MAKALAH TATA KELOLA KEUANGAN USAHA
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
TATA KELOLA KEUANGAN USAHA
By: Syafri Muda Hrp
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai hal yang
dapat dilakukan manusia untuk menghasilkan pendapatannya, beragam aktivitas
yang dapat dilakukan seperti melakukan aktivitas usaha perdagangan dan
penyedian jasa. Memang muncul koptasi ditengah masyarakat sangat sulit bagi
mereka untuk mendapatkan lapangan pekerjaan, persoalan-persoalan modal yang
dimiliki yang menjadi pemicu munculnya gap pemisah sehingga menimbulkan apatis,
Dalam Al-Quran Surat
At-Taubah ayat 105 yang artinya : “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada
kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Pepatah orang tua
kita yang disampaiakn turun temurun dari dahulu “tidak ada sesuatu hal yang
sulit jika dikerjakan dengan ketulusan” makna pepatah tersebut sebagai
penyemangat bagi manusia untuk melakukan suatu usaha apa pun. Dari makna
pepatah diatas bagi dunia usaha menjadi barang yang sangat berharga bagi orang
yang memahaminya, sesungguhnya perusahaan besar dan kecil pada kenyataannya
adalah sama, sama membutuhkan proses dari dasar untuk tumbuh, dibutuhkan jiwa
kewirausahaan dan entrepreneurship yang layak untuk melihat, memahami setiap
potensi dan kesempatan yang ada.
Riwayat
HR al-Bukhari dan Muslim; "Sungguh seorang dari
kalian yang memanggul kayu bakar dengan punggungnya lebih baik baginya daripada
dia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberinya atau
menolaknya."
Untuk memulai usaha
memang dihadapkan dengan pesoalan ketersediaan modal dan keuangan, akan tetapi
hal itu bukan menjadi halangan bagi kita untuk memulai usaha, tergantung
bagaimana kita merencanakan dan mengelola usaha tersebut. Perhitungan kekuatan
modal dan keuangan yang dimiliki sangat penting untuk analisa sampai dimana
kemampuan kita dalam proses dan menciptakan hasil produk, dalam tahap inilah
seorang usahawan penting memahami tata kelola keuangan yang dimiliki, pemahaman
tentang menyusun dan rencana anggaran, sistim pembukuan, laporan keuangan,
evaluasi, analisa perhitungan keuntungan usaha hingga bagaimana usaha untuk
meningkatkan nilai usaha tersebut, dari rangkaian diatas dapat
di-implementasikan dalam usaha baik pemula, kecil maupun besar.
Penata kelolaan atau
manajemen keuangan menjadi sangat penting dalam eksistensi usaha ibaratnya
menjadi monitor bagi pegiat usaha apa yang harus dilakukan dengan modal yang
dimiliki, kepada siapa mendapatkan modal, kapan seharusnya memanfaatkan potensi
dan peluang, mengapa harus menghitung performa keuangan dan bagaimana mengelola
keuangan dengan se-efektif mungkin sehingga terhindar dari kerugian. Salah satu
tujuan pengelolaan keuangan adalah membangun perencanaan pembiayaan usaha yang
jelas ke depannya. Rencana pembiayaan ini memuat informasi seperti berapa
banyak modal
usaha yang
dibutuhkan, bagaimana modal-modal tersebut dialokasikan, harga jual, target
penjualan, keuntungan, hingga skema pembayaran dana pinjaman yang dipakai
sebagai modal usaha.[1]
B.
Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Perencanaan Keuangan
2. Bagaimana Penyusunan Anggaran
3. Apa yang disebut Pembukuan
4. Bagaimana Pelaporan Keuangan
5. Apa Evaluasi
6. Apa Pembagian Hasil
7. Bagaimana Peningkatan Nilai Usaha
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui Pengertian Perencanaan Keuangan
2.
Mengetahui Penyusunan Anggaran
3.
Mengetahui Pembukuan Usaha
4.
Mengetahui Pelaporan Keuangan
5.
Mengetahui Evaluasi Usaha
6.
Mengetahui Pembagian Hasil
7.
Mengetahui Peningkatan Nilai Usaha
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan Keuangan
Dalam menjalankan
aktifitas keseharian kita tidak terlepas dari perencanaan, rencana tersebut
ditujukaan untuk mencapai suatu efektifitas tujuan yang dimaksud, sedangkan
keuangan suatu kemampuan dan upaya material yang dikeluarkan untuk mencapai
hasil profit yang maksimal. Pengertian
tentang perencanaan keuangan baik pengertian secara Syariah dan konvensional,
antara lain;
1.
Dalam pandangan syariah perencanaan keuangan dimaknai sebagai
proses perencanaan suatu kehidupan yang lebih baik dengan melakukan
perencanaan, pemilihan serta pengelolaan kekayaan dan keuangan dalam kehidupan
untuk mencapai tujuan hidup jangka pendek, menengah, dan jangka panjang baik di
dunia maupun akhirat[2].
2.
Perencanaan keuangan adalah
suatu ilmu yang menempatkan kajian tentang
keuangan dengan menempatkan berbagai atribut keuangan secara terkonsep
dan sistematis dengan menempatkan berbagai
atribut keuangan secara jangka pendek dan panjang[3].
3.
Perencanaan keuangan menurut Financial
Planning Standards Board Indonesia adalah proses untuk mencapai tujuan hidup
seseorang melalui pengelolaan keuangan secara ter-integrasi dan terencana[4].
Perencanaan
keuangan tersebut diatas dapat dimaknai sebagai usaha perusahaan ataupun
perseorangan dalam mengelola keuanganya untuk mencapai pengelolaan maksimal dan
efektif.
B. Penyusunan Anggaran
1. Pengertian Penyusunan Anggaran,
Anggaran
(budget) adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan
program-program yang talah disahkan (M Nafarin)[5].
Kemudian Sasongko dan Parulian
(2015:2), berpendapat bahwa “Anggaran adalah rencana kegiatan yang akan
dijalankan oleh manajemen dalam satu periode yang tertuang secara kuantitatif,
informasi yang dapat diperoleh dari anggaran di antaranya jumlah produk dan
harga jualnya untuk tahun depan”[6].
Rencana yang disusun secara sistematis dan proyeksi kegaiatan suatu badan dan
lembaga secara kuantitatif yang dinyatakan dengan nilai uang secara periodik
adalah bias akita sebut struktur
anggaran.
2. Tujuan Penyusunan Anggaran, Sasongko dan Parulian (2013:3) : Tujuan Penyusunan
Anggaran antara lain; (a) Perencanaan Anggaran memberikan arahan bagi
penyusunan tujuan dan kebijakan perusahaan, (b) Koordinasi Anggaran dapat
mempermudah koordinasi antar bagian bagian di dalam perusahaan, (c) Motivasi
Anggaran membuat manajemen dapat menetapkan target-target tertentu yang harus
dicapai oleh perusahaan dan (d) Pengendalian Keberadaan anggaran di perusahaan
memungkinkan manajemen untuk melakukan fungsi pengendalian atas
aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan dalam perusahaan.
Nafarin (2013:19), (a).
Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi
dana, (b) Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan, (c)
Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal
dan (d) Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran
menjadi lebih jelas dan nyata terlihat.
Dari definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum anggaran bertujuan untuk
memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan di
perusahaan.
3. Manfaat Anggaran, Menurut Nafarin (2013:19),
anggaran mempunyai banyak manfaat antara lain (a) Segala kegiatan dapat terarah
pada pencapaian tujuan Bersama, (b) Dapat dipergunakan sebagai alat menilai
kelebihan dan kekurangan pegawai, (c) Dapat memotivasi pegawai, (d) Menimbulkan
rasa tanggung jawab pada pegawai, (e) Menghindari pemborosan dan pembayaran
yang kurang perlu, dan (f) Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan
dana yang dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.
4. Fungsi Anggaran, menurut Sasongko dan
Parulian (2015:3) Antara lain;
a.
Perencanaan Anggaran memberikan arahan bagi penyusunan
tujuan dan kebijakan perusahaan.
b.
Koordinasi Anggaran dapat mempermudah koordinasi antar bagian-bagian
di dalam perusahaan.
c.
Motivasi Anggaran membuat manajemen dapat menetapkan
target-target tertentu yang harus dicapai oleh perusahan.
d.
Pengendalian Keberadaan anggaran di perusahaan
memungkinkan manajemen untuk melakukan fungsi pengendalian atas
aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan di dalam perusahaan.
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
fungsi anggaran memiliki fungsi yang terkait dengan fungsi perencanaan, fungsi
pengorganisasian, fungsi menggerakkan dan fungsi pengawasan.
5. Prosedur dan Methode
Penyusunan Anggaran, Prosedur penyusunan anggaran antara lain; (a) Penentuan Pedoman
Anggaran, (b) Persiapan anggaran dengan melakukan evaluasi dan prediksi
anggaran, (c) Penentuan anggaran dan (d) pelaksanaan dan pemanfaatan anggaran.
Metodhe penyusunan Anggaran menurut Harahap (2008:20), anatar lain; (a) Otoriter atau Top Down, anggaran
disusun oleh pimpinan tanpa mengikutkan bawahan, (b) Demokrasi atau Booton UP,
semua unsur dilibatkan dalam Menyusun anggaran dan (c) Campuran Top Down dan
Booton UP, dalam penyusunan di bahas di level pimpinan kemudian dilengkapi oleh
bawahan
6. Jenis-Jenis Anggaran
a.
Anggaran Operasional, Anggaran operasional adalah rencana kerja
perusahaan yang mencakup semua kegiatan utama perusahaan dalam memperoleh
pendapatan di dalam suatu periode tertentu
b.
Anggaran Keuangan, Anggaran keuangan adalah anggaran yang
berkaitan dengan rencana pendukung aktivitas operasi perusahaan. Anggaran ini
tidak berkaitan secara langsung dengan aktivitas perusahaan untuk menghasilkan
dan menjual produk. Anggaran ini merupakan pendukung upaya perusahaan untuk
menghasilkan dan menjual produk perusahaan
C. Pembukuan
Pembukuan adalah sebuah proses pencatatan
yang dilakukan secara wajib dan teratur dalam mengakumulasikan semua jenis data
dan informasi tentang keuangan yang terdiri atas kewajiban, penghasilan, harta,
biaya dan modal. Jumlah nilai pemberian serta pendapatan barang atau jasa,
diakhiri dengan penyusunan kas harian dan buku besar berupa neraca, serta
laporan laba rugi sesuai periode tahun tersebut sesuai dengan yang dijelaskan
dalam UU Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 28[7].
Esensi pembukuan keuangan usaha bertujuan untuk mengukur jumlah kerugian dan
keuntungan yang didapatkan dalam jangka waktu tertentu dan segala aktifitas transaksi
yang terjadi dapat dilihat secara rinci termasuk keseluruhan jalur pembagian
barang dan uang di perusahaan, sehingga pengusaha bisa mengetahui estimasi
keuntungan dan kerugian yang harus ditanggung oleh perusahaan.
D.
Pelaporan Keuangan
Dalam PSAK No. 1
laporan keuangan dijelaskan sebagai suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas
entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
pembuatan keputusan ekonomi[8].
E.
Evaluasi
Munawir menyatakan
bahwa tujuan evaluasi keuangan perusahaan adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui
kemampuan Likuiditas suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan
pada saat ditagih.
2.
Mengetahui
tingkat solvabilitas, Solvabilitas
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila
perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka
panjang.
3.
Mengetahui
tingkat rentabilitas, Rentabilitas
atau yang sering disebut dengan profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
4.
Mengetahui
tingkat stabilitas, Stabilitas
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang
diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar
utang-utangnya serta membayar beban bunga atas utang-utangnya tepat pada
waktunya[9].
F.
Pembagian Hasil
Bagi hasil menurut terminologi asing
(Inggris) dikenal dengan profit sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan
pembagian laba. Secara definitif profit sharing diartikan: “distribusi beberapa
bagian dari laba pada para pegawai dari suatu perusahaan[10].
G.
Peningkatan Nilai Usaha
Tujuan dari setiap usaha dan
perusahaan pada dasarnya adalah keuntungan dengan didasari proses produksi yang
produktif , sehat dan berkelanjutan dengan dukungan disukai, kepuasan konsumen
hingga tercipta hubungan saling membutuhkan, perusahaan dalam posisi mendapat
keuntungan dan konsumen mendapatkan pelayanan dan kepuasan maksimal.
Usaha-usaha dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas perusahaan memaksimalkan sumber daya, sumber daya manusia
dan potensi-potensi yang dimilikinya dengan melakukan perencanaan akurat. Nilai
perusahaan adalah suatu kondisi tertentu yang sudah dicapai oleh sebuah
perusahaan, sebagaimana gambaran dari kepercayaan masyarakat pada perusahaan
setelah melalui beberapa proses mulai dari perusahaan didirikan sampai saat
ini. Meningkatkan nilai perusahaan merupakan prestasi yang tidak mudah untuk
diraih. Tak heran, jika peningkatan nilai perusahaan menjadi tujuan dan
keinginan banyak perusahaan. Pada dasarnya dalam dunia bisnis, perusahaan
tidak bisa terus menerus memiliki nilai yang stabil. Jadi normalnya sebuah
perusahaan akan mengalami peningkatan dan penurunan nilai dari waktu ke waktu.
Salah satu cara
mempertahankan eksistensi perusahaan dalam masa kini adalah kemampuan
perusahaan mempergunakan media-media yang ada saat ini ( 5.0) sebagai media
bagi perusahaan memperkenalkan produk kepada masyarakat, pemanfaatan media
social contohnya disamping usaha sosilisasi tradisional dapat memicu
peningkatan produksi perusahaan dengan produk yang unggul yang berterima
dimasyarakat.
Peningkatan usaha harus
didukung modal yang maksimal dengan perhitungan sumber daya dan potensi yang
dimiliki dengan kemampuan analisa yang akurat dengan memperhitungkan rata-rata
kebutuhan konsumen atas produk, sedangkan pengelolaan keuangan yang transparan
dan bertanggungjawab menjadi modal kepercayaan bagi lembaga keuangan lainya
atas perusahaan tersebut untuk menambah
pinjaman modal.
Kepercayaan adalah hal yang
sangat penting dalam dunia usaha, proses keyakinan dalam menciptakan produk
oleh perusahaan dan kemudian konsumen merasa percaya atas produk yang dihasilkan
menjadi modal penting sebagai awal melakukan chaneling terhadap lembaga-lembaga
keuangan sebagai penyedia penambahan modal, yang akhirnya menciptakan pontensi
antar sectoral dalam meningkatkan pendapatan masyarakat
BAB II
PENUTUP
Dalam
memajukan sendi ekonomi yang sehat, peran dunia usaha menjadi sebagai penopang
dalam memenuhi kebutuhan manusia disamping aktifitas lainnya, yang
menjadikannya sebagai hubungan sebab akibat yang saling mempengaruhi,
kenyataanya yang harus kita pahamkan adalah tidak semua manusia mempunyai
kemampuan berprofesi sebagai usahawan ( businesmen/wirausaha) ada hal lain
usaha yang dapat dijalankan, contoh PNS atau pekerjaan yang tidak berhubungan
dengan dunia usaha tersebut.
Pengelolaan
tata kelola keuangan menjadi dapur utama dalam melakukan perencanaan, analisasi
potensi dalam produksi, pengelolaan keuangan yang maksimal dan terukur dalam
setiap usaha yang dijalankan menjauhkan dari bencana yang tidak di-inginkan.
Laporan keuangan menjadi monitor yang efektif dalam meningkatkan produksi dan
memahami kemampuan pasar.
Kearipan
dalam mengelola keuangan dari setiap eksistensi perusahaan dalam mengelola
usahanya diharuskan mampu dan memahami bagaimana melakukan perencanaan
keuangan dengan melihat indicator potensi dan kalkulasi modal yang dimiliki
dalam menciptakan produksi, kemudian bagaiman penyusunan anggaran sesuai dengan
target tertentu secara periodic, dengan melakukan langkah-langkah pencatatan
keuangan yang transparan dan akuntabilitas, sehingga didapatkan data tentang
akumulasi keseluruhan dalam proses produksi dengan laporan keuangan, Dari
laporan keuangan tersebut maka dapat disimpulkan bagaimana cara meningkatkan
atau menetralkan proses produksi secara evisien kemudian menjadi dasar
rekomendasi untuk proses produksi selanjutnya.
Sejatinya keuntungan
adalah tujuan yang harus dicapai, dari keuntungan tersebut dapat disusun lagi
rencana-rencana untuk peningkatan dan pengembangan usaha.
Keyakinan “trust”
menjadi indikator subjektif dalam menjalankan usaha, keyakinan yang dimaksud
adalah keyakinan untuk melakukan proses produksi yang baik dan tidak menyalahi
dengan kaedah hukum dan kebutuhan, keyakinan konsumen atas produk yang
dihasilakan menjadi salah satu kebutuhan baginya dan keyakinan prinsip
chaneling dengan pihak lain dalam meningkatkan kapasitas produksi dengan
penambahan modal dengan menunjukkan proses menejemen dan pengelolaan keuangan
yang baik sesuai dengan kaedah akutansi.
Underestimed “ ah..
saya tidak mampu dan modal saya tidak ada”
masyarakat dalam memulai usaha menjadi gap, mungkin hal ini dipengaruhi
dengan kurangya pemahaman tentang kewirausahaan, rasa entrepreneurship
seharusya diberdayakan. Tagline pemahaman dengan modal kecil yang
dimiliki bila dikelola dengan arip dapat menjadi pemicu timbulnya sector-sektor
usaha mikro menuju usaha makro yang lebih besar, semangat memahami pencatatan
laporan keuangan yang sederhana dari proses produksi yang dilakukan menjadi
rekomendasi semangat usaha dalam mengelola potensi yang ada.
Manejemen keuangan
yang akuntabilitas dan efektif menjadi sangat penting sebagai penyemangat bagi
usahawan untuk membuka, menciptakan dan membangun dunia usaha yang akhirnya
dapat membuka lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
https://gobiz.co.id/pusat-pengetahuan/laporan-laba-rugi-usaha/
2.
Agustianto Mingka dan Luthfi Trisandi, 2010, Fiqh
Keuangan Syariah, Jakarta: Muda Mapan Publishing
3.
https://www.journal.iainlangsa.ac.id/index.php/ebis/article/view/644/819
4.
Indrasto Budisantoso dan Gunanto, 2010, Cara Gampang
Mengelola Keuangan Pribadian keluarga, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
5.
https://manajement.info/2015/11/01/konsep-dasar-penyusunan-anggaran/
6.
https://www.google.com/search?q=tujuan+penyusunan+anggaran&oq=tujuan+penyusunan+anggaran&aqs
7.
http://repository.uib.ac.id/3022/5/k-1641097-chapter2.pdf)
8.
http://e-journal.uajy.ac.id/1267/3/2EA17277.pdf)
10.
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2011), Edisi Revisi Ke-2, 107)
[1]
https://gobiz.co.id/pusat-pengetahuan/laporan-laba-rugi-usaha/
[2] Agustianto Mingka dan Luthfi
Trisandi, 2010, Fiqh Keuangan Syariah, Jakarta: Muda Mapan Publishing, hal. 41
[4] Indrasto
Budisantoso dan Gunanto, 2010, Cara Gampang Mengelola Keuangan Pribadian
keluarga, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, hal. 11
[5]
https://manajement.info/2015/11/01/konsep-dasar-penyusunan-anggaran/
[6]https://www.google.com/search?q=tujuan+penyusunan+anggaran&oq=tujuan+penyusunan+anggaran&aqs
[7] ( http://repository.uib.ac.id/3022/5/k-1641097-chapter2.pdf)
[8] (http://e-journal.uajy.ac.id/1267/3/2EA17277.pdf)
[9] ( https://www.jurnal.id/id/blog/2018-laporan-keuangan-tepat-untuk-penilaian-kinerja-keuangan-perusahaan/)
[10]
(Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN, 2011), Edisi Revisi Ke-2, 107)
Komentar
Posting Komentar