PERILAKU MANAJERIAL
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
MENTARI
NURUL AZIZAH
RAHAMADANI
LESTARI M
POHAN
ANISAH
INDAH
DosenPembimbing:
ARMANSYAH LUBIS, S.E., M.M.
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PADANGSIDIMPUAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terbentuknya perilaku dapat terjadi karena proses kematangan dan dari proses interaksi dengan lingkungan. Terbentuknya dan perubahan perilaku karena proses interaksi antara individu dengan lingkungan ini melalui suatu proses yakni proses belajar. Oleh sebab itu, perubahan perilaku dan proses belajar sangat erat kaitannya. Perubahan perilaku merupakan hasil dari proses belajar.
Di dalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri itu sendiri. Factorfaktor tersebut antara lain: susunan syaraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, dan belajar.
Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman dan lain sebagainya. Sedangkan motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil daqri dorongan dan gerakan inilah yang diwujudkan dalam bentuk perilaku,
Perilaku yang berlaku pada individu atau organisme tidak timbul dengan sendirinya. Tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh organisme yang bersangkutan. Baik itu stimulus eksternal maupun stimulus internal (Walgito, 1991).
Perilaku dapat dioservasi, baik langsung seperti tertawa, minum dan lain sebagainya maupun secara tidak langsung seperti pikiran dan perasaan.
Perilaku masyarakat terbentuk dari lingkungan dimana ia hidup. Perilaku ini berlangsung cukup lama dan mungkin pula hingga saat ini. Bahkan bisa saja perilaku yang sama turun temurun dari generasi ke generasi di masyarakat. Hal ini bisa menjadi kebudayaan suatu masyarakat suatu daerah.
B. Rumusan masalah
1.
Apa pengertian dari perilaku dan manjerial?
2.
Bagaimana perilaku manjerial?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian perilaku
dan manjerial
2.
Untuk mengetahui perilaku manajerial
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian perilaku
1.
Perilaku
Notoatmodjo Perilaku adalah tindakan atau
aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas
antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,
membaca, dan sebagainya.
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang
tidak dapat diamati dari luar.
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh
Notoatmodjo, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi
melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme
tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus
– Organisme – Respon.
Ayat yang berkenaan dengan perilaku dalam
Al-Qur’an,
×Aöqs% Ô$rã÷è¨B îotÏÿøótBur ×öyz `ÏiB 7ps%y|¹ !$ygãèt7÷Kt ]r& 3
ª!$#ur ;ÓÍ_xî ÒOÎ=ym ÇËÏÌÈ
Artinya: “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari
sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima).
Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.”
Perkataan
yang baik Maksudnya menolak dengan cara yang baik, dan maksud pemberian ma'af
ialah mema'afkan tingkah laku yang kurang sopan dari si penerima.
2.
Proses
Pembentukan Perilaku
Menurut
Walgito, pembentukan perilaku dibagi menjadi 3 cara sesuai keadaan yang
diharapkan, yakni:
a.
Cara
pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan.
Salah satu
cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kondisioning atau kebiasaan.
Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, maka
akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut.cara ini didasarkan atas teori
belajar kondisioning baik yang dikemukakan oleh Pavlov maupun oleh Thorndike
dan Skinner terdapat pendapat yang tidak seratus persen sama, namun para ahli
tersebut, mempunyai dasar pandangan yang tidak jauh beda satu sama lain.
b.
Pembentukan
perilaku dengan pengertian (insight).
Disamping
pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan, pembentukan perilaku
juga dapat ditempuh dengan pengertian. Cara ini didasarkan atas teori belajar
kognitif yaitu belajar disertai dengan adanya pengertian. Bila dalam eksperimen
Thorndike dalam belajar yang dipentingkan adalah soal latihan, maka dalam
eksperimen Kohler dalam belajar yang dipentingkan dalah pengertian. Kohler
adalah salah satu tokoh psikologi Gestalt dan termasuk dalam aliran kognitif.
c.
Pembentukan
perilaku dengan menggunakan model
Disamping
cara-cara pembentukan perilaku diatas, pembentukan perilaku masih dapat
ditempuh dengan menggunakan model atau contoh. Pemimpin dijadikan model atau
contoh bagi yang dipimpinnya. Cara ini didasarkan oleh teori belajar sosial (social
learning theory) atau observational learning theory.
3. Macam-macam perilaku menurut bloom yaitu:
a. Cognitive
Yang berisi
perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian,
dan ketrampilan berpikir.
b. Affective
Berisi
perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap,
apresiasi, dan acara penyesuaian diri.
B.
Pengertian Manajerial
1.
Manjerial
Seorang yang menjadi manager mengambil
alih kewajiban kewajiban baru, yang seluruhnya bersifat “manajerial”. Manajerial adalah perpaduan seni dan ilmu,
sebuah ilmu dalam mengatur segala sesuatunya dengan benar. Pelaku ilmu disebut
dengan manajer. Seorang manajer harus mengusai ilmu manajerial dengan baik.
2.
Ketrampilan dasar setiap manajer
Roberts L. Katz mengemukakan bahwa setiap manajer
membutuhkan 3 ketrampilan yaitu:
a.
Ketrampilan konseptual
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki ketrampilan
untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau
ide serta konsep tersebut haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan
untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu.
b.
Ketrampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konseptual, manajer juga perlu dilengkapi
dengan ketrampilan berkomunikasi atau ketrampilan berhubungan dengan orang
lain, yang disebut juga ketrampilan kemanusiaan.
c.
Ketrampilan teknis (technical skill).
Menurut penulis perilaku manajerial adalah
tindakan atau aktivitas yang di lakukan
oleh manusia itu sendiri dalam mengatur segala sesuatu dengan benar. Maksudnya
disini tindakan seorang manger dalam suatu organisasi.
C.
Perilaku Manajerial
Sebagai figur untuk anak buah,
pemimpin, dan penghubung. yang kedua adalah peran informasional, meliputi
manager sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta sebagai juru bicara.
yang ketiga adalah pengambilan keputusan, meliputi sebagai seorang
wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding. Mintzberg
kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh
manager adalah berinteraksi dengan orang lain.
Berdasarkan sikap dan perilaku
para manager internasional dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
1.
Ethnocentric manager / manager
etnosentris ethnocentric manager adalah manager yang memiliki anggapan atau
persepsi bahwa budaya dan perilaku kerja di negara tempat asalnya jauh lebih
baik daripada tempat lain. Contohnya adalah di mana para manager asing lebih
suka memberikan kesempatan jenjang karir pada pekerja asing saja sehingga menimbulkan
diskriminasi.
2.
Polycentric manager / manager
polisentris polycentric manager adalah manager yang menggangap bahwa pekerja
asing dan pekerja lokal memiliki perbedaan yang cukup jauh dan tenaga kerja
dalam negeri lebih memiliki daya saing dan skill di lapangan.
3.
Geocentric manager / manager
geosentris geocentric manager memiliki suatu anggapan yang lebih realistik
dibanding kedua jenis manager di atas. Manager geosentris memahami bahwa
terdapat kekurangan dan kelebihan pada budaya yang ada sehingga perlu dibuat
adanya penyesuaian budaya dengan memnggabungkan keduanya untuk membentuk budaya
yang baru yang lebih kuat dan efektif.
Menurut Bass dan Avolia konsep dari kepemimpinan yaitu:
a.
Idealized Influence, yaitu perilaku rasa hormat (respect) dan percaya
diri dari orang-orang yang dipimpinnya. Makna saling berbagi risiko.
b.
Inpirational motivation, yang tercermin dalam perilaku yang senantiasa
menyediakan tantangan dan makna pekerjaan orang-orang yang dipimpin, termasuk
didalamnya adalah perilaku yang mampu mendemostrasikan komitmen terhadap
organisasi. Semangat ini dibangkitkan melalui antusiasme dan optmisme.
c.
Intellectual Simulation, menggali ide-ide baru dan solusi yang kretif
dari orang-orang yang dipimpinnya.
d.
Indivualized conideration, selalu mendengarkan dengan penuh perhatian, dan
memberikan perhatian khusus kepada kebutuhan prestasi dan kebutuhan orang-orang
yang dipimpinya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu
sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan,
berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.
2.
Manajerial adalah perpaduan seni dan ilmu, sebuah ilmu dalam
mengatur segala sesuatunya dengan benar. Pelaku ilmu disebut dengan manajer.
Seorang manajer harus mengusai ilmu manajerial dengan baik.
3.
Perilaku manajerial yaitu:
a.
Sebagai
figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung.
b.
Informasional
, meliputi manager sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta sebagai juru
bicara.
c.
Pengambilan keputusan, meliputi sebagai seorang
wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
e.
Idealized Influence, yaitu perilaku rasa hormat (respect) dan percaya
diri dari orang-orang yang dipimpinnya. Makna saling berbagi risiko.
f.
Inpirational motivation, yang tercermin dalam perilaku yang senantiasa
menyediakan tantangan dan makna pekerjaan orang-orang yang dipimpin, termasuk
didalamnya adalah perilaku yang mampu mendemostrasikan komitmen terhadap
organisasi. Semangat ini dibangkitkan melalui antusiasme dan optmisme.
g.
Intellectual Simulation, menggali ide-ide baru dan solusi yang kretif
dari orang-orang yang dipimpinnya.
d.
Indivualized conideration, selalu mendengarkan dengan penuh perhatian, dan
memberikan perhatian khusus kepada kebutuhan prestasi dan kebutuhan orang-orang
yang dipimpinya.
Daftar Pustaka
Notoatmodjo, Soekidjo, Perilaku
Kesehatan Dan Pendidikan, Jakarta:Kencana,
2003.
Kennenth N. Wexley & Gary A.
Yuki, Perilaku Organisasi Dan Psikologi Personalia, Jakarta:Rineka
Cipta, 2003.
Kennenth N. Wexley & Gary A.
Yuki, Perilaku Organisasi Dan Psikologi Personalia, Jakarta:Rineka
Cipta, 2003.
Amirullah,
dkk, Pengantar
Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004.
Jhon M. Ivancich, Dkk, Perilaku
Dan Manjemen Organisasi, Jakarta:Erlangga, 2006.
Miftah Thoha, Kepemimpinan Dalam
Manajemensuatu Pendekatan Perilaku, Jakarta:Raja Grafindo Persada, 1995.
Amirullah,
dkk, Pengantar
Manajemen.(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), hlm. 34.
Komentar
Posting Komentar