MAKALAH PENGUMPULAN DATA PENELITIAN KUALITATIF
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
MAKALAH PENGUMPULAN DATA PENELITIAN KUALITATIF
BY: YUNI, DKK.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
masalah
Penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian yang digunakan
untuk mengungkapkan permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi pemerintah,
swasta, kemasyraktan kepmudaan, prempuan, olahraga seni dan budaya dan lain-lain
sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksanakan demi kesjahteraan
bersama. Dalam peneitian kualitatif terjadi tiga kemungkinan tehadap masalah
yang akan diteliti yaitu masalah yang dibawa oleh peneliti sejak awal sampai
akhir penelitian sama sehingga judul proposal dengan judul laporan penelitian
sama. Masalah yang dibawa peneliti yaitu dperluas diperdalam dan harus
dipersiapkan agara tidak terlalu banyak perubahan
A.
Rumusan masalah
1.
Metode apa saja yang digunakan dalam
pengumpulan penelitian kualitatif ?
2. Teknik apa saja yang digunakan dalam penelitian kualitatif ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Metode penelitian pengumpulan data kualiatatif
Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian
naralistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural
setting) karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Metode penelitian kualitatif ini berisi tentang bahan prosedur dan strategi
yang digunakan dalam riset, serta keputusan-keputusan yang dibuat tentang
desain riset.
Menurut Sutopo (2006:9) meteode pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif secara mum dikelomokkan ke dalam dua jenis cara, yaitu teknik
bersifat interaktif dan non interkatif. Metode interaktif meliputi interview
dan observasi berperan serta, teknik kesioner, mencatat dokumen, dan
partisipasi tidak berperan.[1]
Menurut Sugiyono (2008:63) ada empat macam dalam pengumpulan data,
yaitu wawancara, observasi, kuesioner, dokumentasi, dan gabungan triangulasi.[2]
Menurut Ahmad Nizar Rangkuti ( 2016) ada tiga macam yaitu observasi, wawancara,
studi dokumen.
B.
Teknik
wawancara
Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktisn terhadap
informasi atau keterangan yang diproelh sebelumnya. Teknik wawancara yaitu
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam (in-depth
interview) adalah proses memproleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan
atau orang yag diwawancara, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara, di mana pewwancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang
relatip lama.[3]
Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah
pertanyaan secara lisan dan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama
interview adalah kontak langsung dengan tatap muka ( face to face relation
ship) antara si pencari informasi (iinterviewer atau informan hunter)
dengan sumber informasi interviewe.
Jenis interview meliputi interview bebas interview terpimpin,
interview bebas yaitu pewawanacara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga
mengingat akan data apa yang dikumpul. Interview terpinpin yaitu interview yang
dilakukan oleh pewawanacara dengan membawa sederatan pertanyaan lengkap dan
terperinci, yaitu kombinasi antara interview bebas dan interview terpinpin.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawanacarai responden
adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata dan kepekaan non
verbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara yaitu authnamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau
responden) dan aloamnesa ( wawancara dengan keluaraga responden.[4]
Jenis- jenis wawanacara
Pertama, wawanacara tidak berstruktur, tidak berstandard, informal
atau berfokus dimulai dari pertanyaan umum dalam area yag luas pada penelitian.
Wawancara ini biasanya diikuti dalam
suatu kata kunci, agenda atau daftar topik
yang akan dicakup dalam wawanacara. Namun tidak ada pertanyaan yang
ditetapkan sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali. Jenis wawancara
ini bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti ini mengikuti minat
partisipan. Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun yang bergantung pada jawaban.
Kedua wawanacra seni berstruktur wawancara ini dimulai dari isu
yang dicakup dalam pedoman wawancara. Pedoman wawncara adalah bukanlah dalam
penelitian kualitatif. Sekuensi pertanyaan
tidaklah dalam sama pada tiap partisipan yang bergantung pada setiap
wawanacara dan jawaban tiap individu. Namun pedoman wawanacara menjamin bahwa
peneliti mengumpulakn jenis data yang sama dari para partisipan peneliti dapat
menghemat waktu melalui cara ini.
Pedoman wawanacara berfokus pada subjek area tertentu yang diteliti,
tetapi dapat direvisi setelah wawancara karena ide yang baru muncul belakangan.
Ketiga wawanacara berstruktur atau berstandard. Peneliti kualitatif
jarang sekali menggunakan jenis wawancara ini. Beberapa ketrbatsana pada
wawancara yang membuat penliti tidak kaya. Jadwal wawanacara berisi sejumlah
pertanyaan yangh telah drencankan sebelumnya.[5]
Lama dan pemilihan waktu wawancara
Field & Morse ( 1985 ) menyarankan bahawa harus selesai dalam
satu jam. Sebenranya waktu wawancara bergantung pada partisipan. Peneliti harus
melakukan kontark waktu dengan paertsipan, sehingga mereka dapat merencanakan
kegiatannya pada hari itu tanpa terganggu oleh wawancara, umumnya partisiapan
memang menginginkan waktunya cukup satu jam. Pada partisipan lanjut usia,
menderita, kelemahan fisik atau sakit mungkin perlu istrihat setelah dua pulh
atau tiga puluh menit. Partisiapan anak-anak juga tidak bisa konsentrasi dalam
waktu yang lama. Peneliti harus menggunakan penilaian mereka sendiri, mengikuti
keingiana partisipa, dan menggunakan waktu sesuai dengan kebutuhan.
Jenis pertanyaan dan hal yang terkait
Ketika menanyakan suatu pertanyaan, pewawanacara menggunakan
berbagai teknik komunikasi dan cara bertanya.Patton(1990) membuat daftar jenis
pertanyaan, seperti pertanyaan pengalaman, perasaan, dan pengetahuan.
Menurut Devers & Frankel (2000) beberapa faktor yang
mempengaruhi derajat struktur atau jenis instrumentasi yang digunakan dalam
penelitian kualitatif. Faktor pertama adalah tujuan penelitian. Bila penelitian
lebih bersifat eksploeasi atau pengujian untuk menemukan dan atau ,menghaluskan
teori dan konsep yang tepat untuk
dipertimbangkan adalah protocol yang sangat berakhiran terbuka (open-ended).
Faktor kedua adalah luasnya pengetahuan sebelumnya yang sudah ada tentang suatu
subyek, misalnya suatu konsep yang sudah ada dan telah digunakan secara luas di
dunia, sejauhmana penerapannya di Indonesia.[6]
Prosedur wawancara
Creswell (1998) menjelaskan
bahwa prosedur wawancara seperti tahapan berikut ini :
1.
Identifikasi para partisiapan
berdasrkan prosedur sampling yang dipilih sebelumnya.
2.
Tentukan jenis wawancara yang akan
dilakukan dan informasi bermanfaat apa yang rTelevan dalam menjawab pertanyaan
penelitian. Apakaha wawanacara individu atau kelompok terfokus, perlu
dipersiapkan alat perekam yang sesuai. Alat perekam perlu di cek kondisinya.
3.
Tentukan temapat untuk melakukan
wawancara. Jika mungkin ruanga cukup tenang dan nyaman bagi partisipan,
idealnya peneliti dan paretsipan duduk
berhadapan dengan perekam berada diantaranya sehinngga suara-suara keduanya
dapat terekam baik. Posisi ini juga mudah , mencatat ungkapan non verbal partisipan
seperti tertawa menepuk kening.
4.
Selama wawanacara cocokan dengan
pertnyaan lengkapi pada waktu tersebut (jika memungkinkan), hargai partisiapan
dan selalu bersikap sopan santu.
Pewawancara yang baik adalah yang lebih banyak mendengarkan daripada
berbiacara ketika wawanacara sedang berlangsung.
C.
Teknik
observasi
Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam
melihat situasi penelitian. Teknik in sangat relevan yang digunakan dalam
penelitian kelas yang meliputi pengamatan kondisi inetraksi pembelajaran,
tingkah laku anak dan interaksi anak dan kelompoknya. Pengamatan dapat
dilakukan secara bebas dan terstruktur. Alat yang bisa digunakan dalam
pengamatan adalah lembar pengamatan ceklis, catatan kejadian dan lain-lain
Beberapa informasi yang diproleh dari hasil observasi adalah ruang
tempat , pelaku, kegiatan objek perbuatan, kejadian atau peristiwa waktu
perasaan.Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran
realistik perilaku atau kejadian untuk mejawab pertanyaan untuk membantu
mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yang melakukan pengukuran
terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.[7]
Observasi yaitu teknik pengumpulan yang mengaruskan peneliti turun
kelapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku,
kegiatan , waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan. Observasi dalam penelitian
dalam penelitian kualitatif berbeda denga studi kuantitatif. Perbedaan pertama
pengamat dalam penelitian kualitatif tidak berusaha untuk tetap netral atau
objek tentang fenomena yang diamati. Pengamat mungkin melibatkan perasaan dan
pengalamanya dalam menafsirkan hasil pengamatan. Perbedaan kedua antara
penelitian kualitatif daan kuaantitatif merupakan fokus dari observasi yang
muncul. Tetapi pengumpulan data kuantitatif umumnya didorong oleh hipotesis
apriori, pertanyaaan atau tujuan. Perbedaan yang ketiga fokus dari observasi
umumnya jauh lebih luas dalam penelitian kualitatif dari pada penlitian
kuantatif. Tetaoi pengamat melihat perilaku dan dan kerangka lingkungan dari segi pandangan holistic.
Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari
aktvitas -aktivats yang berlangsung, orang –orang yang terlibat dalam aktivitas,
dan makna kejadian yang diamati tersebut, hasil observasi menjadi data penting
karna bebrapa hal antara lain.
a.
Peneliti akan mendapatkan pemahaman
lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti
b.
Observasi peneliti memungkinkan
peneliti untuk bersikao terbuka, berrientasi pada penemuan dari pada pembuktian
dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara indutif
c.
Observasi memunginkan peneliti
melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari.
d.
Observasi memungkinakan peneliti memproleh
data tentang hal-hal ynga karena berbagai sebab tidak diungkapakan oleh subjek
penelitian secara terbuka dalam wawancara.
e.
Observasi memu gkinkan peneliti
merefelksikan dan bersikap introfekstif terhadap penelitain yang
dilakukan.Kesan dan pesan pengamatan akan menjadi bagiandari data yang pada
gilirannya dapat memanafaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.[8]
D.
Teknik kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data
secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden
). Instrumen atau alat pengumpulan datanhya juga disebut angket berisi sejumlah
pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspin oleh responden (
sutopo,2006). Responden mempunnyai kebebasana untuk meberikan jawaban atau
respin sesuai dengan persepsinya.
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan dengan perangkat pertanyaan-pertanyaan tertul8s kepada responden karena angket
dijawab ataun diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung
dengan rsponden, maka dalam menyusun angeket perlu diperhatiakan beberapa hal.
Pertama sebelum sebutir- sebutir pertanyaan ada pengantar atau petunjuk
pengisian. Kedua butir-bitir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan
kata-kata yang lajim digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjanga. Dan
ketiaga, untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur
disesuiakan kolom untuk menuliskan jawaban atau respomnden secukupnya.[9]
E.
Teknik dokumen
Kata dokumen berasal adari bahasa latin yaitu decore, yang
berarti mengajar. Pengertian dari kata dokumen menurut Louis Gottaschalk
seringkali digunakan para ahli dalam dua penegrtian, yaitu pertama. Berarti
sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian
lisan, artefak, peningagalan-peningalan tertukis pertilasan-pertilasan
arkeologis. Penegrtian kedua, diperuntukan bagi surat-surat resmi dan
surat-surat negara seperti surat perjanjian undang-undang, hibah, konsesi dan
lainnya. Lebih lanjut Gottaschaalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam
penegrtianya yang lebih luas dalam setiap proses pemebuktian yang didasrkan atsa
jenis sumber apapun, baik itu yang berupa tulisan, lisan, gamabran atau
arkeelogis.
Dari berbagai penegrtian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dokumen meruapakan sumber data yang
digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tetulis, film,
gamabar (foto), dan karya-karya monumental, yangs emua itu memebruikan
informasi bagi proses penelitian. Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan
diproleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan
wawanacara. Akan tetapi ada pula sumber bukan manusia, non human resources,
diantaranya dokumen poto dan bahan statistik.[10]
F.
Teknik triangulasi
Triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabasahan data yang paling
umum digunakan. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan sesuatau yang lain
diluar data pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam kaitan
ini Patton ( dalam sutopo 2006). Menjelaskan teknik triangulasi yang dapat
digunakan menurut Patton:
a.
Triamgulasi data disebut triangulasi
sumber cara ini mengarahkan peneliti agar didalam mengumpulakan data, ia
bberusaha menggunakan berbagai sumber yang ada. Teknik truangulasi model ini
dapat digambarkan
b.
Triangulasi peneliti adalah hasil
penelitian baik yang berupa data maupun kesimpulan mengenai bagian tertentu
atau keseluruhanya dapat diuji oleh peneliti lain.
c.
Triangulasi metodologis teknik
triangulasi metode ini digunakan dengan cara mengumpulkan data sejenis tetapi
menggunakan metode yang berbeda.
d.
Triangulasi teoritis dilakukan oleh
pebneliti dengan menggunakan persefektif lebih dari satu teori dalam membahas
permasalahan yang dikaji. Oleh karena itu dalam melkukan jenis triangulasi ini
peneliti harus memahami teori-teori yang di yang digunakan dan keterkaitamya
dengan permasalahan yang diteliti sehingga mampu menghasilakn simpulan yang
mantap
Pada dasarnya triangulasi merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomonologi yang bersifat multi persefektif. Artinya guna menartik sutau kesimpulan yang mantap diperlukan berbagai sudut pandnag berbeda. Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifata mengngabungkan yang berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.[11]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pemahaman diatas
selanjuntnnya dapat diproleh kesimpulan tentang metode metode pengumpulan data
dalam penelitian kualitatif sebagai berikut:
1.
Metode penelitian kualitatif ini
berisi tentang bahan prosedur ddan strategi yang diguankan dalam riset, serta
keputsian kepustusan yang dibuat tentang desain riset.
2.
Metode pengumpulan data di
kelompokkan menjadi dua yaitu metode
yang bersifat interaktif dan non interaktif.
3.
Teknik yang dilakukan dalam
penelitian kualitatif adalah teknik wawancara, observasi, fokus group
diszcussion . kuesioner, teknik dokumen, teknik triangulasi.
B.
Saran
Syukur Alhamdulillah pada Allah SWT yang
telah memberikan kekuatan sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini
walaupun masih ada kekurangan dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena
itu pemakalah sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan makalah ini kedepannya
DAFTAR PUSTAKA
Sutopo,Metode
penelitian kualitatif,(Surakarta:Uns Press,2006) H. 23.
Sugiyono, Metode
penelitian kuantitatif dan kualitatif, R & D, (Bandung: Alfabeta ,2008)
h. 36.
Sutopo,Metode
penelitian kualitatif,(Surakarta:Uns Press,2006) H.227..
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif, R & D, (Bandung: Alfabeta ,2008) h. 36.
Ahmad Nizar
Rangkuti,Metode penelitian pendidikan, (Bandung: Cita pustaka media, 2016,
h. 150.
Ahmad Nizar Rangkuti,Metode penelitian pendidikan, (Bandung: Cita pustaka media, 2016, h. 151-152.
Jhon,Creswell,Reaserch
design quantitative dan qualitative (London: Sage 2002) h.567
hmad Nizar
Rangkuti,Metode penelitian pendidikan, (Bandung: Cita pustaka media, 2016,
h. 143-144.
Sutopo,Metode
penelitian kualitatif,(Surakarta:Uns Press,2006) h. 228.
M. Bungin Burhan, Penelitian
kualitatif komunikasi ekonomi ilmu sosial dan lainnya,( Jakarta: Kencana 2008)
H.60.
Gottshalk, Under standing History primer method,(
Jakarta: UI Press) h. 54.
[1]
Sutopo,Metode
penelitian kualitatif,(Surakarta:Uns Press,2006) H. 23.
[2]
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif, R & D,
(Bandung: Alfabeta ,2008) h. 36.
[3]
Sutopo,Metode
penelitian kualitatif,(Surakarta:Uns Press,2006) H.227..
[4]
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif, R & D,
(Bandung: Alfabeta ,2008) h. 36.
[5]
Ahmad Nizar Rangkuti,Metode penelitian pendidikan, (Bandung: Cita pustaka
media, 2016, h. 150.
[6]
Ahmad Nizar Rangkuti,Metode penelitian pendidikan, (Bandung: Cita pustaka
media, 2016, h. 151-152.
[7]
Jhon,Creswell,Reaserch design quantitative dan qualitative (London: Sage
2002) h.567
[8]hmad
Nizar Rangkuti,Metode penelitian pendidikan, (Bandung: Cita pustaka media,
2016, h. 143-144.
[9]
Sutopo,Metode
penelitian kualitatif,(Surakarta:Uns Press,2006) h. 228.
[10]
M. Bungin Burhan, Penelitian kualitatif komunikasi ekonomi ilmu sosial dan
lainnya,( Jakarta: Kencana
2008) H.60.
[11]
Gottshalk, Under standing History
primer method,( Jakarta: UI Press) h. 54.
Komentar
Posting Komentar