BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Islam merupakan salah satu
agama terbesar di dunia. Bahkan di negara tertentu. Islam merupakan negara yang
berpenduduk mayoritas. Dalam ilmu perbandingan agama, islam merupakan agama
samawi, yaitiu agama yang diturunkan dari langit atau lebih pastinya islam
merupakan agama yang diturunkan melalui wahyu yang berasal dari Allah SWT.
Islam juga merupakan agama samawi yang terakhir turun ke muka bumi
ini dalam rangka menyempurnakan ajaran-ajaran agama sebelumnya. Bahkan islam
pun mengakui keberadaan ajaran-ajaran agama sebelumnya dan meluruskan
kesalahpahaman yang dilakukan oleh pengikut agama tersebut.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian
Islam
2.
Apa Sumber
Ajaran Islam
3.
Bagaimana Identitas
Muslim
4.
Apa Ciri Utama
seorang Muslim
5.
Apa Makna Islam
dalam Al-Quran
C.
Tujuan Masalah
1.
Untuk
Mengetahui Pengertian Islam
2.
Untuk
Mengetahui Sumber Ajaran Islam
3.
Untuk
Mengetahui Identitas Muslim
4.
Untuk
Mengetahui ciri utama seorang Muslim
5.
Untuk
Mengetahui Makna Islam dalam Al-Quran
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Islam
Secara etimologi
kata Islam berasal dari bahasa Arab, diambil dari kosa kata salima yang
berarti selamat sentosa, menyerahkan diri, tunduk, patuh,dan taat lahir dan
batin. Kemudian
dibentuk menjadi aslama yang berarti taat dan berserah diri. Sehingga terbentuk
kata Islam (aslama-yuslimu- islaman) yang berarti damai, aman, dan selamat.
Sedangkan islam menurut syara’ ialah penyerahan diri kepada Allah dengan
mengEsakan-Nya dalam ibadah,tunduk kepada-Nya dengan melaksanakan ketaatan,
serta berlepas diri dari syirik dan orang-orangnya.
Pengertian Islam yang demikian itu sejalan dengan firman Allah SWT, antara lain
:
بَلَىٰ مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ
رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿البقرة:١١٢﴾
“(Tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan
diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi
Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati.”(QS. Al-Baqarah
(2):112)
Secara epistimologi
menurut Mahmud Syaltout, Islam adalah
"هُوَ دِيْنُهُ اللَّذِي
أُوْصِيَ بِتَعَالِمِهِ فِيْ أُصُوْلِهِ وَشَرَائِعِهِ اِلَي النَّبِيِّ مُحَمَّدٌ
صَلَّى اللهُ عَلَبْهِ وَ سَلَّمَ وَكَلَّفَهُ بِتَبْلِيْغِهِ لِلنَّاسِ كَافَّةٍ
وَ دَعَوْتَهُمْ إِلَيْهِ "
“Islam adalah agama Allah yang diwasiatkan
dengan ajaran-ajarannya sebagaimana terdapat didalam pokok-pokok dan syariatnya
kepada Nabi Muhammad SAW dan mewajibkan kepadanya untuk menyampaikannya kepada
seluruh umat manusia serta mengajak mereka untuk memeluknya.”
Sedangkan menurut lima perawi Hadis (Muslim, Tirmidzi,
Nasa’i, Ibn Majah, dan Abu Daud), Islam adalah:
الإِسْلاَمُ : أَنْ تَعْبُدَ
اللهَ وَلاَ تُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَ تُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَ تُؤَدِّيَ
الزَّكَاةَ المَفْرُوْضَةَ وَ تَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتُحِجَّ الْبَيْتَ . (رواه
الشيخان )
“Islam adalah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah, dan Muhammad adalah hamba serta Rasul-Nya, menunaikan shalat,
memberikanzakat, puasa pada bulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji jika
mampu.”
Dengan demikian, pengertian Islam dari segi istilah
adalah agama yang diturunkan Allah kepada nabi Muhammad yang isinya bukan hanya
mengatur hubungan manusia dengan tuhan, melainkan juga mengatur hubungan
manusia dengan manusia dan alam jagat raya.
الإِسْلاَمAl-Islam
terkadang berarti taat dan menyerahkan diri. Berarti juga melaksanakan
(menunaikan). Dikatakan Aslam tusy Syaia ila fulanin (bila anda menunaikan
padanya). Dapat pula diartikan masuk kedalam silm (perdamaian), atau damai dan
selamat. Penamaan dinul haq menjadi Islam adalah sesuai dengan semua pengertian
tadi. Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah :
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا
مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ
إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۗ وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا ﴿النِّسَاء
:١٢٥﴾
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang
yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan
kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil
Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (QS. An-Nisa’ 4: 125).
B. Sumber Ajaran Islam
1. Al-Quran
Al-Qur’an surat An-nisa
ayat 156 kita dianjurkan agar menaati Allah dan Rasulnya serta ulil amri
(pemimpin). Al-Quran
adalah kitab suci yang mengandung firman Allah,turunnya secara bertahap melalui
malaikat jibril, pembawanya Nabi Muhammad membacanya bernilai ibadah, fungsinya
antara lain memberi hujjah atau bukti yang kuat atas kerasulan Nabi
Muhammad SAW. Sebagai ajaran Islam yang utama Al-Quran diyakini berasal dari
Allah dan mutlak. Keberadaan Al-Quran sangat dibutuhkan manusia.
2. Al-Sunnah
Menurut para sahabat al-sunnah artinya
jalan hidup yang dibiasakan terkadang jalan tersebut ada yang baik dan ada pula
yang buruk.
Hadis merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Quran. Menurut ulama
Hadis, pengertian hadis adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Baik berupa perkataan, perbuatan, taqdir maupun sifat.
C. Identitas Muslim
Muslim adalah sebutan bagi penganut atau
atau pemeluk Aagam Islam. Dengan demikian, islam dan Muslim memiliki pengertian
atau makna yang berbeda: islam adalah agama muslim adalah penganutnya.
Identitas utama seorang muslim ialah “Takwa”.
Dalam Lisanul Arab dijelaskan bahwa kata “Takwa” mengandung makna
menolak sesuatu dari sesuatu dengan
selainnya, menjaga sesuatu dan sebagainya. Ittaqillah berarti menjadikan
sesuatu sebagai penjaga antara hamba dengan Tuhan atau sesuatu sebagai penjaga
antara hamba dengan Tuhan atau sesuatu yang menjaga seseorang untuk tidak
melanggar aturan-Nya. Dengan kata lain, Takwa ialah menjaga diri (waspada) dari
segala yang dilarang karena rasa takut kepada Allah.
Karakter takwa tersebut
diaktualisasikan dalam bentuk:
1. Al-Musyaratoh (mengikat perjanjian),
maksudnya adanya janji atau kesaksian untuk menjaga diri dari aspek-aspek
negatif yang mengganggu iman.
2. Al-Muraqabah (selalu mengawasi
diri), yaitu melakukan pengawasan melekat pada diri sendiri atas segala
tindakannya (ihsan).
3. Al-Mujahadah (bersungguh-sungguh).
Firman Allah dalam surat Al-Ankabut ayat 69
Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad
untuk (mencari keridhaan) kami,benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan
kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat
baik.”
Jihat dalam ayat di atas bersifat umum
yakni bersunguh-sungguh mencari Ridha Allah, seperti Jihadun Nufus
(bersungguh-sungguh dalam ibadah). Orang
yang bermujahadah tersebut digolongkan sebagai Muflihun atau orang-orang
sukses. (surat Ali Imran ayat 200).
4. At-Taslim (berserah diri), seorang
muslim Ridha atas hukum Tuhan, berlapang dada dan bersersh diri (tawakkal).
Sesuai dengan makna Islam (tunduk dan
menyerah), maka ajaran pokok Islam adalah zikrullah. Laki-laki yang
ta’at, benar, sabar, khusu’, bersedekah, puasa, memelihara kehormatannya, yang
banyak berzikir, Allah telah menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang
besar (Al-Ahzab ayat 35).
Menurut cara
melaksanakannya, zikir terbagi 2 yaitu:
a. Zikir Qolbi (hati) atau zikir khafi;
b. Zikir Lisan (Lidah) atau ucapan.
Dari segimateri
bacannya zikir ada tiga macam, yaitu:
1. Zikir bacaan khusus;
2. Zikir Nafi Isbat, yaitu kalimat Lailaha Illalloh. (Tahlil);
3. Zikir Asma Allah yaitu ucapan Allah atau Asmaul Husna.
Berzikir kepada Allah merupakan perintah
Allah dan Rasul-Nya dan melupakan-Nya merupakan sikap tercela. Orang yang
selalu berzikir berarti tidak lupa pada eksistensinya dirinya sebagai hamba
Allah. Dia selau terikat kepada Allah. Zikir juga dipahami sebagai komunikasi
antara hamba dengan Tuhan, karena Tuhan lebih mengetahui hamba yang
mengingat-Nya dan melupakan-Nya.
D. Ciri Utama Seorang Muslim
Ciri utama seorang
Muslim adalah melaksanakan Rukun Islam yang terdiri dari 5 yaitu:
1. Syahadat
Kalimat “ La Ilaha Illa Allah” diartikan dengan
“ Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah”. Atau La Ma’bud bi haqqin
Illa Allah” sedangkan “Anna Muhammadan Rosulullah” adalah: Mengakui
secara lahir dan batin bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul Allah yang di utus
kepada manusia secara keseluruhan, serta mengamalkan konsekuensinya.
Kalimat Syahadat disebut dengan kalimat Nafy
dan Isbath, yaitu peniadaan atau penetapan. Kalimat “La
Ilaha” adalah “peniadaan keyakinan syirik atau menyembah selain Allah” (surah
Al-Baqarah ayat 256). Kalimat “Illa Allah” adalah “ penetapan bahwa
tidak ada yang berhak di sembah selain Allah. Syahadat kedua yaitu
kalimat “Anna Muhammadan Rasulullah” juga mengandung dua aspek pokok
yaitu “Abduhu” (hamba-Nya) dan “Rasuluhu” (rasul-Nya). Beliau
adalah makhluk sempurna sebagai hamba yang menafikan ifrath (sifat
berlebih-lebihan) pada dirinya. Dan kerasulan Beliau menafikan sifat tafrith
(meremehkan) dirinya.
Syahadat disebut kalimat Toyyibah karena
kebaikan tauhid yang dikandungnya, disebut zikir yang paling afdol
sebagai bukti awal status ke-islaman. Siapa yang telah mengucapkan syahadat
atas keimanan, dia akan masuk surga. Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wushoby
mengatakan syarat-syarat syahadat sebagai berikut:
2. Sahalat
Shalat adalah ritual kepada Allah SWT lima kali dalam sehari, yakni waktu
subuh, zduhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Shalat adalah pembeda utama antara
seorang Muslim dengan non-Muslim.
3. Puasa bulan Ramadhan.
4. Membayar zakat.
5. Menunaikan ibadah haji.
E. Makna Islam Dalam Al-Quran
Kata “al-islaam” bermakna : patuh sepenuh hati dengan
kerendahan diri dan kerendahan hati, yaitu : kepatuhan dengan kerendahan diri
dan meninggalkan hal-hal yang bersifat membantah. Maka, Allah SWT berfirman:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ
أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا
بَيْنَهُمْ
وَمَنْ يَكْفُرْ بِآَيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ ﴿ال
عمران :١٩﴾
”Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah
hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali
sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di
antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka
sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS. Ali Imran 3 : 19)
Sesungguhnya semua agama dan syari’at yang didatangkan
oleh para Nabi, ruh atau intinya adalah Islam (menyerahkan diri), tunduk dan
menurut. Meskipun dalam beberapa kewajiban dan bentuk amal agak berbeda, hal
ini pulalah yang selalu diwasiatkan oleh para Nabi. Orang muslim hakiki adalah
orang yang bersih dari kotoran syirik, berlaku ikhlas dalam amalnya, dan
disertai keimanan, tanpa memandang dari agama mana dan dalam zaman apa ia
berada.
Ayat ini menurut Ibnu Katsir, mengandung pesan dari
Allah bahwa tiada agama disisi-Nya dan yang diterima-Nya dari seorang pun
kecuali Islam. Yaitu mengikuti Rasul-rasul yang diutus Nya setiap saat hingga
berakhir dengan Muhammad SAW. Dengan kehadiran beliau, telah tertutup semua
jalan dari arah beliau sehingga siapa yang menemui Allah setelah diutusnya
Muhammad SAW. Dengan menganut satu agama selain syari’at yang beliau sampaikan,
tidak diterima oleh-Nya. Inilah yang dimaksud dengan firman Allah SWT :
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ
فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿ال عمران :٨۵﴾
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka
sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran 3 : 85)
Ayat tersebut mendasari keyakinan bahwa islam melebihi
seluruh agama. Orang yang memilih agama selain agama islam menjadi rugi dunia
akhirat. Dalam Hadis lain Rasul bersabda:
Artinya: “ Islam ialah persaksian bahwa tiada Tuhan
selain Allah, dan Muhammad itu adalah Rasul Allah, mendirikan solat, menunaikan
zakat, puasa pada bulan Ramadhan dan naik haji bagi orang yang sanggup.”
Hadis tersebut menunjukkan bahwa Islam didirikan atas Syahadatain
(dua persaksian), yaitu kesaksian “ Tiada Tuhan Selain Allah” dan “Muhammad
Rasul Allah”.
Kalimat ini disebut “Kalimat Tauhid”,yaitu kesaksian akan ke-Esaan wujud Tuhan
yang wajib dijadikan pengabdian. Syahadat ini di realisasikan dengan loyalitas
terhadap Tuhan dan Rasul dengan mendirikan solat, puasa, zakat, dan ibadah
haji.
Ali ra. Berkhutbah,
“Agama Islam adalah menyerahkan diri, dan menyerahkan diri adalah adalah
keyakinan, dan keyakinan ialah percaya, percaya ialah berikrar, dan berikrar
ialah melaksanakan, sedang melaksanakan adalah mengamalkan,” selanjutnya beliau
mengatakan, “sesungguhnya seorang mu’min mengambilnya dari pendapatnya sendiri.
Orang yang beriman diketahui keimanannya dari amal perbuatannya, dan orang
kafir diketahui kekafirannya dari keingkarannya. Wahai umat manusia,
berhati-hatilah terhadap agamamu, sebab sesungguhnya kejelekan di dalam agama
ini (Islam) adalah lebih baik dari pada kebaikan yang lainnya. Sebab kejelekan
di dalamnya akan diampuni, sedang kebaikan selainnya tidaklah diterima.
Dalam berbagai ayat ini
menunjukkan bahwa makna Islam sendiri penyerahan total kepada Allah dan harus
diiringi dengan pengamalannya. Sedangkan Islam sendiri merupakan suatu kesatuan
agama yang disepakati oleh semua Nabi. Adapun perselisihan agama itu dihasilkan
dari pengikut agama karena kedengkian dan kedzaliman mereka.
Nabi Ibrahim bukan seorang Yahudi, sebagaimana diakui
oleh orang-orang Yahudi, dan bukan orang Nasrani seperti diakui orang Nasrani,
dengan dalil seperti yang telah dikemukakan, akan tetapi dia adalah seorang
yang lurus lagi berserah diri kepada Allah dan juga sekali-kali bukanlah
termasuk golongan orang-orang musyrik, yang dapat diduga oleh orang-orang
musyrik Mekkah yang mengaku mengikuti agama beliau.
Dalam Al- Quran disebutkan bahwa Nabi Ibrahim as
diberi gelar Hanifa Musliman. Firman Allah surat Ali Imran ayat 67:
Artinya: Bukanlah Nabi
Ibrahim seorang Yahudi dan bukan seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang
yang lurus, muslim dan bukan (pula) kaum musyrik”.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani masing-masing menganggap nabi Ibrahim dari
golongannya, lalu Allah membantah mereka dalam ayat tersebut.
Orang yang paling dekat dengan Ibrahim adalah
orang-orang yang beriman kepadanya dan mengikuti agamanya yang lurus. Dia
adalah Nabi Muhammad SAW, sebab beliau berasal dari keturunan Ibrahim dan
mempunyai agama yang sama yang berlandaskan tauhid. Allah adalah pelindung
orang-orang yang beriman.
Sesungguhnya, orang-orang Yahudi dan Nasrani
bersengketa perihal Nabi Ibrahim as dan millahnya, yang mengklaim beliau berada
dalam agamanya, adalah orang-orang yang bohong.
Sedangkan pendapat yang benar dalam hal tersebut
adalah apa yang dikatakan oleh orang-orang Islam. Mereka adalah pengikut
Ibrahim yang berjalan pada garis syariatnya. Bukan agama selain Islam. Sebab,
Nabi Ibrahim adalah orang yang taat kepada Allah SWT, berpegang pada sinar
hidayah yang diperintahkan agar ia amalkan. Beliau adalah orang yang khusyu’
kepadaNya dengan merendahkan diri dan menutupi segala kewajiban dan
ketetapa-Nya.
Allah SWT berfirman :
شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا
إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا
الدِّينَ وَلا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ
إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ
يُنِيبُ ﴿الشورى :١٣﴾
”Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa
yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu
dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu:
Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi
orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada
agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya
orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS. As-Syuura 42 :
13)
Agama yang diturunkan Allah lah yang menjadi pegangan
bagi seluruh manusia. Allah telah mensyariatkan kepada umat Nabi terakhir dari ajaran agama yakni
prinsip-prinsip-Nya serupa dengan apa yang telah diwasiatkan pada Nabi Nuh,
Ibrahim, musa, dan Isa. Wasiat itu adalah : laksanakan tuntutan agama secara
baik, sempurna dan bersinambung dan janganlah kalian berselisih dan berpecah
belah satu sama lain.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Secara etimologi
kata Islam berasal dari bahasa Arab, diambil dari kosa kata salima yang
berarti selamat sentosa. Kemudian dibentuk menjadi aslama yang berarti taat dan
berserah diri. Sehingga terbentuk kata Islam (aslama-yuslimu- islaman) yang berarti
damai, aman, dan selamat. Kata “al-islaam” bermakna : patuh sepenuh hati dengan
kerendahan diri dan kerendahan hati, yaitu kepatuhan dengan kerendahan diri dan
meninggalkan hal-hal yang bersifat membantah.
Identitas utama seorang
muslim ialah “Takwa”. Dalam Lisanul Arab dijelaskan bahwa kata “Takwa”
mengandung makna menolak sesuatu dari
sesuatu dengan selainnya, menjaga sesuatu dan sebagainya. Ittaqillah
berarti menjadikan sesuatu sebagai penjaga antara hamba dengan Tuhan atau
sesuatu sebagai penjaga antara hamba dengan Tuhan atau sesuatu yang menjaga
seseorang untuk tidak melanggar aturan-Nya.
Saran
Semoga makalah yang kami buat ini
dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan kita dalam mempelajari Islam dan
kita bisa mengamalkan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. kami
menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah kami ini, maka
kami meminta kritik dan saran dari para pembaca untuk penyempurnaan makalah
ini.
Daftar Pustaka
Abudin Nata, Studi Islam Komprehensif, Jakarta: Raja
Grafindo.
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta:
Raja Grafindo persada, 2002
Atang abd.
Hakim, Metodologi Studi Islam, Bandung: remaja rosdakarya, 2000.
Kamaluddin, Ilmu Tauhid, Padang: Rios Multicipta, 2012.
Qurais Shihab, Tafsir
al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Quran,
Jakarta: Lantera Hati, 2009.
Komentar
Posting Komentar