MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

MAKALAH PENGARUH DESAIN KINERJA DAN KERAGAMAN KERJA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MAKALAH PENGARUH DESAIN KINERJA DAN KERAGAMAN KERJA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

By: Nurhalimah


A.  LatarBelakang

Melihatkeadaan dan kondisi yang adasaatini, perusahaan-perusahaan terus berbenah dan memperbaiki diri untuk menyesuaikan dengan perkembangan yang ada. Agar perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan lain salah satu aspek yang penting dan perlu mendapat perhatian yang serius adalah aspek sumber daya manusia. Sumber daya manusia dianggap sebagai sumber daya yang penting bagi organisasi, karena tanpa sumber daya manusia yang berkualitas, maka organisasi tidak akan mampu bertahan dalam persaingan. Menurut Sutrisno Sumber daya manusia adalah suatu sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh setiap perusahaan. Karena sumber daya manusia adalah sumber yang berperan aktif terhadapj suatu organisasi dan proses pengambilan keputusan.

Menurut Hariandja sumber daya manusia adalah keseluruhan penentuan, dan pelaksanaan berbagai aktivitas, dan program yang bertujuan untuk mendapatkan tenaga kerja, pengembangan, dan pemeliharaan dalam usaha meningkat kandukungan terhadap peningkatan efektivitas organisasi, pengwasan, pengarahan, analisis jabatan, rekrtumen, seleksi, motivasi, dll. Menurut Marwansyah, manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan Kesehatan kerja, dan hubungan industrial.


B.  Pengaruh Desain Kinerja Dan Keragaman Kerja Dalam Pengambilan Keputusan

  1. Pengertian Kinerja

Kinerjaadalah konsep yang sangat abstrak dan memerlukan pendefenisian tertentu dengan menyebutkan atribut secara rinci dan lengkap. Yang menjadi masalah adalah bahwa konsep kinerja lebih banyak bersifat konteks tua; padalah setiap konteks mempunyai indicator yang berbeda-beda. Sehubungan dengan itu, untuk mendefenisikan sebuah kinerja diperlukan konteks tertentu, misalnya; karyawan, kelompok kerja, perusahaan, computer, transformasi, dan seterusnya.

      Sehubungan dengan mendefenisikan konsep ini, Michael Amstrong, menyebutkan kinerja sebagai“a multi-dimentional construct the measurement of which varies depending on variety of factors.”(Sebuah konsep yang berdimensi jamak dan pengukurannya tergantung atas sejumlah factor yang berbeda-beda).  Dan Michael Amstrong juga menyebutkan bahwa“performance is a matte not only of what people achieve but how they achieve.” (Kinerja bukan hanya tentang apa yang dicapai oleh seseorang tetapi bagaimana cara merekamelakukannya).[1]

  1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

 Out-put yang dihasilkan dalam usaha tidak terlepas dari kinerja yang dihasilkan oleh karyawan. Namun tidak semua kerja yang dilakukan menghasilkan kinerja yang sama. Kinerja yang dihasilkan oleh karyawan sangat ditentukan oleh faktor internal maupun factor eksternal individu karyawan. Menurut Mangkunegara.Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja (prestasi kerja) adalah:[2]

  1. Faktor kemampuan secara psikologis, kemampuan (Ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reability (knowledge +skill). Artinya pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampilan dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu di tempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlianya (the righ man in the right place, the right man on the rigt job).
  2. Faktor motivasi terbentuk dari sikap (Attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).
  3. Dukungan yang diterima dimaksud dengan motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan suatu dorongan atau semangat kerja. Atau dengan kata lain pendorong semangat kerja. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja adalah atasan, rekan sekerja, serana fisik, kebijakan dan peraturan, imbalan jasa uang dan non uang, jenis pekerjaan dan tantangan. Jadi motivasi individu untuk bekerja sangat dipengaruhi oleh sistem kebutuhannya.
  4. Keberadaan pekerjaan yang dilakukan Pada dasarnya manusia secara alami selalu akan bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya. Lingkungan sekitarnya ini termasuk juga lingkungan kongkrit maupun abstrak. Lingkungan kongkrit adalah segala sesuatu yang dapat kita lihat, raba, ataupun dengar. Sedangkan lingkungan abstrak adalah segala sesuatu yang tidak langsung kita lihat, raba, ataupun dengar tapi terungkap dalam sikap keseharian kita. Secara alami, kita akan bereaksi terhadap stimuli-stimuli ini. Kita akan mempelajari segala matapelajaran yang ada. Kita bertutur kata seperti yang dicontohkan dan menjaga tindak-tanduk kita. Kita juga bereaksi terhadap orang tua, misalnya pada saat kita diharapkan untuk jadi juara, secara tidak langsung kita berusaha untuk memenuhi harapan tersebut. Bila kita gagal memenuhi harapan ini, kita merasa tidak enak juga. Demikian pula kita bereaksi sesuai dengan pendapat dari kawan-kawan kita dan penilaian yang kita terima dari lingkungan sekitar kita
  5. Hubungan dengan organisasi sesuaikan ekspektasi anda dengan kemampuan karyawan di tiap bagian. Ini adalah langkah yang cukup sulit karena bila anda menetapkan standar yang terlalu tinggi, anda akan dianggap tidak realitis. Tapi bila anda memberikan ekspektasi yang terlalu rendah, itu sama saja dengan tidak memanfaatkan potensi karyawan yang ada dengan maksimal. Dalam hal ini, anda harus pandai-pandai mengevaluasi hasil kerja karyawan anda dan menilai potensi apa saja yang sekiranya masih dapat dikembangkan dari karyawan tersebut atau tim yang anda pimpin. Dengan demikian, mereka akan lebih termotivasi lagi karena mengetahui ada tujuan nyata yang bisa diraih bersama-sama.
  1. Penilaian Kinerja

Setiap perusahan atau organisasi harus dapat menyediakan suatu sarana untuk menilai kinerja karyawan dan hasil penilaian dapat dipergunakan sebagai informasi pengambilan gaji atau upah. Penilaian kinerja sangat berguna untuk menentukan kebutuhan pelatihan kerja secara tepat, memberikan tanggung jawab yang sesuai kepada karyawan sehingga dapat melaksanakan pekerja yang lebih baik dimasa mendatang dan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dalam promosi jabatan atau penentuan imbalan.[3]

Menurut Mangkunegara evaluasi kinerja adalah penelian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi. Ada beberapa metode penilaian kinerja karyawan dalam suatu organisasi atau perusahan. Menurut Rivai menyatakan bahwa metode yang dapat digunakan adalah sebagai berikut;

  1. Metode penilai berorentasi masa lalu ada beberapa metode untuk menilai prestasi kerja di waktu yang lalu, dan hamper semua tehnik tersebut merupakan suatu upaya untuk meminimumkan berbagai masalah tertentu yang dijumpai dalam pendekatan pendekatan ini. Dengan mengevaluasi prestasi kerja masa lalu, karyawan dapat mendapat umpan balik atas upaya-upaya mereka. Umpan balik ini selanjutnya bisa mengarah kepada perbaikan-perbaikan prestasi.
  2. Metode penilaian berorintasi masa depan. Metode ini menggunakan asumsi bahwa karyawan tidak lagi sebagai objek penilaian yang tuduk dan tergantung pada penyedia, tetapi karyawan dilibatkan dalam proses penilaian karyawan mengambil peran penting Bersama-sama dangan penyelia dalam menetapkan tujuan-tujuan perusahaan.
  1. Konsep Organisasi

Organisasi dalam Bahasa inggris yaitu Organize yang berarti menciptakan struktur dengan bagian bagian yang diintegrsikan sedemikian rupa, sehingga hubungan satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan. Sedangkan, Hasibuan, mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu system perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerjasama dalam mencapai tujuan tertentu, organisasi hanya merupakan alat dan wadah.[4] Mahsun memberikan pendapat tentang konsep oragnisasi, bahwa organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan berkerjasama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama. Sementara itu, Robbins mengemukakan bahwa organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relative dapat di identifikasikan yang berkerja atas dasar yang relative terus-menerus untuk mencapai tujuan.

  1. Konsep Kinerja

Organisasi Simanjuntak mengemukakan bahwa kinerja organisasi merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi, yang sama dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang berkerja di organisasi tersebut. Dengan demikian kinerja organisasi sangat di pengaruhi oleh tiga aspek utama, yaitu dukungan organisasi, kemampuan manajemen, dan kinerja setiap orang yang bekerja di perusahan tersebut, kinerja organisasi juga sangat dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktur organisasi, pemilihan teknologi, dan penyediaan prasarana serta sarana kerja.[5] Sementara itu, Surjadi berpendapat bahwa kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi, tercapainya tujuan organisasi berarti bahwa kinerja organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan menurut Sobandi, kinerja organisasi merupakan suatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun waktu tertentu, baik yang terkait dengan input, output, outcome,, benefit maupun impact.

  1. Indikator Kinerja

Setelah memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja di atas, dapat ditarik suatu indikator (pengukuran) dari kinerja suatu organisasi. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Menurut Sedarmayanti kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk:[6]

a.    Kualitas, merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan kegiatan mendekati tujuan yang diharapkan.

b.    Kuantitas, merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya jumlah rupiah, jumlah unit, jumlah siklus kegiatan yang diselesaikan.

c.    Jangka waktu adalah sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang dikehendaki dengan memperhatikan koordinasi output lain sertawaktu yang tersedia untuk kegiatan lain.

d.    Sikap koperatif, merupakan tingkat sejauh mana karyawan atau pegawai memelihara harga diri, nama baik dan kerja sama diantara rekan kerja dan bawahan.

e.    Kepercayaan

f.     Tanggungjawab

  1. Pengertian Desain Kerja (Job Design)

Menurut Rivai dan Sagala,rancang pekerjaan adalah proses penentuantugas-tugas yang akan dilakukan/ dilaksanakan, metode yang bagaimana pekerjaan tersebut berkaitan dengan pekerjaan lainnya. Rancang pekerjaan menentukan bagaimana hubungan kerja manajer dengan karyawan-karyawannya dan hubungan di antara karyawan-karyawan itu sendiri. Rancang pekerjaan mempunyai arti penting bagi karyawan dan perusahaan.[7]

Desain pekerjaan adalah wahana yang secara sistematis mengimplementasikan tingkat desentralisasi yang diinginkan dalam operasi organisasi dan diyakini oleh manajer perlu untuk mencapai sasaran organisasi. Desain pekerjaan merupakan suatu cara bagaimana manajer berkomunikasi dengan karyawannya tentang kesempatan yang dapat diperoleh karyawan karena menggunakan kekuasaan dan wewenang. Pengertian job design adalah suatu pendekatan didalam suatu pekerjaan yang dilakukan dengan sedemikian rupa untuk memetic minat pekerja dengan mengadakan job enlargement, yaitu praktek untuk memperluas isi dari pada suatu pekerjaan yang meliputijenis dan tugas dalam tingkat yang sama dan job enrichment, yaitu praktek yang memberikan karyawan tingkat kebebasan yang lebih tinggi terhadap perencanaan dan pengorganisasian melalui implementasi kerja dan evaluasi hasil. Menurut Simamora (dalam Rachmawati, desain pekerjaan adalah proses penentuan tugas-tugas yang akan dilaksanakan, metode yang digunakan untuk melaksanakan tugas dan bagaimana pekerjaan tersebut berkaitan dengan pekerjaan lain dalam organisasi. Simamora mengatakan desain pekerjaan adalah proses penentuan tugas-tugas yang akan dilaksanakan, metode-metode yang digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas ini, dan bagaimana pekerjaan tersebut berkaitan dengan pekerjaan lainnya di dalam organisasi. Desain pekerjaan memadukan isi pekerjaan (tugas, wewenang dan hubungan) balas jasa dan kualifikasi yang dipersyaratkan (keahlian, pengetahuan dan kemampuan) untuk setiap pekerjaan dengan cara memenuhi kebutuhan pegawai maupun perusahaan. Handoko desain pekerjaan adalah fungsi penerapan kegiatan- kegiatan kerja seorang individu atau kelompok pegawai secara organisasional. Jadi yang dimaksud dengan desain pekerjaan adalah penentuan jenis-jenis pekerjaan dan menempatkan pegawai yang sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan dalam pekerjaan atau jabatan tersebut. Rencangan jabatan/ job design menjelaskan secara teperinci apa saja isi, sebuah jabatan/ pekerjaan dalam arti tugas-tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang spesifik terkait dengan sebuah pekerjaan/ jabatan dan hubungan-hubungan organisasionalnya. Sedangkan menurut Mondy perancangan pekerjaan (Job Design) adalah proses menentukan tugas-tugas spesifik untuk dikerjakan, metode- metode yang dipakai dalam menjalankan tugas-tugas tersebut dan cara yang bersangkutan berhubungan dengan pekerjaan dalam organisasi. Menurut Mondy ada beberapa konsep yang berhubungan dengan rancangan pekerjaan (Job Design), yaitu:

a.    Pemerkayaan Pekerjaan (Job Enricment)

b.    Perluasan pekerjaan (Job Elargemat)

c.    Rekayasa Ulang

  1. Keberagaman Kerja

Keberagaman tidak hanya mencakup bagaimana individu mengidentifikasi diri mereka sendiri, namun bagaimana orang lain dan organisasi memandang mereka. Tahukah teman inklusi apa itu keberagaman di tempatkerja? Keberagaman di tempat kerja adalah berbagai perbedaan yang melekat pada diri individu seperti etnis, jenis kelamin, gender, orientasiseksual, agama, abilitas/ disabilitas, nilai-nilai, etika, kemampuan, kebaikan, dan asal kebangsaan dalam suatu organisasi/ perusahaan tertentu. Keberagaman ditempat kerja juga merupakan salah satu tahapan menjadi perusahaan inklusi.[8]

Perusahaan inklusi adalah perusahaan yang mengakomodir dan menghargai keberagaman karyawannya sehingga mereka dapat berkontribusi secara penuh dan tanpa diskriminasi, serta mencapai pengalaman positif dalam pekerjaan. Setiap karyawan ditempat kerja memiliki kontribusi masing-masing dengan adanya perbedaan perspektif, kepribadian, dan kemampuan. Keberagaman ini dapat memberi pandangan yang berbeda tentang peluang baru dan tantangan yang dihadapi perusahaan. Bagaimana dengan manfaat keberagaman ditempat kerja?a.       Menciptakan tempat kerja yang inklusif

Merangkul keberagaman ditempat kerja cenderung memberikan suasana tempat kerja yang nyaman dan inklusif sehingga karyawan dengan berbagai perbedaan yang melekat pada dirinya dapat dihargai dan dihormati dengan perlakuan yang sama sehingga menciptakan budaya positif bagi perusahaan dan karyawan.

b.      Meningkatkan berbagai pengetahuan (knowledge sharing)

Tempat kerja yang mendukung keberagaman mampu meningkatkan berbagai pengetahuan yang sangat luas dari latar belakang dan pengalaman karyawan yang berbeda, pendidikan yang berbeda, dan kemampuan atau bidang yang berbeda sehingga membuat perusahaan/ organisasi yang merangkul keberagaman lebih mudah bekerja antara individu yang satu dengan individu yang lain dalam perusahaan/ organisasi.

c.       Keterlibatan karyawan (employee engagement)

Keberagaman di tempat kerja tidak hanya melibatkan berbagai perbedaan yang terjadi pada karyawan, namun mendengarkan dan memenuhiapa yang dibutuhkan dan apa yang perlu dikembangkan sehingga keterlibatan karyawan mampu membangun kemajuan bagi perusahaan agar tetap bertahan ditengah krisis.

d.      Mengurangi pergantian karyawan (turnover)

Tempat kerja yang memiliki keberagaman karyawan dengan kinerja yang baik mampu menurunkan pengurangan karyawan (turnover) sehingga karyawan merasa dapat dihargai, diterima, dan bertahan lebih lama di tempatkerja.

e.       Meningkatkan produktivitas dan laba perusahaan

Keberagaman ditempat kerja ternyata telah membantu perusahaan-perusahaan meningkatkan hasil usaha melalui peningkatan laba dan produktivitas. Hal initerbukti dengan laporan penelitian berdasarkan survei ILO (International Labour Organization) yang menyatakan bahwa sekitar 77 persendari 400 perusahaan di Indonesia yang mengikuti survey telah mendapatkan manfaat keberagaman dalam bisnis mereka.

  

C.  Kesimpulan

Secara umum, definisi kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pegawai sesuai dengan tanggungjawab yang dibebankan atau diberikan kepadanya. Perbedaan kerja dengan kinerja, kerja menurut kamus Bahasa Indonesia kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu atau yang dilakukan. Sedangkan kinerja menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dapat ditarik suatu indikator (pengukuran) dari kinerja suatu organisasi. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Menurut Sedarmayanti kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk; Kualitas (merupakan tingkat sejauh mana proses atauhasilpelaksanaankegiatanmendekatitujuan yang diharapkan), kuantitas (merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya jumlah rupiah, jumlah unit, jumlah siklus kegiatan yang diselesaikan), Jangka waktu (sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang dikehendaki dengan memperhatikan koordinasi output lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan lain), Sikap koperatif (tingkat sejauh mana karyawan atau pegawai memelihara harga diri, nama baik dan Kerjasama diantara rekan kerja dan bawahan), kepercayaan, dan tanggung jawab.

Pencapaian tujuan serta mengetahui kapisitas dan kebutuhan dalam melaksanakan pekerja tersebut. Hal ini dipopulerkan dalam Rancang pekerjaan (Job Design) merupakan pengembangan dari analisis terkait dengan upaya memperbaiki efisiensi, efektivitas, dan produktivitas perusahaan dan kinerja karyawan. Dalam merancang suatu pekerjaan hendaknya memperhatikan hubungan antara teknologi dengan manusia, selainitu juga harus menfasilitasi rancang pekerjaan adalah peluasan pekerjaan (Job Elargement) dan pengayaan pekerjaan pengayaan pekerjaan (Job Enrichment)

D.  Daftar Pustaka

Sagala,Jauvani, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Rajawali Pers : Jakarta. hlm.1-12

Pressman, Roger. S.Ph.D , 2002, Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Buku Satu), Andi Offset, Yogyakarta.

Tanjung, Rahman, ddk. Yayasan Kita Menulis, 2021, hlm.71

Wibowo. 2016. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. hlm.7

Winardi. (2009). Manajemen Perilaku Organisasi, Bandung: Prenada Media Group.

Badriyah, Mila. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV Pustaka Setia. hlm.10

Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga. hlm. 21



[1]Jauvani sagala,2009,manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan,(rajawali pers:Jakarta),h 1-6

[2]Ibid,h 6-12

[3]Roger.s.pressman,ph.d,2022,rekayasa perangkat lunakpendekatanpraktisi(buku satu,andi offset Yogyakarta),h77

[4]Rahman tanjung konsep organisasi,(yayasan kita menulis,2021,),h 71

[5]Wibowo,2016 manajemen kinerja.(jakarta:pt.raja grafindo persada),h 7

[6]Winardi,manajemen perilaku organisasi,(bandung:2009),h 88

[7]Mila badriyah.2015.manajemen sumber daya manusia (bandung.cv pusta kasetia),h 10

[8]Bangun Wilson,manajemen sumber daya manusia.(jakarta:erlangga),h 21

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL