REKAYASA
IDE “PERSEPSI GURU TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN
IPS”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Nama
Nim
Sari Khadijah Nasution 1620500037
DOSEN PENGAMPU:
Nashran
Azizan, M.Pd
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
PADANGSIDIMPUAN
T.A 2019
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nyalah saya bisa menyelesaikan sebuah rekayasa ide dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah rekayasa ide yang berjudul “Rekayasa Ide Persepsi Guru Terhadap Model
Pembelajaran Kooperatif dalam Pemebelajaran IPS” menurut saya dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kita
untuk mempelajari rekayasa ide. Dan
saya ucapkan terima kasih kepada ibu Nashran Azizan, M. Pd yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan dalam rekayasa ide saya ini.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan mohon
pemakluman bilamana isi rekayasa ide ini ada kekurangan dan ada tulisan saya kurang
tepat atau menyingung perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan rekayasa
ide ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi rekayasa
ide ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Padangsidimpuan,
26 April 2019
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar............................................................................................... i
Daftar
Isi.......................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang..................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................ 2
C.
Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
D.
Manfaat
Penulisan............................................................................... 2
BAB
II KERANGKA PEMIKIRAN
A.
Uraiaan
Permasalahan......................................................................... 3
B.
Subjek
Penelitian................................................................................. 3
C.
Assesment Data.................................................................................... 3
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengetian
Persepsi............................................................................... 4
B.
Pengetian Guru..................................................................................... 5
C.
Pengertian Model
Pembelajaran Kooperatif....................................... 5
D. Unsur-unsur
Model Pembelajaran Kooperatif.................................... 6
E. Tipe-tipe
Model Pembelajaran Kooperatif......................................... 8
F. Implementasi
Model pembelajaran Kooperatif IPS............................ 10
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 12
B. Saran..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 13
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Proses belajar
mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkai perbuatan guru dan
siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara
guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses
belajar-mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti
yang lebih luas, tetapi sekedar hubungan antara guru dan siswa, tetapi berupa
interaksi edukatif.dalam hal ini bukan hanya penyampaiaan pesan berupa materi
pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang
belajar.
Menurut
Ahmada Susanto kelemahan pembelajaran IPS adalah karea terbatanya aktivitas
belajar peserta didik dan sangat dominannya peran guru dalam proses
pembelajaran. Mengajar lebih tampak dari pada kegiatan pembelajaran. Hal ni
mengakibatkan lemahnya proses dan pegalaman belajar serta rendahnya hasil
belajar. Proses ppembelajaran seperti ini menimbulkan kebosanan dan kelelahan
pikiran., keterampilan yang diperoleh hanyalah sebatas pengumpulan fakta-fakta
dan pengetahuan abstrak. Peserta didik hanya sebatas menghapal, dengan kata
lain proses belajar tterperangkap kepada “proses menghapal” tanpa dihadapkan
kepada masalah untuk lebih banyak berpikir dan bertindak, sehingga belajar
hanya menyentuh pengembangan kognitif tingkat rendah belum mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Pemahaman menjadi dangkal sehingga tidak
dapat mengetahui pengetahuan lainnya justru dapat membantu untuk menyelesaikan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Jelaskan
pengertian persepsi?
2. Jelaskan
komponen persepsi?
3. Pengertian
model pembelajaran kooperatif?
4. Bagaimana
unsur-unsur model ppembelajaran kooperatif?
5. Bagaiman
tipe-tipe model pembelajaran kooperatif?
6. Jelaskan
pengimplementasian model pembelajaran kooperatif IPS?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui bagaimana persepsi guru terhadap model pembelajaran kooperatif pada
mata pelajaran IPS.
2. Untuk
mengetahui dan memahami model pembelajaran kkoperatif pada pembelajaran IPS
D.
Manfaat
Penulisan
Dengan melakukan
rekayasa ide ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang rekayasa ide.
Tidak hanya itu rekayasa ini menjadi proses kejenjang penulisan ilmiah lainnya
terutama skripsi sehingga sangat berguna bagi penulis.
BAB
II
KERANGKA
PEMIKIRAN
A.
Uraian
Masalah
Masalah
yang dihapadi pada saat ini berasal pada kualitas dan hasil belajar IPS.
Kurikulum yang telah ditentukan dan diaplikasikan pada kegiatan pembelajaran
saat ini sangat membantu mengurangi permasalahan-permasalahn yang terjadi.
Pembelajaran IPS merupakan salah satu pembelajaran yang sangat membosankan
karena pembelajaran ini menggunakan metode yang monoton seperti ceramah dan
menghapal.
Namun
dengan menggunakan kurikulum 2013 dapat mengubah metode pembelajaran yang
dahulunya proses pembelajaran berpusat pada guru dan sekarang sudah berpusat
pada siswa. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS saat ini banyak
menggunakan berbagai model pembelajaran. Model pembelajaran yang saat ini bisa
digunakan salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif. Dengan model
pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
B.
Subjek
Penelitian
Subjek
penelitian dalam rekayasa ide ini adalah para guru SDN 100860 Tapian Nadenggan.
C.
Assesment
Data
Pengelolaan
data secara analisa, karena itu dalam mengolah data ini ialah dengan
mengumpulkan sumber-sumber bacaan yang dapat membantu dalam penyelesaiaan isi
dari rekayasa ide.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Pengetian
Persepsi
Persepsi
merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang sangat penting, yang
memungkinkan untuk mengetahui dan memahami dunia sekelilingnya. Tapa persepsi
yang benar, manusia mustahil dapat menangkap dan memaknai berbagai fenomena
informasi atau data yang senantiasa mengitarinya. Jadi persepsi merupakan
proses yang menyangkut masuknya informasi kedalam otak manusia. Sebagai
konstruksi psikologis yang kompleks, persepsi sulit dirumuskan secara utuh.
Oleh karen itu, para ahli berbeda-beda dalam memberikan defenisi tentang
persepsi ini. Chaplin (2002) mengartikan persepsi sebagai “proses mengetahui
atau mengenali obejek dan kejadian dengan bantuan indra”. Sedangkan Morgan (1979)
mengartikan persepsi sebagai “the process
of discriminating among stimuli and of interpreting their meaning”.
Persepsi
merupakan sebuah proses yang kompleks, yang terdiri dari proses penginderaan,
pengorganisasian dan interpretasi. Oleh sebab itu terjadinya persepsi
dipengaruhi oleh beberapa komponen antara lain:
1. Objek
persepsi
Objek
menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra. Stimulus datang dari lluar
individu yang mempersepsikan suatu objek. Dapat juga datang dari dalam diri
individu yang bersangkutan langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja.
2. Perhatian
Untuk
menyadari atau mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian yang merupakan
langkah pertama dari suatu proses dalam rangka untuk mengadakan persepsi.
Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu
yang ditujukan kepada suatu atau sekumpulan objek.
B.
Pengetian
Guru
Guru merupakan
jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerja ini
tidak bisa dilakukan oleh orang lain yng tidak memiliki keahlian untuk
dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau
pekerja sebagai guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu,
belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat
khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul
seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya
yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau
pendidikan prejabatan.
C.
Pengertian
Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran
kooperatif menurut Nur dalam Ahmad Susanto (20014: 202) adalah model
pembelajaran yang di dalam pembelajarannya siswa yakin bahwa tujuan mereka
tercapai jika sisa lain juga akan mencapai tujuan tersebut. Adapun menurut
Sholihatin dalam Ahmad Susanto (2014; 202) pembelajaran kooperatif sebagai
suatu sikap dalam bekerja sama dengan kelompok yang berstruktur dimana
keberhasilan kerja sama sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dan setiap anggota
kelompok itu sendiri.
Adapun
menurut Le dalam Ahmad Susanto (2014: 203) menyebutkan pembelajaran kooratif
dengan istilah gotong royong, “yaitu sistem pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam
tugas-tugas yang terstruktur.” Pembelajaran kooperatif hanya bisa berjalan
kalau sudah terbentuk suatu kelompok dalam suatu tim yang di dalamnya siswa
bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan, dengan
jjumlah anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang. Pembelajaran kooperatif
mempunyai banyak manfaat bagi siswa, diantaranya: 1) siswa dapat meningkatkan
kemampuan bekerja sama; 2) siswa mempunyai lebih banyak kesempatan untuk
menghdapi perbedaan; 3) partisipasi siswa dalam pembelajara; 4) mengurangi
kecemasan siswa; 5) meningkatkan motivasi, harga diri, dan sikap positif dan 6)
meningkatkan prestasi akademis siswa.
Adapun
menurut Susanto bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang
dilakukan dengan cara mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil
yang anggotanya terdiri dari berbagai unsur siswa yang heterogen untuk bekerja
sama secara terarah dalam sebuah tim untuk menyelesaikan masalah, tugas, atau
mengerjakan sesuatu dalam mmencapai tujuan bersama.
Dapat
disimpulkan dari beberapa pendapat di atas bahwa pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran dengan membentuk kelompok kecil yang di tugaskan untuk bekerja
sama dalam menuntaskan masalah, tugas yang diberikan dan meningkatkan keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran sesuai dengan peran-peran anggota
kelompoknya dan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
D.
Unsur-unsur
Pembelajaran Kooperatif
Ada
beberapa konsep mendasar yang perlu diperhatikan dan diupayakan oleh guru dalam
menggunakan model pembelajaran kooperatif di kelas. Sebagai perancang dan
pelaksana pembelajaran dalam menggunakan model kooperatif ini, guru harus
mmemperhatikan dasar-dasar konseptual agar pembelajaran secara kooperatif atau
kerja kelompok dapat mencapai hasil yang baik, yaitu:
1. Siswa
dalam kelompok harus beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan
2. Siswa
bertanggung jawab atas segala sesuatu dalam kelompoknya seperti milik mereka
sendiri
3. Siswa
harus melihat bahwa semua anggota kelompoknya mempunyai tujuan yang sama
4. Siswa
harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama pada semua anggota kelompok
5. Siswa
akan dikenakan evaluasi atau akan diberikan hadiah atau penghargaan yang juga
akan dikenakan untuk semua anggota kelompok
6. Siswa
akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani
dalam kelompk kooperatif
7. Siswa
berbagi kepemimpinan dan mmereka membutuhkan keterampilan untuk belajar
bersama. Menurut Ibrahim dalam Ahmad Susanto (20014: 208)
Anita Lie dalam Ahmad Susanto (2014:208)
menyajikan lima unsur yang membedakan cooperative
learning dengan kkerja kelompok biasa. Kelima unsur itu adalah saling
ketergantungan yang positif, tanggung jawab perseorangan, interaksi tatap muka,
komunikasi antar-anggota dan evaluasi proses kelompok.
Menurut Ahmad Susanto bahwa pembelajaran
kooperatif memiliki kelebihan, sehingga tepat dijadikan alternatif pembelajaran
yang inovatif dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah-sekolah,
yang secara umum dapat meningkatkan mutu pendidikan bangsa kita.
Dari beberapa pendapat di atas dapat
dipahami bahwa unsur-unsur pembelajaran kooperatif sangat diperlukan untuk
perhatikan oleh guru IPS dalam penggunaannya. Unsur-unsur seperti rasa tanggung
jawab, kerja sama, interaksi antar-anggota kelompok harus dapat melekat pada
jiwa siswa dengan bimbingan dan arahan guru agar pencapaian tujuan dapat
terpenuhi.
E.
Tipe-tipe
Pembelajaran Kooperatif
1. Pembelajaran
Kooperatif Tipe Number Head Together (NTH)
Langkah-langkah
pembelajaran NTH menurut Ibrahim dalam Ahmad Susanto (2014: 230)
a. Persiapan
b. Pembentukan
kelompok
c. Tiap
kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
d. Diskusi
masalah
e. Memanggil
nomor anggota atau pemberian jawaban
f. Memberi
kesimpulan
Menurut
Ahmad Susanto langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT sebagai berikut
a. Penomoran
b. Pegajuan
pertanyaan
c. Berpikir
bersama (Head Together)
d. Pemberian
jawaban
e. Penutup
2. Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT)
Menurut
Ahmad Susanto (2014: 234) adapun langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif
TGT terdiri dari lima langkah, yaitu: 1) tahap penyajian kelas (class precentation), 2) kelompok (teams) 3) permainan (games) 4) pertandingan (tournament) 5) penghargaan kelompok (team recogment).
3. Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok
Menurut
Ahmad Susanto bahwa model pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran yang
kegiatan pembelajarannya dilakukan bersama-sama secara berkelompok dan
terseteruktur dengan baik, dimana siswa ikut berperan dalam pembelajaran yang
dilaksanakan guna memecahkan masalah.
4. Model
Pembelajaran Tipe STDA (Student Teams
Achievment Division)
Menurut
Ahmad Susanto dalam penyajian pembelajaran kooperatif yang menggunakan tipe
STDA ini harus memenuhi lima komponen utama yaitu: presentasi kelas, kelompok,
kuis/ulangan, perbaikan nilai individu dan penghargaan kelompok.
5. Pembelajaran
Kooperatif Tipe Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRD)
Model ini sangat cocok digunakan dalam
pembelajaran membaca dan menulis di sekolah dasar dan menengah karena dua kemampuan
ini merupakan kemampuan yang paling penting dalam kurikulum sekolah dasar dan
menengah, sehingga mmodel ini paling tepat digunakan dalam proses belajar mengajar dalam mata
pelajaran bahasa.
6. Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw
Menurut
Ahmad Susanto bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigswa adalah suatu
metode kerja kkelompok untuk belajar dan berpartisipasi dalam kelompok, dengan
memperhatikan berbagai kriteria sebagai berikut:
a. Mendengarkan
(listening)
b. Berkata (speaking-student)
c. Kerjasama
d. Refleksi
pemikiran
e. Berpikir
kreatif
7. Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
Accelerated Instruction (TAI)
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini
diciptakan sebagai suatu usaha untuk mendesain suatu bentuk engajaran individu
yang akkan memecahkan masalah pembelajaran individu yang tidak efektif, dengan
meminta siiswa belajar bersama dalam kelompok dan bertanggung jawab terhadap
pengaturan rutin dan emnolong satu sama lain apabila ada masalah serta memberi
semangat kepada yang lain uuntuk bisa berprestasi.
F.
Implementasi
Pembelajaran Kooperatif IPS
Secara
umum langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam melaksanakan model
embelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut:
Pertama, guru merancang rencana program
pembelajaran (RPP) dengan menetapkan tujuan yang akan dicapai, baik ranah
kognitif, afektif atau sikap, maupun psikomotorik atau kketerampilan sosial
yang dapat dikembangkan oleh siswa baik secara individu maupun kelompok.
Kedua, saat menyampaikan materi, guru
hanya menyampaikan pokok-poko materinya saja, karena pendalaman materi akan
dibahas dan dilakukan ooleh siswa melalui belajar kelompok.
Ketiga, pada saat kegiatan diskusi kelompok
berlangsung, guru harus membimbing dan mengarahkan siswa, baik secara
individual maupun kelompok agar selama diskusi berlangsung tidak keluar dari
jalur yang telah direncanakan.
Model
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang sangat efektif dalam
meningkatkan dan mengembangkan proses belajar mengajar pafda mata pelajaran IPS
serta membantu dalam meningkatkan kegairahan dan prestasi belajar siswa. Model
pembelajaran ini mempunyai kekhususan tertentu dalam hubungan dengan pendidikan
IPS, karena disamping berpengaruh terhadapat peningkatan hasil belajar siswa
yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan dan melatih berbagai sikap, nilai,
moral, dan keterampilan-keterampilan sosial untuk diterapkan dalam kehidupan di
masyarakat.
Dari
langkah tersebut dapat disimpulkan bahwa tahapan pada pelaksanaan model
pembeljaran kooperatif yang dilakukan guru atau pendidik adalah menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran, menyampaikan materi ataupun konsep-konsep
pembelajaran yang akan dilakukan, guru membimbing kegiatan kelompok yang
dilakukan oleh peserta didik, guru bersama-sama dengan siswa menuntakan
permasalahn yang telah didiskusikan.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Persepsi
merupakan suatu proses peggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk diperoleh
dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh sistem alat indra
manusia. Jadi pada dasarnya persesi menyangkut hubungan manusia dengan
lingkungannya, bagaimana ia mengerti dan menginterpretasikan stimulus yang ada
dilingkungannya dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya.
Model
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan membentuk kelompok kecil
yang di tugaskan untuk bekerja sama dalam menuntaskan masalah, tugas yang
diberikan dan meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran sesuai
dengan peran-peran anggota kelompoknya dan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.
B.
Saran
Peranan
guru sangat penting dalam proses pembelajaran walaupun siswa sebagai pusat
belajar. Penggunaan model ppembelajaran dapat meningkatkan hasil dan tujuan
pembelajaran yang lebih maksimal sesuai yag telah ditentukan sebelumnya.
Sebagai pendidik kita harus kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran
seperti penggunaan model pembelajaran, media pembelajaran, strategi
pembelajaran, pendekatan pembelajaran maupun media pembelajaran agar tujuan
pembelajaran tercapai.
DAFTAR
PUSTAKA
Desmita,
2011, Psikologi Perkembagan Peserta
Didik, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Susanto.
Ahmada, 2014, Pengembangan Pembelajaran
IPS di Sekolah Dasar, Jakarta:
Prenadamedia Group.
Uzer
Usman, 2011, Moh. Menjadi Guru
Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wijaya,
Bimo, 2004, Pengantar Psikologi Umum,
Yogyakarta: Andi.
Komentar
Posting Komentar