MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekol...

Makalah Kepemimpinan



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di dalam menempuh perjalanan hidup ini, tidak jarang seseorang mengalami saat-saat keritis guna mencapai tujuan yang telah di tentukan. Untuk memecahkan situasi demikian itu dituntut sikap yang tegas dan cara penyelesaian yang tepat dan cepat. Dalam keadaan keritis itulah diharapkan kehadiran seorang pemimpin. Mereka adalah orang-orang yang tahu apa yang harus di kerjakan pada saat-saat seperti itu.
Sebagaimana seperti yang kita ketahui bersama bahwa kepemimpinan pada dewasa ini menjadi isu penting aktual dan menarik dimana-mana. Didalam masa perubahan dan ketidakpastian, akibat dari globalisasi dan informasi, terdapat suatu kebutuhan yang jelas akan pemimpin-pemimpin di puncak, sementara harapan yang terus meningkat dari rakyat yang bekerja, menciptakan kebutuhan akan kepemimpinan pada setiap tingkat lain organisasi atau lembaga.
 
B.     Rumusan Masalah
Jelaskan hal-hal yang mencangkup tentang kepemimpinan !

C.     Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui hal-hal yang mencangkup tentang ke pemimpinan.






BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian kepemimpinan.
Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam menyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.[1]
Ada beberapa pendapat mengenai kepemimpinan antara lain:
1.         Menurut D.E.Mc. farland (1978) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan dilukiskan akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses memengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.         J.M. Pfiffner (1980) memgemukakan bahwa kepemimpinan adalah seni mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang di inginkan.
3.         Oteng Sutisna (1983) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mengambil inisiatif dalam situasi sosial untuk menciptakan bentuk dan proses baru, merancang dan mengatur perbuatan, dan dengan berbuat begitu membangkitkan kerja sama ke arah tercapainya tujuan.

B.       Fungsi Kepemimpinan.
Fungsi kepemimpinan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Tetapi untuk merumuskan apa yang dimaksud  fungsi kepemimpinan adalah sulit, sama sulitnya memberikan defenisi kepemimpinan itusendiri.[2]
Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan menarik perhatian para pakar untuk menelitinya, sehingga melahirkan penelitian kepemimpinan yang berbeda-beda, hampir sebanyak mereka para pakar yang melakukan penelitian.
Ada empat fungsi  fungsi kepemimpinan:
1.         Pemimpin sebagai eksekutif
Sering kali disebut sebagai administrator atau manajer. Fungsinya adalah menerjemahkan kebijaksanaan menjadi suatu kegiatan, ia memimpin dan mengawasi tindakan orang-orang yang menjadi bawahannya. Dan membuat keputusan- keputusan yang kemudian memerintahkannya untuk dilaksanakan.
2.         Pemimpin sebagai penengah
Dalam masyarakat modern, tanggung jawab terletak ditangan pemimpin dengan keahliannya yang khas dan ditunjuk secara khusus. Ini dikenal dengan pengadilan.
3.         Pemimpin sebagai penganjur
Penganjur adalah sejenis pemimpin yang memberi inspirasi kepada orang lain. Sering kali ia merupakan orang yang pandai bergaul dan fasih berbicara.
4.         Pemimpin sebagai ahli
Dapat dianalogikan sebagai instruktur atau seorang juru penerang, berada dalam posisi yang khusus dalam hubungannya dengan unit sosial dimana ia bekerja. Termasuk dalam kategori ini adalah guru, dosen, petugas sosial, dokter, dan sebagainya karena mereka memiliki pengetahuan untuk diberikan pada orang lain.







C.      Tipe – Tipe Kepemimpinan
Bertolak dari perilaku pemimpin dalam sekelompok manusia organisasional, kita dapat mengelompokkan kepemimpinan seseorang dalam tipe-tipe tertentu yang masing-masing memiliki ciri-ciri tersendiri. Adapun tipe-tipe kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut.[3]
1.         Kepemimpin yang otokratis
Dalam kepemimpinan yang otokratis, pimpinan bertindak sebagai diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Kekuasaan pemimpin yang otokratis hanya dibatasi oleh undang-undang. Ciri- ciri seorang pemimpin yang otokratis:
a.    Menganggap organisasi yang dipimpinnya sebagai milik pribadi.
b.    Mengidentifikasikan tujuan pribadi dengan tujuan pribadi.
c.    Menganggap bawahan sebagai alat semata- mata.
d.   Tidak mau  menerima pendapat, saran, dan kritik dari anggotanya.
2.         Kepemimpinan yang laissez faire
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan pimpinan. Tipe ini diartikan sebagai membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya. Tingkat keberhasilan organisasi atau lembaga yang dipimpin dengan gaya laissez faire semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpinnya. Di dalam tipe kepemimpinan ini, biasanya struktur organisasinya tidak jelas dan kabur. Segala kegiatan dilakukan tanpa rencana yang terarah dan tanpa pengawasan dari pimpinan.
3.         Kepemimpinan yang demokratis
Menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin ditengah-tengah anggota kelompoknya. Ciri-ciri kepemimpinan dekmoratis antara lain:
a.    Beban kerja organisasi menjadi tanggung jawab bersama personalia organisasi itu.
b.    Bawahan, oleh pimpinan dianggap sebagai komponen pelaksana, dan secara integral harus diberi tugas dan tanggung jawab.
c.    Disiplin, akan tetapi tidak  kaku dan memecahkan masalah secara bersama.
d.   Kepercayaan tinggi terhadap bawahan tidak melepaskan tanggung jawab pengawasan.
e.    Komunikasi dengan bawahan bersifat terbuka dan dua arah.

D.      Teori kepemimpinan
Dari sekian banyak pendapat tentang teori yang ada, pada dasarnya teori munculnya kepemimpinan dapat di kelompokkan ke dalam tiga teori yaitu: [4]
1.         Teori bawaan atau Heredity Theory
Teori ini berasumsi bahwa sifat-sifat kepemimpinan seseorang adalah faktor bawaan sejak lahir, dimana menjadi pemimpin atau tidaknya seseorang karena takdir semata.
2.         Teori psikologi
Penganut teori ini merumuskan tesis leader are made, pemimpin itu dapat diciptakan atau dipersiapkan secara khusus, misalnya, melalui pendidikan dan pelatihan. Manusia sesuai dengan perkembangan jiwanya dapat mempelajari subjek berupa ilmu pengetahuan atau pengalaman atau hal-hal lain diluar dirinya, demikian juga dengan ilmu kepemimpinan.
3.         Teori situasi
Ajaran teori ini, bahwa kepemimpinan seseorang muncul sejalan dengan situasi atau lingkungan yang mengelilinginya. Teori ini adalah sintesis dari teori keturunan yang mengatakan bahwa bakat adalah faktor dominan dan teori kejiwaan yang berasumsi bahwa seseorang dapat menjadi pimpinan jika dibekali pengetahuan dan sejumlah pengalaman yang memadai.

E.       Syarat- Syarat Kepemimpinan
Pemimpin ideal harus memiliki kelebihan dibandingkan dengan kelompok yang di pimpinnya, sekaligus ada kesadaran di dalam dirinya bahwa dia memiliki kelemahan. Seseorang yang menjalankan fungsi kepemimpinanya setidaknya harus memiliki persyaratan atau sifat- sifat sebagai berikut: [5]
1.         Bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa.
Pemimpin menghargai manusia tidak hanya sebagaimana adanya, akan tetapi manusia sebagai makhluk tuhan. Dengan demikian seorang pemimpin tidak melihat manusia dari satu sisi saja, melainkan memandangnya utuh sebagai makhluk tuhan.
2.         Memiliki intelegensi yang tinggi.
Memiliki analisis yang tinggi adalah syarat mutlak bagi kepemimpinan yang efektif. Mengapa demikian? Karena sering kali pemimpin menghadapi kondisi dilematis yang tidak dapat dipecahkan melalui kerangka berfikir simpliks.
3.         Memiliki fisik yang kuat
Tidak jarang seorang pemimpin harus bekerja dalam waktu lama dan sangat melelehkan.
4.         Berpengetahuan luas, baik teoritis maupun praktis.
Kegagalan seorang pemimpin antara lain disebakan oleh karena rendahnya kemampuan teoritis dan ketidak mampuan  bertindak secara praktis.



5.         Percaya diri
Sikap seseorang terhadap konsep dan keyakinan dirinya adalah faktor penentu kesuksesan kerja seorang pemimpin.
6.         Dapat menjadi anggota kelompok
Seorang pemimpin selalu bekerjasama dengan dan melalui anggota kelompoknya. Kerjasama itu amat terasa esensinya dan urgensinya karena adanya perpaduan antara pemimpin dengan anggota kelompoklah, tujuan dapat dicapai secara efektif dan efesien.
7.         Adil dan bijaksana
Keadilan mengandung makna kesesuaian antara hak dan kewajiban, posisi dengan tugas. Bijaksana berarti bahwa pemimpin harus menjangkau aspek manusiawi individu yang dipimpin. Derajat pengertian dan perlakuan yang sehat dan tepat mengenai diri seseorang adalah ciri pemimpin yang bijaksana
8.         Tegas dan berinisiatif
Ketegasan adalah kemampuan mengambil keputusan atas dasar kenyakinan tertentu, dengan didukung oleh data yang kuat.  berinisiatif bahwa seseorang yang menduduki posisi pemimpin membuat gagasan baru, inovasi baru atau tindakan lain yang memberikan pencerminan bahwa dia mempunyai pemikiran tertentu atas suatu subjek.
9.         Berkapasitas membuat keputusan
Membuat keputusan pada intinya adalah memecahkan persoalan. Pemimpin yang mempunyai kapasitas membuat keputusan akan dapat membawa organisasinya mencapai tujuan tertentu.
10.     Memiliki kestabilan emosi
Ciri manusia beremosi stabil adalah sadar dan tidak mengambil inisiatif dalam situasi emosional, kecuali benar-benar terpaksa.
11.     Sehat jasmani dan rohani
Sehat jasmani dan rohani adalah syarat mutlak menjadi seorang pemimpin.


12.     Bersifat prosfektif
Organisasi beroperasi dengan memanfaatkan tiga kondisi, yaitu pengalaman masa lalu, kearifan masa kini, dan harapan masa depan.


F.       Keterampilan Kepemimpinan
1.         Keterampuilan teknis
Keterampilan teknis adalah keterampilan menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan-tindakan praktis, kemampuan memecahkan masalah melalui taktik yang baik, atau kemampuan menyelesaikan tugas-tugas secara sistematis.[6]
2.         Keterampilan Hubungan Manusiawi
Keterampilan hubungan manusiawi adalah kemampuan untuk menempatkan diri di dalam kelompok kerja dan keterampilan menjalin komunikasi yang mampu menciptakan kepuasan kedua belah pihak, hubungan manusiawi melahirkan suasana kooperatif dan menciptakan kontak manusiawi antar-pihak yang terlibat.
3.         Keterampilan Konseptual
Keterampilan konseptual adalah kecakapan untuk memformulasikan pikiran, memahami teori-teori, melakukan aplikasi, melihat kecenderungan berdasarkan kemampuan teoritis dan yang dibutuhkan di dalam dunia kerja.







BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai suatu kepribadianseseorang yang mendatangkan keinginan pada kelompok orang-orang untuk mencontohnya atau mengikutinya, atau yang memamancarkan suatu pengaruh yang tertentu, suatu kekuatan atau wibawa, yang demikian rupa sehingga membuat sekelompok orang-orang mau melakukan apa yang dikehendakinya.
Kepemimpinan dapat pula dipandang sebagai suatu sarana, suatu instrument atau alat, untuk membuat sekelompok orang-orang mau bekerja sama dan berdaya upaya menaati segala peraturan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini kepemimpinan dipandang sebagai dinamika suatu organisasi yang membuat orang-orang bergerak, bergiat, berdaya upaya secara”kesatuan organisasi” untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
                       












DAFTAR PUSTAKA

M. Ngalim Purwanto, Administasi danSupervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), h. 26.
Pemadi, pemimpindan kepemimpinan dalam manajemen, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 15.
Sudarwan Danim, Motivasi Kepemimpinan dan efektivitas kelompok, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 75.
Wahjo Sumidjo,Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 38.


[1] M. Ngalim Purwanto, Administasi danSupervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), h. 26.
[2] Wahjo Sumidjo,Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 38.
[3] Sudarwan Danim, Motivasi Kepemimpinan dan efektivitas kelompok, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 75.
[4] Pemadi, pemimpindan kepemimpinan dalam manajemen, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 15.
[5]Ibid., h. 60.
[6] Ibid., h. 77

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL