MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

Makalah Perilaku Manajerial


PERILAKU MANAJERIAL
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
MENTARI NURUL AZIZAH
RAHAMADANI
                                    LESTARI M POHAN
                                    ANISAH
                                    INDAH
           
                                   
DosenPembimbing:
ARMANSYAH LUBIS, S.E., M.M.

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PADANGSIDIMPUAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Terbentuknya perilaku dapat terjadi karena proses kematangan dan dari proses interaksi dengan lingkungan. Terbentuknya dan perubahan perilaku karena proses interaksi antara individu dengan lingkungan ini melalui suatu proses yakni proses belajar. Oleh sebab itu, perubahan perilaku dan proses belajar sangat erat kaitannya. Perubahan perilaku merupakan hasil dari proses belajar.
Di dalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri itu sendiri. Factorfaktor tersebut antara lain: susunan syaraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, dan belajar.
Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman dan lain sebagainya. Sedangkan motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil daqri dorongan dan gerakan inilah yang diwujudkan dalam bentuk perilaku,
Perilaku yang berlaku pada individu atau organisme tidak timbul dengan sendirinya. Tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh organisme yang bersangkutan. Baik itu stimulus eksternal maupun stimulus internal (Walgito, 1991).
Perilaku dapat dioservasi, baik langsung seperti tertawa, minum dan lain sebagainya maupun secara tidak langsung seperti pikiran dan perasaan.
Perilaku masyarakat terbentuk dari lingkungan dimana ia hidup. Perilaku ini berlangsung cukup lama dan mungkin pula hingga saat ini. Bahkan bisa saja perilaku yang sama turun temurun dari generasi ke generasi di masyarakat. Hal ini bisa menjadi kebudayaan suatu masyarakat suatu daerah.





B.     Rumusan masalah
1.      Apa pengertian dari perilaku dan manjerial?
2.      Bagaimana perilaku manjerial?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian perilaku dan manjerial
2.      Untuk mengetahui perilaku manajerial








































BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian perilaku
1.      Perilaku
Notoatmodjo Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.[1] Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati dari luar.
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.[2]
Ayat yang berkenaan dengan perilaku dalam Al-Qur’an,
 ×Aöqs% Ô$rã÷è¨B îotÏÿøótBur ׎öyz `ÏiB 7ps%y|¹ !$ygãèt7÷Ktƒ ]Œr& 3 ª!$#ur ;ÓÍ_xî ÒOŠÎ=ym ÇËÏÌÈ  
Artinya: “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.”
Perkataan yang baik Maksudnya menolak dengan cara yang baik, dan maksud pemberian ma'af ialah mema'afkan tingkah laku yang kurang sopan dari si penerima.

2.      Proses Pembentukan Perilaku
Menurut Walgito, pembentukan perilaku dibagi menjadi 3 cara sesuai keadaan yang diharapkan, yakni:
a.       Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan.
Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kondisioning atau kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, maka akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut.cara ini didasarkan atas teori belajar kondisioning baik yang dikemukakan oleh Pavlov maupun oleh Thorndike dan Skinner terdapat pendapat yang tidak seratus persen sama, namun para ahli tersebut, mempunyai dasar pandangan yang tidak jauh beda satu sama lain.
b.      Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight).
Disamping pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan, pembentukan perilaku juga dapat ditempuh dengan pengertian. Cara ini didasarkan atas teori belajar kognitif yaitu belajar disertai dengan adanya pengertian. Bila dalam eksperimen Thorndike dalam belajar yang dipentingkan adalah soal latihan, maka dalam eksperimen Kohler dalam belajar yang dipentingkan dalah pengertian. Kohler adalah salah satu tokoh psikologi Gestalt dan termasuk dalam aliran kognitif.
c.       Pembentukan perilaku dengan menggunakan model
Disamping cara-cara pembentukan perilaku diatas, pembentukan perilaku masih dapat ditempuh dengan menggunakan model atau contoh. Pemimpin dijadikan model atau contoh bagi yang dipimpinnya. Cara ini didasarkan oleh teori belajar sosial (social learning theory) atau observational learning theory.
3.      Macam-macam perilaku menurut bloom yaitu:
a.       Cognitive
Yang berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan ketrampilan berpikir.
b.      Affective
Berisi perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan acara penyesuaian diri.
c.       psikomotorik[3]

B.     Pengertian Manajerial
1.      Manjerial
Seorang yang menjadi manager mengambil alih kewajiban kewajiban baru, yang seluruhnya bersifat “manajerial”.  Manajerial adalah perpaduan seni dan ilmu, sebuah ilmu dalam mengatur segala sesuatunya dengan benar. Pelaku ilmu disebut dengan manajer. Seorang manajer harus mengusai ilmu manajerial dengan baik.
2.      Ketrampilan dasar setiap manajer
Roberts L. Katz mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan 3 ketrampilan yaitu:
a.       Ketrampilan konseptual
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki ketrampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu.
b.      Ketrampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konseptual, manajer juga perlu dilengkapi dengan ketrampilan berkomunikasi atau ketrampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga ketrampilan kemanusiaan.
c.       Ketrampilan teknis (technical skill).[4]
Menurut penulis perilaku manajerial adalah tindakan atau aktivitas  yang di lakukan oleh manusia itu sendiri dalam mengatur segala sesuatu dengan benar. Maksudnya disini tindakan seorang manger dalam suatu organisasi. 
C.     Perilaku Manajerial
Sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. yang kedua adalah peran informasional, meliputi manager sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta sebagai juru bicara. yang ketiga adalah pengambilan keputusan, meliputi sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding. Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manager adalah berinteraksi dengan orang lain.
Berdasarkan sikap dan perilaku para manager internasional dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
1.        Ethnocentric manager / manager etnosentris ethnocentric manager adalah manager yang memiliki anggapan atau persepsi bahwa budaya dan perilaku kerja di negara tempat asalnya jauh lebih baik daripada tempat lain. Contohnya adalah di mana para manager asing lebih suka memberikan kesempatan jenjang karir pada pekerja asing saja sehingga menimbulkan diskriminasi.
2.        Polycentric manager / manager polisentris polycentric manager adalah manager yang menggangap bahwa pekerja asing dan pekerja lokal memiliki perbedaan yang cukup jauh dan tenaga kerja dalam negeri lebih memiliki daya saing dan skill di lapangan.
3.        Geocentric manager / manager geosentris geocentric manager memiliki suatu anggapan yang lebih realistik dibanding kedua jenis manager di atas. Manager geosentris memahami bahwa terdapat kekurangan dan kelebihan pada budaya yang ada sehingga perlu dibuat adanya penyesuaian budaya dengan memnggabungkan keduanya untuk membentuk budaya yang baru yang lebih kuat dan efektif.[5]
Menurut Bass dan Avolia konsep dari kepemimpinan yaitu:
a.       Idealized Influence, yaitu perilaku rasa hormat (respect) dan percaya diri dari orang-orang yang dipimpinnya. Makna saling berbagi risiko.
b.      Inpirational motivation, yang tercermin dalam perilaku yang senantiasa menyediakan tantangan dan makna pekerjaan orang-orang yang dipimpin, termasuk didalamnya adalah perilaku yang mampu mendemostrasikan komitmen terhadap organisasi. Semangat ini dibangkitkan melalui antusiasme dan optmisme.
c.       Intellectual Simulation, menggali ide-ide baru dan solusi yang kretif dari orang-orang yang dipimpinnya.
d.      Indivualized conideration, selalu mendengarkan dengan penuh perhatian, dan memberikan perhatian khusus kepada kebutuhan prestasi dan kebutuhan orang-orang yang dipimpinya.[6]







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.
2.      Manajerial adalah perpaduan seni dan ilmu, sebuah ilmu dalam mengatur segala sesuatunya dengan benar. Pelaku ilmu disebut dengan manajer. Seorang manajer harus mengusai ilmu manajerial dengan baik.
3.      Perilaku manajerial yaitu:
a.       Sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung.
b.      Informasional , meliputi manager sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta sebagai juru bicara.
c.       Pengambilan  keputusan, meliputi sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
e.       Idealized Influence, yaitu perilaku rasa hormat (respect) dan percaya diri dari orang-orang yang dipimpinnya. Makna saling berbagi risiko.
f.       Inpirational motivation, yang tercermin dalam perilaku yang senantiasa menyediakan tantangan dan makna pekerjaan orang-orang yang dipimpin, termasuk didalamnya adalah perilaku yang mampu mendemostrasikan komitmen terhadap organisasi. Semangat ini dibangkitkan melalui antusiasme dan optmisme.
g.      Intellectual Simulation, menggali ide-ide baru dan solusi yang kretif dari orang-orang yang dipimpinnya.
d.      Indivualized conideration, selalu mendengarkan dengan penuh perhatian, dan memberikan perhatian khusus kepada kebutuhan prestasi dan kebutuhan orang-orang yang dipimpinya.

Daftar Pustaka

Notoatmodjo, Soekidjo, Perilaku Kesehatan Dan Pendidikan,  Jakarta:Kencana, 2003.
Kennenth N. Wexley & Gary A. Yuki, Perilaku Organisasi Dan Psikologi Personalia, Jakarta:Rineka Cipta, 2003.
Kennenth N. Wexley & Gary A. Yuki, Perilaku Organisasi Dan Psikologi Personalia, Jakarta:Rineka Cipta, 2003.
Amirullah, dkk, Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004.
Jhon M. Ivancich, Dkk, Perilaku Dan Manjemen Organisasi, Jakarta:Erlangga, 2006.
Miftah Thoha, Kepemimpinan Dalam Manajemensuatu Pendekatan Perilaku, Jakarta:Raja Grafindo Persada, 1995.


[1]  Notoatmodjo, Soekidjo, Perilaku Kesehatan Dan Pendidikan,  (Jakarta:Kencana, 2003), hlm. 43.
[2]  Ibid, hlm. 45.
[3]  Kennenth N. Wexley & Gary A. Yuki, Perilaku Organisasi Dan Psikologi Personalia, (Jakarta:Rineka Cipta, 2003), hlm. 99.
[4]  Amirullah, dkk, Pengantar Manajemen.(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), hlm. 34.
[5]  Jhon M. Ivancich, Dkk, Perilaku Dan Manjemen Organisasi, (Jakarta:Erlangga, 2006), hlm. 19.
[6] Miftah Thoha, Kepemimpinan Dalam Manajemensuatu Pendekatan Perilaku, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 58.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH STRATEGI KEWIRAUSAHAAN