MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

MAKALAH BUDAYA ORGANISASI DAN MSDM STRATEGI

 MAKALAH BUDAYA ORGANISASI DAN MSDM STRATEGI

BY. FALAH, DKK

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.Latar Belakang

    Budaya organisasi tumbuh dari waktu ke waktu. Orang ada yang merasa nyaman dan ada juga yang merasa tidak nyaman dengan budaya organisasi yang baru. Bagi orang yang mempertimbangkan perubahan budaya, biasanya kejadian yang signifikan harus terjadi. Kejadian yang mengguncang dunia mereka, seperti kebangkrutan, kehilangan sales dan konsumen yang signifikan, atau rugi jutaan rupiah, akan menarik perhatian banyak orang.

 

Budaya merupakan nilai-nilai dan kebiasaan yang diterima sebagai acuan bersama yang diikuti dan dihormati. Di dalam suatu organisasi, kebiasaan ini menjadi budaya kerja sumber daya manusia dan sering dinamakan sebagai budaya organisasi. Budaya organisasi yang terbuka dan seimbang sangat produktif karena memberikan kesempatan kepada orang untuk membawakan dirinya dalam perusahaan.

Budaya organisasi menjelaskan tentang bagaimana bagian dari perusahaan memandang bagian lain dan bagaimana setiap departemen berperilaku sebagai hasil dari pandangan tersebut. Sehingga budaya organisasi bersifat berbeda antara satu dan lain organisasi, masing-masing memiliki ciri spesifik yang membedakan. Namun, budaya organisasi tidak selalu tetap dan perlu selalu disesuaikan dengan perkembangan lingkungan agar organisasi tetap survive, mengembangkan budaya berprestasi, mengubah pola piker dan memelihara kepercayaan dalam organisasi.

 

Dengan memahami dan menyadari arti penting budaya organisasi bagi setiap individu, akan mendorong para manajer menciptakan kultur yang menekankan pada interpersonal relationship dibandingkan dengan kultur yang menekankan pada work task.

Oleh karena itu kita perlu memahami makna dan karakteristik budaya organisasi. Kita perlu menyadari bahwa budaya organisasi sangat bermanfaat dan merupakan kunci untuk melakukan transformasi cultural. Pada hakikatnya perubahan organisasi merupakan transformasi cultural yang diharapkan memberikan dampak pada kinerja organisasi.

 B.Rumusan Masalah

1.Apa Konsep Budaya Organisasi?

2.Bagaimana Fungsi Dan Pengembangan Budaya Organisasi ?

3.Bagaimana Perubahan Budaya Organisasi?

4. Apa Saja Dasar MSDM Organisasi ?

5. Bagaimana Strategi Dan Pengembangan Organisasi Dan Hubungan Dalam Pekerjaan?

C.Tujuan Masalah

1.Untuk Mengetahui Apa Konsep Budaya Organisasi.

2.Untuk Mengetahui Bagaimana Fungsi Dan Pengembangan Budaya Organisasi.

3. Untuk Mengetahui Bagaimana Perubahan Budaya Organisasi.

4. Untuk Mengetahui Apa Saja Dasar Msdm Strategi.

5. Untuk Mengetahui Bagaimana Strategi Dan Pengembangan Organisasi Dan Hubungan Dalam Pekerjaan.

 BAB II

PEMBAHASAN

A.    Konsep Budaya organisasi

Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai perangkat sistem nilai nilai (values), keyakinan-keyakinan (beliefs), asumsi-asumsi (assumptions), atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah - masalah organisasinya. Budaya organisasi juga disebut budaya perusahaan, yaitu seperangkat nilai-nilai atau norma-norma yang telah relatif lama berlakunya, dianut bersama oleh para anggota organisasi (karyawan) sebagai norma perilaku dalam menyelesaikan masalah-masalah organisasi (perusahaan). Dalam budaya organisasi terjadi sosialisasi nilai-nilai dan menginternalisasi dalam diri para anggota, menjiwai orang perorang di dalam organisasi. Dengan demikian, maka budaya organisasi merupakan jiwa organisasi dan jiwa para anggota organisasi (Kilmann dkk, 1988).

Gibson (1997 : 372) mendefinisikan budaya organisasi sebagai sistem yang menembus nilai-nilai, keyakinan, dan norma yang ada disetiap organisasi. Kultur organisasi dapat mendorong atau menurunkan efektifitas tergantung dari sifat nilai-nilai, keyakinan dan norma-norma yang dianut.

Budaya organisasi itu didasarkan pada suatu konsep bangunan tiga tingkatan. Tiga tingkatan itu antara lain[1] :

1.      Tingkatan asumsi

Tingkatan asumsi merupakan hubungan manusia dengan apa yang ada di lingkungannya.

2.      Tingkatan nilai

Tingkatan nilai merupakan hubungan manusia dengan perbuatan atau tingkah laku, untuk itu nilai bisa diukur dengan adanya perubahan-perubahan atau dengan melalui consensus sosial.

 

3.      Tingkatan artifact

Tingkatan artifact merupakan sesuatu yang bisa dilihat tetapi sulit untuk ditirukan, bisa dalam bentuk teknologi, seni atau sesuatu yang bisa didengar[2].

Budaya organisasi adalah suatu konsep yang sangat bervariasi, terbukti dari adanya sekian banyak definisi yang sangat berbeda-beda yang dapat ditemukan dalam kepustakaan. Hal ini disebabkan oleh berbagai pandangan, pendekatan, minat masing-masing yang berkepentingan dari berbagai kalangan akademisi maupun praktisi. Budaya yang kuat dan positif sangat berpengaruh terhadap perilaku dan efektivitas kinerja perusahaan sebagaimana dinyatakan oleh Deal & Kennedy (1982), Miner (1990), Robbins (1990), karena menimbulkan antara lain sebagai berikut:

1.      Nilai-nilai kunci yang saling menjalin, tersosialisasikan, menginternalisasi, menjiwai pada para anggota, dan merupakan kekuatan yang tidak tampak

2.      Perilaku-perilaku karyawan secara tak disadari terkendali dan terkoordinasi oleh kekuatan yang informal atau tidak tampak

3.      Adanya musyawarah dan kebersamaan atau kesertaan dalam hal-hal yang berarti sebagai bentuk partisipasi, pengakuan, dan penghormatan terhadap karyawan

4.      Semua kegiatan berorientasi atau diarahkan kepada misi atau tujuan organisasi

5.      Para karyawan merasa senang, karena diakui dan dihargai martabat dan kontribusinya, yang sangat rewarding.

B.     Fungsi Dan Pengembangan Budaya Organisasi

Menurut Schein (dalam Tika, 2010, h.13) membagi fungsi budaya organsiasi berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu sebagai berikut ini:

1.      Fase awal merupakan tahap pertumbuhan suatu organisasi, pada tahap ini fungsi budaya organisasi terletak pada pembeda baik terhadap lingkungan maupun terhadap kelompok atau organsiasi lain.

2.      ase pertengahan hidup organisasi, pada fase ini budaya berfungsi sebagai integrator karena munculnya sub-sub budaya baru sebagai penyelamat krisis identitas dan membuka kesempatan untuk mengarahkan perubahan budaya organisasi

3.      Fase dewasa, pada fase ini budaya organisasi dapat sebagai penghambat dalam berinovasi karena berorientasi pada kebesaran masa lalu dan menjadi sumber nilai untuk berpuas diri

Fungsi Lainnya Dalam Budaya Organisasi

Fungsi budaya organisasi secara umum antara lain :

1.      Sebagai identitas dan citra suatu masyarakat

2.      Sebagai pengikat suatu masyarakat

3.      Sebagai sumber

4.      Sebagai kekuatan penggerak

5.      Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah

6.      Sebagai pola perilaku

7.      Sebagai warisan

8.      Sebagai substansi (pengganti) formalisasi sehingga tanpa diperintah orang melakukan tugasnya

9.      Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan

10.  Sebagai proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan Negara sehingga terbentuk nation-state.

Menurut Ouchi ( 2010, h.13) menyatakan bahwa fungsi budaya organisasi (perusahaan) adalah mempersatukan kegiatan para anggota perusahaan yang terdiri dari sekumpulan individu dengan latar belakang kebudayaan yang khas (berbeda). Sedangkan Pascale dan Athos ( 2010, h.13) menyatakan bahwa budaya perusahaan berfungsi untuk mengajarkan kepada anggotanya bagaimana mereka harus berkomunikasi dan berhubungan dalam menyelesaikan masalah.

Salah satu tantangan akibat globalisasi adalah dalam pengelolaan organisasi. Kemampuan organisasi dalam menyesuaikan diri dalam perkembangan dan perubahan yang terjadi menjadi salah satu kunci menjaga kelangsungan organisasi.

Dalam pengembangan budaya organisasi, kita tidak bisa lepas dari pengembangan sumber daya manusia. Karena dalam pengembangan budaya organisasi yang menjadi objek dan subjek dari budaya adalah manusia. Pengembanga sumber daya manusia ini haruslah mengarah pada pengembangan budaya organisasi. Pengembangan sumber daya manusia ini tidak lain untuk mencapai budaya organisasi yang kuat. Budaya organisasi yang kuat ini akan member dampak yang positif bagi organisasi tersebut[3].

C.    Perubahan Budaya Organisasi

Budaya organisasi sudah saatnya dilakukan perubahan apabila terdapat dua organisasi atau lebih yang mempunyai latar belakang berbeda bergabung dan timbul konflik berkepanjangan diantara kelompok yang berbeda mulai merusak kinerja. Atau ketika organisasi dalam cara kerjanya telah menghalangi kesempata untuk berubah dan melakukan persaingan.

Perubahan budaya organisasi ini juga dapat dilakukan ketika perusahaan bergerak ke dalam industry yang berbeda secara total dan cara dalam menjalankan sesuatu menghambat ketahanan organisasi. Demikian pula jika terjadi keadaan dimana karyawan yang telah terbiasa dengan kenyamanan peningkatan ekonomi, tidak dapat menerima tantangan yang dating dari terjadinya penurunan ekonomi.

Perubahan budaya umumnya diawali dengan adanya krisis organisasi yakni ketika organisasi berusaha mengatasi situasi kritis baik yang berasal dari dalam organisasi maupun dari luar lingkungan organisasi[4].

Langkah-langkah untuk merubah budaya organisasi adalah sebagai berikut :

1.      Visi yang jelas dan arah strategis

Peran pertama pemimpin dalam organisasi adalah menetapkan visi yang jelas dan arah strategis yang memungkinkan perusahaan bersaing dan melanjutkan kinerja jangka panjangnya.

2.      Pengukuran kinerja yang jelas

Selain cara diatas dapat juga dengan budaya yang berorientasi prestasi, dan ini dapat dimulai dengan mendapatkan pemimpin divisi dan departemen mendiskusikan secara terbuka hasil yang diharapkan dengan satuan yang dapat diukur.

3.      Tindak lanjut pencapaian tujuan

Kecenderungan manusia adalah merasa puas dengan dirinya sendiri. Dari perspektif psikologis, orang termotivasi oleh kesenangan. Hal ini menyebabkan orang mengembangkan zona nyaman. Menindaklanjuti pencapaian tujuan merupakan satu cara mengurangi perasaan puas terhadap dirinya sendiri ditempat kerja.

4.      Menghargai kinerja secara adil

Cara yang paling baik dalam meningkatkan motivasi pegawai adalah dengan memberikan reward kepada pegawai yang berprestasi. Namun reward ini haruslah sesuai dengan tingkatan pekerjaan yang dikerjakan oleh pegawai tersebut. Karena apabila diberikan sama pada semua tingkatan kerja, maka akan menyebabkan dorongan untuk berprestasi kerja akan hilang.

5.      Lingkungan kerja terbuka dan transaparan

Lingkungan kerja yang terbuka dan transparan dimana para pekerja dapat membagi informasi dan pengetahuan dengan bebas akan memfasilitasi pencapaian tujuan organisasi.

6.      Menghapus politik

Politik perusahaan dapat menghalangi perkembangan hubungan saling percaya diantara para pegawai. Sehingga untuk melawan politik internal perusahaan, organisasi harus mengembangkan lingkungan kerja yang terbuka, memperbolehkan ketidaksetujuan, memfokuskan pada tujuan dan meningkatkan harmoni tim.

D.    Dasar Msdm Strategi

Fungsi manajemen SDM yaitu:

1.      Perencanaan (planning)

2.      Pengorganisasian (organizing)

3.      Pengarahan (actuating)

4.      Penyusunan staf (staffing)

5.      Pengendsalian (controlling)

Manajemen SDM merupakan proses merekrut, mempekerjakan, memeberi pelatihan dan mengelola kompensasi serta penilaian karyawan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi. Semua manajer pada dasarnya adalah manajer SDM[5]. Mereka terlibat dalam perekrutan, wawancara dan melatih karyawan. Perubahan besar dalam MSDM sekarang adalah peranan SDM yang terlibat dalam mengembangkan dan mengimplementasikan strategi.strategi manajemn memungkinkan para manajer menanggapi perubahan lingkungan berdasarkan visi, misi dan nilai yang telah ditetapkan perusahaan.

Strtegi SDM adalah rencana-rencana langsung yang ditujukan pada manusia dihubungkan dengan masalah-masalah menyangkut bisnis. Dimana merupakan fungsi dari pengembangan dan implementasi strategi manajemen oleh para manajer sama dengan strategi-strategi lain. Ada beberapa pendekatan SDM:

1.      Mengelola pertumbuhen dan perubahan bisnis.

2.      Memanfaatkan teknologi baru.

3.      Meraih dan memepertahankan biaya yang rendah.

4.      Meningkatkan kualitas.

5.      Menyeimbangkan kemandirian dan sinergi

E.     Strategi Pengembangan organisasi dan Hubungan dalam Pekerjaan

Pengertian pokok pengembangan organisasi adalah perubahan yang terencana (planned change). Perubahan , dalam bentuk pembaruan organisasi dan pengembangan organisasi, terus menerus terjadi dan mempunyai pengaruh yang sangat dominan dalam masyarakat kini. Organisasi beserta warganya, yang membentuk masyarakat pengembangan organisasi, mau tidak mau harus beradaptasi terhadap arus perubahan ini. Perubahan perubahan yang terjadi pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam empat kategori , yaitu perkembangan teknologi, perkembangan organisasi, ledakan ilmu pengetahuan dan jasa yang mengakibatkan makin singkatnya daur hidup para pengembangan organisasi, serta perubahan sosial yang mempengaruhi perilaku, gaya hidup, nilai nilai dan harapan tiap orang. Untuk dapat bertahan , organisasi harus mampu mengarahkan warganya agar dapat beradaptasi dengan baik dan bahkan agar mampu memanfaatkan dampak positif dari berbagai pembaruan tersebut dengan pengembangan diri dan pengembangan organisasi.

Proses mengarahkan warga organisasi dalam mengembangkan diri menghadapi perubahan inilah yang dikenal luas sebagai proses pengembangan organisasi. Karena menyangkut perubahan sikap, persepsi, perilaku dan harapan semua anggota organisasi, pengembangan organisasi di definisikan sebagai upaya pimpinan yang terencana dalam meningkatkan efektivitas organisasi, dengan menggunakan cara intervensi oleh pihak ketiga yang didasarkan pada pendekatan perilaku manusia.

Berikut Hubungan Pekerjaan dalam Organisasi yaitu:

1.      Pemahaman tentang pengaruh lingkungan luar.

Lingkungan luar ini dapat berupa kesempatan dan ancaman dalam bentuk hukum, kondisi ekonomi, perubahan sosial dan demografi, tekanan politik dalam negeri dan internasional, teknologi dan sebagainya. MSDM strategic disusun sedemikian rupa untuk memahami kesempatan dan ancaman di setiap aspek dan mencoba memanfaatkan peluang sebaik-baiknya dan meminimalkan pengaruh ancaman. Pimpinan puncak dituntut untuk mempersiapkan SDM dalam menghadapi lingkungan eksternal.

2.      Pemahaman pengaruh dinamika dan persaingan pasar kerja.

Perusahaan juga bersaing dalam mencari karyawan yang handal, sebagaimana halnya mencari pelanggan. Bentuk tekanan persaingan antara lain berupa daya tarik, imbalan dan pemanfaatan karyawan yang mempunyai efek utama terhadap strategi MSDM perusahaan. Tekanan ini bisa terjadi di pasar lokal, nasional dan regional. Dinamika tingkat upah, tingkat pengangguran, kondisi pekerjaan, tingkat manfaat, peraturan upah minimum dan reputas pesaing di pasar tenaga kerja berpengaruh terhadap strategi SDM dan ditentukan oleh keputusan MSDM strategi.

3.      Fokus jangka panjang.

Focus strategic dibuat sedemikian rupa, dengan periode lebih dari 3-5 tahun dan tidak mudah untuk diubah-ubah. Pengembangan strategi diarahkan untuk masa depan perusahaan yang lebih baik.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Budaya organisasi merupakan sistem makna bersama terhadap nilai-nilai primer yang dianut bersama dan dihargai organisasi yang berfungsi menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi lainnya, menciptakan rasa identitas bagi para anggota organisasi, mempermudah timbulnya komitmen kolektif terhadap organisasi, meningkatkan kemantapan sistem sosial, serta menciptakan mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu membentuj sikap dan perilaku para anggota organisasi.

Merubah budaya organisasi bukan perkara mudah, karena sekali budaya sudah terkristalisasi ke dalam masing-masing anggota organisasi dan tersistem dalam kehidupan organisasi, maka para anggota organisasi akan cenderung mempertahankannya tanpa memperhatikan apakah budaya organisasi tersebut functional atau dysfunctional terhadap kehidupan organisasi. Dengan kata lain perubahan budaya hampir selalu berhadapan dengan resistensi para karyawan sehingga perubahan budaya seringkali berjalan secara gradual dan membentuk waktu yang cukup lama.

Perubahan budaya umumnya diawali dengan adanya krisis organisasi yakni ketika organisasi berusaha mengatasi situasi kritis baik yang berasal dari dalam organisasi maupun dari luar organisasi. Namun demikian tidak berarti bahwa pada tahap pertumbuhan tidak dimungkinkan adanya perubahan organisasi. Hal ini berarti bahwa pada setiap tahap organisasi dimungkingkan adanya perubahan budaya, hanya yang membedakan adalah tujuan dari perubahan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

       Sutrisno, H. Edy. Budaya organisasi. Prenada Media, 2019.

       Hakim, Lukman. "Budaya Organisasi Islami Sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja." Iqtishadia 9.1 (2016).

      Sulaksono, Hari. Budaya Organisasi dan Kinerja. Deepublish, 2015.

     Yusuf, Muhammad Hidayat. "Pengembangan budaya organisasi dalam lembaga pendidikan." Tarbawi: Jurnal Pendidikan Islam 14.1 (2017).

      Utami, Anjar Budi, Edi Wibowo, and Setyaningsih Sri Utami. "Pengaruh Perubahan Organisasi dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderasi." Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan 17 (2017).

      Sunarsih, Nenah. "Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi: Strategi Meningkatkan Kemampuan Daya Saing Perusahaan." Jurnal Akrab Juara 3.1 (2018): 17-28.

     Sunarsi, D. (2019). Penerapan MSDM Strategis Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Organisasi dalam menyongsong Revolusi 4.0. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi), 3(1), 221-233.



[1]Sutrisno, H. Edy. Budaya organisasi. Prenada Media, 2019.

[2]Sulaksono, Hari. Budaya Organisasi dan Kinerja. Deepublish, 2015.

 

[3]Hakim, Lukman. "Budaya Organisasi Islami Sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja." Iqtishadia 9.1 (2016).

[4]Yusuf, Muhammad Hidayat. "Pengembangan budaya organisasi dalam lembaga pendidikan." Tarbawi: Jurnal Pendidikan Islam 14.1 (2017).

[5]Sunarsih, Nenah. "Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi: Strategi Meningkatkan Kemampuan Daya Saing Perusahaan." Jurnal Akrab Juara 3.1 (2018): 17-28.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH STRATEGI KEWIRAUSAHAAN