Makalah Ayat-Ayat Tentang Alam
By. W. Ahmad, Dkk..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana
terdapat di dalam sumber ajarannya, Al-Qur’an dan Hadis tampak amat ideal dan
agung. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal
pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang
dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan
kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis,
berorientasi, pada kualitas, egaliter, kemitraan, mencintai kebersihan,
mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan bersikap positif lainnya.
Dewasa ini kehadiran agama semakin dituntut agar ikut terlibat secara
aktif didalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia. Agama
tidak boleh hanya sekedar menjadi lambang kesalehan atau berhenti sekedar
disampaikan dalam khotbah, melainkan secara konsepsional menunjukkan cara-cara
yang paling efektif dalam memecahkan masalah. Tuntutan terhadap agama yang
demikian itu dapat dijawab mana kala pemahaman agama yang menggunakan
pendekatan lain, yang secara operasional konseptual, dapat memberikan jawaban
terhadap maslah yang timbul.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendekatan filosofis dalam studi Islam?
2. Bagaimana pendekatan historis dalam studi Islam?
3. Bagaimana pemahaman dalam Islam?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan sejarah dalam Islam.
2. Untuk memahami peradaban Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tafsir Surah Al- Baqarah [2] : 28-29
1. Nash / Ayat (Q.s Al-Baqarah 2 :28-29)
كيْفَ تَكْفُرُ وْ نَ بِا للهِ
وَ كُنْتُمْ اَ مْوَا تًا فَاَ حْيَا كُمْ, ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ
ثُمَّ اِ لَيْهِ تُرْ جَعُوْنَ.
هُوَالَّذِ يْ
خَلَقَ لَكُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا ثُمَّ ا سْتَوآ ى اِ لَى ا لسَّمآءِ
فَسَوَّاىهُنّ سَبْع سَمَوَ تٍ, وَ هُوَ بِكُلِّ
شَيْ ءٍ عَلِيْم
“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati
lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya lagi
kembali, kemudian kepada-Nya lah kamu dikembalikan
Dialah (Allah) yang
menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu, kemudian Dia menuju ke langit,
lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu.”[Q.S Al- Baqarah (2) : 28-29].
2.
Mufradat
Kamu ingkar تَكْفُرُ وْنَ
Mati اَ مْوَا ت
Kafir تَكْفُرُ
Dikembalikan تُرْ جَعُوْنَ
Dihimpunkan ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ
Dimatikan يُمِيْتُكُم
3.
Asbabul Nuzul
“Bagaimana kamu ingkar kepada allah, pada kamu
(tadinya) mati, lalu dia menghidupkan kamu, kemudian dia mematikan kamu lalu
dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepadanyalah kamu kembali. (Qs. 2:28).
Dialah (allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian
dia menuju ke langit, lalu dia menyempurnakan menjadi tujuh langit. Dan dia
mengetahui segala sesuatu. (Qs. 2:29).
a.
Dalam ayat
sebelumnya, Allah menerangkan sifat-sifat golongan yang kafir. Kekufuran kepada
allah diperlihatkan dengan bukti-bukti dan nikmat, ini merupakan kekufuran yang
amat buruk. Allah memperlihatkan satu kejadian yang pasti manusia lihat.
b.
Jalan kehidupan
pasti berbeda dengan jalan kematian. Yang menjadi kufur (mengingkari) allah
padahal kamu dahulunya mati (belum lahir), kemudian dia menghidupkan kamu.
c.
Dulu kamu itu mati,
di antara benda-benda mati di sekelilingmu di bumi. Lalu allah menciptakan
kkehidupan untukmu.
d.
Hal ini tidak perlu
dibantah lagi. Inilah hakikat yang di hadapi oleh setiap makhluk hidup.
Kemudian dia menghidupkan kamu kembali (di akhirat).
e.
Dan, inilah yang
selalu mereka bantah. Kemudian kepadanyalah kamu kembali.
f.
Kamu akan kembali
seperti semula.
Mengenai firman allah dengan bersumber dari Ibnu
Abbas, ad-Dhahhak mengatakan, “dulu, sebelum dia menciptakan kamu, kamu adalah
tanah, dan inilah kematian. Kemudian dia menghidupkan kamu sehingga terciptalah
kamu, dan inilah kehidupan. Setelah dia mematikan kamu kembali, sehingga kamu
kembali kea lam kubur, dan itulah kematian kedua. Selanjutnya dia akan
membangkitkan kamu pada hari kiamat kelak, dan inilah kehidupan yang kedua.”
Kemudian disusunlah ayat ini dengan pantulan
sinar yang lain untuk melengkapi pancaran cahaya yang pertama. “dialah (allah)
yang menciptakan segala apa yang ada dibumi untukmu, kemudian dia menuju
kelangit, lalu dia menyempurnakan menjadi tujuh langit. Dan dia maha mengetahui
segala sesuatu. Perkataan untuk kamu memiliki makna yang mendalam serta kesan
yang dalam pula. Ini sangat menunjukkan kata yang pasti bahwa penciptaan
manusia adalah untuk urusan yang besar. Manusia diciptakan allah yang menjadi
khalifah dimuka bumi, menguasainya dan mengelolahnya.
4.
Kandungan Ayat
Pada ayat ke-28 surat Al- Baqarah menjelaskan
bahwa kejadian manusia sebagai makhluk Allah diciptakan melalui proses,
melewati tahapan-tahapan. Tahap pertama adalah kejadian manusia dari
benda-benda mati yang diberi kehidupan dan menjelma menjadi suatu makhluk hidup
yang kemudian disebut manusia. Setelah melalui proses kehidupan itu, manusia
pun mati. Setelah kematian itu, manusia mengalami kehidupan ukhrawi, yakni alam
kubur dan kebangkitan kembali di akhirat. Penjelasan tentang proses kejadian,
kehidupan, dan hari kebangkitan menunjukkan betapa Maha kuasanya Allah. Lebih
tegas lagi, ayat-ayat di atas mempertegas kemestian iman dan tauhid sebagai
landasan hidup manusia yang merujuk pada wahyu Allah.
Kematian yang diduga sebagai akhir kehidupan
bagi sebagian besar manusia merupakan kelanjutan kehidupan mereka yang berjuang
dan hidup sesuai dengan aturan serta tuntutan Allah dan Rasul-Nya. Kematian
adalah perpindahan dari alam duniawi kea lam akhirat yang kekal dan penuh
kenikmatan.
Pada ayat ke-29 surah Al- Baqarah terang benar,
bahwa Allah menjadikan apa-apa yang dalam bumi untuk kamu (hai kaum muslimin),
yaitu seperti barang-barang yang dikeluarkan dari dalam tanah umpamanya: emas,
perak, batu arang, minyak, dan sebagainya. Oleh karena itu, seharusnya kaum
muslimin khususnya dan rakyat Indonesia umumnya berusaha mengeluarkan hasil
bumi Indonesia yang kaya raya, supaya tercapai kemakmuran bersama. Allah
menjadikan tujuh lapis langit. Adapun yang dikatakan langit ialah apa-apa yang
diatas kepala kita, seperti awan, bintang-bintang, tempat peredarannya dan
sebagainya.
Alam yang dijadikan Allah ada dua macam:
1.
Pertama: alam yang
boleh dilihat dengan mata kepala atau dirasa dengan salah satu panca indera,
seperti alam manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, barang yang beku (padat), yang
cair dan bangsa gas (udara). Barang-barang ini dinamakan “Alam Jasmani”.
2.
Kedua: alam yang
tidak dapat dilihat dengan mata kepala, seperti kita ketahui bekasnya seperti
roh manusia. Roh itu tiada bisa kita lihat, tetapi kita ketahui, seperti pandai
berpikir, merasa senang dan sakit, berkemauan dan sebagainya. Jika roh itu sudah
melayang maka segala perasaan itu hilanglah dari pada manusia. Alam ini
dinamakan “Alam Rohani”. Yang masuk alam rohani ialah: roh, jin, malaikat,
iblis atau setan, dan sebagainya.
5.
Makna Secara Global
Bukti kemulian dan kekuasaannya adalah dia
menciptakan segala sesuatu di muka bumi untuk manusia karena ketergantungan
hidupnya kepadanya, dan menciptakan langit dengan tujuh lapisnya. Dialah allah
dengan semua itu ilmunya meliputi segala sesuatu maha suci allah tidak ada
semabahan kecuali allah dan tidak ada rabb selainnya. Kehalalan segala hal yang
ada di muka bumi berupa makanan, minuman, pakaian, kendaraan, kecuali yang ada
dalil spesifik pengharamannya baik dari al-qur’an maupun hadis berdasarkan
firmannya, “dialah allah yang telah menciptakan untuk kamu segala yang ada di
bumi semuanya.Sering sekali disebutkan allah maha mengetahui setelah
menerangkan penciptaannya, karena penciptaannya menunjukkan ilmunya, hikmah dan
kekuasaannya.
6.
Hukum Bisa Ditulis
Ayat Yang Berhubungan Dalam Surah Al-baqarah Ayat 28-29
Didalam ayat tersebut hujjah akan keberadaan
allah dan kekuasaan serta kemampuannya. Dan bahwa sanya allah yang menciptakan
manusia dan yang telh memberikan aturan-aturan kepada mereka. Allah Ta’ala juga
menciptakan bumi dan langit dan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Semua
menunjukkan kebenaran Allah.
B.
Tafsir Surah Nuh 71 : 16
1.
Q.S Nuh: 16
وَ جَعَلَ ا لْقَمَرَ
فِيْهِنَّ نُوْ رً ا وَ جَعَلَ ا لشَّمْسَ سِرَ ا جًا
Artinya:“ Dan disana Dia menciptakan
bulan yang bercahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita(Q.S. Nuh 71 : 16)
2.
Mufrodat
Bulan: القمر
Bintang الشمس
Menjadikan وَ جَعَلَ
3.
Kandungan Ayat
Perkembangan kejadian dan proses penciptaan
manusia itu melalui jalur bertahap dan evolutif. Perkembangan evolusi itu mulai
dari tingkat yang sederhana menuju arah kesempurnaan. Setiap tingkat merupakan
makhluk tersendiri yang mempunyai kode genetic yang berbeda, sehingga keturunan
dari jenis tertentu akan sama dengan yang menurunkannya, karena mewarisi kode
genetic yang sama.
Kebenaran ayat ini didukung oleh sains melalui
hasil penelitian atau intidzar. Hasil intidzar mengemukakan bahwa
proses dan perkembangan perubahan makhluk dari tingkat ke tingkat lain yang
lebih tinggi disebabkan oleh mutasi pada kode genetik dalam sel kelamin. Dengan
demikian, keturunan yang dihasilkan mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari induknya.
Ayat ini pun mempertegas perbedaan antara filsafat manusia dalam Al- Qur’an dan
filsafat materialisme, seperti teori evolusi Darwin. Evolusi Darwin, antara lain,
beranggapan bahwa perubahan proses kejadian manusia dari tingkat yang satu ke
tingkat yang lain yang lebih tinggi diakibatkan oleh pengaruh lingkungan.
Laboratorium kimiawi menunjukkan bahwa bahan
genetik dalam sel kelamin dapat menimbulkan mutasi, sebagaimana disebutkan di
atas. Memang benar lingkungan merupakan sarana seleksi, sehingga hanya
keturunan yang termutasi saja yang dapat bertahan hidup di dalamnya. Namun,
dengan kehendak Allah SWT, radiasi alamiah yang berasal dari sinar cosmos atau
zat radio aktif di bumi dan dapat menimbulkan mutasi, pada masa-masa tertentu
berkembang menjadi jenis-jenis yang tahan, yang unggul saja yang dapat terus
hidup dan meningkat dalam evolusi, dari sel menjadi binatang-binatang yang
lebih tinggi, seperti yang tersimpan sebagai fosil dalam lapisan geologis
selama ribuan tahun.
Teori Darwin tentang evolusi pun kini telah
dikritik oleh teori punctuated equilibrium. Teori ini tidak mengakui
evolusi secara terus menerus yang berjalan dengan memunculkan jenis-jenis baru dalam
waktu yang relative singkat pada zaman tertentu. Tingkat tertinggi dari
rangkaian evolusi itu adalah manusia.
Berdasarkan uraian diatas, nampak dengan jelas
bahwa Allah SWT. adalah Pencipta manusia melalui berbagai proses mutasi yang
disebut Al- Qur’an sebagai sunnatullah. Akan tetapi, sedikit saja orang
yang mendapat anugerah Allah untuk mengetahui sunnatullah itu.
Secara singkat, Al- Qur’an mengemukakan bahwa
manusia berasal dari (1) air (al- ma’u), (2) tanah liat yang kering
seperti tembikar (shalshalin kalfakhkhar), (3) sari / ekstrak yang
berasal dari tanah (sulalatin min thi’n), dan (4) suatu zat renik (turab).
Seperti halnya penciptaan awal makhluk hidup,
manusia pun diciptakan Allah melalui bentuk sel berinti, yaitu sel kelamin
sebagaimana disebut dalam surah Al- Hajj ayat 5.
C.
Tafsir Surah Al- An
‘am [6] : 38
1.
Nash / ayat
وَ مآ مِن دآ بَّةٍ
فِيْ ا لْاَ رء ضِ وض وَ لاَ طَئِرٍ يَّطِيْرُ بِجَنَا حَيْهِ اِ لآَّ اُ مَمٌ اَ
مْثَا لُكُمْ , مَا فَرَّ طْنَا فِى ا لْكِتَبِ مِنْ فِيْ ءٍ ثُمَّ اِ لَى رَ بِّهِمْ
يُحْشَرُ وْ نَ
Artinya:“ Dan tiadalah binatang-binatang yang
ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan
umat-umat seperti kamu (juga). Tiadalah Kami luputkan sesuatu pun didalam Al-
Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.” [Q.S. Al- An’am (6) :
38 ]
2.
Mufradat
Burung-burung طَئِر
Kedua sayapnya بِجَنَا حَيْهِ
Terbang يَّطِيْرُ
Dihimpunkan يُحْشَرُ وْ نَ
3.
Keterangan Ayat
Ayat suci ini menunjukkan adanya bukti-bukti
kekuasaan Tuhan yang ada didalam dunia makhluk hidup yang sesuai dengan
simpulan para ilmuan biologi dan hewan yang meneliti segala sesuatu yang
berkaitan dengan kehidupan sosial, baik binatang yang berkeliaran dibumi maupun
terbang di langit. Diantara bukti kekusaan Tuhan itu adalah semua makhluk hidup
terdiri atas bangsa-bangsa, kabilah-kabilah, dan suku-suku,yang dihimpun oleh
ikatan dan hubungan yang erat. Tidak ubahnya seperti bangsa-bangsa manusia yang
membangun bumi.
Upaya para peneliti di sepanjang sejarah dan di
berbagai belahan bumi telah membuktikan dunia hewan penuh dengan keajaiban yang
tidak terhitung jumlahnya, bahkan membuktikan kelompok hewan yang hidup
menyertai manusia di atas bumi ini sangat banyak dan beragam. Sampai saat ini
diketahui hamper ada sejuta jenis hewan yang berhasil ditemukan oleh ilmu
pengetahuan. Sudah barang tentu jumlah yang sangat besar ini dalam
penelitiannya secara ilmiah memerlukan penyusunan dan pengelompokan. Dengan
alasan ini, muncullah disiplin ilmu khusus tentang pengelompokan yang disebut
dengan ilmu taksonomi hewan.
D.
Tafsir Surah Al-
Hijr [15] : 26-27
1.
Nash / ayat
وَ لَقَدْ خَلَقْنَا
ا لْاِ نْسَا نَ مِنْ صَلْصَا لٍ مِّنْ حَمَأٍ مَّسْنُوْ نٍ, وَ ا لْجآ نَّ
خَلَقْنَهُ مِنْ نَّا رِ ا لسَّمُوْ مِ
Artinya:“Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur
hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari
api yang sangat panas.” [Q.S. Al- Hijr (15) : 26-27]
2.
Mufradat
Tanah lihat yang kering مِنْ صَلْصَا لٍ
Lumpur hitam حَمَأٍ مَّسْنُوْ نٍ
Menciptakan خَلَقْنَهُ
Api نَّا رِ
Jin لْجآ نَّ
3.
Keterangan Ayat
Jin adalah jenis makhluk berakal yang bersuara
bising dan cerdik. Kata jin berasal dari bahasa Arab, al-jinn. Makna
harfiahnya adalah sesuatu yang tertutup, tidak nampak atau tidak terlihat. Makna
istilahnya berarti makhluk yang ditakuti tetapi tidak terlihat. Menurut para
ahli ilmu kalam (teologi Islam) dan ilmu agama Islam, jin itu bermacam-macam
dikalangan bangsa Arab, yaitu:
a.
Jin, yaitu nama umum
untuk semua jenis makhluk semacam ini.
b.
Amir, yaitu jin yang
tinggal bersama manusia.
c.
Arwah, yaitu jin yang
memperlihatkan diri kepada anak kecil.
d.
Setan, yaitu jin yang
kotor, jahat, dan menjijikkan.
e.
Ifrit, yaitu jin yang
lebih jahat dan kotor daripada setan, ia memiliki kekuatan dan berpengaruh
besar.
f.
Iblis, yaitu jin yang
merupakan bapak atau nenek moyang para setan yang hidup bersama para malaikat.
Allah menciptakan jin dari api. Mereka mendapat
taklif (beban hukum) untuk melakukan ibadat. Mereka dikenai kewajiban
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi maksiat sebagaimana halnya manusia Al-
Qur’an menyebut jin dalam banyak ayatnya hingga hamper mencapai 20 ayat lebih. Selain itu, mereka juga suka
makan dan minum sebagaimana manusia. Rasulullah SAW. pernah menceritakan bahwa
setan biasanya makan dengan menggunakan tangan kiri. Oleh karena itu, beliau
memerintahkan kaum muslimin untuk melakukan kebalikannya.
4.
Makna secara global
Ayat 26 dan 27 ini secara global membicarakan
tentang penciptaan manusia dan jin. Ayat ini menerangkan bahwa manusia berasal
dari air dan tanah sedangkan jin bersala dari api. Berbagai ayat Al-Qur’an
menjelaskan bahwa penciptaan manuisa terpisah dari hewan dan perkembangan
manusia pun berbeda dengan hewan. Allah SWT. menciptakan manusia pertama yaitu
nabi Adam A.S. secara langsung dari tanah dan membrinya kehidupan. Namun
keberlanjutan hidup umat manusia bergantung pada makanan yang bahannya berasal
dari tanah. Hal ini disinggung dalam berbagai ayat diantaranya surah Al-Kahfi
ayat 37 yang mengatakan, “apakah kamu kafir kepada Allah SWT. yang
menciptakan mu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan
kamu seorang laki-laki yang sempurna.” Selain manusia, Allah menciptakan makhluk lain
yang bernama jin yang populasinya lebih banyak dari manusia. Hal ini disebutkan
dalam berbagai ayat Al-Qur’an, bahkan ada surah khusus dalam Al-Qur’an yang
bernama surah Jin.
Dalam terminology Al-Qur’an, jin adalah makhluk
yang terkena taklif (kewajiban) dari Allah SWT. dan menjadikan lawan bicara
kalam ilahi. Sebagaimana manusia, jin juga terdiri dari laki-laki dan
perempuan. Sebagian mereka beriman dan sebagian lainnya kafir. Iblis yang telah
menipu nabi Adam A.S dan Hawa, termasuk dari kalangan jin. Iblis berada dalam
barisan Malaikat, karena beribadah kepada Allah. Namun, iblis menjadi kafir,
karena membangkang perintah Allah dan menolak sujud kepada Adam.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Allah telah menciptakan alam semesta ini dengan
segala kebesaran-Nya, yang menguasai alam ini, mengaturnya dengan perintah-Nya,
menegendalikannya dengan kekuasaan-Nya. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat dalam putaran yang abadi ini. Yaitu, putaran malam
mengikuti siang dalam peredaran planet ini. Dia menciptakan matahari, bulan dan
bintang, yang semula tunduk kepada perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha
Pencipta dan Tuhan sekalian alam.
Alam semesta bukanlah produk dari hasil
pemikiran manusia melainkan produk dari hasil pemikiran Tuhan. Allah
menciptakan alam semesta ini dalam keadaan yang sangat harmonis, serasi dan
memenuhi kebutuhan makhluk. Allah telah menjadikannya baik, memerintahkan
hamba-hambanya untuk memperbaikinya. Dalam Al- Qur’an Allah menerangkan
dalil-dalil yang terdapat dalam cakrawala yang menunjuk kepada kita agar
mensyukuri Allah dan tetap mentaati-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
Fuad, Ahmad. Dimensi Sains Al-Qur’an.
Solo: PT. Tiga Serangka Pustaka Mandiri.2004.
Nata, Abuddin. Tafsir
Ayat-Ayat Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009.
Rosadisatra, Andi. Metode Tafsir Ayat-ayat
Sains & Sosial. Jakarta: Amza, 2007.
Supraja, Juhaya. Tafsir Hikmah. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2000.
Komentar
Posting Komentar