MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekol...

Makalah ISLAM


BAB I
                                                   PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
 Islam merupakan salah satu agama terbesar di dunia. Bahkan di negara tertentu. Islam merupakan negara yang berpenduduk mayoritas. Dalam ilmu perbandingan agama, islam merupakan agama samawi, yaitiu agama yang diturunkan dari langit atau lebih pastinya islam merupakan agama yang diturunkan melalui wahyu yang berasal dari Allah SWT.
Islam juga merupakan agama samawi yang terakhir turun ke muka bumi ini dalam rangka menyempurnakan ajaran-ajaran agama sebelumnya. Bahkan islam pun mengakui keberadaan ajaran-ajaran agama sebelumnya dan meluruskan kesalahpahaman yang dilakukan oleh pengikut agama tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Islam
2.      Apa Sumber Ajaran Islam
3.      Bagaimana Identitas Muslim
4.      Apa Ciri Utama seorang Muslim
5.      Apa Makna Islam dalam Al-Quran

C.     Tujuan Masalah
1.      Untuk Mengetahui Pengertian Islam
2.      Untuk Mengetahui Sumber Ajaran Islam
3.      Untuk Mengetahui Identitas Muslim
4.      Untuk Mengetahui ciri utama seorang Muslim
5.      Untuk Mengetahui Makna Islam dalam Al-Quran




BAB II
                                                     PEMBAHASAN

A.     Pengertian Islam
Secara etimologi kata Islam berasal dari bahasa Arab, diambil dari kosa kata salima yang berarti selamat sentosa, menyerahkan diri, tunduk, patuh,dan taat lahir dan batin.[1] Kemudian dibentuk menjadi aslama yang berarti taat dan berserah diri. Sehingga terbentuk kata Islam (aslama-yuslimu- islaman) yang berarti damai, aman, dan selamat. Sedangkan islam menurut syara’ ialah penyerahan diri kepada Allah dengan mengEsakan-Nya dalam ibadah,tunduk kepada-Nya dengan melaksanakan ketaatan, serta berlepas diri dari syirik dan orang-orangnya. Pengertian Islam yang demikian itu sejalan dengan firman Allah SWT, antara lain :
بَلَىٰ مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿البقرة:١١٢﴾
“(Tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”(QS. Al-Baqarah (2):112)

Secara epistimologi menurut Mahmud Syaltout, Islam adalah
"هُوَ دِيْنُهُ اللَّذِي أُوْصِيَ بِتَعَالِمِهِ فِيْ أُصُوْلِهِ وَشَرَائِعِهِ اِلَي النَّبِيِّ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَبْهِ وَ سَلَّمَ وَكَلَّفَهُ بِتَبْلِيْغِهِ لِلنَّاسِ كَافَّةٍ وَ دَعَوْتَهُمْ إِلَيْهِ "
“Islam adalah agama Allah yang  diwasiatkan dengan ajaran-ajarannya sebagaimana terdapat didalam pokok-pokok dan syariatnya kepada Nabi Muhammad SAW dan mewajibkan kepadanya untuk menyampaikannya kepada seluruh umat manusia serta mengajak mereka untuk memeluknya.”
Sedangkan menurut lima perawi Hadis (Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Ibn Majah, dan Abu Daud), Islam adalah:
 الإِسْلاَمُ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ وَلاَ تُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَ تُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَ تُؤَدِّيَ الزَّكَاةَ المَفْرُوْضَةَ وَ تَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتُحِجَّ الْبَيْتَ . (رواه الشيخان )
“Islam adalah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah hamba serta Rasul-Nya, menunaikan shalat, memberikanzakat, puasa pada bulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji jika mampu.”

Dengan demikian, pengertian Islam dari segi istilah adalah agama yang diturunkan Allah kepada nabi Muhammad yang isinya bukan hanya mengatur hubungan manusia dengan tuhan, melainkan juga mengatur hubungan manusia dengan manusia dan alam jagat raya.
 الإِسْلاَمAl-Islam terkadang berarti taat dan menyerahkan diri. Berarti juga melaksanakan (menunaikan). Dikatakan Aslam tusy Syaia ila fulanin (bila anda menunaikan padanya). Dapat pula diartikan masuk kedalam silm (perdamaian), atau damai dan selamat. Penamaan dinul haq menjadi Islam adalah sesuai dengan semua pengertian tadi. Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah :
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۗ وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا ﴿النِّسَاء :١٢٥﴾
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (QS. An-Nisa’ 4: 125).

B.     Sumber Ajaran Islam
1.      Al-Quran
Al-Qur’an surat An-nisa ayat 156 kita dianjurkan agar menaati Allah dan Rasulnya serta ulil amri (pemimpin). [2]Al-Quran adalah kitab suci yang mengandung firman Allah,turunnya secara bertahap melalui malaikat jibril, pembawanya Nabi Muhammad membacanya bernilai ibadah, fungsinya antara lain memberi hujjah atau bukti yang kuat atas kerasulan Nabi Muhammad SAW. Sebagai ajaran Islam yang utama Al-Quran diyakini berasal dari Allah dan mutlak. Keberadaan Al-Quran sangat dibutuhkan manusia.
2.      Al-Sunnah
     Menurut para sahabat al-sunnah artinya jalan hidup yang dibiasakan terkadang jalan tersebut ada yang baik dan ada pula yang buruk.[3] Hadis merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Quran. Menurut ulama Hadis, pengertian hadis adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Baik berupa perkataan, perbuatan, taqdir maupun sifat.

C.     Identitas Muslim
      Muslim adalah sebutan bagi penganut atau atau pemeluk Aagam Islam. Dengan demikian, islam dan Muslim memiliki pengertian atau makna yang berbeda: islam adalah agama muslim adalah penganutnya.
      Identitas utama seorang muslim ialah “Takwa”. Dalam Lisanul Arab dijelaskan bahwa kata “Takwa” mengandung makna menolak  sesuatu dari sesuatu dengan selainnya, menjaga sesuatu dan sebagainya. Ittaqillah berarti menjadikan sesuatu sebagai penjaga antara hamba dengan Tuhan atau sesuatu sebagai penjaga antara hamba dengan Tuhan atau sesuatu yang menjaga seseorang untuk tidak melanggar aturan-Nya. Dengan kata lain, Takwa ialah menjaga diri (waspada) dari segala yang dilarang karena rasa takut kepada Allah.
Karakter takwa tersebut diaktualisasikan dalam bentuk:
1.      Al-Musyaratoh (mengikat perjanjian), maksudnya adanya janji atau kesaksian untuk menjaga diri dari aspek-aspek negatif yang mengganggu iman.
2.      Al-Muraqabah (selalu mengawasi diri), yaitu melakukan pengawasan melekat pada diri sendiri atas segala tindakannya (ihsan).
3.      Al-Mujahadah (bersungguh-sungguh). Firman Allah dalam surat Al-Ankabut ayat 69
    Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami,benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”
    Jihat dalam ayat di atas bersifat umum yakni bersunguh-sungguh mencari Ridha Allah, seperti Jihadun Nufus (bersungguh-sungguh dalam ibadah).[4] Orang yang bermujahadah tersebut digolongkan sebagai Muflihun atau orang-orang sukses. (surat Ali Imran ayat 200).
4.      At-Taslim (berserah diri), seorang muslim Ridha atas hukum Tuhan, berlapang dada dan bersersh diri (tawakkal).
      Sesuai dengan makna Islam (tunduk dan menyerah), maka ajaran pokok Islam adalah zikrullah. Laki-laki yang ta’at, benar, sabar, khusu’, bersedekah, puasa, memelihara kehormatannya, yang banyak berzikir, Allah telah menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar (Al-Ahzab ayat 35).
Menurut cara melaksanakannya, zikir terbagi 2 yaitu:
a.       Zikir Qolbi (hati) atau zikir khafi;
b.      Zikir Lisan (Lidah) atau ucapan.
Dari segimateri bacannya zikir ada tiga macam, yaitu:
1.      Zikir bacaan khusus;
2.      Zikir Nafi Isbat, yaitu kalimat Lailaha Illalloh. (Tahlil);
3.      Zikir Asma Allah yaitu ucapan Allah atau Asmaul Husna.
    Berzikir kepada Allah merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya dan melupakan-Nya merupakan sikap tercela. Orang yang selalu berzikir berarti tidak lupa pada eksistensinya dirinya sebagai hamba Allah. Dia selau terikat kepada Allah. Zikir juga dipahami sebagai komunikasi antara hamba dengan Tuhan, karena Tuhan lebih mengetahui hamba yang mengingat-Nya dan melupakan-Nya.[5]

D.    Ciri Utama Seorang Muslim
Ciri utama seorang Muslim adalah melaksanakan Rukun Islam yang terdiri dari 5 yaitu:
1.       Syahadat
Kalimat “ La Ilaha Illa Allah” diartikan dengan “ Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah”. Atau La Ma’bud bi haqqin Illa Allah” sedangkan “Anna Muhammadan Rosulullah” adalah: Mengakui secara lahir dan batin bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul Allah yang di utus kepada manusia secara keseluruhan, serta mengamalkan konsekuensinya.
Kalimat Syahadat disebut dengan kalimat Nafy dan Isbath, yaitu peniadaan atau penetapan. Kalimat “La Ilaha” adalah “peniadaan keyakinan syirik atau menyembah selain Allah” (surah Al-Baqarah ayat 256). Kalimat “Illa Allah” adalah “ penetapan bahwa tidak ada yang berhak di sembah selain Allah. Syahadat kedua yaitu kalimat “Anna Muhammadan Rasulullah” juga mengandung dua aspek pokok yaitu “Abduhu” (hamba-Nya) dan “Rasuluhu” (rasul-Nya). Beliau adalah makhluk sempurna sebagai hamba yang menafikan ifrath (sifat berlebih-lebihan) pada dirinya. Dan kerasulan Beliau menafikan sifat tafrith (meremehkan) dirinya.
Syahadat disebut kalimat Toyyibah karena kebaikan tauhid yang dikandungnya, disebut zikir yang paling afdol sebagai bukti awal status ke-islaman. Siapa yang telah mengucapkan syahadat atas keimanan, dia akan masuk surga. Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wushoby mengatakan syarat-syarat syahadat sebagai berikut:


2.      Sahalat
Shalat adalah ritual kepada Allah SWT lima kali dalam sehari, yakni waktu subuh, zduhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Shalat adalah pembeda utama antara seorang Muslim dengan non-Muslim.
3.      Puasa bulan Ramadhan.
4.      Membayar zakat.
5.      Menunaikan ibadah haji.

E.     Makna Islam Dalam Al-Quran
Kata “al-islaam” bermakna : patuh sepenuh hati dengan kerendahan diri dan kerendahan hati, yaitu : kepatuhan dengan kerendahan diri dan meninggalkan hal-hal yang bersifat membantah. Maka, Allah SWT berfirman:

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ
وَمَنْ يَكْفُرْ بِآَيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ ﴿ال عمران :١٩﴾
”Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS. Ali Imran 3 : 19)

Sesungguhnya semua agama dan syari’at yang didatangkan oleh para Nabi, ruh atau intinya adalah Islam (menyerahkan diri), tunduk dan menurut. Meskipun dalam beberapa kewajiban dan bentuk amal agak berbeda, hal ini pulalah yang selalu diwasiatkan oleh para Nabi. Orang muslim hakiki adalah orang yang bersih dari kotoran syirik, berlaku ikhlas dalam amalnya, dan disertai keimanan, tanpa memandang dari agama mana dan dalam zaman apa ia berada.
Ayat ini menurut Ibnu Katsir, mengandung pesan dari Allah bahwa tiada agama disisi-Nya dan yang diterima-Nya dari seorang pun kecuali Islam. Yaitu mengikuti Rasul-rasul yang diutus Nya setiap saat hingga berakhir dengan Muhammad SAW. Dengan kehadiran beliau, telah tertutup semua jalan dari arah beliau sehingga siapa yang menemui Allah setelah diutusnya Muhammad SAW. Dengan menganut satu agama selain syari’at yang beliau sampaikan, tidak diterima oleh-Nya. Inilah yang dimaksud dengan firman Allah SWT :

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿ال عمران :٨۵

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran 3 : 85)

Ayat tersebut mendasari keyakinan bahwa islam melebihi seluruh agama. Orang yang memilih agama selain agama islam menjadi rugi dunia akhirat. Dalam Hadis lain Rasul bersabda:
Artinya: “ Islam ialah persaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad itu adalah Rasul Allah, mendirikan solat, menunaikan zakat, puasa pada bulan Ramadhan dan naik haji bagi orang yang sanggup.”

Hadis tersebut menunjukkan bahwa Islam didirikan atas Syahadatain (dua persaksian), yaitu kesaksian “ Tiada Tuhan Selain Allah” dan “Muhammad Rasul Allah”.[6] Kalimat ini disebut “Kalimat Tauhid”,yaitu kesaksian akan ke-Esaan wujud Tuhan yang wajib dijadikan pengabdian. Syahadat ini di realisasikan dengan loyalitas terhadap Tuhan dan Rasul dengan mendirikan solat, puasa, zakat, dan ibadah haji.
Ali ra. Berkhutbah, “Agama Islam adalah menyerahkan diri, dan menyerahkan diri adalah adalah keyakinan, dan keyakinan ialah percaya, percaya ialah berikrar, dan berikrar ialah melaksanakan, sedang melaksanakan adalah mengamalkan,” selanjutnya beliau mengatakan, “sesungguhnya seorang mu’min mengambilnya dari pendapatnya sendiri. Orang yang beriman diketahui keimanannya dari amal perbuatannya, dan orang kafir diketahui kekafirannya dari keingkarannya. Wahai umat manusia, berhati-hatilah terhadap agamamu, sebab sesungguhnya kejelekan di dalam agama ini (Islam) adalah lebih baik dari pada kebaikan yang lainnya. Sebab kejelekan di dalamnya akan diampuni, sedang kebaikan selainnya tidaklah diterima.
Dalam berbagai ayat ini menunjukkan bahwa makna Islam sendiri penyerahan total kepada Allah dan harus diiringi dengan pengamalannya. Sedangkan Islam sendiri merupakan suatu kesatuan agama yang disepakati oleh semua Nabi. Adapun perselisihan agama itu dihasilkan dari pengikut agama karena kedengkian dan kedzaliman mereka.
Nabi Ibrahim bukan seorang Yahudi, sebagaimana diakui oleh orang-orang Yahudi, dan bukan orang Nasrani seperti diakui orang Nasrani, dengan dalil seperti yang telah dikemukakan, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri kepada Allah dan juga sekali-kali bukanlah termasuk golongan orang-orang musyrik, yang dapat diduga oleh orang-orang musyrik Mekkah yang mengaku mengikuti agama beliau.[7]
Dalam Al- Quran disebutkan bahwa Nabi Ibrahim as diberi gelar Hanifa Musliman. Firman Allah surat Ali Imran ayat 67:
Artinya: Bukanlah Nabi Ibrahim seorang Yahudi dan bukan seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus, muslim dan bukan (pula) kaum musyrik”.

Orang-orang Yahudi dan Nasrani  masing-masing menganggap nabi Ibrahim dari golongannya, lalu Allah membantah mereka dalam ayat tersebut.
Orang yang paling dekat dengan Ibrahim adalah orang-orang yang beriman kepadanya dan mengikuti agamanya yang lurus. Dia adalah Nabi Muhammad SAW, sebab beliau berasal dari keturunan Ibrahim dan mempunyai agama yang sama yang berlandaskan tauhid. Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman. 
Sesungguhnya, orang-orang Yahudi dan Nasrani bersengketa perihal Nabi Ibrahim as dan millahnya, yang mengklaim beliau berada dalam agamanya, adalah orang-orang yang bohong.
Sedangkan pendapat yang benar dalam hal tersebut adalah apa yang dikatakan oleh orang-orang Islam. Mereka adalah pengikut Ibrahim yang berjalan pada garis syariatnya. Bukan agama selain Islam. Sebab, Nabi Ibrahim adalah orang yang taat kepada Allah SWT, berpegang pada sinar hidayah yang diperintahkan agar ia amalkan. Beliau adalah orang yang khusyu’ kepadaNya dengan merendahkan diri dan menutupi segala kewajiban dan ketetapa-Nya.
Allah SWT berfirman :        
شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ ﴿الشورى :١٣﴾
”Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS. As-Syuura 42 : 13)

Agama yang diturunkan Allah lah yang menjadi pegangan bagi seluruh manusia. Allah telah mensyariatkan kepada umat  Nabi terakhir dari ajaran agama yakni prinsip-prinsip-Nya serupa dengan apa yang telah diwasiatkan pada Nabi Nuh, Ibrahim, musa, dan Isa. Wasiat itu adalah : laksanakan tuntutan agama secara baik, sempurna dan bersinambung dan janganlah kalian berselisih dan berpecah belah satu sama lain.


BAB III
                                                          PENUTUP

Kesimpulan
           Secara etimologi kata Islam berasal dari bahasa Arab, diambil dari kosa kata salima yang berarti selamat sentosa. Kemudian dibentuk menjadi aslama yang berarti taat dan berserah diri. Sehingga terbentuk kata Islam (aslama-yuslimu- islaman) yang berarti damai, aman, dan selamat. Kata “al-islaam” bermakna : patuh sepenuh hati dengan kerendahan diri dan kerendahan hati, yaitu  kepatuhan dengan kerendahan diri dan meninggalkan hal-hal yang bersifat membantah.
          Identitas utama seorang muslim ialah “Takwa”. Dalam Lisanul Arab dijelaskan bahwa kata “Takwa” mengandung makna menolak  sesuatu dari sesuatu dengan selainnya, menjaga sesuatu dan sebagainya. Ittaqillah berarti menjadikan sesuatu sebagai penjaga antara hamba dengan Tuhan atau sesuatu sebagai penjaga antara hamba dengan Tuhan atau sesuatu yang menjaga seseorang untuk tidak melanggar aturan-Nya.

Saran
Semoga makalah yang kami buat ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan kita dalam mempelajari Islam dan kita bisa mengamalkan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah kami ini, maka kami meminta kritik dan saran dari para pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. 






 Daftar Pustaka
Abudin Nata, Studi Islam Komprehensif, Jakarta: Raja Grafindo.
 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Raja Grafindo persada, 2002
Atang abd. Hakim, Metodologi Studi Islam, Bandung: remaja rosdakarya, 2000.
Kamaluddin, Ilmu Tauhid, Padang: Rios Multicipta, 2012.
Qurais Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan,  Kesan dan Keserasian al-Quran, Jakarta: Lantera Hati, 2009.
                                              











[1] Abudin Nata, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta: Raja Grafindo), hlm. 231.
[2] Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo persda, 2002), hlm.66.
[3] Atang abd. Hakim, Metodologi Studi Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 9.
[4] Kamaluddin, Ilmu Tauhid, (Padang:  Rios Multicipta, 2012), hlm.160.
[5] Ibid, hlm. 173.
[6] Ibid, hlm. 149.
[7] Qurais Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan,  Kesan dan Keserasian al-Quran, (Jakarta: Lantera Hati, 2009), hlm. 144.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL