MAKALAH ULUMUL QUR’AN DAN PERKEMBANGANNYA
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
ULUMUL
QUR’AN DAN PERKEMBANGANNYA
Pendahuluan
Allah Swt sebagai
pencipta semua makhluk yang ada, dan mendapatkan manusia sebagai makhluk yang paling
sempurna.
Dengan sifat rahman dan rahimnya, Allah menurunkan
pedoman sebagai hidayah untuk mencapai kebahagiaan manusia di dunia dan
akhirat, agar kebahagiaan itu dapat di capai manusia, perlu adanya petunjuk
yang kebenarannya tidak disanksikan lagi oleh manusia. Tuhan sendiri
menjanjikan bagi setiap hambanya yang mengikuti petunjuknya mereka pasti akan
memperoleh kebahagiaan.
Alqur’an sebagai pedoman pertama dan utama umat islam.
Diturunkan dalam bahasa arab. Namun yang menjadi masalah dan pangkal perbedaan
adalah kapasitas manusia yang sangat terbatas dalam memahami Al qur’an, karena
pada kenyataannya tidak semua yang pandai bahsa arab, sekalipun orang arab
sendiri, mampu memahami dan menangkap pesan ilahi yang terkandung di dalam Al
Qur’an secara sempurna.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud
dengan Ulumul Qur’an ?
2.
Bagaimana sejarah
perkembangan Ulumul Al-Qur’an ?
3.
Bagaimana ruang lingkup tentang pembahasan Ulumul
Qur’an ?
4.
Apa saja cabang-
cabang Ulumul Qur’an?
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui apa
pengertian Ulumul Qur’an.
2.
Mengetahui
bagaimana sejarah perkembangan Ulumul Qur’an.
3.
Mengetahui
bagaimana ruang lingkup Ulumul Qur’an.
4.
Mengetahui apa
saja cabang-cabang Ulumul Qur’an.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ulumul
Qur’an
Al
Quran diturunkan Allah SWT kepada manusia sebagai petunjuk mencapai
keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat. Pada masa Nabi, masalah-masalah
yang timbul selalu dapat di selesaikan dengan mudah, dengan bertanya langsung
kepada beliau. Namun perkembangan berikutnya tidaklah demikian. Dalam upaya
menggali dan memahami isi Al Quran, umat islam perlu kepada alat untuk
membedahnya.
Mereka
perlu ilmu untuk memahami Al Qur’an, ilmu atau alat yang diperlukan tidak cukup
satu, tetapi sangat banyak, maka muncul istilah ulumul Qur’an ( ilmu ilmu Al
Qur’an ). Kata ulum jamak dari ‘ilm, artinya al-fahm wa al-idrak (paham dan
menguasai). Ulumul Qur’an seperti yang di kenal sekarang,tidak muncul sekaligus
menjadi satu kumpulan yang sempurna. Melalui proses yang cukup lama, ulumul
Qur’an, mengalami perkembangan yang
simultan dan berkesinambungan.
Ulumul
Qur’an adalah sekumpulan ilmu yang membahas tentang berbagai segi dari Al
Qur’an.Para ulama mendefinisikan ulumul Qur’an sebagai “ilmu yang membahas hal
hal yang berhubungan dengan Al Quran dari segi aspek turun, sistematika,
pengumpulan dan penulisan, bacaan, tafsir, kemukjizatan, serta nasikh dan mansukh. Sebagian ulama mengatakan bahwa ilmu ilmu ini juga di
sebut dengan ushul al tafsir.[1]
B. Sejarah
Perkembangan Ulumul Qur’an
Telah
di singgung, bahwa pada masa Nabi Muhammad Saw segala masalah selalu dikembalikan
kepadanya. Karena itu, kebutuhan ulumul qur’an pada masa ini tidak di butuhkan.
Setelah ia wafat dan kepemimpinan umat islam berada di tangan Khulafarrasyidin,
mulai muncul adanya ilmu-ilmu Al Qur’an. Khususnya dimulai ketika adanya
perintah penulisan Al Qur’an yang
dipelopori oleh Utsman bin affan. Karenanya, ilmu yang pertama kali tentulah
ilmu rasm Al-Qur’an, karena berkaitan
dengan tulis- menulis. Posisi Utsman
berarti sebagai perintis awal ilmu-ilmu Al-Qur’an sehingga namanya tetap di abadikan
dengan rasm al utsmani .
Setelah
itu, tampil Ali bin Abi Thalib sebagai pengganti Utsman. Lalu, Ali menugaskan
Abu al-Aswad al-Duali merancang dan meletakkan kaidah-kaidah nahwu. Ilmu para masastra ini muncul
sebagai landasan yang bagus bagi timbulnya ilmu I’rab Al- Qur’an .Usaha pengembangan ilmu Al-Qur’an ini tetap
berlanjut pada masa sahabat. Sesuai dengan kapabilitas, bobot dan kualitas
sahabat, mereka mempunyai konsen tersendiri, namu tujuan tetap sama menggali
hikmah-hikmah yang ada di dalam Al-Qur’an dan menyampaikan tafsir-tafsirnya
kepada umat Islam. Usaha mereka berikutnya dilanjutkan oleh generasi tabiin,
begitu seterusnya sampai sekarang.
Di
antara para mufasir yang terkenal ialah Khulafah
al-Rasyidin, Ibn Mas’ut, Ibn Abbas, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Abd
Allah bin Zubair, dan Abu Musa al-Asy’ari. Setiap mereka memiliki murid- murid
yang tekun dan serius dalam mendalami Al Qur’an. Namun semua ilmu itu masih
tetap diriwayatkan dengan cara dikte, dan baru pada abad ke dua Hijriah ilmu-ilmu
mereka di tuliskan (masa tadwin atau
pembukaan).[2]
Dari sini mulailah muncul tokoh dan
spesialis ilmu yang digelutinya. Pada abad ke dua Hijriyah, di mana ilmu tafsir
dan asbab al-nuzul, ilmu tentang makki dan madani,serta nasikh dan mansukh merupakan ilmu- ilmu utama dalam (w.234 H ) yang juga
sebagai guru al Bukhari, menyusun kitab Asbab
al Nuzul. Abu Ubaid al Qosim bin
Salam (w 224 H) menyusun kitab Nasikh
Mansukh dan Qiraat Ibn Qutaibah dengan Musykilah Al Qur’an kemudian pada abad ke 4, Muhammad bin Khalaf
bin Marzaban ( w.309 H).
Terhadap bertebarannya ilmu Al-Qur’an yang
beragam dan berserakan ini, ada sebagian penelitian ilmu-ilmu tersebut. Menurut
data penelitian yang ditemukan oleh syekh Muhammad Abd al-Azhim al- Zarqani,
penulis Manahil al- Irfan fi Ulum Al Qur’an, mengatakan bahwa
istilah Ulum Al- Qur’an dalam performa lengkap, muncul secara nyata sebenarnya
setelah adanya kitab al Burhan fi Ulum Al Qur’an.
Khususnya di kalangan penulis di Indonesia,
dijumpai buku-buku mengenai ilmu-ilmu Al Qur’an. Antara lain sejarah dan pengantar ilmu Al-Qur’an atau Tafsir
karya T.M Hasbi al Shiddieqy, pengantar ilmu tafsir karya Rif’at Syauki Nawawi dan Ali Hasan. Pakar tafsir Indonesia
yang paling menonjol dewasa ini ialah Prof. Muhammad Quraish Shihab yang
menulis membumikan Al Qur’an, dimana pada bagian pertama karya ini membahas
tetang bagian penting dari Ulum Al-Qur’an, sementara bagian kedua menerangkan
kajian tematik Al-Qur’an. Khusus mengenai kajian tematik, shihab juga menulis
wawasan Al-Qur’an, kemudian muncul buku sejarah dan ulumul Qur’an yang di tulis
oleh Muhammad Quraisy Shihab dengan Azyumardi Azra bertindak sebagai editor.[3]
C.
Ruang Lingkup Pembahasan Ulumul Qur’an
Dinamika dan perkembangan Ulumul Qur’an
berlangsung selaras dengan perkembangan zaman. Yang pasti, ilmu-ilmu Al-Qur’an
akan terus bergerak seiring dengan kemajuan peradaban manusia. Bila pada masa
awal turunnya Al-Qur’an, Al Qur’an hanya
dihafal dan disimpan di dalam dada mereka karena mereka belum terbiasa dengan
tradisi tulis menulis, kemudian beralih ke
tradisi tulis menulis hingga dibukukan, dan pada era sekarang dikembangkan
dengan penguasaan teknologi tinggi komputer
agar kajian Al Qur’an berkembangkan secara maksimal. Di samping itu
Ulumul Qur’an juga membahas tentang asbab
al- Nuzul, ayat-ayat yang turun di Mekkah dan di Madinah, tentang awal
surah, ilmu qira’ah dan ahlinya, nasikh mansukh, ilmu rasm Al Qur’an, muhkam dan mutasyabih, tafsir, kemukjizatannya dan
banyak lagi.
Menurut T.M Hasbi al Shiddiqie, pokok-pokok
pembahasan Ulumul Qur’an terfokus pada pembahasan-pembahasan yang berkaitan
dengan enam hal berikut: pertama Nuzul Al-Qur’an, kedua masalah sanad, ketiga berkenaan dengan bacaan,
keempat masalah lafadz, kelima kaitan makna dan hukum,keenam soal-soal makna
Al-Qur’an yang beraitan dengan lafadz yang meliputi fashl, washl, ijaz, ithnab, musawah, dan qashr.
D.
Cabang-cabang Ulumul Qur’an
T.M. Hasbi al-Shiddiqie
menjelaskan,muatan-muatan yang dibahas di dalam Ulumul Qur’an yang terpokok
meliputi:
1. Ilmu Mawathin al-Nuzul. Dengan
ilmu ini diketahui,tempat,waktu,musim,awal ayat, dan akhir ayat.
2. Ilmu Tawarikh al- Nuzul, ilmu
ini mengkaji tentang sejarah turunnya ayat secara mendetail, dengan ilmu ini
diketahui masa turun ayat, tertib turunnya, satu demi satu dari awal turunnya,
tertib turun surah sampai sempurna.[4]
3. Ilmu Asbab al Nuzul. Ilmu asbab al- nuzul menjelaskan sebab-sebab
turun ayat. Karya-karya yang memuat tentangilmu ini di antaranya Lubab al-Nuqul karangan al-Suyuthi
sekalipun banyak terdapat periwayatan yang kurang sahih.
4. Ilmu qiraat. Dengan ilmu qiraat dapat diketahui ragam bacaan
Al-Qur’an yang diterima Rasulullah. Terdapat 10 macam model bacaan yang sah dan
terdapat juga sejumlah bacaan yang tidak valid. Karena itu, kita mesti
berhati-hati dan waspada dengan kategori model bacaan, karena terdapat bacaan
yang benar dan ada yang keliru.
5. Ilmu Tajwid. melalui ilmu tajwid, orang akan dapat mengetahui tempat
mulia dan tempat berhenti dalam membaca Al-Qur’an, sehingga pembaca akan tahu
dengan pasti, kapan harus mulai dan kapan harus menghadiri bacaan. Demikian
pula seorang pembaca akan mengetahui kapan sesuatu bacaan mesti di baca panjang
dan kapan mesti di baca pendek, sehingga tidak akan terjadi kerancuan dalam
membaca Al-Qur’an. Bacaan yang benar tergantung pada pemahaman yg benar pula.
6. Ilmu Gharib al Qur’an. Melalui
ilmu ini, kita akan meengetahui makna – makna yang aneh,ganjil dan tidak wajar
dari yang biasanya, juga tidak terdapat dalam percakapan sehari-hari.
7. Ilmu I’rab Al Qur’an. Dengan
ilmu ini, orang akan dapat menguraikan posisi lafadz dalam suatu kalimat,
apakah suatu lafadz menempati posisi subjek atau objek.
8. Ilmu wujuh wa al-Nadza’ir.Dengan
ilmu ini,seseorang akan dapat menentukan makna yang tepat dari berbagai makna
yang muncul suatu ayat.
9. Ilmu Muhkam dan Mutasyabih.Dengan ilmu ini akan
diketahui mana-mana ayat yang muhkam,yaitu
ayat-ayat yang memiliki makna jelas dan mana-mana ayat yang mutasyabih, yaitu ayat-ayat
ambiguitas,samar-samar yang memiliki makna ganda.
10. Ilmu Nasikh dan Mansukh.Dengan ilmu ini seseorang akan
dapat mengetahui mana-mana ayat yang di ganti dan mana ayat-ayat penggantinya.
11. Badi Al-Qur’an.Melalui
ilmu ini akan ayat-ayat Al-Qur’an akan diketahui sisi keindahan gaya bahasa
Al-Qur’an,ketinggian sastra Al-Qur’an,dan keajaiban-keajaibannya.
12. Ilmu I’jaz Al-Qur’an. Dengan menggunakan ilmu ini seseorang
akan dapat menerangkan kekuatan susunan lafaz, sehingga di pandang sebagai mukjizat, karena dapat melemahkan
pakar bahasa Arab saat itu.
13. Ilmu Munasabah. Dengan
ilmu ini akan diketahui keserasiaan
ayat-ayat, surah-surah, yang ada di dalam Al- Qur’an.
14. Ilmu Aqsam Al- Qur’an. Dengan
ilmu ini orang akan mengetahui maksud dan tujuan dari sumpah yang dinyatakan
allah.
15. Ilmu Amtsilah Al-Qur’an. Dengan ilmu ini orang akan
mengetahui perumpamaan-perumpamaan yang terkandung di dalam Al-Qur’an.
16. Ilmu Jadal Al-Qur’an.
Dengan ilmu ini kita akan mengetahui tentang perdebatan-perdebatan yang terjadi
di dalam Al-Qur’an.
17. Ilmu Adab al-Tilawah.
Dengan ilmu ini akan diketahui tentang tata cara pembacaan Al-Qur’an, sopan
santun dalam membacanya.[5]
Dengan demikian, banyak jenis ilmu yang
menjadi bagian dari Ulumul Qur’an. Al-Siddiqi bahkan menambahkan, khususnya
bagi orang yang ingin menjadi seorang penerjemah atau penafsir, di samping
penguasaan bahasa dan serangkaian kaidah-kaidahnya,juga harus memahami ilmu
tafsir, inilah sekelompok ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur’an yang pada
dasarnya menyangkut ilmu agama dan bahasa.
PENUTUP
A.
Saran
Demikianlah
penyusunan makalah ini di susun sebagai catata penutup bahwa pemakalah
menyadari akan banyaknya kekurangan dan kelemahan pada karya tulis ini, oleh
nya itu pemakalah berharap agarada kritik, saran, atau masukan yangsifatnya
membangun untuk perbaikan makalah ini. Mohon maaf sekiranya jika yang disajikan
oleh pemakalah terdapat kekurangan dan kekeliruan di dalamnya.
B. Kesimpulan
Al Quran diturunkan Allah SWT kepada
manusia sebagai petunjuk mencapai keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ulumul Qur’an adalah sekumpulan ilmu yang membahas tentang berbagai segi dari
Al Qur’an.Para ulama mendefinisikan ulumul Qur’an sebagai “ilmu yang membahas
hal hal yang berhubungan dengan Al Quran dari segi aspek turun, sistematika,
pengumpulan dan penulisan, bacaan, tafsir, kemukjizatan, serta nasikh dan mansukh. Sebagian ulama mengatakan bahwa ilmu ilmu ini juga di
sebut dengan ushul al tafsir. Jadi pada masa Khulafarrasyidin mulai muncul
adanya ilmu-ilmu Al Qur’an. Khususnya dimulai ketika adanya perintah penulisan Al Qur’an yang dipelopori oleh
Utsman bin affan. Karenanya, ilmu yang pertama kali tentulah ilmu rasm Al-Qur’an, karena berkaitan
dengan tulis- menulis. Posisi Utsman
berarti sebagai perintis awal ilmu-ilmu Al-Qur’an sehingga namanya tetap di
abadikan dengan rasm al utsmani .
DAFTAR
PUSTAKA
Prof. Dr. H. Amroini Drajat, M.Ag, Ulumul Qur’an, Pengantar Ilmu-ilmu Alqir’an, Jakarta: Kencana, 2017.
Syukron Affani, Tafsir Al-Qur’an Dalam Sejarah Perkembangannya, Jakarta: Kencana, 2019
T.M. Hasbi Al-Shiddiqie, Studi Ilmu Al-Quran, Serang Puri Kartika Banjar Sari, 2020
Dr. H. Badrudin, M.Ag, Ulumul Quran, Prinsip-Prinsip Dalam Mengkaji
Ilmu Al-Qur’an, Bandung: Grafindo,
200
[1]Prof. Dr. H. Amroini Drajat, M.Ag, Ulumul Qur’an, Pengantar Ilmu-ilmu Alqir’an,
(Jakarta: Kencana, 2017). Hlm. 12.
[2]Syukron Affani, Tafsir Al-Qur’an Dalam Sejarah
Perkembangannya, (Jakarta: Kencana, 2019). Hlm. 25.
[3]Ibid., Hlm. 20.
[4] T.M. Hasbi Al-Shiddiqie, Studi Ilmu Al-Quran, (Serang Puri
Kartika Banjar Sari, 2020), Hlm. 45.
[5]Dr.
H. Badrudin, M.Ag, Ulumul Quran,
Prinsip-Prinsip Dalam Mengkaji Ilmu Al-Qur’an, (Bandung: Grafindo, 2009), Hlm. 33.
Komentar
Posting Komentar