MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

MAKALAH STRATEGI ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR’AN ANAK

MAKALAH STRATEGI ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR’AN ANAK

By: Riski

 BAB I PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang Masalah

Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang dihubungi awalan ke dan akhiran an, sehingga menjadi kata benda. Menurut kamus besar bahasa Indonesia kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan, dan kekayaan.[1] Membaca juga “ti read” diartikan menafsirkan dan menginterpasi, yaitu menafsirkan pesan-pesan yang terkandung pada bacan itu sendiri.                   

Kemampuan membaca Al-Quran dan memahaminya kana menimbulkan rasa ketenangan dan menghilangkan rasa sedih serta menjadi obat penawar bagi hati yang gundah. Kemampuan membaca adalah kecepatan dan pemahaman keseluruhan. Membaca ialah satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan[2].

Orang tua mempunyai tanggung jawab dalam mendidik dan menunjukkan ke jalan yang benar, serta menjaganya dari perbuatan-perbuatan jahat sehingga terhindar dari api neraka, sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah at-Tahrim ayat 6:


$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydߊqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pköŽn=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâŸxÏî ׊#yÏ© žw tbqÝÁ÷ètƒ ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtƒur $tB tbrâsD÷sムÇÏÈ  

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan      keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat- malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya  kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS.At-Tahriim:6)[3]

Dalam mendidik anak, kedua orang tua merupakan sosok manusia yang pertama kali dikenal anak, karenanya perilaku keduanya akan mewarnai proses perkembangan kepribadian anak selanjutnya, sehingga factor keteladanan dari keduanya menjadi sangat diperlukan, karena apa yang di dengar, dilihat dan dirasakan anak, akan berinteraksi dengan kedua orangtua akan sangat membekas dalam memori anak.

Maka perlu adanya Strategi orang tua dalam meningkatkan spiritual dan membaca Al-Qur-an anak dimana di masa anak-anak lebih mudah memahami dan menyimak pembelajaran dan supaya daya ingatnya juga kuat.  Strategi orang tua dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an sangat banyak, seperti strategi memanggil guru mengaji kerumah,  mengajarkan langsung ke anak, menyuruh belajar mengaji ke masjid, menyekolahkannya ke Madrasah, menyuruh mengaji di antara waktu magrib dan isya.  

Al- Qur’an ialah sumber utama ajaran Islam dan pedoman hidup untuk setiap muslim. Al- Qur’an bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya (hablum min Allah wa hablum min an-nas) , serta manusia dengan alam sekitarnya [4].

Filosofis muslim Muhammad Ibn Sahnun, menyatakan bahwa umat Islam mengarahkan anak-anak mereka belajar membaca dan menulis Al-Qur’an sejak usia dini.[5]Keluarga ialah lingkungan pendidikan pertama bagi anak, dan membentuk kepribadiannya. Setelah usia 6 tahun orang tua mengajarkan membaca al-Qur’an kepada anak. Akan tetapi masih banyak orang tua tidak mampu mengajarkan membaca Al-Quran kepada anaknya, karena dengan kesibukannya sehari-hari. Seperti mencari nafkah, dan pekerjaan rumah serta minimnya pendidikan orang tua, dan mereka hanya menitipkannya ke sekolah dan tidak mengulangnya lagi dirumah dalam membacanya.

Langkah awal membaca Al-Qur’an berarti didahului dengan (iqra) atau perintah membaca, membaca adalah wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Muhammad SAW. Perintah membaca dapat dijumpai dalam

ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ   t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ   ù&tø%$# y7š/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ   Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ   zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ  

Artinya:   Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,  Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan           Tuhanmulah yang Maha pemurah,yang mengajar (manusia) dengan             perantaran kalam,. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.( Al-Qur’an Q.S Al-alaq 1-5.)[6].

Menurut ayat ini, membaca Al-Qur’an sangat penting bagi kehidupan manusia, di dalam Al-Qur’an memuat perintah-perintah Allah dan juga larangannya, dengan manusia membaca Al-Qur’an maka kehidupannya akan lebih tenang dan terarah, dan kunci kehidupan manusia adalah membaca. Membaca Al-Qur’an dengan baik , maka akan membawa kebaikan terhadap diri sendiri dan orang lain. Dan membaca adalah sarana untuk belajar dan kunci ilmu pengetahuan, dan melalui membaca Allah mengajarkan manusia suatu pengetahuan yang belum diketahuinya.

Al-Qur’an memberikan pedoman da tuntunan kepada umat mausia dalam segala aspek kehidupan dalam mencapai kebahagian didunia dan akhirat. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surah Al-Isra ayat 9 sebagai berikut:

¨bÎ) #x»yd tb#uäöà)ø9$# Ïöku ÓÉL¯=Ï9 šÏf ãPuqø%r& çŽÅe³u;ãƒur tûüÏZÏB÷sßJø9$# tûïÏ%©!$# tbqè=yJ÷ètƒ ÏM»ysÎ=»¢Á9$# ¨br& öNçlm; #\ô_r& #ZŽÎ6x. ÇÒÈ  

Artinya :  Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada  (jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang         mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.[7]

 

Menurut ayat ini dapat dipahami bahwa Al-Qur’a merupakan petunjuk jalan sebaik-baiknya untuk mencapai keselamatan dan kebahgiaan dunia dan akhirat. Dengan demikian Al-Qur-an membrtikan pedoman dan petunjuk tentang hal yang paling mendasar dalam kehidupan manusia.

Untuk itu peneliti tertarik untuk mrmbuat makalah tentang strategi orangtua dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran anak, dan apa saja yang menjadi kendala dalam mengkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an anak. Merasa penting untuk melakukan penelitian dan kajian yang lebih dalam lagi dengan judul: “Strategi Orang Tua dalam Mengingkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur-an Anak di Kelurahan Aek Tampang LK III Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan”.

B.     Rumusan Masalah

1.        Bagaimana strategi orang tua dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an anak di kelurahan aek tampang kecamatan padangsidimpuan selatan kota padangsidimpuan?

2.        Apa kendala orang tua dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an anak di kelurahan aek tampang kecamatan padangsidimpuan selatan kota padangsidimpuan?

C.     Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini ialah:

1.        Untuk mengetahui startegi orang tua dalam meningkatkan membaca Al-Qur’an anak di kelurahan Aek Tampang.

2.        Untuk mengetahui kendala yang dihadapi orang tua dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an anak di kelurahan Aek Tampang.

BAB II PEMBAHASAN

1.    Strategi Orang Tua

a.    Pengertian Strategi

Secara umum strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Strategi biasa diartikan suatu pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. [8]Strategi adalah daya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar. Maksudnya ialah supaya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai secara berdaya guna dan berhasil guna. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengatur secara umum.  komponen-komponen pengajaran sedemikian rupa sehingga terjalin keterkaitan fungsi antar komponen- komponen pengajaran yang dimaksud[9].

b. Macam – Macam Strategi

Adapun strategi khusus orangtua dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur-an Anak sebagai berikut:

a)         Memberikan Perhatian Terhadap Kemampuan Anak Dalam Membaca Al-Qur’an.

Para orang tua yang memiliki anak usia 6-12 tahun memberikan perhatian dengan cara mendidik langsung kepada anak-anaknya dalam belajar membaca al-Qur’an.

b)        Memberikan Peraturan Dalam Membaca Al-Qur’an Kepada Anak.

Tujuan pemberian peraturan yang diberikan kepada anak dalam belajar membaca al-Qur’an, yaitu: supaya anak terbiasa atau disiplin belajar membaca al-Qur’an setiap hari, menanamkan kesadaran kepada anak agar selalu membaca al-Quran, agar anak mengetahui begitu pentingnya membaca al-Quran dalam kehidupan sehari-hari dan untuk menumbuhkan rasa cinta anak terhadap kalam Allah SWT.

c)         Memberikan Pendisiplinan Dalam Membaca Al-Qur’an Kepada Anak. Menanamkan sikap disiplin dalam belajar membaca al-Qur’an sangat penting, karena al-Qur’an merupakan kitabnya umat Islam yang di dalamnya berisi pedoman untuk kebahagiaan hidup dunia akhirat, dengan terbiasa disiplin membaca al-Qur’an anak akan terbiasa disiplin dalam kegiatan lain, dan akan membantu anak hidup tertib dan teratur.

d)        Memberikan Hadiah Saat Anak Rajin Membaca Al-Quran.

Cara pemberian hadiah yang dilakukan orang tua saat anak rajin membaca al-Quran bermacam-macam, diantaranya: dengan membelikan sesuatu yang bermanfaat atau diberikan pujian acungan jempol dan mengatakan anak mama hebat, memenuhi permintaan anak melalui tuntunan yang baik, memberikan tambahan uang jajan, mengajak anak pergi ke Amuntai makan nasi goreng dan mengajak anak makan bakso bersama.

e)    Memberikan Hukuman Saat Anak Malas Membaca Al-Qur’an.

Cara orang tua dalam memberikan hukuman saat anak malas belajar membaca al-Qur’an yaitu: dengan melarang anak menonton televisi, memberi ancaman kepada anak, tidak diberi uang jajan, menyimpan mainan anak, dan tidak memenuhi keinginan anak.


c. Pengertian orang tua

Orang tua dalam hal ini terdiri dari keluarga: ayah, ibu, serta saudara adik dan kakak). Meskipun pada dasarnya dibagi menjadi tiga, yaitu orang tua kandung, orang tua asuh, dan orangtua tiri[10].

Dalam Al-qur’an istilah orang tua dikenal dengan sebutan al-walid pengertian tersebut dapat dilihat dalam firman Allah SWT QS. Al-An’am: 151 yang berbunyi:

ö@è% (#öqs9$yès? ã@ø?r& $tB tP§ym öNà6š/u öNà6øŠn=tæ ( žwr& (#qä.ÎŽô³è@ ¾ÏmÎ/ $\«øx© ( Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $YZ»|¡ômÎ) ( Ÿwur (#þqè=çFø)s? Nà2y»s9÷rr& ïÆÏiB 9,»n=øBÎ) ( ß`ós¯R öNà6è%ãötR öNèd$­ƒÎ)ur ( Ÿwur (#qç/tø)s? |·Ïmºuqxÿø9$# $tB tygsß $yg÷YÏB $tBur šÆsÜt/ ( Ÿwur (#qè=çGø)s? š[øÿ¨Z9$# ÓÉL©9$# tP§ym ª!$# žwÎ) Èd,ysø9$$Î/ 4 ö/ä3Ï9ºsŒ Nä38¢¹ur ¾ÏmÎ/ ÷/ä3ª=yès9 tbqè=É)÷ès? ÇÊÎÊÈ  

Artinya:   katakanlah “(Muhammad, marilah aku bacakan apa yang diharamkan oleh Tuhanmu kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apapun, berbuat baiklah kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena msikin. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka: jangan lah medekati perbuatan yang keji, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Demikianlah dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti.” [11] 

Berdasarkan ayat ini dapat disimpulkan bahwa ada nilai-nilai karakter yaitu, nilai religius, dimana dalam hal ini ada larangan untuk tidak menyekutukan Allah dalam arti harus lebih menjaga katauhidan seseorang agar tidak terjerumus kepada jalan yang salah.

d. Tanggung Jawab Orang tua

Tanggung jawab orang tua adalah mendidik anak dengan akhlak yang mulia yang jauh dari kejahatan dan kehinaan. Seorang anak memerlukan pendalaman dan penanaman nilai-nilai norma dan akhlak kedalam jiwa mereka. Maka orang tua harus terdidik dan berjiwa suci, berakhlak mulia dan jauh dari sifat hina dan keji, mereka juga dituntut menanamkan nilai-nilai mulia ini kedalam jiwa anak-anak mereka.[12]

2. Membaca Al-Qur’an

a.    Urgensi Membaca Al-Qur’an dan Mempelajarinya

Al-Qur’an memberikan pedoman dan tuntutan kepada umat manusia dalam gejala aspek kehidupan untuk mencapai kebahagian di dunia dan di akhirat. Setiap muslim yang mempelajari Al-Qur-an mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap kitab sucinya, yaitu dengan bertanggung jawab untuk mempelajari dan mengajarkan al-Quran adalah wajib bagi setiap muslim.

b.      Adab Membaca Al-Qur’an

              Islam menjelaskan beberapa hal yang disunnahkan dalam membaca Al-Quran, diantaranya:Disunnahkan (mustahabb) berwudhu sebelum membaca Al-Qur’an karena membaca Al-Qur’an ialah zikir yang paling utama. Dalam sebuah hadis dijelaskan, Rasulullah saw. Tidak suka berzikir kecuali dalam keadaan suci.

a)    Disunnahkan membaca Al-Qur’an di tempat yang suci, terutama di dalam masjid. Sebaliknya, dimakruhkan menurut bagian pendapat, membaca Al-Qur’an dikamar mandi dan di jalan.

b)   Disunnahkan, ketika membaca Al-Qur’an, duduk sambil menghadap kiblat, dengan khusyuk, tenang, dan tertib sambil menundukkan kepala.

c)    Disunnahkan membersihkan gigi sebelum membaca Al-Qur’an sebagai bentuk penghormatan dan penyucian terhadapnya. Diriwayatkan oleh Ibn Majah secara marfu’(sampai kepada saw). Dari Imam Ali dan diriwayatkan secara marfu (sampai kepada Nabi saw). Oleh Bazzardengan sanad yang bagus dari Imam Ali “Sesungguhnya mulut kamu merupakan sarana untuk membaca Al-Qur’an, maka bersihkan dengan siwak” (HR Ibn Majjah).

d)   Disunnahkan membaca isti’adzah (A’udzu billahi minasy-syaithanir-rajim) sebelum membaca Al-Qur’an , yaitu memohon perlindungan Allah SWT.

e)    Siapa pun yang hendak membaca Al-Qur’an sebaikknya membiasakan bacaan basmallah (bismillahirrahmanirrahim) pada awal setiap surah, selain surah At-Taubah.

f)    Disunnahkan membaca Al-Qur’an secara tartil (pelan dan jelas sesuai kaidah tajwid Al-Qur’an).

A.           Kesimpulan

1.    Strategi orang tua dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an anak di kelurahan Aek Tampang Kecamatan Padangsidimpuan selatan Kota Padangsdimpuan, adapun strategi orang tua yang diterapakan seperti:

a.         Strategi memberikan perhatian terhadap kemampuan anak falam membaca Al-Qur’an.

b.        Strategi memberikan peraturan dalam mrmbaca Al-Qur’an kepada tujuan pemberian peraturan yang diberikan kepada anak dalam membaca Al-Qur’an.

c.         Strategi memberikan pendisplinan dalam belajar Al-Qur’an sangat penting dan sebagai pedoman Islam untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.

d.        Strategi memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-Qur-an.

e.         Strategi memberikan hukuman saat anak malas memebaca Al-Qur’an.

 

2.    Kendala- kendala dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an anak.

a.         Penggunaan metode dalam pengajaran Al-Qur’an

b.        Kesibukan orang tua bekerja

c.         Pengetahuan tentang ilmu tajwid.

d.        Anak lebih senag bermain.


B.      Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

a.         Orang tua dapat menambah pengetahuan tentang metode pengajaran Al-Qur’an dengan bertanya kepada ustad/ustadzah yang lebih paham tentang Islam.

b.         Orang tua membuat suasana belajar Al-Qur’an dengan hal-hal yang menarik agar anak tidak bosan dalam belajar Al-Qur’an.

c.         Bagi anak harus terus belajar Al-Qur’an agar dapat membahagiakan orang tua dan selamat dunia dan akhirat.

d.         Bagi anak harus patuh dan taat kepada Allah dan berbakti  kepada orang tua, karena pengajaran orang tua semata-mata untuk menjadikan anak anaknya orang yang sukses dan bahagia dunia dan akhirat.

 

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya. 2005. SBM Strategi Belajar. Mengajar  Bandung:           CV Pustaka Setia.

Departemen  Agama  RI. 2001. .Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakrta:Yayasan    Penterjemah dan Pentafsir Al-Qur’an, hlm. 951.

Departemen Agama RI. 2000. Al-quran Terjemahannya. Bandung:CV Dipenogoro.

Dina Novita Dkk. 2016. Peran Orangtua dalam Meningkatkan Perkembangan Anak          Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kewarga Negaraan, Volume 1, No 1.

DP Tampubolon. 1987. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efesien,        Bandung: Offset Angkasa.

H. Maidir Harun Munawiroh. 2007. Kemampuan baca tulis Al-Qur’an siswa SMA,Jakarta Timur: Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI GD. Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal Pintu Utama T aman Mini Indonesia Indah.

H. Said Agil Husin Al Munawar. 2002. Al- Quran membangun Tradisi Kesalehan             Hakiki Jakarta Selatan: Ciputat Press.

Syaiful Bahri Djamah dan Aswan Zain. 2006. Stategi Belajar Mengajar , Jakarta: PT        Rineka Cipta.

Tim Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur’an Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahan         Semarang: Toha Putra.



                [1] Tim Penyusunan Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,  Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm. 707.

                [2] DP Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efesien, (Bandung: Offset Angkasa, 1987), hlm. 5-7.

 

                [3] Departemen  Agama  RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakrta:Yayasan Penterjemah dan Pentafsir Al-Qur’an, 2001), hlm. 951.

                [4] H. Said Agil Husin Al Munawar, Al- Quran membangun Tradisi Kesalehan Hakiki ( Jakarta Selatan: Ciputat Press, 2002), hlm. 3.

                [5] H. Maidir Harun Munawiroh, Kemampuan baca tulis Al-Qur’an siswa SMA, ( Jakarta Timur: Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI GD. Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal Pintu Utama Taman Mini Indonesia Indah, 2007), hlm. 15

                [6] Departemen Agama RI, Al-quran Terjemahannya, (Bandung:CV Dipenogoro, 2000), hlm.167.

                [7] Departemen Agama RI, Al-quran Terjemahannya…hlm 425-426.

                [8] Syaiful Bahri Djamah dan Aswan Zain, Stategi Belajar Mengajar  ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hlm. 5.

                [9] Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, SBM Strategi Belajar Mengajar  ( Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), Cet II hlm. 11.

[10] Dina Novita Dkk, Peran Orangtua dalam Meningkatkan Perkembangan Anak Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kewarga Negaraan, Volume 1, No 1. 2016. hlm. 23.

[11] Tim Penyelenggara Penerjemahan Al-Qur’an Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Semarang: Toha Putra …, hlm, 250.

[12] Husain Muzhairi, Pintar Mendidik Anak : Panduan Lengkap Bagi Orangtua, Guru, dan Masyarakat, Berdasarkan Ajaran Islam…, hlm. 240.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL