MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

MAKALAH PERSYRATAN DAN SIFAT – SIFAT GURU

 MAKALAH PERSYRATAN DAN SIFAT – SIFAT GURU

By: Andry


BAB  I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai pembaruan kurikulum, pengadaan alat- alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukan betapa signifikan (berarti penting) posisi guru dalam dunia pendidikan.

Kemudian selain dari segi pentingnya posisi guru, guru juga dituntut untuk dapat memenuhi sebagai syarat kecakapan sebagai seorang guru. Guna mencapai proses pembelajaran yang maksimal dan berkualitas. Maka dari itu dalam makalah ini akan membahas mengenai syarat-syarat seorang guru.

B.     Rumusan Masalah

      1.      Apa saja persyaratan yang harus di penuhi seorang guru?

      2.      Apa saja sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang guru? 

C.    Tujuan

      1.      Untuk mengetahui persyaratan yang harus dipenuhi guru.

      2.      Untuk mengetahui sifat-sifat yang mesti dimiliki oleh guru.

 

BAB  II

PEMBAHASAN

A.    Syarat-Syarat Guru

1.      Hadis Abu Mas’ud Riwayat Muslim

عنْ اَبِى مَسْعُوْدٍ عقبة بن عمرو البدري اْلاَنْصَارِيّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: يَؤُمُّ اْلقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللهِ. فَاِنْ كَانُوْا فِى اْلقِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ. فَاِنْ كَانُوْا فِى السُّنَّةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً. فَاِنْ كَانُوْا فِى اْلهِجْرَةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ سِنا. وَلاَ يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِى سُلْطَانِهِ. وَلاَ يَقْعُدْ فِى بَيْتِهِ عَلَى تَكْرِمَتِهِ اِلاَّ بِإِذْنِهِ. رواه مسلم

Artinya : Dari Abu Mas'ud Al-Anshariy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Yang mengimami suatu kaum itu hendaklah orang yang lebih pandai (faham) tentang kitab Allah diantara mereka. Apabila mereka itu di dalam kefahamannya sama, maka yang lebih mengetahui diantara mereka tentang sunnah. Jika mereka itu sama dalam pengetahuannya tentang sunnah, maka yang lebih dahulu hijrah. Jika mereka itu sama dalam hal hijrahnya, maka yang lebih tua diantara mereka. Dan janganlah seseorang mengimami orang lain di dalam kekuasaannya. Dan janganlah ia duduk di tempat kehormatannya yang berada di dalam rumahnya kecuali dengan idzinnya". [HR. Muslim juz 1, hal. 465][1]

2.      Guru yang tidak profesional bisa menghancurkan murid.

Hadis Abu Hurairah riwayat al- Bukhăry, tentang jika suatu urusan diberikan kepada yang bukan ahlinya; ( al-Kirmăny II, 4-6).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: بَيْنَمَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَجْلِسٍ يُحَدِّثُ القَوْمَ، جَاءَهُ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ: مَتَى السَّاعَةُ؟ فَمَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَدِّثُ، فَقَالَ بَعْضُ القَوْمِ: سَمِعَ مَا قَالَ فَكَرِهَ مَا قَالَ. وَقَالَ بَعْضُهُمْ: بَلْ لَمْ يَسْمَعْ، حَتَّى إِذَا قَضَى حَدِيثَهُ قَالَ: «أَيْنَ - أُرَاهُ - السَّائِلُ عَنِ السَّاعَةِ» قَالَ: هَا أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: «فَإِذَا ضُيِّعَتِ الأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ»، قَالَ: كَيْفَ إِضَاعَتُهَا؟ قَالَ: «إِذَا وُسِّدَ الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ»

Artinya : Dari Abu Hurairah berkata: Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berada dalam suatu majelis membicarakan suatu kaum, tiba-tiba datanglah seorang Arab Badui lalu bertanya: "Kapan datangnya hari kiamat?" Namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tetap melanjutkan pembicaraannya. Sementara itu sebagian kaum ada yang berkata; "beliau mendengar perkataannya akan tetapi beliau tidak menyukai apa yang dikatakannya itu, " dan ada pula sebagian yang mengatakan; "bahwa beliau tidak mendengar perkataannya." Hingga akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyelesaikan pembicaraannya, seraya berkata: "Mana orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi?" Orang itu berkata: "saya wahai Rasulullah!". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila sudah hilang amanah maka tunggulah terjadinya kiamat". Orang itu bertanya: "Bagaimana hilangnya amanat itu?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka akan tunggulah terjadinya kiamat.[2]

3.      Guru harus bersifat kasih kepada anak didik.

Al-Quran surah ‘Ali ‘Imrăn ( 003) : 159.

فبما رَحْمَةٍ مِنَ اللهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ القَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ المُتَوَكِّلِينَ

Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.[3]

عن ابن عباس رضي الله عنهما قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم لأشج عبد القيس

[ إن فيك خصلتين يحبهما الله : الحلم والأناة ] رواه مسلم:                           

Artinya: Dari Ibnu Abbas RA berkata, Rasulallah Saw bersabda kepada ‘’Abdul Qais yang  terluka: “sesungguhnya didalam dirimu ada dua sifat yang disukai oleh Allah yaitu: santun dan sabar”. (HR Muslim)

4.   Guru hendaklah serius, berbicara tertib, jelas dan sesuai dengan kemampuan murid, kalau perlu tidak mengapa jika diulang-ulang.

Hadis Anas Riwayat Al Bukhori.

عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلَاثًا حَتَّى تُفْهَمَ عَنْهُ وَإِذَا أَتَى عَلَى قَوْمٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ سَلَّمَ عَلَيْهِمْ ثَلَاثًا

Artinya : Dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bila berbicara diulangnya tiga kali hingga dapat dipahami dan bila mendatangi kaum, Beliau memberi salam tiga kali.

5.      Guru tidak boleh mempersulit anak didik.

Hadis Abu Burdah dari ayahnya, riwayat al-Bukhăry, tentang larangan mempersulit peserta didik; ( al-Kirmăny XVI: 170).

عَنْ أَنَسٍ اِبْنِ مَالِكٍ عَن النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : يَسِّرُوْا وَلَا تُعَسِّرُوْا وَبَشِّرُوْا وَلَا تَنَفَّرُوْا وَكَانَ يُحِبُّ الْتَخْفِيْفِ وَالتَّيْسِرِ عَلَى النَّاسِ  (رواه البخارى)

Artinya : Dari Anas bin Malik R.A. dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabda : Permudahkanlah dan jangan kamu persulit, dan bergembiralah dan jangan bercerai berai, dan beliau suka pada yang ringan dan memudahkan manusia (H.R Bukhori)

6.      Pendidik harus memberikan hak didiknya secara adil

عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كَانَ يُعْطِيْ كُلَّ جُلُسَائِلِهِ بِنَصِبِهِ لَا يَحْسَبُ جَلِيْسُهُ أَنَّ اَحَدًا أَكْرَمُ عَلَيْهِ مِنْهُ (رَوَاهُ التِّرْمِذِيْ)

Artinya : Dari Ali R.A ia berkata : “Rasulullah SAW selalu memberikan kepada setiap orang yang hadir dihadapan beliau, hak-hak mereka (secara adil), sehingga diantara mereka tidak ada yang merasa paling diistimewakan.” (H.R Tirmidzi)[1]

Menurut Zakiah Daradjat dkk, dalam Moh. Roqib dan Nurfuadi.  Seorang guru harus memenuhi beberapa persyaratan seperti di bawah ini:

1.      Bertakwa kepada Allah SWT

Guru, sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan Islam, guru harus bertakwa kepada Allah SWT, sebab ia adalah teladan bagi anak didiknya sebagaimana Rasulullah SAW. Menjadi teladan bagi umatnya.

2.      Berilmu

Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu yang diperlukan untuk suatu jabatan. Guru pun harus mempunyai ijazah agar ia diperbolehkan mengajar.

3.      Sehat Jasmani

Kesahatan jasmani kerapkali dijadikan salah satu syarat bagi mereka yang melamar untuk menjadi guru. Kita juga kenal ucapan “mens sana in corpon sano”, yang artinya dalam tubuh yang sehat terkandung jiwa yang sehat. Kesehatan bagi seorang guru sangat penting. Jika guru kurang sehat akan menghambat pelaksana pendidikan.

4.      Berkelakuan Baik

Budi pekerti guru penting dalam pendidikan watak anak didik. Guru harus menjadi teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru. Dari tujuan pendidikan yaitu membentuk akhlak yang mulia pada diri pribadi anak didik dan ini hanya mungkin bisa dilakukan jika pribadi guru berakhlak mulia pula. Yang dimaksud akhlak mulia dalam ilmu ilmu pendidikan islam adalah akhlak yang sesuai dengan ajaran islam, seperti contoh oleh pendidik utama, Nabi Muhammad SAW. Di antara akhlak mulia guru tersebut adalah mencintai jabatannya sebagai guru, bersikap adil terhadap semua anak didiknya, berlaku sabar dan tenang, berwibawa, gembira, bersifat manusiawi, bekerjasama dengan guru-guru lain, bekerjasama dengan masyarakat.[4]

 

B.     Sifat-Sifat Guru

Syarat-Syarat seperti yang telah uraikan di atas adalah syarat-syarat yang umum, yang sangat berhubungan  dengan jabatan guru di dalam masyarakat. Disamping syarat-syarat  tersebut,  tentu saja masih banyak  lagi syarat-syarat  yang harus dimiliki oleh guru. Diantaranya sifat seorang guru yang akan menjadi suatu hal yang akan  memberikan hasil yang lebih baik. Berikut ini akan diuraikan beberapa sifat  guru yang erat  hubungannya dengan tugas guru di sekolah.

1.      Adil.

Seorang guru harus adil, misalnya dalam memperlakukan anak-anak didiknya, harus dengan cara yang sama. Ia tidak membedakan anak yang cantik, atau  anak saudaranya sendiri, anak orang berpangkat , atau anak yang menjadi kesayangannya. Perlakuan yang adil itu, perlu bagi guru. Misalnya dalam hal memberi nilai dan menghukum anak.

2.      Percaya dan suka kepada murid-muridnya.

Seorang  guru harus percaya  kepada anak didiknya. Ini berarti bahwa guru harus mengakui bahwa anak-anak adalah mahkluk yang mempunyai kemauan,mempunyai kata hati sebagai daya jiwa untuk menyesali perbuatannya yang buruk dan menimbulkan kemauan untuk mencegah perbuatan yang buruk.

Jans lighthart, seorang ahli didik yang terkenal,pernah berkata,’’semua pendidikan haruslah didasarkan atas keyakinan bahwa anak itu mempunyai kata hati. Jika keyakinan itu tidak ada, tidak perlulah  orang mendidik.Orang yang lemah dapat dijadikan kuat; orang bodoh dapat dijadikan pandai ,tetapi orang yang tidak punya kata hati tak mungkin diperbaiki.’’

3.       Sabar dan rela berkorban

Hampir pada tiap-tiap pekerjaan, kesabaran merupakan syarat yang sangat diperlukan,apalagi pekerjaan guru sbagai pendidik.  Sifat sabar harus dipunyai oleh guru, baik dalam melakukan tugas mendidik maupun  dalam menanti hasil dari jerih payahnya. Hasil pekerjaan tiap-tiap dalam mendidik seorang anak tidak  dapat ditunjukan  dan tidak dapat dilihat dengan seketika

4.       Memiliki perbawa (gezag) terhadap anak-anak

Tanpa adanya gezag pada pendidik, tidak mungkin pendidikan itu dapat masuk   kedalam hati sanubari anak-anak. Tanpa kewibawaan, murid-murid hanya akan menuruti kehendak dan perintah gurunya karena takut atau karena paksaan. Jadi bukan karena keinsafan atau karena kesadaran di dalam dirinya

5.      Penggembira

Seorang guru hendaklah memiliki sifat suka tertawa dan suka memberi kesempatan tertawa kepada murid-muridnya. Sifat ini banyak gunanya bagi seorang guru, antara lain ia akan tetap memikat perhatian anak-anak pada waktu mengajar, anak-anak tidak lekas bosan atau merasa lelah.

Akan tetapi, humor hendaklah  jangan digunakan untuk menjajah atau menguasai  kelas. Sehingga dengan humor itu,  guru menjadi bertele-tele, melantur, lupa akan apa yang seharusnya diberikan dalam pelajaran itu.

6.       Bersikap baik terhadap guru-guru lainnya.

Tingkah laku dan budi pekerti anak-anak, sangat banyak dipengaruhi  oleh suasana di kalangan guru-guru. Jika guru-guru saling bertentangan, tidak mungkin dapat diambil sikap dan tindakan yang sama. Anak-anak tidak tahu apa yang dibolehkan dan apa yang dilarang. Suasana baik di antara guru-guru, nyata dari pergaulan ramah-tamah mereka di dalam dan di luar sekolah. Mereka saling menolong dan kunjung-mengunjungi dalam keadaan suka dan duka. Mereka merupakan satu keluarga besar, keluarga sekolah.

7.       Bersikap baik terhadap masyarakat

Pernah di singgung, bahwa tugas dan kewajiban guru tidak hanya terbatas pada sekolahnya saja, tetapi juga di dalam masyarakat.  Seorang guru yang merasa cukup dengan  pekerjaan dilingkungan sekolah saja, tentu akan kurang luas pandangannya. Mungkin ia akan dihinggapi suatu ‘’penyakit’’ merasa didinya yang terpandai, yang selalu betul, yang sangat dihormati, dan sebagainya. Penyakit demikian akan menyukarkannya untuk bergaul dalam masyarakat, karena pergaulan orang harus menghormati pendapat orang lain, biarpun pendapat yang berlawanan dengan pendapatnya sekalipun.

8.       Benar-benar menguasai mata pelajarannya

Guru harus selalu menambah pengetahuannya. Mengajar tidak dapat dipisahkan dari belajar. Guru yang pekerjaannya memberikan pengetahuan-pengetahuan dan kecakapan-kecakapan kepada murid-muridnya, tidak mungkin akan berhasil baik jika guru itu sendiri tidak selalu berusaha  menambah pengetahuannya. Jadi, sambil mengajar,sebenarnya guru ittu pun belajar.

9.       Berpengetahuan Luas

Selain mempunyai pengetahuan yang dalam tentang mata pelajaran yang sudah menjadi tugasnya, akan lebih baik lagi jika guru itu mengetahui pula tentang segala sesuatu yang penting-penting, yang ada hubungannya dengan tugasnya di dalam masyarakat. Guru merupakan tempat bertanya tentang segala sesuatu bagi masyarakat.

10.   Seorang guru harus berlaku jujur dan ikhlas dalam pekerjaannya.

Guru haruslah jujur dan menjaga waktu murid-murid supaya jangan terbuang dengan percuma. Hendaklah guru datang tepat waktu yang telah ditentukan.

11.  Guru haruslah mengasihi murid-muridnya seperti ia mengasihi anak-anaknyasendiri.

 Rasa kasih-sayang wajib ada pada tiap-tiap individu seorang guru.[5]

 

BAB  III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Pada intinya, beberapa persyaratan untuk seorang Guru sebagai berikut: Pertama, guru harus mempunyai sikap dan jiwa pemimpin, layaknya seorang imam dalam sholat. Kedua, guru harus profesional dalam bidangnya, kalau tidak, maka datanglah kehancuran. Ketiga, guru harus bersifat kasih sayang kepada anak didiknya sebagaimana Nabi yang mengajarkan kasih sayang dan lemah lembut. Keempat, Guru hendaklah serius, berbicara tertib, jelas dan sesuai dengan kemampuan murid. Kelima, Guru tidak mempersulit anak didik.

B.     Saran

Guru merupakan pelopor kemajuan suatu bangsa maka kita utamanya sebagai calon guru ataupun pendidik harus berupaya memenuhi kriteria guru diatas agar menjadi guru yang professional terhadap anak didik kita nantinya.

Di samping itu, pemakalah hanyalah manusia yang tidak luput dari salah dan lupa. Oleh karenanya jika saudara/i menemukan kesalahan dalam makalah ini, pemakalah meminta maaf dan meminta kritik dan saran yang membangun dari saudara/i.


 

DAFTAR PUSTAKA

1.      https://binbaz.org.sa/audios/594/15

2.      Shahih Bukhari

3.      Al-Qur’anul Karim

4.      Kepribadian guru, Moh Raqib dan Nurfuadi

5.      Profesionalisme guru, Nurfuadi



[1] https://binbaz.org.sa/audios/594/15, diakses pada tanggal 6 Desember 2020 pukul 22.31 WIB

[2] HR.Bukhari no.59

[3] Q.S Ali Imran (03): 159

[4] Moh. Roqib dan Nurfuadi, Kepribadian Guru, (Purwokerto: 2011, STAIN Press), Hlm. 112-114

[5] Nurfuadi, Profesionalisme Guru, (Purwokerto: STAIN PRESS, 2012), Hlm. 110-114

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL