BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam menempuh perjalanan hidup ini, tidak
jarang seseorang mengalami saat-saat keritis guna mencapai tujuan yang telah di
tentukan. Untuk memecahkan situasi demikian itu dituntut sikap yang tegas dan
cara penyelesaian yang tepat dan cepat. Dalam keadaan keritis itulah diharapkan
kehadiran seorang pemimpin. Mereka adalah orang-orang yang tahu apa yang harus
di kerjakan pada saat-saat seperti itu.
Sebagaimana seperti yang kita ketahui bersama
bahwa kepemimpinan pada dewasa ini menjadi isu penting aktual dan menarik
dimana-mana. Didalam masa perubahan dan ketidakpastian, akibat dari globalisasi
dan informasi, terdapat suatu kebutuhan yang jelas akan pemimpin-pemimpin di
puncak, sementara harapan yang terus meningkat dari rakyat yang bekerja,
menciptakan kebutuhan akan kepemimpinan pada setiap tingkat lain organisasi
atau lembaga.
B. Rumusan Masalah
Jelaskan hal-hal yang mencangkup tentang
kepemimpinan !
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui hal-hal yang mencangkup
tentang ke pemimpinan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kepemimpinan.
Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian
kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk
dijadikan sebagai sarana dalam menyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan
dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh
semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
Ada beberapa pendapat mengenai kepemimpinan
antara lain:
1.
Menurut D.E.Mc. farland (1978) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu
proses dimana pimpinan dilukiskan akan memberi perintah atau pengaruh,
bimbingan atau proses memengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.
J.M. Pfiffner (1980) memgemukakan bahwa kepemimpinan adalah seni
mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok untuk mencapai
tujuan yang di inginkan.
3.
Oteng Sutisna (1983) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan
mengambil inisiatif dalam situasi sosial untuk menciptakan bentuk dan proses
baru, merancang dan mengatur perbuatan, dan dengan berbuat begitu membangkitkan
kerja sama ke arah tercapainya tujuan.
B. Fungsi Kepemimpinan.
Fungsi kepemimpinan adalah bagian dari tugas
utama yang harus dilaksanakan. Tetapi untuk merumuskan apa yang dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit, sama
sulitnya memberikan defenisi kepemimpinan itusendiri.
Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan
menarik perhatian para pakar untuk menelitinya, sehingga melahirkan penelitian
kepemimpinan yang berbeda-beda, hampir sebanyak mereka para pakar yang
melakukan penelitian.
Ada empat fungsi fungsi kepemimpinan:
1.
Pemimpin sebagai eksekutif
Sering kali disebut sebagai administrator atau
manajer. Fungsinya adalah menerjemahkan kebijaksanaan menjadi suatu kegiatan,
ia memimpin dan mengawasi tindakan orang-orang yang menjadi bawahannya. Dan
membuat keputusan- keputusan yang kemudian memerintahkannya untuk dilaksanakan.
2.
Pemimpin sebagai penengah
Dalam masyarakat modern, tanggung jawab
terletak ditangan pemimpin dengan keahliannya yang khas dan ditunjuk secara
khusus. Ini dikenal dengan pengadilan.
3.
Pemimpin sebagai penganjur
Penganjur adalah sejenis pemimpin yang memberi
inspirasi kepada orang lain. Sering kali ia merupakan orang yang pandai bergaul
dan fasih berbicara.
4.
Pemimpin sebagai ahli
Dapat dianalogikan sebagai instruktur atau seorang
juru penerang, berada dalam posisi yang khusus dalam hubungannya dengan unit
sosial dimana ia bekerja. Termasuk dalam kategori ini adalah guru, dosen,
petugas sosial, dokter, dan sebagainya karena mereka memiliki pengetahuan untuk
diberikan pada orang lain.
C. Tipe – Tipe Kepemimpinan
Bertolak dari perilaku pemimpin dalam
sekelompok manusia organisasional, kita dapat mengelompokkan kepemimpinan seseorang
dalam tipe-tipe tertentu yang masing-masing memiliki ciri-ciri tersendiri.
Adapun tipe-tipe kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Kepemimpin yang otokratis
Dalam kepemimpinan yang otokratis, pimpinan
bertindak sebagai diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya
memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Kekuasaan pemimpin yang
otokratis hanya dibatasi oleh undang-undang. Ciri- ciri seorang pemimpin yang
otokratis:
a. Menganggap organisasi yang dipimpinnya sebagai
milik pribadi.
b. Mengidentifikasikan tujuan pribadi dengan
tujuan pribadi.
c. Menganggap bawahan sebagai alat semata- mata.
d. Tidak mau
menerima pendapat, saran, dan kritik dari anggotanya.
2.
Kepemimpinan yang laissez faire
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya
pemimpin tidak memberikan pimpinan. Tipe ini diartikan sebagai membiarkan
orang-orang berbuat sekehendaknya. Tingkat keberhasilan organisasi atau lembaga
yang dipimpin dengan gaya laissez faire semata-mata disebabkan karena kesadaran
dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh dari
pemimpinnya. Di dalam tipe kepemimpinan ini, biasanya struktur organisasinya
tidak jelas dan kabur. Segala kegiatan dilakukan tanpa rencana yang terarah dan
tanpa pengawasan dari pimpinan.
3.
Kepemimpinan yang demokratis
Menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai
diktator, melainkan sebagai pemimpin ditengah-tengah anggota kelompoknya. Ciri-ciri
kepemimpinan dekmoratis antara lain:
a. Beban kerja organisasi menjadi tanggung jawab
bersama personalia organisasi itu.
b. Bawahan, oleh pimpinan dianggap sebagai
komponen pelaksana, dan secara integral harus diberi tugas dan tanggung jawab.
c. Disiplin, akan tetapi tidak kaku dan memecahkan masalah secara bersama.
d. Kepercayaan tinggi terhadap bawahan tidak
melepaskan tanggung jawab pengawasan.
e. Komunikasi dengan bawahan bersifat terbuka dan
dua arah.
D. Teori kepemimpinan
Dari sekian banyak pendapat tentang teori yang
ada, pada dasarnya teori munculnya kepemimpinan dapat di kelompokkan ke dalam
tiga teori yaitu:
1.
Teori bawaan atau Heredity Theory
Teori ini berasumsi bahwa sifat-sifat
kepemimpinan seseorang adalah faktor bawaan sejak lahir, dimana menjadi
pemimpin atau tidaknya seseorang karena takdir semata.
2.
Teori psikologi
Penganut teori ini merumuskan tesis leader
are made, pemimpin itu dapat diciptakan atau dipersiapkan secara khusus,
misalnya, melalui pendidikan dan pelatihan. Manusia sesuai dengan perkembangan
jiwanya dapat mempelajari subjek berupa ilmu pengetahuan atau pengalaman atau
hal-hal lain diluar dirinya, demikian juga dengan ilmu kepemimpinan.
3.
Teori situasi
Ajaran teori ini, bahwa kepemimpinan seseorang
muncul sejalan dengan situasi atau lingkungan yang mengelilinginya. Teori ini
adalah sintesis dari teori keturunan yang mengatakan bahwa bakat adalah faktor
dominan dan teori kejiwaan yang berasumsi bahwa seseorang dapat menjadi
pimpinan jika dibekali pengetahuan dan sejumlah pengalaman yang memadai.
E. Syarat- Syarat Kepemimpinan
Pemimpin ideal harus memiliki kelebihan
dibandingkan dengan kelompok yang di pimpinnya, sekaligus ada kesadaran di
dalam dirinya bahwa dia memiliki kelemahan. Seseorang yang menjalankan fungsi
kepemimpinanya setidaknya harus memiliki persyaratan atau sifat- sifat sebagai
berikut:
1.
Bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa.
Pemimpin menghargai manusia tidak hanya
sebagaimana adanya, akan tetapi manusia sebagai makhluk tuhan. Dengan demikian
seorang pemimpin tidak melihat manusia dari satu sisi saja, melainkan
memandangnya utuh sebagai makhluk tuhan.
2.
Memiliki intelegensi yang tinggi.
Memiliki analisis yang tinggi adalah syarat
mutlak bagi kepemimpinan yang efektif. Mengapa demikian? Karena sering kali
pemimpin menghadapi kondisi dilematis yang tidak dapat dipecahkan melalui
kerangka berfikir simpliks.
3.
Memiliki fisik yang kuat
Tidak jarang seorang pemimpin harus bekerja
dalam waktu lama dan sangat melelehkan.
4.
Berpengetahuan luas, baik teoritis maupun praktis.
Kegagalan seorang pemimpin antara lain
disebakan oleh karena rendahnya kemampuan teoritis dan ketidak mampuan bertindak secara praktis.
5.
Percaya diri
Sikap seseorang terhadap konsep dan keyakinan dirinya
adalah faktor penentu kesuksesan kerja seorang pemimpin.
6.
Dapat menjadi anggota kelompok
Seorang pemimpin selalu bekerjasama dengan dan
melalui anggota kelompoknya. Kerjasama itu amat terasa esensinya dan urgensinya
karena adanya perpaduan antara pemimpin dengan anggota kelompoklah, tujuan
dapat dicapai secara efektif dan efesien.
7.
Adil dan bijaksana
Keadilan mengandung makna kesesuaian antara
hak dan kewajiban, posisi dengan tugas. Bijaksana berarti bahwa pemimpin harus
menjangkau aspek manusiawi individu yang dipimpin. Derajat pengertian dan
perlakuan yang sehat dan tepat mengenai diri seseorang adalah ciri pemimpin
yang bijaksana
8.
Tegas dan berinisiatif
Ketegasan adalah kemampuan mengambil keputusan
atas dasar kenyakinan tertentu, dengan didukung oleh data yang kuat. berinisiatif bahwa seseorang yang menduduki
posisi pemimpin membuat gagasan baru, inovasi baru atau tindakan lain yang memberikan
pencerminan bahwa dia mempunyai pemikiran tertentu atas suatu subjek.
9.
Berkapasitas membuat keputusan
Membuat keputusan pada intinya adalah
memecahkan persoalan. Pemimpin yang mempunyai kapasitas membuat keputusan akan
dapat membawa organisasinya mencapai tujuan tertentu.
10. Memiliki kestabilan emosi
Ciri manusia beremosi stabil adalah sadar dan
tidak mengambil inisiatif dalam situasi emosional, kecuali benar-benar
terpaksa.
11. Sehat jasmani dan rohani
Sehat jasmani dan rohani adalah syarat mutlak
menjadi seorang pemimpin.
12. Bersifat prosfektif
Organisasi beroperasi dengan memanfaatkan tiga
kondisi, yaitu pengalaman masa lalu, kearifan masa kini, dan harapan masa
depan.
F. Keterampilan Kepemimpinan
1.
Keterampuilan teknis
Keterampilan teknis adalah keterampilan
menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan-tindakan praktis, kemampuan
memecahkan masalah melalui taktik yang baik, atau kemampuan menyelesaikan
tugas-tugas secara sistematis.
2.
Keterampilan Hubungan Manusiawi
Keterampilan hubungan manusiawi adalah
kemampuan untuk menempatkan diri di dalam kelompok kerja dan keterampilan
menjalin komunikasi yang mampu menciptakan kepuasan kedua belah pihak, hubungan
manusiawi melahirkan suasana kooperatif dan menciptakan kontak manusiawi
antar-pihak yang terlibat.
3.
Keterampilan Konseptual
Keterampilan konseptual adalah kecakapan untuk
memformulasikan pikiran, memahami teori-teori, melakukan aplikasi, melihat
kecenderungan berdasarkan kemampuan teoritis dan yang dibutuhkan di dalam dunia
kerja.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai suatu
kepribadianseseorang yang mendatangkan keinginan pada kelompok orang-orang
untuk mencontohnya atau mengikutinya, atau yang memamancarkan suatu pengaruh
yang tertentu, suatu kekuatan atau wibawa, yang demikian rupa sehingga membuat
sekelompok orang-orang mau melakukan apa yang dikehendakinya.
Kepemimpinan dapat pula dipandang sebagai suatu sarana,
suatu instrument atau alat, untuk membuat sekelompok orang-orang mau bekerja sama
dan berdaya upaya menaati segala peraturan untuk mencapai tujuan-tujuan yang
telah ditentukan. Dalam hal ini kepemimpinan dipandang sebagai dinamika suatu
organisasi yang membuat orang-orang bergerak, bergiat, berdaya upaya
secara”kesatuan organisasi” untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar