MAKALAH KONSELING MULTIKULTURAL (Budaya dan Emosi)
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
MAKALAH KONSELING MULTIKULTURAL
(Budaya dan Emosi)
By: Emmi, Dkk.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budayaterbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk adat istiadat,
perkakas, dan karya. Sebagaimana juga
budaya merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung mengungkapnya diwariskan secara genetis.
Istilah emosi dalam pemakaian kita sehari-hari sangat
berbeda dengan pengertian emosi dalam psikolog. Emosi adalah luapan perasaan
yang berkembang sebagai reaksi psikologis-fisiologis dan surut dalam waktu
singkat. Emosi bersifat subyektif, dan emosi ada juga yang bersifat positif dan
negatif, para psikolog mengkaji emosi dengan memberi perhatian yang sesuai
dengan urgensinya dalam kehidupan manusia. Emosi punya pengaruh terhadap
kesehatan mental dan fisik manusia, serta pengaruh terhadap prilaku pribadi dan
sosial. Emosi dengan pengertian ini, berpengaruh terhadap segala aspek indivdu
baik luar, dan dalam. Emosi dirasakan secara psiko-fisik karena terkait
langsung dengan jiwa dan fisik.
Menurut psikolog Amerika, emosi mengandung makna yang
sangat kental, barangkali psikologi amerika memandang perasaan batin yang
subyektif sebagai karakteristik utama yang mendefinisikan emosi. Namun demikian
dalam budaya lain emosi memiliki peran yang berbeda. Misalnya banyak budaya
yang menganggap emosi sebagai pernyataan-pernyataan tentang hubungan antar orang
dan lingkungannya, yang mencakup baik benda-benda maupun hubungan sosial dengan
orang lain. Dengan berbagai pernyataan tersebut diatas maka pada makalah ini
akan dibahas tentang budaya dan emosi.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksuddengan budaya?
2.
Apa yang dimaksud dengan emosi?
3.
Apa perbedaan budaya dalam
medefinisikan dan memahami emosi?
4.
Apa perbedaan makna emosi dalam perilaku
lintas budaya?
C. Tujuan
Untuk memenuhi tugas dari matakuliah konseling multikultural serta mengetahui dan memahami apa itu budaya dengan emosi.
BAB
II
PEMBAHSAN
A. Pengertian Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi, budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk, adat
istiadat, perkakas, dan karya. Sebagaimana juga budaya merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha dengan orang-orang yang
berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikasi. Unsur-unsur sosio-budaya ini terbesar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia. Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan
ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dari definisi
budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan
oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri. “Citra
yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
“individualisme kasar” di “keselarasan individu dengan kepatuhan kolektif”.[1]
Pengertian budaya menurut beberapa ahli, antara lain:
1.
Menurut Lehman, Himstreet, dan
Batty, Budaya diartikan sebagai sekumpulan pengalaman hidup yang ada dalam
masyarakat mereka sendiri. Pengalaman hidup masyarakat tentu saja sangatlah
banyak dan variatif, termasuk di dalamnya bagaimana perilaku dan keyakinan atau
kepercayaan masyarakat itu sendiri.
2.
Menurut Mofstede, Budaya diartikan
sebagai pemrograman kolektif atas pikiran yang membedakan anggota-anggota suatu
kategori orang dari kategori lainnya. Dalam hal ini, bisa dikatakan juga bahwa
budaya adalah pemrograman kolektif yang menggambarkan suatu proses yang
mengikat setiap orang segera setelah kita lahir di dunia.
3.
Menurut Murphy dan Hildebrant,
Budaya diartikan sebagai tipikal karakteristik perilaku dalam suatu kelompok.
Pengertian ini juga mengindikasikan bahwa komunikasi verbal dan non verbal
dalam suatu kelompok juga merupakan tipikal dari kelompok tersebut dan
cenderung unik atau berbeda dengan yang lainnya.
4. Menurut Mitchel, Budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar, pengetahuan, moral hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individu-individu dan masyarakat, yang menentukan bagaimana seseorang bertindak, berperasaan, dan memandang dirinya serta orang lain.
Dari beberapa defenisi budaya menurut para ahli diatas,
bisa diambil kesimpulan tentang beberapa hal penting yang dicakup dalam arti
budaya yaitu; sekumpulan pengalaman hidup, pemrograman kolektif, sistem
sharing, dan tipikal karakteristik perilaku setiap individu yang ada dalam
suatu masyarakat, termasuk di dalamnya tentang bagaiman sistem nilai, norma,
simbol-simbol dan kepercayaan atau keyakinan mereka masing-masing.
B. Pengertian Emosi
Istilah emosi dalam pemakaian kita sehari-hari sangat berbeda
dengan pengertian emosi dalam psikologi. Emosi adalah luapan perasaan yang
berkembang sebagai reaksi psikologi-fisiologis dan surut dalam waktu singkat.
Yang bersifat subyektif, emosi ada yang bersifat positif dan ada yang negatif.[2] Para
psikolog mengkaji emosi dengan memberi perhatian yang sesuai dengan urgensinya
dalam kehidupan manusia. Emosi punya pengaruh terhadap kesehatan mental dan
fisik manusia, serta pengaruh terhadap perilaku pribadi dan sosial. Emosi
dengan pengertian ini, berpengaruh terhadap segala aspek individu baik luarv
dan dalam. Emosi dirasakan secara psiko-fisik karena terkait langsung dengan
jiwa dan fisik.
Emosi diartikan sebagai suatu keadaan yang kompleks dari
organisme seperti tergugahan perasaan yang disertai dengan perubahan-perubahan
yang sifatnya luas, biasanya ditandai oleh perasaan yang kuat yang mengarah ke
sesuatu bentuk tingkah laku atau perilaku tertentu. Erat hubungannya dengan
kondisi tubuh, denyut jantung, sirkulasi darah, pernapasan, dapat di
ekspresikan seperti tersenyum, tertawa, menangis, dapat merasakan senang,
merasa kecewa.
Pengertian emosi menurut beberapa para ahli, antara lain;
1.
Menurut George Miller, Emosi
adalah pengalaman seseorang tentang perasaan yang kuat, dan biasanya diiringi
dengan perubahan-perubahan fifik dalam peredaran darah dan pernafasan, biasanya
juga dibarengi dengan tindakan-tindakan pemaksaan.
2.
Menurut Stanley, Emosi adalah
fondasi utama yang melandasi kelahiran dan perkembangan kekuatan mental. Emosi
tidak dapat dinyatakan dengan tegas. Oleh karena itu yang dimaksudkan dengan
emosi bukan terbatas pada emosi atau perasaan saja. Tetapi meliputi setiap
keadaan pada diri seseorang yang disertai warna efektif baik pada tingkat yang
lemah maupun yang kuat.[3]
C. Perbedaab Budaya Dalam Mendefinisikan dan Memahami Emosi
Berikut adalah perbedaan budaya dalam mendefenisikan dan memahami emosi
1.
Konsep dan defenisi emosi
Banyak studi yang menyatakan bahwa hampir setiap kebudayaan memiliki suatu konsep tentang emosi, tapi tidak semua budaya yang ada di dunia memiliki konsep emosi. Levy (1973-1983) menyatakan bahwa orang Tahiti tidak mempunyai kata untuk emosi. Luz, (1983) juga menyatakan orang ifaluk dari kepulauan mikronesia tidak memiliki kata untuk emosi. Dengan demikian kata dan konsep emosi adalah suatu yang khas untuk budaya-budaya tertentu.
2.
Perbedaan Makna Emosi Bagi Orang
dan Dalam Prilaku Lintas Budaya
Menurut psikologi Amerika, emosi mengandung makna personal yang amat kental karena psikologi amerika mengandung perasaan batin (inner feeling), dalam budaya lain emosi memiliki peran yang berbeda, misalnya banyak budaya yang menganggap emosi sebagai pernyataan-pernyataan tentang hubungan antara orang dan lingkungannya, bagi orang ifaluk di mikronesia (Luz, 1982) maupun orang Tahiti (Levy, 1984) emosi merupakan pernyataan mengenai hubungan-hubungan sosial dan lingkungan fisik. Sedangkan konsep jepang menunjukkan pada hubungan ketergantungan antara dua orang.
3.
Perubahan Pada Tubuh Saat Terjadi
Emosi
Terutama pada emosi yang kuat,
seringkali terjadi juga perubahan-perubahan pada tubuh kita yaitu ;
a.
Reaksi elektris pada kulit;
mengingat bila terpesona.
b.
Peredaran darah; bertambah cepat
bila marah.
c.
Denyut jantung; bertambah cepat
bila terkejut.
d.
Pernapasan; bernapas panjang kalau
kecewa.
e.
Upil mata; membesar bila sakit
atau marah.
f.
Liur; mongering atau takut atau
tegang.
4.
Menggolongkan Emosi
Membedakan suatu
emosi dari emosi lainnya dan menggolongkan emosi-emosi yang sejenis kedalam
suatu golongan atau satu tipe sangat sukar dilakukan hal-hal berikut ini;
Emosi yang
sangat mendalam (misalnya sangat marah, atau sangat takut) menyebabkan
aktifitas badan sangat tinggi sehingga seluruh tubuh aktif. Dan dalam keadaan
seperti ini sukar menentukan apakah seseorang sedang takut atau sedang marah.
Satu orang dapat menghayati satu macam emosi dengan berbagai cara misalnya
kalau marah ia bergetar ditempat, tetapi lain kali ia memaki-maki atau mungkin
lari.
Namun yang
umumnya diberikan kepada berbagai jenis emosi biasanya didasarkan pada sifat
rangsangnya, bukan pada keadaan emosi yang timbul terhadap sesuatu yang
menjengkelkan. Pengenalan emosi secara subjektif dan introspektif dilakukan
karena selalu saja ada pengaruh dari lingkungan.
D. Perbedaan Makna Emosi Dalam Prilaku Lintas Budaya
Menurut
psikolog Amerika, emosi mengandung makna yang sangat kental, barang kali
psikolog Amerika memandang perasaan batin yang subjektif sebagai karakteristik
utama yang berbeda. Misalnya banyak budaya yang menganggap emosi sebagai
pernyataan-pernyataan tentang hubungan antara orang dan lingkungannya, yang
mencakup baik benda-benda maupun hubungan sosial dengan orang lain. [4]
a.
Penelitian Psikologi Lintas Budaya
Tentang Emosi
Ada beberapa perbedaan penting
antara penelitian psikologi lintas budaya tentang emosi dengan penelitian
antropologis dan etnografis. Suatu perbedaan pentingnya adalah bahwa psikologbiasanya
mendefinisikan terlebih dahulu apa yang tercakup sebagai emosi dan aspek mana
dari definisi tersebut yang akan dikaji.
Perbedaan kultural dalam konsep dan definisi emosi, menjadi hambatan bagi model penelitian ini. Penelitian psikolog tentang emosi tetap mewakili suatu model penelitian yang penting tentang perbedaan kultural dan emosi. Meski begitu mereka menegaskan bagaimana budaya bisa membentuk emosi dan demikian meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengaruh-pengaruh sosio-kultural. Studi ini juga penting karena mereka menunjukkan bahwa perbedaan kultural emosi tetap ada, bahkan ketika aspek emosi yang di teliti didefenisikan oleh pandangan barat mainstream dalam emosi.
b.
Persepsi Emosi
Budaya juga mempengaruhi pelabelan emosi. Meski biasanya
ada kesepakatan antar budaya dalam hal emosi apa yang ditampilkan oleh suatu
ekspresi wajah, namun tetap ada variasi dalam tingkat kesepakatan tersebut.
Jenis perbedaan kultural dalam pelabelan emosi inilah yang ditemukan dalam
penelitian yang lebih baru. Sebenarnya, perbedaan kultural dalam tingkat
kesepakatan masing-masing budaya dalam melabeli emosi juga tampak dalam data
dari penelitian ulang Ekman dan Izard tentang sifat universal emosi. Hanya
saja, ketika itu perbedaan kultural ini tidak diuji karena tujuan penelitian
tersebut adalah untuk menemukan kesamaan bukan perbedaan kultural.
c.
Pengalaman Emosi
Dalam beberapa tahun akhir, beberapa program penelitian
mulai mempelajari bagaimana orang-orang dari berbagai budaya mengalami emosi
secara berbeda-beda. Penelitian-penelitian tersebut melibatkan ribuan responden
dari lebih dari 30 budaya dari seluruh dunia yang mengisi kuisioner tentang
emosi yang mereka alami di kehidupan sehari-hari mereka. Secara kolektif,
temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa budaya memiliki pengaruh yang
besar pada bagaimana orang mengalami emosi.
d.
Ekspresi Emosi
Penelitian lintas budaya tentang ekspresi emosi pada
umumnya terfokus pada ekspresi wajah. Ekspresi wajah dari emosi, emosi adalah
aspek ekspresi emosi yang paling banyak dipelajari, dan penelitian lintas
budaya mengenai ekspresi wajah inilah yang menjadi pendorong utama studi emosi
di psikolog Amerika. Ekman dan Izard mendapatkan bukti pertama yang sistematis
dan konklusif tentang keuniversalan ekspresi marah, jijik, takut, senang,
sedih, dan terkejut.
Keuniversalan ini berarti bahwa konfigurasi mimik muka
masing-masing emosi tersebut secara biologis bersifat bawaan atau inate.
Namun temuan ini tidak cocok dengan apa yang secara intuitif kita rasakan
tentang adanya perbedaan kultural dalam ekspresi emosi. Masing-masing
kebudayaan memiliki perangkat aturan sendiri yang mengatur cara emosi universal
tersebut diekspresikan, emosi tersebut tergantung pada situasi sosial. Ini
biasa kita sebut sebagai aturan pengungkapan kultural (cultural display role).[5]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Emosi memberi warna pada hidup. Pengalaman emosional jugadapat menjadi motivator bagi perilaku. Ekspresi emosi juga penting dalam komunikasi dan memainkan peran dalam interaksi sosial. Penelitian psikologis lintas budaya tentang emosi dikaji denganpendekatan antropologis dan etnografis. Tidak semua budaya di dunia memiliki kata yang merepresentasikan konsep emosi dan konsep emosi yang ditunjukkannya pun tidak setara. Orang dari budaya yang berbeda, juga berbeda dalam mengkategorikan atau melabeli emosi. Budaya memiliki pengaruh yang besar pada bagaimana orang mengalami emosi. Kebudayaan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk emosi manusia.
B. SARAN
Makalah ini jauh dari kesempurnaan, kritik dan masukan dari pembaca dapat menambah kesempurnaan dari makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Berry, J. W.,Poortinga, Y. H., Segall, M.H., Dkk. Psikologi Lintas Budaya:Riset dan aplikasi.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama (1991)
Markam, S. S. Dimensi Pengalaman Emosi Kajian Deskriptif Melalui Nama Emosi Berdasarkan Teori Kognitif. Disertasi. Jakarta: Program Pasca Serjana Universitas Indonesia. (1992)
Matsumoto,D. Pengantar Psikolog Lintas Budaya. Yogyakarta: Pustaka Blajar,2008
Soekarto, S. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT
Raja Grafindo.(2007)
[2] Soekarto, S. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo.(2007)
[3] Markam, S. S. Dimensi Pengalaman Emosi Kajian Deskriptif Melalui
Nama Emosi Berdasarkan Teori Kognitif. Disertasi. Jakarta: Program Pasca
Serjana Universitas Indonesia. (1992)
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar