MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekol...

Makalah Bhinneka Model Pembelajaran PPKn

Makalah Bhinneka Model Pembelajaran PPKn

BY: Rahmah, dkk.



BAB I

PENDAHULUAN

A  A.  Latar Belakang Masalah

Pembelajaran PKn sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu: untukmencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, dengan ciri-ciri sebagai berikut:(a)beriman dan bertaqwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, (b) berbudi pekerti luhur,(c) memiliki pengetahuan dan keterampilan,(d)sehat jasmani dan rohani, (e) kepribadian yang mantap dan mandiri, (f) bertanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa. Tujuan pendidikan diatas maka diharapkan pendidikan di Indonesia dapat mencerdaskankehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.

Manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Berbudi pekerti luhur, memiliki keterampilan dan pengetahuan, kesehatan jas berbangsa, bernegara dan diharapkan mampu berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter masyarakat Indonesia.

B  B.    Rumusan Masalah

1.        Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran VAK ?

2.        Bagaimana yang dikatakan model pembelajaran tematik ?

3.        Apa pengertian dari model pembelajaran picture and picture ?

4.        Bagaimana yang dimaksu dengan model pembelajaran STAD ?

 

C.    Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui pengertian model pembelajaran VAK

2.      Mengetahui pengertian model pembelajaran tematik

3.      Mengetahui pengertian model pembelajaran picture and picture

4.      Mengetahui  pengertian model pembelajaran STAD

 D.    Manfaat Penulisan

     Dapat di jadikan pedoman dalam menentukan strategi belajar yang cocok berdasarkan gaya belajar siswa guna meningkatkan pembelajaran PPKn sehingga di peroleh hasil kemampuan yang maksimal. Sehingga siswa mampu mengembangkan kemampuan koneksi PPKn yang sangat di perlukan dalm kehidupan sehari-hari.

  

BAB II

PEMBAHASAN

A A.    Model Pembelajaran VAK

1.    Pengertian

Model pembelajaran VAK adalah model yang cukup populer pada saat ini dan banyak digunakan dalam pelatihan. Pada awalnya konsep gaya helajar VAK digunakan pada orang-orang yang mengalami disleksia atau ketidakmampuan belajar karena kesulitan membaca dan menulis. Model pembelajaran VAK mulai digunakan dalam pembelajaran di sekolah karena VAK dinilai lebih efektif. Selain itu VAK sangat memperhatikan percepatan belajar yang terjadi pada setiap orang. Model pembelajaran VAK adalah model pembelajaran yang mengoptimalkan ketiga modalitas belajar (visual. Auditori, dan kinestetik) untuk menjadikan siswa belajar lebih nyaman (Shoimin, 2014). Menurut Herdian dalam Shoimin (2014) model pembelajaran VAK merupakan suatu model pembelajaran yang efektif dengan menganggap pembelajaran akan memperhatikan ketiga modalitas dan dapat diartikan hahwa pembelajaran dilaksanakan dengan memanfaatkan potensi siswa yang telah dimilikinya dengan melatih dan mengembangkannya.

2.    Langkah-langkah

Pembelajaran VAK menurut Shoimin (2014) adalah sebagai berikut.

a.       Tahap persiapan (kegiatan pendahuluan) Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan motivasi untuk membangkitkan minat siswa dalam belajar, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang kepada siswa, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk menjadikan siswa lebih siap dalam menerima pelajaran.

b.      Tahap Penyampaian (kegiatan inti pada eksplorasi) Pada kegiatan inti guru mengarahkan siswa untuk menemukan materi pelajaran yang baru secara mandiri. menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindera, yang sesuai dengan gaya belajar VAK. Tahap ini biasa disebut eksplorasi.

c.       Tahap Pelatihan (kegiatan inti pada elaborasi) Pada tahap pelatihan guru membantu siswa untuk mengintegrasi dan menyerap pengetahuan serta keterampilan baru dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan gaya belajar VAK.

d.      Tahap penampilan hasil (kegiatan inti pada konfirmasi) merupakan tahap seorang guna membantu siswa dalam menerapkan dan memperluas pengetahuan maupun keterampilan baru yang mereka dapatkan, pada kegiatan belajar sehingga hasil belajar mengalami peningkatan.

Media-media yang dapat digunakan adalah media segala jenis media yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran VAK. Hal yang perlu diperhatikan adalah media yang digunakan harus dapat memenuhi ketiga modalitas belajar. Siswa dengan modalitas belajar visual dapat dibantu dengan media gambar, poster, grafik, dsb. Siswa dengan modalitas belajar auditory dibantu dengan media suara atau musik-musik yang dapat merangsang minat belajar atau memberikan kesan menyenangkan, rileks, dan nyaman bagi siswa. sementara bagi siswa kinesthetic dipertukan media-media pembelajaran yang dapat mengoptimalkan fungsi gerak siswa. Namun pembelajaran juga dapat dikemas dengan mengintegrasikan ketiga modalitas dengan menggunakan media audio visual yang dimodifikasi dengan kegiatan game atau kuis yang memberikan kesempatan bagi siswa kinestetik.

3.    Kelebihan dan Kekurangan

Setiap model pembelajaran umumnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Menurut Shoimin (2014), kelebihan dan kekurangan model pembelajaran visual, auditori dan kinestetik (VAK) adalah sebagai berikut.

·           Kelebihan

Ø  Pembelajaran akan lebih efektif karena mengombinasikan ketiga gaya belajar.

Ø  Mampu melatih dan mengembangkan potensi siswa yang telah dimiliki oleh pribadi masing-masing.

Ø  Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.

Ø  Mampu melibatkan secara maksimal dalam menemukan dan memahami suatu konsep melalui kegiatan fisik, seperti demonstrasi, percobaan, observasi, dan diskusi aktif.

Ø  Siswa yang memiliki kemampuan bagus tidak akan terlambat oleh siswa yang lemah dalam belajar karena model ini mampu melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.

·         Kekurangan

Ø  Kelemahan dari model pembelajaran VAK yaitu tidak banyak orang mampu mengombinasikan satu gaya belajar, hanya akan mampu menangkap materi jika menggunakan metode yang lebih memfokuskan kepada salah satu gaya belajar yang didominasi.


B.     Model pembelajaran Tematik

1.      Pengertian

Model Pembelajaran Tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran terpadu didefinisikin sebagai pembelajaran yang menghubungkan berbagai gagasan, konsep, keterampilan, sikap, dan nilai, haik antar mata pelajaran maupun dalam satu mata pelajaran. Pembelajaran tematik memberi penekanan pada pemilihan suatu tema yang spesifik yang sesuai dengan materi pelajaran, untuk mengajar satu atau beberapa konsep yang memadukan informasi. Model pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, penerapan model  pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu peserta didik dalam membentuk pengetahuannya, karena sesuai dengan tahap perkembangannya peserta didik yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).

2.      Tujuan dari model  pembelajaran tematik

Ø  Menghilangkan atau mengurangi terjadinya tumpah tindih materi.

Ø  Mengembangkan kompetensi berbahasa peserta didik  

Ø  Memudahkan peserta didik untuk memahami materi/konsep secara utuh sehingga penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.


3.      Keuntungan model pembelajaran tematik

Ø  Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,

Ø   Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antara mata pelajaran dalam tema yang sama;

Ø  Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan

Ø   Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik;

Ø   Peserta didik mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;

Ø  Peserta didik lebih bergairah belajar.

Ø  Guru dapat menghemat waktu.


4.         Kekurangan model pembelajaran tematik

Kelemahan model  pembelajaran tematik tersebut terjadi apabila dilakukan oleh guru tunggal. Misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema sehingga dalam pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan mateti pokok setiap mata pelajaran. Di samping itu, jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang kering tanpa makna.

Menurut Akhmad Sudrajat (2013) bahwa sebagai suatu model pembelajaran maka pembelajaran tematik memiliki

5.      karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

Ø  Berpusat pada peserta didik.

Model Pembelajaran tematik berpusat pada peserta didik (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar.

Ø   Memberikan pengalaman langsung

Model  Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

Ø  Bersifat fleksibel

Model Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) di ana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan peserta didik dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan peserta didik berada.

Ø   Hasil pembelajaran sesuai dengan minat kebutuhan peserta didik.

Peserta didik diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

Ø  Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

6.   Langkah-Langkah Model Pebelajaran Tematik

Ø  Melakukan Analisis SKL, KI, KD, membuat Indikator

Membca semua SKL, KI dan KD dari semua mata pelajaran, karena meskipun semua indikator sudah tersedia, guru dapat menambahkan indikator yang sesuai dengan tema yang sudah dipilihnya dengan mengikuti kriteria pembuatan indikator.

Ø  Melakukan pemetaan KD, Indikator dengan Tema

Setelah indikator selesai dibuat, kemudian guru melakukan pemetaan terhadap kompetensi dasar dan indikator yang berkaitan dengan tema yang sudah dipilih dan memasukkannya ke dalam format agar lebih memudahkan dalam penyajian pembelajaran dan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Ø  Membuat Jaringan Kompetensi Dasar

Setelah dilakukan pemetaan KD, Indikator dengan tema dalam satu tahun, maka dilanjutkan dengan membuat jaringan KD dan Indikator dengan cara menurunkan hasil cek dari pemetaan ke dalam format jaringan KD dan Indikator.

Ø  Menyusun Silabus Tematik Terpadu

Langkah guru selanjutnya adalah menyusun silabus tematik untuk memudahkan guru melihat seluruh desain pembelajaran untuk setiap Tema sampai tuntas tersajikan di dalam proses pembelajaran.

Ø  Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Integratif(TI)

Menyusun RPP merupakan langkah terakhir dari sebuah perencanaan. Di dalam RPP TI tergambar proses penyajian secara utuh dengan memuat berbagai konsep mata pelajaran yang disatukan dalam Tema.

C.    Model Pembelajaran Picture and Picture

1.    Pengertian

Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model Pembelajaran Picture and Picture, mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Artinya, pembelajaran akan terbantu oleh media gambar yang akan memberikan konteks lebih. Selain itu mengharuskan siswa untuk menyusun gambar-gambar yang telah diacak untuk kemudian disusun berdasarkan urutan logis akan menumbuhkan daya kreasi interaktivitas siswa terhadap materi pembelajaran. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Dari penjelasan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis, gambargambar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran, model pembelajaran dimana siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa, dengan kemampuan heterogen, jenis kelamin berbeda, saling membantu, dan memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan pembelajaran.

2.    Langkah-langkah

Ø  Guru meyiapkan dan menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

Ø  Meyajikan materi sebagai pengantar.

Ø  Guru menujukkan atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.

Ø  Pendidik/guru menujuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

Ø  Guru menayakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut

Ø  Dari alasan/urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Ø  Langkah terakhir, guru memberikan kesimpulan terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran.

3.    Kelebihan dan Kelemahan

Sebagai salah satu model pembelajaran, model ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Menurut Suprijono (dalam Huda 2014, hlm. 239) model pembelajaran picture and picture memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut.

·           Kelebihan

Ø  Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.

Ø  Siswa dilatih berfikir logis dan sistematis.

Ø  Siswa dibantu belajar berfikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktek berfikir.

Ø  Motivasi siswa untuk belajar semakin dikembangkan.

Ø  Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.

·      Kekurangan

Ø  Kekurangan dari model pembelajaran picture and picture antara lain adalah sebagai berikut.

Ø  Memakan banyak waktu.

Ø  Membuat sebagian siswa pasif.

Ø  Munculnya kekhawatiran akan terjadi kekacauan di kelas.

Ø  Kebutuhan akan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang.



D.    Model Pembelajaran STAD

1.      Pengertian

STAD merupakan suatu model pembelajaran yang efektif dalam pencapaian tujuan pendidikan, khususnya dalam keterampilan interpersonal siswa (Badeni, 1998) dalam (Ariestayani, 2007). STAD adalah proses pembelajaran berkelompok yang memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai ketrampilan yang diajarkan oleh gurunya, dengan pembelajaran berkelompok ini siswa akan menjadi lebih aktif dan proses pembelajaran akan menjadi menyenangkan. Menurut Isjoni (2012), STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran yang paling baik untuk pemulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Disamping itu metode ini juga sangat mudah diadaptasi dan telah di gunakan dalam matematika, sains, ilmu pengetahuan sosial, bahasa inggris, teknik dan subjek lainnya. Mengacu pada kajian kepustakaan maka dapat ditemukan keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dibandingkan model pembelajaran lain yaitu : (1) Meningkatkan hubungan antar individu, karena setiap siswa berpeluang sama untuk terlihat aktif, interaksi yang lebih banyak, saling membagi tanggung jawab dan saling mengisi; (2) Memberikan dukungan kepada interaksi siswa, karena akan tertanam sikap saling menghargai pendapat teman yang berbakat cerminan dari sikap ilmiah, meningkatkan ketekunan, ketabahan, dan keuletan dalam mengerjakan tugas-tugas; (3) Memupuk rasa percaya diri dan meningatkan aktualitas konsep diri masing-masing siswa; (4) Siswa menjadi senang (puas) dengan pengalaman belajar mereka; (5) Membantu siswa mengembangkan kemampuan berkomunikasi. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Kegiatan belajar mengajar pada kooperatif tipe STAD lebih bervariasi karena diskusi siswa dapat memupuk kerjasama antar anggota kelompoknya, dapat saling membantu sesama teman, saling menghargai pendapat orang lain, memotivasi siswa untuk berprestasi untuk memperoleh nilai terbaik antar kelompok dan dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam diskusi . Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan guru (multi way traffic communication). Kolaborasi implementasi pendekatan saintifik dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. 

2.              Kelebihan

Ø  Setiap anggota kelompok mendapat tugas

Ø  Adanya interaksi langsung antar siswa dalam kelompok

Ø  Melatih siswa mengembangkan keterampilan sosial (social skill)

Ø  Membiasakan siswa menghargai pendapat orang lain

Ø  Meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara dan berbuat, sehingga kemampuan akademiknya meningkat

Ø  Memberi peluang kepada siswa untuk berani bertanya dan mengutarakan pendapat

Ø  Memfasilitasi terwujudnya rasa persaudaraan dan kesetiakawanan

Ø  Terlaksananya pembelajaan yang berpusat pada siswa, sehingga waktu yang tersedia hampir seluruhnya digunakan oleh siswa untuk kegiatan pembelajaran

Ø  Memberi peluang munculnya sikap-sikap positif siswa


3.      Kekurangan

Ø  Dalam pelaksanaan di kelas, membutuhkan wakru yang relatif lebih lama sehingga sulit mencapai target kurikulum

Ø  Dalam mempersiapkannya guru membutuhkan waktu yang lama

Ø  Membutuhkan kemampuan khusus guru, sehingga tidak semua guru dapat melakukan dan menggunakan strategi belajar kooperatif

Ø  Menuntut sifat tertentu tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.


BAB III

Penutup


A.    Kesimpulan

Model pembelajaran VAK (Visual, Auditori dan Kinestetik) adalah model pembelajaran yang mengutamakan pengalaman belajar secara langsung dan menyenangkan bagi siswa. Model pembelajaran ini dianggap efektif karena memperhatikan tiga jenis modalitas atau cara belajar siswa, yaitu cara belajar dengan mengingat (visual), belajar dengan mendengar (auditori) dan belajar dengan gerak dan emosi (kinestetik). Melalui model pembelajaran VAK potensi yang dimiliki oleh siswa menjadi lebih terlatih dan berkembang dengan baik.

Model pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik.

Model pembelajaran STAD adalah salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan cara membagi peserta didik dalam beberapa kelompok kecil dengan kemampuan akademik yang berbeda-beda agar saling bekerjasama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran.

B.     Saran

     Makalah ini tidak luput dari kesalahan apabila terdapat kesalahan pemakalah meminta kritik dan saran dari pembaca. Terimakasih atas partisipasi dan mohon maaf atas kesalahan pemakalah dalam membuat makalah karena kami masih dalam tahap proses pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA

 

Wulan: Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Harianto, Sugeng. 2015. Metode Quantum Learning dengan Learning Style VAK (Visual, Auditorial, Kinesthetik). Surabaya: Kresna Bina Insan Prima.

Rose, Colin dan Nicholl, M.J. 2002. Cara Belajar cepat Abad XXI. Bandung: Nuansa.

Sukardi, Ismail. 2013. Model-Model Pembelajaran Modern. Palembang: Tunas Gemilang Press.

I Komang Suparsawan. 2020. Pendekatan Saintifik Dengan Model Pembelajaran STAD. Bandung: Penerbit Tata Akbar.

Huda, M. (2014). Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Shoimin, Aris. (2014). Model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Dr. Ibadullah Malawi, M.Pd. & Dr. Ani Kadarwati, M.Pd. 2017. Pemebelajaran Tematik (Konsep dan Aplikasi). Jawa Timur: CV. AE MEDIA GRAFIKA.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL