MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

MAKALAH REKAYASA IDE “PERSEPSI GURU TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPS”


REKAYASA IDE “PERSEPSI GURU TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPS”
D
I
                                                                          S
U
S
U
N
  OLEH :

              Nama                                                   Nim
              Sari Khadijah  Nasution                      1620500037
             
                                                                         
DOSEN PENGAMPU:
Nashran Azizan, M.Pd




 PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PADANGSIDIMPUAN
T.A 2019

KATA PENGANTAR

           Alhamdulillah, Segala puji dan syukur saya panjatkan  kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nyalah saya bisa menyelesaikan sebuah rekayasa ide  dengan tepat waktu.
            Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah rekayasa ide yang berjudul “Rekayasa Ide Persepsi Guru Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif dalam Pemebelajaran IPS” menurut saya dapat memberikan  manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari rekayasa ide. Dan saya ucapkan terima kasih kepada ibu Nashran Azizan, M. Pd yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan dalam rekayasa ide saya ini.
            Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan mohon pemakluman bilamana isi rekayasa ide ini ada kekurangan dan ada tulisan saya kurang tepat atau menyingung perasaan pembaca.
            Dengan ini saya mempersembahkan  rekayasa ide ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi rekayasa ide ini sehingga dapat memberikan manfaat.

                                                            Padangsidimpuan, 26 April 2019         
     

Penyusun



  




DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang..................................................................................... 1
B.    Rumusan Masalah................................................................................ 2
C.    Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
D.    Manfaat Penulisan............................................................................... 2
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
A.    Uraiaan Permasalahan......................................................................... 3
B.    Subjek Penelitian................................................................................. 3
C.    Assesment Data.................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengetian Persepsi............................................................................... 4
B.    Pengetian Guru..................................................................................... 5
C.    Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif....................................... 5
D.    Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif.................................... 6
E.     Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif......................................... 8
F.     Implementasi Model pembelajaran Kooperatif IPS............................ 10
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.......................................................................................... 12
B.    Saran..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 13






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkai perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tetapi sekedar hubungan antara guru dan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif.dalam hal ini bukan hanya penyampaiaan pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.
            Menurut Ahmada Susanto kelemahan pembelajaran IPS adalah karea terbatanya aktivitas belajar peserta didik dan sangat dominannya peran guru dalam proses pembelajaran. Mengajar lebih tampak dari pada kegiatan pembelajaran. Hal ni mengakibatkan lemahnya proses dan pegalaman belajar serta rendahnya hasil belajar. Proses ppembelajaran seperti ini menimbulkan kebosanan dan kelelahan pikiran., keterampilan yang diperoleh hanyalah sebatas pengumpulan fakta-fakta dan pengetahuan abstrak. Peserta didik hanya sebatas menghapal, dengan kata lain proses belajar tterperangkap kepada “proses menghapal” tanpa dihadapkan kepada masalah untuk lebih banyak berpikir dan bertindak, sehingga belajar hanya menyentuh pengembangan kognitif tingkat rendah belum mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Pemahaman menjadi dangkal sehingga tidak dapat mengetahui pengetahuan lainnya justru dapat membantu untuk menyelesaikan.


           
B.    Rumusan Masalah
1.     Jelaskan pengertian persepsi?
2.     Jelaskan komponen persepsi?
3.     Pengertian model pembelajaran kooperatif?
4.     Bagaimana unsur-unsur model ppembelajaran kooperatif?
5.     Bagaiman tipe-tipe model pembelajaran kooperatif?
6.     Jelaskan pengimplementasian model pembelajaran kooperatif IPS?

C.    Tujuan Penulisan
1.     Untuk mengetahui bagaimana persepsi guru terhadap model pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran IPS.
2.     Untuk mengetahui dan memahami model pembelajaran kkoperatif pada pembelajaran IPS

D.    Manfaat Penulisan
            Dengan melakukan rekayasa ide ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang rekayasa ide. Tidak hanya itu rekayasa ini menjadi proses kejenjang penulisan ilmiah lainnya terutama skripsi sehingga sangat berguna bagi penulis.












BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN

A.    Uraian Masalah
            Masalah yang dihapadi pada saat ini berasal pada kualitas dan hasil belajar IPS. Kurikulum yang telah ditentukan dan diaplikasikan pada kegiatan pembelajaran saat ini sangat membantu mengurangi permasalahan-permasalahn yang terjadi. Pembelajaran IPS merupakan salah satu pembelajaran yang sangat membosankan karena pembelajaran ini menggunakan metode yang monoton seperti ceramah dan menghapal.
            Namun dengan menggunakan kurikulum 2013 dapat mengubah metode pembelajaran yang dahulunya proses pembelajaran berpusat pada guru dan sekarang sudah berpusat pada siswa. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS saat ini banyak menggunakan berbagai model pembelajaran. Model pembelajaran yang saat ini bisa digunakan salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif. Dengan model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

B.    Subjek Penelitian
            Subjek penelitian dalam rekayasa ide ini adalah para guru SDN 100860 Tapian Nadenggan.

C.    Assesment Data
            Pengelolaan data secara analisa, karena itu dalam mengolah data ini ialah dengan mengumpulkan sumber-sumber bacaan yang dapat membantu dalam penyelesaiaan isi dari rekayasa ide.





BAB III
PEMBAHASAN

A.    Pengetian Persepsi
            Persepsi merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang sangat penting, yang memungkinkan untuk mengetahui dan memahami dunia sekelilingnya. Tapa persepsi yang benar, manusia mustahil dapat menangkap dan memaknai berbagai fenomena informasi atau data yang senantiasa mengitarinya. Jadi persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya informasi kedalam otak manusia. Sebagai konstruksi psikologis yang kompleks, persepsi sulit dirumuskan secara utuh. Oleh karen itu, para ahli berbeda-beda dalam memberikan defenisi tentang persepsi ini. Chaplin (2002) mengartikan persepsi sebagai “proses mengetahui atau mengenali obejek dan kejadian dengan bantuan indra”. Sedangkan Morgan (1979) mengartikan persepsi sebagai “the process of discriminating among stimuli and of interpreting their meaning”.[1]
            Persepsi merupakan sebuah proses yang kompleks, yang terdiri dari proses penginderaan, pengorganisasian dan interpretasi. Oleh sebab itu terjadinya persepsi dipengaruhi oleh beberapa komponen antara lain:
1.     Objek persepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra. Stimulus datang dari lluar individu yang mempersepsikan suatu objek. Dapat juga datang dari dalam diri individu yang bersangkutan langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja.
2.     Perhatian
Untuk menyadari atau mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian yang merupakan langkah pertama dari suatu proses dalam rangka untuk mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu atau sekumpulan objek.[2]

B.    Pengetian Guru
            Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerja ini tidak bisa dilakukan oleh orang lain yng tidak memiliki keahlian untuk dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerja sebagai guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prejabatan.[3]

C.    Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
            Pembelajaran kooperatif menurut Nur dalam Ahmad Susanto (20014: 202) adalah model pembelajaran yang di dalam pembelajarannya siswa yakin bahwa tujuan mereka tercapai jika sisa lain juga akan mencapai tujuan tersebut. Adapun menurut Sholihatin dalam Ahmad Susanto (2014; 202) pembelajaran kooperatif sebagai suatu sikap dalam bekerja sama dengan kelompok yang berstruktur dimana keberhasilan kerja sama sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dan setiap anggota kelompok itu sendiri.[4]
            Adapun menurut Le dalam Ahmad Susanto (2014: 203) menyebutkan pembelajaran kooratif dengan istilah gotong royong, “yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur.” Pembelajaran kooperatif hanya bisa berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok dalam suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan, dengan jjumlah anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang. Pembelajaran kooperatif mempunyai banyak manfaat bagi siswa, diantaranya: 1) siswa dapat meningkatkan kemampuan bekerja sama; 2) siswa mempunyai lebih banyak kesempatan untuk menghdapi perbedaan; 3) partisipasi siswa dalam pembelajara; 4) mengurangi kecemasan siswa; 5) meningkatkan motivasi, harga diri, dan sikap positif dan 6) meningkatkan prestasi akademis siswa.[5]
            Adapun menurut Susanto bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari berbagai unsur siswa yang heterogen untuk bekerja sama secara terarah dalam sebuah tim untuk menyelesaikan masalah, tugas, atau mengerjakan sesuatu dalam mmencapai tujuan bersama.
            Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat di atas bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan membentuk kelompok kecil yang di tugaskan untuk bekerja sama dalam menuntaskan masalah, tugas yang diberikan dan meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran sesuai dengan peran-peran anggota kelompoknya dan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

D.    Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
            Ada beberapa konsep mendasar yang perlu diperhatikan dan diupayakan oleh guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif di kelas. Sebagai perancang dan pelaksana pembelajaran dalam menggunakan model kooperatif ini, guru harus mmemperhatikan dasar-dasar konseptual agar pembelajaran secara kooperatif atau kerja kelompok dapat mencapai hasil yang baik, yaitu: [6]
1.     Siswa dalam kelompok harus beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan
2.     Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu dalam kelompoknya seperti milik mereka sendiri
3.     Siswa harus melihat bahwa semua anggota kelompoknya mempunyai tujuan yang sama
4.     Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama pada semua anggota kelompok
5.     Siswa akan dikenakan evaluasi atau akan diberikan hadiah atau penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok
6.     Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompk kooperatif
7.     Siswa berbagi kepemimpinan dan mmereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama. Menurut Ibrahim dalam Ahmad Susanto (20014: 208)
Anita Lie dalam Ahmad Susanto (2014:208) menyajikan lima unsur yang membedakan cooperative learning dengan kkerja kelompok biasa. Kelima unsur itu adalah saling ketergantungan yang positif, tanggung jawab perseorangan, interaksi tatap muka, komunikasi antar-anggota dan evaluasi proses kelompok.
Menurut Ahmad Susanto bahwa pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan, sehingga tepat dijadikan alternatif pembelajaran yang inovatif dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah-sekolah, yang secara umum dapat meningkatkan mutu pendidikan bangsa kita.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa unsur-unsur pembelajaran kooperatif sangat diperlukan untuk perhatikan oleh guru IPS dalam penggunaannya. Unsur-unsur seperti rasa tanggung jawab, kerja sama, interaksi antar-anggota kelompok harus dapat melekat pada jiwa siswa dengan bimbingan dan arahan guru agar pencapaian tujuan dapat terpenuhi.

E.    Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif
1.     Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NTH)
Langkah-langkah pembelajaran NTH menurut Ibrahim dalam Ahmad Susanto (2014: 230)
a.      Persiapan
b.     Pembentukan kelompok
c.      Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
d.     Diskusi masalah
e.      Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
f.      Memberi kesimpulan
Menurut Ahmad Susanto langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagai berikut
a.      Penomoran
b.     Pegajuan pertanyaan
c.      Berpikir bersama (Head Together)
d.     Pemberian jawaban
e.      Penutup
2.     Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT)
Menurut Ahmad Susanto (2014: 234) adapun langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif TGT terdiri dari lima langkah, yaitu: 1) tahap penyajian kelas (class precentation), 2) kelompok (teams) 3) permainan (games) 4) pertandingan (tournament) 5) penghargaan kelompok (team recogment).
3.     Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok
Menurut Ahmad Susanto bahwa model pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran yang kegiatan pembelajarannya dilakukan bersama-sama secara berkelompok dan terseteruktur dengan baik, dimana siswa ikut berperan dalam pembelajaran yang dilaksanakan guna memecahkan masalah.
4.     Model Pembelajaran Tipe STDA (Student Teams Achievment Division)
Menurut Ahmad Susanto dalam penyajian pembelajaran kooperatif yang menggunakan tipe STDA ini harus memenuhi lima komponen utama yaitu: presentasi kelas, kelompok, kuis/ulangan, perbaikan nilai individu dan penghargaan kelompok.
5.     Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRD)
      Model ini sangat cocok digunakan dalam pembelajaran membaca dan menulis di sekolah dasar dan menengah karena dua kemampuan ini merupakan kemampuan yang paling penting dalam kurikulum sekolah dasar dan menengah, sehingga mmodel ini paling tepat digunakan  dalam proses belajar mengajar dalam mata pelajaran bahasa.
6.     Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Menurut Ahmad Susanto bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigswa adalah suatu metode kerja kkelompok untuk belajar dan berpartisipasi dalam kelompok, dengan memperhatikan berbagai kriteria sebagai berikut:
a.      Mendengarkan (listening)
b.     Berkata (speaking-student)
c.      Kerjasama
d.     Refleksi pemikiran
e.      Berpikir kreatif
7.     Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI)
      Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini diciptakan sebagai suatu usaha untuk mendesain suatu bentuk engajaran individu yang akkan memecahkan masalah pembelajaran individu yang tidak efektif, dengan meminta siiswa belajar bersama dalam kelompok dan bertanggung jawab terhadap pengaturan rutin dan emnolong satu sama lain apabila ada masalah serta memberi semangat kepada yang lain uuntuk bisa berprestasi.[7]

F.     Implementasi Pembelajaran Kooperatif IPS
            Secara umum langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam melaksanakan model embelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut:
            Pertama, guru merancang rencana program pembelajaran (RPP) dengan menetapkan tujuan yang akan dicapai, baik ranah kognitif, afektif atau sikap, maupun psikomotorik atau kketerampilan sosial yang dapat dikembangkan oleh siswa baik secara individu maupun kelompok.
            Kedua, saat menyampaikan materi, guru hanya menyampaikan pokok-poko materinya saja, karena pendalaman materi akan dibahas dan dilakukan ooleh siswa melalui belajar kelompok.
            Ketiga,  pada saat kegiatan diskusi kelompok berlangsung, guru harus membimbing dan mengarahkan siswa, baik secara individual maupun kelompok agar selama diskusi berlangsung tidak keluar dari jalur yang telah direncanakan.[8]
            Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang sangat efektif dalam meningkatkan dan mengembangkan proses belajar mengajar pafda mata pelajaran IPS serta membantu dalam meningkatkan kegairahan dan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran ini mempunyai kekhususan tertentu dalam hubungan dengan pendidikan IPS, karena disamping berpengaruh terhadapat peningkatan hasil belajar siswa yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan dan melatih berbagai sikap, nilai, moral, dan keterampilan-keterampilan sosial untuk diterapkan dalam kehidupan di masyarakat.
            Dari langkah tersebut dapat disimpulkan bahwa tahapan pada pelaksanaan model pembeljaran kooperatif yang dilakukan guru atau pendidik adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, menyampaikan materi ataupun konsep-konsep pembelajaran yang akan dilakukan, guru membimbing kegiatan kelompok yang dilakukan oleh peserta didik, guru bersama-sama dengan siswa menuntakan permasalahn yang telah didiskusikan.








BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Persepsi merupakan suatu proses peggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk diperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh sistem alat indra manusia. Jadi pada dasarnya persesi menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya, bagaimana ia mengerti dan menginterpretasikan stimulus yang ada dilingkungannya dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya.
            Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan membentuk kelompok kecil yang di tugaskan untuk bekerja sama dalam menuntaskan masalah, tugas yang diberikan dan meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran sesuai dengan peran-peran anggota kelompoknya dan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

B.    Saran
            Peranan guru sangat penting dalam proses pembelajaran walaupun siswa sebagai pusat belajar. Penggunaan model ppembelajaran dapat meningkatkan hasil dan tujuan pembelajaran yang lebih maksimal sesuai yag telah ditentukan sebelumnya. Sebagai pendidik kita harus kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran seperti penggunaan model pembelajaran, media pembelajaran, strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran maupun media pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai.





DAFTAR PUSTAKA

Desmita, 2011, Psikologi Perkembagan Peserta Didik, Bandung: PT Remaja             Rosdakarya.
Susanto. Ahmada, 2014, Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar,      Jakarta: Prenadamedia Group.
Uzer Usman, 2011, Moh. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja             Rosdakarya.
Wijaya, Bimo, 2004, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi.



               [1] Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 116-118.
               [2] Bimo Wijaya,  Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: 2004), hlm, 90.
               [3] Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 5.
               [4] Ahmad Susanto,  Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), hlm, 202.
               [5] Ahmad Susanto,  Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar,... hlm, 203
               [6] Ahmad Susanto,  Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar,... 208
               [7] Ahmad Susanto,  Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar,... hlm, 226-249
               [8] Ahmad Susanto,  Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar,... hlm, 222. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH STRATEGI KEWIRAUSAHAAN