BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
IPS merupakan bidang studi yang cara pandangnya
bersifat terpadu, artinya bahwa IPS merupakan perpaduan dari sejumlah mata
pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi. Adapun perpaduan
ini disebabkan mata pelajaran-mata pelajaran tersebut mempunyai kajian yang
sama yaitu manusia. Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah, karena siswa sebagai anggota masyarakat
perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal masyarakat siswa
dapat beljar melalui media cetak, media elektronika, maupun secara langsung
melalui pengalaman hidupnya
B.
RUMUSAN
MASALAH
a.
Mengapa pentingnya fakta dalam IPS?
b.
Apakah konsep dalam
IPS?
c.
Bagaimanakah generalisasi dalam IPS?
d.
Bagaimana hubungan IPS dengan
dengan ilmu – ilmu sosial?
C.
TUJUAN
PENULISAN
a.
Pentingnya fakta dalam IPS
b.
Konsep dalam IPS
c.
Generalisasi dalam IPS
d.
Mengetahui hubungan IPS dengan ilmu – ilmu sosial
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Fakta Dalam
IPS
Fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yg
merupakan kenyataan yang sungguh-sungguh terjadi dan terjamin
kebenarannya. atau sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi).
Fakta adalah segala sesuatu yang terjadi, dapat diamati, diraba, dilihat,
dirasa dan terjadi pada tempat dan waktu tertentu. Artinya fakta merupakan
suatu bukti terjadinya sesuatu. Bila sesuatu tersebut menyangkut kehidupan
masyarakat banyak dan bersifat sosial, maka fakta tersebut disebut sebagai
fakta sosial.
Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan
berperasaan yang berada di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan
mengendalikan individu tersebut. Contoh, di sekolah seorang murid diwajibkan
untuk) datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada
guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalarem sebuah aturan dan
memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat
adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu
(sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).
Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru. Fakta
juga dapat menjadi alasan untuk menolak teori yang ada dan bahkan
fakta dapat mendorong untuk mempertajam rumusan teori yang sudah ada. Di lain
pihak, teori dapat merangkum fakta dalam bentuk generalisasi dan
prinsip-prinsip agar fakta lebih mudah dapat dipahami.
Mengemukakan bahwa fakta merupakan pernyataan
positif dan rumusannya sederhana. Ada
kalanya guru juga perlu mencari upaya untuk lebih menjelaskan pengertian fakta
ini dengan cara yang sederhana misalnya dengan memberikan pertanyaan
kepada siswa, seperti :
1) Siapakah
teman anda yang tidak hadir hari ini !
2) Siapakah
nama guru IPS Anda yang sedang mengajar saat ini?
3) Ada
berapa meja belajar yang ada di ruang ini ?
Jawaban yang dikemukakan siswa atas pertanyaan di
atas merupakan fakta. Dengan demikian, akan disadari bahwa fakta itu amat
banyak dan tak terhitung jumlahnya. Namun, perlu disadari bahwa fakta
bukan tujuan akhir dari pengajaran IPS. Pengetahuan yang hanya bertumpu pada fakta
akan sangat terbatas. Hal ini dikarenakan oleh :
Kemampuan untuk mengingat fakta sangat terbatas. Fakta
bisa berubah pada suatu waktu, misalnya tentang perubahan iklim di suatu kota,
perubahan bentuk pemerintahan, dan sebagainya. Fakta hanya berkenaan dengan
situasi khusus.
Fakta merupakan salah satu bahan kajian yang amat
penting dalam mata pelajaran IPS. Dengan kata lain bahwa fakta merupakan salah
satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan fakta-fakta yang ada kita dapat
menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi. Fakta
merupakan titik awal untuk membentuk suatu konsep. Dari beberapa konsep yang
saling berkaitan kita dapat membentuk suatu generalisasi. Fakta, konsep, dan
generalisasi merupakan bahan kajian dalam Ilmu Pengetahuan Sosial yang harus
dipahami siswa.
B.
Konsep
Dalam IPS
Perang, damai, konflik, dan sebagainya merupakan
peristiwa sosial. Apakah perang merupakan konsep? Mengapa perang disebut
sebagai konsep? Apa ciri-ciri konsep? Konsep merupakan salah satu
komponen dasar yang harus dikuasai untuk mempelajari IPS.
Bila beberapa fakta dikumpulkan dan
dilakukan penarikan kesimpulan, maka hasilnya disebut dengan konsep.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 588), pengertian konsep
adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar
bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.
Pengertian konsep adalah ide abstrak yang dapat
digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya
dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata.
Pengertian konsep adalah satuan arti yang mewakili
sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu
mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek-objek
ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran
orang dalam bentuk representasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat
dilambangkan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa). Jadi
pengertian konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu,
sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan barbagai fenomena yang sama.” Konsep
adalah suatu abstraksi yang mewakili kelas objek-objek, kejadian-kejadian,
kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang sama.
Contohnya “keluarga”, maka dalam konsep keluarga itu pasti ada
bapak, ibu, anak, saudara.
Contoh konsep lain adalah korupsi.
Korupsi merupakan suatu tindakan penyimpangan dari untuk kepentingan umum
dialihkan untuk kepentingan pribadi atau kelompok.Konsep adalah suatu
kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual yang
membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Dari pengertian tersebut
dapat ditarik sebuah ke simpulan bahwa konsep mengandung atribut. Atribut
adalah ciri yang membedakan tabel objek atau peristiwa atau proses dari obyek,
peristiwa atau proses lainnya. Atribut dapat didasarkan atas fakta berupa
informasi konkret yang dapat dibuktikan melalui laporan seseorang atau hasil
pengamatan langsung. Laporan verbal, gambar-gambar, chart yang berisi data
dapat digunakan untuk mengkomunikasikan atribut. Misalnya jika kita
memperoleh sesuatu bahwa ada sebuah benda yang terbuat dari kayu, memiliki
empat buah kaki, ada bidang datar di atas kaki tersebut yang dipergunakan untuk
menulis. Maka dengan kemampuan mental kita, informasi yang berupa fakta
tersebut kita sederhanakan dengan cara memberi nama atau label yaitu ”meja
tulis”.
Dari contoh tersebut menggambarkan bahwa seseorang
harus terlibat dalam proses berfikir, karena ia sedang memikirkan tentang
contoh-contoh konsep. Proses berfikir tersebut sering disebut dengan istilah
”konseptualisasi”.
Oleh karena itu, kesan mental (mental image)
dari seseorang tentang suatu konsep akan berbeda karena tergantung kepada
latar belakang pengetahuan, ilmu yang dimiliki, dan budaya orang yang melakukan
konseptualisasi. Karena setiap orang membangun konsepnya sendiri
berdasarkan pengalaman, dalam membaca buku, diskusi dan sebagainya sehingga ia
menangkap sesuatu bahwa:
Konsep bukan suatu verbalisasi/tidak spesifik. Konsep
adalah kesadaran mental yang bersifat internal yang
mempengaruhi perilaku.
selain memahami konsep yang dibangun berdasarkan
pengenalan kita terhadap atribut kelas (penggolongan) dan simbol, juga penting
memahami tingkat arti (level of meaning) dari sebuah konsep. Ia berpendapat
bahwa sebuah konsep studi sosial merupakan kata atau sekumpulan kata (prosa)
yang berkaitan dengan satu gambaran tertentu yang menonjol dan bersifat
tetap (Certain, vakint, inalienable, features =
tetap, menonjol, tak dapat dicabut).
Konsep sangat penting bagi kehidupan manusia karena
konsep dapat membantu seseorang untuk mengorganisasikan informasi
atau data yang mereka terima. Konsep dapat menempatkan informasi dalam kategori
-kategori atau kelompok-kelompok dan mempertimbangkan hubungan antar data.
Berbeda dengan fakta yang terbatas pada situasi khusus, konsep mempunyai
penerapan yang luas dan memiliki banyak penafsiran. Konsep dapat
diperoleh di mana seseorang harus mengenal, memahami, dan merumuskan
data-data yang menjadi ciri atau atribut dari suatu konsep. Pengalaman
sebelumnya sangat diperlukan untuk menghadapi bermacam konsep dalam situasi
yang berbeda.
Konsep dapat dinyatakan dalam sejumlah bentuk
konkrit atau abstrak, luar atau sempit, satu atau frase.
Beberapa contoh konsep yang bersifat konkrit. misalnya
seperti dibawah ini :
v Manusia
v Gunung
v Lautan
v Daratan
v Rumah
v Negara
v Barang
konsumsi
v Pakaian
v Pabrik.
Contoh konsep yang bersifat abstrak seperti berikut
dibawah ini :
v Demokrasi
v Kejujuran
v Kesetiaan
v Keadilan
v Kebebasan
v Tanggung
jawab
v Hak
v Pertimbangan
v Sistem
hukum.
Konsep dapat berupa sejumlah fakta yang memiliki
keterkaitan dengan makna atau difinisi yang ditentukan. Karakteristik atau
ciri-ciri konsep disebut atribut , misalnya konsep tentang “sepeda motor” dapat
dijelaskan dengan atribut berikut :
1)
Kendaraan beroda dua.
2)
Digerakkan dengan mesin.
3)
Berbahan bakar bensin.
C.
Generalisasi
Dalam Ips
Kita membutuhkan uang untuk hidup. Ayam termasuk
hewan berkaki dua. Kedua pernyataan ini menghubungkan beberapa konsep,
yakni konsep uang dan hidup atau konsep ayam dan hewan. Apakah pernyataan
tersebut merupakan generalisasi? Mengapa pernyataan tersebut disebut
sebagai generalisasi? Apa ciri-ciri generalisasi? Generalisasi merupakan
salah satu konsep dasar yang harus dikuasai untuk mempelajari IPS.,
karena dalam pembelajaran IPS banyak konsep-konsep yang bersifat abstrak maupun
konkrit yang didasarkan atas fakta yang terjadi di lingkungan sekitar peserta
didik.
Hubungan antar dua atau lebih konsep yang
sudah teruji secara emperis dinamakan generalisasi. Oleh karena itu
generalisasi dapat berbentuk proposisi, hipotesis, inferens, kesimpulan,
pemahaman, atau prinsip.
1) Ciri-ciri
generalisasi
Menunjukkan hubungan antara dua konsep atau lebih. Bersifat
umum dan merupakan abstraksi yang menunjukkan keseluruhan kelas dan bukan
bagian atau contoh.
Adalah tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari
sekedar konsep. Berdasarkan pada proses dan dikembangkan atas dasar
penalaran dan bukan hanya berdasarkan pengamatan semata. Berisi
pernyataan-pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya dan validasi artinya
diuji berdasarkan bukti-bukti yang pasti dengan mengguna-kan sistem penalaran
dan equity.
2) Fungsi
generalisasi
Membantu dalam pemilihan bahan pengajaran. Mengorganisasikan
kegiatan belajar mengajar. Membantu dalam membangun pengertian
(artikulasi) bahan-bahan pengajaran dalam kurikulum studi IPS.
3) Perbedaan
antara konsep dan generalisasi
Generalisasi adalah dasar-dasar atau aturan-aturan
yang dituangkan dalam kalimat yang kompleks. Konsep adalah suatu kesatuan
atribut berkaitan.
Generalisasi memiliki tesis yang
menunjukkan sesuatu tentang subjek kalimat. Konsep tidak memiliki tesis. Generalisasi
bersifat objektif dan impersonal/tidak satu/umum. Konsep amat subjektif
dan personal yang memiliki konotatif yang berbeda antara orang yang satu dengan
orang yang lain.
Generalisasi memiliki aplikasi yang universal.
Konsep hanya terbatas pada orang-orang tertentu. Untuk membentuk suatu
generalisasi pada taraf awal harus didukung oleh sejumlah besar fakta yang
membawakan sejumlah konsep untuk mengungkapkan sebuah generalisasi. Fakta
memiliki keberlakuan atau penerapan yang sangat terbatas ke arah waktu,
tempat, dan ruang, atau kejadian lain. Sedangkan konsep memiliki daya
keberlakuan dan penerapan yang lebih luas yang membantu seseorang untuk
membentuk dan memahami suatu generalisasi.
Dengan generalisasi kita dapat memperkirakan
kejadian-kejadian yang akan datang. Karena memiliki keberlakuan yang lebih
luas, maka konsep dan generalisasi lebih bersifat umum bila dibandingkan dengan
fakta.
Ilmu pengetahuan tidak akan terbentuk secara
teoritis apabila tidak didukung oleh generalisasi, maka sudah tentu materi ilmu
pengetahuan sosial tidak terbentuk sesuai dengan struktur ilmu yang ada.
Peranan generalisasi dalam IPS sudah diawali sejak pengumpulan fakta atau data,
membentuk suatu konsep dan akhirnya membuat suatu generalisasi. Dengan demikian
antara fakta, konsep, dan generalisasi merupakan suatu rangkaian keseluruhan
(sistem) yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dalam rangka membentuk
suatu teori ilmu pengetahuan termasuk IPS Konsep dan generalisasi
memegang peranan penting dalam mengajar IPS.
Rasionalisasi mempelajari IPS untuk jenjang
pendidikan dasar dan menengah adalah agar siswa dapat:
a. Mensistimasikan
pengetahuan dan kemampuannya, agar lebih bermakna
b. Lebih
peka dan tanggap terhadap masalah sosial sekitarnya secara rasional dan
bertanggung jawab
c. Mempertinggi
rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan masyarakatnya
Munculnya rasional pendidikan IPS adalah sebagai
berikut:
a. Karena
siswa berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda
b. Masalah
sosial sangat luas, kompleks, rumit, dan abstrak
c. Dengan
pendidikan IPS, siswa bisa dibimbing dan diarahkan untuk menghadapi masalah
sosial disekitarnya.
D. Hubungan Ips Dengan Ilmu-Ilmu Sosial
Hubungan IPS dengan ilmu-ilmu social
lainnya dapat dipahami dengan lebih jelas berdasarkan konsep dasar dan
generalisasi IPS yang dikembangkan. IPS merupakan fusi dari beberapa yang
disiplin ilmu social. IPS merupakan kajian atau
bidang studi yang mengambil fakta, konsep, dan generalisasi dari ilmu-ilmu
social yang disederhanakan dan dikemas secara
menarik untuk keperluan pendidikan, IPS berhubungan dengan ilmu-ilmu
social yang meliputi geografi, ekonomi, politik, sejarah, antropologi,
sosiologi, psikologi social dan hukum.
a. Hubungan IPS dan Geografi, IPS mengambil materi dari Geografi yang terkait
dengan ruang bumi, garis lintang, bujur, arah, jarak, lokasi ruang, kondisi
alam, tata lingkungan, sumber daya alam, serta intraksi antar bangsa danmanusia
dengan lingkungan.
b. Hubungan IPS dan ilmu ekonomi, IPS mengambil materi
ilmu yang ekonomi terkait dengan usaha manusia untuk mencapai kemakmuran, dan
gejal-gejala serta hubungan yang timbul dari usaha tersebut.
c. Hubungan IPS dan ilmu politik, IPS mengambil materi ilmu politik yang
membahas usaha manusia mengorganisasikan kekuasaan dalam mengatur manusia dan
menyelenggarakan kepentingan rakyat dan bangsa.
d. Hubungan IPS dan ilmu sejarah, IPS mengambil materi ilmu sejarah yang
terkait dengan cara hidup manusia dilihat dari kurun waktu masa lalu.
e. Hubungan IPS dan antropologi, IPS mengambil materi antropologi yang terkait
dengan kajian hasil budaya manusia dalam menjaga eksistensinyadan usaha
meningkatkan kehidupan, baik aspek lahiriah maupun batiniah.
f. Hubungan IPS dan sosiologi, IPS mengambil materi
sosiologi yang mempelajari masyarakat secara keseluruhan dan
hubungan antar individu dan masyarakat tersebut.
g. Hubungan IPS dan psikologi social, IPS mengambil materi dari psikologi
social yang mempelajari prilaku individu, kelompok, dan spekulasi.
h. Hubungan IPS dan ilmu hokum, IPS mengambil materi ilmu hokum yang berkaitan
dengan peraturan tingkah laku yang ditetapkan pemerintah.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
IPS dan ilmu Sosial adalah kebutuhan umat manusia
secara mendasar dan dapat dikatakan sebagai kebutuhan primer. Hubungan antara
IPS dengan ilmu-ilmu social saling berkaitan.
Keduanya berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia,
kemudian kebutuhan dasar tersebut dapat dicapai dengan kegiatan dasar manusia.
Kegiatan dasar menusia meliputi produksi dan konsumsi, pemeliharaan dan
perlindungan, konsumsi dan transport, estetika, pemerintahan dan organisasi,
dan pendidikan dan rekreasi. Keseluruhannya membentuk ilmu-ilmu social.
Dalam ilmu-ilmu sosial, terurai disiplin ilmu yang
meliputi, antropologi, ekonomi, geografi, sejarah, ilmu politik, psikologi
social dan hokum. Dan di dalamnya terdapat fakta, konsep, generalisasi yang
dikembangkan membentuk ilmu Pengetahuan Sosial(IPS). Jadi IPS merupakan
penjabaran dari ilmu-ilmu social yang didalamnya terdapat fakta, konsep dan
generalisasi.
B. Saran
Bagi teman-teman sebaiknya meningkatkan ilmu-ilmu
sosialnya dengan baik. Karena dengan ilmu sosial maka kita akan memiliki
keterampilan sosial yang baik pula maka kita dapat menjalin hubungan yang
sempurna dengan sesama manusia dengan demikian kesuksesan sudah di genggaman.
Kami sadar sepenuhnya jika makalah ini jauh dari
kesempurnaah, maka dari itu kami menyarankan kepada teman-teman seklian jika
ingin membuat makalah maka perbanyaklah referensi dan aturan penulisannya lebih
diperhatikan lagi dan yang paling penting jangan menyusun makalah dengan waktu
yang singkat.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, Haji, 2004. Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Rineka cipta
Nursid
Sumaatmadja., dkk. 1986. Buku Materi Pokok Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan
Sosial, Modul 1-3. Jakarta : Karunika
Soedjadi, Konsep dasar ilmu ip,s 2000:14
Komentar
Posting Komentar