MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL PERUSAHAAN
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
MANAJEMEN OPERASIONAL PERUSAHAAN
by: Ahmad Efendy
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tidak
dapat disangkal jika menjalankan sebuah bisnis bukanlah suatu perkara yang
sepele. Tanpa memiliki kemampuan leadership dan manajemen
yang mumpuni, seorang pebisnis tidak akan bisa membuat usaha senantiasa menghasilkan
keuntungan. Pasalnya, sebuah bisnis tentu terdiri dari beragam komponen yang
kesemuanya harus diawasi dengan akurat agar dapat menjalankan tugasnya dengan
efektif.
Bahkan,
di sebuah bidang bisnis atau perusahaan yang sudah cukup besar, divisi manajemen
memiliki andil yang cukup penting. Tak sedikit perusahaan dan bisnis yang
memecah divisi manajemen ini menjadi beberapa bagian yang mengatur satu hal
spesifik saja. Salah satu contohnya yang paling sering ada dalam sebuah
perusahaan adalah manajemen operasional.
Percaya
atau tidak, sebuah perusahaan tidak akan mendapatkan kesuksesan atau keuntungan
berlimpah tanpa memiliki manajemen operasional yang baik. Penyebab utamanya
karena manajemen operasional berfungsi sebagai pengelola dari segala hal yang
berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan.
Saking
pentingnya, perusahaan tidak akan bisa mengambil keputusan bisnis terbaik jika
manajemen operasionalnya tidak bekerja optimal. Mengetahui hal tersebut,
pebisnis wajib tahu tentang apa itu manajemen operasional dan tujuannya. Untuk
itu, pemakalah akan menjelaskan tentang mnajemen operasional perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manajemen Operasional Perusahaan
Berikut ini adalah definisi yang dikemukakan oleh ahli tentang manajemen operasional, antara lain:
1. Menurut heizer dan Rander, manajemen operasional adalah sebuah rangkaian yang menghasilkan sebuah nilai dalam bentuk barang maupun jasa dengan merubah suatu input menjadi output.
2. Herjanto menyatakan bahwa manajemen operasioanal merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa dan kombinasinya, melalui tranformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan.
3. Daft mengatakan manajemen operasional adalah suatu bidang manajemen yang menghususkan pada suatu produksi barang, serta menggunakan alat dan teknik khusus untuk memecahkan masalah produksi.
4. Manajemen operasional adalah sebuah ilmu dan seni untuk memastikan bahwa suatu barang dan jasa diciptakan dan berhasil dikirim ke suatu pelanggan (Evans dan Collin, 2017).
5. Manajemen operasional merupakan suatu penerapan ilmu manajemen untuk mengatur suatu kegiatan produksi atau operai agar bisa dilakukan secara efisien (Subagyo, 2020).
6. Manajemen operasional adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dari urutan berbagai kegiatan (set of activies) untuk membuat barang (produk) yang berasal dari bahan baku dan bahan penolong lain (Prawirosentono, 2000).
Berdasarkan
definisi manajemen operasional menurut para ahli di atas, dapat di simpulkan
bahwa manajemen operasional ialah proses pencapaian tujuan organisasi melalui
pengarahan dan pengendalian serangkaian kegiatan yang menggunakan sumber-sumber
daya yang dimiliki untuk merubah input menjadi output barang dan jasa.
B.
Fungsi Manajemen Operasinal Perusahaan
Ahli manajemen J. Heizer
dan B. Render mendefinisikan manajemen operasional sebagai bentuk pengelolaan
menyeluruh dan optimal pada aspek tenaga kerja, barang-barang (mesin,
peralatan, dan bahan mentah), atau faktor produksi lain yang bisa dijadikan
produk barang dan jasa yang lazim diperdagangkan. Kemudian di dalam fungsi manajemen
operasional ada 5 hal yaitu:
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia
adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh sumber daya
manusia yang terbaik bagi bisnis yang kita jalankan dan bagaimana sumber daya
manusia yang terbaik tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerja bersama kita
dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan ataupun bertambah.
2. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran
adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha
untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh konsumen, dana
bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan.
3. Manajemen Operasi/Produksi
Manajemen produksi adalah
penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai
dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik
produksi yang seefisien mungkin, dari mulai pilihan lokasi produksi hingga
produk akhir yang dihasilkan dalam proses produksi
4. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah
kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk
memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara
ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit. Tugas manajemen keuangan diantaranya
merencanakan dari mana pembiayaan bisnis diperoleh, dan dengan cara bagaimana
modal yang telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan bisnis yang
dijalankan.
5. Manajemen Informasi
Manajemen informasi
adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha
memastikan bahwa bisnis yang dijalankan tetap mampu untuk terus bertahan dalam
jangka panjang. Untuk memastikan itu manajemen informasi bertugas untuk
menyediakan seluruh informasi yang terkait dengan kegiatan perusahaan baik
informasi internal maupun eksternal, yang dapat mendorong kegiatan bisnis yang
dijalankan tetap mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.
C.
Manajemen Operasi/Produksi
1. Proses Produksi
Proses
produksi adalah merupakan suatu cara, metode maupun teknik bagaimana kegiatan
penciptaan faedah baru atau penambahan faedah tersebut dilaksanakan (Ahyari,
1986:11). Ini dapat diartikan bahwa proses produksi adalah langkah atau tahap
dari kegiatan untuk membuat suatu input menjadi output yang mempunyai nilai
tambah.
a. Jenis Proses Produksi
Jenis
proses produksi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu jenis proses produksi ditinjau
dari segi wujud proses produksi, jenis proses produksi ditinjau dari segi arus
proses produksi dan jenis proses produksi jika ditinjau dari segi keutamaan
(Ahyari, 1986:62).
1)
Jenis
proses produksi berdasarkan wujud proses produksi.
Jika
dilihat dari wujud proses produksinya, proses produksi dapat dikategorikan
menjadi 4 jenis (Ahyari, 1986:62).
a)
Proses
Produksi Kimiawi.
Yaitu
suatu proses produksi yang di dalam pelaksanaannya dibutuhkan proses analisis
atau sintesa serta senyawa kimia. Proses produksi yang seperti ini biasa
digunakan oleh perusahaan yang sifat produknya membutuhkan adanya
perubahan-perubahan kimiawi dalam pelaksaan proses produksinya.
b)
Proses
Produksi Perubahan Bentuk
Proses
produksi perubahan bentuk merupakan proses produksi yang di dalam proses
produksinya terdapat proses perubahan bentuk dari suatu input menjadi ouput.
Dengan adanya proses perubahan bentuk dari input, maka akan didapatkan
penambahan manfaat atau nilai apabila dibandingkan dengan input semula.
c)
Proses
Produksi Assembling.
Proses
produksi assembling merupakan proses produksi yang di dalam proses produksinya
lebih memprioritaskan pada proses perakitan (assembling) dari komponen-komponen
suatu produk. Komponenkomponen tersebut bisa hasil dari produksi oleh
perusahaan yang bersangkutan atau membeli dari perusahaan lain.
d)
Proses
Produksi Transportasi.
Proses
produksi transportasi merupakan suatu proses produksi dengan cara menciptakan
jasa pemindahan barang ataupun manusia. Dengan adanya jasa pemindahan barang
atau manusia yang bersangkutan akan mempunyai nilai kegunaan atau merasakan
manfaatnya.
e)
Proses
Produksi Penciptaan Jasa Adsmnistrasi Proses produksi penciptaan jasa
administrasi adalah suatu proses produksi yang memberikan jasa administrasi
kepada perusahaan atau lembag lain yang memerlukannya. Perusahaan semacam ini
pada umunya memberi metode penyusunan, penyimpanan dan penyajian data informasi
untuk perusahaan lain yang memerlukan.
2)
Jenis
proses produksi ditinjau dari segi arus proses produksi.
Yang
dimaksud arus proses produksi dalam hal ini yaitu aliran proses produksi mulai
dari input hingga menjadi output. Aliran proses tersebut adalah urutan
pekerjaan yang dilaksanakan dalam proses produksi mulai dari masuknya bahan
baku hingga menjadi produk akhir. Aliran proses ini sangat diperlukan adanya
pengamtan dan analisislebih lanjut untuk sebagai landasan beberapa kebijakan
yang akan digunakan perusahaan tersebut. Contohnya, aliran proses digunakan
untuk menyusun tata letak fasilitas produksi yang akan digunakan dalam proses
produksi perusahaan itu sendiri. Ditinjau dari segi arus proses produksinya,
proses produksi perusahaan dapat dipisahkan menjadi 2 (Ahyari, 1986:67).
a)
Proses
produksi terus menerus
Proses
produksi terus menerus pada umunya disebut proses produksi continuous. Pada
proses produksi ini terdapat pola atau urutan proses yang tidak berubah-ubah
dalam proses produksinya. Pola proses produksi ini akan selalu sama dari waktu
ke waktu. Pada umunya produk yang dihasilkan berupa produk yang standar, dimana
variasi produknya relatif kecil bila dibandingkan dengan hasil produksinya.
b)
Proses
produksi terputu-putus
Proses
produksi terus menerus biasa disebut juga dengan proses produksi intermittent.
Dimana dalam proses produksinya teradapat beberapa pola atau urutan proses
produksi. Pola proses produksi yang digunakan biasanya tidak selalu sama atau
berubah-ubah. Variasi produk yang dihasilkan proses produksi ini relatif besar
atau banyak bila dibandingkan dengan jumlah produksi yang dihasilkan.
3)
Jenis
proses produksi ditinjau dari segi keutamaan proses produksi.
Agar
proses produksi berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang optimal, maka
diperlukan pengawasan proses yang baik pula. Untuk memudahkan proses pengawasan
tersebut, pada umunya sebuah perusahaan akan memisahkan jenis proses produksi
yang didasarkan pada keutamaan prosesnya. Hal ini sangat diperlukan karena
adanya perbedaan kompleksitas dari proses produksinya. Atas dasar keutamaan
proses ini, maka proses produksi dapat dipilah menjadi 2, yaitu proses produksi
utama dan proses produksi bukan utama (Ahyari, 1986:71). Yang termasuk dalam
proses produksi utama adalah sebagai berikut:
a)
Proses
produksi terus menerus
Pada
proses produksi ini, memiliki kesamaan dengan proses produksi terus menerus
yang dintaju dari segi arus proses, yaitu arus atau aliran proses produksi yang
sama namun dibutuhkan pengawasan ekstra.
b)
Proses
produksi terputus-putus
Sama
halnya dengan proses produksi terputus-putus jika ditinjau dari segi arus
proses produksi, namun di dalam proses terdapat beberapa hal yang menjadi
perhatian khusus, sehingga diperlukan pengawasan yang lebih dari sekedar arus
proses saja.
c)
Proses
Produksi proses.
Proses
produksi proses merupakan proses produksi yang dalam pengolahan bahan baku
hingga menjadi produk akhir mengalami proses persenyawaan atau pemecahan.
Pelaksanaan proses produksi semacam ini akan ditentukan oleh sifat dari bahan
baku atau bahan pembantu yang dipergunakan pada proses produksi tersebut.
Misalnya, pabrik gula tebu, pabrik minyak bumi, dan lain sebagainya.
d)
Proses
produksi prses yang sama.
Proses
produksi ini terdapat beberapa arus dan proses produksi yang sama, namun produk
yang dihasilkan berbeda-beda. Misalnya perusahaan sepatu, perusahaan percetakan
dan lain sebagainya.
e)
Proses
produksi proyek khusus
Proses
produksi proyek khusus merupakan proses produksi yang digunakan karena adanya
beberapa program atau kepentingan yang khusus. Pada umumnya proses produksi
seperti ini dilaksanakan jika ada permintaan yang sifatnya khusus. Jika proses
produksi dalam program yang khusus sudah selesai, maka selesai juga proses
produksi tersebut.
f)
Proses
produksi industri berat
Proses
produksi industri berat ini tidak termasuk dalam berbagai proses produksi di
atas yang dikarenakan proses produksi tersebut memiliki aktivitas yang sangat
kompleks. Pada umunya proses produksi ini akan dipecah menjadi berbagai sub
proses yang nantinya akan dilakukan perakitan sub-sub proses yang ada dalam
proses produksi itu sendiri. Dari sub-sub proses tersebut dapat menggunakan
proses produksi yang berbeda-beda, tegantung dari sifat dan jenis dari produk
yang diproses.
Meskipun
beberapa proses produksi di atas memiliki keutamaan, bukan berarti proses
produksi bukan utama menjadi tidak penting, melainkan proses produksi bukan
utama menjadi proses produksi penunjang bagi perkembangan perusahaan yang
bersangkutan. Adapun proses produksi bukan utama sebagai berikut:
a)
Penelitian.
Untuk
meningkatkan kualitas dan daya gna dari sebuah produk, sebuah penelitian
sangatlah diperlukan. Pada umunya penelitian ini dilakukan di laboratrium perusahaan
itu sendiri. Dengan adanya penelitian ini, sebuah produk akan diketahui
keunggulan dan kelemahan, sehingga membantu perusahaan tersebut untuk terus
mengembangkan kualitas dan kegunaan dari produk tersebut.
b)
Model.
Sebelum
sebuah produk diproduksi secara massal, biasanya sebuah perusahaan akan membuat
model dari produk tersebut terlebih dahulu. Pada umumnya bentuk dari model sama
dengan bentuk produk yang sesungguhnya, namun terkadang ukuran model ini tidak
selalu sama dengan ukuran dari produk yang sebenarnya.
c)
Prototype.
Sebelum
perusahaan memproduksi secara massal produknya, umunya akan membuat prototype
terlebih dahulu untuk dilakukan evaluasi, pengamatan, menganalisis kelebihan
dan kekurangan dari produk tersebut. Prototype ini diproduksi sesuai bentuk dan
ukuran dari produk yang sebenarnya.
d)
Percobaan.
Proses
produksi ini dilaksanakan dalam rangka mengadakan percobaan terhadap seluruh
peralatan dan fasilitas yang akan digunakan dalam proses produksi skala besar.
Bukan pada produknya yang dilakukan percobaan.
e)
Demonstrasi.
Proses
produksi semacam ini dilakasanakan oleh perusahaan untuk memperlihatkan proses
produksi dalam skala kecil kepada masyarakat umum. Diharapkan dengan adanya
proses produksi demonstrasi, masyarakat akan mengetahui dan tertarik pada
produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
4)
Jenis
proses produksi ditinjau dari penyelesaian proses produksi.
Proses
produksi dalam sebuah perusahaan dapat dipisahkan jenisnya berdasarkan
penyelesaian proses produksi itu sendiri. Dengan tujuan untuk mengadakan
pengendalian kualitas dari proses produksi. Jenis proses produksi ini dibagi
menjadi 5 proses produksi (Ahyari, 1986:85), yaitu:
a)
Proses
Produksi type A.
Proses
produksi ini merupakan suatu proses produksi yang proses pemeriksaan pada
setiap tahap proses produksinya dapat dilakukan dengan mudah. Sehingga
pengendalian proses bisa dilakukan pada setiap tahap proses produksinya.
b)
Proses
Produksi type B.
Proses
produksi type B yaitu proses produksi yang dalam penyelesaian proses produksinya
terdapat keterkaitan antara beberapa tahap proses. Sehingga pada proses
produksi semacam ini pemeriksaan hanya dapat dilakukan pada tahap tertentu.
c)
Proses
Produksi type C.
Proses
produksi ini merupakan proses produksi yang di dalamnya terdapat proses perakitan
atau penggabungan beberapa komponen pembangun hingga menjadi produk akhir.
d)
Proses
Produksi type D.
Proses
produksi ini merupakan suatu proses produksi dimana dalam pelaksanaan proses
produksinya menggunakan mesin atau peralatan produksi otomatis. Mesin yang
digunakan dalam proses tersebut pada umunya sudah dilengkapi dengan peralatan
khusus untuk melakukan pengendalian proses produksi tersebut.
e)
Proses
Produksi type E.
Proses
produksi type E merupakan proses produksi dari perusahaanperusahaan yang bergerak
di bidang perdagangan dan jasa. Proses produksi ini berbeda dengan perusahaan
manufaktur sehingga dalam pengendalian proses produksinya juga berbeda dengan
pnegendalian proses yang terdapat pada perusahaan manufaktur.
2. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi
merupakan hasil produksi maksimum yang dapat diproduksi atau dihasilkan dalam
satuan waktu tertentu (Kusuma, 2009). Pengertian kapasitas mempunyai tiga persepektif
adalah (Kusuma, 2009):
a. Kapasitas desain Menunjukan output
maksimal pada kondisi ideal di mana tidak terdapat konflik penjadwalan, tidak
ada produk yang cacat dan perawatan yang rutin.
b. Kapasitas Efektif Menunjukan output
maksimal pada tingkat operasi tertentu. Pada umumnya kapasitas efektif lebih
rendah daripada kapasitas desain.
c. Kapasitas aktual Menunjukkan output nyata
yang dapat dihasilkan oleh fasilitas produksi. Kapasitas aktual sedapat mungkin
harus diusahakan sama dengan kapasitas efektif.
Perencanaan produksi
adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai manusia, material
dan modal yang diperlukan untuk memproduksi produk pada suatu priode tertentu
di masa depan sesuai dengan yang diperkirakan atau peramalan (Lengkey T, Kawet
L, Palandeng I, 2014). Misi perusahaan industri adalah untuk memenuhi konsumen
dengan memproduksi barang yang sesuai dengan kebutuhan konsumen (Tim Dosen
Teknik Industri, 2014). Perencanaan produksi dalam suatu perusahaan dapat
dibedakan menurut jangka waktu yaitu (Kusuma, 2009):
a. Perencanaan produksi jangka pendek
(Perencanaan Operasional) adalah penentuan kegiatan produksi yang akan
dilakukan dalam jangka waktu satu tahun mendatang atau kurang, dengan tujuan
untuk mengatur penggunaan tenaga kerja, persediaan bahan baku dan fasilitas
produksi yang dimiliki perusahaan pabrik.
b. Perencanaan produksi jangka panjang adalah
penentuan tingkat kegiatan produksi lebih dari satu tahun. Biasanya sampai
dengan lima tahun yang akan datang. Perencanaan produksi jangka panjang melihat
isu yang penting berupa fasilitas yang akan dibangun, jenis mesin yang akan
dibeli atau produk yang akan dibuat.
Tujuan dari perencanaan
kapasitas produksi adalah (Kusuma, 2009):
a. Meramalkan permintaan produksi yang
ditanyakan dalam jumlah produk sebagai fungsi dari waktu.
b. Menetapkan jumlah saat pemesanan bahan
baku serta komponen secara ekonomis dan terpadu.
c. Menetapkan keseimbangan antara kebutuhan
produksi, teknik pemenuhan pesanan serta memonitor tingkat persediaan produk
jadi setiap saat. Membandingkan dengan rencana persediaan dan melakukan revisi
atas rencana produksi yang ditentukan.
d. Membuat jadwal produksi, penugasan,
pembebanan mesin dan tenaga kerja yang terperinci sesuai dengan ketersediaan
kapasitas dan fluktuasi permintaan pada suatu priode tertentu.
3. Kesediaan Bahan
Persediaan adalah bahan atau barang yang
disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk
digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau
untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa
bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi ataupun suku
cadang. Bisa dikatakan tidak ada perusahaan yang beroperasi tanpa persediaan,
meskipun sebenarnya persediaan hanyalah suatu sumber dana yang menganggur,
karena sebelum persediaan digunakan berarti dana yang terikat di dalamnya tidak
dapat digunakan untuk keperluan lain. Begitu pentingnya persediaan ini sehingga
para kuntan memasukkannya dalam neraca sebagai salah satu pos aktiva lancar.[1]
Sebagai salah satu aset penting dalam
perusahaan karena biasanya mempunyai nilai yang cukup besar serta mempunyai
pengaruh terhadap besar kecilnya biaya operasi perencanaan dan pengendalian
persediaan merupakan suatu kegiatan penting yang mendapat perhatian khusus dari
manajemen perusahaan.[2]
Kaitannya dengan fungsi produksi dalam
perusahaan industri , bahan baku merupakan salah satu subsistem masukan (input
subsystem) yang akan diproses dengan subsistem lainnya (tenaga kerja, modal,
mesin, dll) menjadi sebuah keluaran (output). Oleh karena itu, bahan baku
merupakan bagian yang sangat penting untuk menunjang berlangsungnya proses
produksi.[3]
Dalam hal ini, yang harus diperhatikan
adalah pasokan bahan baku. Karena ketersediaan bahan baku akan mempengaruhi
kelancaran proses produksi, apabila terjadi kekurangan bahan baku akan
menghambat proses produksi. Proses produksi yang lancar diharapkan dapat
menghasilkan jumlah produk yang di butuhkan, dengan ketersediaan jumlah produk
maka akan mempengaruhi penjualan. Tapi apabila proses produksi terhambat, produk
yang dihasilkan pun akan terganggu, akibatnya produk jadi yang siap di jual
menjadi tidak tersedia, pesanan-pesanan buyer menjadi tidak terpenuhi dan akibatnya
tingkat penjualan menurun.
Setiap bagian dalam perusahaan dapat
memandang persediaan dari berbagai sisi yang berbeda. Bagian pemasaran,
misalnya menghendaki tingkat persediaan yang tinggi agar dapat melayani
permintaan pelanggan sebaik mungkin. Bagian pembelian cenderung untuk membeli
barang dalam jumlah yang besar dengan tujuan untuk memperoleh diskon sehingga
harga per unit menjadi lebih rendah. Demikian juga bagian produksi, menghendaki
tingkat persediaan yang besar untuk mencegah terhentinya produksi karena
kekurangan bahan. Di pihak lain, bagian keuangan memilih untuk memiliki
persediaan yang serendah mungkin agar dapat memperkecil investasi dalam persediaan
dan biaya pergudangan.
4. Kesediaan Tenaga Kerja
a. Prinsip Ketenaga Kerjaan dalam Islam
Empat prinsip tenaga
kerjaan dalam Islam[4]
.
1) Kemerdekaan manusia
Ajaran
Islam yang direpresentasikan dengan aktivitas kesalehan sosial Rasulullah SAW
dengan tegas mendeklarasikan sikap anti perbudakan untuk membangun tata
kehidupan masyarakat yang toleran dan berkeadilan. Islam tidak mentolerir
sistem perbudakan dengan alasan apa pun. Terlebih lagi adanya praktik jual-beli
pekerja dan pengabaian hak-haknya yang sangat tidak menghargai nilai
kemanusiaan. Kemerdekaan manusia yang dimaksud adalah menjaga agar seorang
majikan tidak bertindak sewenang-wenang kepada pekerjanya karena seorang
pekerja juga mempunyai hak asasi yang tidak dapat diganggu gugat. Dalam hal ini
seorang yang mempunyai usaha akan dituntut untuk mempekerjakan seseorang dengan
tidak merampas kemerdekaannya maksednya adalah tidak memaksakan seseorang untuk
bekerja melampau batas kemampuaanya.
2) Prinsip kemuliaan derajat manusia
Islam
menetapkan setiap manusia apapun pekerjaannya dalam posisi yang terhormat
karena Islam sangat mencintai seorng muslim yang gigih untuk kehidupannya.
Allah SWT menegaskan dalam QS. Al-Jumu‟ah (62:10):
Artinya: Apabila telah
ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung[5].
Kemuliaan
orang yang bekerja terletak pada kontribusinya bagi kemudahan orang lain yang mendapat
jasa atau tenaganya. Salah satu hadis yang populer untuk menegaskan hal ini
adalah “Sebaik-baik manusia di antara kamu adalah yang paling banyak manfaatnya
bagi orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim).[6]
Oleh karena itu apapun yang menjadi pekerjaan seseorang hendaklah saling
menghargai dan menghormati terlebih lagi adalaha hubungan di antara para
pengusaha dan juga para pekerja karena seorang pengusaha membutuhkan pekerja
untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen dan seorang pekerja akan
mendaptkan imbalan atas apa yang telah ia kerjakan.
3) Prinsip keadilan
Keadilan
penting bagi kehidupan manusia demi terciptanya penghormatan dan hak-hak yang
layak sesuai dengan aktivitasnya. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat
Al-Hadid (57:25) :
Artinya:
Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti
yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al kitab dan neraca
(keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan Kami ciptakan besi
yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia,
(supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang
menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak dilihatnya.
Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa[7].
Ayat
tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT telah mengutus para Rasul dengan bukti
yang nyata yakni hujah-hujah yang jelas dan akurat yang disampaikan melalui
para malaikat, lafal alkitab dalam ayat tersebut sekalipun bentuknya mufrad
tetapi makna yang dimaksud adalah jamak, yakni al-kutub (neraca) yang berarti
keadilan. Keadilan yang dimaksud adalah sebuah perintah bagi manusia untuk
berlaku adil bagi sesama, dengan menjunjung tinggi hak serta kewajiban yang
dimiliki oleh orang lain. Lafazh selanjutnya yang bercerita tentang besi dan
menolong agama Allah, Ibnu Abbas r.a memberikan penakwilannya orang-orang yang
menolong agama Allah SWT padahal mereka tidak melihat-Nya sesungguhnya Allah
Maha Kuat lagi Maha Perkasa artinya Dia tidak memerlukan pertolongan siapa pun,
akan tetapi perbuatan tersebut manfaatnya akan dirasakan sendiri oleh orang
yang mengerjakannya.[8]
Prinsip
keadilan disini berkaitan dengan keadilan yang dilakukan oleh pengusaha yang
adil dalam hal memberikan konpesansi atas apa yang telah dilakukan oleh seorang
pekerja, adil dalam memilih tenaga kerja yang cocok untuk untuk bidangya dan
juga keadilan bisa dilihat dari segi pekerja yaitu pekerja harus melakukan
kewajiban seorang pekerja yaitu memenuhi semua kewajiban yang ada dalam
pejanjian kerja. Pekerja harus bersungguhsungguh mengerahkan kemampuannya
sesuai dengan perjanjian kerja dengan efisiean dan jujur.
4) Prinsip Kejelasan aqad (perjanjian) dan
transaksi upah
Islam
sangat memperhtikan masalah aqad, hal ini termasuk salah satu bagian terpenting
dalam kehidupan perekonomian. Setiap orang beriman wajib untuk menunaikan apa
yang telah diperjanjikan baik yang berkaitan dengan pekerjan, upah, waktu
bekerja dan sebagainya.[9]
Dalam hal ini perjanjin aqad diantara pekerja dan juga pengusaha haruslah jelas
pekerjaan yang akan dilakukan oleh seorang pekerja dan juga besaran konpensasi
atas pekerjaan yang telah dilakukan dan kapan pekerja itu akan menerim
konpensasi itu. Dengan adanya kejelasan aqad ini maka diharapkan tidak tejadi
permasalahan dikemudian hari. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat
Al-maidah ayat yang pertama,
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu
binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu)
dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.[10]
D. Tujuan Manajemen Operasional
Penerapan manajemen operasional ditujukan untuk
mengatur penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Sumber daya yang
dimaksud terdiri dari bahan mentah untuk produk, tenaga kerja, alat produksi,
serta perlengkapan lainnya.
Harapannya,
proses produksi bisa berlangsung efektif dan efisien berkat sistem operasional
yang tepat. Adapun secara rinci, manajemen
operasional mempunyai lima tujuan sebagai berikut (Nurliza, 2017 dan
Saretta, 2020):
1. Efficiency
Salah
satu tujuan yang paling penting adalah efisiensi. Peningkatan efisiensi dalam
produksi digunakan untuk mencapai tujuan sesuai visi misi perusahaan tetapi
saling berkelanjutan. Namun, selain memiliki visi dan misi, pengetahuan yang
baik akan operasional sangatlah berguna. Tanpa pengetahuan yang baik, manajemen
perusahaan tak akan mampu mencapai tujuan dengan seefisien mungkin.
- Productivity
Produktivitas perusahaan
sangatlah penting. Manajemen operasi dan produksi yang digunakan untuk
menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh
konsumen. Tidak hanya itu, peningkatan produktivitas dalam bisnis juga dipengaruhi
oleh sistem diterapkan. Ketika orang-orang dalam perusahaan berhasil menerapkan
produktivitas yang baik, perusahaan dapat dikendalikan dengan baik sehingga
dapat menghindari hal-hal yang kurang menguntungkan. Bahkan produktivitas dapat
mempercepat tujuan akhir untuk memberikan manfaat dari segi tujuan.
- Economy
Menghemat biaya produksi barang atau
jasa dalam perusahaan berpengaruh besar terhadap sisi ekonomis perusahaan.
Seluruh kegiatan perusahaan tidak boleh lepas dari keuangan dan pengeluaran
serta pendapatan yang dihasilkan selama periode tertentu.. Pembengkakan biaya
produksi bisa berdampak besar terhadap sebuah perusahaan bahkan membuat
perusahaan bangkrut. Karena itu, penerapan operasional yang tepat dapat
membantu perusahaan melacak pengeluaran dan pendapatan sehingga terjadi
keseimbangan ekonomis dalam bisnis.
- Quality
Tidak hanya pada ekonomi
dan produktivitas, perusahaan diwajibkan untuk meningkatkan kualitas produk
sesuai tujuan pasar dan produk yang sesuai. Perusahaan dapat menyelidiki dan
melakukan serangkaian riset pasar untuk mencari tahu apa yang sedang
dibutuhkan oleh pasar. Tidak hanya itu. Dengan controlling atau mengawasi,
produk yang dihasilkan diharapkan tetap konsisten dari segi kualitas. Produk
yang memiliki kualitas tinggi mampu meningkatkan pendapatan dan kepercayaan
dari pelanggan.
- Reduced
processing time
Inti dari tujuan ini adalah untuk
mengurangi waktu dan proses produksi. Dalam produksi barang atau jasa,
perusahaan pasti mempunyai waktu maksimum produksi. Sayangnya, kadang-kadang
waktu yang digunakan tidak sesuai dan terjadi hal-hal yang tidak
menguntungkan bagi perusahaan. Oleh karena itu, hal ini sangat diperlukan untuk
mengontrol waktu yang digunakan untuk produksi dan aktivitas lain. Tidak hanya
itu, operasional yang akan dilaksanakan dengan baik akan bermanfaat untuk
mengurangi waktu produksi
yang mengakibatkan produk yang dihasilkan pun makin banyak.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manajemen
operasional ialah proses pencapaian tujuan organisasi melalui pengarahan dan
pengendalian serangkaian kegiatan yang menggunakan sumber-sumber daya yang
dimiliki untuk merubah input menjadi output barang dan jasa.
Manajemen ini merupakan
sebuah perencanaan yang fokusnya pada kegiatan produksi. Tugasnya untuk memastikan
proses produksi terjaga dan berjalan sebagaimana mestinya. Manajemen ini juga
harus memastikan proses produksi terpelihara dan perkembangannya berjalan
sesuai yang direncanakan.
Fungsi manajemen operasional
perusahaan yaitu Manajemen Sumber
Daya Manusia, Manajemen Pemasaran, Manajemen Operasi/Produksi, Manajemen
Keuangan, dan Manajemen Informasi.
Manajemen
operasi/produksi terdiri dari proses produksi, kapasitas produksi, ketersediaan
produk dan ketersediaan tenaga kerja.
Ada
lima tujuan manajemen operasional yaitu, peningkatan efisiensi, peningkatan
efektivitas produksi, menekan biaya produksi, peningkatan kualitas produk, dan
pengurangan waktu proses.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Muhammad
ath-Thayyar, Ensiklopedi Fiqh Muamalah
dalam Pandangan 4 Mahzab, Terj. Miftahul Khairi, (Yogyakarta: Maktabah
al-Hanif, 2009).
Agus Ahyari, Manajemen Produksi, Edisi 4,
(Yogyakarta: BPFE, 1986).
Daft, Richard L, Manajemen, Edisi 6, (Jakarta: Salemba
Empat, 2006).
Evans, J., & Collier,
D, Management Operation, (UK:
Prentince Hall, 2007).
Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, (Bandung: Pt. Sygma Examedia Arkenleema, 2013).
Heizer, Jay dan Barry
Render, Manajemen Operasi Buku 1
Edisi 9, (Jakarta: Salemba Empat, 2009).
Herjanto, Eddy, Manajemen Operasi, (Jakarta: Grasindo,
2007).
Huda, Nurul, Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: Kencana,
2008).
Kusuma, Hendra, Manajemen Produksi, Perencanaan dan Pengendaliaan Produksi, (Yogyakarta: Andi, 2009).
Nurliza, Manajemen Produksi dan Operasi, (2017).
Pangestu Subagyo, Manajemen Operasi, (Yogyakarta: BPFE, 2000).
Prawirosentono Suyadi
Prawirosentono, Manajemen Operasi-Analisis
dan Studi Kasus. Edisi 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000).
Saretta, I. R, Manajemen
Sumber Daya Manusia sebagai Upaya Mencapai Target Organisasi. Retrieved, (2019,
Oktober 2020). From:
https://www.cermati.com/artikel/man jemen-sumber-daya-manusia-sebagaiupaya-mencapai-target-organisasi.
Yayat dan Acep Komara, Pengaruh Pasokan Bahan Baku Terhadap Proses
Produksi dan Tingkat Penjualan Pada Industri Rotan Kabupaten Cirebon, Edunomic,
Volume 1 / Januari 2013.
[1] Eddy Herjanto, Manajemen Operasi, Edisi Ketiga, ,
(Jakarta: Grafindo, 2015), h. 237.
[2] Eddy Herjanto, Manajemen Operasi, Edisi Ketiga,
(Jakarta: Grafindo, 2015), h. 225.
[3] Yayat dan Acep Komara, Pengaruh Pasokan Bahan Baku Terhadap Proses
Produksi dan Tingkat Penjualan Pada Industri Rotan Kabupaten Cirebon, Edunomic,
Volume 1 / Januari 2013, h. 28.
[4] Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: Kencana,
2008), h. 157.
[5] Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, (Bandung: Pt. Sygma Examedia Arkenleema,
2013), h. 554.
[6] Thohir Luth, Antara Perut dan Etos Kerja, dalam
Perspektif Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2001).
[7] Thohir Luth, Antara Perut dan Etos Kerja, dalam
Perspektif Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 541.
[8] Abdullah bin Muhammad
ath-Thayyar, Ensiklopedi Fiqh Muamalah
dalam Pandangan 4 Mahzab, Terj. Miftahul Khairi, (Yogyakarta: Maktabah
al-Hanif, 2009), h. 473.
[9] Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: Kencana,
2008), h. 160 .
[10] Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, (Bandung: Pt. Sygma Examedia Arkenleema,
2013), h. 334.
Komentar
Posting Komentar