MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

MAKALAH PERKEMBANGAN MASA PENCOBA

 

MAKALAH PERKEMBANGAN MASA PENCOBA

BY: SUCI, DKK.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan anak merupakan segala perubahan yang terjadi pada anak yang dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain aspek fisik (motorik). Perkembangan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf dan otot. Salah satu aspek penting pada proses perkembangan adalah perkembangan motorik kasar yaitu gerak tubuh menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar dari seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak sebagai awal dari kecerdasan dan emosi sosial anak khususnya anak toddler.

Banyaknya negara yang mengalami berbagai masalah perkembangan anak seperti keterlambatan motorik, bahasa, perilaku, autisme, dan hiperaktif. Angka kejadian di Amerika Serikat bekisar 12-16%, Thailand 24%, Argentina 22%, dan Indonesia 13-18% . Perkembangan motorik kasar anak yang tidak optimal bisa menyebabkan menurunnya kreatifitas anak dalam beradaptasi. 

B. Rumusan Masalah

1.      Jelaskan penggertian masa pencoba?

2.      Bagaimana perkembangan fisik motorik dan bahasa?

3.      Bagaimana perkembangan bermain dan menggambar?

4.      Bagaimana perkembangan kognisi dan psikososial? 

C. Tujuan

1.      Mengetahui mengenai masa pencoba.

2.      Memahami perkembangan fisik motorik, bahasa dan bermain.

3.      Memahami perkembangan menggambar, kognisi dan psikososial


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Pencoba

            Manusia merupakan individu yang kehidupannya tidak pernah statis sejak ia dilahirkan hingaa meninggal. Manusia selalu dinamis yang mengalami perubahan, baik yang bersifat evolutif, maupun involutif.

            Dalam konteks psikologi terdapat dua macam perubahan pada diri manusia, yakni :

1. Pertumbuhan (Growth)

            Perubahan Kuantitatif sering disebut dengan pertumbuhan atau growth (Soemantri, 2005). Hal tersebut sejalan dengan pendapat Monks, dkk. Bahwa pertumbuhan, khusus dimaksudkan untuk menunjukkan bertambah besarnya ukuran badan dan fungsi fisik yang murni.

2. Perkembangan (Development)

            Perkembangan bahasa Inggris disebut development. Santrock (2011) mendefenisikan perkembangan merupakan suatu pola perubahan yang dimulai sejak masa konsepsi dan berlanjut sepanjang kehidupan.

            Dalam masa pencoba ini, di kenal dengan sebagai Toddler. Yang mana pada usia 1-3 tahun disebut sebagai rentang periode toddler. Pada periode ini memiliki perbedaan dengan masa bayi, dimana seorang anak pada periode toddler sudah mulai mengembangkan otonomi sejalan dengan kemampuannya untuk berbicara dan melakukan mobilitas. Meskipun demikian, anak periode ini juga masih tetap membutuhkan orangtua atau pengasuh untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi mereka.

            Secara umum, masa bayi merupakan masa kehidupan pada usia 0-3 tahun. Namunm sela 2 minggu pertama setelah kelahiran diistilahkan dengan masa bayi baru (neonatal, karena memiliki karakteristik tersendiri), sedangkan masa bayi berlangsung pada usia 2 minggu setelah lahir sampai dengan usia 3 tahun dan perode tersingkat pada perkembangan. Pada masa ini pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat baik. Secara fisik maupun psikologis, dan merupakan masa dasar perkembangan individu selanjutnya.

 

B. Perkembangan Fisik Motorik

            Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerak tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Keterampilan motorik dibedakan menjadi dua (Hurlock, 1980; Santrock, 2007) Motorik Kasar adalah gerakan otot-otot besar seperti gerakan menendang, menoleh, melempar, melompat, berlari, berjalan, dan seterusnya. Adapun gerak Motorik Halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu. Misalnya saja menggunakan jari. Contohnya gerakan menggenggam, menulis, memegang benda, dan lain-lain.

            Perkembangan motorik anak dalam pembahasan ini akan difokuskan pada perkembangan anak usia dibawah lima tahun atau disebut juga anak usia dini. Yang mana diawali pada usia 0-3 tahun yang perkembangannya cukup cepat, pertambahan berat badan yang perbandingannya cukup cepat, pertambahan berat badan yang perbandingannya sangat signifikan. Pada masa ini, anak belajar tengkurap, duduk, merangkak, berdiri, dan berjalan.

C. Perkembangan Bahasa

            Bahasa yang dimiliki anak adalah bahasa yang telah dimiliki dari hasil pengolahan dan telah berkembang. Anak telah banyak memperoleh masukan dan pengetahuan tentang bahasa ini dari lingkungank baik lingkungan keluarga, masyarakat, juga lingkungan pergaulan teman sebaya, yang berkembang di dalam keluarga atau bahasa ibu.

            Selain itu, perkembangan bahasa anak juga di perkaya dan di lengkapi oleh lingkungan masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti bahwa, proses pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan di masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku berbahasa. Bersamaan dengan kehidupannya dalam masyarakat luas, anak mengikuti proses belajar di sekolah.

            Dalam usia 2-3 tahun, anak bisa menyebutkan sejumlah nama benda disekitarnya, Menggabungkan dua kata menjadi kalimat pendek, bisa berespon dari perintah, bisa bicara tentang masa yang lalu, tahu nama-nama bagian tubuhnya, bisa menyebutkan nama, usia, dan jenis kelamin, dan bisa menjawab pertanyaan sederhana tentang lingkungannya.

D. Perkembangan Bermain

            Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir dari permainan tersebut. Bermain dilakukan secara suka rela dan tidak ada unsur paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban.

            Rubin, Fein, dan Vanderberg (Upton, 2012) mengemukakan bahwa bermain dapat diartikan berdasarkakn kondisi tertentu, yaitu seperti adanya rasa aman, dan ramah, dikenal baik (objek dan orangnya), dan harus bebas dari rasa stres, letih, dan lapar.

            Bermain merupakan salah satu aktivitas yang menyenangkan yang dilakukan demi aktivitas itu sendiri dengan berbagai fungsi dan bentuk (Santrock, 2012). Bermain adalah aktivitas khas yang menggembirakan, menyenangkan dan menimbulkan kenikmatan dimana berbeda dengan aktivitas lain yang bersifat “serius” seperti bekerja atau belajar (Herman dkk., 2017).

            (Upton, 2012) menjelaskan bahwa terdapat beberapa teori yang menjelaskan mengenai bermain, yaitu:

1. Teori bermain Psikolanalisis

            Pada teori ini, Freud menekankan pentingnya bermain dalam kehidupan social dan emosional. Teori ini meyakini bahwa bermain memungkinkan anak memiliki keahlian atas objek-objek dan situasi sosial dengan memanipulasinya dalam permainan. Permainan memungkinkan anak untuk memuaskan keinginan dan hasrat yang tidak mungkin dipenuhi dalam kenyataan.

2. Teori bermain Kognitif

            Teori ini digambarkan oleh Piaget melalui tiga tahapan bermain. Tahapan ini terdiri dari hal yang sederhana hingga kompleks, yaitu :

a)      Permainan fungsional melibatkan gerakan sederhana dan berulang yang tidak perlu membangun realitas dengan cara simbolik.

b)      Permainan konstruktif melibatkan manipulasi objek fisik untuk membangun atau menonstruksi sesuatu.

c)      Permainan drama muncul dalam tahap propesional dan dilakukan ketika anak mengganti situasi atau objek imajiner dengan yang sesungguhnya.

d)      Permainan dengan aturan muncul di pertengahan masa kanak-kanak.

E. Perkembangan menggambarkan 

           Seperti yang di nyatakan fpk dalam tujuan utama pendidikan untuk membentuk individu yang seimbang dari sergi emosi, rohani, jasmani, dan intelek. Oleh demikian, untuk memahami seorang individu berbagai aspek perlu di perhatian dan di pahamipahami seperti fizikal nya, kognitifnya, sosial, emosionalnya dan agamanyaagamanya, dan jugak perhubungan dengan orang lain karena elemen – elemen inilah yang akan di pengaruhi pembentukan personaliti diri seseorang. 

           Sebagai pendidik kita perlu memahami sekurang – kurangnya secara umum bagaimana kebolehan dan tingkah laku anak – anak didik terbentuknya. Usaha ini kita akan mengarahkan kita kepada memahami bahwa setiap individu adalah berbeda. Selain dari pada itu kita perlu mengenal pasti kemungkinan – kemungkinan yang akan di bentuk sekiranya proses perkembangan individu anak-anak tidak di laksanakan dengan tepat dan betulnya. Ini memastikan proses perkembangan anak – anak didik berjalan dengan lancar dan berkesan dan sesuai dengan matmalat perkembangan yang akan kita inginkan. Sebagai pemulaan kita bincangkan perkaitan dengan proses perkembangan yang bukan di lalu dengan peserta didik tetapi oleh semua individu atau kita sendiri nya. 

       Ilmu psikolog pendidikan membincangkan tahap – tahap perkembangan  individu sehingga di lahirkan ke alam dewasa. Berbagai teori dan konsep di kemuka kan umtuk  menjelaskan bagaimana perkembangan itu berlaku. Sekurang – kurangnya 4 perkara utama perkembangan di bincangkan secara mendalam yaitu : perkembangan kognitif, perkembangan fizikal atau tubuh badan, perkembangan sosial atau interaksi antara individu, perkembangan psikologikal. Perbincangan dan kefahaman berkenaan dengan persamaan – perdamaian yang wujud semasa tumbuh dan besar nya. 

     Kita perlu melihat pertumbuhan dan perkembangan dalam 2 aspek yaitu perbedaan individu dan faktor yang menyebabkan mengapa perbedaan – perbedaan tersebut berlaku. Secara umumnya terdapat dua sebab mengapa pengetahuan tentang hal – hal tersebut penting kepada kita sebagai seorang pendidik. 

1.      kita perlu mempunyai asas dalam memahami keterbagian di kalangan anak – anak didik. 

2.      Sebagai pendidik kita perlu mengetahui setelah mana dan cara bagaimana kita boleh bantu mempengaruhi perkembangan tingkah laku peserta didik. 

F. Perkembangan Kognitif

Menurut Montessori, kognitif adalah segala Sesuatu yang berhubungan dengan nalar dan Kemampuan otak. Maka dari itu pembelajaran Montessori Lebih menekankan pada kemampuan indra-indra. Konsep Pembelajaran ini dilakukan dengan mata tertutup Kemudian anak-anak diminta untuk meraba huruf,Angka, benda kasar-halus, panas dan dingin. Dengan Begitu stimulus yang pertama didapatkan adalah “rasa”.Rasa tersebut akan menuju otak untuk menytimulus ide Ide dan nalar anak.

Menurut Piaget kognitif adalah seluruh perjalanan Perkembangan anak untuk membentuk kemampuan Kognitifnya, mulai dari bayi hingga dewasa. Hal itu Tentunya melibatkan sebuah skema penting dalam hidup.Skema adalah tindakan cerminan pikiran, hal ini terjadi Di masa bayi. Misalnya menghisap jempol, tindakan Refleks terhadap obyek atau mainan, skema mental adalah Tingkah laku yang berkembang saat masa kanak-kanak.Semakin dewasa, maka semakin paham pula skema Dalam hidup yang harus melibatkan beberapa hal seperti,Pemecahan masalah dan berbagai strategi dalam Menghadapi hidup. Tak hanya skema. Manusia akan Menjalani hal-hal Seperti asimilasi, akomodasi,Organisasi, keseimbangan (equilibrium) dan ekuilibrasi.

Menurut Vygotsk. Kognitif adalah proses berpikir Anak yang terjadi secara bertahap dengan pengaruh Stimulus dari luar. Vygotsky adalah pengagum Piaget. Walaupun setuju dengan Piaget bahwa perkembangan Kognitif terjadi secara bertahap dan dicirikan dengan gaya Berpikir yang berbeda-beda, tetapi Vygotsky tidak setuju Dengan pandangan Piaget bahwa anak menjelajahi Dunianya sendirian dan membentuk gambaran realitas Batinnya sendiri.

Tahap Perkembangan Kognitif Piaget Jean Piaget (1896-1980) pakar psikologi dari Swiss. Ia adalah salah satu pakar dalam psikologi Perkembangan anak yang teori-teorinya menjadi pijakan Dalam perkembangan kognitif. Piaget menyatakan bahwa Anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif Mereka sendiri. Dari hal tersebut dapat ditarik Kesimpulan bahwa kognitif anak didapat dari stimulus Lingkungan sekitar. Perkembangan kognitif tidak dapat Didapat dengan cara berdiam diri. Dengan aktifnya anak Anak, orang tua seharusnya tidak mengeluh, karena Dengan mengeksplor lingkungan maka anak-anak akan Mendapatkan kemampuan kognitif.

Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif memberikan kejelasan kembali tentang kecerdasan,Pengetahuan dan hubungan anak dengan lingkungannya.Jean Piaget dikenal dengan teori perkembangan Intelektual yang menyeluruh, yang mencerminkan adanya Kekuatan antara fungsi biologi & psikologis. Bayi lahir Dengan refleks bawaan, skema dimodifikasi dan Digabungkan untuk membentuk tingkah laku yang lebih Kompleks. Pada masa kanak-kanak, anak belum mempunyai konsepsi tentang objek yang tetap. Ia hanya dapat mengetahui hal-hal yang ditangkap dengan indranya. Anak telah dapat mengetahui simbol-simbol matematis, tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak (tak berwujud). Menurut Piaget ada beberapa tahap tentang perkembangan kognitif dan akan dijelaskan berikut.

Skema Adalah daya pikir tiap individu dari bayi hingga dewasa. Semakin dewasa maka kita memiliki skema dengan ciri masing-masing. Bagaimana orang menyelesaikan masalah, berbicara, mengemudi mobil dan konsep keadilan.

Asimilasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi saat anak-anak menggunakan skema yang telah dimiliki untuk menangani informasi atau pengalaman baru. Akomodasi adalah penyesuaian skema-skema agar sesuai untuk mengolah informasi dan pengalaman baru. Riset Piaget menjelaskan bahwa asimilasi dan akomodasi sudah berfungsi sejak lahir, semakin lama skema-skema itu menjadi meluas seiring stimulus dalam hidup seperti merasakan cinta, emosi, belajar berjalan dan lain sebagainya.

Organisasi. Menurut Piaget adalah pengelompokan perilaku-perilaku dan pemikiran yang terpisah ke dalam system dengan tingkatan yang lebih tinggi. Anak-anak. Akan mengorganisasikan pengalamannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki. Contohnya saat anak-anak mengerti cara menggunakan alat tulis, anak-anak akan mengorganisasikan pengetahuannya, sehingga ia menggambar.

Periode Sensori motor (usia 0-2 tahun)

Bagi anak yang berada pada tahap ini, pengalaman Diperoleh melalui fisik (gerakan anggota tubuh) dan Sensori (koordinasi alat indra). Pada mulanya pengalaman itu bersatu dengan dirinya, ini berarti bahwa suatu objek Itu ada bila ada pada penglihatannya. Perkembangan selanjutnya ia mulai berusaha untuk mencari objek yang Asalnya terlihat kemudian menghilang dari Pandangannya, asal perpindahannya terlihat. Akhir dari Tahap ini ia mulai mencari objek yang hilang bila benda Tersebut tidak terlihat perpindahannya. Objek mulai Terpisah dari dirinya dan bersamaan dengan itu konsep Objek dalam struktur kognitifnya pun mulai dikatakan Matang. Ia mulai mampu untuk melambungkan objek Fisik ke dalam simbol-simbol, misalnya mulai bisa Berbicara meniru suara kendaraan, suara binatang, dll.

Periode Praoperasional (usia 2-7 tahun)

Tahap ini adalah Tahap persiapan untuk Pengorganisasian operasi konkret. Pada tahap ini Pemikiran anak lebih banyak berdasarkan pada Pengalaman konkret daripada pemikiran logis, sehingga Jika ia melihat objek-ojek yang kelihatannya berbeda, Maka ia mengatakanya berbeda pula. Pada tahap ini anak Masih Berada pada tahap pra-operasional belum Memahami konsep kekekalan (conservation), yaitu Kekekalan panjang, kekekalan materi, luas, dll. Selain Dari itu, ciri-ciri anak pada tahap ini belum memahami Dan belum dapat memikirkan dua aspek atau lebih secara Bersamaan. 

Periode Operasional Konkret (usia 7-11 tahun)

Kekekalan, kemampuan Pada umumnya anak-anak pada tahap ini telah Memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda Konkret. Kemampuan ini terwujud dalam memahami Konsep Untuk Mengklasifikasikan dan serasi, mampu memandang Suatu objek dari sudut pandang yang berbeda secara Objektif. Anak pada tahap ini sudah cukup matang untuk Menggunakan pemikiran logika, tetapi hanya objek fisik Yang ada saat ini (karena itu disebut tahap operasional Konkret).

 

Periode Operasional Formal (usia 11 tahun sampai Dewasa)

Anak pada tahap ini sudah mampu melakukan Penalaran dengan menggunakan hal-hal yang abstrak dan Menggunakan logika. Penggunaan benda-benda konkret.Tidak diperlukan lagi. Anak mampu bernalar tanpa harus Berhadapan dengan objek atau peristiwa berlangsung.

Penalaran terjadi dalam struktur kognitifnya telah mampu hanya dengan menggunakan simbol-simbol, ide-ide, Astraksi dan generalisasi. Ia telah memiliki kemampuan Kemampuan untuk melakukan operasi-operasi yang Menyatakan hubungan di antara hubungan-hubungan, Memahami konsep promosi. 

G. Perkembangan Psikososial

Psikososial adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara kondisi sosial seseorang dengan kesehatan mental/emosionalnya. Dari katanya, istilah psikososial melibatkan aspek psikologis dan sosial. Contohnya, hubungan antara ketakutan yang dimiliki seseorang (psikologis) terhadap bagaimana cara ia berinteraksi dengan orang lain di lingkungan sosialnya. Pendekatan psikososial melihat pada individu dalam konteks tentang kombinasi pengaruh antara faktor psikologi dengan lingkungan sosial sekitar individu terhadap kesejahteraan fisik dan mental serta kemampuan individu untuk berfungsi.

Menurut Erikson, perkembangan kepribadian seseorang berasal dari pengalaman sosial sepanjang hidupnya sehingga disebut sebagai perkembangan psikososial Perkembangan ini sangat besar mempengaruhi kualitas ego seseorang secara sadar. Identitas ego ini akan terus berubah karena pengalaman baru dan informasi yang diperoleh dari interaksi sehari-hari dengan orang lain. Selain identitas ego, persaingan akan memotivasi perkembangan perilaku dan tindakan. Secara sederhananya, apabila seseorang ditangani dengan baik, maka ia akan memiliki kekuatan dan kualitas ego yang baik pula. Namun, jika penanganan ini dikelola dengan buruk, maka yang akan muncul adalah perasaan tidak mampu Erik Erikson memiliki keyakinan yang sama seperti Sigmund Freud. la percaya bahwa perkembangan kepribadian seseorang terjadi dalam serangkaian tahapan.

Teori ini tidak seperti teori Freud tentang tahapan psikoseksual, teori perkembangan psikososial ini menggambarkan dampak dari pengalaman sosial di seluruh umur. Erikson tertarik pada bagaimana interaksi dan hubungan sosial berperan dalam pengembangan dan pertumbuhan manusia.

Setiap tahapan dalam teori Erikson dibangun berdasarkan tahapan sebelumnya dan membuka jalan untuk periode pengembangan berikutnya. Dalam setiap tahup. Erikson percaya bahwa orang mengalami konflik yang berfungsi sebagai titik balik dalam perkembangan. Dalam pandangan Erikson, konflik ini berpusat pada baik perkembangan kualitas psikologis atau kegagalan untuk mengembangkan kualitas tersebut. Selama masa ini, individu memiliki potensi pertumbuhan pribadi yang tinggi, tetapi juga memiliki potensi kegagalan. Jika individu yang bersangkutan berhasil menangani konfliknya, maka muncul tahapan kekuatan psikologis yang akan menolongnya sepanjang hidup. Jika in gagal untuk berurusan secara efektif dengan konflik ini, ia mungkin tidak mengembangkan keterampilan penting yang diperlukan untuk rasa diri yang kuat.

Erikson juga memercayai bahwa rasa mampu memotivasi perilaku dan tindakan. Setiap tahap dalam teori Erikson. Tiap tahap dalam teori Erikson prihatin/peduli terhadap menjadi kompeten dalam kehidupan (being comptent). Apabila setiap tahap perkembangan dapat dilalui dengan baik maka individu yang bersangkutan akan memiliki perasaan manipu dimana perasaan ini didasarkan pada kekuatan atau kualitas ego. Apabila tahapan ini dikelolah secara lemah, individu tersebut akan merasa ketidakseimbangan dalam aspek-spek perkembangannya.


BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan

Manusia merupakan individu yang kehidupannya tidak pernah statis sejak ia dilahirkan hingaa meninggal. Manusia selalu dinamis yang mengalami perubahan, baik yang bersifat evolutif, maupun involutif. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerak tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Keterampilan motorik dibedakan menjadi dua . Motorik Kasar adalah gerakan otot-otot besar seperti gerakan menendang, menoleh, melempar, melompat, berlari, berjalan, dan seterusnya. Adapun gerak Motorik Halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu. Misalnya saja menggunakan jari. Contohnya gerakan menggenggam, menulis, memegang benda, dan lain-lain

B.     Saran

Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan, agar anda tahu persis apa yang menjadi alasan penulis menulis makalah ini. Baca sesecara sepintas pembahasan isi, agar anda memperoleh gambaran secara keseluruhan. Lanjutkan dengan membaca bagian demi bagian, tandai bagian-bagian yang penting dengan stabilo atau garis tebal bawahnya.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Jahja Yudrik, 2011.Psikologi Perkembangan. Jakarta : Prenamedia Group.

Daud Muh,dkk, 2021, Buku Ajar Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta: Kencana.

Indrijati Herdina,2016, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana.

Susanto Ahmad, 2012, Perkembangan Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana.

Sulyandari Ari Kusuma, 2021, Perkembangan Kognitif dan Bahasa Anak Usia Dini, Indonesia: Guepedia

Baharuddin, 2017, Pendidikan & Psikologi Perkembangan, Jogjakarta : Ar-Ruzz

Christiana,1997, Perkembangan Anak, Jakarta : Kencana

Hidayah Rifa,2009, Psikologi Pengasuhan Anak. Malang : UIN Malang Press

Rahayu Siti,1970, Psikologi Perkembangan,Jogjakarta : UGM

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH STRATEGI KEWIRAUSAHAAN