MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

MAKALAH ULUMUL QUR’AN DAN PERKEMBANGANNYA

 

ULUMUL QUR’AN DAN PERKEMBANGANNYA

Pendahuluan

           Allah Swt sebagai pencipta semua makhluk yang ada, dan mendapatkan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna.

            Dengan sifat rahman dan rahimnya, Allah menurunkan pedoman sebagai hidayah untuk mencapai kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, agar kebahagiaan itu dapat di capai manusia, perlu adanya petunjuk yang kebenarannya tidak disanksikan lagi oleh manusia. Tuhan sendiri menjanjikan bagi setiap hambanya yang mengikuti petunjuknya mereka pasti akan memperoleh kebahagiaan.

            Alqur’an sebagai pedoman pertama dan utama umat islam. Diturunkan dalam bahasa arab. Namun yang menjadi masalah dan pangkal perbedaan adalah kapasitas manusia yang sangat terbatas dalam memahami Al qur’an, karena pada kenyataannya tidak semua yang pandai bahsa arab, sekalipun orang arab sendiri, mampu memahami dan menangkap pesan ilahi yang terkandung di dalam Al Qur’an secara sempurna.

Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan Ulumul Qur’an ?

2.      Bagaimana sejarah perkembangan Ulumul  Al-Qur’an ?

3.      Bagaimana  ruang lingkup tentang pembahasan Ulumul Qur’an ?

4.      Apa saja cabang- cabang Ulumul Qur’an?

Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui apa pengertian Ulumul Qur’an.

2.      Mengetahui bagaimana sejarah perkembangan Ulumul Qur’an.

3.      Mengetahui bagaimana ruang lingkup Ulumul Qur’an.

4.      Mengetahui apa saja cabang-cabang Ulumul Qur’an.

 

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Ulumul Qur’an

Al Quran diturunkan Allah SWT kepada manusia sebagai petunjuk mencapai keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat. Pada masa Nabi, masalah-masalah yang timbul selalu dapat di selesaikan dengan mudah, dengan bertanya langsung kepada beliau. Namun perkembangan berikutnya tidaklah demikian. Dalam upaya menggali dan memahami isi Al Quran, umat islam perlu kepada alat untuk membedahnya.

Mereka perlu ilmu untuk memahami Al Qur’an, ilmu atau alat yang diperlukan tidak cukup satu, tetapi sangat banyak, maka muncul istilah ulumul Qur’an ( ilmu ilmu Al Qur’an ). Kata ulum jamak dari ‘ilm, artinya al-fahm wa al-idrak (paham dan menguasai). Ulumul Qur’an seperti yang di kenal sekarang,tidak muncul sekaligus menjadi satu kumpulan yang sempurna. Melalui proses yang cukup lama, ulumul Qur’an, mengalami perkembangan  yang simultan dan berkesinambungan.

Ulumul Qur’an adalah sekumpulan ilmu yang membahas tentang berbagai segi dari Al Qur’an.Para ulama mendefinisikan ulumul Qur’an sebagai “ilmu yang membahas hal hal yang berhubungan dengan Al Quran dari segi aspek turun, sistematika, pengumpulan dan penulisan, bacaan, tafsir, kemukjizatan, serta nasikh dan mansukh. Sebagian ulama mengatakan bahwa ilmu ilmu ini juga di sebut dengan ushul al tafsir.[1]

 

B.     Sejarah Perkembangan Ulumul Qur’an

Telah di singgung, bahwa pada masa Nabi Muhammad Saw segala masalah selalu dikembalikan kepadanya. Karena itu, kebutuhan ulumul qur’an pada masa ini tidak di butuhkan. Setelah ia wafat dan kepemimpinan umat islam berada di tangan Khulafarrasyidin, mulai muncul adanya ilmu-ilmu Al Qur’an. Khususnya dimulai ketika adanya perintah  penulisan Al Qur’an yang dipelopori oleh Utsman bin affan. Karenanya, ilmu yang pertama kali tentulah ilmu rasm Al-Qur’an, karena berkaitan dengan  tulis- menulis. Posisi Utsman berarti sebagai perintis awal ilmu-ilmu Al-Qur’an sehingga namanya tetap di abadikan dengan rasm al utsmani .

Setelah itu, tampil Ali bin Abi Thalib sebagai pengganti Utsman. Lalu, Ali menugaskan Abu al-Aswad al-Duali merancang dan meletakkan kaidah-kaidah nahwu. Ilmu para masastra ini muncul sebagai landasan yang bagus bagi timbulnya ilmu I’rab Al- Qur’an .Usaha pengembangan ilmu Al-Qur’an ini tetap berlanjut pada masa sahabat. Sesuai dengan kapabilitas, bobot dan kualitas sahabat, mereka mempunyai konsen tersendiri, namu tujuan tetap sama menggali hikmah-hikmah yang ada di dalam Al-Qur’an dan menyampaikan tafsir-tafsirnya kepada umat Islam. Usaha mereka berikutnya dilanjutkan oleh generasi tabiin, begitu seterusnya sampai sekarang.

Di antara para mufasir yang terkenal ialah Khulafah al-Rasyidin, Ibn Mas’ut, Ibn Abbas, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Abd Allah bin Zubair, dan Abu Musa al-Asy’ari. Setiap mereka memiliki murid- murid yang tekun dan serius dalam mendalami Al Qur’an. Namun semua ilmu itu masih tetap diriwayatkan dengan cara dikte, dan baru pada abad ke dua Hijriah ilmu-ilmu mereka di tuliskan (masa tadwin atau pembukaan).[2]

Dari sini mulailah muncul tokoh dan spesialis ilmu yang digelutinya. Pada abad ke dua Hijriyah, di mana ilmu tafsir dan asbab al-nuzul, ilmu tentang makki dan madani,serta nasikh dan mansukh merupakan ilmu- ilmu utama dalam (w.234 H ) yang juga sebagai guru al Bukhari, menyusun kitab Asbab al Nuzul. Abu  Ubaid al Qosim bin Salam (w 224 H) menyusun kitab Nasikh Mansukh dan Qiraat  Ibn Qutaibah dengan Musykilah Al Qur’an kemudian pada abad ke 4, Muhammad bin Khalaf bin Marzaban ( w.309 H).

Terhadap bertebarannya ilmu Al-Qur’an yang beragam dan berserakan ini, ada sebagian penelitian ilmu-ilmu tersebut. Menurut data penelitian yang ditemukan oleh syekh Muhammad Abd al-Azhim al- Zarqani, penulis Manahil al- Irfan fi Ulum           Al Qur’an, mengatakan bahwa istilah Ulum Al- Qur’an dalam performa lengkap, muncul secara nyata sebenarnya setelah adanya kitab al Burhan fi Ulum Al Qur’an.

Khususnya di kalangan penulis di Indonesia, dijumpai buku-buku mengenai ilmu-ilmu Al Qur’an. Antara lain sejarah  dan pengantar ilmu Al-Qur’an atau Tafsir karya T.M Hasbi al Shiddieqy, pengantar ilmu tafsir karya Rif’at Syauki  Nawawi dan Ali Hasan. Pakar tafsir Indonesia yang paling menonjol dewasa ini ialah Prof. Muhammad Quraish Shihab yang menulis membumikan Al Qur’an, dimana pada bagian pertama karya ini membahas tetang bagian penting dari Ulum Al-Qur’an, sementara bagian kedua menerangkan kajian tematik Al-Qur’an. Khusus mengenai kajian tematik, shihab juga menulis wawasan Al-Qur’an, kemudian muncul buku sejarah dan ulumul Qur’an yang di tulis oleh Muhammad Quraisy Shihab dengan Azyumardi Azra bertindak sebagai editor.[3]

  

C.    Ruang Lingkup Pembahasan Ulumul Qur’an

Dinamika dan perkembangan Ulumul Qur’an berlangsung selaras dengan perkembangan zaman. Yang pasti, ilmu-ilmu Al-Qur’an akan terus bergerak seiring dengan kemajuan peradaban manusia. Bila pada masa awal  turunnya Al-Qur’an, Al Qur’an hanya dihafal dan disimpan di dalam dada mereka karena mereka belum terbiasa dengan tradisi tulis menulis,  kemudian beralih ke tradisi tulis menulis hingga dibukukan, dan pada era sekarang dikembangkan dengan penguasaan teknologi tinggi komputer  agar kajian Al Qur’an berkembangkan secara maksimal. Di samping itu Ulumul Qur’an juga membahas tentang asbab al- Nuzul, ayat-ayat yang turun di Mekkah dan di Madinah, tentang awal surah, ilmu qira’ah dan ahlinya, nasikh mansukh, ilmu rasm Al Qur’an, muhkam dan mutasyabih, tafsir, kemukjizatannya dan banyak lagi.

Menurut T.M Hasbi al Shiddiqie, pokok-pokok pembahasan Ulumul Qur’an terfokus pada pembahasan-pembahasan yang berkaitan dengan  enam hal berikut: pertama Nuzul Al-Qur’an, kedua masalah sanad, ketiga berkenaan dengan bacaan, keempat masalah lafadz, kelima kaitan makna dan hukum,keenam soal-soal makna Al-Qur’an yang beraitan dengan  lafadz yang meliputi fashl, washl, ijaz, ithnab, musawah, dan  qashr.

D. Cabang-cabang Ulumul Qur’an

T.M. Hasbi al-Shiddiqie menjelaskan,muatan-muatan yang dibahas di dalam Ulumul Qur’an yang terpokok meliputi:

1. Ilmu Mawathin al-Nuzul. Dengan ilmu ini diketahui,tempat,waktu,musim,awal         ayat, dan akhir ayat.

2. Ilmu Tawarikh al- Nuzul, ilmu ini mengkaji tentang sejarah turunnya ayat secara mendetail, dengan ilmu ini diketahui masa turun ayat, tertib turunnya, satu demi satu dari awal turunnya, tertib turun surah sampai sempurna.[4]

3. Ilmu Asbab al Nuzul. Ilmu asbab al- nuzul menjelaskan sebab-sebab turun ayat. Karya-karya yang memuat tentangilmu ini di antaranya Lubab al-Nuqul karangan al-Suyuthi sekalipun banyak terdapat periwayatan yang kurang sahih.

4. Ilmu qiraat. Dengan ilmu qiraat dapat diketahui ragam bacaan Al-Qur’an yang diterima Rasulullah. Terdapat 10 macam model bacaan yang sah dan terdapat juga sejumlah bacaan yang tidak valid. Karena itu, kita mesti berhati-hati dan waspada dengan kategori model bacaan, karena terdapat bacaan yang benar dan ada yang keliru.

5. Ilmu Tajwid. melalui ilmu  tajwid, orang akan dapat mengetahui tempat mulia dan tempat berhenti dalam membaca Al-Qur’an, sehingga pembaca akan tahu dengan pasti, kapan harus mulai dan kapan harus menghadiri bacaan. Demikian pula seorang pembaca akan mengetahui kapan sesuatu bacaan mesti di baca panjang dan kapan mesti di baca pendek, sehingga tidak akan terjadi kerancuan dalam membaca Al-Qur’an. Bacaan yang benar tergantung pada pemahaman yg benar pula.

6. Ilmu Gharib al Qur’an. Melalui ilmu ini, kita akan meengetahui makna – makna yang aneh,ganjil dan tidak wajar dari yang biasanya, juga tidak terdapat dalam percakapan sehari-hari.

7. Ilmu I’rab Al Qur’an. Dengan ilmu ini, orang akan dapat menguraikan posisi lafadz dalam suatu kalimat, apakah suatu lafadz menempati posisi subjek atau objek.

8. Ilmu wujuh wa al-Nadza’ir.Dengan ilmu ini,seseorang akan dapat menentukan makna yang tepat dari berbagai makna yang muncul suatu ayat.

9. Ilmu Muhkam dan Mutasyabih.Dengan ilmu ini akan diketahui mana-mana ayat yang muhkam,yaitu ayat-ayat yang memiliki makna jelas dan mana-mana ayat yang mutasyabih, yaitu ayat-ayat ambiguitas,samar-samar yang memiliki makna ganda.

10. Ilmu Nasikh dan Mansukh.Dengan ilmu ini seseorang akan dapat mengetahui mana-mana ayat yang di ganti dan mana ayat-ayat penggantinya.

11. Badi Al-Qur’an.Melalui ilmu ini akan ayat-ayat Al-Qur’an akan diketahui sisi keindahan gaya bahasa Al-Qur’an,ketinggian sastra Al-Qur’an,dan keajaiban-keajaibannya.

12. Ilmu I’jaz Al-Qur’an. Dengan menggunakan ilmu ini seseorang akan dapat menerangkan kekuatan susunan lafaz, sehingga di pandang  sebagai mukjizat, karena dapat melemahkan pakar bahasa Arab saat itu.

13. Ilmu Munasabah. Dengan ilmu ini akan  diketahui keserasiaan ayat-ayat, surah-surah, yang ada di dalam Al- Qur’an.

14. Ilmu Aqsam Al- Qur’an. Dengan ilmu ini orang akan mengetahui maksud dan tujuan dari sumpah yang dinyatakan allah.

15. Ilmu Amtsilah  Al-Qur’an. Dengan ilmu ini orang akan mengetahui perumpamaan-perumpamaan yang terkandung di dalam Al-Qur’an.

16. Ilmu Jadal Al-Qur’an. Dengan ilmu ini kita akan mengetahui tentang perdebatan-perdebatan yang terjadi di dalam Al-Qur’an.

17. Ilmu Adab al-Tilawah. Dengan ilmu ini akan diketahui tentang tata cara pembacaan Al-Qur’an, sopan santun dalam membacanya.[5]

Dengan demikian, banyak jenis ilmu yang menjadi bagian dari Ulumul Qur’an. Al-Siddiqi bahkan menambahkan, khususnya bagi orang yang ingin menjadi seorang penerjemah atau penafsir, di samping penguasaan bahasa dan serangkaian kaidah-kaidahnya,juga harus memahami ilmu tafsir, inilah sekelompok ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur’an yang pada dasarnya menyangkut ilmu agama dan bahasa.

 

 

                                                         PENUTUP

A.    Saran

Demikianlah penyusunan makalah ini di susun sebagai catata penutup bahwa pemakalah menyadari akan banyaknya kekurangan dan kelemahan pada karya tulis ini, oleh nya itu pemakalah berharap agarada kritik, saran, atau masukan yangsifatnya membangun untuk perbaikan makalah ini. Mohon maaf sekiranya jika yang disajikan oleh pemakalah terdapat kekurangan dan kekeliruan di dalamnya.

 

B.     Kesimpulan

Al Quran diturunkan Allah SWT kepada manusia sebagai petunjuk mencapai keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat. Ulumul Qur’an adalah sekumpulan ilmu yang membahas tentang berbagai segi dari Al Qur’an.Para ulama mendefinisikan ulumul Qur’an sebagai “ilmu yang membahas hal hal yang berhubungan dengan Al Quran dari segi aspek turun, sistematika, pengumpulan dan penulisan, bacaan, tafsir, kemukjizatan, serta nasikh dan mansukh. Sebagian ulama mengatakan bahwa ilmu ilmu ini juga di sebut dengan ushul al tafsir.  Jadi pada masa Khulafarrasyidin mulai muncul adanya ilmu-ilmu Al Qur’an. Khususnya dimulai ketika adanya perintah  penulisan Al Qur’an yang dipelopori oleh Utsman bin affan. Karenanya, ilmu yang pertama kali tentulah ilmu rasm Al-Qur’an, karena berkaitan dengan  tulis- menulis. Posisi Utsman berarti sebagai perintis awal ilmu-ilmu Al-Qur’an sehingga namanya tetap di abadikan dengan rasm al utsmani .

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Amroini Drajat, M.Ag, Ulumul Qur’an, Pengantar Ilmu-ilmu Alqir’an, Jakarta: Kencana, 2017.

Syukron Affani, Tafsir Al-Qur’an Dalam Sejarah Perkembangannya, Jakarta: Kencana, 2019

T.M. Hasbi Al-Shiddiqie, Studi Ilmu Al-Quran, Serang Puri Kartika Banjar Sari, 2020 

Dr. H. Badrudin, M.Ag, Ulumul Quran, Prinsip-Prinsip Dalam Mengkaji Ilmu Al-Qur’an, Bandung:  Grafindo, 200



[1]Prof. Dr. H. Amroini Drajat, M.Ag, Ulumul Qur’an, Pengantar Ilmu-ilmu Alqir’an, (Jakarta: Kencana, 2017).  Hlm. 12.

[2]Syukron Affani, Tafsir Al-Qur’an Dalam Sejarah Perkembangannya, (Jakarta: Kencana, 2019). Hlm. 25.

[3]Ibid., Hlm. 20.

[4] T.M. Hasbi Al-Shiddiqie, Studi Ilmu Al-Quran, (Serang Puri Kartika Banjar Sari, 2020), Hlm. 45.

[5]Dr. H. Badrudin, M.Ag, Ulumul Quran, Prinsip-Prinsip Dalam Mengkaji Ilmu Al-Qur’an, (Bandung:  Grafindo, 2009), Hlm. 33.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH STRATEGI KEWIRAUSAHAAN