MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekol...

MAKALAH HUBUNGAN MANUSIA DAN PENDERITAAN


                                                            BAB I
                                                PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang mengalami bermacam-macam  liku kehidupan. Di mana di dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya akan selalu bergantung dengan orang lain.
Dalam usahanya untuk hidup, manusia sering mengalami kegagalan, entah kegagalan dalam belajar,berkarya,bergaul ataupun kegagaln dalam bercinta. Dalam menghadapi kegagalan tersebut, tergantung dari manusianya sendiri. Ada yang telah mempersiapkan segala sesuatunya termasuk kegagalan tersebut, sehingga orang tersebut tidak terlalu kecewa dengan hasil perbuatannya itu. Ia menganggap bahwa kegagalan adalah hal yang wajar dan itu dianggapnya sebagai suatu pengalaman, dan mungkin ia percaya bahwa pengalamn adalah pelajaran yang paling baik didalam kehidupan ini. Dan lain pihak ada yang menganggap bahwa kegagalan itu merupakan pengalaman yang paling pahit dalam hidupnya.

B.     Rumusan Masalah
1.       Apa pengertian dari penderitaan?
2.      Apa sebab-sebab terjadinya penderitaan?
3.      Apa pengaruh penderitaan?
4.      Apa hubungan manusia dengan penderitaan?
5.      Bagaimana cara mengatasi penderitaan?






                                                          BAB II
                              Hubungan Manusia dan Penderitaan

A.   Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk sosial yang mengalami bermacam-macam  liku kehidupan. Di mana didalam pemenuhan kebutuhan hidupnya akan selalu bergantung dengan orang lain. Dalam usahanya untuk hidup, manusia sering mengalami kegagalan, entah kegagalan dalam belajar,berkarya,bergaul ataupun kegagaln dalam bercinta. Dalam menghadapi kegagalan tersebut, tergantung dari manusianya sendiri. Ada yang telah mempersiapkan segala sesuatunya termasuk kegagalan tersebut, sehingga orang tersebut tidak terlalu kecewa dengan hasil perbuatannya itu.
Ia menganggap bahwa kegagalan adalah hal yang wajar dan itu dianggapnya sebagai suatu pengalaman, dan mungkin ia percaya bahwa pengalamn adalah pelajaran yang paling baik didalam kehidupan ini.[1]  Dan lain pihak ada yang menganggap bahwa kegagalan itu merupakan pengalaman yang paling pahit dalam hidupnya.Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia dibanding makhluk yang lain. Manusia adalah pemimpin atau yang mengatur alam ini.  Manusia adalah makhluk yang mempunyai kepribadian yang berbeda-beda dan lain sebagainya. Jelasnya, manusia adalah makhluk paling istimewa diantara makhluk lainnya.[2]

B.      Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita, derita berasal dari kata bahasa sansekerta, “dhra” yang berarti menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menenangkan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia derita artinya menanggung (merasakan) sesuatu yang tidak baik menyenangkan. Dengan demikian merupakan lawan kata dari kesenangan ataupun kegembiraan.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusi hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagi , melainkan juga menderita. Karena itu manusia tidak boleh pesimis yang menganggap hidup sebagai rangkain penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam surah Arra’du ayat 11, bahwa tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha mengubahnya.
Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir maupun batin. Penderitaan lahir seperti halnya fisik dan penderitaan batin seperti halnya jiwa. Yang termasuk penderitaan ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain-lain.[3]  Penderitaan dapat pula timbul akibat noda dosa pada hati manusia (Al- Gazali, abad ke-11 ). Menurut Al-Ghazali dalam kitabnya, ihyaa’ Ulumuddin, orang yang suka iri hati,hasad dan dengki akan menderita hukuman lahir-batin dan selalu akan merasa tidak puas dan tidak kenal berterima kasih padahal dunia tidak berkekurangan untuk orang-orang disegala zaman. Allah telah memberi ilmu dan kekayaan atau kekuasaan-Nya.
Oleh karena itu, penderitaan-penderitaan lahir ataupun batin akan selalu menimpa orang-orang yang memiliki sifat iri hati, hasad, dengki selama hidupnya sampai akhir kelak. Baik dalam Al-quran maupun dalam kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami manusia itu berisi peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi pada umumnya manusia itu kurang memperhatikan peringatan tersebut. Hal itu misalnya dalam surat Al-balad ayat 4 dinyatakan “Manusia ialah makhluk yang hidupnya penuh perjuangan”, ayat tersebut diartikan, bahwa manusia harus bekerja keras  untuk dapat melangsungkan hidupnya.
Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus menghadapi alam (menaklukkan alam dengan cara menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan tidak boleh lupa takwa kepada Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah satunya, atau kurang sungguh-sungguh menghadapinya, maka akibatnya manusia akan menderita.

1.      Siksan
Berbicara tentang siksaan, maka tebayang pada ingatan kita tentang neraka dan dosa, dan akhirnya firman tuhan dalam kitab suci Al-quran terdapat banyak sekali surat yang mebicarakan tentang siksaan ini.
Siksaan itu berupa penyakit, siksaan hati, siksaan badan oleh orang lain, dan sebagainya. Siksaan manusia itu ternyata juga menimbulkan krativitas baik bagi yang pernah mengalami siksaan atau orang lain berjiwa seni yang menyaksikan langsung atau tidak langsung. Hal ini terbukti dengan banyaknya tulisan berupa berita, cerpen, ataupun novel yang mengisahkan siksaan orang. Dengan membaca hasil seni yang berupa siksaan kita dapat mengambil hikmahnya. Karena kita bisa menilai arti manusia, harga diri, kejujuran, kesabaran dan ketakwaan.
2.      Rasa sakit
Rasa sakit adalah rasa yang tidak enak bagi si penderita. Rasa sakit akibat menderita penyakit, atau sakit. Penyakit atau sakit sehingga ada rasa sakit dapat menimpa setiap manusia hidup. Kaya-miskin, besar-kecil, tua-muda berpangkat atau bawahan tak ada yang dapat menghindar bila telah tertimpa. Menderita rasa sakit tak dapat direncanakan, kalau datang, datang juga. Sedang manusia hanya dapat berikhtiar dengan cara mengobati atau mengurangi rasa sakit.[4]
Karena siksaan orang merasa sakit, dan karena merasa sakit, orang mengalami penderitaan. Rasa sakit banyak hikmahnya antara lain dapat mendekatkan diri kepada tuhan, dapat membuka rasa keprihatinan manusia, dan lain-lain.

C.     Sebab-sebab Terjadinya Penderitaan
1.      Perbuatan Buruk Manusia
Perbuatan buruk manusia bisa menimbulkan derita bagi orang lain seperti perbuatan seorang ibu yang menganiaya anak tirinya, perbuatan semena-mena terhadap pembantu rumah tangga, perbuatan para pejabat yang mengambil hak rakyat kecil, perbuatan para penjahat yang tega mencuri,merampok, memperkosa, membunuh dan lain sebagainya. Perbuatan manusia juga bisa berdampak pada alam sekitar, tetapi sayang manusia tidak mau menyadari perbuatannya itu. Mungkin  kesadaran itu muncul setelah terjadi musibah yang mengakibatkan penderitaan bagi manusia.
 Contoh perbuatan manusia yang berdampak pada lingkungan yaitu penebangan hutan secara liar yang akan menjadikan hutan gundul sehingga mudah terjadi kebanjiran dan tanah longsor.
2.      Penderitaan yang timbul akibat penyakit atau ujian
Lahirnya anak dalam keadaan cacat secara fisik maupun mental, seseorang yang mengidap berbagai macam penyakit dan seseorang yang mengalami kecelakaan sehingga ia harus menderita kelumpuhan pada salah satu organnya.
3.      Penderitaan yang timbul karena siksaan dan azab Tuhan
             Azab anak durhaka kepada kedua orang  tuanya, azab seorang pezina, azab seorang yang mendzholimi dan menghardik anak yatim dan lain sebagainya
.
D.    Pengaruh Penderitaan
1.      Pengaruh negatif
       Manusia yang merasakan penderitaan mungkin merasakan pengaruh sikap yang berbeda-beda dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikaf negatif, misalnya penyesalan karena tidak bahagia, kecewa, putus asa, atau bahkan ingin mengahiri hidupnya.
2.      Pengaruh positif
           Manusia yang merasakan penderitaan juga akan memiliki  sikap yang positif dalam dirinya. Manusia yang mempunyai sikap positif pasti berfikir dengan optimis dan yakin bahwa penderitaan yang dihadapinya akan menjadi pembelajaran agar kita semakin kuat dalam menghadapi kesulitan apapun. Penderitaan juga bisa dijadikan intropeksi diri bagi kita agar bisa merubah semua kesalahan yang kita perbuat sehingga diri kita nantinya akan jauh lebih baik dari sebelumnya.

E. Hubungan Manusia dengan Penderitaan
Pada dasarnya manusia dan penderitaan itu berdampingan. Setiap manusia pernah mengalami penderitaan dalam hidupnya. Penderitaan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan yang dialami oleh manusia. Penderitaan ada yang berasal dari Tuhan dan ada juga yang berasal karena ulah manusia itu sendiri. Tuhan memberikan penderitaan kepada manusia agar manusia itu sadar dan berubah menuju jalan yang lurus yang telah ditentukan oleh Nya. Dibalik sebuah penderitaan manusia terdapat hikmah-hikmah yang positif yang bisa merubah hidupnya menjadi jauh lebih baik lagi.
Masalahnya sekarang adalah mampukah kita untuk selalu “menang” dalam hidup ini sehingga senantiasa terhindar segala macam kegagalan, kekecewaan dan penderitaan? Yang jelas, setiap manusia, siapapun orangnya, ia amatlah “kecil” dan “lemah” di tengah-tengah dan kehidupan yang teramat kompleks ini.[5] Makhluk bernyawa memilki sifat ingin terpenuhi segala hasrat dan keinginannya. Perlu dipahami makhluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti memerlukan bahan pangan untuk kelangsungan hidup, membutuhkan air dan udara. Dan membutuhkan penyegaran rohani berupa ketenangan. Apabila tidak terpenuhi manusia akan mengalami penderitaan. Dan bila sengaja tidak dipenuhi manusia telah melakukan penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan untuk selalu dipenuhi akan membawa kepada kesesatan yang berujung pada penderitaan kekal di akhirat.




F.  Cara Mengatasi Penderitaan
 Penderitaan yang terjadi pada diri kita sebenarnya bisa kita hindari, karena yang membuat kita menderita bisa jadi perbuatan kita sendiri. Penderitaan bisa kita atasi dengan cara :
1.      Jika kita akan melakukan sesuatu hendaknya difikirkan terlebih dahulu, karena dengan berfikir kita tidak akn salah langkah dalam melakukan sesuatu yang nantinya akan menjadi penderitaan bagi kita.
2.      Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena dengan cara ini hidup kita akan terarah.
3.      Selalu memotifasi diri kita, karena adanya motivasi diri penderitaan yang kita hadapi akan segera berakhir walupun itu pahit.
                                                         











                                                         









                                                          BAB III
                                                   KESIMPULAN

Pada hakikatnya penderitaan dan manusia ini berdampingan, karena penderitaan merupakan rangkaian dari kehidupan. Setiap orang pasti pernah mengalami penderitaan. Penderitaan itu dapat teratasi tergantung bagaimana seseorang menyikapi penderitaan tersebut. Banyak hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari penderitaan.
Tidak semua penderitaan yang dialami oleh seseorang membawa pengaruh buruk bagi orang yang mengalaminya. Melainkan dengan penderitaan kita dapat mengetahui kesalahan apa yang kita perbuat. Karena penderitaan tidak akan muncul jika tidak ada penyebabnya.
Agar manusia tidak mengalami penderitaan yang berat untuk itu manusia harus bisa menjaga sikap dan kelakuannya baik kepada sesama manusia, alam sekitar, maupun kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan ummatnya.











Daftar Pustaka
Habib Mustopo, Ilmu Budaya Dasar, Surabaya: Usaha Nasional, 1989.                                                            Rully Nasrullah dan Abdulah Mukhti Rouf, Manusia Dari Mana & Untuk  Apa?, Sidoarjo:Mashun,2008.
Joko Prasetya, dkk., Ilmu Budaya Dasar MKDU, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.                                                                                                                                                    Djoko Widagdho, dkk, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 2014.



[1] Habib Mustopo, Ilmu Budaya Dasar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1989 ), hlm. 146.
[2] Rully Nasrullah dan Abdul Mukti Rouf, Manusia Dari mana & Untuk apa?, (Sidoarjo: Mashun, 2008), hlm. 7.
[3] Joko Prasetya, dkk., Ilmu Budaya Dasar MKDU, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 107.
[4] Djoko Widagdho, dkk, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm.96.
[5] Habib Mustopo, Op.Cit, hlm.156.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL