MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekol...

MAKALAH TATA KELOLA KEUANGAN USAHA

 

TATA KELOLA KEUANGAN USAHA

By: Syafri Muda Hrp


 

BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Berbagai hal yang dapat dilakukan manusia untuk menghasilkan pendapatannya, beragam aktivitas yang dapat dilakukan seperti melakukan aktivitas usaha perdagangan dan penyedian jasa. Memang muncul koptasi ditengah masyarakat sangat sulit bagi mereka untuk mendapatkan lapangan pekerjaan, persoalan-persoalan modal yang dimiliki yang menjadi pemicu munculnya gap pemisah sehingga menimbulkan apatis,

Dalam Al-Quran Surat At-Taubah ayat 105 yang artinya : Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Pepatah orang tua kita yang disampaiakn turun temurun dari dahulu “tidak ada sesuatu hal yang sulit jika dikerjakan dengan ketulusan” makna pepatah tersebut sebagai penyemangat bagi manusia untuk melakukan suatu usaha apa pun. Dari makna pepatah diatas bagi dunia usaha menjadi barang yang sangat berharga bagi orang yang memahaminya, sesungguhnya perusahaan besar dan kecil pada kenyataannya adalah sama, sama membutuhkan proses dari dasar untuk tumbuh, dibutuhkan jiwa kewirausahaan dan entrepreneurship yang layak untuk melihat, memahami setiap potensi dan kesempatan yang ada.

Riwayat HR al-Bukhari dan Muslim; "Sungguh seorang dari kalian yang memanggul kayu bakar dengan punggungnya lebih baik baginya daripada dia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberinya atau menolaknya."

 

Untuk memulai usaha memang dihadapkan dengan pesoalan ketersediaan modal dan keuangan, akan tetapi hal itu bukan menjadi halangan bagi kita untuk memulai usaha, tergantung bagaimana kita merencanakan dan mengelola usaha tersebut. Perhitungan kekuatan modal dan keuangan yang dimiliki sangat penting untuk analisa sampai dimana kemampuan kita dalam proses dan menciptakan hasil produk, dalam tahap inilah seorang usahawan penting memahami tata kelola keuangan yang dimiliki, pemahaman tentang menyusun dan rencana anggaran, sistim pembukuan, laporan keuangan, evaluasi, analisa perhitungan keuntungan usaha hingga bagaimana usaha untuk meningkatkan nilai usaha tersebut, dari rangkaian diatas dapat di-implementasikan dalam usaha baik pemula, kecil maupun besar.

Penata kelolaan atau manajemen keuangan menjadi sangat penting dalam eksistensi usaha ibaratnya menjadi monitor bagi pegiat usaha apa yang harus dilakukan dengan modal yang dimiliki, kepada siapa mendapatkan modal, kapan seharusnya memanfaatkan potensi dan peluang, mengapa harus menghitung performa keuangan dan bagaimana mengelola keuangan dengan se-efektif mungkin sehingga terhindar dari kerugian. Salah satu tujuan pengelolaan keuangan adalah membangun perencanaan pembiayaan usaha yang jelas ke depannya. Rencana pembiayaan ini memuat informasi seperti berapa banyak modal usaha yang dibutuhkan, bagaimana modal-modal tersebut dialokasikan, harga jual, target penjualan, keuntungan, hingga skema pembayaran dana pinjaman yang  dipakai sebagai modal usaha.[1]

B.       Rumusan Masalah

1.  Apa Pengertian Perencanaan Keuangan

2.  Bagaimana Penyusunan Anggaran

3.  Apa yang disebut Pembukuan

4.  Bagaimana Pelaporan Keuangan

5.  Apa Evaluasi

6.  Apa Pembagian Hasil

7.  Bagaimana Peningkatan Nilai Usaha

 

C.       Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui Pengertian Perencanaan Keuangan

2.      Mengetahui Penyusunan Anggaran

3.      Mengetahui Pembukuan Usaha

4.      Mengetahui Pelaporan Keuangan

5.      Mengetahui Evaluasi Usaha

6.      Mengetahui Pembagian Hasil

7.      Mengetahui Peningkatan Nilai Usaha

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.  Pengertian Perencanaan Keuangan

Dalam menjalankan aktifitas keseharian kita tidak terlepas dari perencanaan, rencana tersebut ditujukaan untuk mencapai suatu efektifitas tujuan yang dimaksud, sedangkan keuangan suatu kemampuan dan upaya material yang dikeluarkan untuk mencapai hasil profit yang maksimal.  Pengertian tentang perencanaan keuangan baik pengertian secara Syariah dan konvensional, antara lain;

1.         Dalam pandangan syariah perencanaan keuangan dimaknai sebagai proses perencanaan suatu kehidupan yang lebih baik dengan melakukan perencanaan, pemilihan serta pengelolaan kekayaan dan keuangan dalam kehidupan untuk mencapai tujuan hidup jangka pendek, menengah, dan jangka panjang baik di dunia maupun akhirat[2].

2.         Perencanaan keuangan adalah suatu ilmu yang menempatkan kajian tentang  keuangan dengan menempatkan berbagai atribut keuangan secara terkonsep dan  sistematis dengan menempatkan berbagai atribut keuangan secara jangka pendek dan panjang[3].

3.         Perencanaan keuangan menurut Financial Planning Standards Board Indonesia adalah proses untuk mencapai tujuan hidup seseorang melalui pengelolaan keuangan secara ter-integrasi dan terencana[4].

Perencanaan keuangan tersebut diatas dapat dimaknai sebagai usaha perusahaan ataupun perseorangan dalam mengelola keuanganya untuk mencapai pengelolaan maksimal dan efektif.

B.  Penyusunan Anggaran

1. Pengertian Penyusunan Anggaran,

Anggaran (budget) adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program-program yang talah disahkan (M Nafarin)[5]. Kemudian Sasongko dan Parulian (2015:2), berpendapat bahwa “Anggaran adalah rencana kegiatan yang akan dijalankan oleh manajemen dalam satu periode yang tertuang secara kuantitatif, informasi yang dapat diperoleh dari anggaran di antaranya jumlah produk dan harga jualnya untuk tahun depan”[6]. Rencana yang disusun secara sistematis dan proyeksi kegaiatan suatu badan dan lembaga secara kuantitatif yang dinyatakan dengan nilai uang secara periodik adalah  bias akita sebut struktur anggaran.

2. Tujuan Penyusunan Anggaran, Sasongko dan Parulian (2013:3) : Tujuan Penyusunan Anggaran antara lain; (a) Perencanaan Anggaran memberikan arahan bagi penyusunan tujuan dan kebijakan perusahaan, (b) Koordinasi Anggaran dapat mempermudah koordinasi antar bagian bagian di dalam perusahaan, (c) Motivasi Anggaran membuat manajemen dapat menetapkan target-target tertentu yang harus dicapai oleh perusahaan dan (d) Pengendalian Keberadaan anggaran di perusahaan memungkinkan manajemen untuk melakukan fungsi pengendalian atas aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan dalam perusahaan.

Nafarin (2013:19), (a). Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana, (b) Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan, (c) Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal dan (d) Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran menjadi lebih jelas dan nyata terlihat.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum anggaran bertujuan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan di perusahaan.

3.    Manfaat Anggaran, Menurut Nafarin (2013:19), anggaran mempunyai banyak manfaat antara lain (a) Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan Bersama, (b) Dapat dipergunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai, (c) Dapat memotivasi pegawai, (d) Menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai, (e) Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu, dan (f) Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana yang dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.

4.    Fungsi Anggaran, menurut Sasongko dan Parulian (2015:3) Antara lain;

a.    Perencanaan Anggaran memberikan arahan bagi penyusunan tujuan dan kebijakan perusahaan.

b.    Koordinasi Anggaran dapat mempermudah koordinasi antar bagian-bagian di dalam perusahaan.

c.    Motivasi Anggaran membuat manajemen dapat menetapkan target-target tertentu yang harus dicapai oleh perusahan.

d.    Pengendalian Keberadaan anggaran di perusahaan memungkinkan manajemen untuk melakukan fungsi pengendalian atas aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan di dalam perusahaan.

Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi anggaran memiliki fungsi yang terkait dengan fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi menggerakkan dan fungsi pengawasan.

5.    Prosedur dan Methode Penyusunan Anggaran, Prosedur penyusunan anggaran antara lain; (a) Penentuan Pedoman Anggaran, (b) Persiapan anggaran dengan melakukan evaluasi dan prediksi anggaran, (c) Penentuan anggaran dan (d) pelaksanaan dan pemanfaatan anggaran. Metodhe penyusunan Anggaran menurut Harahap (2008:20), anatar lain; (a) Otoriter atau Top Down, anggaran disusun oleh pimpinan tanpa mengikutkan bawahan, (b) Demokrasi atau Booton UP, semua unsur dilibatkan dalam Menyusun anggaran dan (c) Campuran Top Down dan Booton UP, dalam penyusunan di bahas di level pimpinan kemudian dilengkapi oleh bawahan

6.    Jenis-Jenis Anggaran

a.    Anggaran Operasional, Anggaran operasional adalah rencana kerja perusahaan yang mencakup semua kegiatan utama perusahaan dalam memperoleh pendapatan di dalam suatu periode tertentu

b.    Anggaran Keuangan, Anggaran keuangan adalah anggaran yang berkaitan dengan rencana pendukung aktivitas operasi perusahaan. Anggaran ini tidak berkaitan secara langsung dengan aktivitas perusahaan untuk menghasilkan dan menjual produk. Anggaran ini merupakan pendukung upaya perusahaan untuk menghasilkan dan menjual produk perusahaan

C.  Pembukuan

Pembukuan adalah sebuah proses pencatatan yang dilakukan secara wajib dan teratur dalam mengakumulasikan semua jenis data dan informasi tentang keuangan yang terdiri atas kewajiban, penghasilan, harta, biaya dan modal. Jumlah nilai pemberian serta pendapatan barang atau jasa, diakhiri dengan penyusunan kas harian dan buku besar berupa neraca, serta laporan laba rugi sesuai periode tahun tersebut sesuai dengan yang dijelaskan dalam UU Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 28[7]. Esensi pembukuan keuangan usaha bertujuan untuk mengukur jumlah kerugian dan keuntungan yang didapatkan dalam jangka waktu tertentu dan segala aktifitas transaksi yang terjadi dapat dilihat secara rinci termasuk keseluruhan jalur pembagian barang dan uang di perusahaan, sehingga pengusaha bisa mengetahui estimasi keuntungan dan kerugian yang harus ditanggung oleh perusahaan.

D.       Pelaporan Keuangan

Dalam PSAK No. 1 laporan keuangan dijelaskan sebagai suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi[8].

E.     Evaluasi

Munawir menyatakan bahwa tujuan evaluasi keuangan perusahaan adalah sebagai berikut:

1.        Mengetahui kemampuan Likuiditas suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih.

2.             Mengetahui tingkat solvabilitas, Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

3.             Mengetahui tingkat rentabilitas, Rentabilitas atau yang sering disebut dengan profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

4.             Mengetahui tingkat stabilitas, Stabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya serta membayar beban bunga atas utang-utangnya tepat pada waktunya[9].

 

F.        Pembagian Hasil

Bagi hasil menurut terminologi asing (Inggris) dikenal dengan profit sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara definitif profit sharing diartikan: “distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu perusahaan[10].

 

G.  Peningkatan Nilai Usaha

Tujuan dari setiap usaha dan perusahaan pada dasarnya adalah keuntungan dengan didasari proses produksi yang produktif , sehat dan berkelanjutan dengan dukungan disukai, kepuasan konsumen hingga tercipta hubungan saling membutuhkan, perusahaan dalam posisi mendapat keuntungan dan konsumen mendapatkan pelayanan dan kepuasan maksimal. Usaha-usaha dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas perusahaan  memaksimalkan sumber daya, sumber daya manusia dan potensi-potensi yang dimilikinya dengan melakukan perencanaan akurat. Nilai perusahaan adalah suatu kondisi tertentu yang sudah dicapai oleh sebuah perusahaan, sebagaimana gambaran dari kepercayaan masyarakat pada perusahaan setelah melalui beberapa proses mulai dari perusahaan didirikan sampai saat ini. Meningkatkan nilai perusahaan merupakan prestasi yang tidak mudah untuk diraih. Tak heran, jika peningkatan nilai perusahaan menjadi tujuan dan keinginan banyak perusahaan. Pada dasarnya dalam dunia bisnis, perusahaan tidak bisa terus menerus memiliki nilai yang stabil. Jadi normalnya sebuah perusahaan akan mengalami peningkatan dan penurunan nilai dari waktu ke waktu.

Salah satu cara mempertahankan eksistensi perusahaan dalam masa kini adalah kemampuan perusahaan mempergunakan media-media yang ada saat ini ( 5.0) sebagai media bagi perusahaan memperkenalkan produk kepada masyarakat, pemanfaatan media social contohnya disamping usaha sosilisasi tradisional dapat memicu peningkatan produksi perusahaan dengan produk yang unggul yang berterima dimasyarakat.

Peningkatan usaha harus didukung modal yang maksimal dengan perhitungan sumber daya dan potensi yang dimiliki dengan kemampuan analisa yang akurat dengan memperhitungkan rata-rata kebutuhan konsumen atas produk, sedangkan pengelolaan keuangan yang transparan dan bertanggungjawab menjadi modal kepercayaan bagi lembaga keuangan lainya atas perusahaan tersebut  untuk menambah pinjaman modal.

Kepercayaan adalah hal yang sangat penting dalam dunia usaha, proses keyakinan dalam menciptakan produk oleh perusahaan dan kemudian konsumen merasa percaya atas produk yang dihasilkan menjadi modal penting sebagai awal melakukan chaneling terhadap lembaga-lembaga keuangan sebagai penyedia penambahan modal, yang akhirnya menciptakan pontensi antar sectoral dalam meningkatkan pendapatan masyarakat

 

 

BAB II

PENUTUP

 

Dalam memajukan sendi ekonomi yang sehat, peran dunia usaha menjadi sebagai penopang dalam memenuhi kebutuhan manusia disamping aktifitas lainnya, yang menjadikannya sebagai hubungan sebab akibat yang saling mempengaruhi, kenyataanya yang harus kita pahamkan adalah tidak semua manusia mempunyai kemampuan berprofesi sebagai usahawan ( businesmen/wirausaha) ada hal lain usaha yang dapat dijalankan, contoh PNS atau pekerjaan yang tidak berhubungan dengan dunia usaha tersebut.

Pengelolaan tata kelola keuangan menjadi dapur utama dalam melakukan perencanaan, analisasi potensi dalam produksi, pengelolaan keuangan yang maksimal dan terukur dalam setiap usaha yang dijalankan menjauhkan dari bencana yang tidak di-inginkan. Laporan keuangan menjadi monitor yang efektif dalam meningkatkan produksi dan memahami kemampuan pasar.

Kearipan dalam mengelola keuangan dari setiap eksistensi perusahaan dalam mengelola usahanya diharuskan mampu dan memahami bagaimana melakukan  perencanaan keuangan dengan melihat indicator potensi dan kalkulasi modal yang dimiliki dalam menciptakan produksi, kemudian bagaiman penyusunan anggaran sesuai dengan target tertentu secara periodic, dengan melakukan langkah-langkah pencatatan keuangan yang transparan dan akuntabilitas, sehingga didapatkan data tentang akumulasi keseluruhan dalam proses produksi dengan laporan keuangan, Dari laporan keuangan tersebut maka dapat disimpulkan bagaimana cara meningkatkan atau menetralkan proses produksi secara evisien kemudian menjadi dasar rekomendasi untuk proses produksi selanjutnya.

Sejatinya keuntungan adalah tujuan yang harus dicapai, dari keuntungan tersebut dapat disusun lagi rencana-rencana untuk peningkatan dan pengembangan usaha.

Keyakinan “trust” menjadi indikator subjektif dalam menjalankan usaha, keyakinan yang dimaksud adalah keyakinan untuk melakukan proses produksi yang baik dan tidak menyalahi dengan kaedah hukum dan kebutuhan, keyakinan konsumen atas produk yang dihasilakan menjadi salah satu kebutuhan baginya dan keyakinan prinsip chaneling dengan pihak lain dalam meningkatkan kapasitas produksi dengan penambahan modal dengan menunjukkan proses menejemen dan pengelolaan keuangan yang baik sesuai dengan kaedah akutansi.

Underestimed “ ah.. saya tidak mampu dan modal saya tidak ada”  masyarakat dalam memulai usaha menjadi gap, mungkin hal ini dipengaruhi dengan kurangya pemahaman tentang kewirausahaan, rasa entrepreneurship seharusya diberdayakan. Tagline pemahaman dengan modal kecil yang dimiliki bila dikelola dengan arip dapat menjadi pemicu timbulnya sector-sektor usaha mikro menuju usaha makro yang lebih besar, semangat memahami pencatatan laporan keuangan yang sederhana dari proses produksi yang dilakukan menjadi rekomendasi semangat usaha dalam mengelola potensi yang ada.

Manejemen keuangan yang akuntabilitas dan efektif menjadi sangat penting sebagai penyemangat bagi usahawan untuk membuka, menciptakan dan membangun dunia usaha yang akhirnya dapat membuka lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarakat.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

1.        https://gobiz.co.id/pusat-pengetahuan/laporan-laba-rugi-usaha/

2.        Agustianto Mingka dan Luthfi Trisandi, 2010, Fiqh Keuangan Syariah, Jakarta: Muda Mapan Publishing

3.        https://www.journal.iainlangsa.ac.id/index.php/ebis/article/view/644/819

4.        Indrasto Budisantoso dan Gunanto, 2010, Cara Gampang Mengelola Keuangan Pribadian keluarga, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

5.        https://manajement.info/2015/11/01/konsep-dasar-penyusunan-anggaran/

6.        https://www.google.com/search?q=tujuan+penyusunan+anggaran&oq=tujuan+penyusunan+anggaran&aqs

7.        http://repository.uib.ac.id/3022/5/k-1641097-chapter2.pdf)

8.        http://e-journal.uajy.ac.id/1267/3/2EA17277.pdf)

9.        https://www.jurnal.id/id/blog/2018-laporan-keuangan-tepat-untuk-penilaian-kinerja-keuangan-perusahaan/)

10.    Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2011), Edisi Revisi Ke-2, 107)

 

 

 

 

 

 



[1] https://gobiz.co.id/pusat-pengetahuan/laporan-laba-rugi-usaha/

 

[2] Agustianto Mingka dan Luthfi Trisandi, 2010, Fiqh Keuangan Syariah, Jakarta: Muda Mapan Publishing, hal. 41

[4] Indrasto Budisantoso dan Gunanto, 2010, Cara Gampang Mengelola Keuangan Pribadian keluarga, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, hal. 11

[5] https://manajement.info/2015/11/01/konsep-dasar-penyusunan-anggaran/

[6]https://www.google.com/search?q=tujuan+penyusunan+anggaran&oq=tujuan+penyusunan+anggaran&aqs

[7] ( http://repository.uib.ac.id/3022/5/k-1641097-chapter2.pdf)

[8] (http://e-journal.uajy.ac.id/1267/3/2EA17277.pdf)

 

[9] ( https://www.jurnal.id/id/blog/2018-laporan-keuangan-tepat-untuk-penilaian-kinerja-keuangan-perusahaan/)

[10] (Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2011), Edisi Revisi Ke-2, 107)

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL