Kedudukan PMR
Terhadap Pendekatan Kontruktivisme, Kontekstual, dan PAIKEM
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Nama: NIM:
Dedek Safitri
Purba 1620500004
Risca Armitha 1620500018
Suryani Fitri
Siregar 1620500027
Rezk Nur Azizah 1620500022
Dosen
Pengampu:
Ahmad
Nizar Rangkuti, S.Si., M.Pd.
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PADANGSIDIMPUAN
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt,
berkat taufik dan hidayahnya makalah ini dapat terselesaikan. Sholawat dan
salam penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, pembawa risalah yang menjadi petunjuk
serta rahmat bagi seluruh alam.
Atas perhatian dan kesempatan yang telah diberikan untuk membuat
makalah ini penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak Ahmad Nizar Rangkuti,
S.Si.,M.Pd Selaku dosen mata kuliah Pembelajaran Matematika Realistik. Rekan-rekan
mahasiswa yang telah memberi masukan untuk makalah ini.
Adapun makalah ini yang berjudul ” Kedudukan PMR Terhadap
Pendekatan Kontruktivisme, Kontekstual, dan PAIKEM”. Semoga dengan adanya
makalah ini, kita semua dapat mengetahui, mempelajari, dan menambah pengetahuan
kita. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari ibu
dan teman-teman sekalian.
Padangsidimpuan, 04 April 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A.
Latar Belakang......................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
C.
Tujuan Makalah....................................................................................................... 3
D.
Manfaat Makalah..................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 4
A. Pengertian Pendekatan dalam PMR........................................................................ 4
B. Pendekatan Terhadap Pembelajaran Matematika Realistik..................................... 4
a.
Pendekatan Konstruktivisme............................................................................. 4
b.
Pendekatan Kontekstual.................................................................................... 6
c. Pendekatan PAKEM......................................................................................... 7
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 9
A.
Kesimpulan.............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dari berbagai macam permasalahan hidup, salah
satu permasalahan yang muncul terkait dengan dunia pendidikan khususnya
pendidikan matematika adalah bagaimana melakukan transformasi berbagai konsep
matematika yang telah dikenal masyarakat dengan ilmu ‘matimatian’-nya
menjadi konsep-konsep yang mengasyikkan untuk dipelajari dan mudah untuk
diaplikasikan. (Novikasari, 2007:1). Sebagai ilmu dasar, matematika perlu
mendapatkan perhatian yang cukup besar karena pada setiap aktivitas sehari-hari
yang dilakukan manusia hampir bisa dipastikan tidak mungkin dapat terlepas dari
kegiatan matematika.Ini berarti bahwa matematika sangat diperlukan oleh setiap
orang dalam kehidupan sehari-hari untuk membantu memecahkan permasalahan. Oleh
karena itu, tidak salah jika pada bangku sekolah, matematika menjadi salah satu
mata pelajaran pokok yang diajarkan dari bangku taman kanak-kanak hingga
perguruan tinggi. Namun, pada kenyataannya masih ada sebagian siswa yang merasa
kesulitan dalam belajar matematika.
Orientasi pendidikan kita yang mempunyai ciri
cenderung memperlakukan siswa berstatus sebagai obyek; guru berfungsi sebagai
pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan indoktriner; materi bersifat subject-oriented
dan manajemen bersifat sentralis. Orientasi pendidikan yang demikian
menyebabkan praktik pendidikan kita mengisolir diri dari kehidupan nyata yang
ada di luar sekolah, kurang relevan antara apa yang diajarkan di sekolah dengan
kebutuhan pekerjaan, terlalu terkonsentrasi pada pengembangan intelektual yang
tidak sejalan dengan pengembangan individu sebagai satu kesatuan yang utuh dan
berkepribadian.
Pendidikan Matematika Realistik (PMR) adalah
suatu teori dalam pendidikan matematika di Indonesia yang dikembangkan pertama
kali di negeri Belanda. Teori ini berdasarkan pada ide bahwa matematika adalah
aktivitas manusia dan matematika harus dihubungkan secara nyata terhadap
konteks kehidupan sehari-hari siswa sebagai suatu sumber pengembangan dan
sebagai area aplikasi melalui proses matematisasi baik horizontal maupun
vertikal.
Dunia real adalah segala sesuatu di luar
matematika.Ia bisa berupa mata pelajaran lain selain matematika atau bidang
ilmu yang berbeda dengan matematika ataupun kehidupan sehari-hari dan
lingkungan sekitar. Dunia riil diperlukan untuk mengembangkan situasi
kontekstual dalam menyusun materi kurikulum.Materi kurikulum yang berisikan
soal-soal kontekstual akan membantu pembelajaran bagi siswa. Dalam PMRI, proses
belajar mempunyai peranan penting. Rute belajar (learning route) dimana
siswa mampu menemukan sendiri konsep dan ide matematika, harus dipetakan,
sebagai kesempatan kepada siswa untuk memberikan kontribusi terhadap proses
belajar mereka.
Teori PMR sejalan dengan teori belajar yang
berkembang saat ini, seperti konstruktivisme dan pembelajaran kontekstual (Contextual
Teaching and Learning, disingkat CTL).Namun, baik pendekatan konstruktivis
maupun CTL mewakili teori belajar secara umum, PMRI adalah suatu teori
pembelajaran yang dikembangkan khusus untuk matematika.
B.
Rumusan Masalah
a.
Apa yang dimaksud dengan Pendekatan dalam PMR?
b.
Bagaimana Kedudukan Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap
Pendekatan Konstruktivisme?
c.
Bagaimana Kedudukan Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap
Pendekatan Kontekstual?
d.
Bagaimana Kedudukan Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap
Pendekatan PAKEM?
C.
Tujuan Makalah
a.
untuk mengetahui pengertian Pendekatan dalam PMR.
b.
untuk mengetahui Kedudukan Pembelajaran Matematika Realistik
Terhadap Pendekatan Konstruktivisme.
c.
untuk mengetahui Kedudukan Pembelajaran Matematika Realistik
Terhadap Pendekatan Kontekstual.
d.
untuk mengetahui Kedudukan Pembelajaran Matematika Realistik
Terhadap Pendekatan PAKEM.
D.
Manfaat Makalah
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini
yaitu agar pembaca dapat mengetahui pendekatan yang baik digunakan pada
pembelajaran matematika realistik agar membuat kita lebih mengenal kemampuan
dan potensi diri kita dan peserta didik,
dengan menggunakan pendekatan terhadap teori-teori dalam pembelajaran agar
dapat meningkatkan hasil belajar dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendekatan dalam PMR
Pendekatan
adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
snagat umum.
Pendidikan Matematika Realistik (PMR) merupakan suatu pendekatan yang
menjanjikan dalam pembelajaran matematika. Penerapan PMR Indonesia sudah
berlangsung cukup lama, yaitu kurang lebih 10 tahun. Tetapi juga bukan waktu
yang lama untuk suatu gerakan yang berlangsung disebuah Negara yang luas
seperti Indonesia. Jenis pendekatan yang digunakan dalam penyampaian
pembelajaran PMR adalah student centered apporoaches yaitu pendekatan
yang berpusat pada peserta didik dimana pendidik memberikan rangsangan terlebih
dahulu baru peserta didik menalarkan atau mencari jawaban sendiri dengan pengetahuan yang diperolehnya.
B.
Pendekatan Terhadap Pembelajaran Matematika Realistik
a. Pendekatan Konstruktivisme
Pembelajaran model konstruktivisme menurut Karli dan Margaretha
adalah proses pembelajaran yang diawali konflik kognitif, yang pada akhirnya
pengetahuan akan dibangun sendiri oleh siswa melalui pengalaman dan hasil interaksi dengan lingkungannya.
Model pembelajaran konstruktivisme menekankan pada pengembangan
kemampuan, keterampilan (hand-on), dan pemikiransiswa (mind-on) Tobin dan
Timmons menegaskan bahwa pembelajaran yang berlandaskan pandangan
konstruktivisme harus memperhatikan empat hal, yaitu:
a) Berkaitan dengan
pengetahuan awal siswa (prior knowledge)
b) Belajar melalui
pengalaman (experiences)
c) Melibatkan
interaksi sosial (socialiri teraction)
d) Kepahaman
(sensemaking)
Menurut Samsul Hadi Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun
tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan
berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun
oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang
terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat
fakta-fakta, konsep, atau kaidah
yang siap untuk
diambil dan diingat.
Manusia harus mengkontruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Konstruktivis pengetahuan merupakan konstruksi (bentukan) dari
orang yang mengenal skemata. Pengetahuan tidak bisa ditransfer dari guru kepada
orang lain, karena setiap orang mempunyai skema sendiri yang diketahuinya.
Pembentukan pengetahuan merupakan proses kognitif yang terjadi proses asimilasi
dan akomodasi untuk mencapai suatu keseimbangan sehingga terbentuk suatu skema
yang baru. Asimilasi merupakan proses pengintegrasian secara langsung stimulus
baru ke dalam skemata yang sudah ada. Sedangkan akomodasi merupakan proses
pengintegrasian stimulus baru ke dalam skemata yang sudah ada secara tidak
langsung.
Prinsip-prinsip kontruktivisme dalam pembelajaran sains dan
matematika
1.
Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal
maupun sosial
2.
Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali
hanya dengan keaktifan siswa sendiri untuk menalar
3.
Muridaktif mengkonstruksi terus-menerus, sehingga terjadi perubahan
konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah
4.
Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses
konstruksi siswa berjalan mulus
Menurut penulis pembelajaran matematika realistik ini dilakukan
dalam belajar berhitung di sekolah dasar menunjukkan bahwa siswa yang
mengkonstruksi sendiri pemahaman mereka dalam meyelesaikan soal-soal multi angka
dalam operasi hitung bilangan cacah jauh lebih unggul dari pada siswa yang
diajari logarithme dalam menyelesaikan soal tersebut.
Pendekatan dengan kontruktivisme dan PMRI memiliki kesamaan yaitu
berorientasi pada siswa, siswa harus aktif dalam pembelajaran, yang
dipentingkan adalah proses dan pemahaman. Pendekatan keduanya adalah pendekatan
kontruktivisme merupakan pendekatan pembelajaran yang bersifat umum, sedangkan
PMR secara khusus dikembangkan untuk pendidikan matematika, maka penerapan PMR
dalam praktek lebih mudah dibandingkan dengan pendekatan kontruktivisme.
b. Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan sistem yang holistic
(menyeluruh). Ia terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan, yang apabila
dipadukan akan menghasilkan efek yang melebihi apa yang dapat dihasilkan oleh
suatu bagian sendiri (tunggal).
Pembelajaran
kontekstual (Contextual Teaching
and Learning) adalah
konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari,
sementara siswa memperoleh
pengetahuan dan keterampilan dari
konteks yang terbatas
sedikit demi sedikit,
dan dari proses mengkonstruksi sendiri,
sebagai bekal untuk
memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota
masyarakat.
Pendekatan kontekstual merupakan
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Dengan konsep
itu, hasil pembelajaran
diharapkan lebih bermakna bagi
siswa. Proses pembelajaran
berlangsung alamiah dalam
bentuk kegiatan siswa bekerja
dan mengalami, bukan
mentransfer pengetahuan dari
guru ke siswa. Strategi pembelajaran
lebih dipentingkan dari pada hasil. Dalam
kelas kontekstual, tugas
guru adalah membantu
siswa mencapai tujuannya.
Guru bukanlah sebagai yang paling tahu, melainkan guru harus
mendengarkan siswa-siswanya dalam berpendapat
mengungkapkan ide atau
gagasan yang dimiliki oleh siswa.
Guru bukan lagi
sebagai penentu kemajuan
siswa-siswanya, tetapi guru sebagai
seorang pendamping siswa
dalam pencapaian kompetensi
dasar.
Dalam PMR untuk mewujudkan pendekatan kontekstual ini, siswa
dituntut untuk mengaitkan pembelajaran matematika dalam kehidupan nyata dan lingkungannya.
Baik itu lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Lingkungan disini
disebut dengan kehidupan sehari-hari.
c. Pendekatan PAIKEM
PAIKEM adalah
sebuah strategi yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan beragam
untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahamannya dengan penekanan
belajar sambil bekerja. Sementara itu guru menggunakan berbagai sumber dan alat
bantu belajar, termasuk pemanfaatan lingkungan, supaya pembelajaran lebih
menarik, menyenangkan, dan efektif. Keberhasilan
pembelajaran di kelas sangat ditentukan oleh pendekatanyang dipakai guru
kelas.Salah satu pendekatan yang populer adalah PAIKEM. merupakan singkatan dari Partisipatif,
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan sebagai pendekatan mengajar yang
digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai
penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan demikian, para siswa
merasa tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan.
Selain itu, PAIKEM juga memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang beragam
untuk mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam arti
tidak semata-mata “disuapi” guru. Diantara metode-metode mengajar yang amat mungkin
digunakan untuk mengimplementasikan PAIKEM, ialah: a) Metode ceramah plus, b) metode
diskusi; c) metode demonstrasi; d) metode; dan e) metode simulasi.
Dalam PAIKEM digunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis
kompetensi. Pembelajaran berbasis kompetensi ini adalah pembelajaran yang
dilakukan dengan orientasi pencapaian kompetensi peserta didik. Dalam
permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses juga diamanatkan bahwa
dalam kegiatan inti pembelajaran juga harus dilakukan secara menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta
didik.kegiatan pembelajaranini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui
proses eksplorasi, elaborasi, dan komfirmasi. Jadi secara yuridis pembelajaran
berbasis pakem sudah jadi keharusan dilaksanakan dalam pembelajaran di sekolah.
Penerapan PAIKEM ini terhadap PMR adalah guru harus mampu
menciptakan suasana pembelajaran partisipatif, aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan dalam suasana pembelajaran matematika. Misalnya dengan
mengajak siswa ikut serta dalam memecahkan masalah tentang pembelajaran atau
tugas yang diberikan guru di rumah. Siswa dituntut aktif menjawab atau
mengerjakan soal yang diberikan guru di dalam ruangan. Dengan kegiatan atau
tugas yang diberikan guru siswa mampu memecahkan dan menjawab soal yang
diberikan oleh guru. Siswa kemudian dituntut untuk melaksanakan berbagai
kegiatan misalnya membuat sebuah bangun ruang dari beberapa alat yang
diketahuinya. Kemudian siswa berusaha untuk mendapatkan tujuan yang
diharapkannya. Dengan pembelajaran ini guru dan siswa mampu menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan agar siswa tidak merasa tegang dan bosan.
Misalnya di sela-sela pembelajaran guru membuat permainan ataupun
tebak-tebakan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih snagat umum. Pendidikan Matematika Realistik (PMR)
merupakan suatu pendekatan yang menjanjikan dalam pembelajaran matematika.
Pendekatan terhadap pembelajaran matematika realistic:
1. Pendekatan Kontruktivisme
Pembelajaran model konstruktivisme menurut Karli dan Margaretha
adalah proses pembelajaran yang diawali konflik kognitif, yang pada akhirnya
pengetahuan akan dibangun sendiri oleh siswa melalui pengalaman dan hasil interaksi dengan lingkungannya. Model
pembelajaran konstruktivisme menekankan pada pengembangan kemampuan,
keterampilan (hand-on), dan pemikiransiswa (mind-on).
2. Pendekatan
Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan sistem yang holistic
(menyeluruh). Ia terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan, yang apabila
dipadukan akan menghasilkan efek yang melebihi apa yang dapat dihasilkan oleh
suatu bagian sendiri (tunggal). Pembelajaran
kontekstual (Contextual Teaching
and Learning) adalah
konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
3. Pendekatan PAIKEM
PAIKEM adalah
sebuah strategi yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan beragam
untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahamannya dengan penekanan
belajar sambil bekerja. Sementara itu guru menggunakan berbagai sumber dan alat
bantu belajar, termasuk pemanfaatan lingkungan, supaya pembelajaran lebih
menarik, menyenangkan, dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Juwita.Skripsi.Pengarus
Strategi PAKEM Berbasis Permainan Teka-Teki Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
V Melalui Mata Pelajaran IPS di MIS Fadhilah Bandar Setia Tahun ajaran
2017/2018.( Medan: UIN Sumatera Utara. 2018). Tersedia Online
Komentar
Posting Komentar