MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

Makalah Analisis Aspek Sumber Daya Manusia

 Makalah Analisis Aspek Sumber Daya Manusia

By: Siti, dkk.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

    Sumber daya manusia merupakan aset terpenting perusahaan karena perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional perusahaan. Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan seperti modal, metode dan mesin tidak bisa memberikan hasil yang optimum apabila tidak didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kinerja yang optimum.Hartatik (2014) menyatakan bahwa pelatihan dan pengembangan sering dilakukan oleh para rekrutmen atau tenaga kerja baru maupun yang sudah lama sebagai upaya peningkatan kinerja karyawan. Untuk mencapai kinerja yang memuaskan diperlukan kemampuan profesional untuk mencapainya harus melalui beberapa tahapan atau kondisi. Pendidikan formal masih belum memadai untuk mencapai kemampuan yang profesional. Untuk itu kemampuan SDM karyawan harus diberdayakan melaluinpelatihan, pendidikan dan pengembangan. Manajemen SDM menurut Marwansyah (2010), manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan hubungan industrial

 

B. Rumusan Masalah

            a. Jelaskan Konsep Dasar Perencanaan SDM?

            b. Jelaskan Sistem Perencanaan SDM?

c. Menghitung Kebutuhan SDM Berdasarkan Beban Kerja?

            d. Jelaskan Penilaian Pekerja Pegawai/Karyawan?

           c.Tujuan Masalah

   Untuk menjelaskan Analisis Aspek SDM yang dijalankan dalam Bisnis nantinya.

 

BAB II

PEMBAHASAN

A       Konsep Dasar Perencanaan Suber Daya Manusia

  1. Pengertian Perencanaan Sumber Daya Manusia.

Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya. Merncanakan berarti mengupayakan penggunaan SDM, SDA, dan SD lainnya untuk mencapai tujuan.[1]

Perencanaan SDM merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi permintaan bisnis dan lingkungan pada organisasi pada waktu yang akan datang dan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi tersebut. Secara lebih sempit, perencanaan SDM berarti mengestimasi secara sistematik permintaan ( kebutuhan ) dan suplai tenaga kerja organisasi pada waktu yang akan datang. SDM adalah perencanaan starategi untuk mendapatkan SDM yang memenuhi kualifikasi dengan kualitas yang optiman guna menncapai kebutuhan perusahaan.

  1. Prinsip-prinsip SDM

a.       Mengintergrasikan SDM dengan sterategi divisi lainnya, yang sesuai dengan strategi perusahaan.

b.      Memberikan kepemimpinan yang menekankan pentingnya pengembangan perusahaan dengan melibatkan seluruh divisi dalam perusahaan.

c.       Mendirikan unit pusat perencanaan SDM yang bertanggung jawab kepada menejemen senior.

d.      Mengidentifikasi jangka waktu perencanaan.

e.       Menentukan ruang lingkup dan rincian tentang perencanaan SDM.

f.         Mendasarkan perencanaan SDM pada informasi yang paling komprehensif dan akurat.

  1. Tujuan Perencanaan Sumber Daya Manusia.

Ketersedian Untuk Pelaksanaan tugas pada masa yang akan datang sangat penting untuk memastikan bahwa kegiatan perusahaan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan SDM bertujuan:

a.       Menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan datang mengisi semua jabatan dalam perusahaan.

b.      Menjamin ketersediaan tenaga kerja masa kini atau masa depan sehingga setiap pekerjaan ada yang mengerjakannya.

c.       Menghindari terjadinya mismanajemen dan tumpeng tindi dalam pelaksanaan tugas.

d.      Mempermuda koordinasi, intergrasi, dan sinkronisasi (KIS) sehingga produktifitas meningkat.

e.       Menghindari kekurangan dan kelebihan karyawan.

f.        Menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan, seleksi, pengembangan, konfensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan.

g.       Menjadi pedoman dalam melaksanakan mutase ( vertical atau horizontal ) dan pensiun karyawan.

h.       Menjadi dasar dalam penilaian karyawan.

  1. Model Perencanaan SDM.

a.       Sistem perencanaan SDM, terdiri atas lima komponen; SDM, perencanaan organisasi, pangauditan sumber daya manusia, peramalan sumberdaya manusia, dan pelaksanan program sdm.

b.      Sosio-ekonomis battle; model ini digunakan untuk mempelajari karatristik kekuatan kerja dan model ini sangat bermanfaat untuk ukuran pasar kerja, area geografis yang besar.

c.       Perencanaan SDM dari vattle. Model ini digunakan untuk kebutuhan peramalan dan perencanaan SDM

d.       Model sistem perencanaan SDM dari wayner cascio. Model ini hanya ada intergrasi antara perencanaan strategi taktik bisnis, dan pasar tenaga kerja.

  1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Sumber Daya Manusia.

a.       Faktor Internal.

Dalam Perencanaan SDM adalah berbagai kendala yang terdapat dalam organisasi ,misalnnya anggaran, estimasi produk dan penjualan, usaha dan kegiatan baru, serta rancangan organisasi dan tugas pekerjaan. Faktor internal dapat berupa sistem informasi manajemen dan organisasi, sistem keuangan, sistem pemasaran, dan sistem manajemen pelaksanaan.

b.      Faktor Eksternal.

Berbagai hal yang pertumbuhan dan perkebangannya berada diluar tanggung jawab serta kemampuan organisasi untuk mengendalikannya, misalnya teknologi, social budaya,politik dan ekonomi.

B. Sistem Perencanaan Sumber Daya Manusia.

  1. [2]Komponen Sistem SDM Yaitu:
  1. Tujuan.

Proses yang memanfaatkan SDM untuk kebutuhan perusahaan yang akan datang.

  1. Perencanaan Organisasi

Dilakukan perusahaan untuk mengadakan perubahan yang positif bagi perkebangan organisasi. Pegawai atau tenaga kerja menjadi factor penting bagi perencanaan organisasi variabel yang sangat penting berpengaru dalam aktifitas perencanaan, peramalan bisnis, perluasan dan pembanguna usaha, perancangan dan perubahan struktur, falsafa manajemen, peranan pemerinta, produk dan kemampuan manusia,

  1. Pengauditan Sumber Daya Manusia

Proses ini merupakan intensif, penyelidikan, penganalisisan, dan pembandingan informasi yang ada dengan norma dan sistemtis aktifitas program kepegawaian, program analisis jabatan, penarikan pegawai, taksiran pegawai, hubungan kerja, pelayanan pegawai upah ,serta modal dan sikaf kerja.

  1. Peramalan Sumber Daya Manusia.

Peramalan SDM sangat mirif dengan pengauditan. Perbedaannya ditunjukan untuk masa yang akan datang dan peramalan sumber daya manusia lebih menitik beratkan, terhadap perubahan eksternal.

  1. Sistem Kegiatan Perencanaan Sumber Daya Manusia.
  1. Penyusunan Formasi Sumber Daya Manusia.

Disebut dengan anggaran tenaga kerja.Yang merupakan kegiatan memadukan jumlah tenaga kerja yang tersedia dengan julah tenaga kerja yang diperlukan.

  1. Penyusunan Tenaga Kerja.

Untuk menyusun formasi untuk program pengadaan tenaga kerja, promosi jabatan pegawai, pelatihan dan pengembangan pegawai, pengembangan karier, program pemeliharaan pegawai,dan program pemberhentian pegawai.

  1. Implementasi Sistem Perencanaan Sumber Daya Manusia.
  1. Rekrutmen Identifikasi

Kemungkinan terdapat ketidak Cocokan antara supply dan dermand serta penyusuaian melalui rekrutmen sebelum dilihat sebagai alasan perencanaan manpower tradisional.

  1. Perencanaan Karier.

Menganalisis Karateristik individual dan preferensi dengan inflikasinya pada budaya organisasi, nilai dan gaya, stategi bisnis dan perpaduan, struktur organisasi dan perubahan, sistem penelitian dan sistem pengembangan, syarat penelitian,dan sistem promosi.

  1. Evaluasi Perencanaan Sumber Daya Manusia.

Perencanaan merupakan indicator kesesuain antara supply dan demand bagi jumlah jumlah yang ada dalam organisasi dengan keterampilan yang sesuai melalui strategi perusahaan.

  

C.     Menghitung Kebutuhan SDM Berdasarkan Beban Kerja

Metode perhitungan kebutuhan tenaga kerja yang digunakan yaitu perhitungan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja dengan pendekatan tugas per tugas jabatan. Langkah-langkah perhitungan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja dengan pendekatan tugas pertugas jabatan sesuai. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (2004) Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004 tentang: Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai berdasarkan Beban Kerja dalam rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil yaitu sebagai berikut:  

  1. Menetapkan Waktu Kerja

Waktu kerja yang dimaksud adalah waktu kerja efektif, artinya waktu kerja yang secara efektif digunakan untuk bekerja. Waktu kerja efektif terdiri atas hari kerja efektif dan jam kerja efektif. Hari kerja efektif adalah jumlah hari dalam kalender dikurangi hari libur dan cuti. Perhitungannya adalah sebagai berikut Keterangan :

A = jumlah hari menurut kalender

B = jumlah hari sabtu dan minggu dalam setahun

C = jumlah hari libur dalam setahun

D = jumlah cuti tahunan

  1. Menganalisis Beban Kerja

Menurut Kementerian Keuangan (2006) dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.01/2006, beban kerja yaitu bobot pekerjaan yang dikatikan pada volume kerja pegawai/unit organisasi dengan norma waktu penyelesaian pekerjaannya yang dinyatakan dalam jumlah satuan pekerjaan. Analisis beban kerja adalah suatu teknik manajemen yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektifitas dan efisiensi kerja oraganisasi. Rumus perhitungan waktu penyelesaian tugas dapat dilihat pada  Tabel  Rumus perhitungan waktu penyelesaian tugas:

No

Aktivitas

F

(kali/tahun}

WA(menit)

WPT(menit)

FTE

(menit/tahun)

1

2

3

4

5

Persiapan

Penanaman

Pemeliharaan

Pemanenan

Pasca Panen

 

 

 

 

 

Keterangan:      F = Frekuensi kegiatan dilakukan

                        WA = waktu yang dialokasikan untuk menyelesaikan pekerjaan

                        WPT = jumlah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan

 FTE = Full Time Equivalent

  1. Menghitung Kebutuhan Pegawai

Kebutuhan pegawai dengan demikian dapat dihitung setelah waktu penyelesaian tugas ditentukan. Jumlah kebutuhan pegawai dihitung dengan membagi jumlah total waktu penyelesaian tugas dengan waktu kerja efektif dan kemudian dikalikan dengan satu orang.

 

D.    Penilaian Kinerja Pegawai/Karyawan

Penilaian kinerja karyawan merupakan evaluasi sistematis yang dilakukan oleh HR terhadap kinerja karyawan untuk memahami kemampuan karyawan tersebut sehingga dapat merencanakan pengembangan karir lebih lanjut bagi karyawan yang bersangkutan. Penilaian kinerja dibutuhkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan kinerja setiap karyawan. Penilaian kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan atau kebijaksanaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi perusahaan.Dengan kata lain, penilaian ini dilakukan untuk menilai dan mengevaluasi keterampilan, kemampuan, pencapaian serta pertumbuhan seorang karyawan.

Perusahaan sering menggunakan penilaian kinerja karyawan sebagai dasar dari kenaikan gaji, promosi, bonus, atau bisa juga sebagai dasar untuk melakukan penurunan jabatan dan pemutusan hubungan kerja. Di sisi lain, penilaian kinerja karyawan yang dilakukan dengan baik dan profesional dapat meningkatkan loyalitas dan motivasi karyawan sehingga tujuan perusahaan juga dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Dilansir melalui Sleekr.co tujuan dari penilaian kinerja karyawan adalah sebagai berikut ini:

  1. Sebagai acuan untuk menentukan kompensasi, struktur upah, kenaikan gaji, promosi dan lain sebagainya.
  2. Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan, sehingga manajemen dapat menentukan karyawan yang tepat pada posisi pekerjaan yang tepat.
  3. Untuk menilai potensi yang ada di dalam diri karyawan sehingga dapat merencanakan perkembangan karir secara lebih lanjut bagi karyawan yang bersangkutan.
  4. Agar dapat memberikan feedback atau umpan balik kepada karyawan tentang kinerjanya terhadap pekerjaannya.
  5. Sebagai suatu dasar untuk mempengaruhi kebiasaan karyawan.
  6. Untuk meninjau dan menyelenggarakan program pelatihan, promosi atau program-program pelatihan lainnya.

Evaluasi kinerja atau penilaian prestasi karyawan yang dikemukakan Leon C. Menggison (1981:310) dalam Mangkunegara (2000:69) adalah sebagai berikut: ”penilaian prestasi kerja (Performance Appraisal) adalah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukkan apakah seorang karyawan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggng jawabnya”. Selanjutnya Andrew E. Sikula (1981:2005) yang dikutip oleh Mangkunegara (2000:69) mengemukakan bahwa ”penilaian pegawai merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian dalam proses penafsiran atau penentuan nilai, kualitas atau status dari beberapa obyek orang ataupun sesuatu (barang)”. Selanjutnya Menurut Siswanto (2001:35) penilaian kinerja adalah: ” suatu kegiatan yang dilakukan oleh Manajemen/penyelia penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja dengan uraian / deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun.”  Dari beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa evaluasi kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi. Disamping itu, juga untuk menentukan kebutuhan pelatihan kerja secara tepat, memberikan tanggung jawab yang sesuai kepada karyawan sehingga dapat melaksanakan pekerjaan yang lebih baik di masa mendatang dan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dalam hal promosi jabatan atau penentuan imbalan. Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja dari SDM organisasi. Secara lebih spesifik, tujuan dari evaluasi kinerja sebagaimana dikemukakan Sunyoto (1999:1) yang dikutip oleh Mangkunegara (2005:10) adalah: Meningkatkan Saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan kinerja. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karier atau pekerjaan yang di embannya sekarang.

Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat, dan kemudian menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah. Kegiatan penilaian kinerja sendiri dimaksudkan untuk mengukur kinerja masing-masing tenaga kerja dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas kerja, sehingga dapat diambil tindakan yang efektif semisal pembinaan berkelanjutan maupun tindakan koreksi atau perbaikan atas pekerjaan yang dirasa kurang sesuai dengan deskripsi pekerjaan. Penilaian kinerja terhadap tenaga kerja biasanya dilakukan oleh pihak manajemen atau pegawai yang berwenang untuk memberikan penilaian terhadap tenaga kerja yang bersangkutan dan biasanya merupakan atasan langsung secara hierarkis atau juga bisa dari pihak lain yang diberikan wewenang atau ditunjuk langsung untuk memberikan penilaian. Hasil penilaian kinerja tersebut disampaikan kepada pihak manajemen tenaga kerja untuk mendapatkan kajian dalam rangka keperluan selanjutnya, baik yang berhubungan dengan pribadi tenaga kerja yang bersangkutan maupun yang berhubungan dengan perusahaan.

Dalam melakukan penilaian kinerja terhadap seorang tenaga kerja, pihak yang berwenang dalam memberikan penilaian seringkali menghadapi dua alternatif pilihan yang harus diambil: pertama, dengan cara memberikan penilaian kinerja berdasarkan deskripsi pekerjaan yang telah ditetapkan sebelumnya; kedua, dengan cara menilai kinerja berdasarkan harapan-harapan pribadinya mengenai pekerjaan tersebut. Kedua alternatif diatas seringkali membingungkan pihak yang berwenang dalam memberikan penilaian karena besarnya kesenjangan yang ada diantara kedua alternatif tersebut sehingga besar kemungkinan hanya satu pilihan alternatif yang bisa dipergunakan oleh pihak yang berwenang dalam melakukan penilaian.

Penentuan pilihan yang sederhana adalah menilai kinerja yang dihasilkan tenaga kerja berdasarkan deskripsi pekerjaan yang telah ditetapkan pada saat melaksanakan kegiatan analisis pekerjaan. Meskipun kenyataannya, cara ini jarang diperoleh kepastian antara pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh seorang tenaga kerja dengan deskripsi pekerjaan yang telah ditetapkan. Karena seringkali deskripsi pekerjaan yang etrtulis dalam perusahaan kurang mencerminkan karakteristik seluruh persoalan yang ada. Kebiasaan yang sering dialami tenaga kerja adalah meskipun penilaian kinerja telah selesai dilakukan oleh pihak yang berwenang dalam melakukan penilaian, tenaga kerja yang bersangkutan tetap kurang mengetahui seberapa jauh mereka telah memenuhi apa yang mereka harapkan. Seluruh proses tersebut (penilaian kinerja) analisis dan perencanaan diliputi oleh kondisi yang tidak realistis semisal permaian, improvisasi, dan sebagainya. Jalan yang lebih berat bagi pihak yang berwenang dalam melakukan penilaian adalah menentukan hal-hal yang sebenarnya diharapkan tenaga kerja dalam pekerjaan saat itu. Cara menghindarkan hal tersebut biasa dilakukan manajemen adalah dengan cara menanyakan pada masing-masing tenaga kerja untuk merumuskan pekerjaanya. Meskipun cara ini sebenarnya agak bertentangan dengan literatur ketenaga kerjaan yang ada. Dengan alasan para tenaga kerja cenderung merumuskan pekerjaan mereka dalam arti apa yang telah mereka kerjakan, bukannya apa yang diperlukan oleh perusahaan. Hal ini bukan berarti tenaga kerja tidak memiliki hak suara dalam merumuskan deskripsi pekerjaan mereka. Mereka juga membantu merumuskan pekerjaan secara konstruktif, karena kesalahan bukan karena tenaga kerja tidak diminta untuk membantu merumuskan pekerjaan, tetapi karena seluruh beban pekerjaan dilimpahkan diatas pundak mereka.

  

BAB III

KESIMPULAN

 

Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya. Merncanakan berarti mengupayakan penggunaan SDM, SDA, dan SD lainnya untuk mencapai tujuan.

Perencanaan SDM merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi permintaan bisnis dan lingkungan pada organisasi pada waktu yang akan datang dan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi tersebut. Secara lebih sempit, perencanaan SDM berarti mengestimasi secara sistematik permintaan ( kebutuhan ) dan suplai tenaga kerja organisasi pada waktu yang akan datang. SDM adalah perencanaan starategi untuk mendapatkan SDM yang memenuhi kualifikasi dengan kualitas yang optiman guna menncapai kebutuhan perusahaan.

 

 

 

DAFTAR PUSTKA

Rusdiana Dkk, Asas-asas Manajemen Berwawasan Global, Bandung:Pustaka Setia 2014,hlm

Dandang Husein Sumbana,Study Kelayakan Bisnis,Cv Pustaka Setia:Bandung2018.

Wildanur Adawiya,Analisis Beban Kerja Sumber Daya Manusia dalam Aktivitas Produksi Komoditi Sayuran Selada,Bogor:2013.Hlm5-6

Blog Artikel HR,Tujuan PengertianEvaluasi/Penilaian Kinerja,Surabaya:2015.

Sulasi Dkk,Study Kelayakan Bisnis,Yayasan Kita Menulis:2021.



[1] Rusdiana Dkk, Asas-asas Manajemen Berwawasan Global, Bandung:Pustaka Setia 2014,hlm 135-136

[2] Dandang Husein Sumbana, Study Kelayakan Bisnis,Cv Pustaka Setia:Bandung2018.hlm 175-183.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH STRATEGI KEWIRAUSAHAAN