SUMBER JIWA BERAGAMA
By. Mahasiswa, Nisa, Dkk.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hubungan manusia dengan sesuatu yang dianggap Maha
Kuasa memiliki sejarah yang panjang. Hal ini dapat diketahui dari pendapat para
ahli agama, baik melalui penelitian, dokumen kuno maupun kitab suci. Dalam
masyarakat kuno telah dikenal berbagai kepercayaan, seperti dinamisme,
animisme, politheisme, dan berpuncak pada monotheisme. Hal ini dapat dibuktikan
melalui situs-situs kuno peninggalan peradapan Yunani Kuno, peradaban Mesir
Kuno, peradaban China Kuno, peradaban sungai Eufrat dan Tigris dan banyak lagi.
Satu hal yang pasti, manusia sejak zaman dahulu telah mengenal adanya Yang Maha
segalanya.
Dalam kitab suci, hubungan ini dikenal sebagai
hubungan Pencipta dengan ciptaan-Nya. Dan hubungan ini ada manusia pertama
kali, yaitu Nabi Adam as. Hingga sekarang, manusia tetap memiliki keyakinan
pada Tuhan. Besar kecilnya keyakinan itu tergantung dari berbagai hal. Misalnya
sedikit banyaknya informasi keagamaan yang diterima, kebiasaan sejak usia dini,
lingkungan keluarga, masyarakat di sekolah, pengalaman agama dan lainnya.
Walaupun keyakinan terhadap Tuhan dipengaruhi berbagai faktor, tetap saja ada
(walaupun sedikit) keyakinan manusia pada Tuhan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah Sumber Jiwa Beragama?
2.
Apakah Fitrah Dalam Islam?
3.
Apakah Teori Faculty?
4.
Apakah Teori Monistik?
5.
Apakah Sumber Kejiwaan Agama Menurut Islam?
C.
Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui sumber jiwa beragama.
2.
Untuk mengetahui fitrah dalam islam.
3.
Untuk mengetahui teori faculty.
4.
Untuk mengetahui teori monistik.
5.
Untuk mengetahui sumber kejiwaan agama menurut islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sumber Jiwa Beragama
Jiwa
adalah ‘ruh’ setelah bersatu dengan jasad penyatuan ruh dengan jasad
melahirkan pengaruh yang ditimbulkan oleh jasad terhadap ruh. Sebab dari
pengaruh-pengaruh ini muncullah kebutuhan-kebutuhan jasad yang dibangun oleh
ruh. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa jiwa merupakan subjek dari kegiatan
“spiritual”.
Agama adalah persoalan keyakinan yang dipercaya mampu
membawa kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Masalah yang
berhubungan dengan agama terkadang menimbulkan konflik
antar pemeluk agama. Apalagi jika agamanya dibandingkan dengan agama lainnya
dan jika berkaitan dengan masalah keyakinan. Karena, beragama sudah menjadi
darah dan daging di dalam jiwa dan raga yang melekat erat dalam kehidupannya.
Tidak bisa di ungkiri bahwa kata kunci pada pembahasan
psikologi adalah tentang jiwa. Hampir seluruh ahli ilmu jiwa sependapat, bahwa
sesungguhnya apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan manusia itu bukan hanya
terbatas pada kebutuhan makan, minum, pakaian, ataupun kenikmatan-kenikmatan
lainnya.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat di ketahui
manusia ingin mengabdikan dirinya kepada Tuhan atau sesuatu yang dianggapnya
sebagai zat yang mempunyai kekuasaan tinggi sebagaimana fitrahnya. Keinginan
itu terdapat pada setiap kelompok, golongan atau masyarakat manusia dari yang
paling primitif hingga yang paling modern.
B.
Fitrah Dalam Islam
Pada manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah. Fitrah
adalah potensi dasar manusia yang bersifat suci, namun kesuciannya tersebut
perlu dijaga dan dikembangkan melalui pola pengasuhan, pembinaan, pendidikan
dan pergaulan yang baik.
Para ahli memiliki beberapa pengertian fitrah, antara
lain:
1.
Fitrah berarti suci
Artinya, ketika seorang bayi lahir ke dunia, ia dalam keadaan suci, tanpa
dosa. Tidak ada dosa warisan dari orang tuanya. Baru kemudian dalam mengarungi
kehidupan orang tersebut terkena kotoran noda dosa.
2.
Fitrah berarti bertauhid
Artinya, sejak lahir manusia telah membawa sifat-sifat percaya kepada
Tuhan. Jadi sudah naluri bila manusia menolak adanya atheism atau politheisme.
3.
Fitrah dalam arti ikhlas
Ketika lahir, manusia dibekali sifat-sifat oleh Tuhan. Salah satu sifat
tersebut adalah ikhlas. Jadi ikhlas tersebut merupakan fitrah manusia.
4.
Fitrah dalam arti insting
Ibn Taimiyah membagi fitrah dalam dua bagian:
a.
Fitrah al-Munazalah
Yaitu fitrah luar yang masuk ke dalam manusia. Fitrah ini berupa al-qur’an
dan sunah.
b.
Fitrah al-Gharizah
Yaitu fitrah dari dalam diri manusia untuk mengembangkan potensi manusia.
5.
Fitrah dalam arti tabiat
Menurut al-Ghazaly fitrah sebagai sifat dasar yang diperoleh manusia sejak
lahir yang terdiri dari:
a.
Beriman pada Allah
b.
Menerima pendidikan dan pengajaran
c.
Mencari kebenaran
d.
Dorongan syahwat, ghodob dan insting
Banyak pengertian tentang fitrah, dilihat dari
bernagai sudut dan pandangan akan mempunyai makna dan pengeritan yang berbeda,
tap pada dasarnya dapat kita simpulkan tentag makna fitrah adalah potensi dasar
manusia yang bersifat suci, namun kesuciannya tersebut perlu dijaga dan
dikembangkan melalui pola pengasuhan, pembinaan, pendidikan dan pergaulan yang
baik.
C.
Teori Faculty
TheoriTeori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia
itu tidak bersumber pada suatu faktor yang tunggal tetapi terdiri atas beberapa
unsur, antara lain yang dianggap memegang peran penting adalah:
1)
Fungsi Cipta
Fungsi cipta yaitu fungsi intelektual manusia. Melalui cipta orang dapat
menilai dan membandingkan serta selanjutnya memutuskan sesuatu tindakan
terhadap stimulus tertentu, termasuk dalam aspek agama.
2)
Fungsi Rasa
Fungsi rasa yaitu suatu tenaga dalam jiwa manusia yang banyak berperan
dalam membentuk motivasi dalam corak tingkah laku seseorang.melalui fungsi rasa
dapat menimbulkan penghayatan dalam kehidupan beragama yang selanjutnya akan
memberi makna pada kehidupan beragama.
3)
Karsa
Karsa itu merupakan fungsi ekslusif dalam jiwa manusia. Karsa berfungsi
mendorong timbulnya pelaksanaan doktrin serta ajaran agama berdasarkan fungsi
kejiwaan.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan dan dipahami dengan
lebih sederhana yaitu :
a)
Cipta, berperan untuk menentukan benar atau tidaknya ajaran suatu agama
berdasarkan pertimbangan intelektual seseorang.
b) Rasa, menimbulkan sikap batin yang seimbang dan
positif dalam menghayati kebenaran ajaran agama.
c)
Karsa, menimbulkan amalan-amalan atau doktrin keagamaan yang benar dan
logis.
Diantara ahli yang tergolong kepada teori Fakulti:
a)
G.M. Straton G.M.
Straton mengemukakan teori “konflik”. Ia mengatakan, bahwa yang menjadi
sumber kejiwaan agama adalah adanya konflik bdalam kejiwaan manusia. Keadaan
yang berlawanan seperti: baik-buruk, moral-im moral, kepasifan-keaktifan, rasa
rendah diri dan rasa harga diri menimbulkan pertentangan (konflik) dalam diri
manusia.
Jika konflik itu sudah demikian mencekam manusia dan mempengaruhi kehidupan
kejiwaannya, makas manusia itu mencari pertolongan kepada suatu kekuasaan yang
tertinggi (Tuhan). Seperti Sigmund Freud berpendapat, bahwa dalam setiap
organis terdapat dua konflik kejiwaan seseorang yang mendasar, yaitu:
1.
Life-urge: ialah ke inginan mempertahankan ke langsungan hidup dari ke
adaan yang terdahulu agar terus berlanjut.
2.
Death-urge: ialah keinginan untuk kembali ke dalam keadaan semula sebagai
benda mati ( anorganis).
Selanjutnya, G.M. Straton berpendapat, konflik yang
positif yang tergantung atas adanya dorongan pokok yang merupakan dorongan
dasar (basic-urge) sebagai keadaan yang menyababkan timbulnya konflik tersebut.
Dalam pernerapannya W.H. Clark berpendapat berdasarkan
keinginaan dasar yang di kemukakan oleh Sigmund Freud, bahwa expresi dari
pertentengan antara Death-urge dan Life-urge merupakan sumber kejiwaan agama
dalam diri manusia. Dalam kenyataan kehidupan keagamaan kita dapat melihat
adanya dorongan Life-urge secara positif hingga para pemeluk agama mengamalkan
agamanya dengan penuh keikhlasan dalam hidupnya di dorong oleh ketakutannya
Death-urge (hari kiamat).
b)
Zakiah Daradjat
Dr. Zakiah Dradjat brpendapat, pada diri manusia itu terdapat kebutuhan
pokok. Beliau mengemukakan, selain dari kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani
manusia mempunyai suatu kebutuhan akan adanya kebutuhan akan keseimbangan dalam
kehidupan jiwanya agar tidak
c)
W.H Thomas
Melalui teori The Four Wishes-nya mengemukakan, bahwa yang menjaddi sumber
kejiwaan agama adalah empat macam keinginan dasar yang ada dalam jiwa manusia,
yaitu:
1.
Keinginan untu keselamatan (security)
2.
Keinginan untuk mendapatkan penghargaan (recognations)
3.
Keinginan untuk di tanggapi (response)
4.
Keinginan akan pengetahuan atau pengalaman baru ( new experiennce)
Di dasarkan atas keempat keinginan dasar itulah pada
umumnya manusia menganut agama menurut W.H. Thomas. Dengan mengabdi dan
menyembah diri kepada Tuhan, keinginan untuk keselamatan terpenuhi. Demikian
pula keinginan untuk mendapatkan penghargaan maka ajaran agama
mengindoktrinasikan konsep akan adanya balasan baik setiap amal baik dan buruk.
Agama memberi penghargaan kepada umatnya yang setia dan ikhlas melebihi kaum
awam lainnya.
D.
Teori Monistik
Menurut teori monistik, yang menjadi sumber kejiwaan
agama itu adalah berasal dari satu sumber kejiwaan. Sumber tunggal manakah yang
paling dominan sebagai sumber jiwa kejiwaan itu? Terhadap sumber kejiwaan yang
dominan itu, dikalangan ahli terjadi perbedaan pendapat:
1.
Menurut Thomas van Aquiono
Yang menjadi dasar kejiwaan agama ialah: Berfikir. Manusia bertuhan karena
manusia menggunakan kemampuan berfikirnya. Kehidupan beragama merupakan
refleksi dari kehidupan berfikir manusia itu sendiri.
2.
Menurut Frederick Hegel
Agama adalah suatu pengalaman yang sungguh-sungguh benar dan tepat
kebenaran abadi. Berdasarkan konsep itu maka agama semata-mata merupakan
hal-hal atau persoalan yang berhubungan dengan pikiran.
3.
Menurut Rudolf Otto
Sumber jiwa agama adalah rasa kagum yang berasal dari The Whaly Other (yang
sama sekali lain), jika seseorang dipengaruhi oleh rasa kagum terhadap sesuatu
yang dianggapnya lain dari yang lain, maka keadaan mental seperti itu oleh Otto
disebut “Numinous”. Perasaan itulah menurut R. Otto sebagai sumber dari
kejiwaan agama manusia.
4.
Menurut Sigmund Freud
Unsur kejiwaan yang menjadi sumber keiwaan agama adalah lidido sexual
(naluri seksual). Berdasarkan lidibo ini timbulah ide tentang Tuhan dan upacara
keagamaan, melalui proses:
b) Oedipus Complex, yaitu mitos Yunani kuno yang
menceritakan bahwa karena perasaan cinta kepada ibunya, maka Oedipus membunuh
ayahnya. Setelah ayahnya mati timbullah rasa bersalah pada diri sendiri.
c)
Father Image (cinta bapak): setelah membunuh bapaknya Oedipus dihantui rasa
bersalah, lalu timbul rasa penyesalan. Perasaan itu menerbitkan ide untuk
membuat suatu cara sebagai penebus kesalahan manusia yang mereka lakukan,
mereka memuja alasannya karena dari pemujaan itulah menurut Freud sebagai asal
dari upacara keagamaan. Jadi agama muncul dari ilusi manusia.
E.
Sumber Kejiwaan Agama Menurut Islam
Di dalam Al-qur’an sumber jiwa agama dapat ditemukan
dalam surat Ar-Rum ayat 30 yang berarti:
“Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah
yang menciptakan manusia menurut fitrah itu. Itulah agama yang lurus, tapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Ar-Rum:30).
Ayat tersebut menyatakan bahwa secara fitrah, manusia
adalah makhluk beragama. Secara naluri manusia pada hakikatnya selalu meyakini
adanya Tuhan Yang Maha Kuasa. Walaupun secara dhohir ada beberapa golongan yang
tidak mengakui adanya Tuhan (atheis), tetapi itu hanya pernyataan lisan. Secara
hakiki ia tetap meyakini adanya kekuatan di luar kekuatannya yang tidak mungkin
dilampaui dan memiliki kekuatan Yang Maha.
Menurut Nurcholis Majid, agama merupakan fitrah
munazal yang diturunkan Allah untuk menguatkan fitrah yang telah ada secara
alami. Dengan fitrah ini manusia tergerak untuk melakukan kegiatan atau ritual
yang diperintahkan oleh Yang Maha Kuasa, yang berbentuk upacara ritual,
kegiatan kemanusiaan, kegiatan berfikir dan lain – lain.Dalam manusia juga
terdapat naluri untuk mencintai dan dicintai Tuhan. Keinginan ini tidak mungkin
dapat terpenuhi kecuali melalui kegiatan beragama. Bahkan naluri ini memiliki
porsi yang cukup besar dalam jajaran naluri yang dimiliki manusia.
Menurut Quraish Shihab , sumber jiwa agama seseorang
bersumber dari penemuan rasa kebenaran, keindahan d kebaikan. Hal ini dapat
dijabarkan sebagai berikut. Ketika manusia memperhatikan keindahan alam, maka
akan timbul kekaguman. Kemudian menemukan kebaikan pada alam semesta yang
diciptakan untuk manusia. Kemudian manusia mencari apa yang paling indah,
paling benar dan paling baik yang pada akhirnya jawaban dari pertanyaan
tersebut adalah Tuhan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Sumber jiwa agama menurut ahli dibagi dua:
a.
Teori monistik: bahwa sumber jiwa agama berasal dari sesuatu yang tunggal
yang dapat berupa rasa ketergantungan, akal, libido sexuli dll.
b.
Teori fakulty: bahwa sumber jiwa agama berasal dari beberapa unsur terutama cipta, rasa, karsa.
2.
Sumber jiwa agama menurut Islam berasal dari fitrah manusia yang berasal
dari Allah
3.
Fitrah diartikan sebagai suci, bertauhid, ikhlas, insting, atau tabiat.
Komentar
Posting Komentar