MAKALAH AYAT- AYAT TENTANG HUBUNGAN ANTAR UMAT BERAGAMA
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
AYAT- AYAT TENTANG HUBUNGAN ANTAR UMAT BERAGAMA
By: Reni,dkk.
A. PENDAHULUAN
Agama
adalahciptaan Allah SWT yang konstan. Esensinya adalah tauhid uluhiyah
dan mengesakan-Nya dalam beribadah,
mensyukuri nikmtat-
nikmat dengan melakukan amal shaleh, serta beriman kepada kebangkitan, hisab, balasan atas amal setelah kehidupan didunia ini.
Karena Allah adalah Esa
dan karena diawali dari risalah-risalah agama
sejak Nabi
Adam a.s hingga penutupnya Nabi Muhammad
SAW.
Agama
ilahi yang satu ini adalah “ Islam”. Artinya,
taat kepada
Allah SWT dan menyerahkan diri serta menundukkan wajah kepadanya yang dijadikan perangkat beragama oleh manusia,
tauhid uluhiyah serta memurnikan ibadah hanya kepada Allah SWT semata
dan melakukan amal shaleh. Dalam
kerangka agama ilahi yang satu ini dan melalui risalah-risalah para rasul,
serta perbedaan umat-umat yang menerima pada zaman, tempat, kemaslahatan,
tradisi, budaya, serta tingkatan kemajuannya, maka terjadilah banyak syariat,
yang merupakan jalan-jalan, petunjuk, serta metode yang ditempuh oleh seluruh pemilik
risalah dan pemeluk setiap agama untuk beragama dengan akidah-akidah yang
konstan, agama ilahi yang tunggal. Hakikat agama ini diperkuat oleh al-Quran,
kitab suci yang menyempurnakan agama yang datang dengan syariat penutup dan
universal, serta elemen yang menyempurnakan bangunan yang berdiri di atas akidah
yang sama, yang dikenal oleh seluruh risalah langit yang dikirim kepada umat manusia.[1]
Tauhid
uluhiyah adalah kesamaan risalah bagi kesatuan agama seluruh umat penerima risalah langit. Menyerahkan diri kepada Allah SWT adalah common
flat from bagi penegasan Allah SWT dalam
ibadah dan penghambaan seluruh risalah, dan menunjukkan adanya pluralitas dalam cara ibadah yang dipakai
masing-masing umat untuk mendekatkan diri kepada zat yang mereka sembah. Bahkan pluralitas ini melewati pluralitas syariah, manhaj, manasik
(cara ibadah), sesuai dengan pluralitas umat dan kelompok sehingga individu- individu dari umat yang satu pun
mempunyai perbedaan tersendiri dalam syakilah (cara dan mazhab yang
iatempuh).[2]
B. PEMBAHASAN
1.
Ayat Al-Quran Tentang Hubungan Umat Beragama
Ayat-ayattentanghubunganumatberagamadapatdilihatdalam (1)
surat al-Baqarah ayat 62, 120 dan 213, (2) surat Ali Imran ayat 61 dan 118, (3)
surat Al-Mumtahanahayat 7-9, dan (4) surat Al-Kafirun Ayat 1-6 sebagaiberikut:
a.
Surat
Al-Baqarah Ayat 62, 120 dan 213
إِنَّٱلَّذِينَءَامَنُواْوَٱلَّذِينَهَادُواْوَٱلنَّصَٰرَىٰوَٱلصَّٰبِِٔينَمَنۡءَامَنَبِٱللَّهِوَٱلۡيَوۡمِٱلۡأٓخِرِوَعَمِلَصَٰلِحٗافَلَهُمۡأَجۡرُهُمۡعِندَرَبِّهِمۡوَلَاخَوۡفٌعَلَيۡهِمۡوَلَاهُمۡيَحۡزَنُونَ
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang
Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka
yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan
menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada ke khawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (Q.S.
Al-Baqarah: 62)
وَلَنتَرۡضَىٰعَنكَٱلۡيَهُودُوَلَاٱلنَّصَٰرَىٰحَتَّىٰتَتَّبِعَمِلَّتَهُمۡۗقُلۡإِنَّهُدَىٱللَّهِهُوَٱلۡهُدَىٰۗوَلَئِنِٱتَّبَعۡتَأَهۡوَآءَهُمبَعۡدَٱلَّذِيجَآءَكَمِنَٱلۡعِلۡمِمَالَكَمِنَٱللَّهِمِنوَلِيّٖ وَلَانَصِيرٍ
Artinya: “Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk
Allah itulah petunjuk
(yang benar) dan
sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah
tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (Q.S.
Al-Baqarah: 120)
كَانَٱلنَّاسُأُمَّةٗوَٰحِدَةٗ فَبَعَثَٱللَّهُٱلنَّبِيِّ نَمُبَشِّرِينَوَمُنذِرِينَوَأَنزَلَمَعَهُمُٱلۡكِتَٰبَبِٱلۡحَقِّلِيَحۡكُمَبَيۡنَٱلنَّاسِفِيمَاٱخۡتَلَفُواْفِيهِۚوَمَاٱخۡتَلَفَفِيهِإِلَّاٱلَّذِينَأُوتُوهُمِنۢبَعۡدِمَاجَآءَتۡهُمُٱلۡبَيِّنَٰتُبَغۡيَۢابَيۡنَهُمۡۖفَهَدَىٱللَّهُٱلَّذِينَءَامَنُواْلِمَاٱخۡتَلَفُواْفِيهِمِنَٱلۡحَقِّبِإِذۡنِهِۦۗوَٱللَّهُيَهۡدِيمَنيَشَآءُإِلَىٰصِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٍ
Artinya:
“Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah
mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah
menurunkan bersama mereka Kitab yang benar,
untuk memberi keputusan di
antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang
telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan
yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal
yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah
selalumemberipetunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus”.(Q.S.Al Baqarah: 213)
b.
Surat
Ali Imran ayat 61 dan 118
فَمَنۡحَآجَّكَفِيهِمِنۢبَعۡدِمَاجَآءَكَمِنَٱلۡعِلۡمِفَقُلۡتَعَالَوۡاْنَدۡعُأَبۡنَآءَنَاوَأَبۡنَآءَكُمۡوَنِسَآءَنَاوَنِسَآءَكُمۡوَأَنفُسَنَاوَأَنفُسَكُمۡثُمَّنَبۡتَهِلۡفَنَجۡعَللَّعۡنَتَٱللَّهِعَلَىٱلۡكَٰذِبِينَ
Artinya:
“Siapa
yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): Marilah kita memanggil anak-anak kami dan
anak-anakkamu, isteri-isteri kami dan isteri-isterikamu, diri kami dan dirikamu
kemudian marilah kita bermubah allah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang
dusta”.
(Q.S. Ali Imran: 61)
يَٰٓأَيُّهَاٱلَّذِينَءَامَنُواْلَاتَتَّخِذُواْبِطَانَةٗ مِّندُونِكُمۡلَايَأۡلُونَكُمۡخَبَالٗاوَدُّواْمَاعَنِتُّمۡقَدۡبَدَتِٱلۡبَغۡضَآءُمِنۡأَفۡوَٰهِهِمۡوَمَاتُخۡفِيصُدُورُهُمۡأَكۡبَرُۚقَدۡبَيَّنَّالَكُمُٱلۡأٓيَٰتِۖإِنكُنتُمۡتَعۡقِلُونَ
Artinya: “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang
yang, di luar kalanganmu
(karena) mereka tidak henti-hentinya
(menimbulkan) kemudharatan bagimu.
Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan
oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya”. (Q.S.
Ali Imran: 118)[3]
c.
Surat
Al-Mumtahanahayat 7-9
عَسَىٱللَّهُأَنيَجۡعَلَبَيۡنَكُمۡوَبَيۡنَٱلَّذِينَعَادَيۡتُممِّنۡهُممَّوَدَّةٗۚوَٱللَّهُقَدِيرٞۚوَٱللَّهُغَفُورٞ رَّحِيمٞ
Artinya : “Mudah-mudahan
Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang
kamu musuhi
diantara mereka.
Dan Allah adalah Maha
Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi MahaPenyayang”.
لَّايَنۡهَىٰكُمُٱللَّهُعَنِٱلَّذِينَلَمۡيُقَٰتِلُوكُمۡفِيٱلدِّينِوَلَمۡيُخۡرِجُوكُممِّندِيَٰرِكُمۡأَنتَبَرُّوهُمۡوَتُقۡسِطُوٓاْإِلَيۡهِمۡۚإِنَّٱللَّهَيُحِبُّٱلۡمُقۡسِطِينَ.
Artinya : “Allah
tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang
yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”
إِنَّمَايَنۡهَىٰكُمُٱللَّهُعَنِٱلَّذِينَقَٰتَلُوكُمۡفِيٱلدِّينِوَأَخۡرَجُوكُممِّندِيَٰرِكُمۡوَظَٰهَرُواْعَلَىٰٓإِخۡرَاجِكُمۡأَنتَوَلَّوۡهُمۡۚوَمَنيَتَوَلَّهُمۡفَأُوْلَٰٓئِكَهُمُٱلظَّٰلِمُونَ.
Artinya : “Sesungguhnya
Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang- orang yang memerangimu
karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu.
Dan barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah
orang-orang yang zalim”.[4]
d.
Surat
Al-Kafirun Ayat 1-6
قُلۡيَٰٓأَيُّهَاٱلۡكَٰفِرُونَ ١ لَآأَعۡبُدُمَاتَعۡبُدُونَ ٢ وَلَآأَنتُمۡعَٰبِدُونَمَآأَعۡبُدُ ٣ وَلَآأَنَا۠ عَابِدٞ مَّاعَبَدتُّمۡ ٤ وَلَآأَنتُمۡعَٰبِدُونَمَآأَعۡبُدُ ٥ لَكُمۡدِينُكُمۡوَلِيَدِينِ ٦
Artinya : 1) Katakanlah:
"Hai orang-orang kafir. 2) Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. 3) Dan kamu bukan penyembah Tuhanyang aku sembah. 4) Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. 5) dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. 6) Untukmu agamamu, dan untukkulah,
agamaku".[5]
2. Sikap Antar Umat Beragama
Sikap
yang baik antara sesama umat beragama adalah menjalin hubungan yang harmonis,
karena agama selalu membawa kedaimaian untuk kebaikan dan
keberlangsungan manusia
di muka bumi,
olehnya itu sikap yang harus kita lakukan dalam kehidupan beragama adalah sebagai berikut:
a. Menjalin hubungan antara sesama yang berbeda
agama, karena pada dasarnya semua manusia berasal dari satu nenek moyang yaitu Nabi Adam a.s. dan
Siti Hawa a.s.
Salah satu hadis
yang mengungkapkan tentang persaudaraan adalah:
المسلماخوالسلملايظلمهولايحذلهولايخذبهولايحقره
Artinya : “Orang muslim menjadi saudara bagi muslim lainnya, tidak boleh menganiaya sesamanya, membiarkannya,
berdusta, dan tidak boleh menghinakannya”. HR.
Muslim
b. Sikap selanjutnya yaitu mendasarkan segala perilaku kita pada ketaqwaan kepada Allah swt.
c. Berikutnya yaitu saling hormat menghormati dan tidak boleh saling merendahkan antara satu dengan yang lain.
d. Tidak boleh curiga mencurigai, harus selalu ditumbuh kembangkan sikap husnuddhan.
e. Selalu menjaga nama baik saudaranya, tidak boleh mencari-cari kesalahan orang lain.
f.
Menjadikan perbedaan warna kulit dan keturunan serta ras dan bangsa untuk saling ta’aruf, mengadakan hubungan timbal balik secara baik.
g. Gotong royong atau tolong menolong dalam masalah kebaikan dan banyak lagi yang lainnya. Semua sifat dan sikap serta usaha untuk menciptakan kerukunan dan perdamaian telah dicontohkan oleh Nabi
saw. selama masa hidup beliau
yang pada saat ini sudah terkonsep dalam “Akhlaqul Karimh”, dan yang harus dijauhi oleh setiap muslim dalam setiap pergaulannya terkumpul dalam konsep “Akhlaqul Madzmumah”.[6]
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Semua
agama mengajarkan kasih sayang cinta, kedaiman persaudaraan
dan sejumlah nilai-nilai kemanusiaan secara normative dan ideal.
Semoga Allah menjadikan diantara manusia dengan musuh- musuhnya
rasa kasih sayang setelah kebencian, rasa cinta setelah permusuhan dan
percecokan.
Pertama, kita sebagai umat islam harus senantiasa menghormati dan saling menolong terhadap non- muslim, asal jangan tolong menolong dalam hal akidah. Kedua, bahwa islam ditegakkan untuk rahmat seluruh alam sebagaimanau capam Nabi Muhammad saw “saya tidak diutus sebagai pengutuk, tetapi saya diutus mengajak dan membawa rahmat” Ketiga, keinginan Nabi Muhammad saw. agar orag-orang Nasrani menerima ajakan islam, maka Allah swt, memerintahkan beliau untuk mengajak mereka dan semua pihak dari Ahl al- Kitab termasuk orang- orang yahudi agar menerimasatutawaran yang sangatadil, tetapi Ahli- kitab senantiasa selalu ingin menyesatkan kaum muslimin dengan tipu dayanya. Seperti dalam surah Ali- Imran ayat 64 yang menyatakan bahwa Nabi Ibrahim adalah orang kafir Keempat, perintah untuk berpegang kepada tali Allah yang berfungsi menghalangi seseorang terjatuh.
2. Saran-saran
Demikian makalah yang kami buat,
semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna,untuk itu kami sangat mengharapkan saran yang
berisi kritik maupun sanggahan serta tambahan terhadap makalah ini agar menjadi lebih baik.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena penulis adalah hamba Allah yang tak liput dari kesalahan khilaf dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA
Al- Imam al-
Qurthubi, Jami` al- Ahkam al- Fiqliyahlil Imam al- Qurthubi min Tafsirihi,
(Beirut: Dar al- Kutub al- Ilmiyah, juz 2
Hamka, Tafsir Al- Azhar, Juz V
https://www.coretanzone.id/2018/10/ ayat-
al- quran- tentang- hubungan- umat- beragama. Html?m=1
Muhammad Imarah, Islam dan
Pluralitas, Jakarta, GemaInsani Press,
1999
Sayyid Quthb, Fi Zhilal al- Quran,
(Beirut: Dar al- Syuruq, 1994
[1] Muhammad Imarah,
Islam dan Pluralitas, Jakarta, GemaInsani Press, 1999, hlm, 73-74
[2]Ibid.hlm 82-83
[3]Hamka, Tafsir Al-
Azhar, JuzVI,,hlm 257
[4]Sayyid Quthb, Fi Zhilal
al- Quran, (Beirut: Dar al- Syuruq, 1994), hlm 3544
[5]Al- Imam al- Qurthubi,
Jami` al- Ahkam al- Fiqliyahlil Imam al- Qurthubi min Tafsirihi, (Beirut:
Dar al- Kutub al- Ilmiyah, juz 2), h. 235- 236
[6]https://www.coretanzone.id/2018/10/ayat- al- quran-
tentang- hubungan- umat- beragama. Html?m=1
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar