)
2.
Dengan belajar manusia dapat mengetahui apa yang
dilakukan dan memahami tujuan dari perbuatannya, karena setiap yang kita
lakukan akan dimintai pertanggung jawabannya kelak oleh Allah SWT: dan janganlah kamu membiasakan diri pada
apa yang tidak kamu ketahui, karena sesungguhnya penglihatan, pendengaran, dan
daya nalar pasti akan ditanyai tentang hal itu (QS Al-Isra [17]: 36)
3.
Dengan ilmu yang dimiliki manusia melalui
proses belajar, maka Allah akan memberikan derajat yang lebih tinggi kepada
hambanya:… niscaya Allah akan meninggikan
beberapa derajat kepada orang-orang beriman dan berilmu (QS Al-Mujadalah
[58]: 11)
C. Macam-macam Teori Belajar pada Pembelajarn PPKn
1. Teori Belajar Nabi Muhammad SAW
Muhammad
SAW lahir di Mekkah pada tahun 570 M dari seorang ayah yang bernama Abdullah
dan ibu bernama Aminah. Lahirnya Muhammad SAW membawa dampak besar atas
perkembangan perilaku yang dahulunya pada zaman jahiliyah (kebodohan) atas
perilaku manusia yang tidak mengerti letak suatu kebenaran dan kesalahan, dan
saat ini berkembanganya zaman melalui pendidikan beliau berdampak positif bagi
kemajuan agama dan Negara.
Menurut Salafuddin beberapa metode pembelajaran
yang aktif dilakukan Muhammad SAW adalah sebagai berikut:
a.
Pembelajran Dengan Praktek Secara Langsung
Dalam
ilmu-ilmu pengajaran dan penyampaian membutuhkan praktik. Muhammad SAW selalu
melakukannya dengan memberi contoh langsung, tidak dengan ceramah. Melalui
praktek langsung pengaruhnya lebih besar dan ilustrasinya menancap lebih kuat
dalam hati. Misalnya penerapan metode ini pada pembelajaran PPKn di sd adalah
pada materi tentang pembacaan “Proklamasi” ataupun “Pancasila” hendaknya guru
memberikan contoh bagimana cara pembacaan dan pelafalan yang baik dalam
pembacaan kedua teks tersebut secara langsung bukan dengan materi
ataupunperkataan saja, karena seperti yang kita ketahui anak di usia sekolah
dasar lebih pandai meniru sesuatu yang konkrit daripada yang abstrak.
b.
Pembelajaran Secara Gradual
Metode
ini adalah metode yang mengajar dengan memperhatikan skala prioritas, mengajarkan
tidak secara langsung sekaligus, berangsur-angsur, sedikit-demi sedikit dan
pelan-pelan. Hal ini bertujuan agar lebih mudah dipahami dan menancap lebih
kuat di dalam ingatan.
c.
Memperhatikan Perbedaan Kemampuan, Gaya Belajar dan
Tingkat Intelegensi Peserta Didik
Suatu
kenyataan bahwa tidak semua siswa memilki tingkat kecerdasan dan kemampuan yang
sama. Muhammad SAW menyadari betul hal ini. Beliau sangat memperhatikan
kecerdasan individu. Beliau mengajar individu sesuai kadar kecerdasan. Sebagi
seorang pendidik kita perlu meneladani teori belajar Muhammad SAW ini, karena
seperti yang telah Ia katakana setiap manusia dilahirkan tidak sama, baik itu
secara fisik, psikis maupun intelektualnya. Oleh karena itu teori ini perlu
kita amalkan. Misalnya pada materi PPKn tentang “Sejarah Lahirnya Kemerdekaan”,
tentunya untuk mempelajari hal ini diperlukan tingkat pengamatan yang baik oleh
peserta didik, oleh karena itu dalam hal ini pendidik perlu mengamati terlebih
dahulu mana siswa yang memilki kelebihan dan kekurangan dalam mengamati,
kemudian guru membimbing siswa yang kurang dapat mengamati sejarah
tersebut dengan baik, dan untuk yang telah biasa pendidik hanya
tinggal memberikan penjelasannya sedikit.
d.
Dialog dan Tanya jawab.
Salah
satu yang menonjol dari metode Muhammad SAW dalam mengajar ialah selalu
mengajar dengan cara berdialog dan tanya jawab. Dialog sangat membantu
kebuntuan otak dan kebekuan pikiran. Tak bias dipungkiri metode yang telah lama
dinyatakan Muhammad ini nyatanya sekarang masih diterapkan didunia pendidikan
dan bias dikategorikan termasuk kategori yang sangat penting dalam kurikulum
2013 ini, terutama pada pendekatan saintifik yang
menekankan pada pembelajaran berpusat pada siswa dan tentunya dengan bimbingan
guru sebagi pendidik. Pada pendekatan ini guru disarankan
memberikan stimulus untuk memberikan rasa ingin tahu siswa sehingga menimbulkan
banyak pertanyan di dalam benaknya, kemudian pertanyaan itu akan dijawab
bersama oleh siswa dan diperjelas dengan penjelasan guru sebagai penengah.
Uraian tersebut
menggambarkan bagaimana piawainya Muhammad SAW melakukan pengajaran, dengan
menerapkan aneka macam metode pembelajaran. Dan tanpa kita sadari metode yang
telah diajarkan dari dulu oleh Muhammad nyatanya metode yang sampai sekarang
masih kita terapkan di dunia pendidikan. Selain metodenya yang selalu memikirkan
kepada kenyamanan peserta didik, metode Muhammad SAW ini juga dapat digunakan
sebagai cara untuk membangun siswa yang berkarakter karena penerapannya selalu memberikan
contoh kepada kebaikan, saling tolong menolong dan menghargai orang lain. Dan
hal ini dapat dijadikan landasan yang kuat untuk mengajarkan materi PPKn yang
pada hakikatnya mengajarkan tentang hal-hal tersebut.
2. Teori Behavioristik
Aliran
behaviorisme berpandapat bahwa berpikir adalah gerakan-gerakan reaksi yang
dilakukan oleh urat saraf dan otot-otot bicara seperti halnya bila kita
mengungkapkan sebuah pikiran. Dalam penyelidikannya terhadap tingkah laku
manusia, behaviorisme hanya menyoal tingkah laku luar saja (badaniah). Teori
belajar behavioristik menekankan pada perubahan tingkah laku sebagai akibat
dari interaksi antara stimulus dan respon, sedangkan belajar sebagai aktivitas
yang menuntut siswa mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari.
Teori
belajar behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman yang dicetuskan oleh Gagne dan Berliner. Teori ini lalu
berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah
pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai
teori behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentukanya perilaku yang
tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan
stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagi individu yang pasif.
Respon atau perilaku tertentu menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan
semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan
menghilang bila dikenakan hukuman.
Sementara,
menurut Harley dan Davies prinsip-prinsip teori behaviorisme di dunia
pendidikan ialah sebagai berikut:
a.
Proses belajar dapat berhasil dengan baik apabila
pembelajar ikut berpartisipasi secara aktif di dalamnya.
b.
Materi pelajaran dibentuk dalam bentuk unit-unit kecil
dan diatur berdasarkan urutan yang logis sehingga pembelajar mudah
mempelajarinya.
c.
Tiap-tiap respon perlu diberi umpan balik secara
langsung sehingga pembelajar dapat mengetahui apakah respon yang diberikan
telah benar atau belum.
d.
Setiap kali pembelajar memberi respon yang benar ia
perlu diberi penguatan.
Salah satu ahli penganut
paham behavioristik yaitu B. F. Skinner berkebangsaan Amerika melakukan
pendekatan model intruksi lansung dan meyakini bahwa perilaku dikontrol
melalui proses operant conditioning.
Seorang dapat mengontrol tingkah laku melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan. Gaya mengajar guru
dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru searah dan dikontrol melalui
pengulangan dan latihan. Manajemen kelas
menurut skinner berupa usaha untuk memodifikasi perilaku antara lain dengan
proses penguatan, yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan
tidak memberi imbalan apapun pada perilakau yang tidak tepat.
Contoh
penerapan teori behavioristik yaitu pada materi kerukunan dalam bermasyarakat.
Dimana seorang pendidik menceritakan tentang menghargai tetangga walaupun
berbeda keyakinannya. Jadi, peserta didik akan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari seperti dalam kelas ketika seorang peserta didik memiliki teman
yang berbeda agama.
3. Teori Kognitif
Teori
kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog swiss yang hidup tahun1896-1980.
Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam psikologi perkembangan dan
berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan. Belajar adalah perubahan
persepsi pemahaman. Belajar tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang
bias diamati. Asumsi dasar teori ini adalah setiap orang memiliki pengalaman
dan pengetahuan dalam dirinya. Prinsip-prinsip kognitif sebagai berikut:
1.
Seseorang yang akan belajar akan lebih mampu mengingat
dan memahami sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan
logika tertentu.
2.
Penyusunan materi pembelajaran dari sederhana kekompleks.
3.
Belajar dan memahami akan jauh lebih baik dari pada
hanya menghafal.
Salah satu ahli dari teori
ini adalah Jerome S. Bruner lahir tanggal 1 0ktober 1915 di NYC. Brunner rmengusulkan
teorinya yang disebut Free Discovery Learning yang berarti proses belajar akan
berjalan dengan baik dan kreatif jika guru meberikan kesempatan kepada siswa
untuk menemukan suatu aturan (konsep,teori, definisi)
melalui contoh-contoh yang menggambarkan aturan yang menjadi sumbernya.
Misalnya untuk memahami konsep kejujuran siswa tidak menghafal definisi tentang
kejujuran, tetapi mempelajari contoh-contoh konkretnya.
Contoh penerapannya pada materi keragaman budaya. Materi
yang akan diajarkan mulai dari yang sederhana ke yang lebih sulit. Seperti pada
materi ini dimulai dari pengertian keragaman kemudian macam-macam budaya. Lalu
dari budaya sumatera ke budaya papupa, dari bahasa daeraah ke bahasa nasional.
4. Teori Belajar Kontruktivisme
Belajar
menurut kontruktivisme adalah membangun pengetahuan sedikit-demi sedikit yang
hasilnya kemudian diperluas melalui konteks yang terbatas. Manusia harus mengkontruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Dalam proses
belajar di kelas siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan
sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ide.
Salah
satu ahli teori ini adalah Vygotsky mengungkapkan belajar adalah interaksi sosial
individu dengan lingkungannya. Belajar merupakan sebuah proses yang melibatkan
dua elemen penting yaitu belajar merupakan proses secara biologi sebagai proses
belajar dan pisikisosial sebagai proses yang lebih tinggi yang berkaitan dengan
sosial budaya.
Contoh penerapan teori
belajar kontruktivisme yaitu pada materi globalisasi yang mana peserta didik
diajak mengamati dampak dari globalisasi terhadap kehidupan sehari-hari,
sehingga muncul ide-ide tentang cara agar globalisasi dapat berdampak positif
bagi masyarakat. Kemudian dapat menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi.
5. Teori Belajar Humanistik
Humanisme
lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini
melihat kejadian, yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal
yang positif. Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu
dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan pada
pengalaman-pengalaman mereka. Teori humanisme ini cocok diterapkan pada
materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani,
perubahan sikap dan analisis terhadap fenomena sosial. Adapun teori belajar
humanistik menurut Bloom dan Krathwoh menunjukkan apa yang dikuasai oleh siswa
yang mencakup kognitif, psikomotorik dan afektif.
Seperti pada materi
perumusan pancasila sebagai dasar negara dimana setiap tanggal 17 Agustus
selalau diperingati hari kemerdekaan yang diikuti seluruh rakyat Indonesia
begitu juga dengan peserta didik di MI/SD. Dengan mereka ikut berpartisipasi
dalam upacara memperingati hari kemerdekaan tersebut maka akan timbul sikap
cinta tanah air, semangat kebangsaan, cinta damai, tanggung jawab dan
demokratis dari pengalamannya ikut melaksanakan upacara hari kemerdekaan.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pemaparan yang diatas maka dapat penulis
simpulkan bahwa pengertian teori belajar
dan pembelajaran adalah seperangkat konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang
memberikan, menjelaskan, dan memprediksikan fenomena tentang cara memperoleh
pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai
pengalaman dan mendapatkan informasi atau menemukan, dengan cara mengamati,
membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu
sehingga terjadi perubahan tingkah laku sebagai hasil latihan atau pengalaman.
Konsep belajar menurut pandanngan islam seperti pada
hadits, antara lain adalah: mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, carilah
ilmu walaupun sampai kenegeri china, carilah ilmu dari buaian sampai keliang
lahat.Arti Penting Belajar Menurut Al-Quran antara lain:
1.
Bahwa orang yang belajar akan dapat meiliki ilmu
pengetahuan yang berguna untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh
manusia dalam kehidupan. (Qs Al-Zumar {39}: 9)
2.
Dengan belajar manusia dapat mengetahui apa yang
dilakukan dan memahami tujuan dari perbuatannya, karena setiap yang kita
lakukan akan dimintai pertanggung jawabannya kelak.(QS Al-Isra [17]: 36)
3.
Dengan ilmu yang dimiliki manusiamelalui proses
belajar, maka Allah akan memberikan derajat yang lebih tinggi kepada hambanya (QS Al-Mujadalah [58]: 11)
Macam-macam Teori Belajar pada Pembelajarn PPKn:
1).Teori Belajar Nabi Muhammad SAW: pembelajran dengan praktek secara langsung,
pembelajaran secara gradual, memperhatikan perbedaan kemampuan, gaya belajar dan
tingkat intelegensi peserta didik, dialog dan tanya jawab. 2). Teori
Behavioristikberpandapat bahwa berpikir adalah gerakan-gerakan reaksi yang
dilakukan oleh urat saraf dan otot-otot bicara seperti halnya bila kita
mengungkapkan sebuah pikiran. 3). Teori Kognitif, Teorinya memberikan banyak
konsep utama dalam psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan
konsep kecerdasan. Belajar adalah perubahan persepsi pemahaman. 4).Teori
Belajar Kontruktivisme.
Belajar
menurut kontruktivisme adalah membangun pengetahuan sedikit-demi sedikit yang
hasilnya kemudian diperluas melalui konteks yang terbatas. 5).Teori Belajar Humanistik, lebih melihat
pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian,
yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif.
B. Saran
Dengan
memahami pengertian dari teori pembelajaran, konsep belajar menurut pandangan
islam, dan macam-macam teori belajar niscaya akan melahirkan peserta didik yang
berkualitas yang mampu membentuk manusia
Indonesia seutuhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman.
2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:
Alfabeta.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Lubis, Maulana Arafat. 2018. Pembelajaran PPKn di SD/MI Implementasi Pendidikan Abad 21. Medan:
Akasha Sakti.
Thobroni, M. 2015. Belajar
dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Aunurrahman.Belajar
dan Pembelajaran.(Bandung:
Alfabeta, 2009). Hlm. 37.
Komentar
Posting Komentar