MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekol...

MAKALAH PENGUMPULAN DATA PENELITIAN KUALITATIF

 MAKALAH  PENGUMPULAN DATA PENELITIAN KUALITATIF

BY: YUNI, DKK.

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang masalah

Penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta, kemasyraktan kepmudaan, prempuan, olahraga seni dan budaya dan lain-lain sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksanakan demi kesjahteraan bersama. Dalam peneitian kualitatif terjadi tiga kemungkinan tehadap masalah yang akan diteliti yaitu masalah yang dibawa oleh peneliti sejak awal sampai akhir penelitian sama sehingga judul proposal dengan judul laporan penelitian sama. Masalah yang dibawa peneliti yaitu dperluas diperdalam dan harus dipersiapkan agara tidak terlalu banyak perubahan

A.    Rumusan masalah

1.      Metode apa saja yang digunakan dalam pengumpulan penelitian kualitatif ?

2.      Teknik apa saja yang digunakan dalam penelitian kualitatif ?

          BAB II

PEMBAHASAN

A.    Metode  penelitian  pengumpulan data kualiatatif

Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian naralistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif ini berisi tentang bahan prosedur dan strategi yang digunakan dalam riset, serta keputusan-keputusan yang dibuat tentang desain riset.

Menurut Sutopo (2006:9) meteode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara mum dikelomokkan ke dalam dua jenis cara, yaitu teknik bersifat interaktif dan non interkatif. Metode interaktif meliputi interview dan observasi berperan serta, teknik kesioner, mencatat dokumen, dan partisipasi tidak berperan.[1]

Menurut Sugiyono (2008:63) ada empat macam dalam pengumpulan data, yaitu wawancara, observasi, kuesioner, dokumentasi, dan gabungan triangulasi.[2]

Menurut Ahmad Nizar Rangkuti ( 2016)  ada tiga macam yaitu observasi, wawancara, studi dokumen.   

B.     Teknik wawancara

Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktisn terhadap informasi atau keterangan yang diproelh sebelumnya. Teknik wawancara yaitu digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memproleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yag diwawancara, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewwancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatip lama.[3] Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama interview adalah kontak langsung dengan tatap muka ( face to face relation ship) antara si pencari informasi (iinterviewer atau informan hunter) dengan sumber informasi interviewe.

Jenis interview meliputi interview bebas interview terpimpin, interview bebas yaitu pewawanacara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang dikumpul. Interview terpinpin yaitu interview yang dilakukan oleh pewawanacara dengan membawa sederatan pertanyaan lengkap dan terperinci, yaitu kombinasi antara interview bebas dan interview terpinpin. Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawanacarai responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas  pertanyaan, kontak mata dan kepekaan non verbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis  wawancara yaitu authnamnesa  (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloamnesa ( wawancara dengan keluaraga responden.[4]

Jenis- jenis wawanacara

Pertama, wawanacara tidak berstruktur, tidak berstandard, informal atau berfokus dimulai dari pertanyaan umum dalam area yag luas pada penelitian. Wawancara ini biasanya  diikuti dalam suatu kata kunci, agenda atau daftar topik  yang akan dicakup dalam   wawanacara. Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali. Jenis wawancara ini bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti ini mengikuti minat partisipan. Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada partisipan dalam urutan manapun yang bergantung pada jawaban.

Kedua wawanacra seni berstruktur wawancara ini dimulai dari isu yang dicakup dalam pedoman wawancara. Pedoman wawncara adalah bukanlah dalam penelitian kualitatif. Sekuensi pertanyaan  tidaklah dalam sama pada tiap partisipan yang bergantung pada setiap wawanacara dan jawaban tiap individu. Namun pedoman wawanacara menjamin bahwa peneliti mengumpulakn jenis data yang sama dari para partisipan peneliti dapat menghemat waktu melalui cara ini.  Pedoman wawanacara berfokus pada subjek area tertentu yang diteliti, tetapi dapat direvisi setelah wawancara karena ide yang baru muncul belakangan.

Ketiga wawanacara berstruktur atau berstandard. Peneliti kualitatif jarang sekali menggunakan jenis wawancara ini. Beberapa ketrbatsana pada wawancara yang membuat penliti tidak kaya. Jadwal wawanacara berisi sejumlah pertanyaan yangh telah drencankan sebelumnya.[5]

Lama dan pemilihan waktu wawancara

Field & Morse ( 1985 ) menyarankan bahawa harus selesai dalam satu jam. Sebenranya waktu wawancara bergantung pada partisipan. Peneliti harus melakukan kontark waktu dengan paertsipan, sehingga mereka dapat merencanakan kegiatannya pada hari itu tanpa terganggu oleh wawancara, umumnya partisiapan memang menginginkan waktunya cukup satu jam. Pada partisipan lanjut usia, menderita, kelemahan fisik atau sakit mungkin perlu istrihat setelah dua pulh atau tiga puluh menit. Partisiapan anak-anak juga tidak bisa konsentrasi dalam waktu yang lama. Peneliti harus menggunakan penilaian mereka sendiri, mengikuti keingiana partisipa, dan menggunakan waktu sesuai dengan kebutuhan.

Jenis pertanyaan dan hal yang terkait

Ketika menanyakan suatu pertanyaan, pewawanacara menggunakan berbagai teknik komunikasi dan cara bertanya.Patton(1990) membuat daftar jenis pertanyaan, seperti pertanyaan pengalaman, perasaan, dan pengetahuan.

Menurut Devers & Frankel (2000) beberapa faktor yang mempengaruhi derajat struktur atau jenis instrumentasi yang digunakan dalam penelitian kualitatif. Faktor pertama adalah tujuan penelitian. Bila penelitian lebih bersifat eksploeasi atau pengujian untuk menemukan dan atau ,menghaluskan  teori dan konsep yang tepat untuk dipertimbangkan adalah protocol yang sangat berakhiran terbuka (open-ended). Faktor kedua adalah luasnya pengetahuan sebelumnya yang sudah ada tentang suatu subyek, misalnya suatu konsep yang sudah ada dan telah digunakan secara luas di dunia, sejauhmana penerapannya di Indonesia.[6]

Prosedur wawancara

Creswell (1998)  menjelaskan bahwa prosedur wawancara seperti tahapan berikut ini :

1.      Identifikasi para partisiapan berdasrkan prosedur sampling yang dipilih sebelumnya.

2.      Tentukan jenis wawancara yang akan dilakukan dan informasi bermanfaat apa yang rTelevan dalam menjawab pertanyaan penelitian. Apakaha wawanacara individu atau kelompok terfokus, perlu dipersiapkan alat perekam yang sesuai. Alat perekam perlu di cek kondisinya.

3.      Tentukan temapat untuk melakukan wawancara. Jika mungkin ruanga cukup tenang dan nyaman bagi partisipan, idealnya peneliti dan  paretsipan duduk berhadapan dengan perekam berada diantaranya sehinngga suara-suara keduanya dapat terekam baik. Posisi ini juga mudah , mencatat ungkapan non verbal partisipan seperti tertawa menepuk kening.

4.      Selama wawanacara cocokan dengan pertnyaan lengkapi pada waktu tersebut (jika memungkinkan), hargai partisiapan dan selalu bersikap sopan santu.  Pewawancara yang baik adalah yang lebih banyak mendengarkan daripada berbiacara ketika wawanacara sedang berlangsung.

C.     Teknik observasi

Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat situasi penelitian. Teknik in sangat relevan yang digunakan dalam penelitian kelas yang meliputi pengamatan kondisi inetraksi pembelajaran, tingkah laku anak dan interaksi anak dan kelompoknya. Pengamatan dapat dilakukan secara bebas dan terstruktur. Alat yang bisa digunakan dalam pengamatan adalah lembar pengamatan ceklis, catatan kejadian dan lain-lain

Beberapa informasi yang diproleh dari hasil observasi adalah ruang tempat , pelaku, kegiatan objek perbuatan, kejadian atau peristiwa waktu perasaan.Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian untuk mejawab pertanyaan untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yang melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.[7]

Observasi yaitu teknik pengumpulan yang mengaruskan peneliti turun kelapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan , waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan. Observasi dalam penelitian dalam penelitian kualitatif berbeda denga studi kuantitatif. Perbedaan pertama pengamat dalam penelitian kualitatif tidak berusaha untuk tetap netral atau objek tentang fenomena yang diamati. Pengamat mungkin melibatkan perasaan dan pengalamanya dalam menafsirkan hasil pengamatan. Perbedaan kedua antara penelitian kualitatif daan kuaantitatif merupakan fokus dari observasi yang muncul. Tetapi pengumpulan data kuantitatif umumnya didorong oleh hipotesis apriori, pertanyaaan atau tujuan. Perbedaan yang ketiga fokus dari observasi umumnya jauh lebih luas dalam penelitian kualitatif dari pada penlitian kuantatif. Tetaoi pengamat melihat perilaku dan dan kerangka lingkungan  dari segi pandangan holistic.

Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari aktvitas -aktivats yang berlangsung, orang –orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian yang diamati tersebut, hasil observasi menjadi data penting karna bebrapa hal antara lain.

a.       Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti

b.      Observasi peneliti memungkinkan peneliti untuk bersikao terbuka, berrientasi pada penemuan dari pada pembuktian dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara indutif

c.       Observasi memunginkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari.

d.      Observasi memungkinakan peneliti memproleh data tentang hal-hal ynga karena berbagai sebab tidak diungkapakan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.

e.       Observasi memu gkinkan peneliti merefelksikan dan bersikap introfekstif terhadap penelitain yang dilakukan.Kesan dan pesan pengamatan akan menjadi bagiandari data yang pada gilirannya dapat memanafaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.[8]

D.    Teknik kuesioner

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden ). Instrumen atau alat pengumpulan datanhya juga disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspin oleh responden ( sutopo,2006). Responden mempunnyai kebebasana untuk meberikan jawaban atau respin sesuai dengan persepsinya.

Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan dengan perangkat pertanyaan-pertanyaan  tertul8s kepada responden karena angket dijawab ataun diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan rsponden, maka dalam menyusun angeket perlu diperhatiakan beberapa hal. Pertama sebelum sebutir- sebutir pertanyaan ada pengantar atau petunjuk pengisian. Kedua butir-bitir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata yang lajim digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjanga. Dan ketiaga, untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disesuiakan kolom untuk menuliskan jawaban atau respomnden secukupnya.[9]

E.     Teknik dokumen

Kata dokumen berasal adari bahasa latin yaitu decore, yang berarti mengajar. Pengertian dari kata dokumen menurut Louis Gottaschalk seringkali digunakan para ahli dalam dua penegrtian, yaitu pertama. Berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak, peningagalan-peningalan tertukis pertilasan-pertilasan arkeologis. Penegrtian kedua, diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara seperti surat perjanjian undang-undang, hibah, konsesi dan lainnya. Lebih lanjut Gottaschaalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam penegrtianya yang lebih luas dalam setiap proses pemebuktian yang didasrkan atsa jenis sumber apapun, baik itu yang berupa tulisan, lisan, gamabran atau arkeelogis.

Dari berbagai penegrtian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan  bahwa dokumen meruapakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tetulis, film, gamabar (foto), dan karya-karya monumental, yangs emua itu memebruikan informasi bagi proses penelitian. Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diproleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan wawanacara. Akan tetapi ada pula sumber bukan manusia, non human resources, diantaranya dokumen poto dan bahan statistik.[10]

F.       Teknik triangulasi

Triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabasahan data yang paling umum digunakan. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan sesuatau yang lain diluar data pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam kaitan ini Patton ( dalam sutopo 2006). Menjelaskan teknik triangulasi yang dapat digunakan menurut Patton:

a.       Triamgulasi data disebut triangulasi sumber cara ini mengarahkan peneliti agar didalam mengumpulakan data, ia bberusaha menggunakan berbagai sumber yang ada. Teknik truangulasi model ini dapat digambarkan

b.      Triangulasi peneliti adalah hasil penelitian baik yang berupa data maupun kesimpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhanya dapat diuji oleh peneliti lain.

c.       Triangulasi metodologis teknik triangulasi metode ini digunakan dengan cara mengumpulkan data sejenis tetapi menggunakan metode yang berbeda.

d.      Triangulasi teoritis dilakukan oleh pebneliti dengan menggunakan persefektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Oleh karena itu dalam melkukan jenis triangulasi ini peneliti harus memahami teori-teori yang di yang digunakan dan keterkaitamya dengan permasalahan yang diteliti sehingga mampu menghasilakn simpulan yang mantap

Pada dasarnya triangulasi merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomonologi yang bersifat multi persefektif. Artinya guna menartik sutau kesimpulan yang mantap diperlukan berbagai sudut pandnag berbeda. Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifata mengngabungkan yang berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.[11]

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Berdasarkan pemahaman diatas selanjuntnnya dapat diproleh kesimpulan tentang metode metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sebagai berikut:

1.      Metode penelitian kualitatif ini berisi tentang bahan prosedur ddan strategi yang diguankan dalam riset, serta keputsian kepustusan yang dibuat tentang desain riset.

2.      Metode pengumpulan data di kelompokkan menjadi dua yaitu  metode yang bersifat interaktif dan non interaktif.

3.      Teknik yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah teknik wawancara, observasi, fokus group diszcussion . kuesioner, teknik dokumen, teknik triangulasi.

 

B.     Saran

Syukur Alhamdulillah pada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini walaupun masih ada kekurangan dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu pemakalah sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini kedepannya


DAFTAR PUSTAKA

Sutopo,Metode penelitian kualitatif,(Surakarta:Uns Press,2006) H. 23.

Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif, R & D, (Bandung: Alfabeta ,2008) h. 36.

Sutopo,Metode penelitian kualitatif,(Surakarta:Uns Press,2006) H.227..

Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif, R & D, (Bandung: Alfabeta ,2008) h. 36.

Ahmad Nizar Rangkuti,Metode penelitian pendidikan, (Bandung: Cita pustaka media, 2016, h. 150.

Ahmad Nizar Rangkuti,Metode penelitian pendidikan, (Bandung: Cita pustaka media, 2016, h. 151-152.

Jhon,Creswell,Reaserch design quantitative dan qualitative (London: Sage 2002)  h.567

hmad Nizar Rangkuti,Metode penelitian pendidikan, (Bandung: Cita pustaka media, 2016, h. 143-144.

Sutopo,Metode penelitian kualitatif,(Surakarta:Uns Press,2006) h. 228.

M. Bungin Burhan, Penelitian kualitatif komunikasi ekonomi ilmu sosial dan lainnya,( Jakarta:  Kencana 2008)  H.60.

Gottshalk,  Under standing History primer method,( Jakarta: UI Press) h. 54.



[1] Sutopo,Metode penelitian kualitatif,(Surakarta:Uns Press,2006) H. 23.

[2] Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif, R & D, (Bandung: Alfabeta ,2008) h. 36.

[3] Sutopo,Metode penelitian kualitatif,(Surakarta:Uns Press,2006) H.227..

[4] Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif, R & D, (Bandung: Alfabeta ,2008) h. 36.

 

[5] Ahmad Nizar Rangkuti,Metode penelitian pendidikan, (Bandung: Cita pustaka media, 2016, h. 150.

[6] Ahmad Nizar Rangkuti,Metode penelitian pendidikan, (Bandung: Cita pustaka media, 2016, h. 151-152.

 

[7] Jhon,Creswell,Reaserch design quantitative dan qualitative (London: Sage 2002)  h.567

[8]hmad Nizar Rangkuti,Metode penelitian pendidikan, (Bandung: Cita pustaka media, 2016, h. 143-144.

[9] Sutopo,Metode penelitian kualitatif,(Surakarta:Uns Press,2006) h. 228.

[10] M. Bungin Burhan, Penelitian kualitatif komunikasi ekonomi ilmu sosial dan lainnya,( Jakarta:  Kencana 2008)  H.60.

[11] Gottshalk,  Under standing History primer method,( Jakarta: UI Press) h. 54.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL