PERSONALITY (KEPRIBADIAAN)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seandainya
dalam semua segi, setiap orang sama seperti kebanyakan atau bahkan semua orang
lain, kita bisa tahu apa yang diperbuat seseorang dalam situasi tertentu
berdasarkan pengalaman diri kita sendiri. Kenyataannya, dalam banyak segi,
setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang lebih sering terjadi adalah kita
mengalami salah paham dengan teman di kampus, sejawat di kantor tetangga atau
bahkan dengan suami/istri dan anak-anak dirumah. Kita terkejut oleh tindakan di
luar batas yang dilakukan oleh seseorang yang biasa dikenal alim dan saleh, dan
masih banyak lagi.
Memang manusia
didunia diciptakan beragam bentuk, sifat, watak dan tingkahlakunya. Karena
tiap-tiap kepribadian adalah unik, maka sukar sekali dibuat gambaran yang umum
tentang kepribadian. Yang dapat kita lakukan adalah mencoba mengenal seseorang
dengan mengetahui struktur kepribadiannya. Struktur kepribadian ini dapat
diketahui melalui pemeriksaan terhadap sejarah hidup, cita-cita, dan
persoalan-persoalan yang dihadapi seseorang
Oleh karena itu, kita membutuhkan
sejenis kerangka acuan untuk memahami dan menjelaskan tingkah laku diri sendiri
dan orang lain.kita harus memahami defenisi dari kepribadian itu, bagaimana
kepribadan itu terbentuk. Selain itu kita membutuhkan teori-teori tentang
tingkah laku, teori tentang kepribadian agar tembentuk suatu kepribadian yang
baik. Sehingga gangguan-gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap
individu dapat dihindari.
B. Rumusan
Masalah
1. Apakah pengetian personality?
2. Berapakah teori-teori personality?
3. Sebutkan defenisi pesonality?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian personality
2. Mengetahui teori-teori personality
3. Mengetahui defenisi personality
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kepribadian
Dalam kehidupan
sehari-hari kita lazim mendengarkan istilah kepribadian atau pribadin. Maksud
pengguna istilah itu tidak selalu sama, dan mungkin jauh bebeda dari pengertian
yang sesungguhnya. Marilah kita lihat beberapa penggunaan dari istilah
kepribadian tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Kepribadian diartikan
sebagai kepribadian yang menarik dan kepribadian yang membosankan. Kepribadian
yang menari atau yang subur (lot of personality), menggambarkan suatu
sosok yang memiliki sifat-sifat:mudah menarik simpati orang, mengesankan, budi
pekerti, sopan santun, memberikan kesan pertama yang baik. Kepribadian yang
membosankan atau gersang (no personality) menunjukkan adanya sifat-sifat
yang tidak disukai orang, membosankan, kurng bersemangat, tidak menarik, tidak
mendalam, mudah dilupakan.
Kepribadian adalah
pengaruh seseorang kepada orang lain (personaliti is your effect upon other).
Kepribadian dilihat dari pengaruhya terhadap orang lain, yang berpengaruh atau
besar pengaruhnya terhadap orang lain dipandang berpribadi, sedang yang kecil
atau tidak ada pengaruhnya dipandang tidak berpribadi.
Kepribadian dipandang
sebagai sebuah benda. Kepribadian dipandang sebuah benda yang bisa ada atau
tidak ada pada seseorang, ada sedikit atau banyak, memiliki tempat, dapat
dilihat bentuk atau wujudnya. Kepribadian bukanlah sebuah benda, ia adalah
suatu konsep abstrak yang menggambarkan bagaimana individu dan mengapaa
individu berprilaku.
B.
Defenisi Kepribadian
Kepribadian bahasa inggrisnya ”personality”, berasal dari bahasa
yunani “per” dan “ sonare” yang
berarti topeng, tetapi juga
berasal dari kata “personae” yang
berarti pemain sandiwara, yaitu pemain yang memakai topeng tersebut .
Sehubungan
dengan kedua asal kata tersebut, Ros
Stagner, mengartikan kepribadian dalam dua macam. Pertama kepribadian
sebagai topeng (mask personality), yaitu kepribadian yang berpura-pura, yang dibuat-buat, yang
semu atau mengandung kepalsuan. Kedua, kepribadian sejati (real personality)
yaitu kepriba dian
yang sesungguhnya, yang asli.
J. Feist dan
G.J Feist mendefinisikan kepribadian seseorang dinilai dari keefektifan yang
memungkinkan seseorang sanggung memperoleh reaksi positif dari berbagai orang
dalam bermacam-macam keadaan. Menimbulkan kesan yang menonjol dan yang terbaik
pada orang lain merupakan kesanggupan sosial, ketangkasan, dan kecekatan
seseorang.
C.
Bermacam –Macam
Psikologi Kepribadian
Ada
bermacam-macam kategori yang dapat dipergunakan untuk pengolong-golongan itu.
Antara lain dapat dikemukakan seperti berikut:
1.
Atas
dasar jalan yang ditempuh atau metode yang dipergunakan dalam menyusun sesuatu
teori dalam psikologi kepribadian itu, dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:
a. Teori-teori
yang disusun atas dasar pemikiran spekulatif, seperti misalnya teori-teori
plato, Kant, ahli-ahli dari aliran Neo-kantianisme, Bahnsen, Queyrat, Malapert,
dan lain-lainnya lagi.
b. Teori-teori
yang disusun atas dasar data-data dari hasil penyelidikan emperis atau
eksprimental, seperi teori-teori Heymans, Freud, Jung, Adler, Eysenck,Rogers,
dan lain-lain.
2.
Atas
dasar komponen kepribadian yang dipakai sebagai landasan atau titik tolak dalam
penyusunan perumusan-perumusan teoritis, dapat kita ketemukan adanya:
a.
Teori-teori
konstitusional, seperti misalnya teori-teori rmazhab Prancis, Kretschmer,
Sheldon, dan lain-lain.
b.
Teori-teori
temperanment, seperti misalnya teori-teori Kant, Meumann, Enselhant, Heymants,
Ewald, dan lain-lain.
Ahli-ahli yang
menempuh cara pendekatan yang berbeda itu sebenarnya berangkat daru titik yang
boleh sama tetapi memakai tekhnik yang lain; mereka berangkar dari pandangan
bahwa kepribadian manusia itu variasinya boleh dikata tak terhingga banyaknya_
sebanyak orangnya, tetapi untuk memahami manusia-manusia yang bermacam-macam
itu dibutuhkan tehknik ter tertentu. Para ahli yang berpangkal pada cara
pendekatan tipologis beranggapan, bahwa
walaupun variasi kepribadian manusia itu tiada tergingga banyaknya, namun
variasi yang banyak itu hanya beralas kepada sejumlah kecil komponen-komponen
dasar; dan dengan menemukan komponen-komponen dasar itu dapat dipahami
orangnya. Berdasarkan atas dominasi komponen-komponen dasar itulah dilakukan
penggolong-golongan manusia ke dalam tipe-tipe tertentu. Karena itu ahli yang
menempuh cara pendekatan itu berusaha memahami dan menggambarkan
individu-individu sebagaimana adanya.
D.
Tipe Kepribadian Dalam Teori
Pada dasarnya
banyak teori telah dikembangkan dalam
mengenai kepribadian. Dari sekian banyak teori yang telah banyak memberi
kontribusi dalam pengembangan ilmu psikologi, terdapat teori yang mengemukakan
adanya lima bentuk tipe kepribadian yang dikembangkan oleh McCrae dan Costa
yang dengan bif five pesonality dalam Timothy. Dalam teori tersebut terdapat
lima bentuk kepribadian yang mendasari perilaku individu. Berikut adalah
penjelasannya, meliputi:
1.
Neuroticism
Disebut
juga dengan istilah negatif emotionality. Tipe kepribadian ini bersifat
kontradikti dari hal yang menyangkut kestabilan emosi dan identik dengan segala
bentuk emosi yangnegatif, seperti
munculnya perasaan cemas, sedih, tegang, dan gugup. McCrae dan Costa menggolongankan
tipe ini pada dua krakteristik individu dengan tingkat neurotis tinggi disebut
kelompok reactive (N+) dan bagi kelompok neurotis rendah disebut kelompok
resilent (N-). Pada individu yang resilent, mereka
memiki kekhawatiran yang rendah dan ditunjukkan pada sikapnya yang cenderung
tenang dalam menyikapi segala sesuatu yang bersiafat mengkhawatirkan baginya.
Sebaliknya orang reactive akan menunjukkan sikap yang terlalu khawatir dan
sulit sekali baginya bersikap tenang terutama ketika dihadapkan suatu stimulus
yang dipandang sangat mengkhawatirkan. Individu reactive akan menunjukkan sikap
dan perilaku yang mudah marah, mudah putus asa, dan pemalu.
2.
Extrovert.
Menurut
McCreae dan Costa, tipe kepribadian extrover merupakan dimensi yang menyangkut
hubungannya dengan perilaku suatu individu khususnya dalam hal kemampuan mereka
menjalin hubungan dengan dunia luarnya. Pada pribadi extrover akan ditunjukkan
melalui sikapnya yang hangat, ramah, penuh kasih sayang, seta selalu
menunjukkan keakraban terutama pada orang yang telah ia kenal. Individu dengan
tipe kepribadian extrover cenderung tegas dalam mengambil keputusan seta tidak
segan-segan menempatkan dirinya dalam posisi kepemimpinan.
3.
Agreebleness
Tipe kepribadian ini menurut timothy
mengindentifikasikannya dengan perilaku prososial yang mana termasuk di
dalamnya adalah perilaku yang selalau brorientasi pada altruisme, rendah hati,
dan kesabaran. Pada individu adapter akan selalu memandang individu lain
sebagai orang yang jujur dan memiliki iktikad baik terhadapnya. Sebaliknya pada
tipe challenger ia alan selau memandang orang lain dengan perasaan ragu-ragu,
curiga, dan cenderung sinis. Individu challenger memiliki sifat keras kepala
dan lebih rasional dalam segala tindakannya.
4.
Conscientiousness.
Kepribadian
ini untuk mengidentifikasi sejauh mana individu memiliki sikap yang hati-hati
dalam mencapai sesuatu tujuan tertentu yang termanifestasikan dalam sikap dan
perilaku mereka.
5.
Openness
to Experience
Tipe
ini mengidentifikasi seberapa besar suatu individu memiliki ketertarikan
terhadap bidang-bidang tertentu secara luas dan mendalam.
BAB III
PENUTUP
A.
kesimpulan
Kepribadian
setiap individu berbeda satu sama lain. Untuk mengetahui kepribadian seseorang
kita perlu mempelajari struktur kepribadiannya. Ada beberapa hal yang
mempengaruhi pembentukan kepribadian yaitu pengetahuan umum dan pengetahuan
khusus. Sehingga terbentuklah beberapa jenis kepribadian unik dari setiap
individu. Penggolongan ini ada yang berdasarkan faktor eksternal dan internal.
Individu yang
tidak dapat menghadapi masalah pribadi dan sosial yang timbul saat ia masih
kanak-kanak sampai dewasa dapat menimbulkan gangguan kepribadian. Oleh kerena
itu sejak dini kepribadian harus dibentuk dengan baik sehingga tidak mengalami
gangguan kepribadian pada masing-masing individu.
B. Saran
Makalah ini
masih mempunyai banyak kekurangan, apabila ada kesalahan penulisan maupun
penyusunannya dalam makalah ini kami mohon kritik dan saran para pembaca.
Terimakasih atas partisipasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar
Umum Psikologi, Jakarta: PT Bulan Bintang, 2000
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: PT
Bulan Bintang, 2000), hlm.114.
Komentar
Posting Komentar