MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekol...

MAKALAH KEMAMPUAN DASAR DAN KARAKTERISTIK MUSIK ANAK

KEMAMPUAN DASAR DAN KARAKTERISTIK MUSIK ANAK


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan seni memiliki kedudukan yang setara dengan mata pelajaran lain dalam lingkup program pendidikan. Namun dalam pendidikan seni penekanannya dimaksudkan untuk membantu pertumbuhan fisik dan mental peserta didik. Sehubungan dengan adanya perbedaan sifat dan karakteristik peserta didik yang satu dengan yang lain, maka pendidikan seni pun perlu memperhatikan hal tersebut. Hal ini berkaitan dengan tujuan pendidikan seni yang tidak ditujukan untuk melatih keterampilan peserta didik agar pandai dalam berkarya seni, melainkan lebih ditekankan sebagai sarana atau alat pendidikan.
Dalam membelajarkan seni kepada anak Sekolah Dasar setidaknya guru harus mengetahui pemahaman kemampuan dasar dan karakteristik seni pada anak Sekolah Dasar. Hal ini dikarenakan kemampuan peserta didik tiap jenjang umurnya selalu berbeda begitu pula karakteristik seni yang dimilikinya. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas kemampuan dasar seni anak SD yang meliputi kemampuan intelektual, kondisi emosional, kondisi sosial, kodisi perseptual, karateristik fisik anak, dan karakteristik anak serta karakteristik seni anak SD yang meliputi karakteristik suara, karakteristik musik, karakteristik gerak, karakteristik seni rupa, dan periodisasi seni rupa anak.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Karakteristi Musik Anak?
2. Bagaimana Kemampuan Dasar Musik Anak?
C. Tujuan Masalah
1.   Untuk Mengetahuai Karakteristik Musik Anak
2.   Untuk Mengetahui Kemampuan Dasar Musik Anak
PEMBAHASAN
.A. Karakteristik Musik Anak
Ada 3 aspek penunjang utama dalam pengembangan anak menyeluruh yaitu aspek pengembangan fisik, pengembangan sosial dan intelektual.[1]
1.   Pengembangan fisik, pada dasarnya anak suka bergerak. Melalui kegiatan musik, dengan musik dan dalam musik terjadi gerak. Kemampuan menunjang perkembangan musik keterampilan menggunakan otot besar dan otot halus.
2.   Pengembangan aspek sosial, pada dasarnya anak merupakan makhluk sosial yang memerlukan hubungan dengan orang lain. Perkembangan sosial dapat dilakukan dalam kegiatan musik dengan kegiatan bersama dan memberikan kesempatan kepada anak mengenal keragaman budaya.
3.   Pengembangan aspek intelektual, biasanya pada satu objek dan kegiatan tingkat anak menyukai tantangan, suka pada cerita yang menarik, imajinatif, dramatis, dan fantastis mulai dapat dilatih berpikir asosiasi dan logis.
Anak mulai mengenal bilangan, hitungan, bentuk geometri serta membaca simbol, melalui kegiatan musik berupa ritme, bentuk dan syair lagu. Dalam kegiatan musik anak mengembangkan kemampuan intelektualnya.Karakteristik atau ciri khusus musik anak pada pembahasan ini ditinjau dari suara anak dan permainan musik dan yang berkaitan erat dengan kegiatan musik.
Karakter musik yang sesuai untuk dimainkan maupun dinyanyikan oleh anak memiliki batasan: mudah diingat, menarik minat anak, nyaman dimainkan dan dinyanyikan ditinjau dari segi ritme, interval, birama, perulangan, gerak, jumlah nada dan unsur,  yang mengandung sifat permainan dan komunikatif. Musik anak harus sesuai dengan perkembangan fisik yang mampu menjadikan dirinya sebagai media pengungkapan perasaan, pikiran, isi hati anak.[2]
Karakter musik anak seyogyanya dapat ditemukan tidak hanya pada semua aspek musik tetapi juga seperti; aspek bunyi, nada, ritme, tempo dan dinamik serta ekspresi dan bentuk musik. Selain itu seyogyanya musik anak seyogyanya mampu memberikan kesempatan bagi perkembangan kreativitas berfikir dan seni (rasa keindahan) anak serta dunia anak. Berikut ini karakteristik yang sebaiknya muncul dalam musik anak adalah:
a.   Musik sesuai dengan minat dan menyatukan dengan kehidupan anak sehari-hari.
b.   Ritme musik dan pola melodinya pendek sehingga mudah diingat
c.   Nyanyian atau lagu tersebut juga harus mengandung unsur musik lainnya.
d.   Melalui musik anak diberi kesempatan pula untuk bergerak melalui musik.
Musik untuk anak tidak dapat dipilih begitu saja. Tentu saja ada kriteria yang harus dipenuhi agar tidak salah dalam memilih musik untuk anak, sehingga musik tersebut tidak sekedar menghibur tetapi mendidik.[3] Berikut ini kriteria-kriteria pemilihan musik untukanak usia tahun:
1.) Ritme
Ritme yang dimainkan seharusnya tidak terlalu menyentak-nyentak atau riang,namun dengan sedikit perubahan ritme yang tidak terlalu rumit. Lagu-lagu yang dimainkan sebaiknya dengan tempo 2/4 atau 4/4, karena jenis inilah yang paling mudah merangsang gerak tubuh dan aktivitas (berjalan, berbaris, bertepuk tangan, dan lainnya).
2.) Melodi
Melodi yang sederhana, indah, mudah untuk diikuti, lembut (tidak terlalu melompat-lompat) dan banyak pengulangan.
3.) Harmoni
Musik anak usia dini sebaiknya menggunakan akord-akord dasar saja, serta perpindahan akord yang lembut dan nada yang digunakan adalah nada-nada mayor.
4.) Volume
Volume sebaiknya dinyanyikan dengan satu tingkatan yang umum untuk mengkontraskan crescendo atau perubahan-perubahan mendadak lainnya.
5.) Tempo
Tempo yang digunakan sebaiknya sedang saja, tapi juga tidak terlalu lambat sehingga mereka tidak menyanyi dengan nada yang terlalu panjang atau kehilangan minat jika mendengarkannya. Selain itu juga tidak terlalu cepat sehingga mereka tidak dapat mengikuti dengan baik ketika menyanyi atau mendengarkan. Tempo juga hendaknya disesuaikan dengan kecepatan aktivitas yang mereka lakukan.
6.) Kualitas Nada Suara
Kualitas nada suara untuk anak usia dini sebaiknya suara dapat dinikmati dan bebas dari suara-suara keras, tidak terlalu banyak memakai getaran suara (vibrasi) tapi juga tidak terlalu kurang sehingga membuat nada suara terdengar tipis atau bunyinya datar.
7.) Syair
Lagu untuk usia ini sebaiknya menggunakan syair kata-kata yang dapat mengkomunikasikan bidang pengalaman mereka. Kata-katanya juga harus mudah diucapkan, dibangun dengan huruf-huruf vokal, sederhana, dan diulang-ulang.

Menurut Djohan terdapat beberapa aktivitas yang umum dilakukan dalam pendidikan musik untuk anak-anak misalnya sebagai berikut:
a)     Bernyanyi, untuk membantu perkembangan anak dalam artikulasi pada keterampilan bahasa, irama, dan kontrol pernapasan.
b)     Bermain musik, membantu pengembangan dan koordinasi kemampuan motorik. Mempelajari sebuah karya musik dengan cara memainkannya dapat mengembangkan keterampilan musik serta membangun rasa percaya diri dan disiplin diri.
c)     Gerak ritmis, digunakan untuk mengembangkan jangkauan fisiologis, menggabungkan mobilitas/ketangkasan/kekuatan, keseimbangan, koordinasi, konsistensi, pola-pola pernapasan, dan relaksasi otot.
d)     Mendengarkan musik, dapat mengembangkan keterampilan kognisi, seperti memori dan konsentrasi. Musik dapat merangsang respons relaksasi, motivasi atau pikiran, imajinasi, dan memori yang kemudian diuji dan didiskusikan secara individual ataupun kelompok.
Musik tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Musik juga berperan di segala aspek kehidupan manusia dari lagu kebangsaan sampai musik jingle produk barang. Oleh karena itu musik sangat berpengaruh pada kehidupan manusia khususnya anak-anak. Musik berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan anak mulai dari kandungan hingga dia dewasa. Penelitian yang menggunakan teknologi pencitraan otak (MRI/Magnetic Resonance Imaging dan PET Scan/Positron Emission Tomography) menyatakan bahwa ketika seseorang mendengarkan melodi dengan pitch dan timbre yang bervariasi serta mempelajari musik melalui pendengaran, otak sebelah kanan akan bekerja secara aktif. Ketika dia belajar membaca notasi musik seperti memahami kunci, notasi dan lainnya, otak kirinya bekerja. Seni musik berkaitan erat dengan kemampuan akademik seseorang serta berpengaruh dalam mengembangkan intelegensi anak. Aktivitas bermain dan bermusik berperan penting bagi perkembangan mental dan intelektual anak, dapat membangun kemampuan berbahasa anak, dapat membentuk fisik, serta dapat merangsang kreativitas-kreativitas kecil anak.

Menurut Yazejian dan Peisner Fenberg, peneliti dari FPG Child Development Institute pengaruh musik melalui kegiatan bermusik pada perkembangaanak usia dini yaitu:
a. Perkembangan Psikomotorik
Pada umumnya anak usia dini sangat suka bermain. Melalui bermain, anak dapat belajar, bergerak dan bermusik sehingga mengembangkan kedua keterampilan motoriknya. Misalnya seorang anak yang bermain alat musik yang banyak menggunakan jari-jarinya dapat mengembangkan keterampilan motorik kecilnya, sedangkan menari atau marching band (bermain musik bersama-sama sambil berbaris) dapat mengembangkan motorik besarnya serta dapat mengembangkan kepekaan sensor motorik lainnya (mata dan tangannya). Dengan demikian akan membantu anak mengharmoniskan gerakannya, meningkatkan kesadaran tentang cara kerja tubuhnya, dan meningkatkan koordinasinya.
b. Perkembangan Sosial-Emosional
Bernyanyi dan bermain musik bersama-sama akan membuat anak-anak berinteraksi secara wajar dan menggembirakan. Dengan demikian anak akan menciptakan aspek-aspek penting yang berguna bagi life-skillnya Pengalaman bermusik akan memberikan motivasi dan konteks bagi keterampilan anak-anak dalam berinteraksi.
c. Perkembangan Kemampuan Berbahasa
Aktivitas bermusik yang ditekankan pada syair lagu, irama syair, pola-pola irama, ketukan yang tetap, dan mendramatisir cerita melalui gerak dan instrument musik dapat memperluas dan memperkuat daya ingat anak untuk membantu pengembangan pada kemampuan berbahasa anak.
d. Perkembangan Kognitif dan Pengetahuan Umum
Musik dan gerak menjadi sebuah alat yang ideal bagi anak-anak usia dini untuk belajar dengan cara yang menyenangkan. Dengan demikan anak akan mendengarkan dan memfokuskan perhatian mereka serta melatih kemampuan imitasi anak akan pemahaman tentang bahasa dan konsep-konsep.

B. Kemampuan Dasar Musik Anak
Pada pendidikan seni musik kemampuan dasar musik harus memperhatikan aspek intelektual, emosional, sosial, perseptual, fisikal, estetik, dan kreativitas. Semua kegiatan diharapkan memperhatikan aspek mental dan fisikal agar tujuan pendidikan dapat dicapai secara seimbang sesuai dengan tingkat perkembangan dan hakikat anak.[4] Oleh sebab itu pendidik diharap mampu memahami perkembangan anak dan pendidik mampu menentukan bahan dan kegiatan yang tepat bagi anak.
Musik merupakan salah satu demensi pengembangan satu dimensi pengembangan kreativitas yang merupakan intisari dari pengembangan musik di sekolah dasar, khususnya diarahkan pada kreativitas estetis. Kemampuan musik mengungkapkan dirinya melalui musik lebih diperhatikan dibanding penekanan penguasaan kajian musikal. Kepekaan musik atau tumbuhnya sense of music merupakan dambaan pembelajaran ini, sehingga anak tumbuh menjadi manusia yang luwes, berani, terampil, mandiri dan kreatif.
Pengajaran musik di sekolah dasar merupakan salah satu komponen pengajaran yang secara terintegrasi mendukung tercapainya pengembangan pribadi manusia Indonesia seutuhnya. Misi ini menuntut perancang pembelajaran untuk mampu menentukan tujuan pembelajaran secara menyeluruhmaupun secara rinci setiap aspek pengajaran musik anak sekolah dasar. Tujuan umum digunakan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran secara umum, sedang tujuan khusus digunakan sebagai petunjuk pelaksanaan teknis masing-masing aspek, sehingga secara kurikuler memberikan sumbangan tercapainya tujuan institusional.
Rumusan tujuan pembelajaran music di sekolah dasar dapat dirumuskan untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi rasa keindahan yang dimiliki murid melalui pengalaman dan penghayatan musik.Tujuan pengajaran musik tersusun dalam bentuk kerja-kerja transakional yang dikemas dalam pengalaman musik praktis dalam kehidupan sehari-hari. Pengemasan secara praktis ini tentunya tetap mengacu pada tujuan umum pengajaran musik, antara lain:
1. Murid memiliki pengetahuan tentang irama, merasakan irama melalui pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai bayangan penginderaan gerak irama, membuat pola-pola irama sederhana, dan membaca notasi pola irama dengan benar.
2. Murid memiliki pengetahuan tentang melodi, merasakan melodi melalui pengalaman musik dan penghayatan musik. Mempunyai bayangan penginderaan gerak melodi (bayangan nada), membuat pola-pola melodisederhana dan membaca notasi melodi dengan benar.
3. Murid memiliki pengetahuan tentang harmoni, merasakan harmoni melalui pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai bayangan penginderaan gerak harmoni, mengiringi lagu-lagu sederhana dengan alat musikharmoni secara benar.
4. Murid memiliki pengetahuan tentang bentuk/ struktur lagu, merasakan bentuk lagu melalui pengalaman dan penghayatan musik. Mempunyai bayangan penginderaan bentuk/ struktur lagu dan mengarang lagu sederhana.
5. Murid memiliki pengetahuan tentang ekspresi, merasakan ekspresi melalui pengalamandan penghayatan musik, mempunyai bayangan penginderaanmacam-macam tingkat ekspresi, menyanyikan atau memainkan lagu dengan tingkat ekspresi yang tinggi.
Pembelajaran musik disekolah dasar diberikan secara bertahap menurut tingkat perkembangan anak. Tujuan pembelajaran umum dan rincianya diharapkan dapat dirumuskan dalam bentuk trasaksional praktis, masing-masing diurutkan dalam suatu urutan yang logis dan berkesinambungan dan terus menerus.perlu diperhatikan pengajaran unsur musik pada dasarnya tidak dapat dipelajari secara terpisah-pisah atau satu persatu, sebab unsur musik secara integral telah menjadi satu dalam suatu komposisi.
Pembelajaran musik selalu memperhatikan bagian-bagian dari semua unsur musik, hal ini disebabkan bahwa setiap lagu atau komposisi musik yang digunakan sebagai model atau media pembelajaran terbentuk dari unsur-unsur musik yang esensial sebagai kesatuan musik. Pelaksanaan pembelajaran selalu memperhatikan pertambahan kemampuan, perkembangan sikap estetis, dan ketrampilan musik secara gradual menurut tata urutan yang logis dengan memperhatikan kesenangan dan keterpaduan dengan kehidupan anak sehari-hari.
Lagu model merupakan lagu yang dipilih dan paling bamyak mengandung unsur-unsur musik yang akan dikembangkan pada anak. Pemilihan lagu model hendaknya disesuaikan dengan pilihan anak, artinya lagu hendaknya bukan lagu yang asing, sebab akan menyita waktu untuk mempelajari lagu itu terlebih dahulu. Kecuali kalau guru memang harus mengajarkan lagu baru, dapat dilakukan dengan menguasai syair lagu secara tepat barulah pengenalan melodi (bayangan nada) lagu bersangkutan.
Pengajaran musik lebih menekankan terlebih dahulu rasa irama, rasa nada (bayangan nada) untuk bernyanyi dengan tingggi rendah nada secara tepat dan denyutan-denyutan pulsa secara benar. Lagu model diajarkan melalui mendengarkan music, menirukan akhirnya anak akan hafal secara alamiah. Lagu model tidak diajarkan dengan membaca musik terlebih dahulu, hal ini dengan pertimbangan belajar harus dimulai dengan hal yang mudah ke yang sulit, sederhana ke konplek, disenangi ke yang kurang senang, mudah ke rumit dan sebagainya.
Contoh tujuan pembelajaran:
a.      Murid dapat menyanyikan lagu dengan nada yang tepat.
Tujuan tersebut mengamanatkan penekanan pembelajaran pada kemampuan murid untuk menyanyikan(psikomotor) lagu secara benar terlebih dahulu.
b.     Murid dapat bertepuk menurut pulsa sambil menyanyikan lagu model “cicak-cicak di dinding”.
Tujuan ini juga menekankan pada kemampuan anak mengembangkan ketrampilan gerak dan rasa irama”.
c.      Murid dapat bertepuk menurut ayunan birama dua sambil menyanyikan lagu model yang sudah dikuasai.
Tujuan ini menekankan kemampuan pertepuk dengan memperhatikan tekanan pada interval berat.
d. Murid dapat bertepuk menurut ayunan birama tiga sambil menyanyikan lagu model Amelia.
e. Murid dapat bertepuk menurutayunan birama empat sambil menyanyikan lagu model Selamat Ulang Tahun.
f. Murid dapat menentukan birama lagu yang didengar .
Tujuan keenam ini dirancang agar murid akhirnya memiliki rasa irama dengan memperbandingkan berbagai tekanan pada berbagai lagudengan birama berbeda. Tujuan ini dapat tercapai jika anak memangtelah dikembangkan rasa iramanya.
g. Murid menyatakan dinamik lagu.
Tujuan ini sudah mengarah ke apresiasi anak pada lagu-lagu tertentu.
Anak yang berada pada lingkungan klasikal, akan mudah lebih tumbuh rasa musiknya dibanding anak yang tinggal pada masyarakat atau keluarga yang awam. Hal ini terjadi pengalaman anak telah teridentifikasi dan kadang terinternalisasi dalam dirinya, sehingga akan mempengarui sikap dan perilakunya. Pengalaman mendengar, meniru akan memberikan kemampuan pada anak dalam bernyanyi. Pembelajaran yang dimulai dengan bernyanyi menimbulkan rasa senang anak dan segera diikutinya.
Dalam pelaksanaan pembelajaran musik disekolah dasar dengan baik, guru paling tidak harus memiliki pengetahuanbagaimana membelajarkanmusik pada anak SD, memiliki rasa suka pada musik, kemauan untuk mengajarkan pada anak, pemahaman bahwa pembelajaranmusik mengutamakan tumbuhnya rasa musik, meliputi : rasa irama, rasa nada, harmonisasi, kesukaan , penghayatan musik.
Musik bukan pengetahuan yang bersifat ingatan walaupun tidak berarti tidak memerlukan pengetahuan, tetapi lebih pada pengembangan ketrampilan dan tumbuhnya rasa mengutamakan keterampilan dan tumbuhnya ras, konsekuensinya guru harus berorientasi praktis, artinya memberikan kesempatan pada anak untuk belajar secara nyata, langsung, dan bermakna yang dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang menumbuhkan rasa suka tanpa paksaan.
Untuk mewujudkan interaksi belajar musik yang memberi pengalaman, keterampilan, dan tumbuh rasa musik, persyaratan yang harus dimiliki seorang guru sekolah dasar adalah sebagai berikut :
1)  Pengetahuan dan kemampuan yang memadai dalam musik, sehingga tidak mengalami hambatan pemahaman materi musik yang diajarkan.
2)  Memiliki pengetahuan dan pandangan tentang sifat dan hakikat musik, sifat dan hakikat proses belajar musik, serta sifat dan hakikat pembelajaran musik.
3)  Memiliki pengetahuan dan keterampilan bernyanyi dengan menggunakan teknik bernyanyi yang benar.
4)  Memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memainkan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran musik.
5)  Memiliki pengetahuan dan kemampuan menggunakan berbagai macam metode penyajian dalam penyajian musik.
6)  Pengetahuan mengadakan tes prasyarat agar diketahuisecara pasti dari manakah pembelajaran musik dimulai.
7)  Pengetahuan dan kemampuan memilih lagu atau komposisi model yang digunakan untuk mengajar, disamping kemauan untuk menerima berbagai masukan dari murid, guru juga harus memiliki kemampuan memilih lagu model yang berisi unsur-unsur musik yang akan diajarkan.
8)  Pengetahuan dan kemampuan memilih serta menggunakan sarana dan media untuk mengajar musik. Guru dapat memanfaatkan berbagai media, misalnya: buku-buku, gambar-gambar, kaset, radio, televisi dalam pembelajaran musik.
9)  Kemampuan menyampaikan bahan pembelajaran melalui pengalaman musik.
10)   Memilih strategi pembelajaran yang sesuai kondisi kelas.
11)    Pengetahuan dan kemauan evaluasi belajar anak.
Pembelajaran musik adalah pembelajaran tentang kemampuan bermusik dengan didasarkan pada fundasi rasa bermusik ( sense of music ). Rasa bermusik ditandai dengan tumbuhnya rasa irama, bayangan nada, dan rasa harmoni. Pengembangan kemampuan bermusik harus diawali dengan pemahaman makna dan ciri unsur-unsur musik yang membentuk lagu atau komposisi. Penyampaian kajian unsur-unsur musik hendaknya dilakukan melalui pengalaman musik, sehingga kajian musik menjadi praktis dan mudah dalam pemahamannya.
Unsur musik yang dikembangkan antara lain: dasar teknik bernyanyi, irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu, serta ekspres. Kegiatan pengkajian unsur musik ini pada dasarnya tidak dapat dipisahkan satu unsur dengan unsur yang lainnya. Penyajian dilakukan dengan menggunakan suatu komposisi kemudian dianalisis unsur-unsur musik yang ada didalamnya, sehingga hampir seluruh unsur musik ada, hanya saja tidak seluruhnya. Penekanan pada suatu unsur musik dapat dikembangkan dengan ketepatan pemilihan lagu model.
Unsur-unsur musik disajikan dengan menganut kurikulum spiral, artinya: bahwa dalam kajiannya dilakukan dengan cara berlapis berualang. Kajian yang telah dikuasai diulang dan ditambah dengan kajian yang memiliki gradasi kesulitan lebih. Konsekuensinya pemilihan lagu model juga disuaikan dengan tingkat kesulitan dari unsur musik yang menjadi penekanan. Untuk itu disamping penggunaan lagu model, murid juga perlu dikembangkan apresiasi terhadap lagu-lagu model yang akan digunakan sebagai bahan kajian, sehingga lagu model menjadi tidak asing bagi anak.
Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan belajar musik agar mencapai tujuan pembelajaran musik, yaitu tumbuhnya rasa musik dan pada akhirnya tumbuhlah kreatifitas estetis anak sebagai media ungkap ekspresi. Pembelajaran dilaksanakan dengan penekanan pengalaman musik agar anak secara urut memiliki pengetahuan, pemahaman dan apresiasi musik, keterampilan musik, dan pada akhirnya tumbuhlah kreativitas estetis. Pengalaman musik dimanfaatkan untuk memupuk pengetahuan, apresiasi, sekaligus mengembangkan keterampilan.
Dibawah ini terdapat beberapa pendapat tentang metode pembelajaran music[5] yaitu sebagai berikut:
a.   Dalcrose menyatakan pembelajaran teori musik harus diberikan melalui musik itu sendiri, sehingga anak-anak mendengar alunan musik tersebut, menghayati apa yang dinamakantangga nada, interval, dan akornya. Selanjutnya dikatakan bahwa irama merupakan unsur yang paling dasar yang dapat mempengaruhi seluruh jaringan otot, syarafbahkan seluruh organ tubuh manusia.
b.   Frigyas Sandor mengatakan bernyanyi dan latihan gerak tubuh sangat berhubungan erat, karena irama lagu dapat mempengaruhi dan mengendalikan pusat syaraf, serta dapat pula memberikan latihan terhadap tenggorok dan kerongkongan.
c.   Leonard dan House menyatakan metode pengajaran musik yang digunakan haruslah selalu dihubungkan dengan musik itu sendiri sebagai seni ekspresi. Pengajaran teknik, notasi, sejarah atau teori di luar hubungan musik dan ekspresi tidak dapat dibenarkan. Metode pengajaran musik yang terbaik adalah metode yang melibatkan murid-murid dengan pengalaman yang bermakna.
d.   Greenberg mengatakan bahwa pengalaman musik dapat mengembangkan kemampuan anak untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya melalui bunyi, alat musik, suaranya sendiri dan melalui gerak tubuhnya sendiri.
e.   Curwen menekankan bahwa dalam pelajaran musik yang dibayangkan anak-anak adalah bunyinya bukan notasinya dan dalam kegiatan belajar mengajar haruslah diciptakan situasi yang menyenangkan bagi anak.
f.    Brocklehurst mengemukakan bahwa ingatan bayangan nada adalah salah satu dari hal-hal yang sangat penting dalam kemampuan bermusik, baik yang menyangkut kreativitas, penyajian maupun dalam mendengarkan musik. Mempelajari lagu melalui mendengarkan lagu-lagu yang sudah dikenal adalah metode yang dapat mengembangkan kemampuan mengingat bayangan nada. Memberikan dikte dalam bentuk menuliskan lagu-lagu yang sudah dikenal juga sangat bermanfaat untuk mengingat bayangan nada.
g.   O’brien mengemukakan bahwa berdasarkan teori Piaget dan Bruner tentang tahap berpikir anak telah menyimpulkan bagaimana seharusnya memberikan pengajaran musik sebagai berikut:
·     Cara belajar yang terbaik bagi anak seharusnya melalui pengalaman musik, dan pengalaman tersebut harus bermacam-macam sebagai perkembangan mental yang disebut “pembentukan konsep”. Konsep tersebut sebagai dasar menarik kesimpulan dalam cara melambangkannya dengan notasi musik.
·     Anak mempunyai tahap perkembangan yang perlu diperhatikan dan disesuaikan dalam pelaksanaan kelas musik. Anak kecil dapat menguasai otot besar tetapi tidak untuk otot kecil.
·     Anak memiliki kebutuhan dan emosi yang berbada, mereka masih memiliki egosentris, mungkin belum dapat menikmati kegiatan musik bersama-sama, sedang anak besar lebih suka pengembangan musik ansambel yang dilakukan bersama-sama.
·     Pengajaran musik yang ideal menggunakan unsur-unsur musik yang terdapat dalam lagu model untuk pengalaman musik, irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu serta ekspresi dan selanjutnya dianalisis hingga memperoleh kesimpulan pada tingkat berpikir abstrak, melambangkan dan menuliskan notasinya.[6] Pola yang dapat digunakan adalah pengalaman, pengkategorian, perlambangan, dan penulisan.










PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Dari beberapa uraian yang telah dikemukakan diatas, kesimpulan yang dapat kita petik adalah, bahwa pembelajaran musik adalah kegiatan aktif dalam pengalaman musik. Pembahasan unsur-unsur musik disampaikan bersamaan dengan kegiatan pengalaman musik dengan cara alamiah.
Musik merupakan salah satu demensi pengembangan satu dimensi pengembangan kreativitas yang merupakan intisari dari pengembangan musik di sekolah dasar, khususnya diarahkan pada kreativitas estetis. Kemampuan musik mengungkapkan dirinya melalui musik lebih diperhatikan dibanding penekanan penguasaan kajian musikal. Kepekaan musik atau tumbuhnya sense of music merupakan dambaan pembelajaran ini, sehingga anak tumbuh menjadi manusia yang luwes, berani, terampil, mandiri dan kreatif.
Karakter musik yang sesuai untuk dimainkan maupun dinyanyikan oleh anak memiliki batasan: mudah diingat, menarik minat anak, nyaman dimainkan dan dinyanyikan ditinjau dari segi ritme, interval, birama, perulangan, gerak, jumlah nada dan unsur,  yang mengandung sifat permainan dan komunikatif. Musik anak harus sesuai dengan perkembangan fisik yang mampu menjadikan dirinya sebagai media pengungkapan perasaan, pikiran, isi hati anak









DAFTAR PUSTAKA

Djohan, Psikologi Musik, Yogyakarta: Percetakan Galang Press, 2009
Jamalus, Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik, Jakarta: Depdikbud, 1988
M Hariwijaya dan Bertiani Eka Sukaca, PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan Pendidikan Sejak Dini, Bandung: Percetakan Galang Press, 2009
Mahmud, AT. Musik dan Anak, Jakarta: Depdikbud, 1995
Rachmi, Tetty, Keterampilan Musik dan Tari, Jakarta: Universitas Terbuka.2008
Safrina, Rien.  Pendidikan Seni Musik, Jakarta: Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1999




[1] Rachmi, Tetty, Keterampilan Musik dan Tari, (Jakarta: Universitas Terbuka.2008), hlm. 14.
[2] Djohan, Psikologi Musik, (Yogyakarta: Percetakan Galang Press, 2009), hlm. 54.

[3]M Hariwijaya dan Bertiani Eka Sukaca, PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan
Pendidikan Sejak Dini, (Bandung: Percetakan Galang Press, 2009), hlm. 21.

[4]  AT Mahmud, Musik dan Anak, (Jakarta: Depdikbud, 1995), hlm. 16.
[5] Rien Safrina, Pendidikan Seni Musik, (Jakarta: Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1999), hlm. 34.
[6]  Jamalus, Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik, (Jakarta: Depdikbud, 1988), hlm. 29.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL