MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

MAKALAH PROGRAM TINDAK LANJUT ATAU FOLLOW UP PENILAIAN


A.    PENDAHULUAN
Kurikulum Pendidikan Nasional 2013 merupakan revisi kurikulum 2006 yang akan lebih mengarah ke pembangunan karakter. Pelajaran siswa pada kurikulum baru 2013 lebih ditekankan pada konten proses pembelajaran di SD bersifat lebih tematik. Pendidikan karakter akan lebih banyak di SD, semakin naik pelajaran pendidikan karakter berkurang dan diganti dengan pelajaran keilmuan. Evalusai dilakukan secara menyeluruh dengan mempertimbangkan empat standar pendidikan, yaitu standar komtensi kelulusan, standar isi, standar proses, dan standar evaluasi.
Kurikulum 2013 menghendaki proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui obseravasi (menyimak, melihat, membaca, mendengar, asosiasi, bertanya, menyimpulkan dan mengkomunikasikan). Dengan demikian bahwa proses pembelajaran yang dikendaki adalah proses pembelajaran yang bersifat pada peserta didik (student centered active learning) dengan sifat pembelajaran yang kontekstual.
Berdasarkan uraian di atas maka pendidik harus mengetahui tentang kurikulum, maka dari itu dalam makalah ini akan mamaparkan materi yang berjudul Implementasi Kurikulum Terpadu di MI/SD yang akan membahas tentang pengertian Implementasi Kurikulum, Fungsi Implementasi Kurikulum, Landasan dan Prinsip-prinsip Implementasi Kurikulum, Komponen-komponen Implementasi Kurikulum 2013 di MI/SD.
Penulis mengucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya kepada orangtua tercinta atas do’a dan dukungannya, penulis juga mngucapkan terima kasih kepada dosen pengampu bapak Ade Suhendra, M.Pd yang telah membantu kami dalam penulisan makalah ini yang sebelumnya terdapat beberapa kesalahan.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini banyak terdapat beberapa kesalahan baik itu berupa pengetikan atau pengutipan yang salah dalam makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari peserta pada forum diskusi.

B.    Pengertian Implementasi Kurikulum
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengatahuan, keterampilan, maupun nilai, dan sikap. Implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis (witten curriculum) dalam membentuk pembelajaran.[1]
Sedangkan kurikulum adalah sebagai pedoman untuk menyusun target dalam proses belajar mengajar, namun dalam memahami hakikat kurikulum sering sekali terjadi perbedaan persepsi pemahaman, kurikulum juga merupakan suatu wadah yang akan menentukan arah pendidikan. Berhasil dan tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung dengan kurikulum yang digunakan. Oleh karena itu kurikulum sangat perlu untuk dieperhatikan di masing-masing satuan pendidikan.[2]
Implementasi kurikulum 2013 Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan tentang implemetasi kurikulum diantaranya sebagai berikut: implementasi kurikulum 2013 pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) dilakukan secara bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014. Jadi implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara pemerintah dengan pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupatan atau kota.[3]
Berdasarkan uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa implementasi kurikulum adalah operasionalisai konsep kurikulum yang masih bersifat potensial (tertulis) menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran. dalam hal ini Hasan mengungkapkan bahwa implementasi kurikulum adalah hasil terjemahan guru terhadap kurikulum sebagai rencana tertulis.[4]
Implementasi kurikulum sedikitnya dipengaruhi oleh tiga faktor adalah sebagai berikut:
1.     Karakteristik kurikulum yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna dilapangan.
2.     Strategi implementasi yaitu startegi yang digunakan dalam implementasi, seperti diskusi profesi, seminar, penetaran lokakarya, penyediaan buku kurikulum, dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaa kurikulum dilapangan.
3.     Karakteristik pengguna kurikulum yang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikapguru terhadap kurikulum serta kemampuannya untuk merealisasikan kurikulum (curriculum planning) dalam pembelajaran.
Dalam garis besarnya implementasi kurikulum berbasis kompetensi mencakup tiga kegiatan pokok yaitu pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi.[5]

C.    Fungsi Implementasi Kurikulum
Pada dasarnya implementasi kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah dan pengawas, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervise atau pengawasan.
Adapun fungsi implementasi kurikulum dapat ditinjau dari lima segi sebagai berikut:
1.     Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan.
Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan ini paling tidak dapat disebutkan dua macam, pertama, sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan. Kedua, kurikulum dijadikan pedoman untuk mengatur kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilaksanakan sekolah dalam pelaksanaan pengajaran misalnya, telah ditentukan macam-macam bidang studi, alokasi waktu, pokok bahasan, atau materi pelajaran tiap semester, sumber bahan, metode atau cara pengajaran, alat dan media pengajaran yang diperlukan.
2.     Fungsi kurikulum bagi sekolah tingkat diatasnya.
Kurikulum dapat mengontrol atau memelihara keseimbangan proses pendidikan. Dengan mengetahui kurikulum sekolah pada tingkat tertentu, maka kurikulum pada tingkat di atasnya dapat mengadakan penyesuaian. Misalnya jika suatu bidang studi  telah di berikan pada kurikulum sekolah tingkat bawahnya harus di pertimbangkan lagi pemilihannya pada kurikulum sekolah tingkatan diatasnnya terutama dalam hal pemilihan bahan pengajaran.
3.     Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah
Selain berfungsi bagi sekolah yang bersangkutan dan sekolah tingkatan diatasnya, kurikulum   suatu sekolah berfungsi pula bagi masyarakat dan pihak pemakai lulusan sekolah tersebut.
4.     Fungsi kurikulum bagi orang tua murid
Bagi orang tua murid kurikulum juga mempunyai fungsi, yaitu agar orang tua dapat turut serta membantu usaha sekolah dalam memajukan putra-putranya. Bantuan orang tua dalam memajukan pendidikan ini dapat melaui konsultasi langsung dengan sekolah/guru tentang masalah-masalah yang menyangkut anak-anaknya.
5.     Fungsi kurikulum bagi anak
Kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun, adalah disiapkan untuk anak-anak/murid sebagai salah satu konsumsi penididikan mereka. Dengan ini maka diharapkan mereka akan mendapat sejumlah pengalaman baru yang kelak kemudian hari dapat dikembangkan anak guna melengkapi bekalnya.[6]

D.    Landasan dan Prinsip-prinsip Implementasi Kurikulum 2013
Dalam setiap pengembangan kurikulum pasti ada landasan-landasan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum. Adapun landasan-landasan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
1.     Landasan Filisofis
a.      Landasan filosofis adalah suatu landasan pancasila yang memberikan berbagi prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan.
b.     Landasan filosif juga merupakan suatu landasan pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat.
2.     Landasan Yuridis
Secara yuridis, kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan kebutuhan yuridis dibidang pendidikan.
3.     Landasan Konseptual
a.      Relevansi pendidikan.
b.     Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter.
c.      Pembelajaran kontekstual.
d.     Pembelajaran aktif.
e.      Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh.
4.     Landasan Teoritis
Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standar dan teori pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar Nasional sebagai kualitas menimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap kurikulum.
5.     Landasan Empiris
Berbagai perubahan telah terjadi di indonesia, kemajuan terjadi di beberapa sektor di indonesia namun dibeberapa sektor yang lain khususnya pendidikan indonesia tetap tinggal ditempat atau bahkan mundur, hal-hal seperti ini menunjukkan perlunya perubahan orientasi kurikulum dengan tidak membani peserta didik dengan konten, namun pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua warga untuk berperan serta dalam membangun negara pada masa mendatang.[7]

E.    Komponen-komponen Implementasi Kurikulum 2013
Pada hakikatnya kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berangkat dari defenisi itu,kurikulum tersebut setidaknya ada tiga komponen penting yang ada dalam kurikulum yaitu komponen tujuan pendidikan, komponen proses, dan komponen evaluasi.[8]
Pada masa reformasi ini pendidikan lebih diarahkan untuk menghasilkan manusia indonesia yang berkarakter unggul. Manusia indonesia yang memiliki integritas ini tentu untuk merespon berbagai dekrasi moral dan sosialsperti tindak korupsi yang semakin merajalela, penyalahgunaan narkoba, tawuran pelajaran, danlain-lain.[9]
Selain tujuan pendidikan komponen lain yang harus ada dalam komponen kurikulum adalah proses pembelajaran. pembelajaran adalah proses untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dalam kurikulum. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran melibatkan banyak sub komponen seperti metode atau teknik pembelajaran, guru, buku ajaran, dan kelengakapan pembelajaran yang lain.[10]
Komponen-komponen inilah yang secara sinergis menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Proses pembelajaran merupakan pusat segala upaya perbaikan kualitas pendidikan nasional. Oleh sebab itu, seharusnya perhatian lebih dicurahkan kepada upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.[11]
Namun perhatian sepertinya belum oktimal terbukti dengan masih banyaknya sekolah dengan sarana dan prasarana seadanya saja sementara itu komponen terakhir dalam kurikulum adalah evalusi. Implementasi kurikulum perlu di evaluasi untuk melihat capaian yang telah terlaksana. Evalusi merupakan proses review atas berbagai proses implementasi kurikulum.[12]

F.     Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengatahuan, keterampilan, maupun nilai, dan sikap. Implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis (witten curriculum) dalam membentuk pembelajaran.
Sedangkan kurikulum adalah sebagai pedoman untuk menyusun target dalam proses belajar mengajar, namun dalam memahami hakikat kurikulum sering sekali terjadi perbedaan persepsi pemahaman, kurikulum juga merupakan suatu wadah yang akan menentukan arah pendidikan. Berhasil dan tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung dengan kurikulum yang digunakan. Oleh karena itu kurikulum sangat perlu untuk dieperhatikan di masing-masing satuan pendidikan.





DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa E, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.
 Nasution S, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 1989.
Nurgianto Burhan, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 1988.
Sanjaya Wina, Pembelajaran dalam Implemetantasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana, 2008.
Zaini Muhammad, Pengembangan Kurikulum, Yogyakarta: Teras, 2009.



[1] E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 93.
[2] E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, hlm. 37.
[3] E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, hlm. 38.
[4] E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, hlm. 94.
[5] S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1989), hlm. 5.
[6] Burhan Nurgianto, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1988), hlm. 7.
[7] Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implemetantasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 6.
[8] Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 161.
[9] Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum, hlm. 161.
                                                           
[10] Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum, hlm. 161. 
[11] Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum, hlm. 162.
[12] Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum, hlm.163.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL