MAKALAH PERKEMBANGAN MASA PENCOBA
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
MAKALAH PERKEMBANGAN MASA PENCOBA
BY: SUCI, DKK.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan anak merupakan segala perubahan yang terjadi
pada anak yang dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain aspek fisik
(motorik). Perkembangan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara
susunan saraf dan otot.
Salah satu aspek penting pada proses perkembangan adalah perkembangan motorik
kasar yaitu gerak tubuh menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar dari
seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak sebagai awal dari
kecerdasan dan emosi sosial anak khususnya anak toddler.
Banyaknya negara yang mengalami berbagai masalah perkembangan anak seperti keterlambatan motorik, bahasa, perilaku, autisme, dan hiperaktif. Angka kejadian di Amerika Serikat bekisar 12-16%, Thailand 24%, Argentina 22%, dan Indonesia 13-18% . Perkembangan motorik kasar anak yang tidak optimal bisa menyebabkan menurunnya kreatifitas anak dalam beradaptasi.
B. Rumusan Masalah
1.
Jelaskan penggertian masa pencoba?
2.
Bagaimana perkembangan fisik motorik dan bahasa?
3.
Bagaimana perkembangan bermain dan menggambar?
4. Bagaimana perkembangan kognisi dan psikososial?
C. Tujuan
1.
Mengetahui mengenai masa pencoba.
2.
Memahami perkembangan fisik motorik, bahasa dan bermain.
3.
Memahami perkembangan menggambar, kognisi dan
psikososial
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masa Pencoba
Manusia
merupakan individu yang kehidupannya tidak pernah statis sejak ia dilahirkan
hingaa meninggal. Manusia selalu dinamis yang mengalami perubahan, baik yang
bersifat evolutif, maupun involutif.
Dalam
konteks psikologi terdapat dua macam perubahan pada diri manusia, yakni :
1. Pertumbuhan (Growth)
Perubahan
Kuantitatif sering disebut dengan pertumbuhan atau growth
2. Perkembangan (Development)
Perkembangan
bahasa Inggris disebut development. Santrock
Dalam
masa pencoba ini, di kenal dengan sebagai Toddler. Yang mana pada usia
1-3 tahun disebut sebagai rentang periode toddler. Pada periode ini memiliki
perbedaan dengan masa bayi, dimana seorang anak pada periode toddler sudah
mulai mengembangkan otonomi sejalan dengan kemampuannya untuk berbicara dan
melakukan mobilitas. Meskipun demikian, anak periode ini juga masih tetap
membutuhkan orangtua atau pengasuh untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi
mereka.
Secara
umum, masa bayi merupakan masa kehidupan pada usia 0-3 tahun. Namunm sela 2
minggu pertama setelah kelahiran diistilahkan dengan masa bayi baru (neonatal,
karena memiliki karakteristik tersendiri), sedangkan masa bayi berlangsung pada
usia 2 minggu setelah lahir sampai dengan usia 3 tahun dan perode tersingkat
pada perkembangan. Pada masa ini pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat baik.
Secara fisik maupun psikologis, dan merupakan masa dasar perkembangan individu
selanjutnya.
B.
Perkembangan Fisik Motorik
Motorik
merupakan perkembangan pengendalian gerak tubuh melalui kegiatan yang
terkoordinasi antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Keterampilan
motorik dibedakan menjadi dua
Perkembangan motorik anak dalam pembahasan ini akan difokuskan pada perkembangan anak usia dibawah lima tahun atau disebut juga anak usia dini. Yang mana diawali pada usia 0-3 tahun yang perkembangannya cukup cepat, pertambahan berat badan yang perbandingannya cukup cepat, pertambahan berat badan yang perbandingannya sangat signifikan. Pada masa ini, anak belajar tengkurap, duduk, merangkak, berdiri, dan berjalan.
C.
Perkembangan Bahasa
Bahasa
yang dimiliki anak adalah bahasa yang telah dimiliki dari hasil pengolahan dan
telah berkembang. Anak telah banyak memperoleh masukan dan pengetahuan tentang
bahasa ini dari lingkungank baik lingkungan keluarga, masyarakat, juga
lingkungan pergaulan teman sebaya, yang berkembang di dalam keluarga atau
bahasa ibu.
Selain
itu, perkembangan bahasa anak juga di perkaya dan di lengkapi oleh lingkungan
masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti bahwa, proses pembentukan
kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan di masyarakat sekitar akan memberi
ciri khusus dalam perilaku berbahasa. Bersamaan dengan kehidupannya dalam
masyarakat luas, anak mengikuti proses belajar di sekolah.
Dalam
usia 2-3 tahun, anak bisa menyebutkan sejumlah nama benda disekitarnya,
Menggabungkan dua kata menjadi kalimat pendek, bisa berespon dari perintah,
bisa bicara tentang masa yang lalu, tahu nama-nama bagian tubuhnya, bisa
menyebutkan nama, usia, dan jenis kelamin, dan bisa menjawab pertanyaan
sederhana tentang lingkungannya.
D.
Perkembangan Bermain
Bermain
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan, tanpa
mempertimbangkan hasil akhir dari permainan tersebut. Bermain dilakukan secara
suka rela dan tidak ada unsur paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban.
Rubin,
Fein, dan Vanderberg
Bermain
merupakan salah satu aktivitas yang menyenangkan yang dilakukan demi aktivitas
itu sendiri dengan berbagai fungsi dan bentuk
1. Teori bermain Psikolanalisis
Pada
teori ini, Freud menekankan pentingnya bermain dalam kehidupan social dan
emosional. Teori ini meyakini bahwa bermain memungkinkan anak memiliki keahlian
atas objek-objek dan situasi sosial dengan memanipulasinya dalam permainan.
Permainan memungkinkan anak untuk memuaskan keinginan dan hasrat yang tidak
mungkin dipenuhi dalam kenyataan.
2. Teori bermain Kognitif
Teori
ini digambarkan oleh Piaget melalui tiga tahapan bermain. Tahapan ini terdiri
dari hal yang sederhana hingga kompleks, yaitu :
a) Permainan
fungsional melibatkan gerakan sederhana dan berulang yang tidak perlu membangun
realitas dengan cara simbolik.
b) Permainan
konstruktif melibatkan manipulasi objek fisik untuk membangun atau menonstruksi
sesuatu.
c) Permainan
drama muncul dalam tahap propesional dan dilakukan ketika anak mengganti
situasi atau objek imajiner dengan yang sesungguhnya.
d) Permainan dengan aturan muncul di pertengahan masa kanak-kanak.
E. Perkembangan menggambarkan
Seperti yang di nyatakan
fpk dalam tujuan utama pendidikan untuk membentuk individu yang seimbang dari
sergi emosi, rohani, jasmani, dan intelek. Oleh demikian, untuk memahami
seorang individu berbagai aspek perlu di perhatian dan di pahamipahami seperti
fizikal nya, kognitifnya, sosial, emosionalnya dan agamanyaagamanya, dan jugak
perhubungan dengan orang lain karena elemen – elemen inilah yang akan di
pengaruhi pembentukan personaliti diri seseorang.
Sebagai pendidik kita
perlu memahami sekurang – kurangnya secara umum bagaimana kebolehan dan tingkah
laku anak – anak didik terbentuknya. Usaha ini kita akan mengarahkan kita
kepada memahami bahwa setiap individu adalah berbeda. Selain dari pada itu kita
perlu mengenal pasti kemungkinan – kemungkinan yang akan di bentuk sekiranya
proses perkembangan individu anak-anak
tidak di laksanakan dengan tepat dan betulnya. Ini memastikan proses
perkembangan anak – anak didik berjalan dengan lancar dan berkesan dan sesuai
dengan matmalat perkembangan yang akan kita inginkan. Sebagai pemulaan kita
bincangkan perkaitan dengan proses perkembangan yang bukan di lalu dengan
peserta didik tetapi oleh semua individu atau kita sendiri nya.
Ilmu psikolog pendidikan
membincangkan tahap – tahap perkembangan
individu sehingga di lahirkan ke alam dewasa. Berbagai teori dan konsep
di kemuka kan umtuk menjelaskan
bagaimana perkembangan itu berlaku. Sekurang – kurangnya 4 perkara utama
perkembangan di bincangkan secara mendalam yaitu : perkembangan kognitif,
perkembangan fizikal atau tubuh badan, perkembangan sosial atau interaksi
antara individu, perkembangan psikologikal. Perbincangan dan kefahaman
berkenaan dengan persamaan – perdamaian yang wujud semasa tumbuh dan besar
nya.
Kita perlu melihat pertumbuhan
dan perkembangan dalam 2 aspek yaitu perbedaan individu dan faktor yang
menyebabkan mengapa perbedaan – perbedaan tersebut berlaku. Secara umumnya
terdapat dua sebab mengapa pengetahuan tentang hal – hal tersebut penting
kepada kita sebagai seorang pendidik.
1.
kita perlu mempunyai asas
dalam memahami keterbagian di kalangan anak – anak didik.
2. Sebagai pendidik kita perlu mengetahui setelah mana dan cara bagaimana kita boleh bantu mempengaruhi perkembangan tingkah laku peserta didik.
F. Perkembangan Kognitif
Menurut Montessori, kognitif adalah segala Sesuatu yang berhubungan
dengan nalar dan Kemampuan otak. Maka dari itu pembelajaran Montessori Lebih
menekankan pada kemampuan indra-indra. Konsep Pembelajaran ini dilakukan dengan
mata tertutup Kemudian anak-anak diminta untuk meraba huruf,Angka, benda
kasar-halus, panas dan dingin. Dengan Begitu stimulus yang pertama didapatkan
adalah “rasa”.Rasa tersebut akan menuju otak untuk menytimulus ide Ide dan
nalar anak.
Menurut Piaget kognitif adalah seluruh perjalanan Perkembangan anak untuk
membentuk kemampuan Kognitifnya, mulai dari bayi hingga dewasa. Hal itu
Tentunya melibatkan sebuah skema penting dalam hidup.Skema adalah tindakan
cerminan pikiran, hal ini terjadi Di masa bayi. Misalnya menghisap jempol,
tindakan Refleks terhadap obyek atau mainan, skema mental adalah Tingkah laku
yang berkembang saat masa kanak-kanak.Semakin dewasa, maka semakin paham pula
skema Dalam hidup yang harus melibatkan beberapa hal seperti,Pemecahan masalah
dan berbagai strategi dalam Menghadapi hidup. Tak hanya skema. Manusia akan
Menjalani hal-hal Seperti asimilasi, akomodasi,Organisasi, keseimbangan
(equilibrium) dan ekuilibrasi.
Menurut Vygotsk. Kognitif adalah proses berpikir Anak yang terjadi secara
bertahap dengan pengaruh Stimulus dari luar. Vygotsky adalah pengagum Piaget.
Walaupun setuju dengan Piaget bahwa perkembangan Kognitif terjadi secara
bertahap dan dicirikan dengan gaya Berpikir yang berbeda-beda, tetapi Vygotsky
tidak setuju Dengan pandangan Piaget bahwa anak menjelajahi Dunianya sendirian
dan membentuk gambaran realitas Batinnya sendiri.
Tahap Perkembangan Kognitif Piaget Jean Piaget (1896-1980) pakar
psikologi dari Swiss. Ia adalah salah satu pakar dalam psikologi Perkembangan
anak yang teori-teorinya menjadi pijakan Dalam perkembangan kognitif. Piaget
menyatakan bahwa Anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif Mereka
sendiri. Dari hal tersebut dapat ditarik Kesimpulan bahwa kognitif anak didapat
dari stimulus Lingkungan sekitar. Perkembangan kognitif tidak dapat Didapat
dengan cara berdiam diri. Dengan aktifnya anak Anak, orang tua seharusnya tidak
mengeluh, karena Dengan mengeksplor lingkungan maka anak-anak akan Mendapatkan
kemampuan kognitif.
Teori Jean Piaget tentang
perkembangan kognitif memberikan kejelasan kembali tentang
kecerdasan,Pengetahuan dan hubungan anak dengan lingkungannya.Jean Piaget
dikenal dengan teori perkembangan Intelektual yang menyeluruh, yang
mencerminkan adanya Kekuatan antara fungsi biologi & psikologis. Bayi
lahir Dengan refleks bawaan, skema dimodifikasi dan Digabungkan untuk membentuk
tingkah laku yang lebih Kompleks. Pada masa kanak-kanak, anak belum mempunyai
konsepsi tentang objek yang tetap. Ia hanya dapat mengetahui hal-hal yang
ditangkap dengan indranya. Anak telah dapat mengetahui simbol-simbol matematis,
tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak (tak berwujud). Menurut
Piaget ada beberapa tahap tentang perkembangan kognitif dan akan dijelaskan
berikut.
Skema Adalah daya pikir tiap individu dari bayi hingga dewasa. Semakin
dewasa maka kita memiliki skema dengan ciri masing-masing. Bagaimana orang
menyelesaikan masalah, berbicara, mengemudi mobil dan konsep keadilan.
Asimilasi dan
akomodasi. Asimilasi terjadi saat anak-anak menggunakan skema yang telah
dimiliki untuk menangani informasi atau pengalaman baru. Akomodasi adalah
penyesuaian skema-skema agar sesuai untuk mengolah informasi dan pengalaman
baru. Riset Piaget menjelaskan bahwa asimilasi dan akomodasi sudah berfungsi
sejak lahir, semakin lama skema-skema itu menjadi meluas seiring stimulus dalam
hidup seperti merasakan cinta, emosi, belajar berjalan dan lain sebagainya.
Organisasi. Menurut Piaget adalah pengelompokan perilaku-perilaku dan pemikiran yang terpisah ke dalam system dengan tingkatan yang lebih tinggi. Anak-anak. Akan mengorganisasikan pengalamannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki. Contohnya saat anak-anak mengerti cara menggunakan alat tulis, anak-anak akan mengorganisasikan pengetahuannya, sehingga ia menggambar.
Periode Sensori motor (usia 0-2 tahun)
Bagi anak yang berada pada tahap ini, pengalaman Diperoleh melalui fisik (gerakan anggota tubuh) dan Sensori (koordinasi alat indra). Pada mulanya pengalaman itu bersatu dengan dirinya, ini berarti bahwa suatu objek Itu ada bila ada pada penglihatannya. Perkembangan selanjutnya ia mulai berusaha untuk mencari objek yang Asalnya terlihat kemudian menghilang dari Pandangannya, asal perpindahannya terlihat. Akhir dari Tahap ini ia mulai mencari objek yang hilang bila benda Tersebut tidak terlihat perpindahannya. Objek mulai Terpisah dari dirinya dan bersamaan dengan itu konsep Objek dalam struktur kognitifnya pun mulai dikatakan Matang. Ia mulai mampu untuk melambungkan objek Fisik ke dalam simbol-simbol, misalnya mulai bisa Berbicara meniru suara kendaraan, suara binatang, dll.
Periode Praoperasional (usia 2-7 tahun)
Tahap ini adalah Tahap persiapan untuk Pengorganisasian operasi konkret. Pada tahap ini Pemikiran anak lebih banyak berdasarkan pada Pengalaman konkret daripada pemikiran logis, sehingga Jika ia melihat objek-ojek yang kelihatannya berbeda, Maka ia mengatakanya berbeda pula. Pada tahap ini anak Masih Berada pada tahap pra-operasional belum Memahami konsep kekekalan (conservation), yaitu Kekekalan panjang, kekekalan materi, luas, dll. Selain Dari itu, ciri-ciri anak pada tahap ini belum memahami Dan belum dapat memikirkan dua aspek atau lebih secara Bersamaan.
Periode Operasional Konkret (usia 7-11
tahun)
Kekekalan, kemampuan Pada umumnya anak-anak pada tahap ini telah Memahami
operasi logis dengan bantuan benda-benda Konkret. Kemampuan ini terwujud dalam
memahami Konsep Untuk Mengklasifikasikan dan serasi, mampu memandang Suatu
objek dari sudut pandang yang berbeda secara Objektif. Anak pada tahap ini
sudah cukup matang untuk Menggunakan pemikiran logika, tetapi hanya objek fisik
Yang ada saat ini (karena itu disebut tahap operasional Konkret).
Periode Operasional Formal (usia 11 tahun
sampai Dewasa)
Anak pada tahap ini sudah mampu melakukan Penalaran dengan menggunakan
hal-hal yang abstrak dan Menggunakan logika. Penggunaan benda-benda
konkret.Tidak diperlukan lagi. Anak mampu bernalar tanpa harus Berhadapan
dengan objek atau peristiwa berlangsung.
Penalaran terjadi dalam struktur kognitifnya telah mampu hanya dengan menggunakan
simbol-simbol, ide-ide, Astraksi dan generalisasi. Ia telah memiliki kemampuan
Kemampuan untuk melakukan operasi-operasi yang Menyatakan hubungan di antara
hubungan-hubungan, Memahami konsep promosi.
G. Perkembangan Psikososial
Psikososial adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan
antara kondisi sosial seseorang dengan kesehatan mental/emosionalnya. Dari
katanya, istilah psikososial melibatkan aspek psikologis dan sosial. Contohnya,
hubungan antara ketakutan yang dimiliki seseorang (psikologis) terhadap
bagaimana cara ia berinteraksi dengan orang lain di lingkungan sosialnya. Pendekatan psikososial melihat
pada individu dalam konteks tentang kombinasi pengaruh antara faktor psikologi
dengan lingkungan sosial sekitar individu terhadap kesejahteraan fisik dan
mental serta kemampuan individu untuk berfungsi.
Menurut Erikson, perkembangan kepribadian seseorang berasal dari
pengalaman sosial sepanjang hidupnya sehingga disebut sebagai perkembangan
psikososial Perkembangan ini sangat besar mempengaruhi kualitas ego seseorang
secara sadar. Identitas ego ini akan terus berubah karena pengalaman baru dan
informasi yang diperoleh dari interaksi sehari-hari dengan orang lain. Selain
identitas ego, persaingan akan memotivasi perkembangan perilaku dan tindakan.
Secara sederhananya, apabila seseorang ditangani dengan baik, maka ia akan
memiliki kekuatan dan kualitas ego yang baik pula. Namun, jika penanganan ini
dikelola dengan buruk, maka yang akan muncul adalah perasaan tidak mampu Erik Erikson memiliki keyakinan yang sama
seperti Sigmund Freud. la percaya bahwa perkembangan kepribadian seseorang
terjadi dalam serangkaian tahapan.
Teori ini tidak seperti teori
Freud tentang tahapan psikoseksual, teori perkembangan psikososial ini
menggambarkan dampak dari pengalaman sosial di seluruh umur. Erikson
tertarik pada bagaimana interaksi dan hubungan sosial berperan dalam
pengembangan dan pertumbuhan manusia.
Setiap tahapan dalam teori Erikson dibangun berdasarkan tahapan
sebelumnya dan membuka jalan untuk periode pengembangan berikutnya. Dalam
setiap tahup. Erikson percaya bahwa orang mengalami konflik yang berfungsi
sebagai titik balik dalam perkembangan. Dalam pandangan Erikson, konflik ini
berpusat pada baik perkembangan kualitas psikologis atau kegagalan untuk mengembangkan
kualitas tersebut. Selama masa ini, individu memiliki potensi pertumbuhan
pribadi yang tinggi, tetapi juga memiliki potensi kegagalan. Jika individu yang
bersangkutan berhasil menangani konfliknya, maka muncul tahapan kekuatan
psikologis yang akan menolongnya sepanjang hidup. Jika in gagal untuk berurusan
secara efektif dengan konflik ini, ia mungkin tidak mengembangkan keterampilan
penting yang diperlukan untuk rasa diri yang kuat.
Erikson juga memercayai bahwa rasa mampu memotivasi perilaku dan tindakan. Setiap tahap dalam teori Erikson. Tiap tahap dalam teori Erikson prihatin/peduli terhadap menjadi kompeten dalam kehidupan (being comptent). Apabila setiap tahap perkembangan dapat dilalui dengan baik maka individu yang bersangkutan akan memiliki perasaan manipu dimana perasaan ini didasarkan pada kekuatan atau kualitas ego. Apabila tahapan ini dikelolah secara lemah, individu tersebut akan merasa ketidakseimbangan dalam aspek-spek perkembangannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia merupakan individu yang kehidupannya tidak pernah statis sejak ia dilahirkan hingaa meninggal. Manusia selalu dinamis yang mengalami perubahan, baik yang bersifat evolutif, maupun involutif. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerak tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Keterampilan motorik dibedakan menjadi dua . Motorik Kasar adalah gerakan otot-otot besar seperti gerakan menendang, menoleh, melempar, melompat, berlari, berjalan, dan seterusnya. Adapun gerak Motorik Halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu. Misalnya saja menggunakan jari. Contohnya gerakan menggenggam, menulis, memegang benda, dan lain-lain
B. Saran
Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan, agar anda tahu persis apa yang menjadi alasan penulis menulis makalah ini. Baca sesecara sepintas pembahasan isi, agar anda memperoleh gambaran secara keseluruhan. Lanjutkan dengan membaca bagian demi bagian, tandai bagian-bagian yang penting dengan stabilo atau garis tebal bawahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Jahja Yudrik, 2011.Psikologi
Perkembangan. Jakarta : Prenamedia Group.
Daud Muh,dkk, 2021, Buku
Ajar Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta: Kencana.
Indrijati Herdina,2016, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta:
Kencana.
Susanto Ahmad, 2012, Perkembangan Anak Usia Dini, Jakarta:
Kencana.
Sulyandari Ari Kusuma, 2021, Perkembangan Kognitif dan Bahasa Anak Usia Dini, Indonesia: Guepedia
Baharuddin, 2017, Pendidikan & Psikologi Perkembangan, Jogjakarta : Ar-Ruzz
Christiana,1997,
Perkembangan Anak, Jakarta : Kencana
Hidayah Rifa,2009, Psikologi Pengasuhan Anak. Malang : UIN Malang Press
Rahayu Siti,1970, Psikologi Perkembangan,Jogjakarta : UGM
Komentar
Posting Komentar