Makalah Bhinneka Model Pembelajaran PPKn
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Makalah Bhinneka Model Pembelajaran PPKn
BY: Rahmah, dkk.
BAB I
PENDAHULUAN
A A. Latar
Belakang Masalah
Pembelajaran PKn sejalan dengan
tujuan pendidikan nasional yaitu: untukmencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,
dengan ciri-ciri sebagai berikut:(a)beriman dan bertaqwa kepadaTuhan Yang Maha
Esa, (b) berbudi pekerti luhur,(c) memiliki pengetahuan dan keterampilan,(d)sehat
jasmani dan rohani, (e) kepribadian yang mantap dan mandiri, (f) bertanggung
jawab terhadap masyarakat dan bangsa. Tujuan pendidikan diatas maka diharapkan
pendidikan di Indonesia dapat mencerdaskankehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya.
Manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Berbudi pekerti luhur, memiliki keterampilan dan
pengetahuan, kesehatan jas berbangsa,
bernegara dan diharapkan mampu berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk
diri berdasarkan pada karakter masyarakat Indonesia.
B B. Rumusan
Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan model pembelajaran VAK ?
2.
Bagaimana yang
dikatakan model pembelajaran tematik ?
3.
Apa pengertian
dari model pembelajaran picture and picture ?
4.
Bagaimana yang
dimaksu dengan model pembelajaran STAD ?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui pengertian
model pembelajaran VAK
2.
Mengetahui pengertian
model pembelajaran tematik
3.
Mengetahui pengertian
model pembelajaran picture and picture
4.
Mengetahui pengertian model pembelajaran STAD
Dapat di jadikan pedoman dalam menentukan
strategi belajar yang cocok berdasarkan gaya belajar siswa guna meningkatkan
pembelajaran PPKn sehingga di peroleh hasil kemampuan yang maksimal. Sehingga
siswa mampu mengembangkan kemampuan koneksi PPKn yang sangat di perlukan dalm
kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A A.
Model
Pembelajaran VAK
1. Pengertian
Model
pembelajaran VAK adalah model yang cukup populer pada saat ini dan banyak
digunakan dalam pelatihan. Pada awalnya konsep gaya helajar VAK digunakan pada
orang-orang yang mengalami disleksia atau ketidakmampuan belajar karena
kesulitan membaca dan menulis. Model pembelajaran VAK mulai digunakan dalam
pembelajaran di sekolah karena VAK dinilai lebih efektif. Selain itu VAK sangat
memperhatikan percepatan belajar yang terjadi pada setiap orang. Model
pembelajaran VAK adalah model pembelajaran yang mengoptimalkan ketiga modalitas
belajar (visual. Auditori, dan kinestetik) untuk menjadikan siswa belajar lebih
nyaman (Shoimin, 2014). Menurut Herdian dalam Shoimin (2014) model pembelajaran
VAK merupakan suatu model pembelajaran yang efektif dengan menganggap pembelajaran
akan memperhatikan ketiga modalitas dan dapat diartikan hahwa pembelajaran
dilaksanakan dengan memanfaatkan potensi siswa yang telah dimilikinya dengan
melatih dan mengembangkannya.
2. Langkah-langkah
Pembelajaran
VAK menurut Shoimin (2014) adalah sebagai
berikut.
a. Tahap persiapan (kegiatan
pendahuluan) Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan motivasi untuk
membangkitkan minat siswa dalam belajar, memberikan perasaan positif mengenai
pengalaman belajar yang akan datang kepada siswa, dan menempatkan mereka dalam
situasi optimal untuk menjadikan siswa lebih siap dalam menerima pelajaran.
b. Tahap Penyampaian (kegiatan inti
pada eksplorasi) Pada kegiatan inti guru mengarahkan siswa untuk menemukan
materi pelajaran yang baru secara mandiri. menyenangkan, relevan, melibatkan
pancaindera, yang sesuai dengan gaya belajar VAK. Tahap ini biasa disebut
eksplorasi.
c. Tahap Pelatihan (kegiatan inti
pada elaborasi) Pada tahap pelatihan guru membantu siswa untuk mengintegrasi
dan menyerap pengetahuan serta keterampilan baru dengan berbagai cara yang
disesuaikan dengan gaya belajar VAK.
d. Tahap penampilan hasil (kegiatan
inti pada konfirmasi) merupakan tahap seorang guna membantu siswa dalam
menerapkan dan memperluas pengetahuan maupun keterampilan baru yang mereka
dapatkan, pada kegiatan belajar sehingga hasil belajar mengalami peningkatan.
Media-media
yang dapat digunakan adalah media segala jenis media yang dapat diaplikasikan
dalam pembelajaran VAK. Hal yang perlu diperhatikan adalah media yang digunakan
harus dapat memenuhi ketiga modalitas belajar. Siswa dengan modalitas belajar
visual dapat dibantu dengan media gambar, poster, grafik, dsb. Siswa dengan
modalitas belajar auditory dibantu dengan media suara atau musik-musik yang
dapat merangsang minat belajar atau memberikan kesan menyenangkan, rileks, dan
nyaman bagi siswa. sementara bagi siswa kinesthetic dipertukan media-media
pembelajaran yang dapat mengoptimalkan fungsi gerak siswa. Namun pembelajaran
juga dapat dikemas dengan mengintegrasikan ketiga modalitas dengan menggunakan
media audio visual yang dimodifikasi dengan kegiatan game atau kuis yang
memberikan kesempatan bagi siswa kinestetik.
3.
Kelebihan dan Kekurangan
Setiap model pembelajaran umumnya memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Menurut Shoimin (2014), kelebihan dan kekurangan
model pembelajaran visual, auditori dan kinestetik (VAK) adalah sebagai
berikut.
·
Kelebihan
Ø Pembelajaran akan lebih efektif karena
mengombinasikan ketiga gaya belajar.
Ø Mampu melatih dan mengembangkan potensi siswa yang
telah dimiliki oleh pribadi masing-masing.
Ø Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
Ø Mampu melibatkan secara maksimal dalam menemukan dan
memahami suatu konsep melalui kegiatan fisik, seperti demonstrasi, percobaan,
observasi, dan diskusi aktif.
Ø Siswa yang memiliki kemampuan bagus tidak akan
terlambat oleh siswa yang lemah dalam belajar karena model ini mampu melayani
kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
·
Kekurangan
Ø Kelemahan dari model pembelajaran
VAK yaitu tidak banyak orang mampu mengombinasikan satu gaya belajar, hanya
akan mampu menangkap materi jika menggunakan metode yang lebih memfokuskan
kepada salah satu gaya belajar yang didominasi.
B.
Model
pembelajaran Tematik
1.
Pengertian
Model Pembelajaran Tematik merupakan salah satu
model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik.
Pembelajaran terpadu didefinisikin sebagai pembelajaran yang menghubungkan
berbagai gagasan, konsep, keterampilan, sikap, dan nilai, haik antar mata
pelajaran maupun dalam satu mata pelajaran. Pembelajaran tematik memberi
penekanan pada pemilihan suatu tema yang spesifik yang sesuai dengan materi pelajaran,
untuk mengajar satu atau beberapa konsep yang memadukan informasi. Model
pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil
melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas
atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar
peserta didik. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur
konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual
antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga peserta
didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, penerapan
model pembelajaran tematik di sekolah
dasar akan sangat membantu peserta didik dalam membentuk pengetahuannya, karena
sesuai dengan tahap perkembangannya peserta didik yang masih melihat segala
sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).
2.
Tujuan dari model pembelajaran
tematik
Ø Menghilangkan atau mengurangi terjadinya tumpah
tindih materi.
Ø Mengembangkan kompetensi berbahasa peserta didik
Ø Memudahkan peserta didik untuk memahami
materi/konsep secara utuh sehingga penguasaan konsep akan semakin baik dan
meningkat.
3.
Keuntungan model pembelajaran tematik
Ø Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu
tema tertentu,
Ø Peserta didik
mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar
antara mata pelajaran dalam tema yang sama;
Ø Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam
dan berkesan
Ø Kompetensi
dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain
dengan pengalaman pribadi peserta didik;
Ø Peserta didik
mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam
konteks tema yang jelas;
Ø Peserta didik lebih bergairah belajar.
Ø Guru dapat menghemat waktu.
4.
Kekurangan model pembelajaran tematik
Kelemahan model pembelajaran
tematik tersebut terjadi apabila dilakukan oleh guru tunggal. Misalnya seorang
guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema sehingga dalam
pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan mateti
pokok setiap mata pelajaran. Di samping itu, jika skenario pembelajaran tidak
menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang
kering tanpa makna.
Menurut Akhmad Sudrajat (2013) bahwa sebagai suatu
model pembelajaran maka pembelajaran tematik memiliki
5.
karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
Ø Berpusat pada peserta didik.
Model Pembelajaran tematik
berpusat pada peserta didik (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan
belajar modern yang lebih banyak menempatkan peserta didik sebagai subjek
belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu
memberikan kemudahan-kemudahan kepada peserta didik untuk melakukan aktivitas
belajar.
Ø Memberikan pengalaman
langsung
Model Pembelajaran tematik dapat memberikan
pengalaman langsung kepada peserta didik (direct experiences). Dengan
pengalaman langsung ini, peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang nyata
(konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
Ø Bersifat fleksibel
Model Pembelajaran tematik
bersifat luwes (fleksibel) di ana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu
pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan
kehidupan peserta didik dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan peserta
didik berada.
Ø Hasil
pembelajaran sesuai dengan minat kebutuhan peserta didik.
Peserta didik diberi
kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat
dan kebutuhannya.
Ø Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan.
6.
Langkah-Langkah Model Pebelajaran Tematik
Ø Melakukan Analisis SKL, KI, KD, membuat Indikator
Membca semua SKL, KI dan KD
dari semua mata pelajaran, karena meskipun semua indikator sudah tersedia, guru
dapat menambahkan indikator yang sesuai dengan tema yang sudah dipilihnya
dengan mengikuti kriteria pembuatan indikator.
Ø Melakukan pemetaan KD, Indikator dengan Tema
Setelah indikator selesai
dibuat, kemudian guru melakukan pemetaan terhadap kompetensi dasar dan
indikator yang berkaitan dengan tema yang sudah dipilih dan memasukkannya ke
dalam format agar lebih memudahkan dalam penyajian pembelajaran dan pada saat
proses pembelajaran berlangsung.
Ø Membuat Jaringan Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pemetaan
KD, Indikator dengan tema dalam satu tahun, maka dilanjutkan dengan membuat
jaringan KD dan Indikator dengan cara menurunkan hasil cek dari pemetaan ke
dalam format jaringan KD dan Indikator.
Ø Menyusun Silabus Tematik Terpadu
Langkah guru selanjutnya
adalah menyusun silabus tematik untuk memudahkan guru melihat seluruh desain
pembelajaran untuk setiap Tema sampai tuntas tersajikan di dalam proses
pembelajaran.
Ø Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tematik Integratif(TI)
Menyusun RPP merupakan
langkah terakhir dari sebuah perencanaan. Di dalam RPP TI tergambar proses
penyajian secara utuh dengan memuat berbagai konsep mata pelajaran yang
disatukan dalam Tema.
C.
Model
Pembelajaran Picture and Picture
1.
Pengertian
Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu
metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi
urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan
Menyenangkan. Model Pembelajaran Picture and Picture, mengandalkan gambar
sebagai media dalam proses pembelajaran. Artinya,
pembelajaran akan terbantu oleh media gambar yang akan memberikan konteks
lebih. Selain itu mengharuskan siswa untuk menyusun gambar-gambar yang telah
diacak untuk kemudian disusun berdasarkan urutan logis akan menumbuhkan daya
kreasi interaktivitas siswa terhadap materi pembelajaran. Pembelajaran ini
muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep
yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin
bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang
kompleks. pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Dari penjelasan diatas peneliti dapat menyimpulkan
bahwa pembelajaran kooperatif picture and picture adalah suatu metode belajar
yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis,
gambargambar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran, model
pembelajaran dimana siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang
terdiri dari 4-5 orang siswa, dengan kemampuan heterogen, jenis kelamin
berbeda, saling membantu, dan memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk
dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan pembelajaran.
2.
Langkah-langkah
Ø Guru meyiapkan dan menyampaikan kompetensi yang
ingin dicapai.
Ø Meyajikan materi sebagai pengantar.
Ø Guru menujukkan atau memperlihatkan gambar-gambar
kegiatan berkaitan dengan materi.
Ø Pendidik/guru menujuk atau memanggil siswa secara
bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
Ø Guru menayakan alasan atau dasar pemikiran urutan
gambar tersebut
Ø Dari alasan/urutan gambar tersebut guru mulai
menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Ø Langkah terakhir, guru memberikan kesimpulan
terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran.
3.
Kelebihan dan Kelemahan
Sebagai salah satu model pembelajaran, model ini
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Menurut Suprijono (dalam
Huda 2014, hlm. 239) model pembelajaran picture and picture memiliki kelebihan
dan kekurangan sebagai berikut.
·
Kelebihan
Ø Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
Ø Siswa dilatih berfikir logis dan sistematis.
Ø Siswa dibantu belajar berfikir berdasarkan sudut
pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktek berfikir.
Ø Motivasi siswa untuk belajar semakin dikembangkan.
Ø Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan
kelas.
·
Kekurangan
Ø Kekurangan dari model pembelajaran picture and
picture antara lain adalah sebagai berikut.
Ø Memakan banyak waktu.
Ø Membuat sebagian siswa pasif.
Ø Munculnya kekhawatiran akan terjadi kekacauan di
kelas.
Ø Kebutuhan akan dukungan fasilitas, alat, dan biaya
yang.
D.
Model
Pembelajaran STAD
1.
Pengertian
STAD merupakan suatu model pembelajaran yang efektif dalam pencapaian tujuan pendidikan, khususnya dalam keterampilan interpersonal siswa (Badeni, 1998) dalam (Ariestayani, 2007). STAD adalah proses pembelajaran berkelompok yang memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai ketrampilan yang diajarkan oleh gurunya, dengan pembelajaran berkelompok ini siswa akan menjadi lebih aktif dan proses pembelajaran akan menjadi menyenangkan. Menurut Isjoni (2012), STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran yang paling baik untuk pemulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Disamping itu metode ini juga sangat mudah diadaptasi dan telah di gunakan dalam matematika, sains, ilmu pengetahuan sosial, bahasa inggris, teknik dan subjek lainnya. Mengacu pada kajian kepustakaan maka dapat ditemukan keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dibandingkan model pembelajaran lain yaitu : (1) Meningkatkan hubungan antar individu, karena setiap siswa berpeluang sama untuk terlihat aktif, interaksi yang lebih banyak, saling membagi tanggung jawab dan saling mengisi; (2) Memberikan dukungan kepada interaksi siswa, karena akan tertanam sikap saling menghargai pendapat teman yang berbakat cerminan dari sikap ilmiah, meningkatkan ketekunan, ketabahan, dan keuletan dalam mengerjakan tugas-tugas; (3) Memupuk rasa percaya diri dan meningatkan aktualitas konsep diri masing-masing siswa; (4) Siswa menjadi senang (puas) dengan pengalaman belajar mereka; (5) Membantu siswa mengembangkan kemampuan berkomunikasi. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Kegiatan belajar mengajar pada kooperatif tipe STAD lebih bervariasi karena diskusi siswa dapat memupuk kerjasama antar anggota kelompoknya, dapat saling membantu sesama teman, saling menghargai pendapat orang lain, memotivasi siswa untuk berprestasi untuk memperoleh nilai terbaik antar kelompok dan dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam diskusi . Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan guru (multi way traffic communication). Kolaborasi implementasi pendekatan saintifik dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
2.
Kelebihan
Ø Setiap anggota kelompok mendapat tugas
Ø Adanya interaksi langsung antar siswa dalam kelompok
Ø Melatih siswa mengembangkan keterampilan sosial
(social skill)
Ø Membiasakan siswa menghargai pendapat orang lain
Ø Meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara dan
berbuat, sehingga kemampuan akademiknya meningkat
Ø Memberi peluang kepada siswa untuk berani bertanya
dan mengutarakan pendapat
Ø Memfasilitasi terwujudnya rasa persaudaraan dan
kesetiakawanan
Ø Terlaksananya pembelajaan yang berpusat pada siswa,
sehingga waktu yang tersedia hampir seluruhnya digunakan oleh siswa untuk
kegiatan pembelajaran
Ø Memberi peluang munculnya sikap-sikap positif siswa
3.
Kekurangan
Ø Dalam pelaksanaan di kelas, membutuhkan wakru yang relatif
lebih lama sehingga sulit mencapai target kurikulum
Ø Dalam mempersiapkannya guru membutuhkan waktu yang
lama
Ø Membutuhkan kemampuan khusus guru, sehingga tidak
semua guru dapat melakukan dan menggunakan strategi belajar kooperatif
Ø Menuntut sifat tertentu tertentu dari siswa,
misalnya sifat suka bekerja sama.
BAB
III
Penutup
A.
Kesimpulan
Model pembelajaran VAK (Visual, Auditori dan
Kinestetik) adalah model pembelajaran yang mengutamakan pengalaman belajar
secara langsung dan menyenangkan bagi siswa. Model pembelajaran ini dianggap
efektif karena memperhatikan tiga jenis modalitas atau cara belajar siswa,
yaitu cara belajar dengan mengingat (visual), belajar dengan mendengar
(auditori) dan belajar dengan gerak dan emosi (kinestetik). Melalui model
pembelajaran VAK potensi yang dimiliki oleh siswa menjadi lebih terlatih dan
berkembang dengan baik.
Model pembelajaran tematik merupakan salah satu
model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik.
Model pembelajaran STAD adalah salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan cara membagi peserta didik dalam beberapa kelompok kecil dengan kemampuan akademik yang berbeda-beda agar saling bekerjasama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran.
B.
Saran
Makalah ini
tidak luput dari kesalahan apabila terdapat kesalahan pemakalah meminta kritik
dan saran dari pembaca. Terimakasih atas partisipasi dan mohon maaf atas kesalahan
pemakalah dalam membuat makalah karena kami masih dalam tahap proses
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Wulan: Huda, Miftahul. 2014. Model-Model
Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Harianto, Sugeng. 2015. Metode
Quantum Learning dengan Learning Style VAK (Visual, Auditorial, Kinesthetik).
Surabaya: Kresna Bina Insan Prima.
Rose, Colin dan Nicholl, M.J. 2002.
Cara Belajar cepat Abad XXI. Bandung: Nuansa.
Sukardi, Ismail. 2013. Model-Model
Pembelajaran Modern. Palembang: Tunas Gemilang Press.
I Komang Suparsawan. 2020. Pendekatan
Saintifik Dengan Model Pembelajaran STAD. Bandung: Penerbit Tata Akbar.
Huda, M. (2014). Model-model
pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Shoimin, Aris. (2014). Model
pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Dr. Ibadullah Malawi, M.Pd.
& Dr. Ani Kadarwati, M.Pd. 2017. Pemebelajaran Tematik (Konsep dan
Aplikasi). Jawa Timur: CV. AE MEDIA GRAFIKA.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar