BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Internal rate
of return adalah ialah metode yang mencari
suatu tingkat bunga yang membuat PV dari cash inflow/proceeds akan
sama dengan nilai outflow/nilai investasi.
Internal rate
of return (IRR) tidak lain adalah tingkat
diskonto/discount rate yang menyamakan present value investasi. IRR atau sering
diartiksn sebagai tingkat kembalian internal dicari dengan cara trial and
erroratau interpolasi. Dengan kat lain IRR adalah discount rate yang membuat
net present value sama dengan nol.
Ada beberapa cara untuk menghitung
modified IRR atau MIRR, tetapi semuanya mempunyai kesamaan, yaitu membuat arus
kas yang tidak konvensional menjadi berpola konvensional, yaitu ada investasi
awal di muka dan arus kas positif diperiode akhir.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian
intern rate of return (IRR) ?
2.
Bagaimana
modified IRR?
3.
Bagaimana
kriteria seleksi IRR?
C.
Tujuan Masalah
1.
Untuk
mengetahui pengertian intern rate of return.
2.
Untuk
mengetahui bagaimana modified IRR
3.
Untuk
mengetahui kriteria seleksi IRR.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian IRR
(Intern Rate of Return )
Internal rate of return (IRR) adalah tingkat bunga yang menjadikan jumlah nilai sekarang
dari proceeds yang diharapkanakan diterima ( PV of future proceeds),
sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV of cafital
outlays). Pada dasarnya internal rate of return harus dicari dengan
cara trial and error.
Internal of return ialah metode yang mencari suatu tingkat bunga yang membuat PV dari
cash inflow/proceeds akan sama dengan nilai outflow/ nilai investasi.
Suku bunga NPV=0
PV dari proceeds =
pengeluaran untuk investasi
|
NPV = PV dari proceeds – pengeluaran untuk investasi
0
= PV dari proceeds – pengeluaran untuk investasi
PV dari proceeds = pengeluaran untuk investasi
Penentuan tarif kembalian dilakukan dengan metode trial and error
dengan cara berikut:
a.
Mencari nilai
tunai aliran kas masuk bersih pada tariff kembalian yang dipilih secra
sembarang diatas atau dibawah tariff kembalian investasi yang diharapkan.
b.
Menginterpolasikan
kedua tariff kembalian tersebut untuk mendapatkan tariff kembalian sesungguhnya.
IRR lebih merupakan indicator efisiensi dari suatu investasi,
berlawanan dengan NPV, yang mengindikasikan value atau besaran uang. IRR
merupakan effectife compounded return rate annual yang dapat dihasilkan
dari suatu investasi atau yield dari suatu investasi.
Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila rate of return
yang diterima jika melakukan investasi di tempat lain (bank, bonds, dan
lain-lain). Besarnya nilai IRR dapat ditentukan dengan cara menghitung NPV1 dan
NPV2 dengan cara trial and error. Jika NPV1 bernilai positif, discount
factor kedua harus lebih besar besar dari SOCC, dan sebaliknya. Berdasarkan
percobaan tersebut, IRR berada antara nilai NPV positif dan NPV negative, yaitu
pada NPV=0
Internal of return merupakan tingkat
bunga yang menyampaikan pv kas masuk dengan PV kas keluar. Kadang-kadang kita
ingin mengetahui berapa tingkat bunga yang kita tanggung kalau kita dihadapkan
pada alternative untuk membayar sejumlah uang tertentu pada saat ini(-C 0)
atau membayar secara angsuran dalam jumlah yang sama setiap periodenya (
membayar C setiap tahun selama n tahun).
Misalkan kita bisa membayar tunai
suatu mesin dengan harga Rp. 299 juta,
atau mengangsur setiap tahun sebesar Rp100 juta mulai tahun 1 sampai dengan
tahun ke 5. Kalau kita ingin mengetahui berapa tingkat bunga yang kita tanggung
per tahunnya, maka kita bisa merumuskan persoalan sebagai berikut:
299= 100/(1+i)+100/(1+i)2+…..+100/(1+i)5
= 100 [1/(1+i)+1/(1+i)2+…..+1/(1+i)5]
Dalam hal ini i adalah IRR. Bahwa
untuk membuat sisi kanan persamaan sama dengan sisi kiri persamaan, maka angka
yang berbeda dalam tanda kurung besar harus sama dengan 2.99. perhatikan lebih
lanjut bahwa angka dalam tanda kurung besar tidak lain merupakan discount
factor annuity. Dengan demikian cara ppaling mudah adalah kita melihat pada
table PV Annuity dari RP.1. kita lihat pada saat n =5 angka yang mendekati 2.99
diperoleh pada saat tingkat bunga mencapai 20%. Dengan demikian I (IRR) adalah
20%.
Tinggi rendahnya IRR tersebut perlu
kita bandingkan dengan alternative lain yang sepadan. Kalau misalkan kita bisa
meminjam selama 5 tahun dengan memperoleh suku bunga 18% per tahun, maka
tawaran diatas kita nilai terlalu mahal, sebaliknya kalau kita hanya bisa
pinjam dengan suku bunga 22%, maka tawaran diatas (yaitu membeli secara kredit
dengan angsuran ) kita nilai cukup menguntungkan.
B.
Modified IRR
Untuk mengatasi kelemahan kriteria
periode payback, dikembangkan kriteria discounted paybck. Demikian
juga dengan IRR, untuk mengatasi kelemahan kriteria IRR, kita mempunyai
modified IRR.
Ada beberapa cara untuk menghitung
modified IRR atau MIRR, tetapi semuanya mempunyai kesamaan, yaitu membuat arus
kas yang tidak konvensional menjadi berpola konvensional, yaitu ada investasi
awal di muka dan arus kas positif diperiode akhir.
Sebagai ilustrasi, misalkan sebuah
proyek mempunyai arus kas sebagai berikut:
Tahun Arus kas
0 60.000.000
1 155.000.000
2 100.000.000
Permasalahan
dengan proyek diatas adalah arus kas tidak berpola konvensional. Akibatnya,
kita mempunyai dua IRR, yaitu 25% dan 33,33% Untuk mengatasi terjadinya
multiple IRRini, kita menghitung MIRR. Ada beberapa metode yang dapat
digunakan, yaitu metode diskonto, metode reinvestasi, dan metode gabungan
Kelemahan kriteria
NPV adalah kita tidak mengetahui apakah selisih bersih arus kas yang diterima
dengan investasi awal itu secara relatif besar atau kecil. NPV sebesar Rp.
50.000.000 dari sebuah proyek investasi Rp. 10.000.000 secara relaatif kurang
menarik dibandingkan dengan NPV proyek lain yang lebih kecil. Katakana
25.000.000 tetapi investasi awalnya 1 miliar. Persentase return dari
proyek kedua ini sangat mungkin lebih tinggi dari proyek pertama.
C.
Kriteria
seleksi
IRR=
b.
Secara trial
and error
1.
Pilih tingkat
discount rate tertentu untuk menghitung NPV
2.
Bila tingkat
discount rate yang dipilih masih menghasilkan NPV positif, coba dengan discount
rate yang lebih tinggi.
3.
Bila discount
rate yang dipilih masih menghasilkan NPV negative, coba dengan discount rate
yang lebih tinggi.
4.
Gunakan rumus
dibawah ini untuk menghitung IRR dengan menggunakan rumus berikut:
IRR = Dr1 -
Keterangan :
Dr1 = tingkat bunga ke-1
Dr2 = tingkat bunga ke-2
NPV1 = NPV yang dihitung berdasarkan Dr1
NPV2 = NPV yang dihitung berdasarkan Dr2
Metode IRR dan NPV
selalu memberikan kesimpulan yang sama kalau yang dievaluasi proyek-proyek
independent. Namun hal itu mungkin akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda
bila proyek bersifat mutually exclusive. Hal ini dapat terjadi karena
salah satu proyek investasinya lebih besar daripada yang lain, umur salah satu
proyek lebih panjang daripada yang lain.
BAB III
STUDI KASUS
A.
Contoh Kasus
1.
Hitunglah IRR
dari sebuah investasi yang dapat memberikan arus kas bersih Rp5.000.000 secara
terus-menerus jika investasi awal yang diperlukan Rp.400.000.000
Jawab.
A = Rp.5.000.000
I0 =
Rp.400.000.000
NPV = PV-I0 = 0
NPV =
=
=
=
= 1,25 % per bulan
Untuk menentukan
apakah proyek investasi diterima atau ditolak, kita perlu membandingkannya
dengan return yang diharapkan investor. Jika return yang diinginkan investor
14%, proyek akan diterima karena IRR > 14%. Sebaliknya jika investor
mengharapkan return 16%, proyek diatas akan diterima.
2.
Sebuah proyek
memerlukan investasi awal Rp.1.000.000.000 dan mampu menghasilkan bersih selama
5 tahun, yaitu Rp. 300.000.000 di tahun pertama Rp.400.000.000 ditahun kedua
Rp.500.000.000 setiap tahun untuk 3 tahun berikutnya. Apakah sebaiknya proyek
ini diterima atau ditolak jika return yang di inginkan adalah 15%?
Jawab :
I0 = Rp.1.000.000.000
CF1 = Rp.300.000.000
CF2 = Rp.400.000.000
CF = CF4 = CF5 = Rp.500.000.000
K =
15% = 0,15
Jika menggunakan
kalkulator ilmiah, kita harus melakukan trial and error untuk mencari
IRR yang memenuhi persamaan diatas. Cukup silit tetapi inilah satu-satunya
alternative yang ada dengan kalkulator ilmiah. Proses pencarian IRR menjadi
mudah dan selesai dalam hitungan detik jika kita menggunakan kalkulator
finansial atau Excel. Setelah dicoba akhirnya kita mendapatkan IRR = 30,23%.
Karena IRR > 15%, proyek diterima.
Keunggulan kriteria IRR
adalah angka ini mudah dipahami dan sudah memperhitungkan investasi awal atau
memberikan hasil secara relative. Dalam praktik, investor dan analis keuangan
lebih suka berbicara rasio tau peersentase daripada nilai rupiah. Dalam dunia
bisnis, kita juga lebih terbiasa mendengar, “proyek ini menghasilkan return
20%” daripda “pada tingkat diskonto 15%, proyek ini memberikan NPV
Rp.100.000.000.”
Pada kenytaannya apakah
kita menggunakan kriteria NPV atau kriteria IRR, selama arus kas berpola
konvensional, yaitu investasi awal dilakukan dimuka da sekali sajayang diikuti
serangkaian arus kas bersih positif setelah itu, keputusan selalu sama. Jika kriteriaNPV
menyatakan sebuah proyek diterima, kriteria IRR juga akan menerima proyek itu.
Demikian juga dengan keputusan salah satu kriteria adalah menolak, kriteria
yang lain pun akan berkesimpulan sama.
Kedua kriteria dapat
memberikan rekomendasi yang berbeda jika jika arus kas dari investasi tidak
bersifat konvensional, yaitu jika pengeluaran investasi tidak hanya di awal.
Contoh proyek investasi seperti ini adalah investasi tambang dengan kewajiban
untuk mengembalikan kondisi alam seperti awal pada akhir periode. Akibatnya,
investor atau perusahaan harus mengeluarkan dana cukup besar lagi diakhir
periode. Untuk arus kas seperti ini, kita akan memperoleh multiprl IRR.
Keputusan berdasarkan NPV dan IRR pun dapat berbeda.
3.
Proyek
membutuhkan investasi $3,000,00, dengan CI tahun I,II,III dan IV berturut-turut
$1,500,00, $1,200,00, $800,00 dan $300,00. Hitunglah MIRR jika diketahui biaya
modal 10%.
Jawab:
0 1 2 3 4
Cashflows -300
1500 1200 800
300=300 (1+0.1)4-4=300[PVIF10%0]
K= 10%
800
=800 ((1=0.1)4-3 =300 [PVIF10%1]
K = 10%
1452
=1200(1+0.1)4-2 =300 [PVIF10%2]
K
=10% 1996.50=1500(1+0.1)4-1=300[PVIF10%3]
4328.50
(=Terminal Value= TV)
PV
OF 300
NPV=0
Cost =
=
3000 =
3000 =
3000 =
3000 (1+MIRR)4 = 4628.50
(1+MIRR)4 =
(1+MIRR)4 =
1.54283
1+MIRR =
1+MIRR =
1.1145
MIRR =
1.1145-1
MIRR =
0.1145 → 11.45 %
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Internal rate of return (IRR) adalah tingkat bunga yang menjadikan jumlah nilai sekarang
dari proceeds yang diharapkanakan diterima ( PV of future proceeds),
sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV of cafital
outlays). Pada dasarnya internal rate of return harus dicari dengan
cara trial and error.
Ada beberapa cara untuk menghitung
modified IRR atau MIRR, tetapi semuanya mempunyai kesamaan, yaitu membuat arus
kas yang tidak konvensional menjadi berpola konvensional, yaitu ada investasi
awal di muka dan arus kas positif diperiode akhir.
DAFTAR
PUSTAKA
Setia Lukas
atmaja, 2008, Teori dan praktik manajemen keuangan, Yogyakarta, CV.ANDI OFFSET.
Suad husnan
enny pudjiastuti, 2012, Dasar-dasar manajemen keuangan, Yogyakarta, UPP
STIM YKPN.
Margaretha
farah, 2005, Teori dan aplikasi
Manajemen Keuangan Investasi dan Sumber Dana Jangka Panjang, Jakarta, PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005.
H. M yacob Ibrahim, 2003, studi kelayakan bisnis, Jakarta, Rineka
cipta.
<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
Komentar
Posting Komentar