MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekol...

Makalah Straegi Pembelajaran


Makalah Straegi Pembelajaran


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Usaha untuk meningkatkan kualitas dan hasil pendidikan khususnya pendidikan Agama Islam senantiasa terus dikembangkan melalui pengkajian berbagai konponen pendidikan. Seperti yang tercantum dalam UU Sistem pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa, pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi Warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Jadi strategi pembelajaran didalam pembahasan ini dilatar belakangi karena strategi adalah upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Karena proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan disekolah, maka diperlukan strategi dan konsep pembelajaran yang baik. Agar tujuan pendidikan dan pengajaran yang benar terutama dipembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka diharuskan guru harus berhubungan timbal balik dengan siswa yang berlangsung dalam situasi eduktif untuk mencapai tujuan tertentu melalui strategi pembelajaran. Dan komponen-komponen diatur sedemikian rupa sehingga memiliki fungsi yang optimal dalam mencapai tujuan dan Pendidikan  Agama Islam.
B.    Rumusan Masalah
1.     Pengertian Strategi Pembelajaran
2.     Hakekat Belajar dan Pembelajaran
3.     Tahapan Pembelajaran
C.    Tujuan Masalah
1.     Untuk Mengetahui Pengertian Strategi Pembelajaran
2.     Untuk Mengetahui Hakekat Belajar dan Pembelajaran
3.     Untuk Mengetahui Tahapan Pembelajaran


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Strategi Pembelajaran
1.     Pengertian Strategi
Strategi belajar mengejar terdiri dari tiga segmen (kata) yakni: “strategi”, “belajar” dan “mengajar”. Sebulum diuraikan secara lengkap definisi dimaksud terlebih dahulu dibahas pengertian dari segmentnya. Secara etimologi “stratgy” berasal dari bahasa ingris dapat diartikan sebagi ahli siasat perang. Sedangkan secara terminologi “strategi” mengandung makna rencana yang cermat yang mengenai kegiatan untuk mencapai tujuan khusus. Dalam dunia pengajaran istila “strategi” selalu didefenisikan dengan teknik, pendekatan dan metode.[1]
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Strategi juga dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan tertentu. Dihubungkan dengan belajar mengajar strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan keguatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Dan strategi-strategi belajar mengacuh pada proses berpikir yang digunakan olleh siswa dalam memengaruhi hal-hal yang dipelajari, termasuk proses memori dan metakognitif.[2] Dan adapun menurut pendapat para ahli yaitu sulidtyono, mendefenisikan strategi belajar sebagai suatu tindakan khusus yang dilakukan oleh seseorang untuk mempermudah, mempercepat, lebih menikmati, lebih muda memahami secara langsung, lebih efektif, dan lebih muda ditrasfer kedalam situasi yang baru. Adapun pendapat Kozma dan Gafur secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu. [3]Kemudian didalam strategi memiliki lima konponen strategi pembelajaran diantaranya: kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyampaian informasi, partisipasi peserta didik, tes, dan kegiatan lanjutan. Berdasarkan beberapa pandangan tentang strategi pembelajaran diatas, selanjutnya dikemukakan pengertian baru tentang strategi pemebelajaran, yaitu strategi pemebelajaran meruapakan, cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pemebelajaran, sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan yang dikuasai diakhir kegiatan belajar. Karena strategi dapat dikatakan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan. Dan strategi juga dapat dikatakan sebagai suatu rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (yang diinginkan).
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut:[4]
a.      Mengidentifikasik serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi serta perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagai mana yang diharapkan.
b.     Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
c.      Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegitan belajar mengajarnya.
d.     Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya dijadikan unpan balik buat penyempurnaan sistem intruksional yang bersangkutan secara keseluruan.
Strategi belajar diperhatikan sebelum pembelajaran dimulai bahkan setelah kurikulum pembelajaran baku. Agar strategi belajar mengajar dapat diterapkan sebaiknya konsep dasar strategi belajar mengajar harus jelas dan baku antara siswa dan peserta didik. Dengan strategi belajar mengajar sasaran kegiatan belajar dapat menyahuti kebutuhan siswa dan disesuaikan dengan kurikulum yang dikembangkan.[5]
2.     Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam intraksi dengan lingkungannya. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas, dalam kaitan ini, peroses belajar dan perubahan merupakan bukti hasil yang diproses. Belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, penyusunan, kebiasaa, presepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain, dan cita-cita. Dengan demikian, seseorang dikatan belajar apabila terjadi perubahan pada dirinya akibat adanya pelatihan dan pengalaman melalui intraksi dengan lingkungan. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil intraksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, misalnya belajar akuntasi merupakan suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam intaksi aktif dengan lingkunagnnya yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap.[6]
Setalah diuraikan secara singkat defenisi strategi, maka disinipun diuraikan secara singkat tentang pengertian belajar. Karena seperti yang kita ketahui belajar memiliki arti yang luas. Maka dari itu ada beberapa pengertian belajar dari para ahli yaitu sebagi berikut:[7]
a.      Menurut M. Gagne; belajar adalah suatu proses yang dapat dilakukan jenis makhluk hidup tertentu sebagian besar adalah binatang.
b.     Menurut Sardiman, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko pisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya.
c.      Menurut Cronbac menuliskan bahwa belajar itu adalah learning is shown change in behavioras a result of expreice.
Dari pengertian di atas dapat dikumulasikan bahwa belajar itu adalah metubah tingkah laku (change behavior). Perubahan dimaksud bukan hanya berkaitan dengan ilmu pengetahuan tapi juga berhubungan dengan kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri.
3.     Pengertian Mengajar
Kalau diatas tadi dirumuskan pengertian “belajar” selanjutnya dibawah ini akan dibahas dibahas pula pengertian mengajar. Mengajar ialah merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau lingkungan yang yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Sejalan dengan itu mengajar dapat juga dikatakan suatu kontak antara guru dengan murid dalam rangka mencapai tujuan. Rumusan diatas dapat dipertajam bahwa mengajar itu menanamkan ilmu dan pengetahuan, experience (pengalaman) dan value (nilai) kepada anak didik dengan suatu harapan terjadi suatu proses pemahaman, pengalaman, dan aktualisasi diri dalam kehidupan keseharian si anak. Kata “proses” seperti yang disebutkan di atas berarti “mengajar” itu harus mempunyai perencanaan atau planing yang matang.[8]
Dari beberapa pengertian segmen diatas dapat diperoleh makna “straegi pembelajaran” itu adalah: suatu upaya yang digunakan dalam meningkatkan kualitas proses pengajaran, atau juga dapat disebut sebagai tindakan nyata perbjuatan guru itu sendiri. Pada saat mengejar berdasarkan rambu-rambu dalam satuan pelajaran, dengan kata lain itu memandang strartegi belajar mengajar sebagai realisasi desain pengajaran. Pengetian yang lebih luas lagi seperti halnya yang disebutkan oleh nama sujuna bahwa strategi pembelajaran ialah taktis yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (pengajaran) agar dapat mempengaruhi para siswa (peserta didik) mencapai tujuan pengajaran Tujuan Intriksional Khusus (TIK) secara efektif dan efesien.[9]
B.    Hakekat Pembelajaran
1.     Hakekat Belajar
Hakikat belajar adalah suatu yang terjadi didalam benak anak atau didalam otaknya. Belajar disebut suatu proses karena secara formal ia dibandingkan dengan proses organik manusia laiannya. Dengan demikian belajar merupakan suatu hal yang sulit. Namun demikian, dewasa ini telah banyak referensi yang berkenaan tentang itu, sehinngga kesulitan proses dimaksud sebahagian diantaranya telah dapat diantisipasi lewat metode ilmia. Seperti halnya proses belajar dapat dibedakan tiga episode yaitu: Informasi, Trasformasi dan evaluasi.[10]
2.     Hakekat Mengajar
Ada dua kata yang sering digunakan dalam memberikan ilmu kepada orang lain termasuk tren ini menjadi issu dalam dunia pendididikan dan pengajaran. Segmen tersebut adalah kata mendidik dan mengajar. Menurut Sardiman “mendidik” sama halnya memelihara dan memeberikaan latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran, sedangkan “mengajar” memberi pelajaran. Bertitik tolak dari paradigma atas bahwa mengajar itu sebagai usaha guru menyampaikan dan menanamkan ilmu pengetahuan kepada sisswa (transfer of know ledge) sedangkan mendidik suatu usaha untuk mengantarkan anak didik ke arah kedewasaan baik secara jasmani maupun rohani (bukan sebagai transfer of know ledge), tapi ia adalah transfer values.[11]
Dengan demikian hakekat mengajar adalah mentransfer ilmu pengetahuan, ekprien dan menginternalisasikan velue (nilai) kepada anak sehingga anak dapat mensosialisasikan dirinya dalam masyarakat. Beranjak dari itu bahwa tujuan pendidikan nasional dirumuskan untuk membentuk manusia indonesia susila yang cakap dan warga negara yang demokratif serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Untuk itulah pembelajaran hendaknya dipandang sebagaai variabel bebas (Independent Variable), yakni suatu kondisi yang harus dimatipulasikan, suatu rangkaian strategi yang harus diambil dan dilaksanakan oleh guru. Pandangan semacam ini akan memungkinkan guru untuk melakukan hal-hal sebagi berikut. [12]
a.      Mengusahakan lingkungan yang menguntungkan bagi kegiatan belajar
b.     Mengatur bahan pelajaran dalam suatu organisasi yang memudahkan siswa untuk mencerna.
c.      Memilih suatu strategi mengajar yaang optimal berdasarkan pertimbangan efektivitas dan kondisi psikologis siswa serta pertimbangtan lainnya yang sesuai dengan konteks objektif di lapangan.
d.     Memilih jenis alat-alat audio visual atau media pembelajaran lain yang tepat untuk keperluaan belajar siswa.
Hakekat mengajar dikatakan pula sebuah proses menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa disebut dengan pembelajaran. Belajar mungkin saja terjadi tanpa pembelajaran, namun pengaruh suatu pembelajaran dalam belajar hasilnya lebih sering men guntungkan dan biasanya mudah diamati. Mengajar diartikan dengan suatu keadaan untuk menciptakan situasi yang mampu merangsang siswa utuk belajar. Situasi ini tidak harus berupa transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa saja, tetapi dapat dengan cara lain, misalnya belajar melalui media pembelajaran yang sudah disiapkan.[13] 
Pembelajaran ini adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Sepintas pengertian mengajar hampir sama dengan pembelajaran, namun pada dasarnya berbeda. Dalam pembelajaran kondisi atau situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar harus dirancang dan dipertimbangkan terlebih dahulu oleh perancang atau guru. Sementara itu dalam keseharian di sekolah-sekolah istilah pembelajaran atau proses pembelajaran sering dipahami sama dengan proses mengajar dimana di dalamnya ada interaksi guru dan siswa dan antara sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan, yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku siswa. Apa yang dipahami guru ini sesuai dengan pengertian yang diuraikan dalam buku pedoman kurikulum. Dan sesunggunya belajar adalah ciri khas manusia sehingga manusia dapat dibedakan dengan binatang. Belajar dilakukan manusia seumur hidupnya, kapan saja dan dimana saja, baik disekolah, kelas, jalanan, dan dalam waktu yang tidak ditentukan sebelumnya. Sekalipun demikian, belajar dilakukan manusia senantiasa oleh iktikad dan maksud tertentu.[14]
Belajar terjadi ketika ada interaksi antara individu dan lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah buku, alat peraga dan alam sekitar. Adapun lingkungan pembelajaran adalah lingkungan pembelajaran adalah lingkungan yang merangsang dan menantang siswa untuk belajar. Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakikatnya merupakan suatu proses merupakan suatu proses, yaitu proses mengatur dan mengorganisasikan lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar pada tahap berikutnya, mengajar adalah proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada siswa dalam melakukan proses belajar. Apabila hakikat belajar adalah perubahan, hakikat belajar mengajar adalah proses pengaturan yang dilakukan oleh guru. Agar proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan dibutuhkan metode atau starategi mengajar yang tepat, sesuai dengan kapasitas siswa.[15]
Sedangkan menurut aliran behavioristik pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulasi. Aliran kognitif mendefenisikan pembelajaran sebagi cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar mengenal dan memahami sesuatu yang sedang dipelajari. Adapun humanistik mendeskripsikan pembelajaran sebagai memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. Salah satu sasaran pembelajaran adalah membangun gagasan sainstifik setelah siswa berintraksi dengan lingkungannya, peristiwa, dan informasi dari sekitarnya.
C.    Tahapan Pembelajaran
Sebagai mana biasanya bila melakukan aktivitas agar pekerjaan itu hasilnya baik tentunya aktivitas itu mempunyai planing atau perencanaan yang matang. Demikian juga proses pembelajaran sudah barang tentu memiliki tahapan-tahapan tertentu sebelum mengaplikasikan proses pembelajran.[16]
Sehubungan dengan hal tersebut diatas mengakumulasikan tahapan mengajar kepada tiga episode, episode pertama: tahapan persiapan, sebelum mengajar yang harus disiapkan dalam hal ini adalah program tahunan, pelaksanaan kurikulum, program semester catur wulan dan program satuan pembelajaran. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan program ini adalah:[17]
1.     Bakal bawaan yang ada pada siswa (pupil entering behavior)
2.     Perumusan tujuan pelajaran
3.     Pemilihan metode
4.     Pemilihan pengalam-pengalaman belajar
5.     Pemilihan bahan pengajaran, peralatan, pasilitas belajar
6.     Mempertimbngkan krakteristik siswa
7.     Mempertimbangkan cara membuka pelajaran,pengembangan dan menutup pelajaran
8.     Mempertimbangkan peranan siswa dan pengelompokannya
9.     Mempertimbangakan prinsip-prinsip belajar antara lain, pemberian penguatan, motivasi mata rantai kognitif poko-poko yang akan dikembangkan dan penentuan modal
Epesode kedua:
Tahapan pengajaran, hal ini meliputi:[18]
1.     Pengelolaan kelas
2.     Penyampaian informasi
3.     Penggunaan tingkah laku verbal (kalimat bertanya)
4.     Penggunaan tingakah laku non verbal (gerak pindah guru)
5.     Cara mendapatkan feed beach atau unpan balik
6.     Mempertimbangkan prinsip-prinsip psikologi antara lain motivasi, pengulangan dan lain-lain
7.     Mendiaknosa kesulitan belajar
8.     Menyajikan kegiatan sehubungan dengan perbedaan individual
9.     Mengevaluasi kegiatan interaksi
Episode ketiga: Tahapan sesudah pengajran, hal ini perlu diperhatikan antara lain:[19]
1.     Menilai pekerjaan siswa
2.     Membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya
3.     Meniali kembali proses belajar mengajar yang telah berlangsung
Dari tahapan yang disebutkan diatas dapat disederhanakan bahwa tahapan pengajaran yang harus dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:[20]

Tahapan
Pendahuluan
Tahapan Proses
Pembelajaran
Tahapan
Penutup
1.     Salam pembukaan
2.     Pengenalan kelas
3.     Menyampaikan motivasi
4.     Menyampaikan appersepsi
5.     Merencanaka free test
1.     Menyampaikan konpetensi dasar
2.     Menyampaikan tujuan pembelajaran
3.     Menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan indikator pembelajaran
4.     Melaksanakan unpan balik kepada siswa
1.     Menyampaikan kesimpulan pembeljaran
2.     Meminta siswa untuk mereviwe pembelajaran
3.     Melaksanakan post test
4.     Pemberian resitasi






BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari beberapa pengertian segmen diatas dapat diperoleh makna “straegi pembelajaran” itu adalah: suatu upaya yang digunakan dalam meningkatkan kualitas proses pengajaran, atau juga dapat disebut sebagai tindakan nyata perbuatan guru itu sendiri. Dengan demikian hakekat mengajar adalah mentransfer ilmu pengetahuan, ekprien dan menginternalisasikan velue (nilai) kepada anak sehingga anak dapat mensosialisasikan dirinya dalam masyarakat. Sebagai mana biasanya bila melakukan aktivitas agar pekerjaan itu hasilnya baik tentunya aktivitas itu mempunyai planing atau perencanaan yang matang. Demikian juga proses pembelajaran sudah barang tentu memiliki tahapan-tahapan tertentu sebelum mengaplikasikan proses pembelajran agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efesien.















DAFTAR PUSTAKA
B. Uno, Hamzah. Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM Jakarta: PT. Bumi Aksara.2011.
Hamdani. Strategi Belajar Mengajar Bandung: CV PUSTAKA SETIA.2011.
Mardianto. Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agma Islam Bandung: Citapustaka Media. 2014.
Ngalimun. Strategi Dan Model Pembelajaran Yogtakarta: Aswaja Pressindo. 2015.
Samsuddin. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Padangsidimpuan: IANI Padangsidimpuan Press. 2016.
Suyono. Belajar Dan Pembelajaran Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.2014.
Sanjaya, Sanjaya. Strategi Pembelajran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta: Kencana.2011.
            Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif Jakarta: Kencana Prenada Media Group.2009.






[1] Samsuddin. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Padangsidimpuan: IANI Padangsidimpuan Press, 2016), hlm.1.
[2] Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2009), hlm.139.
[3] Hamzah, B. Uno. Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2011), hlm.7.
[4] Mardianto. Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agma Islam (Bandung: Citapustaka Media, 2014), hlm.75.
[5] Ibid., hlm.76.
[6] Hamdani. Strategi Belajar Mengajar (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2011), hlm.20.
[7] Samsuddin. Op.Cit., hlm.43.
[8] Ibid., hlm.44.
[9] Ibid,.
[10] Ibid., hlm.45.
[11] Ibid.,hlm.47.
[12] Ngalimun. Strategi Dan Model Pembelajaran (Yogtakarta: Aswaja Pressindo, 2015), hlm. 6.
[13] Suyono. Op.Cit., hlm. 18.
[14] Ibid.,hlm. 20.
[15] Wina, Sanjaya. Strategi Pembelajran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana,2011), hlm. 14.
[16] Samsuddin.Op.Cit., hlm. 49.
[17] Ibid., hlm. 50.
[18] Ibid,.
[19] Ibid., hlm. 51.
[20] Ibid,.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL