MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekol...

MAKALAH SOSIOMETRI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING


SOSIOMETRI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
RAHMADANI                      :                       1530200003
FAISAL AKBAR M                        :                       15302000
                                   
DosenPembimbing:
RIEM MALINI PANE, M. Pd.

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PADANGSIDIMPUAN
2018

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan kita sebagai calon seorang guru dituntut untuk mempunyai pengetahuan, kreatifitas serta wawasan yang luas untuk memahami peserta didiknya yang meliputi psikologi, kemampuan, kelemahan, dan kelebihan yang dimiliki oleh anak didik. Untuk mengetahui kemampuan dan perkembangan peserta didik dapat dilakukan melalui tes dan juga non tes.
Jenis tes yang digunakan ada bermacam-macam yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya sendiri. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik dalam menangkap dan memahami mata pelajaran yang telah di sampaikan oleh sang guru. Sedangkan untuk menilai pola perilaku individu dari peserta didik dapat dilakukan dengan teknik sosiometri. Sosiometri merupakan alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan sosial dan tingkah laku sosial peserta didik, karena melalui sosiometri kita memperoleh data tentang susunan hubungan antar individu, struktur hubungan antar individu dan arah hubungan sosial.
Sosiometri mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Bimbingan dan Konseling. Sosiometri bermanfaat untuk merencanakan program yang konstruktif  untuk menciptakan iklim sosial yang lebih baik dan sekaligus membantu mengatasi masalah penyesuaian dalam lingkungan pergaulan di sekolah. Sosiometri juga bermanfaat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah penyesuaian diri dalam kelompok. Di setiap lingkungan pergaulan atau kelompok selalu ada seorang (pihak) yang terkucil. Entah itu karena dia menarik diri dari pergaulan dikelompoknya atau dia dikucilkan oleh teman-temannya. Untuk itu dengan sosiometri, guru dapat melihat siswa-siswa yang terkucil di kelas tertentu. teknik ini biasanya diterapkan oleh guru BK ( Bimbingan Konseling).
BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Sosiometri
Sosiometri berasal dari bahasa latin  socius (sosial) dan metrum (measure), pengukuran kelompok sosial.[1]
Menurut para Ahli sosiometri yaitu:
1.      Wrightstone,  Sociometry may be describe as means of presenting simply and graphycally the entire structure of relations existing at a given time among members of given group”.[2]
2.      Djumhur dan Muh. Surya, sosiometri adalah alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan-hubungan sosial dan tingkah laku sosial murid.
3.      Bimo Walgito, Sosiometri adalah alat untuk dapat melihat bagaimana hubungan sosial atau hubungan berteman seseorang.
4.      WS. Winkel, Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang hubungan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil sampai sedang ( 10 - 50 orang ), berdasarkan referensi pribadi antara anggota-anggota kelompok.
5.      Dewa Ketut Sukardi, Sosiometri adalah suatu alat yang dipergunakan mengukur hubungan sosial siswa dalam kelompok.
6.      Depdikbud, Sosiometri adalah alat untuk meneliti struktur sosial dari suatu kelompok individu dengan dasar penelaahan terhadap relasi sosial dan status sosial dari masing-masing anggota kelompok yang bersangkutan.[3]
Menurut penulis bahwa sosiometri dalam bimbingan dan konseling menunjukkan tentang bagaimana hubungan sosial  atau hubungan berteman atau bergaul seorang individu (klien) dengan individu yang lainnya.
B.     Kriteria hubungan sosial
Baik-tidaknya hubungan sosial antara individu yang satu dengan individu yang lain dapat dilihat dari beberapa segi, antara lain:
1.      Frekuensi hubungan
Frekuensi hubungan adalah sering tidaknya anak atau individu tersebut bergaul. Makin sering individu bergaul maka pada umumnya individu itu makin baik dalam segi hubungan sosialnya. Jika individu itu mengisolasi diri maka individu itu kurang dalam bergaul. Hal ini telah menunjukkan bahwa pergaulannya kurang baik.
2.      Intensitas Hubungan
Intensitas hubungan adalah segi mendalam tidaknya orang atau anak di dalam pergaulannya atau intim-tidaknya mereka bergaul. Makin mendalam seseorang bergaul di dalam hubungan sosialnya maka dapat di nyatakan bahwa hubungan sosialnya semakin baik.
3.      Popularitas hubungan
Popularitas hubungan mencakup banyak-sedikitnya teman bergaul. Makin banyak teman dalam hubungan sosialnya, makin baik tidaknya hubungan sosialnya dan ini dapat dilihat dari segi banyak sedikitnya teman bergaul.[4]






C.     Tahap-tahap pelaksanaan sosiometri
Supaya pelaksanaan sosiometri itu dapat dilaksanakan dengan terarah, perlu adanya tahap-tahap kerja yang sistematis. Tahapan-tahapan yang harus dilalui diantaranya:
1.      Persiapan
a)      Menentukan kelompok siswa yang akan diselidiki.
b)      Memberikan informasi-informasi atau keterangan-keterangan tentang tujuan dan teknik pelaksanaan sosiometri
c)      Mempersiapkan angket sosiometri, yaitu suatu alat yang digunakan untuk mendapatkan materi sosiometri dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang berisi siapa yang dipilih (disenangi) dan siapa yang di tolak(tidak disenangi) dari anggota kelompoknya. Daftar yang dipergunakan untuk mendapatkan materi sosiometri ini dinamakan angket sosiometri.
2.      Pelaksanaan
a)      Membagikan dan mengisi angket sosiometri
b)      Mengumpulkan kembali dan memeriksa apakah pengisian angket itu sudah sesuai dengan yang dijelaskan.
3.      Penutup
a)      Memeriksa hasil angket sosiometri
b)      Mengadakan tabulasi dalam bentuk tabel
c)      Membuat sosiogram
d)     Menafsirkan hubungan-hubungan sosial siswa berdasarkan sosiogram
e)      Membuat indeks pemilihan
f)       Membuat laporan sosiometri.[5]

Untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam, berikut ini akan dikemukakan sebuah contoh teknik sosiometri dari sekelompok siswa yang terdiri dari 10 orang.


DAFTAR ISIAN SOSIOMETRI
Nama     : .......................................................................................................
Kelas     :  ......................................................................................................
Tanggal :  ......................................................................................................
Untuk kegiatan belajar bersama/diskusi saya akan memilih .......................  .......................................................................................................................
......................................................................................................................
Karena   .......................................................................................................

Pemilih



Terpilih
B
U

D

I
A
 L
 F
 O
 N
Y
 O
 S
 E
 F
C
 I
 C
 I
Y
U
G
 I
S
C
O
R
R
Y
H
 I
 L
 F
 O
 N
 A
 N
 D
 O
G
 O
 R
 B
 Y
A
M

I
J
U
M
 L
 A
 H
BUDI
 -

 X






 X
 2
ALFON
  X
  -








 1
YOSEP


  -
  X
  X
  X




 3
CICI



  -






 0
YUGIS




  -





 0
CORRY





  -
  X



 1
HILFO






  -



 0
NANDO







  -
  X

 1
GORBY







  X
  -

 1
AMI

  X







  -
 1

JUMLAH

  1

1


1

1

1

1

1

1

1

1

10

Sosiogram Bentuk Lingkaran


















Sosiogram Bentuk lajur
Jumlah
Pilihan
Sosiogram
3
Yosef
2
Budi
1
Gorby                        Corry
                Nando                                                          Ami
0
Cici                             Hilfon
               Yugis                                                          Alfon
                       Kepada mereka diminta untuk memilih seorang teman yang paling disenangi untuk kegiatan belajar bersama/diskusi. Dari matrik dan sosiogram yang telah diuraikan diatas, maka dapat dilihat situasi sosial sebagai berikut:
1.      Ada empat siswa yang terisolir, yaitu siswa yang tidak ada teman yang memilihnya.
2.      Ada dua buah klik didalam kelompok tersebut, yakni klik Nando dan Gorby serta klik Ami, Budi, dan Alfon.
3.      Anak yang populer dalam kelompok ini adalah Yosep.
4.      Untuk mengetahui tingkat popularitas seorang siswa dapat dianalisis dengan rumus  sebagai berikut:

Indeks pemilihan (IP) =Jumlah yang memilih
N-1
Misalnya Indeks pemilihan Yosep =
                  3
                                                    =  0,33
                           10-1

NO.
Nama                        :  Yosep                                                                       L/P
Kegiatan                   :  Belajar bersama/diskusi
Jumlah pemilih         :  10 orang
Dipilih oleh              :  Cici
                                     Yugis
                                     Corry
Jumlah pemilih         :  3 orang
Indeks pemilihan      :  0.33
Teman yang dipilih  :  Budi


Komentar :   ......................................................................................................

D.    Kelebihan dan kekurangan Sosiometri
Kelebihan metode sosiometri adalah:
1.      Teknik ini relatif sederhana, dilaksanakan berdasarkan pada pilihan murid kepada kawannya dalam beberapa situasi kelompok atau aktivitas.
2.      Memberikan informasi yang akurat tentang latar belakang (alasan) seorang murid dipilih dan/atau di tolak oleh murid lainnya.
3.      Memberikan kesempatan kepada konselor untuk melakukan analisis secara kualitatif dan secara kuantitatif. Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan menganalisis sosiogram untuk mengetahui konfigurasi hubungan sosial. Sementara analisis kuantitatif dilakukan dengan analisis indek status pilihan, penolakan dan pemilihan penolakan.
4.      Memiliki kekuatan untuk mengorganisasi kelompok-kelompok kelas.
5.      Meningkatkan penyesuaian sosial individu murid.
6.      Meningkatkan stuktur sosial kelompok.
7.      Memnerikan gambarana tentang ada tidaknya jaringan sosial antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya.

Kekurangan metode sosiometri adalah:
a.       Semua murid harus berpartisipasi dalam aktivitas maupun situasi kelompok. jika ada murid yang tidak berpartisipasi, maka konselor akan mengalami kesulitan untuk mendudukkan murid yang bersangkutan dan murid lainnya di dalam sosiogram.
b.      Komitmen konselor untuk menjaga kerahasiaan dan pilihan-pilihan atau penolakan-penolakan setiap murid. Jika konselor menjaga rahasia tersebut, maka murid-murid bisa mengalami gangguan hubungan sosial dengan sesama murid sekelas setelah mereka mengetahui tentang pilihan-pilihan atau penolakan-penolakan diantara mereka, dan murid akan kehilangan kepercayaan terhadap konselor karena tidak menjaga rahasia tersebut.
c.       Prosedur sosiometri memerlukan kecermatan dan ketelatenan konselor dalam menyusun matrik sosiometri dan sosiogram. Pada umumnya menggambarsosiogram merupakan pekerjaan yang majemukan.[7]



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Sosiometri adalah suatu alat yang dipergunakan mengukur hubungan sosial siswa dalam kelompok.
2.      Kriteria hubungan sosial
a)      Frekuensi hubungan
b)      Intensitas Hubungan
c)      Popularitas hubungan
3.      Tahap-tahap pelaksanaan sosiometri
a) Persiapan
b) Pelaksanaan
c) Penutup
4.      Kelebihan dan kekurang sosiometri
a)  Teknik ini relatif sederhana, dilaksanakan berdasarkan pada pilihan murid kepada kawannya dalam beberapa situasi kelompok atau aktivitas.
b)  Memiliki kekuatan untuk mengorganisasi kelompok-kelompok kelas.
c) Meningkatkan penyesuaian sosial individu murid.
d)Meningkatkan stuktur sosial kelompok.
e) Memnerikan gambaranan tentang ada tidaknya jaringan sosial antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya.
Kekurangan sosiometri adalah:
5.      Komitmen konselor untuk menjaga kerahasiaan dan pilihan-pilihan atau penolakan-penolakan setiap murid. Jika konselor menjaga rahasia tersebut, maka murid-murid bisa mengalami gangguan hubungan sosial dengan sesama murid sekelas setelah mereka mengetahui tentang pilihan-pilhan atau penolakan-penolakan diantara mereka, dan murid akan kehilangan kepercayaan terhadap konselor karena tidak menjaga rahasia tersebut.
6.      Prosedur sosiometri memerlukan kecermatan dan ketelatenan konselor dalam menyusun matrik sosiometri dan sosiogram. Pada umumnya menggambarsosiogram merupakan pekerjaan yang majemukan.


























Daftar Pustaka
Bimo Walgito, Bimbingan Dan Konseling (Studi Dan Karier), Yogyakarta:Andi Offset, 2010.
Winkel W.S, Bimbingan Dan Penyuluhan Disekolah Menengah, Jakarta:Gramedia,1982
Anas Salahudin, Bimbingan Dan Konseling, Bandung:Pustaka Setia,2010.
Dewa Ketut Sukardi, Seri Bimbingan Organisasi Administrasi Bimbingan Konseling Di Sekolah, Surabaya:Usaha Nasional, 1983.
Halen, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam, Jakarta:Ciputat Pers, 2002.
Susilo Rahardjo & Gudnanto, Pemahaman Individu Teknik Non Tes, Jakarta:Kencana, 2013.          



[1]  Susilo Rahardjo & Gudnanto, Pemahaman Individu Teknik Non Tes, (Jakarta:Kencana, 2013), hlm, 150.
[2]Bimo Walgito, Bimbingan Dan Konseling (Studi Dan Karier), (Yogyakarta:Andi Offset, 2010), hlm 81.
[3]Winkel W.S, Bimbingan Dan Penyuluhan Disekolah Menengah, (Jakarta:Gramedia,1982), hlm 67.
[4] Anas Salahudin, Bimbingan Dan Konseling, (Bandung:Pustaka Setia,2010), hlm 81.
[5]  Dewa Ketut Sukardi, Seri Bimbingan Organisasi Administrasi Bimbingan Konseling Di Sekolah, (Surabaya:Usaha Nasional, 1983), hlm, 270-271.
[6]  Halen, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam, (Jakarta:Ciputat Pers, 2002), hlm,114-116.
[7] Susilo Rahardjo & Gudnanto, Op,Cit., hlm 165-167.

<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL