MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

MAKALAH KONSEP TUJUAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM

 MAKALAH KONSEP TUJUAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM

By: Fatimah


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Ajaran Islam adalah ajaran (agama) yang bersifat universal. Pada dasarnya Islam berarti tunduk, patuh, taat, dan berserah diri kepada Allah, Tuhan semesta alam untuk mendapatkan keselamatan, kesejahteraan, dan kedamaian hidup akhirat. Ajaran Islam tersebut bersumber dari Allah swt, Tuhan pencipta alam semesta yang diperuntukkan bagi manusia untuk memberikan petunjuk dan jalan lurus dalam melaksanakan tugas-tugas hidup serta mencapai tujuan hidupnya di dunia ini. Dengan demikian ajaran agama Islam diciptakan oleh Allah swt sejajar dengan proses penciptaan dan tujuan hidup manusia di muka bumi.[1]

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa Islam sebagai ajaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai utusan yang terakhir berfungsi sebagai petunjuk bagi kehidupan umat manusia. Islam memiliki nilai ajaran universal yang sesuai dengan kebutuhan manusia. Karena Islam memiliki ajaran universal, maka ia memiliki bentuk ajaran yang lebih sempurna dibandingkan dengan ajaran sebelumnya. Kesempurnaan ajaran Islam terlihat pada keselarasan nilai-nilai ajarannya dengan fitrah manusia, dalam arti selaras dengan kejadian alamiah manusia.[2]

Nilai-nilai ajaran Islam yang bersifat universal dapat diperoleh dan dikembangkan oleh manusia melalui pendidikan. Dalam hal ini pendidikan Islam tampil melalui tujuan yang sarat dengan konsepsi ketuhanan. Konsepsi ketuhanan tentang alam semesta misalnya, memperjelas tujuan dasar keberadaan manusia di muka bumi ini, yaitu penghambaaan, ketundukan kepada Allah, dan kekhalifaannya di muka bumi ini. Kesadaran akan kehkalifahannya di muka bumi ini akan menjauhkan manusia dari sikap eksploitasi alam dan yang ada hanya sikap memakmurkan alam semesta melalui perwujudan ketaatan kepada syariat Allah Rabb Al-Alamin.[3] Dengan demikian, tidak diragukan lagi betapa universalnya cakupan nilai-nilai luhur ajaran Islam.   

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Tujuan Pendidikan Islam?

2.      Bagaimana Konsep Dalam Tujuan Pendidikan Islam?

3.      Bagaimana Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam?

C.     Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui Tujuan Pendidikan Islam.

2.      Untuk mengetahui Konsep dalam Tujuan Pendidikan Islam.

3.      Untuk mengetahui Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam.

  

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Tujuan Pendidikan Islam

Secara etimologi, tujuan adalah arah, maksud atau haluan. Dalam bahasa Arab tujuan diistilahkan dengan “ghayat ahdaf atau maqshid. Sementara dalam bahasa inggris diistilahkan dengan “goal, purpose, objectives. Secara terminologi, tujuan berarti sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan selesai. Bahwa tujuan proses tujuan pendidikan Islam adalah “Idealitas (cita-cita) yang mengandung nilai-nila Islam yang hendak dicapai dalam proses kependidikan yang berdasarkan ajaran Islam secara bertahab.[4]

Sebelum membahas lebih jauh tentang tujuan pendidikan Islam, terlebih dahulu penulis mengemukakan tentang tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[5]

Pendidikan adalah sebuah proses kegiatan menuju suatu tujuan karena pekerjaan tanpa tujuan yang jelas akan menimbulkan suatu ketidak menentuan dalam prosesnya. Lebih-lebih dalam proses pendidikan yang bersasaran pada kehidupan psikologi peserta didik yang masih berada pada taraf perkembangan, maka tujuan merupakan faktor yang paling penting dalam proses kependidikan itu. Karenanya dengan adanya tujuan yang jelas, materi pelajaran dan metode-metode yang digunakan, mendapat corak dan isi serta potensialitas yang sejalan dengan cita-cita yang terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan Islam mengandung di dalamnya suatu nilai-nilai tertentu sesuai dengan pandangan Islam sendiri yang harus direalisasikan melalui proses yang terarah dan konsisten dengan menggunakan berbagai sarana fisik dan nonfisik yang sama dengan nilai-nilainya.

Idealitas tujuan dalam proses kependidikan Islam mengandung nilai-nilai Islami yang hendak dicapai dalam proses kependidikan yang berdasarkan ajaran Islam secara bertahap.[6] Dengan demikian, tujuan pendidikan Islam merupakan penggambaran nilai-nilai Islam yang hendak diwujudkan dalam pribadi peserta didik pada akhir dari proses kependidikan.

Dengan kata lain, tujuan pendidikan Islam adalah perwujudan nilai-nilai Islami dalam pribadi peserta didik yang diperoleh dari pendidik muslim melalui proses yang terfokus pada pencapaian hasil (produk) yang berkepribadian Islam yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sehingga sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat dan memiliki ilmu pengetahuan yang seimbang dengan dunia akhirat sehingga terbentuklah manusia muslim paripurna yang berjiwa tawakkal secara total kepada Allah swt, sebagai mana firman-Nya dalam QS Al-An’am/6 : 162

قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

Terjemahnya : “Katakanlah (Muhammad) : "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.[7]

Dengan demikian tujuan pendidikan Islam sama luasnya dengan kebutuhan manusia modern masa kini dan masa yang akan datang karena manusia tidak hanya memerlukan iman atau agama melainkan juga ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai alat untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia sebagai sarana untuk mencapai kehidupan yang bahagia di akhirat.

Pakar-pakar pendidikan Islam, seperti Al-Abrasy mengelompokkan tujuan umum pendidikan Islam menjadi lima bagian, yaitu :

1.    Membentuk akhlak yang mulia. Tujuan ini telah disepakati oleh orang-orang Islam bahwa inti dari pendidikan Islam adalah mencapai akhlak yang mulia, sebagaimana misi kerasulan Muhammad SAW;

2.      Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan dunia dan akhirat;

3.      Mempersiapkan peserta didik dalam dunia usaha (mencari rizki) yang profesional;

4.      Menumbuhkan semangat ilmiah kepada peserta didik untuk selalu belajar dan mengkaji ilmu;

5.      Mempersiapkan peserta didik yang profesional dalam bidang teknik dan pertukangan.[8]

 

Al-Jammali, merumuskan tujuan umum pendidikan Islam dari Al-Qur`an kedalam empat bagian, yaitu :

1.      Mengenalkan peserta didik posisinya diantara makhluk ciptaan Tuhan serta tanggungjawabnya dalam hidup ini;

2.      Mengenalkan kepada peserta didik sebagai makhluk sosial serta tanggungjawabnya terhadap masyarakat dalam kondisi dan sistem yang berlaku;

3.      Mengenalkan kepada peserta didik tentang alam semesta dan segala isinya. Memberikan pemahaman akan penciptaanya serta bagaimana cara mengolah dan memanfaatkan alam tersebut;

4.      Mengenalkan kepada peserta didik tentang keberadaan alam maya (ghaib).

Bashori Muchsin dan Moh. Sulthon, menegaskan lagi bahwa tujuan-tujuan umum pendidikan Islam itu harus sejajar dengan pandangan manusia, yaitu makhluk Allah yang mulia dengan akalnya, perasaannya, ilmunya dan kebudayaannya, pantas menjadi khalifah di bumi. Tujuan umum ini meliputi pengertian, pemahaman, penghayatan, dan ketrampilan berbuat. Karena itu ada tujuan umum untuk tingkat sekolah permulaan, sekolah menengah, sekolah lanjutan, dan dan perguruan tinggi, dan ada juga untuk sekolah umum, sekolah kejuruan, lembaga-lembaga pendidikan dan sebagainya.[9]

Di samping tujuan-tujuan tersebut, ada delapan macam tujuan khas/khusus dalam pendidikan Islam, yaitu :

1.  Memperkenalkan kepada peserta didik tentang aqidah Islam, dasar-dasar agama, tatacara beribadat dengan benar yang bersumber dari syariat Islam;

2.  Menumbuhkan kesadaran yang benar kepada peserta didik terhadap agama termasukprinsip-prinsiup dan dasar-dasar akhlak yang mulia.;

3.      Menanamkan keimanan kepada Allah pencipta Alam, malaikat, rasul, dan kitabkitabnhya;

4.  Menumbuhkan minat peserta didik untuk menambah ilmu pengetahuan tentang adab, pengetahuan keagamaan, dan hukum-hukum Islam dan upaya untuk mengamalkandengan penuh suka rela;

5.  Menanamkan rasa cinta dan penghargaan kepada Al-Qur`an, membaca, memahami, dan mengamalkannya;

6.      Menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah dan kebudayaan Islam;

7.      Menumbuhkan rasa rela, optimis, percaya diri, dan bertanggung jawab;

8.     Mendidik naluri, motivasi, dan keinginan generasi muda dan membentenginya dengan aqidah dan nilai-nilai kesopanan.[10]

 

Secara detail tujuan pendidikan menurut Ibnu Khladun ada beberapa pokok tujuan, yaitu :

1.      Pendidikan bertujuan meningkatkan kerohanian manusia.

2.      Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan manusia dan kemampuan berpikir.

3.      Pendidikan bertujuan untuk peningkatan kemasyarakatan.

4.      Penguasaan keterampilan profesional sesuai dengan tuntutan zaman.

5.      Memperoleh lapangan pekerjaan yang dapat digunakan untuk mencari penghidupan.[11]

Secara teoritis, tujuan akhir dalam pendidikan islam dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :

1.      Tujuan normatif.

Yakni tujuan yang ingin dicapai berdasarkan norma-norma yang mampu mengkristalisasikan nilai-nilai yang hendak diinternalisasi, seperti: tujuan formatif yang bersifat member persiapan dasar yang korektif, tujuan selektif yang bersifat memberi kemampuan untuk membedakan yang haq dan yang bathil, tujuan determinitif yang bersifat memberi kemampuan untuk mengarahkan diri pada sasaran-sasaran yang sejajar dengan proses kependidikan, tujuan integratif yang bersifat memberi kemampuan untuk memadukan fungsi psikis (pikiran, perasaan, kemauan, ingatan dan nafsu) kearah tujuan akhir dan tujuan aplikatif yang bersifat memberi kemampuan untuk menerapkan segala pengetahuan yang telah diperoleh dalam pengalaman pendidikan.

2.      Tujuan fungsional.

Yakni tujuan yang sasarannya diarahkan pada kemampuan peserta didik untuk memfungsikan daya kognitif, afektif dan psikomotorik dari hasil pendidikan yang diperoleh sesuai dengan yang ditetapkan, seperti : tujuan individual yang sasarannya pada pemberian kemampuan individual dalam mengamalkan nilainilai yang telah diinternalisasikan dalam pribadi berupa moral, intelektual dan skill, tujuan sosial yang sasarannya pada pemberian kemampuan pengamalan nilai-nilai ke dalam kehidupan sosial, interpersonal dan interaksional dengan orang lain dalam masyarakat, tujuan moral yang sasarannya pada pemberian kemampuan untuk berprilaku sesuai sesuai dengan tuntutan moral atas dorongan motivasi yang bersumber pada agama (teogenetis), dorongan sosial (sosiogenetis), dorongan psikologi (psikogenetis) dan dorongan biologis (biogenetis); serta tujuan professional yang sasarannya pada pemberian kemampuan untuk mengamalkan keahliannya sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

3.      Tujuan operasional.

Yakni tujuan yang mempunyai sasaran teknis manajerial. Menurut Langeveld tujuan ini dibagi menjadi enam macam bagian, yaitu: tujuan umum, tujuan khusus, tujuan tak lengkap, tujuan insidental, tujuan sementara, dan tujuan intermedier.[12]

Dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip tujuan pendidikan islam di atas, pendidikan islam harus dikembangkan sesuai dengan petunjuk-petunjuk wahyu yang diharapkan mampu merombak tatanan sosial dan kultural pada pendidikan Islam agar mapu menjadi pemikir yang energik, produsen yang produktif, pengembang yang kreatif atau pekerja yang memiliki semangat tinggi yang dilapisi dengan bekal keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia. Terbinanya iman seorang Muslim merupakan modal dasar bagi terbentuknya masyarakat Muslim. Karena itu, pembinaan pribadi Muslim harus ditindaklanjuti ke arah pembinaan suatu masyarakat yang Islam. Masjid dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembinaan masyarakat Islam.[13]

Kondisi yang demikian akhirnya akan tercipta masyarakat yang mempunyai orientasi seimbang dalam kehidupan mereka, yaitu orientasi dunia dan orientasi akhirat, orientasi kekayaan, prestasi dan pengabdian terhadap Ilahi. Sebagaimana dikatakan oleh A.M. Saefuddin bahwa sistem pendidikan untuk membentuk manusia seutuhnya (insan kamil) harus diarahkan kepada dua dimensi yang saling berkaitan, yaitu dimensi dialektika horizontal dan dimensi ketundukan vertical.[14]

Selain itu, tujuan pendidikan Islam di era postmodern sekarang ini, hendaknya dijadikan sebagai wadah persemaian benihbenih toleransi untuk menjaga kerukunan dan perdamaian. Al-Quran dan Hadis sebagai sumber utama pendidikan Islam harus ditafsirkan ulang dan dipadukan dengan pendekatan-pendekatan lain. Salah satu pendekatan yang dapat dipadukan adalah dengan menginternalisasi nilai-nilai sosio-kultural dalam pembelajaran. Pendekatan ini menawarkan sebuah sintesis guna untuk menghadapi benih-benih intoleransi yang sudah mulai tumbuh dalam generasi muda bangsa ini. Dengan internalisasi nilai-nilai tersebut diharapkan akan tercipta harmoni sosial yang dapat dijadikan bekal oleh generasi muda Muslim dalam kehidupan bermasyarakat.[15]

 

B.     Konsep Tujuan Dalam Pendidikan Islam

Konsep yaitu gagasan atau anggapan. Konsep secara etimologi berasal dari kata-kata concept yang artinya ide atau buah pikiran. Dalam kamus besar bahasa indonesia, Konsep berarti ide atau pengertian yang diabstraksikan dari peristiwa konkrit.[16] Dalam bahasa Arab banyak istilah yang mengacu pada hasil kependidikan. Hal ini memberi indikasi adanya obyek-obyek ataupun persoalan inisiasi dan perbuatan-perbuatan manusia yang langsung. Adapun kata tujuan dalam bahasa Arab disebut Ghayah untuk mengartikan tujuan akhir atau muntaha di luar yang tidak ada. Ahdaf pada mulanya digunakan untuk memeberi arti peranan-peranan yang lebih tinggi dan dapat dimiliki oleh seseorang berkenaan dengan tinjauan luas yang menyiratkan. Hal ini sangat diperlukan, juga berarti menempati suatu sasaran yang lebih dekat.[17]

Pendidikan adalah sebuah proses kegiatan menuju suatu tujuan karena pekerjaan tanpa tujuan yang jelas akan menimbulkan suatu ketidak menentuan dalam prosesnya. Lebih-lebih dalam proses pendidikan yang bersasaran pada kehidupan psikologi peserta didik yang masih berada pada taraf perkembangan, maka tujuan merupakan faktor yang paling penting dalam proses kependidikan itu. Karenanya dengan adanya tujuan yang jelas, materi pelajaran dan metode-metode yang digunakan, mendapat corak dan isi serta potensialitas yang sejalan dengan cita-cita yang terkandung dalam tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan Islam mengandung di dalamnya suatu nilai-nilai tertentu sesuai dengan pandangan Islam sendiri yang harus direalisasikan melalui proses yang terarah dan konsisten dengan menggunakan berbagai sarana fisik dan nonfisik yang sama dengan nilai-nilainya. Idealitas tujuan dalam proses kependidikan Islam mengandung nilai-nilai Islami yang hendak dicapai dalam proses kependidikan yang berdasarkan ajaran Islam secara bertahap.

Tujuan pendidikan Islam merupakan penggambaran nilai-nilai Islam yang hendak diwujudkan dalam pribadi peserta didik pada akhir dari proses kependidikan. Dengan kata lain, tujuan pendidikan Islam adalah perwujudan nilai-nilai Islami dalam pribadi peserta didik yang diperoleh dari pendidik muslim melalui proses yang terfokus pada pencapaian hasil (produk) yang berkepribadian Islam yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sehingga sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat dan memiliki ilmu pengetahuan yang seimbang dengan dunia akhirat sehingga terbentuklah manusia muslim paripurna yang berjiwa tawakkal secara total kepada Allah swt.[18]

Tujuan pendidikan islam sesungguhnya tidak terlepas dari prinsip-prinsip pendidikan yang bersumber dari al-Quran dan al-Hadis. Ilyasir mengemukakan sekurang-kurangnya terdapat lima prinsip dalam merumuskan tujuan pendidikan islam, antara lain sebagai berikut :

1.      Prinsip Integrasi (tauhid)

Prinsip yang memandang adanya wujud kesatuan antara dunia dan akhirat. Oleh karena itu, pendidikan akan meletakkan porsi yang seimbang guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

2.      Prinsip Keseimbangan

Bentuk konsekuensi dari prinsip integrasi. Keseimbangan yang proporsional antara muatan ruhaniah dan jasmaniah, antara ilmu umum dan ilmu agama, antara teori dan prakrik, dan antara nilai yang menyangkut aqidah, syari’ah dan akhlak.

3.      Prinsip Persamaan dan pembebasan

Prinsip ini dikembangkan dari nilai tauhid, bahwa Tuhan adalah Esa. Oleh karena itu setiap individu bahkan semua makhluk hidup diciptakan oleh pencipta yang sama (Allah). perbedaan hanyalah unsur untuk memperkuat persatuan. Melalui pendidikan, manusia diharapkan dapat terbebas dari belenggu kebodohan, kejumudan, kemiskinan dan nafsu hayawaniah-nya sendiri.

4.      Prinsip Kontinuitas dan berkelanjutan (istiqamah)

Dari prinsip inilah dikenal konsep pendidikan seumur hidup (long life education). Sebab pendidikan tak mengenal batasan waktu akhir selama hidupnya.

5.      Prinsip Kemaslahatan dan keutamaan.

Jika ruh tauhid telah terkristalisasi dalam tingkah laku, mral dan akhlak seseorang, dengan kebersihan hati dan kepercayaan yang jauh dari kotoran maka ia akan memiliki daya juang untuk membela hal-hal yang maslahat. Dengan demikian prinsip tujuan pendidikan islam identik dengan prinsip hidup setiap muslim, yakni beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berkepribadian muslim, insane shalih guna mengemban amanat Allah sebagai khalifah dimuka bumi dan beribadah dalam menggapai ridha-Nya.[19]

 

C.     Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam

Dalam proses pendidikan merupakan kristalisasi nilai-nilai yang ingin di wujudkan kedalam pribadi murid. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan bersifat komprehensif, mencakup semua aspek, dan terintegrasi dalam pola kepribadian yang ideal. Menurut sikun pribadi dalam A. Zayadi, tujuan pendidikan merupakan masalah inti dalam pendidikan dan sari pati dari seluruh renungan pedagogik.

Tujuan Islam yang paling sederhana adalah memanusiakan manusia atau membantu manusia menjadi manusia atau membantu manusia menjadi manusia. Naquib Al-Attas menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah manusia yang baik. Kemudian marimba mengatakan tujuan pendidikan Islam adalah terciptanya orang yang berkepribadian muslim. Al-Abrasy menghendaki tujuan (goal) akhir pendidikan Islam itu adalah terbentuknya manusia yang berakhlak mulia (akhlak al-karimah). Menurut Langgulung tujuan pendidikan adalah tujuan hidup manusia itu sendiri sebagaimana yang tersirat dalam peran dan kedudukanya sebagai khalifatullah dan Abdullah. Oleh karena itu menurutnya tugas pendidikan adalah memelihara kehidupan manusia agar dapat mengemban tugas dan kedudukan tersebut. Dengan demikian tujuan tujuan menurut langgulung adalah membentuk pribadi khalifah yang di landasi dengan sikap ketundukan, kepatuhan, dan kepasrahan sebagaimana hamba Allah.

Selanjutnya Abdurrahman saleh Abdullah dalam buku Educational Theory a quranic Outlook sebagaimana dikutip oleh Ahmad Zayadi menyatakan bahwa tujuan pendidikan harus meliputi empat aspek, yaitu :

1.      Tujuan Jasmani (ahdaf al-jismiyah).

Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka mempersiapkan diri manusia sebagai pengemban tugas khalifah fi al-ardh melalui pelatihan keterampilan fisik.

2.      Tujuan Rahani dan Agama (ahdaf al-ruhaniyah waahdaf al-diniyah)

Bahwa proses pendidikan dalam rangka meningkatkan pribadi manusia dari kesetiaan yang hanya kepada Allah semata, dan melaksanakan Akhlak qurani yang diteladani oleh Nabi Muhammad SAW Sebagai perwujudan perilaku keagamaan.

3.      Tujuan Intlektual (ahdaf al-aqliyah).

Bahwa proses pendidikan di tunjukan dalam rangka mengarahkan potensi intlektual manusia untuk menemukan kebenaran dan sebab-sebabnya, dengan menelaah ayatayatnya (baik qauliyah dan kauniyah) yang membawa kepada perasaan keimanan kepada Allah.

Tahapan pendidikan intlektual ini adalah :

a.       pencapaian kebenaran ilmiyah (ilmu al-yaqien);

b.      pencapaian kebenaran empiris (ain al-yaqien);  

c.       pencapaian kebenaran metaempiris, atau mungkin lebih tepatnya kebenaran filosofis (haqq al-yaqien).

4.      Tujuan sosial (ahdaf al-ijtimayyah)

Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka pembentukan kepribadian yang utuh. Pribadi di sini tercermin sebagai al-nas yang hidup pada masyarakat yang plural.[20]

Tujuan yang paling sederhana adalah memanusiakan manusia atau membantu manusia menjadi manusia, Supaya menjadi manusia yang baik, dan terbentuknya manusia yang berakhlakul karimah.

Penjelasan Ayat Al-Qur‟an Surat Al-Baqoroh Ayat 151 yang berbunyi :

كَمَآ اَرْسَلْنَا فِيْكُمْ رَسُوْلًا مِّنْكُمْ يَتْلُوْا عَلَيْكُمْ اٰيٰتِنَا وَيُزَكِّيْكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَّا لَمْ تَكُوْنُوْا تَعْلَمُوْنَۗ

Artinya : sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.

Sebagaimana pengalihan kiblat, pengutusan seorang nabi dari bangsa Arab juga merupakan suatu kenikmatan yang besar. Kenikmatan yang besar itu adalah sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul, yakni Nabi Muhammad, dari kalangan kamu. Di antara tugasnya adalah membacakan ayat-ayat Kami, yaitu Al-Qur'an yang menjelaskan perkara yang hak dan yang batil, atau tanda-tanda kebesaran Allah, kenabian Nabi Muhammad, dan adanya hari kebangkitan. Rasul itu juga kami tugasi untuk menyucikan kamu dari kemusyrikan, kemaksiatan, dan akhlak yang tercela. Dia juga mengajarkan kepadamu Kitab Al-Qur'an dan hikmah, yakni sunah, serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui, yaitu segala pengetahuan yang terkait dengan kebaikan di dunia dan akhirat. Al-Qur'an juga menuturkan kisah para nabi terdahulu. Hal ini tidak mungkin didapat kecuali melalui wahyu.

 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Pada dasarnya konsep pendidikan Islam mencakup seluruh tujuan pendidikan yang dewasa ini diserukan oleh barat bahkan diserukan oleh negara-negara di dunia. Lebih dari itu, pendidikan Islam adalah satu-satunya konsep pendidikan yang menjadikan makna dan tujuan pendidikan lebih tinggi sehingga mengarahkan manusia kepada visi ideal dan menjauhkan manusia dari ketergelinciran dan penyimpangan.

Tujuan pendidikan Islam merupakan penggambaran nilai-nilai Islam yang hendak diwujudkan dalam pribadi peserta didik pada akhir dari proses kependidikan. Dengan kata lain, tujuan pendidikan Islam adalah perwujudan nilai-nilai Islami dalam pribadi peserta didik yang diperoleh dari pendidik muslim melalui proses yang terfokus pada pencapaian hasil yang berkepribadian Islam yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sehingga sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah swt yang taat dan memiliki ilmu pengetahuan yang seimbang dengan dunia akhirat sehingga terbentuklah manusia muslim yang paripurna serta berjiwa tawakkal secara total kepada Allah swt.

Pendidikan Islam sebagai usaha sadar untuk membimbing, mengarahkan dan mendidik peserta didik untuk memahami dan mempelajari ajaran agama Islam memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai. Secara garis besar pendidikan Islam memiliki dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum pendidikan Islam adalah meraih kebahagiaan di akhirat (Ukhrawi) yang merupakan tujuan akhir manusia hidup. Sedangkan tujuan khusus pendidikan Islam banyak definisi yang disesuaikan dengan kebutuhan tempat dan waktu tertentu. Tujuan khusus ini secara umum adalah untuk kemaslahatan hidup di dunia (duniawi).  

B.     Saran

Makalah ini sangatlah jauh dari kata sempurna, yang diamana saya sebagi penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun penulisan makalah ini agar dapat lebih baik lagi kedepannya. Sehingga kesalahan dalam penulisan makalah ini dapat terorganisir untuk diperbaiki kedepannya.

  

DAFTAR PUSTAKA

An-Nahlawi. Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, Cet. I, Jakarta : Gema Insani Press, 1995.

Arifin, H. M. Ilmu Pendidikan Islam-Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Cet. II, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006.

B. Muchsin, Pendidikan Islam Humanistik : Alternatif Pendidikan Pembebasan Anak. Bandung : Refgika Aditama, 2010.

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya,

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2005

Ilyasir, F. (2017). Pengembangan Pendidikan Islam Integratif di Indonesia; Kajian Filosofis dan Metode Implementasi. LITERASI (Jurnal Ilmu Pendidikan), 8 (1), 36–47. https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/LIT ERASI/article/view/440

Imam Syafe’i, Tujuan Pendidikan Islam, di akses dari  http://103.88.229.8/index.php/ tadzkiyyah/article/download/1876/1506, Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, November 2015.

Mubarak, M. Konsep Pendidikan Sosio-Progresif (Telaah Pemikiran Pendidikan Ibnu Khaldun). Jurnal Azkiya,  2018.

Rusmin B, Muhammad. Konsep dan Tujuan Pendidikan Islam,di akses dari https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Inspiratif-Pendidikan/article/download/4390/4035, Jurnal UIN Alauddin. Volume VI, Nomor 1, Januari - Juni 2017.

Sajadi, D. Pendidikan karakter dalam perspektif Islam. Tahdzib Al-Akhlaq : Jurnal Pendidikan Islam, 2 (2), 2019. https://uia.e-journal.id/Tahdzib/ article/view/510

Shaleh. Abdullah, Teoriteori Pendidikan dalam Al-Quran, Rineka Cipta Jakarta, 2007.

Tadjab, Perbandingan Pendidikan-Studi Perbandingan Tentang Beberapa Aspek Pendidikan Barat Modern, Islam dan Nasional, Cet. I, Surabaya : Karya Abditama, 1994.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Cet. I, Jakarta : Visimedia, 2007.

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. III, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004.

Nata, D. R. H. A. Ilmu pendidikan islam. Prenada Media. 2016.

Hemawati, H., Sakura, P., & Rizal, S. The Role Of Parents In Efforts To Anticipate The Negative Impact Of Social Media Development On Adolescent Behavior In The X Binjai Timur Kota Binjai. Proceeding International Seminar of Islamic Studies. 2021.

Winarti, E. Perencanaan manajemen sumber daya manusia lembaga pendidikan. Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Ilmiah. 2018.

Rohman, M., & Hairudin, H. Konsep Tujuan Pendidikan Islam Perspektif Nilainilai Sosial-kultural. Al-Tadzkiyyah : Jurnal Pendidikan Islam. 2018.

Suwarno, S. Studi Agama Islam Melalui Pendekatan Interdisipliner. Dar Ellmi : Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan Dan Humaniora. 2020.



[1] Tadjab, Perbandingan Pendidikan-Studi Perbandingan Tentang Beberapa Aspek Pendidikan Barat Modern, Islam dan Nasional (Cet. I, Surabaya : Karya Abditama, 1994), hlm. 55.

[2] Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Cet. III, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004), hlm. 41.

[3] Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat  (Cet. I, Jakarta : Gema Insani Press, 1995), hlm. 117.

[4] Muhammad Rusmin B, Konsep dan Tujuan Pendidikan Islam,di akses dari https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Inspiratif-Pendidikan/article/download/4390/4035, Jurnal UIN Alauddin. Volume VI, Nomor 1, Januari - Juni 2017.

[5] Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Cet. I, Jakarta : Visimedia, 2007), hlm. 5.

[6] H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam-Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Cet. II, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006), hlm. 53-54.

[7] Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, hlm. 201.

[8] Sajadi, D. (2019). Pendidikan karakter dalam perspektif Islam. Tahdzib Al-Akhlaq : Jurnal Pendidikan Islam, 2 (2), 16–34. https://uia.e-journal.id/Tahdzib/article/view/510

[9] Muchsin B, 2010. Pendidikan Islam Humanistik : Alternatif Pendidikan Pembebasan Anak. (Bandung : Refgika Aditama), hlm. 13-14

[10] Imam Syafe’i, Tujuan Pendidikan Islam, di akses dari  http://103.88.229.8/index.php/ tadzkiyyah/article/download/1876/1506, Al-Tadzkiyyah : Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, November 2015.

[11] Mubarak, M. (2018). Konsep Pendidikan Sosio-Progresif (Telaah Pemikiran Pendidikan Ibnu Khaldun). Jurnal Azkiya, 1 (2), 68–83.

[12]  Nata, D. R. H. A. Ilmu pendidikan islam. (Jakarta : Prenada Media. 2016) hlm. 42

[13] Hemawati, H., Sakura, P., & Rizal, S. (2021). The Role Of Parents In Efforts To Anticipate The Negative Impact Of Social Media Development On Adolescent Behavior In The X Binjai Timur Kota Binjai. Proceeding International Seminar of Islamic Studies, 2 (1), 79–90.

[14] Winarti, E. (2018). Perencanaan manajemen sumber daya manusia lembaga pendidikan. Tarbiyatuna : Jurnal Pendidikan Ilmiah, 3 (1), 1–26.

[15] Rohman, M., & Hairudin, H. (2018). Konsep Tujuan Pendidikan Islam Perspektif Nilainilai Sosial-kultural. Al-Tadzkiyyah : Jurnal Pendidikan Islam, 9 (1), 21–35.

[16] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka, Jakarta,2005), hlm. 558.

[17] Abdurahman Shaleh Abdullah, Teoriteori Pendidikan dalam Al-Quran, (Rineka Cipta Jakarta, 2007), hlm. 132.

[18] Suwarno, S. (2020). Studi Agama Islam Melalui Pendekatan Interdisipliner. Dar Ellmi : Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan Dan Humaniora, 7 (2) , 140–154.

[19] Ilyasir, F. (2017). Pengembangan Pendidikan Islam Integratif di Indonesi, Kajian Filosofis dan Metode Implementasi. LITERASI (Jurnal Ilmu Pendidikan), 8 (1), 36– 47. https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/LITERASI/article/view/440

[20] Ibid, hlm. 140.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL