MAKALAH KONSEP TUJUAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
MAKALAH KONSEP TUJUAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
By: Fatimah
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Ajaran Islam adalah ajaran (agama) yang bersifat universal. Pada
dasarnya Islam berarti tunduk, patuh, taat, dan berserah diri kepada Allah,
Tuhan semesta alam untuk mendapatkan keselamatan, kesejahteraan, dan kedamaian
hidup akhirat. Ajaran Islam tersebut bersumber dari Allah swt, Tuhan pencipta
alam semesta yang diperuntukkan bagi manusia untuk memberikan petunjuk dan
jalan lurus dalam melaksanakan tugas-tugas hidup serta mencapai tujuan hidupnya
di dunia ini. Dengan demikian ajaran agama Islam diciptakan oleh Allah swt
sejajar dengan proses penciptaan dan tujuan hidup manusia di muka bumi.[1]
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa Islam sebagai ajaran
agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai utusan yang terakhir berfungsi
sebagai petunjuk bagi kehidupan umat manusia. Islam memiliki nilai ajaran
universal yang sesuai dengan kebutuhan manusia. Karena Islam memiliki ajaran
universal, maka ia memiliki bentuk ajaran yang lebih sempurna dibandingkan
dengan ajaran sebelumnya. Kesempurnaan ajaran Islam terlihat pada keselarasan
nilai-nilai ajarannya dengan fitrah manusia, dalam arti selaras dengan kejadian
alamiah manusia.[2]
Nilai-nilai ajaran Islam yang bersifat universal dapat diperoleh dan dikembangkan oleh manusia melalui pendidikan. Dalam hal ini pendidikan Islam tampil melalui tujuan yang sarat dengan konsepsi ketuhanan. Konsepsi ketuhanan tentang alam semesta misalnya, memperjelas tujuan dasar keberadaan manusia di muka bumi ini, yaitu penghambaaan, ketundukan kepada Allah, dan kekhalifaannya di muka bumi ini. Kesadaran akan kehkalifahannya di muka bumi ini akan menjauhkan manusia dari sikap eksploitasi alam dan yang ada hanya sikap memakmurkan alam semesta melalui perwujudan ketaatan kepada syariat Allah Rabb Al-Alamin.[3] Dengan demikian, tidak diragukan lagi betapa universalnya cakupan nilai-nilai luhur ajaran Islam.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tujuan Pendidikan Islam?
2. Bagaimana Konsep Dalam Tujuan Pendidikan Islam?
3. Bagaimana Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Tujuan Pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui Konsep dalam Tujuan Pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tujuan Pendidikan Islam
Secara etimologi, tujuan adalah arah, maksud atau haluan. Dalam
bahasa Arab tujuan diistilahkan dengan “ghayat ahdaf atau maqshid.
Sementara dalam bahasa inggris diistilahkan dengan “goal, purpose,
objectives. Secara terminologi, tujuan berarti sesuatu yang diharapkan
tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan selesai. Bahwa tujuan proses tujuan
pendidikan Islam adalah “Idealitas (cita-cita) yang mengandung nilai-nila
Islam yang hendak dicapai dalam proses kependidikan yang berdasarkan ajaran
Islam secara bertahab.[4]
Sebelum membahas lebih jauh tentang tujuan pendidikan Islam,
terlebih dahulu penulis mengemukakan tentang tujuan pendidikan nasional, yaitu
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.[5]
Pendidikan adalah sebuah proses kegiatan menuju suatu tujuan karena
pekerjaan tanpa tujuan yang jelas akan menimbulkan suatu ketidak menentuan
dalam prosesnya. Lebih-lebih dalam proses pendidikan yang bersasaran pada
kehidupan psikologi peserta didik yang masih berada pada taraf perkembangan,
maka tujuan merupakan faktor yang paling penting dalam proses kependidikan itu.
Karenanya dengan adanya tujuan yang jelas, materi pelajaran dan metode-metode
yang digunakan, mendapat corak dan isi serta potensialitas yang sejalan dengan
cita-cita yang terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan Islam
mengandung di dalamnya suatu nilai-nilai tertentu sesuai dengan pandangan Islam
sendiri yang harus direalisasikan melalui proses yang terarah dan konsisten
dengan menggunakan berbagai sarana fisik dan nonfisik yang sama dengan
nilai-nilainya.
Idealitas tujuan dalam proses kependidikan Islam mengandung
nilai-nilai Islami yang hendak dicapai dalam proses kependidikan yang
berdasarkan ajaran Islam secara bertahap.[6]
Dengan demikian, tujuan pendidikan Islam merupakan penggambaran nilai-nilai
Islam yang hendak diwujudkan dalam pribadi peserta didik pada akhir dari proses
kependidikan.
Dengan kata lain, tujuan pendidikan Islam adalah perwujudan
nilai-nilai Islami dalam pribadi peserta didik yang diperoleh dari pendidik
muslim melalui proses yang terfokus pada pencapaian hasil (produk) yang
berkepribadian Islam yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sehingga sanggup mengembangkan
dirinya menjadi hamba Allah yang taat dan memiliki ilmu pengetahuan yang
seimbang dengan dunia akhirat sehingga terbentuklah manusia muslim paripurna
yang berjiwa tawakkal secara total kepada Allah swt, sebagai mana firman-Nya
dalam QS Al-An’am/6 : 162
قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ
رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
Terjemahnya : “Katakanlah (Muhammad) : "Sesungguhnya shalatku,
ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.[7]
Dengan demikian tujuan pendidikan Islam sama luasnya dengan
kebutuhan manusia modern masa kini dan masa yang akan datang karena manusia
tidak hanya memerlukan iman atau agama melainkan juga ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai alat untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia sebagai
sarana untuk mencapai kehidupan yang bahagia di akhirat.
Pakar-pakar pendidikan Islam, seperti Al-Abrasy mengelompokkan
tujuan umum pendidikan Islam menjadi lima bagian, yaitu :
1. Membentuk akhlak yang mulia. Tujuan ini telah disepakati oleh orang-orang Islam bahwa inti dari pendidikan Islam adalah mencapai akhlak yang mulia, sebagaimana misi kerasulan Muhammad SAW;
2. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan dunia dan akhirat;
3. Mempersiapkan peserta didik dalam dunia usaha (mencari rizki) yang profesional;
4. Menumbuhkan semangat ilmiah kepada peserta didik untuk selalu belajar dan mengkaji ilmu;
5. Mempersiapkan peserta didik yang profesional dalam bidang teknik dan pertukangan.[8]
Al-Jammali, merumuskan tujuan umum pendidikan Islam dari Al-Qur`an
kedalam empat bagian, yaitu :
1. Mengenalkan peserta didik posisinya diantara makhluk ciptaan Tuhan serta tanggungjawabnya dalam hidup ini;
2. Mengenalkan kepada peserta didik sebagai makhluk sosial serta tanggungjawabnya terhadap masyarakat dalam kondisi dan sistem yang berlaku;
3. Mengenalkan kepada peserta didik tentang alam semesta dan segala isinya. Memberikan pemahaman akan penciptaanya serta bagaimana cara mengolah dan memanfaatkan alam tersebut;
4. Mengenalkan kepada peserta didik tentang keberadaan alam maya (ghaib).
Bashori Muchsin dan Moh. Sulthon, menegaskan lagi bahwa
tujuan-tujuan umum pendidikan Islam itu harus sejajar dengan pandangan manusia,
yaitu makhluk Allah yang mulia dengan akalnya, perasaannya, ilmunya dan
kebudayaannya, pantas menjadi khalifah di bumi. Tujuan umum ini meliputi pengertian,
pemahaman, penghayatan, dan ketrampilan berbuat. Karena itu ada tujuan umum
untuk tingkat sekolah permulaan, sekolah menengah, sekolah lanjutan, dan dan
perguruan tinggi, dan ada juga untuk sekolah umum, sekolah kejuruan,
lembaga-lembaga pendidikan dan sebagainya.[9]
Di samping tujuan-tujuan tersebut, ada delapan macam tujuan
khas/khusus dalam pendidikan Islam, yaitu :
1. Memperkenalkan kepada peserta didik tentang aqidah Islam, dasar-dasar agama, tatacara beribadat dengan benar yang bersumber dari syariat Islam;
2. Menumbuhkan kesadaran yang benar kepada peserta didik terhadap agama termasukprinsip-prinsiup dan dasar-dasar akhlak yang mulia.;
3. Menanamkan keimanan kepada Allah pencipta Alam, malaikat, rasul, dan kitabkitabnhya;
4. Menumbuhkan minat peserta didik untuk menambah ilmu pengetahuan tentang adab, pengetahuan keagamaan, dan hukum-hukum Islam dan upaya untuk mengamalkandengan penuh suka rela;
5. Menanamkan rasa cinta dan penghargaan kepada Al-Qur`an, membaca, memahami, dan mengamalkannya;
6. Menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah dan kebudayaan Islam;
7. Menumbuhkan rasa rela, optimis, percaya diri, dan bertanggung jawab;
8. Mendidik naluri, motivasi, dan keinginan generasi muda dan membentenginya dengan aqidah dan nilai-nilai kesopanan.[10]
Secara detail tujuan pendidikan menurut Ibnu Khladun ada beberapa
pokok tujuan, yaitu :
1. Pendidikan bertujuan meningkatkan kerohanian manusia.
2. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan manusia dan kemampuan berpikir.
3. Pendidikan bertujuan untuk peningkatan kemasyarakatan.
4. Penguasaan keterampilan profesional sesuai dengan tuntutan zaman.
5.
Memperoleh lapangan pekerjaan yang dapat digunakan untuk mencari
penghidupan.[11]
Secara teoritis, tujuan akhir dalam pendidikan islam dibedakan
menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Tujuan normatif.
Yakni tujuan yang ingin dicapai berdasarkan norma-norma yang mampu
mengkristalisasikan nilai-nilai yang hendak diinternalisasi, seperti: tujuan formatif
yang bersifat member persiapan dasar yang korektif, tujuan selektif yang
bersifat memberi kemampuan untuk membedakan yang haq dan yang bathil, tujuan
determinitif yang bersifat memberi kemampuan untuk mengarahkan diri pada
sasaran-sasaran yang sejajar dengan proses kependidikan, tujuan integratif yang
bersifat memberi kemampuan untuk memadukan fungsi psikis (pikiran, perasaan,
kemauan, ingatan dan nafsu) kearah tujuan akhir dan tujuan aplikatif yang
bersifat memberi kemampuan untuk menerapkan segala pengetahuan yang telah
diperoleh dalam pengalaman pendidikan.
2. Tujuan fungsional.
Yakni tujuan yang sasarannya diarahkan pada kemampuan peserta didik
untuk memfungsikan daya kognitif, afektif dan psikomotorik dari hasil
pendidikan yang diperoleh sesuai dengan yang ditetapkan, seperti : tujuan
individual yang sasarannya pada pemberian kemampuan individual dalam
mengamalkan nilainilai yang telah diinternalisasikan dalam pribadi berupa
moral, intelektual dan skill, tujuan sosial yang sasarannya pada pemberian
kemampuan pengamalan nilai-nilai ke dalam kehidupan sosial, interpersonal dan
interaksional dengan orang lain dalam masyarakat, tujuan moral yang sasarannya
pada pemberian kemampuan untuk berprilaku sesuai sesuai dengan tuntutan moral
atas dorongan motivasi yang bersumber pada agama (teogenetis), dorongan sosial
(sosiogenetis), dorongan psikologi (psikogenetis) dan dorongan
biologis (biogenetis); serta tujuan professional yang sasarannya pada
pemberian kemampuan untuk mengamalkan keahliannya sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki.
3. Tujuan operasional.
Yakni tujuan yang mempunyai sasaran teknis manajerial. Menurut
Langeveld tujuan ini dibagi menjadi enam macam bagian, yaitu: tujuan umum,
tujuan khusus, tujuan tak lengkap, tujuan insidental, tujuan sementara, dan
tujuan intermedier.[12]
Dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip tujuan pendidikan islam di
atas, pendidikan islam harus dikembangkan sesuai dengan petunjuk-petunjuk wahyu
yang diharapkan mampu merombak tatanan sosial dan kultural pada pendidikan Islam
agar mapu menjadi pemikir yang energik, produsen yang produktif, pengembang
yang kreatif atau pekerja yang memiliki semangat tinggi yang dilapisi dengan
bekal keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia. Terbinanya iman seorang Muslim
merupakan modal dasar bagi terbentuknya masyarakat Muslim. Karena itu,
pembinaan pribadi Muslim harus ditindaklanjuti ke arah pembinaan suatu
masyarakat yang Islam. Masjid dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembinaan
masyarakat Islam.[13]
Kondisi yang demikian akhirnya akan tercipta masyarakat yang
mempunyai orientasi seimbang dalam kehidupan mereka, yaitu orientasi dunia dan
orientasi akhirat, orientasi kekayaan, prestasi dan pengabdian terhadap Ilahi.
Sebagaimana dikatakan oleh A.M. Saefuddin bahwa sistem pendidikan untuk membentuk
manusia seutuhnya (insan kamil) harus diarahkan kepada dua dimensi yang saling
berkaitan, yaitu dimensi dialektika horizontal dan dimensi ketundukan vertical.[14]
Selain itu, tujuan pendidikan Islam di era postmodern sekarang ini,
hendaknya dijadikan sebagai wadah persemaian benihbenih toleransi untuk menjaga
kerukunan dan perdamaian. Al-Quran dan Hadis sebagai sumber utama pendidikan
Islam harus ditafsirkan ulang dan dipadukan dengan pendekatan-pendekatan lain.
Salah satu pendekatan yang dapat dipadukan adalah dengan menginternalisasi
nilai-nilai sosio-kultural dalam pembelajaran. Pendekatan ini menawarkan sebuah
sintesis guna untuk menghadapi benih-benih intoleransi yang sudah mulai tumbuh
dalam generasi muda bangsa ini. Dengan internalisasi nilai-nilai tersebut
diharapkan akan tercipta harmoni sosial yang dapat dijadikan bekal oleh
generasi muda Muslim dalam kehidupan bermasyarakat.[15]
B.
Konsep Tujuan Dalam Pendidikan Islam
Konsep yaitu gagasan atau anggapan. Konsep secara etimologi berasal
dari kata-kata concept yang artinya ide atau buah pikiran. Dalam kamus besar
bahasa indonesia, Konsep berarti ide atau pengertian yang diabstraksikan dari
peristiwa konkrit.[16]
Dalam bahasa Arab banyak istilah yang mengacu pada hasil kependidikan. Hal ini
memberi indikasi adanya obyek-obyek ataupun persoalan inisiasi dan
perbuatan-perbuatan manusia yang langsung. Adapun kata tujuan dalam bahasa Arab
disebut Ghayah untuk mengartikan tujuan akhir atau muntaha di
luar yang tidak ada. Ahdaf pada mulanya digunakan untuk memeberi arti
peranan-peranan yang lebih tinggi dan dapat dimiliki oleh seseorang berkenaan
dengan tinjauan luas yang menyiratkan. Hal ini sangat diperlukan, juga berarti
menempati suatu sasaran yang lebih dekat.[17]
Pendidikan adalah sebuah proses kegiatan menuju suatu tujuan karena
pekerjaan tanpa tujuan yang jelas akan menimbulkan suatu ketidak menentuan
dalam prosesnya. Lebih-lebih dalam proses pendidikan yang bersasaran pada
kehidupan psikologi peserta didik yang masih berada pada taraf perkembangan,
maka tujuan merupakan faktor yang paling penting dalam proses kependidikan itu.
Karenanya dengan adanya tujuan yang jelas, materi pelajaran dan metode-metode
yang digunakan, mendapat corak dan isi serta potensialitas yang sejalan dengan
cita-cita yang terkandung dalam tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan Islam mengandung di dalamnya suatu nilai-nilai
tertentu sesuai dengan pandangan Islam sendiri yang harus direalisasikan
melalui proses yang terarah dan konsisten dengan menggunakan berbagai sarana
fisik dan nonfisik yang sama dengan nilai-nilainya. Idealitas tujuan dalam
proses kependidikan Islam mengandung nilai-nilai Islami yang hendak dicapai
dalam proses kependidikan yang berdasarkan ajaran Islam secara bertahap.
Tujuan pendidikan Islam merupakan penggambaran nilai-nilai Islam
yang hendak diwujudkan dalam pribadi peserta didik pada akhir dari proses
kependidikan. Dengan kata lain, tujuan pendidikan Islam adalah perwujudan
nilai-nilai Islami dalam pribadi peserta didik yang diperoleh dari pendidik
muslim melalui proses yang terfokus pada pencapaian hasil (produk) yang
berkepribadian Islam yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sehingga sanggup mengembangkan
dirinya menjadi hamba Allah yang taat dan memiliki ilmu pengetahuan yang
seimbang dengan dunia akhirat sehingga terbentuklah manusia muslim paripurna
yang berjiwa tawakkal secara total kepada Allah swt.[18]
Tujuan pendidikan islam sesungguhnya tidak terlepas dari
prinsip-prinsip pendidikan yang bersumber dari al-Quran dan al-Hadis. Ilyasir
mengemukakan sekurang-kurangnya terdapat lima prinsip dalam merumuskan tujuan
pendidikan islam, antara lain sebagai berikut :
1. Prinsip Integrasi (tauhid)
Prinsip yang memandang adanya wujud kesatuan antara dunia dan akhirat. Oleh karena itu, pendidikan akan meletakkan porsi yang seimbang guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
2. Prinsip Keseimbangan
Bentuk konsekuensi dari prinsip integrasi. Keseimbangan yang proporsional antara muatan ruhaniah dan jasmaniah, antara ilmu umum dan ilmu agama, antara teori dan prakrik, dan antara nilai yang menyangkut aqidah, syari’ah dan akhlak.
3. Prinsip Persamaan dan pembebasan
Prinsip ini dikembangkan dari nilai tauhid, bahwa Tuhan adalah Esa. Oleh karena itu setiap individu bahkan semua makhluk hidup diciptakan oleh pencipta yang sama (Allah). perbedaan hanyalah unsur untuk memperkuat persatuan. Melalui pendidikan, manusia diharapkan dapat terbebas dari belenggu kebodohan, kejumudan, kemiskinan dan nafsu hayawaniah-nya sendiri.
4. Prinsip Kontinuitas dan berkelanjutan (istiqamah)
Dari prinsip inilah dikenal konsep pendidikan seumur hidup (long life education). Sebab pendidikan tak mengenal batasan waktu akhir selama hidupnya.
5. Prinsip Kemaslahatan dan keutamaan.
Jika ruh tauhid telah terkristalisasi dalam tingkah laku, mral dan akhlak seseorang, dengan kebersihan hati dan kepercayaan yang jauh dari kotoran maka ia akan memiliki daya juang untuk membela hal-hal yang maslahat. Dengan demikian prinsip tujuan pendidikan islam identik dengan prinsip hidup setiap muslim, yakni beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berkepribadian muslim, insane shalih guna mengemban amanat Allah sebagai khalifah dimuka bumi dan beribadah dalam menggapai ridha-Nya.[19]
C.
Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam
Dalam proses pendidikan merupakan kristalisasi nilai-nilai yang
ingin di wujudkan kedalam pribadi murid. Oleh karena itu, rumusan tujuan
pendidikan bersifat komprehensif, mencakup semua aspek, dan terintegrasi
dalam pola kepribadian yang ideal. Menurut sikun pribadi dalam A. Zayadi,
tujuan pendidikan merupakan masalah inti dalam pendidikan dan sari pati dari
seluruh renungan pedagogik.
Tujuan Islam yang paling sederhana adalah memanusiakan manusia atau
membantu manusia menjadi manusia atau membantu manusia menjadi manusia. Naquib
Al-Attas menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah manusia yang baik.
Kemudian marimba mengatakan tujuan pendidikan Islam adalah terciptanya orang
yang berkepribadian muslim. Al-Abrasy menghendaki tujuan (goal) akhir
pendidikan Islam itu adalah terbentuknya manusia yang berakhlak mulia (akhlak
al-karimah). Menurut Langgulung tujuan pendidikan adalah tujuan hidup
manusia itu sendiri sebagaimana yang tersirat dalam peran dan kedudukanya
sebagai khalifatullah dan Abdullah. Oleh karena itu menurutnya
tugas pendidikan adalah memelihara kehidupan manusia agar dapat mengemban tugas
dan kedudukan tersebut. Dengan demikian tujuan tujuan menurut langgulung adalah
membentuk pribadi khalifah yang di landasi dengan sikap ketundukan, kepatuhan,
dan kepasrahan sebagaimana hamba Allah.
Selanjutnya Abdurrahman saleh Abdullah dalam buku Educational
Theory a quranic Outlook sebagaimana dikutip oleh Ahmad Zayadi menyatakan
bahwa tujuan pendidikan harus meliputi empat aspek, yaitu :
1. Tujuan Jasmani (ahdaf al-jismiyah).
Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka mempersiapkan diri manusia sebagai pengemban tugas khalifah fi al-ardh melalui pelatihan keterampilan fisik.
2. Tujuan Rahani dan Agama (ahdaf al-ruhaniyah waahdaf al-diniyah)
Bahwa proses pendidikan dalam rangka meningkatkan pribadi manusia dari kesetiaan yang hanya kepada Allah semata, dan melaksanakan Akhlak qurani yang diteladani oleh Nabi Muhammad SAW Sebagai perwujudan perilaku keagamaan.
3. Tujuan Intlektual (ahdaf al-aqliyah).
Bahwa proses pendidikan di tunjukan dalam rangka mengarahkan potensi intlektual manusia untuk menemukan kebenaran dan sebab-sebabnya, dengan menelaah ayatayatnya (baik qauliyah dan kauniyah) yang membawa kepada perasaan keimanan kepada Allah.
Tahapan pendidikan intlektual ini
adalah :
a.
pencapaian kebenaran ilmiyah (ilmu al-yaqien);
b.
pencapaian kebenaran empiris (ain al-yaqien);
c.
pencapaian kebenaran metaempiris, atau mungkin lebih tepatnya
kebenaran filosofis (haqq al-yaqien).
4. Tujuan sosial (ahdaf al-ijtimayyah)
Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka pembentukan kepribadian yang utuh. Pribadi di sini tercermin sebagai al-nas yang hidup pada masyarakat yang plural.[20]
Tujuan yang paling sederhana adalah memanusiakan manusia atau
membantu manusia menjadi manusia, Supaya menjadi manusia yang baik, dan
terbentuknya manusia yang berakhlakul karimah.
Penjelasan Ayat Al-Qur‟an Surat Al-Baqoroh Ayat 151 yang berbunyi :
كَمَآ
اَرْسَلْنَا فِيْكُمْ رَسُوْلًا مِّنْكُمْ يَتْلُوْا عَلَيْكُمْ اٰيٰتِنَا
وَيُزَكِّيْكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَّا
لَمْ تَكُوْنُوْا تَعْلَمُوْنَۗ
Artinya : sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
Sebagaimana pengalihan kiblat, pengutusan seorang nabi dari bangsa Arab
juga merupakan suatu kenikmatan yang besar. Kenikmatan yang besar itu adalah
sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul, yakni Nabi Muhammad,
dari kalangan kamu. Di antara tugasnya adalah membacakan ayat-ayat Kami, yaitu
Al-Qur'an yang menjelaskan perkara yang hak dan yang batil, atau tanda-tanda
kebesaran Allah, kenabian Nabi Muhammad, dan adanya hari kebangkitan. Rasul itu
juga kami tugasi untuk menyucikan kamu dari kemusyrikan, kemaksiatan, dan
akhlak yang tercela. Dia juga mengajarkan kepadamu Kitab Al-Qur'an dan hikmah,
yakni sunah, serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui, yaitu segala
pengetahuan yang terkait dengan kebaikan di dunia dan akhirat. Al-Qur'an juga
menuturkan kisah para nabi terdahulu. Hal ini tidak mungkin didapat kecuali
melalui wahyu.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada dasarnya konsep pendidikan Islam mencakup seluruh tujuan
pendidikan yang dewasa ini diserukan oleh barat bahkan diserukan oleh
negara-negara di dunia. Lebih dari itu, pendidikan Islam adalah satu-satunya
konsep pendidikan yang menjadikan makna dan tujuan pendidikan lebih tinggi
sehingga mengarahkan manusia kepada visi ideal dan menjauhkan manusia dari
ketergelinciran dan penyimpangan.
Tujuan pendidikan Islam merupakan penggambaran nilai-nilai Islam
yang hendak diwujudkan dalam pribadi peserta didik pada akhir dari proses
kependidikan. Dengan kata lain, tujuan pendidikan Islam adalah perwujudan
nilai-nilai Islami dalam pribadi peserta didik yang diperoleh dari pendidik
muslim melalui proses yang terfokus pada pencapaian hasil yang berkepribadian
Islam yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab, sehingga sanggup mengembangkan dirinya
menjadi hamba Allah swt yang taat dan memiliki ilmu pengetahuan yang seimbang
dengan dunia akhirat sehingga terbentuklah manusia muslim yang paripurna serta
berjiwa tawakkal secara total kepada Allah swt.
Pendidikan Islam sebagai usaha sadar untuk membimbing, mengarahkan
dan mendidik peserta didik untuk memahami dan mempelajari ajaran agama Islam
memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai. Secara garis besar pendidikan
Islam memiliki dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum
pendidikan Islam adalah meraih kebahagiaan di akhirat (Ukhrawi) yang merupakan
tujuan akhir manusia hidup. Sedangkan tujuan khusus pendidikan Islam banyak
definisi yang disesuaikan dengan kebutuhan tempat dan waktu tertentu. Tujuan
khusus ini secara umum adalah untuk kemaslahatan hidup di dunia (duniawi).
B.
Saran
Makalah ini sangatlah jauh dari kata sempurna, yang diamana saya
sebagi penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun penulisan
makalah ini agar dapat lebih baik lagi kedepannya. Sehingga kesalahan dalam
penulisan makalah ini dapat terorganisir untuk diperbaiki kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
An-Nahlawi. Abdurrahman,
Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, Cet. I, Jakarta :
Gema Insani Press, 1995.
Arifin, H. M. Ilmu
Pendidikan Islam-Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, Cet. II, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006.
B. Muchsin, Pendidikan Islam Humanistik : Alternatif
Pendidikan Pembebasan Anak. Bandung :
Refgika Aditama, 2010.
Departemen
Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya,
Departemen
Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2005
Ilyasir, F.
(2017). Pengembangan Pendidikan Islam Integratif di Indonesia; Kajian
Filosofis dan Metode Implementasi. LITERASI (Jurnal Ilmu Pendidikan), 8 (1),
36–47. https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/LIT ERASI/article/view/440
Imam Syafe’i, Tujuan
Pendidikan Islam, di akses dari http://103.88.229.8/index.php/
tadzkiyyah/article/download/1876/1506, Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, November 2015.
Mubarak, M. Konsep
Pendidikan Sosio-Progresif (Telaah Pemikiran Pendidikan Ibnu Khaldun).
Jurnal Azkiya, 2018.
Rusmin B, Muhammad.
Konsep dan Tujuan Pendidikan Islam,di akses dari https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Inspiratif-Pendidikan/article/download/4390/4035, Jurnal UIN Alauddin. Volume VI, Nomor 1, Januari - Juni 2017.
Sajadi, D. Pendidikan
karakter dalam perspektif Islam. Tahdzib Al-Akhlaq : Jurnal Pendidikan
Islam, 2 (2), 2019. https://uia.e-journal.id/Tahdzib/
article/view/510
Shaleh. Abdullah,
Teoriteori Pendidikan dalam Al-Quran, Rineka Cipta Jakarta, 2007.
Tadjab, Perbandingan
Pendidikan-Studi Perbandingan Tentang Beberapa Aspek Pendidikan Barat Modern,
Islam dan Nasional, Cet. I, Surabaya : Karya Abditama, 1994.
Undang-Undang
RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang RI
Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Cet. I, Jakarta : Visimedia, 2007.
Zuhairini, Filsafat
Pendidikan Islam, Cet. III, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004.
Nata, D. R. H.
A. Ilmu pendidikan islam. Prenada Media. 2016.
Hemawati, H.,
Sakura, P., & Rizal, S. The Role Of Parents In Efforts To Anticipate The
Negative Impact Of Social Media Development On Adolescent Behavior In The X
Binjai Timur Kota Binjai. Proceeding International Seminar of Islamic
Studies. 2021.
Winarti, E. Perencanaan
manajemen sumber daya manusia lembaga pendidikan. Tarbiyatuna: Jurnal
Pendidikan Ilmiah. 2018.
Rohman, M.,
& Hairudin, H. Konsep Tujuan Pendidikan Islam Perspektif Nilainilai
Sosial-kultural. Al-Tadzkiyyah : Jurnal Pendidikan Islam. 2018.
Suwarno, S. Studi
Agama Islam Melalui Pendekatan Interdisipliner. Dar Ellmi : Jurnal Studi
Keagamaan, Pendidikan Dan Humaniora. 2020.
[1] Tadjab, Perbandingan
Pendidikan-Studi Perbandingan Tentang Beberapa Aspek Pendidikan Barat Modern,
Islam dan Nasional (Cet. I, Surabaya : Karya Abditama, 1994), hlm. 55.
[2] Zuhairini, Filsafat
Pendidikan Islam, (Cet. III, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004), hlm. 41.
[3] Abdurrahman
An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat (Cet. I, Jakarta : Gema Insani Press, 1995),
hlm. 117.
[4] Muhammad
Rusmin B, Konsep dan Tujuan Pendidikan Islam,di akses dari https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Inspiratif-Pendidikan/article/download/4390/4035, Jurnal UIN
Alauddin. Volume VI, Nomor 1, Januari - Juni 2017.
[5] Undang-Undang
RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang RI
Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Cet. I, Jakarta : Visimedia,
2007), hlm. 5.
[6] H.M. Arifin, Ilmu
Pendidikan Islam-Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, (Cet. II, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006), hlm. 53-54.
[7] Departemen
Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, hlm. 201.
[8] Sajadi, D. (2019). Pendidikan karakter dalam perspektif Islam.
Tahdzib Al-Akhlaq : Jurnal Pendidikan Islam, 2 (2), 16–34. https://uia.e-journal.id/Tahdzib/article/view/510
[9] Muchsin B,
2010. Pendidikan Islam Humanistik : Alternatif Pendidikan Pembebasan Anak.
(Bandung : Refgika Aditama), hlm. 13-14
[10] Imam Syafe’i, Tujuan
Pendidikan Islam, di akses dari http://103.88.229.8/index.php/
tadzkiyyah/article/download/1876/1506, Al-Tadzkiyyah
: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, November 2015.
[11] Mubarak, M.
(2018). Konsep Pendidikan Sosio-Progresif (Telaah Pemikiran Pendidikan Ibnu
Khaldun). Jurnal Azkiya, 1 (2), 68–83.
[12] Nata, D. R. H.
A. Ilmu pendidikan islam. (Jakarta : Prenada Media. 2016) hlm. 42
[13] Hemawati, H.,
Sakura, P., & Rizal, S. (2021). The Role Of Parents In Efforts To
Anticipate The Negative Impact Of Social Media Development On Adolescent
Behavior In The X Binjai Timur Kota Binjai. Proceeding International
Seminar of Islamic Studies, 2 (1), 79–90.
[14] Winarti, E.
(2018). Perencanaan manajemen sumber daya manusia lembaga pendidikan.
Tarbiyatuna : Jurnal Pendidikan Ilmiah, 3 (1), 1–26.
[15] Rohman, M.,
& Hairudin, H. (2018). Konsep Tujuan Pendidikan Islam Perspektif
Nilainilai Sosial-kultural. Al-Tadzkiyyah : Jurnal Pendidikan Islam, 9 (1),
21–35.
[16] Departemen
Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka,
Jakarta,2005), hlm. 558.
[17] Abdurahman
Shaleh Abdullah, Teoriteori Pendidikan dalam Al-Quran, (Rineka Cipta
Jakarta, 2007), hlm. 132.
[18] Suwarno, S. (2020). Studi Agama Islam Melalui Pendekatan
Interdisipliner. Dar Ellmi : Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan Dan
Humaniora, 7 (2) , 140–154.
[19] Ilyasir, F. (2017). Pengembangan Pendidikan Islam Integratif di
Indonesi, Kajian Filosofis dan Metode Implementasi. LITERASI (Jurnal Ilmu
Pendidikan), 8 (1), 36– 47. https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/LITERASI/article/view/440
[20] Ibid,
hlm. 140.
Komentar
Posting Komentar