MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL PERUSAHAAN

 

MANAJEMEN OPERASIONAL PERUSAHAAN

by: Ahmad Efendy


BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Tidak dapat disangkal jika menjalankan sebuah bisnis bukanlah suatu perkara yang sepele. Tanpa memiliki kemampuan leadership dan manajemen yang mumpuni, seorang pebisnis tidak akan bisa membuat usaha senantiasa menghasilkan keuntungan. Pasalnya, sebuah bisnis tentu terdiri dari beragam komponen yang kesemuanya harus diawasi dengan akurat agar dapat menjalankan tugasnya dengan efektif.

Bahkan, di sebuah bidang bisnis atau perusahaan yang sudah cukup besar, divisi manajemen memiliki andil yang cukup penting. Tak sedikit perusahaan dan bisnis yang memecah divisi manajemen ini menjadi beberapa bagian yang mengatur satu hal spesifik saja. Salah satu contohnya yang paling sering ada dalam sebuah perusahaan adalah manajemen operasional. 

Percaya atau tidak, sebuah perusahaan tidak akan mendapatkan kesuksesan atau keuntungan berlimpah tanpa memiliki manajemen operasional yang baik. Penyebab utamanya karena manajemen operasional berfungsi sebagai pengelola dari segala hal yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. 

Saking pentingnya, perusahaan tidak akan bisa mengambil keputusan bisnis terbaik jika manajemen operasionalnya tidak bekerja optimal. Mengetahui hal tersebut, pebisnis wajib tahu tentang apa itu manajemen operasional dan tujuannya. Untuk itu, pemakalah akan menjelaskan tentang mnajemen operasional perusahaan.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Manajemen Operasional Perusahaan

Berikut ini adalah definisi yang dikemukakan oleh ahli tentang manajemen operasional, antara lain:

1.    Menurut heizer dan Rander, manajemen operasional adalah sebuah rangkaian yang menghasilkan sebuah nilai dalam bentuk barang maupun jasa dengan merubah suatu input menjadi output.

2.    Herjanto menyatakan bahwa manajemen operasioanal merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa dan kombinasinya, melalui tranformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan.

3.    Daft mengatakan manajemen operasional adalah suatu bidang manajemen yang menghususkan pada suatu produksi  barang, serta menggunakan alat dan teknik khusus untuk memecahkan masalah produksi.

4.    Manajemen operasional adalah sebuah ilmu dan seni untuk memastikan bahwa suatu barang dan jasa diciptakan dan berhasil dikirim ke suatu pelanggan (Evans dan Collin, 2017).

5.    Manajemen operasional merupakan suatu penerapan ilmu manajemen untuk mengatur suatu kegiatan produksi atau operai agar bisa dilakukan secara efisien (Subagyo, 2020).

6.    Manajemen operasional adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dari urutan berbagai kegiatan (set of activies) untuk membuat barang (produk) yang berasal dari bahan baku dan bahan penolong lain (Prawirosentono, 2000).

Berdasarkan definisi manajemen operasional menurut para ahli di atas, dapat di simpulkan bahwa manajemen operasional ialah proses pencapaian tujuan organisasi melalui pengarahan dan pengendalian serangkaian kegiatan yang menggunakan sumber-sumber daya yang dimiliki untuk merubah input menjadi output barang dan jasa.

B.       Fungsi Manajemen Operasinal Perusahaan

Ahli manajemen J. Heizer dan B. Render mendefinisikan manajemen operasional sebagai bentuk pengelolaan menyeluruh dan optimal pada aspek tenaga kerja, barang-barang (mesin, peralatan, dan bahan mentah), atau faktor produksi lain yang bisa dijadikan produk barang dan jasa yang lazim diperdagangkan. Kemudian di dalam fungsi manajemen operasional ada 5 hal yaitu:

1.    Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh sumber daya manusia yang terbaik bagi bisnis yang kita jalankan dan bagaimana sumber daya manusia yang terbaik tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan ataupun bertambah.

2.    Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh konsumen, dana bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan.

3.    Manajemen Operasi/Produksi

Manajemen produksi adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik produksi yang seefisien mungkin, dari mulai pilihan lokasi produksi hingga produk akhir yang dihasilkan dalam proses produksi

4.    Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit. Tugas manajemen keuangan diantaranya merencanakan dari mana pembiayaan bisnis diperoleh, dan dengan cara bagaimana modal yang telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan bisnis yang dijalankan.

5.    Manajemen Informasi

Manajemen informasi adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha memastikan bahwa bisnis yang dijalankan tetap mampu untuk terus bertahan dalam jangka panjang. Untuk memastikan itu manajemen informasi bertugas untuk menyediakan seluruh informasi yang terkait dengan kegiatan perusahaan baik informasi internal maupun eksternal, yang dapat mendorong kegiatan bisnis yang dijalankan tetap mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.

C.      Manajemen Operasi/Produksi

1.    Proses Produksi

Proses produksi adalah merupakan suatu cara, metode maupun teknik bagaimana kegiatan penciptaan faedah baru atau penambahan faedah tersebut dilaksanakan (Ahyari, 1986:11). Ini dapat diartikan bahwa proses produksi adalah langkah atau tahap dari kegiatan untuk membuat suatu input menjadi output yang mempunyai nilai tambah.

a.    Jenis Proses Produksi

Jenis proses produksi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu jenis proses produksi ditinjau dari segi wujud proses produksi, jenis proses produksi ditinjau dari segi arus proses produksi dan jenis proses produksi jika ditinjau dari segi keutamaan (Ahyari, 1986:62).

1)        Jenis proses produksi berdasarkan wujud proses produksi.

Jika dilihat dari wujud proses produksinya, proses produksi dapat dikategorikan menjadi 4 jenis (Ahyari, 1986:62).

a)        Proses Produksi Kimiawi.

Yaitu suatu proses produksi yang di dalam pelaksanaannya dibutuhkan proses analisis atau sintesa serta senyawa kimia. Proses produksi yang seperti ini biasa digunakan oleh perusahaan yang sifat produknya membutuhkan adanya perubahan-perubahan kimiawi dalam pelaksaan proses produksinya.

b)        Proses Produksi Perubahan Bentuk

Proses produksi perubahan bentuk merupakan proses produksi yang di dalam proses produksinya terdapat proses perubahan bentuk dari suatu input menjadi ouput. Dengan adanya proses perubahan bentuk dari input, maka akan didapatkan penambahan manfaat atau nilai apabila dibandingkan dengan input semula.

c)        Proses Produksi Assembling.

Proses produksi assembling merupakan proses produksi yang di dalam proses produksinya lebih memprioritaskan pada proses perakitan (assembling) dari komponen-komponen suatu produk. Komponenkomponen tersebut bisa hasil dari produksi oleh perusahaan yang bersangkutan atau membeli dari perusahaan lain.

d)        Proses Produksi Transportasi.

Proses produksi transportasi merupakan suatu proses produksi dengan cara menciptakan jasa pemindahan barang ataupun manusia. Dengan adanya jasa pemindahan barang atau manusia yang bersangkutan akan mempunyai nilai kegunaan atau merasakan manfaatnya.

e)        Proses Produksi Penciptaan Jasa Adsmnistrasi Proses produksi penciptaan jasa administrasi adalah suatu proses produksi yang memberikan jasa administrasi kepada perusahaan atau lembag lain yang memerlukannya. Perusahaan semacam ini pada umunya memberi metode penyusunan, penyimpanan dan penyajian data informasi untuk perusahaan lain yang memerlukan.

2)        Jenis proses produksi ditinjau dari segi arus proses produksi.

Yang dimaksud arus proses produksi dalam hal ini yaitu aliran proses produksi mulai dari input hingga menjadi output. Aliran proses tersebut adalah urutan pekerjaan yang dilaksanakan dalam proses produksi mulai dari masuknya bahan baku hingga menjadi produk akhir. Aliran proses ini sangat diperlukan adanya pengamtan dan analisislebih lanjut untuk sebagai landasan beberapa kebijakan yang akan digunakan perusahaan tersebut. Contohnya, aliran proses digunakan untuk menyusun tata letak fasilitas produksi yang akan digunakan dalam proses produksi perusahaan itu sendiri. Ditinjau dari segi arus proses produksinya, proses produksi perusahaan dapat dipisahkan menjadi 2 (Ahyari, 1986:67).

a)        Proses produksi terus menerus

Proses produksi terus menerus pada umunya disebut proses produksi continuous. Pada proses produksi ini terdapat pola atau urutan proses yang tidak berubah-ubah dalam proses produksinya. Pola proses produksi ini akan selalu sama dari waktu ke waktu. Pada umunya produk yang dihasilkan berupa produk yang standar, dimana variasi produknya relatif kecil bila dibandingkan dengan hasil produksinya.

b)        Proses produksi terputu-putus

Proses produksi terus menerus biasa disebut juga dengan proses produksi intermittent. Dimana dalam proses produksinya teradapat beberapa pola atau urutan proses produksi. Pola proses produksi yang digunakan biasanya tidak selalu sama atau berubah-ubah. Variasi produk yang dihasilkan proses produksi ini relatif besar atau banyak bila dibandingkan dengan jumlah produksi yang dihasilkan.

3)        Jenis proses produksi ditinjau dari segi keutamaan proses produksi.

Agar proses produksi berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang optimal, maka diperlukan pengawasan proses yang baik pula. Untuk memudahkan proses pengawasan tersebut, pada umunya sebuah perusahaan akan memisahkan jenis proses produksi yang didasarkan pada keutamaan prosesnya. Hal ini sangat diperlukan karena adanya perbedaan kompleksitas dari proses produksinya. Atas dasar keutamaan proses ini, maka proses produksi dapat dipilah menjadi 2, yaitu proses produksi utama dan proses produksi bukan utama (Ahyari, 1986:71). Yang termasuk dalam proses produksi utama adalah sebagai berikut:

a)         Proses produksi terus menerus

Pada proses produksi ini, memiliki kesamaan dengan proses produksi terus menerus yang dintaju dari segi arus proses, yaitu arus atau aliran proses produksi yang sama namun dibutuhkan pengawasan ekstra.

b)        Proses produksi terputus-putus

Sama halnya dengan proses produksi terputus-putus jika ditinjau dari segi arus proses produksi, namun di dalam proses terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian khusus, sehingga diperlukan pengawasan yang lebih dari sekedar arus proses saja.

c)         Proses Produksi proses.

Proses produksi proses merupakan proses produksi yang dalam pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir mengalami proses persenyawaan atau pemecahan. Pelaksanaan proses produksi semacam ini akan ditentukan oleh sifat dari bahan baku atau bahan pembantu yang dipergunakan pada proses produksi tersebut. Misalnya, pabrik gula tebu, pabrik minyak bumi, dan lain sebagainya.

d)        Proses produksi prses yang sama.

Proses produksi ini terdapat beberapa arus dan proses produksi yang sama, namun produk yang dihasilkan berbeda-beda. Misalnya perusahaan sepatu, perusahaan percetakan dan lain sebagainya.

e)        Proses produksi proyek khusus

Proses produksi proyek khusus merupakan proses produksi yang digunakan karena adanya beberapa program atau kepentingan yang khusus. Pada umumnya proses produksi seperti ini dilaksanakan jika ada permintaan yang sifatnya khusus. Jika proses produksi dalam program yang khusus sudah selesai, maka selesai juga proses produksi tersebut.

f)          Proses produksi industri berat

Proses produksi industri berat ini tidak termasuk dalam berbagai proses produksi di atas yang dikarenakan proses produksi tersebut memiliki aktivitas yang sangat kompleks. Pada umunya proses produksi ini akan dipecah menjadi berbagai sub proses yang nantinya akan dilakukan perakitan sub-sub proses yang ada dalam proses produksi itu sendiri. Dari sub-sub proses tersebut dapat menggunakan proses produksi yang berbeda-beda, tegantung dari sifat dan jenis dari produk yang diproses.

Meskipun beberapa proses produksi di atas memiliki keutamaan, bukan berarti proses produksi bukan utama menjadi tidak penting, melainkan proses produksi bukan utama menjadi proses produksi penunjang bagi perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Adapun proses produksi bukan utama sebagai berikut:

a)        Penelitian.

Untuk meningkatkan kualitas dan daya gna dari sebuah produk, sebuah penelitian sangatlah diperlukan. Pada umunya penelitian ini dilakukan di laboratrium perusahaan itu sendiri. Dengan adanya penelitian ini, sebuah produk akan diketahui keunggulan dan kelemahan, sehingga membantu perusahaan tersebut untuk terus mengembangkan kualitas dan kegunaan dari produk tersebut.

b)        Model.

Sebelum sebuah produk diproduksi secara massal, biasanya sebuah perusahaan akan membuat model dari produk tersebut terlebih dahulu. Pada umumnya bentuk dari model sama dengan bentuk produk yang sesungguhnya, namun terkadang ukuran model ini tidak selalu sama dengan ukuran dari produk yang sebenarnya.

c)        Prototype.

Sebelum perusahaan memproduksi secara massal produknya, umunya akan membuat prototype terlebih dahulu untuk dilakukan evaluasi, pengamatan, menganalisis kelebihan dan kekurangan dari produk tersebut. Prototype ini diproduksi sesuai bentuk dan ukuran dari produk yang sebenarnya.

d)        Percobaan.

Proses produksi ini dilaksanakan dalam rangka mengadakan percobaan terhadap seluruh peralatan dan fasilitas yang akan digunakan dalam proses produksi skala besar. Bukan pada produknya yang dilakukan percobaan.

e)        Demonstrasi.

Proses produksi semacam ini dilakasanakan oleh perusahaan untuk memperlihatkan proses produksi dalam skala kecil kepada masyarakat umum. Diharapkan dengan adanya proses produksi demonstrasi, masyarakat akan mengetahui dan tertarik pada produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.

4)        Jenis proses produksi ditinjau dari penyelesaian proses produksi.

Proses produksi dalam sebuah perusahaan dapat dipisahkan jenisnya berdasarkan penyelesaian proses produksi itu sendiri. Dengan tujuan untuk mengadakan pengendalian kualitas dari proses produksi. Jenis proses produksi ini dibagi menjadi 5 proses produksi (Ahyari, 1986:85), yaitu:

a)        Proses Produksi type A.

Proses produksi ini merupakan suatu proses produksi yang proses pemeriksaan pada setiap tahap proses produksinya dapat dilakukan dengan mudah. Sehingga pengendalian proses bisa dilakukan pada setiap tahap proses produksinya.

b)        Proses Produksi type B.

Proses produksi type B yaitu proses produksi yang dalam penyelesaian proses produksinya terdapat keterkaitan antara beberapa tahap proses. Sehingga pada proses produksi semacam ini pemeriksaan hanya dapat dilakukan pada tahap tertentu.

c)        Proses Produksi type C.

Proses produksi ini merupakan proses produksi yang di dalamnya terdapat proses perakitan atau penggabungan beberapa komponen pembangun hingga menjadi produk akhir.

d)        Proses Produksi type D.

Proses produksi ini merupakan suatu proses produksi dimana dalam pelaksanaan proses produksinya menggunakan mesin atau peralatan produksi otomatis. Mesin yang digunakan dalam proses tersebut pada umunya sudah dilengkapi dengan peralatan khusus untuk melakukan pengendalian proses produksi tersebut.

e)        Proses Produksi type E.

Proses produksi type E merupakan proses produksi dari perusahaanperusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan jasa. Proses produksi ini berbeda dengan perusahaan manufaktur sehingga dalam pengendalian proses produksinya juga berbeda dengan pnegendalian proses yang terdapat pada perusahaan manufaktur.

2.    Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi merupakan hasil produksi maksimum yang dapat diproduksi atau dihasilkan dalam satuan waktu tertentu (Kusuma, 2009). Pengertian kapasitas mempunyai tiga persepektif adalah (Kusuma, 2009):

a.       Kapasitas desain Menunjukan output maksimal pada kondisi ideal di mana tidak terdapat konflik penjadwalan, tidak ada produk yang cacat dan perawatan yang rutin.

b.      Kapasitas Efektif Menunjukan output maksimal pada tingkat operasi tertentu. Pada umumnya kapasitas efektif lebih rendah daripada kapasitas desain.

c.       Kapasitas aktual Menunjukkan output nyata yang dapat dihasilkan oleh fasilitas produksi. Kapasitas aktual sedapat mungkin harus diusahakan sama dengan kapasitas efektif.

Perencanaan produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai manusia, material dan modal yang diperlukan untuk memproduksi produk pada suatu priode tertentu di masa depan sesuai dengan yang diperkirakan atau peramalan (Lengkey T, Kawet L, Palandeng I, 2014). Misi perusahaan industri adalah untuk memenuhi konsumen dengan memproduksi barang yang sesuai dengan kebutuhan konsumen (Tim Dosen Teknik Industri, 2014). Perencanaan produksi dalam suatu perusahaan dapat dibedakan menurut jangka waktu yaitu (Kusuma, 2009):

a.       Perencanaan produksi jangka pendek (Perencanaan Operasional) adalah penentuan kegiatan produksi yang akan dilakukan dalam jangka waktu satu tahun mendatang atau kurang, dengan tujuan untuk mengatur penggunaan tenaga kerja, persediaan bahan baku dan fasilitas produksi yang dimiliki perusahaan pabrik.

b.      Perencanaan produksi jangka panjang adalah penentuan tingkat kegiatan produksi lebih dari satu tahun. Biasanya sampai dengan lima tahun yang akan datang. Perencanaan produksi jangka panjang melihat isu yang penting berupa fasilitas yang akan dibangun, jenis mesin yang akan dibeli atau produk yang akan dibuat.

Tujuan dari perencanaan kapasitas produksi adalah (Kusuma, 2009):

a.       Meramalkan permintaan produksi yang ditanyakan dalam jumlah produk sebagai fungsi dari waktu.

b.      Menetapkan jumlah saat pemesanan bahan baku serta komponen secara ekonomis dan terpadu.

c.       Menetapkan keseimbangan antara kebutuhan produksi, teknik pemenuhan pesanan serta memonitor tingkat persediaan produk jadi setiap saat. Membandingkan dengan rencana persediaan dan melakukan revisi atas rencana produksi yang ditentukan.

d.      Membuat jadwal produksi, penugasan, pembebanan mesin dan tenaga kerja yang terperinci sesuai dengan ketersediaan kapasitas dan fluktuasi permintaan pada suatu priode tertentu.

3.    Kesediaan Bahan

Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi ataupun suku cadang. Bisa dikatakan tidak ada perusahaan yang beroperasi tanpa persediaan, meskipun sebenarnya persediaan hanyalah suatu sumber dana yang menganggur, karena sebelum persediaan digunakan berarti dana yang terikat di dalamnya tidak dapat digunakan untuk keperluan lain. Begitu pentingnya persediaan ini sehingga para kuntan memasukkannya dalam neraca sebagai salah satu pos aktiva lancar.[1]

Sebagai salah satu aset penting dalam perusahaan karena biasanya mempunyai nilai yang cukup besar serta mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya biaya operasi perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan suatu kegiatan penting yang mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan.[2]

Kaitannya dengan fungsi produksi dalam perusahaan industri , bahan baku merupakan salah satu subsistem masukan (input subsystem) yang akan diproses dengan subsistem lainnya (tenaga kerja, modal, mesin, dll) menjadi sebuah keluaran (output). Oleh karena itu, bahan baku merupakan bagian yang sangat penting untuk menunjang berlangsungnya proses produksi.[3]

Dalam hal ini, yang harus diperhatikan adalah pasokan bahan baku. Karena ketersediaan bahan baku akan mempengaruhi kelancaran proses produksi, apabila terjadi kekurangan bahan baku akan menghambat proses produksi. Proses produksi yang lancar diharapkan dapat menghasilkan jumlah produk yang di butuhkan, dengan ketersediaan jumlah produk maka akan mempengaruhi penjualan. Tapi apabila proses produksi terhambat, produk yang dihasilkan pun akan terganggu, akibatnya produk jadi yang siap di jual menjadi tidak tersedia, pesanan-pesanan buyer menjadi tidak terpenuhi dan akibatnya tingkat penjualan menurun.

Setiap bagian dalam perusahaan dapat memandang persediaan dari berbagai sisi yang berbeda. Bagian pemasaran, misalnya menghendaki tingkat persediaan yang tinggi agar dapat melayani permintaan pelanggan sebaik mungkin. Bagian pembelian cenderung untuk membeli barang dalam jumlah yang besar dengan tujuan untuk memperoleh diskon sehingga harga per unit menjadi lebih rendah. Demikian juga bagian produksi, menghendaki tingkat persediaan yang besar untuk mencegah terhentinya produksi karena kekurangan bahan. Di pihak lain, bagian keuangan memilih untuk memiliki persediaan yang serendah mungkin agar dapat memperkecil investasi dalam persediaan dan biaya pergudangan.

4.    Kesediaan Tenaga Kerja

a.       Prinsip Ketenaga Kerjaan dalam Islam

Empat prinsip tenaga kerjaan dalam Islam[4] .

1)      Kemerdekaan manusia

Ajaran Islam yang direpresentasikan dengan aktivitas kesalehan sosial Rasulullah SAW dengan tegas mendeklarasikan sikap anti perbudakan untuk membangun tata kehidupan masyarakat yang toleran dan berkeadilan. Islam tidak mentolerir sistem perbudakan dengan alasan apa pun. Terlebih lagi adanya praktik jual-beli pekerja dan pengabaian hak-haknya yang sangat tidak menghargai nilai kemanusiaan. Kemerdekaan manusia yang dimaksud adalah menjaga agar seorang majikan tidak bertindak sewenang-wenang kepada pekerjanya karena seorang pekerja juga mempunyai hak asasi yang tidak dapat diganggu gugat. Dalam hal ini seorang yang mempunyai usaha akan dituntut untuk mempekerjakan seseorang dengan tidak merampas kemerdekaannya maksednya adalah tidak memaksakan seseorang untuk bekerja melampau batas kemampuaanya.

2)      Prinsip kemuliaan derajat manusia

Islam menetapkan setiap manusia apapun pekerjaannya dalam posisi yang terhormat karena Islam sangat mencintai seorng muslim yang gigih untuk kehidupannya. Allah SWT menegaskan dalam QS. Al-Jumu‟ah (62:10):

Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung[5].

Kemuliaan orang yang bekerja terletak pada kontribusinya bagi kemudahan orang lain yang mendapat jasa atau tenaganya. Salah satu hadis yang populer untuk menegaskan hal ini adalah “Sebaik-baik manusia di antara kamu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim).[6] Oleh karena itu apapun yang menjadi pekerjaan seseorang hendaklah saling menghargai dan menghormati terlebih lagi adalaha hubungan di antara para pengusaha dan juga para pekerja karena seorang pengusaha membutuhkan pekerja untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen dan seorang pekerja akan mendaptkan imbalan atas apa yang telah ia kerjakan.

3)      Prinsip keadilan

Keadilan penting bagi kehidupan manusia demi terciptanya penghormatan dan hak-hak yang layak sesuai dengan aktivitasnya. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Hadid (57:25) :

Artinya: Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa[7].

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT telah mengutus para Rasul dengan bukti yang nyata yakni hujah-hujah yang jelas dan akurat yang disampaikan melalui para malaikat, lafal alkitab dalam ayat tersebut sekalipun bentuknya mufrad tetapi makna yang dimaksud adalah jamak, yakni al-kutub (neraca) yang berarti keadilan. Keadilan yang dimaksud adalah sebuah perintah bagi manusia untuk berlaku adil bagi sesama, dengan menjunjung tinggi hak serta kewajiban yang dimiliki oleh orang lain. Lafazh selanjutnya yang bercerita tentang besi dan menolong agama Allah, Ibnu Abbas r.a memberikan penakwilannya orang-orang yang menolong agama Allah SWT padahal mereka tidak melihat-Nya sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa artinya Dia tidak memerlukan pertolongan siapa pun, akan tetapi perbuatan tersebut manfaatnya akan dirasakan sendiri oleh orang yang mengerjakannya.[8]

Prinsip keadilan disini berkaitan dengan keadilan yang dilakukan oleh pengusaha yang adil dalam hal memberikan konpesansi atas apa yang telah dilakukan oleh seorang pekerja, adil dalam memilih tenaga kerja yang cocok untuk untuk bidangya dan juga keadilan bisa dilihat dari segi pekerja yaitu pekerja harus melakukan kewajiban seorang pekerja yaitu memenuhi semua kewajiban yang ada dalam pejanjian kerja. Pekerja harus bersungguhsungguh mengerahkan kemampuannya sesuai dengan perjanjian kerja dengan efisiean dan jujur.

4)      Prinsip Kejelasan aqad (perjanjian) dan transaksi upah

Islam sangat memperhtikan masalah aqad, hal ini termasuk salah satu bagian terpenting dalam kehidupan perekonomian. Setiap orang beriman wajib untuk menunaikan apa yang telah diperjanjikan baik yang berkaitan dengan pekerjan, upah, waktu bekerja dan sebagainya.[9] Dalam hal ini perjanjin aqad diantara pekerja dan juga pengusaha haruslah jelas pekerjaan yang akan dilakukan oleh seorang pekerja dan juga besaran konpensasi atas pekerjaan yang telah dilakukan dan kapan pekerja itu akan menerim konpensasi itu. Dengan adanya kejelasan aqad ini maka diharapkan tidak tejadi permasalahan dikemudian hari. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-maidah ayat yang pertama,

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.[10]

D.      Tujuan Manajemen Operasional

Penerapan manajemen operasional ditujukan untuk mengatur penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Sumber daya yang dimaksud terdiri dari bahan mentah untuk produk, tenaga kerja, alat produksi, serta perlengkapan lainnya. 

Harapannya, proses produksi bisa berlangsung efektif dan efisien berkat sistem operasional yang tepat. Adapun secara rinci, manajemen operasional mempunyai lima tujuan sebagai berikut (Nurliza, 2017 dan Saretta, 2020):

1.       Efficiency

Salah satu tujuan yang paling penting adalah efisiensi. Peningkatan efisiensi dalam produksi digunakan untuk mencapai tujuan sesuai visi misi perusahaan tetapi saling berkelanjutan. Namun, selain memiliki visi dan misi, pengetahuan yang baik akan operasional sangatlah berguna. Tanpa pengetahuan yang baik, manajemen perusahaan tak akan mampu mencapai tujuan dengan seefisien mungkin.

  1. Productivity

Produktivitas perusahaan sangatlah penting. Manajemen operasi dan produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Tidak hanya itu, peningkatan produktivitas dalam bisnis juga dipengaruhi oleh sistem diterapkan. Ketika orang-orang dalam perusahaan berhasil menerapkan produktivitas yang baik, perusahaan dapat dikendalikan dengan baik sehingga dapat menghindari hal-hal yang kurang menguntungkan. Bahkan produktivitas dapat mempercepat tujuan akhir untuk memberikan manfaat dari segi tujuan.

  1. Economy

Menghemat biaya produksi barang atau jasa dalam perusahaan berpengaruh besar terhadap sisi ekonomis perusahaan. Seluruh kegiatan perusahaan tidak boleh lepas dari keuangan dan pengeluaran serta pendapatan yang dihasilkan selama periode tertentu.. Pembengkakan biaya produksi bisa berdampak besar terhadap sebuah perusahaan bahkan membuat perusahaan bangkrut. Karena itu, penerapan operasional yang tepat dapat membantu perusahaan melacak pengeluaran dan pendapatan sehingga terjadi keseimbangan ekonomis dalam bisnis.

  1. Quality

Tidak hanya pada ekonomi dan produktivitas, perusahaan diwajibkan untuk meningkatkan kualitas produk sesuai tujuan pasar dan produk yang sesuai. Perusahaan dapat menyelidiki dan melakukan serangkaian riset pasar untuk mencari tahu  apa yang sedang dibutuhkan oleh pasar. Tidak hanya itu. Dengan controlling atau mengawasi, produk yang dihasilkan diharapkan tetap konsisten dari segi kualitas. Produk yang memiliki kualitas tinggi mampu meningkatkan pendapatan dan kepercayaan dari pelanggan. 

  1. Reduced processing time

Inti dari tujuan ini adalah untuk mengurangi waktu dan proses produksi. Dalam produksi barang atau jasa, perusahaan pasti mempunyai waktu maksimum produksi. Sayangnya, kadang-kadang waktu yang digunakan tidak sesuai dan terjadi  hal-hal yang tidak menguntungkan bagi perusahaan. Oleh karena itu, hal ini sangat diperlukan untuk mengontrol waktu yang digunakan untuk produksi dan aktivitas lain. Tidak hanya itu, operasional yang akan dilaksanakan dengan baik akan bermanfaat untuk mengurangi waktu produksi yang mengakibatkan produk yang dihasilkan pun makin banyak.


BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Manajemen operasional ialah proses pencapaian tujuan organisasi melalui pengarahan dan pengendalian serangkaian kegiatan yang menggunakan sumber-sumber daya yang dimiliki untuk merubah input menjadi output barang dan jasa.

Manajemen ini merupakan sebuah perencanaan yang fokusnya pada kegiatan produksi. Tugasnya untuk memastikan proses produksi terjaga dan berjalan sebagaimana mestinya. Manajemen ini juga harus memastikan proses produksi terpelihara dan perkembangannya berjalan sesuai yang direncanakan.

Fungsi manajemen operasional perusahaan yaitu Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Pemasaran, Manajemen Operasi/Produksi, Manajemen Keuangan, dan Manajemen Informasi.

Manajemen operasi/produksi terdiri dari proses produksi, kapasitas produksi, ketersediaan produk dan ketersediaan tenaga kerja.

Ada lima tujuan manajemen operasional yaitu, peningkatan efisiensi, peningkatan efektivitas produksi, menekan biaya produksi, peningkatan kualitas produk, dan pengurangan waktu proses.

 


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Muhammad ath-Thayyar, Ensiklopedi Fiqh Muamalah dalam Pandangan 4 Mahzab, Terj. Miftahul Khairi, (Yogyakarta: Maktabah al-Hanif, 2009).

Agus Ahyari, Manajemen Produksi, Edisi 4, (Yogyakarta: BPFE, 1986).

Daft, Richard L, Manajemen, Edisi 6, (Jakarta: Salemba Empat, 2006).

Evans, J., & Collier, D, Management Operation, (UK: Prentince Hall, 2007).

Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya,  (Bandung: Pt. Sygma Examedia Arkenleema, 2013).

Heizer, Jay dan Barry Render, Manajemen Operasi Buku 1 Edisi 9, (Jakarta: Salemba Empat, 2009).

Herjanto, Eddy, Manajemen Operasi, (Jakarta: Grasindo, 2007).

Huda, Nurul, Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: Kencana, 2008).

Kusuma, Hendra, Manajemen Produksi, Perencanaan dan Pengendaliaan Produksi, (Yogyakarta: Andi, 2009).

Nurliza, Manajemen Produksi dan Operasi, (2017).

Pangestu Subagyo, Manajemen Operasi, (Yogyakarta: BPFE, 2000).

Prawirosentono Suyadi Prawirosentono, Manajemen Operasi-Analisis dan Studi Kasus. Edisi 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000).

Saretta, I. R, Manajemen Sumber Daya Manusia sebagai Upaya Mencapai Target Organisasi. Retrieved, (2019, Oktober 2020).  From: https://www.cermati.com/artikel/man jemen-sumber-daya-manusia-sebagaiupaya-mencapai-target-organisasi.

Yayat dan Acep Komara, Pengaruh Pasokan Bahan Baku Terhadap Proses Produksi dan Tingkat Penjualan Pada Industri Rotan Kabupaten Cirebon, Edunomic, Volume 1 / Januari 2013.

 



[1] Eddy Herjanto, Manajemen Operasi, Edisi Ketiga, , (Jakarta: Grafindo, 2015), h. 237.

[2] Eddy Herjanto, Manajemen Operasi, Edisi Ketiga, (Jakarta: Grafindo, 2015), h. 225.

[3] Yayat dan Acep Komara, Pengaruh Pasokan Bahan Baku Terhadap Proses Produksi dan Tingkat Penjualan Pada Industri Rotan Kabupaten Cirebon, Edunomic, Volume 1 / Januari 2013, h. 28.

[4] Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 157.

[5] Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya,  (Bandung: Pt. Sygma Examedia Arkenleema, 2013), h. 554.

[6] Thohir Luth, Antara Perut dan Etos Kerja, dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2001).

[7] Thohir Luth, Antara Perut dan Etos Kerja, dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 541.

[8] Abdullah bin Muhammad ath-Thayyar, Ensiklopedi Fiqh Muamalah dalam Pandangan 4 Mahzab, Terj. Miftahul Khairi, (Yogyakarta: Maktabah al-Hanif, 2009), h. 473.

[9] Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 160 .

[10] Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya,  (Bandung: Pt. Sygma Examedia Arkenleema, 2013), h. 334.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH STRATEGI KEWIRAUSAHAAN