Pengaruh Teknologi Pendidikan dalam Pembelajaran PAI
dalam Penerapan Akidah Akhlak di SMPS Satria Budi Rokan Hilir
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
merupakan bagian integral dari pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses
pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk
mengembangkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Berbicara tentang proses
pendidikan sudah tentu tidak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang harus
dilakukan untuk mengembangkan sumber manusia yang berkualitas, sedangkan
manusia yang berkualitas itu, dilihat dari segi pendidikan, telah terkandung
dengan jelas dalam tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan
juga merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya
mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya. Dengan demikian
akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi
secara baik dalam kehidupan bermasyarakat.
Penigkatan
mutu pendidikan merupakan isu sentral di negara-negara berkembang, termasuk
indonesia. Masalah ini sudah lama dicoba di atasi dengan berbagai cara, upaya,
namun hasilnya belum optimal. Teknologi pendidikan merupakan bagian dari pendidikan, yang brkepentingan dengan
segala aspek pemecahan masalah belajar manusia melalui proses yang rumit dan
saling berkaitan, juga ikut serta dalam berupaya meningkatkan mutu pendidikan
melalui cara-caranya yang khas.
Mutu
pendidikan banyak bergantung pada mutu guru dalam membimbing proses belajar
mengajar, sejak berabad-abad orang beruaha intuk mencari jalan untuk
meningkatkan mutu metode mengajar dengan mencari prinsip-prinsip. Pemerintah
memerikan teknologi pendidikan kepada sekolah agar guru bisa menunjang hasil
belajar lebih baik lagi. Ini semua bergantung pada bakat guru dalam menggunkan
teknologi pendidikan.
Menurut Iskandar Alisyahbana Teknologi pendidikan telah dikenal manusia
sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman,
lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah
ada teknologi, meskipun istilah “teknologi” belum digunakan. Istilah “teknologi”
berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara
harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian
teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra
dan otak manusia. Sedangkan menurut Jaques Ellul memberi arti teknologi
sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri
efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia.
Perkembangan teknologi pendidikan telah menghasilkan sebuah sistem
pembelajaran jarak jauh. Dengan sistem ini maka siswa tidak perlu lagi bersusah
payah dalam memahami maeteri. Bahkan seorang guru akan dengan mudah mencari
bahan ajar yang sesuai dengan bidangnya dan juga siswa dapat mendalami ilmu
pengetahuan yang didapatkan teknologi pendidikan. sehingga terjadi cakrawala
berpikir yang lebih kontektual dan lebih mudah mencerna informasi yang masuk
tersebut. Bahkan dalam lingkup pendidikan, sudah saatnya dibentuk suatu
jaringan informasi yang memanfaatkan teknologi informasi ini. Munculnya Media
Massa, khususnya Media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat Pendidikan.
Seperti jaringan Internet, Lab. Komputer Sekolah dan lain-lain.
Dengan kemajuan Teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa
mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan
bantuan Teknologi bisa dibuat abstrak, dan dapat dipahami secara mudah oleh siswa.Teknologi
pendidikan membawa warna tersendiri bagi seorang guru karena Pembelajaran menjadi
lebih efektif dan menarik, dapat menjelaskan sesuatu yang sulit / Kompleks,
Mempercepat proses yang lama, Menghadirkan peristiwa yang jarang terjadi, Menunjukkan
peristiwa yang berbahaya atau diluar jangkauan. Pemanfaatan teknolgi pendidikan
dalam pembelajaran Akidah Akhlak sanngat penting karena pelajaran Akidah Akhlak
ilmu yang mambangun konep berpikir yang jernih dan membangun krakter jiwa serta
sumbernya ilmu
Tugas
pendidik Akidah Akhlak menjadi berat dan kompleks. Pertama, bagaimana
menyampaikan materi ajar kepada peserta didik supaya sesuai dengan standar
kurikulum?. Kedua, bagaimana proses pembelajaran dapat terlaksana dengan
melibatkan peserta didik secara aktif dan kreatif ?. Sebuah tantangan bagi
pendidik Akidah Akhlak untuk senantiasa berpikir, bertindak inovatif, dan
kreatif, sebab pendidik yang mampu mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Pada gilirannya guru dapat
meningkatkan mutu pendidikan.. Proses pembelajaran merupakan hasil sinergi dari
tiga komponen utama pembelajaran, yaitu peserta didik, kompetensi guru, dan
fasilitas pembelajaran. Ketiga prasyarat tersebut pada akhirnya bermuara pada
proses pemanfaatan teknologi pendidikan
pembelajaran
Akidah Akhlak yang efektif dalam kerangka peningkatan kualitas pembelajaran Akidah
Akhlak antara lain harus memiliki nilai relevansi dengan pencapaian daya Akidah
Akhlak dan memberi peluang untuk bangkitnya kreativitas peserta didik dan juga
kreativitas guru itu sendiri. Di sisi lain upaya peningkatan kualitas
pembelajaran Akidah Akhlak perlu mempertimbangkan perubahan-perubahan dalam
proses pembelajaran, yang antara lain ditandai dengan adanya teknologi
pendidikan dalam belajar. Pembelajaran terpusat pada guru yang menggunakan dan
memanfaatkan teknologi pendidikan dalam pemebelajaran Akidah Akhlak, dari kerja
terisolasi ke kerja kolaborasi, dari pengiriman informasi sepihak ke pertukaran
informasi, dari pembelajaran pasif ke pembelajaran aktif dan partisipatif, dari
yang bersifat faktual ke cara berpikir kritis, dari respon reaktif ke proaktif,
dari konteks artificial ke konteks dunia nyata, dari single media ke
multimedia. Oleh karena itu, pembelajaran harus berpotensi mengembangkan
suasana belajar mandiri. Dalam hal ini, pembelajaran dituntut dapat menarik
perhatian peserta didik dan sebanyak mungkin memanfaatkan teknologi yang diajarkan
guru di dalam kelas.
Pemebelajaran
Akidah Akhlak merupakan usaha membantu siswa mngkontruksi pengetahuannya
melalui proses, pembelajaran Akidah Akhlak bukan hanya pemahamn konsep-konsp
semata, tetapi mendidik siswa agar berpikir kreatif, kritis, aktif dan
profesional. Dilihat dari pentinnya teknologi pendidikan dalam pembelajaran Akidah
Akhlak, membuat siswa semakin giat dalam belajar dan terangsang dalam
membumbuhi ilmu ke dalam siswa. Keberhasilan pembelajaran tergantung pada guru
yang menerapakan keterampilan mengajar yang berhubungan dengan teknologi
pendidikan.
Berdasarkan
studi pendahuluan yang di lakukan peneliti di SMPS Satria Budi Rokan Hilir.
Peneliti melakukan Observasi, melihat
bahwa tekonologi pendidikan sudah diterapkan, tetapi dalam pembelajaran Akidah
Akhlak penerapan tekonologi pendidikan masih belum terlaksana secara maksimal,
hal ini dapat dilihat dari saat proses belajar mengajar di dalam kelas, guru
belum memanfaatkan sarana prasaran yang
tersedia di sekolah tersebut, seperti pemanfaatan Komputer dan Internet,
Infokus, Slide dan Filmstrip, Overhead Pro yang disediakan oleh sekolah
tersebut belum sepenuhnya dipergunakan saat pembelajaran berlangsung. Di samping
itu dalam konteks pembelajaran Akidah Akhlak guru diharapkan mampu mengimplementasikan
teknologi pendidikan dalam pembelajaran Akidah Akhlak yang inovatif (student-sentered) yang menunjang keberhasilan siswa dalam memahami
materi tersebut.
Tetapi
kenyataan di lapangan guru belum pandai betul menggunakan teknologi pendidikan
seperti yang diharapkan tuntutan zaman modren.. Hal ini dapat dilihat dari
proses belajar mengajar yang berlangsung sebagian besar masih banyak menggunakan
metode ceramah, tanpa memanfaatkan pasilitas yang berbasis teknologi pendidikan
yang berau Akidah Akhlak, dan tidak memunculkan kekreativitasan guru saat
mengajar siswa di dalam kelas, dan guru jarang menggunakan alat teknologi
pendidikan dalam menyampaikanmateri Akidah Akhlak, sehingga siswa kurang
mengenala alat teknologi pendidikan dan manfaatanya, sebagaimana harapan dan tujuan pemerintah
memberikan teknologi pendidikan kepada sekolah hanya untuk memudahkan guru
dalam menyampaikan gagasan dan ide yang berhubungan dengan materi yang
disampaikan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ahmad
Rizal siswa kelas VIII, menyatakan bahwa teknologi pendidikan di sekolah ini
sangat jarang di gunakan guru dalam proses pembelajaran terutama dalam
pelajaran Akidah Akhlak, seolah-olah teknologi pendidikan di sekolah ini
hanyalah sebuah pajangan semata dan perhisan sekolah. Siswa di sekolah ini
sangat ingin guru menggunakan alat tersebut untuk menyampaikan isi materi agar
siswa kelas VIII bisa dan tahu cara menggunakannya dan manfaatnya.
Seharusnya guru lebih mempersiapkan diri
baik dari segi penguasaan materi maupun kemampuan dalam menggunakan teknologi pendidikan
agar tercapainya tujuan pembelajaran dalam mengajar. Dengan adanya bantuan
teknologi pendidikan guru akan mempunyai pegangan yang lebih mantap dan pedoman
yang lebih dapat dipercaya untuk memberikan pembelajaran yang efesien dan
efektif. Sikap ilmiah terhadap proses belajar-mengajar akan memberikan sikap
yang leih kritis terhadap caranya mengajar dan mendorongnya untuk mencari jalan
yang lebih menjamin keberhasilan. Jadi dengan adanya teknologi pendidikan guru
dapat meningkatkan prosefinya sebagai
guru yang profesional dalam atri yang sebenarnya.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti
mengangkat sebuah judul penelitian “Pengaruh
Teknologi Pendidikan dalam Pembelajaran PAI dalam Penerapan Akidah Akhlak di
SMPS Satria Budi Rokan Hilir”
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
Pemanfaatan Teknologi Pendidikan dalam Pembelajaran Pendidikan Agma Islam di
SMPS Satria Budi Rokan Hilir?
2. Apa
saja kendala-kendala (problematika) yang ditemukan dalam Pemanfaatan Teknologi
Pendidikan Dalam Pembelajaran Pendidikan Agma Islam di SMPS Satria Budi Rokan
Hilir?
C.
Tujuan
Penelitian
Sesuai
dengan rumusan masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk
mengetahui bagaimana Pemanfaatan Teknologi Pendidikan dalam Pembelajaran Pendidikan
Agma Islam di SMPS Satria Budi Rokan Hilir
2. Untuk
mengetahui kendala-kendala (problematika) yang ditemukan dalam Pemanfaatan
Teknologi Pendidikan dalam Pembelajaran Pendidikan Agma Islam di SMPS Satria
Budi Rokan Hilir
D.
Kegunaan
Penelitian
Ada
pun hasil penelitian ini berguna sebagai berikut :
1. Bagi
mahasiswa
a. Sebagai
salah satu kajian penelitian untuk mengembangkan khasanah keilmuan yang telah
diperoleh dalam proses perkuliahan.
b. Mahasiswa
calon guru Akidah Akhlak dapat mengetahui keterampilan mengajar yang harus
dimiliki sebelum mengajar di dalam kelas.
c. Sebagai
masukan dan kritik saran dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa khususnya yang
berkenaan.
d. Acuan
bagi mahasiswa yang akan melaksanakan tugas seorang guru berikutnya dan mampu
memperbaiki kekurangan yang ada.
2. Bagi
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Padangsidimpuan
a. Sebagai
salah satu sumbangsih penulis untuk almamater tercinta IAIN padangsidimpuan.
b. Sebagai
salah satu pertimbangan untuk mengevaluasi kembali pemanfaatan teknologi
pendidikan yang ada di sekolah.
c. Sebagai
bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang
sejenis, namun dalam pandangan yang berbeda.
E.
Landasan
Teori
1.
Pengertian
Teknologi Pendidikan
Pengertian teknologi pendidikan meliputi pengertian
secara mikro dan pengertian secara makro. Adapun penertian teknologi pendidikan
sacara mikro adalah teknologi pendidikan merupakan media komunikasi yang
dimanfaatkan dalam pendidikan yang mencakup alat-alat teknologi pendidikan yang
bersifat hardware.Sejalan
dengan pengertian di atas, teknologi pndidikan adalah media yang berbagai jeni
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
Pendapat lain yang dikutip oleh S. Sadiman dari
brigs, bahwa teknologi pendidikan adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang sswa untuk belajar seperti buku, flim, kaset,
bingkai, dan dll.
Sedangkan pengertian teknologi secara makro, banyak
para ahli yang mampu mendefenisikan teknologi pendidikan. Adapun pengertian
teknologi pendidikan sebagaimana yang dikitup Sudjorwo S. Ada tiga defenisi
yaitu sebagai berikut:
a. Teknologi
pendidkan merupakan pengembangan, penerapan dan evaluasi sistem, teknik dan
alat dengan tujuan untuk meningkatkan proses belajar bagi manusia.
b. Teknologi
pendidikan adalah penerapan pengetahuan ilmiah tentang belajar dan kondisi.
Untuk meningkatkan efektivas dan efesien dalam mengajar dan latihan. Secara
implisit adalah menetaptapkan prinsip-prinsip ilmiah, jadi teknologi pendidikan
adalah menerapkan teknik-teknik testing empiris untuk meningkatkan situasi
belajar.
c. Teknologi
pendidikan merupakan cara yang sistematik dalam desain, penerapan dan
evaluasi proses belajar/mengajar secara
keseluruhan untuk mencapai tujuan instruksional yang spesifik, berdasarkan pada
penelitian teori belajar, komunikasi dan penggunaan secara kombinasi dari
berbagai sumber belajar manusia dan non manusia untuk memproleh efektivitas pengajajaran.
Sejalan
dengan pendapat di atas, yusufhadi miarso mendefenisikan bahwa teknologi
pendidikan adalah teori dan praktis dalam desain, pengemangan, pemanfaatan,
pengelolaan dan penelitian proses, dan sistem untuk belajar.
Defenisi
tersebut mengandung makna adanya empat komponen dalam teknologi pemelajaran
yaitu:
a. Teori
dan praktik
b. Desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian.
c. Proses
dan sumber data
Dalam defenisi tersebut dapat dilihat kawasan
teknologi pendidikan/pembelajaran yaitu desain, pengembangan, pengelolaan,
pemamfaatan, dan penilaian serta penelitian proses sumber dan sistem belajar.
Menurut yusufhadi dkk, teknologi pendidikan adalah
proses kompleks yang terintegrasi meliputi manusia, prosedur, ide, peralatan
dan organisasi untuk menganalisa masalah-masalah yang menyangkut semua aspek
belajar serta merancang. Melaksanakan, menilai dan mengelolah pemecahan masalah
itu.
Teknologi pendidikan dapat dirumuskan sebagai suatu
idang deskripsi, unsur-unsurnya:
a. Suatu
bidang yang berkepentingan dengan kegiatan belajar manusia.
b. Kegiatan
itu dilaksanakan secara sistematis.
c. Cara
sistematis itu meliputi identifikasi pengambilan, pengorganisasian, dan
penggunaan segala macam sumber belajar.
d. Kepentingan
itu juga meliputi pengelolaan dari proses kegiatan.
Dari beberapa pengertian teknologi pendidikan
tersebut, menurut hemat peneliti bahwa teknologi pendidikan adalah media
komunikasi yang dimanfaatkan dalam pendidikan yang mencakup alat-alat teknologi
pendidikan yang bersifat hardware
seperti TV, Radio, Komputer atau juga pemikiran yang sistematis tentang
pendidikan, penerapan metode probleng
solving dalam pendidikan yang di lakukan dengan alat-alat komunikasi modren
akan tetapi juga tanpa alat-alay itu. Atau akata lain teknologi pendidikan
adalah suatu proses kompleks yang
terintegrasi meliputi manusia, proedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk
menganalisa masalah yang menyangkut semua aspek belajar serta merancang,
melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah tersebut.
2. Pembelajaran Akidah Akhlak
Pembelajaran
aqidah akhlak adalah suatu wahana pemeberian pengetahuan, bimbingan dan
pengembangan kepada siswa agar dapat memahami, meyakini dan menghayati
kebenaran ajaran Islam, serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Disamping itu pengertian pembelajaran aqidah akhlak
adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk dapat
menyiapkan peserta didik agar beriman terhadap ke-Esaan Allah SWT, yang berupa
pendidikan yang mengajarkan keimanan, masalah ke-Islaman, kepatuhan dan
ketaatan dalam menjalankan syari’at Islam menurut ajaran agama, sehingga akan
terbentuk pribadi muslim yang sempurna iman dan Islamnya. Dengan
demikian yang penulis maksudkan dengan pembelajaran aqidah akhlak adalah: usaha
atau bimbingan secara sadar oleh orang dewasa terhadap anak didik untuk
menanamkan ajaran kepercayaan atau keimanan terhadap ke-Esaan Allah SWT, yaitu
keyakinan penuh yang dibenarkan oleh hati, diucapkan oleh lidah, dan diwujudkan
oleh amal perbuatan. Selain itu pembelajaran aqidah akhlak adalah salah satu
bagian dari mata pelajaran Akidah Akhlak yang digunakan sebagai wahana
pemberian pengetahuan, bimbingan dan pengembangan kepada siswa agar dapat
memahami, meyakini dan menghayati kebenaran ajaran Islam sehingga dapat
membentuk prilaku-prilaku siswa yang sesuai dengan norma dan syariat yang ada.
F.
Jenis
Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan data kualitatif
(berbentuk data, kalimat, skema, dan gambar).Penelitian
kualitatif (Qualitatif research)
adalah suatu penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran
orang secara individual maupun kelompok. Penelitian kualitatif mempunyai dua
tujuan utama yaitu menggambarkan dan mengungkapakan (to describe and explore) dan menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain).
Sedangkan berdasarkan metode pengumpulan data, penelitian ini adalah penelitian
deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah
yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi juga menyajikan data,
menganalisis dan menginterpretasi.
G. Teknik Pengumpulan
Data
Instrumen
yang digunakan oleh penulis dalam pengumpulan data adalah
sebagai
berikut :
1.
Wawancara
Anas
Sudijono mengemukakan, secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara
menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya
jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka dan dengan arah tujuan yang telah
ditentukan.
Menurut
Joko Subagyo, wawancara ialah suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi secara
langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para responden.sedangkan
menurut Riduwan, wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh ilmu langsung dari sumbernya.
Lexy
Moleong pun memaparkan pendapatnya mengenai pengertian wawancara, yaitu
wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
yang diwawancarai (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Dalam penelitian ini, adapun jenis wawancara yang diguanakan oleh peneliti
adalah jenis wawancara semi berstruktur.
Menurut
Ahmad Nizar Rangkuti, wawancara semi berstruktur ini dimulai dari isu yang
dicakup dalam pedoman wawancara. Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti
dalam penelitian kuantitatif. Sekuansi pertanyaan tidaklah sama pada setiap parsipan
bergantung proses wawancara dan jawaban tiap individu.
2.
Observasi
Observasi yaitu teknik pengumpulan yang
mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan
ruang, tempat, pelaku kegiatan, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan.Observasi
adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena
sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan..
3. Dokumentasi
Data
domunter adalah laporan tertulis dari suatu peristiwa, serta ditulis dengan
sengaja untuk menyiapkan atau meneruskan keterangan menjadi peristiwa tersebut.
H. Teknik
Pengolahan dan Analisis
Data
Adapun
analisis data dilakukan dalam bentuk analisis kualitatif deskriptif, yaitu
menganalisis dan menyajikan data berupa kata-kata bukan angka-angka, sebab
penelitian ini bersifat non hipotesis yang tidak memerlukan rumus satistik,
sedangkan untuk tahap penyimpulannya dilakukan secara induktif yakni proses
logika yang berangkat dari wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakkukan
menuju suatu teori, serta analisis terhadap dinamika fenomena yang diamati
secara teliti.
Analisis
data dilaksanakan secara kualitatif dengan menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Reduksi
Data
Data
yang diperoleh dilapangan yang jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat
secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan pola serta
membuang yang tidak perlu.
2. Penyajian
Data
Setelah
data direduksi, maka langkah selanjutnya mendisplaykan data. Penyajian data
bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara
kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman
menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan mengamati sifat yang akan diteliti.
3.
Penarikan Kesimpulan dan Vertifikasi
Langkah
ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan vertifikasi.
Kesimpulan dalam penelitian kulaitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah
dan rumusan dalam pennelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti berada dilapangan.
I.
Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah penelitian dalam
menyusun skripsi maka penelitian disini, menyajikan sistematika pembahasan yang
berhubungan dengan penelitian ini.
Pada BAB I, penelitian menjelaskan tentang hal – hal yang berkaitan
dengan latar belakang penulis mengangkat judul penelitian, penulis memaparkan
beberapa variabel atau faktor lain yang berhubungan dengan penelitian yang
disebut identifikasi masalah. Setelah itu, karena penelitian membatasi variabel
/ faktor yang akan diteliti selanjutnya lebih mendetail. Kemudian penelitian
menjelaskan devenisi variabel dari beberapa referensi, dan pada akhirnya
menjelaskan beberapa manfaat penelitian.
Pada BAB II, Berisikan kajian teori yang
berfungsi sebagai acuan teoritik dalam melakukan penelitian ini.
Pada BAB III, peneliti memuatkan beberap
penjelasan yang berkaitan denganwaktudantempatpenelitian,
subjek
penelitian, sumber data,
teknik pengumpul data,
danteknikpengolahananalisis data danteknikmenjaminkeabsahan data.
Pada BAB IV, berisikan paparan data atau
hasil penelitian yang
mencakuppemanfaatan
teknologi pendidikan dalam pembelajaran Akidah Akhlak di SMPS Satria Budi Rokan
Hilir.
Pada
BAB V, merupakan penutup yang memuat kesimpulan dan saran – saran yang dianggap
perlu.
Komentar
Posting Komentar