BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan berbahasa memiliki
empat komponen salah satunya komponen berbicara. Kemampuan berbicara berkembang
setelah keterampilan menyimak. Kegiatan berbicara sangat berhubungan dengan
ekspresi lisan sehingga kemampuan berbicara berhubungan erat dengan
perkembangan kosa kata yang diperoleh sang anak, dimulai dari kosa kata lalu
membentuk kalimat kemudian membentuk sebuah paraghraph. Banyak cara yang
dilakukan dalam kegiatan meningkatkan berbicara yang efektif dan lugas bagi
peserta didik salah satunya diskusi kelompok.
Diskusi kelompok sangat
bermanfaat bagi perkembangan kemampuan berbicara sang anak, dimana anak dilatih
untuk berpikir secara kritis karena salah satu tujuan dari diskusi kelompok
yaitu untuk memecahkan suatu permasalahan melalui proses berpikir kelompok.
Pada intinya, diskusi kelompok adalah suatau kegiatan kerja sama atau aktifitas
untuk menyelesaikan suatu permasalahan melalui proses berpikir kelompok yang
mengandung langkah-langkah dasar tertentu yang harus dipatuhi oleh seluruh
kelompok.
Diskusi
kelompok merupakan salah satu cara dimana manusia dapat mengemukakan beberapa
pendekatan untuk mengetahui keseluruhan suatu pokok pembicaraan dengan jalan
mengetahui segala hal yang dikatakan oleh orang yang mempunyai pendapat yang
berbeda dan pengalaman-pengalaman yang berbeda, kemudian diarahkan dengan satu
tujuan pemikiran yang sama secara berkelompok. Kemudian untuk keterampilan
mengajar dalam kelompok kecil Akhir-akhir ini telah dikembangkan usaha meningkatkan
peranan anak didik dan mengurangi peranan guru dalam proses interaksi edukatif
yang terkenal dengan nama “cara belajar siswa aktif” (CBSA). Salah satu cara
dari sekian banyak cara untuk meningkatkan kadar CBSA, adalah dengan
mengembangkan keterampilan mengajar.
Kelompok kecil dan perorangan.
Keterampilan ini akan meningkatkan pemahaman guru dan anak didik yang terlibat,
juga pemahaman dalam mengorganisasi proses interaksi edukatif. Hubungan
interpesonal dan sosial, dan mengorganisasi adalah hal yang penting untuk
menyukseskan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Karena itu guru harus
memiliki keterampilan melakukan hubungan antar pribadi, bila ingin mengaplikasi
keterampian mengajar kelompok kecil dan perorangan.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian
diskusi kelompok besar dan kecil?
2. Apa saja
komponen keterampilan memimpin diskusi kelompok besar dan kecil?
3. Apa tujuan
dan manfaat keterampilan memimpin diskusi kelompok besar dan kecil bagi siswa.
4.
Apa pengertian keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan?
5.
Apa peran guru
dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan?
6. Apa saja karakteristik mengajar kelompok
kecil dan perorangan?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk
mengetahui pengertian diskusi kelompok kecil dan besar.
2. Untuk
mengetahui komponen keterampilan memimpin diskusi kelompok besar dan kecil.
3. Untuk
mengetahui apa tujuan dan manfaat keterampilan memimpin diskusi kelompok besar
dan kecil bagi siswa.
4. Untuk
mengetahui pengertian keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorrangan.
5. Untuk mengetahui
peran guru dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan.
6. Untuk
mengetahui karakteristik mengajar kelompok kecil dan perorangan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diskusi Kelompok Besar dan Kecil
1. Pengertian diskusi kelompok
Diskusi
merupakan suatu metode yang diterapkan oleh guru saat mengajar di kelas dimana
dalam penerapannya adanya kerjasama antara murid dan guru itu sendiri. Diskusi
dapat diartikan juga suatu percakapan yang dilakukan oleh dua, tiga, orang atau
lebih yang memiliki tujuan yang sama untuk memecahkan masalah.
Menurut Moh. Uzer Usman diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur
yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal
dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan atau
pemecahan masalah.
Menurut Dewa
Ketut Sukardi diskusi kelompok adalah suatu pertemuan dua orang atau lebih,
yang ditunjukkan untuk saling tukar pengalaman dan pendapat, dan biasanya
menghasilkan suatu keputusan bersama.
Jadi dari menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan diskusi
kelompok adalah suatu bentuk kegiatan yang bercirikan suatu keterikatan pada
suatu pokok masalah atau pertanyaan, dimana anggota-anggota atau peserta
diskusi itu secara jujur berusaha memperoleh kesimpulan setelah mendengarkan
dan mempelajari, serta mempertimbangkan pendapat-pendapat yang dikemukakan
dalam diskusi.
2.
Pengertian diskusi kelompok besar dan kecil
Jenis diskusi kelompok besar dilakukan dengan
memandang kelas sebagai satu kelompok. Pada diskusi kelompok besar ini, guru
sekaligus sebagai pemimpin diskusi. Guru sebagai pemimpin diskusi, berperan
dalam memprakarsai terjadinya diskusi, untuk itu guru dapat mengajukan
permasalahan-permasalahan serta mengklarifikasinya sehingga mendorong anak
untuk mengajukan pendapat. Pada saat diskusi kelompok besar, tidak semua siswa
menaruh perhatian yang sama, karena itu tugas guru sebagai pemimpin diskusi
untuk membangkitkan perhatian anak terhadap masalah yang sedang didiskusikan.
Di samping
itu, distribusi siswa yang ingin berpendapat perlu diperhatikan. Diskusi
kelompok besar dalam hal pembicaraan sering didominasi oleh anak-anak tertentu,
akibatnya tidak semua anak berkesempatan untuk berpendapat. Salah satu cara
untuk menghindari keadaan itu, pemimpin diskusi perlu mengatur distribusi
pembicaraan. Tugas terberat bagi pemimpin diskusi adalah menumbuhkan keberanian
peserta untuk mengemukakan pendapatnya. Praktik diskusi kelompok besar tidak
sedikit anak-anak yang kurang berani berpendapat dalam berdiskusi. Terlebih
bagi anak yang kurang menguasai permasalahan yang menjadi bahan diskusi.
Sedangkan untuk diskusi kelompok kecil itu sendiri yaitu Menurut Edi Soegiarto
dan Yuliarni Nurani diskusi kelompok kecil adalah bentuk mengajar klasikal
biasa yang memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok
kecil yang belajar secara berkelompok.
Diskusi
kelompok kecil juga merupakan suatu proses yang teratur dengan melibatkan
sekelompok siswa dalam interaksi yang kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagai
informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah.
Diskusi
kelompok kecil dapat dipandang sebagai sebuah variasi dari pola interaksi yang
penting dikembangkan dalam proses belajar mengajar. Variasi proses belajar
mengajar dengan cara diskusi kelompok kecil dapat menumbuhkembangkan pemikiran
peserta didik untuk berpikir lebih kritis dan lebih rasional.Tidak semua
pembicaraan yang dilakukan oleh sekelompok kecil orang dapat disebut sebagai
diskusi.
B.
Komponen-Komponen Keterampilan Diskusi Kelompok Besar
dan Kecil
Dalam
membimbing diskusi kelompok besar dan kecil secara efektif ada beberapa
komponen yang harus dimiliki oleh guru diantaranya:
1.
Memusatkan perhatian
Selama kegiatan diskusi berlangsung guru senantiasa harus berusaha
memusatkan perhatian dan aktivitas pembelajaran siswa pada topik atau
permasalahan yang didiskusikan. Setiap pembicaraan harus dilakukan oleh anggota
diskusi dan diarahkan untuk membahas topik permasalahan yang akan dipecahkan.
Maka dari itu apabila terjadi pembicaraan yang menyimpang dari sasaran diskusi
maka pemimpin diskusi harus segera meluruskan dan mengingatkan peserta diskusi
mengenai sasaran yang akan dicapai.
Usaha memusatkan perhatian siswa
haruslah dilakukan dengan cara yang dapat membuat siswa tertarik mengikuti
pembelajaran terutama dalam diskusi kelompok kecil karna itu dalam keterampilan
memusatkan perhatian terdapat beberapa aspek yang dapat menunjang jalannya
pemusatan perhatian anak dengan baik.
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam memusatkan perhatian siswa diantaranya:
a.
Merumuskan tujuan diskusi yaitu merumuskan tujuan yang
dicapai dan topik diskusi, atau dapat pula
menyampaikan masalah yang mengundang pertanyaan yang mendorong peserta
diskusi berpikir untuk mencari jawabannya.
b.
Menetapkan
topik atau permasalahan yaitu topik yang didiskusikan diusahakan harus menarik minat,
menantang siswa dan memperhatikan tingkat perkembangan siswa.
c.
Mengidentifikasi arah pembicaraan yang tidak relevan
dan menyimpang dari arah diskusi.
d.
Merangkum hasil diskusi, merangkum tidak hanya pada
akhir diskusi saja tetapi selama proses diskusi berlangsung hasil pembicaraan
yang ini segera dirangkum sehingga pada akhir diskusi akan dapat menyimpulkan
secara lengkap dan akurat.
2.
Menganalisis masalah atau uraian pendapat
Selama
diskusi berlangsung sering terjadinya penyampaian ide yang kurang jelas
sehingga sukar ditangkap oleh anggota kelompok yang akhirnya menimbulkan
kesalapahaman hingga keadaan menjadi tegang. Dalam hal ini tugas guru dalam
memimpin diskusi untuk memperjelasnya yakni dengan cara:
a.
Menguraikan kembali urunan hingga menjadi jelas.
b.
Meminta komentar siswa dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan.
c.
Menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi
tambahan.
3.
Menganalisa
pandangan siswa
Perbedaan pendangan peserta didik
dalam diskusi sering timbul. Perbedaan-perbedaan ini dapat dimanfaatkan untuk
memaksimalkan alternatif jawaban terhadap masalah yang dibahas sehingga peserta
didik kreatif dengan berpartisipasi aktif, untuk itu guru dapat melakukan :
a.
Meneliti apakah pandangan yang dikemukakan oleh siswa
cukup memiliki dasar argumentasi yang kuat.
b.
Memperjelas hal-hal yang disepakati dan hal-hal yang
tidak disepakati.
4.
Meningkatkan uraian
Salah satu manfaat dapat dipetik
dari diskusi adalah melatih siswa untuk berpikir kritis dan berpartisipasi
aktif. Agar tujuan dapat tercapai maka guru sebagai pembimbing diskusi harus
mendorong siswa mempertajam atau menyempurnakan uraian yang disampaikan. Untuk
memfasilitasi keaktifan siswa ikut serta dalam kegiatan diskusi yang dilakukan,
ada beberapa aspek yang dapat ditempuh oleh guru atau pimpinan diskusi antara
lain
a.
Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang siswa untuk
berpendapat atau mengajukan
gagasannya.
b.
Memberikan contoh atau ilustrasi baik bersifat verbal
maupun non verbal,dimana melalui contoh atau ilustrasi tersebut mengugah siswa
untuk berpikir.
c.
Menghangatkan suasaana diskusi dengan memunculkan
pertanyaan yang memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat diantara sesama
anggota kelompok.
d.
Memberi waktu yang cukup bagi setipa anggota kelompok
untuk berpikir dan menyampaikan buah pikirannya.
e.
Memberikan perhatian kepada setiap pembicara sehinggga
merasa dihargai dan dengan demikian dapat lebih mendorong siswa untuk
berpartisipasi memberikan sumbang pemikiran untuk forum diskusi yang dilakukan.
5.
Menyebarkan
kesempatan berpartisipasi
Apabila pembicaraaaan dalam diskusi
hanya dimonopoli oleh peserta didik tertentu maka proses diskusi tidak akan
berjalan lancar atau tidak efektif dan efesien. Oleh karena itu untuk mendorong
partisipasi secara aktif.dari setiap anggota kelompok dapat dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
a.
Memberi stimulus. yang ditujukan kepada siswa tertentu
yang belum berkesempatan menyampaikan pendapatnya,sehingga siswa tersebut
terdorong untuk mengeluarkan buah pikirannya.
b.
Mencegah
monopoli pembicaraan hanya kepada orang-orang tertentu dengan cara terlebih
dahulu memberi kesempatan kepada siswa yang dianggap pendiam untuk berbicara.
c.
Mendorong siswa
untuk merespon pembicaraan dan temannya yang lain sehingga terjadi komunikasi
dan interaksi diantara peserta diskusi.
d.
Menghindari respon siswa yang bersifat serentak agar
setiap siswa secara individu dapat mengemukakan pikirannya secara bebas
berdasarkan pemahaman yang dimilikinya.
6.
Menutup diskusi
Kegiatan terakhir dari diskusi
adalah menutup diskusi. Diskusi dikatakan efektif dan efesien apabila semua
peserta diskusi dapat menyampaikan ide atau pemikirannya sehingga setelah
berakhir didapatkan kesimpulan sebagai hasil berpikir bersama. Adapun
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dalam menutup diskusi adalah:
a.
Membuat rangkuman sebagai kesimpulan atau pokok-pokok
pikiran.
b.
Menyampaikan catatan tindak lanjut dari kegiatan
diskusi yang telah dilakukan baik dalam bentuk aplikasi maupun rencana diskusi
pada pertemuan berikutnya.
c.
Melakukan penilaian terhadap proses maupun hasil
diskusi yang dilakukan seperti
melalui observasi, wawancara, skala sikap dan lainnya.
C.
Tujuan dan Manfaat Keterampilan Memipin Diskusi
Kelompok Besar dan Kecil bagi Siswa
Tujuan memimpin diskusi kelompok besar dan kecil adalah:
a.
Setiap peserta dapat saling berbagi informasi atau
pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan
oleh mereka.
b.
Peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan dan
kemampuan untuk berpikir dan berkomunikasi.
c.
Peserta didik terlibat dalam perencanaan dan
penganbilan keputusan.
Ada bebrapasedangkan manfaat bagi siswa dalam melaksanakan diskusi kelompok
besar dan kecil antara lain:
a.
Mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi.
b.
Meningkatkan disiplin.
c.
Meningkatkan motivasi belajar.
d.
Mengembangkan sikap saling membantu.
e.
Meningkatkan pemahaman.
D.
Pengertian
Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan
Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan salah
satu cara yang dapat di lakukan untuk dapat memfasilitasi system pembelajaran
yang di butuhkan oleh siswa baik secara klasikal maupun individu. Oleh karena
itu keterampilan mengajar ini harus di latih dan di kembangkan, sehingga
para calon guru atau guru dapat memiliki banyak pilihan untuk dapat melayani
siswa dalam melakukan proses pembelajaran.
Kelompok
kecil dan perorangan juga diartikan sebagai sebagai penggabungan dari kegiatan
belajar mengajar secara keseluruhan yang sudah merupakan adat kehidupan
sekolah di Indonesia. Dengan demikian, siswa akan mengalami kegiatan belajar
secara klasikal, kelompok kecil, dan perorangan digunakan sesuai dengan topik
pembahasan yang sedang dipelajari dan tujuan yang akan dicapai.
Dalam
hal ini mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat diartikan sebagai
perbuatan guru dalam konteks belajar-mengajar yang hanya melayani 3-8 siswa
untuk kelompok kecil, dan hanya satu orang untuk perorangan. Pada dasarnya
bentuk pengajaran ini dapat dikerjakan dengan membagi kelas menjadi
kelompok-kelompok yang lebih kecil.
Dari
beberapa pengertian tentang belajar kelompok kecil dan perorangan diatas
penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
adalah suatu perbuatan guru dalam konteks pembelajaran yang terdiri dari
beberapa siswa atau sekitar 3-8 siswa saja,dan hanya satu orang untuk
perorangnya. Adapun masalah – masalah yang sering dihadapi guru pada saat
mengajar yaitu siswa pada dasarnya memiliki banyak perbedaan baik fisik maupun
mentalnya, baik cara belajar maupun memahami pelajaran, dll. Jadi dengan
perbedaan – perbedaan tersebut seorang guru harus menguasai keterampilan dasar
mengajar agar semua masalah tersebut dapat teratasi.
E. Peran Guru Dalam Mengajar Kelompok Kecil Dan
Perorangan
Adapun peran guru dalam mengajar
kelompok kecil dan perorangan antara lain:
1. Sebagai motivator
Artinya guru memfosisikan diri sebagai penggerak, yang menumbuhkan semangat dn kekuatan belajar bagi siswa.
2. Sebagai
fasilitator
Disini guru menciptakan lingkungan belajar
untuk kelancaran proses pembelajaran dan memberi kemudahan bagi siswa sebagai
peljar.
3. Organisator
pembelajaran
Guru mengelola kegiatan pembelajaran sehingga
dapat berjalan secara efektif dan efesien.
4. Multi metode dan media
Guru menggunakan metode dan media yang
bervariasi,tidak terpaku pada satu metode saja.
5. Pola intraksi pembelajaran
Artinya adanya interaksi antara guru dan
siswa,siswa dan siswa,serta siswa dengan lingkungan.
6. Pemanfaatan sumber pembelajarn secara luas dan
bervariasi
Guru merangsang siswa untuk menggunakan atau
emanfaatkan berbagai sumber belajar,agar siswa dapat mengembangkan bakat,dan
keinginan nya demi mencapai hasil belajar yang lebih baik lagi.
7. Mendiagnosa
kesulitan belajar siswa.
yaitu mencermati permasalahan yang dihadapi
siswa, dan dengan keterampilan kelompok kecil ini siswa akan mudah dan bebas
menyampaikan permasalahan atau kesulitannya, sehingga guru dapat menyimpulkan
kesulitan yang dihadapi siswa dan cara mengatasinya.
8. Karakteristik Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan
Mengajar kelompok kecil
dan perorangan ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Terjadinya hubungan (interaksi) yang akrab
dan sehat antar personal antara guru
dengan siswa,siswa dengan guru,dan siswa dengan
2.
Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara kemampuan dan minatnya sendiri.
3.
Siswa mendapat bantuan
dari guru sesuai dengan kebutuhannya.
4.
Siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara
belajar yang akan ditempuh dan alat yang akan digunakan.
Selain ciri-ciri yang diatas,ada juga ciri-ciri yang lain sebagai berikut :
1.
Mempunyai keanggotaan yang jelas
2.
Ada kesadaran kelompok
3.
Mempunyai tujuan yang sama.
4.
Saling bergantung dalam memenuhi kebutuhan
5.
Ada interaksi dan komunikasi antara anggota.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Diskusi kelompok adalah suatu bentuk kegiatan yang
bercirikan suatu keterikatan pada suatu pokok masalah atau pertanyaan,
dimana anggota-anggota atau peserta diskusi itu secara jujur berusaha
memperoleh kesimpulan setelah mendengarkan dan mempelajari, serta
mempertimbangkan pendapat-pendapat yang dikemukakan dalam diskusi. Keberhasilan
diskusi kelompok dapat dilihat dari segi hasil dan proses diskusi. Diskusi
kelompok terbagi menjadi dua bagian, yaitu diskusi kelompok besar dan kecil.
Jenis diskusi kelompok besar dilakukan dengan memandang kelas sebagai satu
kelompok. Sedangkan diskusi kelompok kecil merupakan pembagian dari kelompok
besar yang dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Komponen dalam memimpin
diskusi kelompok besar dan kecil ada 6, yaitu memusatkan perhatian, memperjelas
masalah atau uraian pendapat, menganalisis pandangan, meningkatkan uraian,
menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dan menutup diskusi. Tujuan dan manfaat
memimpin diskusi kelompok besar dan kecil adalah setiap peserta dapat saling
berbagi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah,
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan berkomunikasi,
peserta didik terlibat dalam perencanaan dan penganbilan keputusan,
meningkatkan disiplin, meningkatkan motivasi belajar, mengembangkan sikap
saling membantu, dan meningkatkan pemahaman. Hal-hal yang perlu diperhatiakan dan dihindari dalam
keterampilan memimpin diskusi kelompok besar dan kecil adalah berkaitan dengan
diskusi harus dilakukan dalam suasana terbuka, dan perencanaan dalam melalukan
diskusi kelompok besar dan kecil.
Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan salah satu
cara yang dapat di lakukan untuk dapat memfasilitasi system pembelajaran yang
di butuhkan oleh siswa baik secara klasikal maupun individu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
mengajar kelompok kecil dan perorangan yaitu pembelajaran dilakukan berdasarkan
perbedaan individual, Memperhatikan dan melayani kebutuhan murid, Mengupayakan
proses belajar mengajar yang aktif dan efektif, Merangsang tumbuh-kembangnya
kemampuan optimal murid, Pergeseran dari pengajaran klasikal ke pengajaran
kelompok kecil dan perorangan, Langkah pengajaran kelompok kecil dan
perorangan, dan Menggunakan berbagai variasi dalam
pengorganisasiannya.
B.
SARAN
1.
Seorang calon dan
seorang guru harus memiliki keterampilan dalam memimpin diskusi dalam kelompok
besar dan kecil dan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
2.
Pembagian kelompok diskusi kecil sebaiknya
ditentukan secara merata anak-anak yang aktif dan pasif, sehingga tidak ada
suatu kelompok atau siswa yang mendominasi berbicara dalam berdiskusi, dapat
mengaktifkan siswa dan sikap toleransi serta sifat sosial diantara mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Dadang
Sukirman dan Mamad kasmad. 2006. Pembelajaran Mikro.
Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.
Edi
Soegito dan Yuliyani Nurani. 2009 Kemampuan Dasar Mengajar. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Eni
Purwati, dkk. 2009. Micro Teaching. Surabaya
: LAPIS-PGMI .
Trianto.
2007. Model-Model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi Konstruktivisti. Jakarta
: Prestasi Pustaka.
Moh.
Uzer Usman. 2008. Menjadi Guru
Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional,
(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 94.
Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar,
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 88.
Trianto, Model-Model
Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik,(Jakarta : Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 28.
Eni Purwati,
dkk, Micro Teaching, (Surabaya :
LAPIS-PGMI (Aprinita), 2009), hlm. 17.
Dadang Sukirman dan Mamad kasmad, Pembelajaran Mikro.(Bandung:Universitas
Pendidikan Indonesia,2006).Hlm 215
Komentar
Posting Komentar