A.
PENDAHULUAN
Sebagaimana pada makalah ini akan mengkaji tentang
dzikir dan doa dalam menjalankan perintah Allah SWT. Kita diwajibkan mengenal
betul tentang agama islam. Hal ini dimaksudkan agar perintah yang dikerjakan
mendapatkan pahala disisi Allah SWT. Adapun perintah yang harus kita pahami
yaitu sholat, dzikir dan doa. Dalam ketiga perintah diatas, kita harus
mengetahui tata cara mengerjakannya waktu yang mustajab serta bilangan-bilangan
dalam dzikir dan tempat yang tepat dalam pelaksanaannya.
B.
PEMBAHASAN
1.
Perintah
Berdzikir dalam Islam
Secara
etimologi, perkataan dzikir berakar pada kata dzakaro, yazkuru, zikran artinya mengingat, memperhatikan,
mengenang, mengambil pelajaran, mengenal atau mengerti dan ingatan. Dalam
kehidupan manusia unsur “ingat” ini
sangat dominan adanya, karena merupakan salah satu fungsi intelektual. Menurut
pengertian psikologi, dzikir (ingatan)
sebagai suatu “daya jiwa kita yang dapat menerima, menyimpan dan memproduksi
kembali pengertian atau tanggapan-tanggapan kita”.
Sedangkan
dzikir dalam arti menyebut Nama Allah yang diamalkan secara rutin, biasanya
disebut wirid dan amalan ini termasuk
ibadah murni yaitu ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah SWT. Sebagai
ibadah maka dzikir jenis ini terikat dengan norma-norma ibadah langsung kepada
Allah, yaitu harus mat’tsur (ada
contoh atau perintah dari Rasulullah Saw).
Secara
terminologi defenisi dzikir banyak sekali. Ensiklopedia Nasional Indonesia
menjelaskan dzikir adalah ingat kepada Allah dengan menghayati kehadiran-Nya,
ke-Maha Suciannya, ke-Maha Terpujiannya, dan ke-Maha Besarannya.
Dzikir sebagai fungsi intelektual, ingatan kita akan apa yang telah dipelajari,
informasi dan pengalaman sebelumnya, memungkinkan kita untuk memecahkan
masalah-masalah baru yang kita hadap juga sangat membantu kita dalam melangkah
maju untuk memperoleh informasi dan menerima realitas baru. Namun dalam
pengertian disini pengertian yang dimaksud adalah “Dzikir Allah” atau mengingat Allah.
Dalam
sebuah riwayat Shahih Muslim juga dikatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda yang
artinya:
“Tidak ada suatu kaum yang duduk dan
berdzikir kepada Allah SWT, kecuali malaikat mengelilingi mereka dan memberi
rahmat dan menurunkan ketenangan kepada mereka, serta Allah Swt, akan menyebut
mereka termasuk dalam orang-orang yang ada disisi Allah Swt”.
Di
dalam Al-qur’an banyak sekali ayat-ayat
yang menyuruh kita untuk berdzikir kepada Allah atau menganjurkan orang supaya
berdzikir dan menyatakan tentang keutamaan berdzikir kepada Allah. Diantaranya
adalah firman Allah QS. Al-Ahzab: 41-42:
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#râè0ø$# ©!$# #[ø.Ï #ZÏVx. ÇÍÊÈ çnqßsÎm7yur Zotõ3ç/ ¸xϹr&ur ÇÍËÈ
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikir
dengan menyebut nama Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah
kepadan-Nya pada waktu pagi dan petang”.
Dalam
QS. Ar-Ra’d: 28 Allah berfirman:
tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä ûÈõuKôÜs?ur Oßgç/qè=è% Ìø.ÉÎ/ «!$# 3
wr& Ìò2ÉÎ/ «!$# ûÈõyJôÜs? Ü>qè=à)ø9$# ÇËÑÈ
Artinya:
“Orang-orang yang beriman hatinya menjadi
tentram karena mengingat Allah, ketahuilah hanya dengan mengingat Allah hati
menjadi tentram”.
2.
Perintah
Berdoa dalam Islam
Kata
prayer (doa) diartikan sebagai
kegiatan yang menggunakan kata-kata baik secara terbuka bersama-sama atau
secara pribadi untuk mengajukan tuntunan-tuntunan kepada Tuhan. Ibnu Arabi
memandang doa sebagai bentuk komunikasi dengan Tuhan sebagai satu upaya untuk
membersihkan dan menghilangkan nilai-nilai kemusyrikan dalam diri.
Sebagian
filsuf mengatakan bahwa doa merupakan buah dari pengalaman spiritual ilmiah dan
menjadi satu kajian yang berkaitan dengan otentisitas wahyu dan Tuhan. Doa
merupakan pemujaan universal, baik tanpa suara maupun bersuara, yang dilakukan
baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk kepentingan umum, baik secara
spontan maupun dilakukan secara rutin.
Doa
adalah permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan
suatu kebaikan dan kemaslahatan yang berada di sisi-Nya. Sedangkan sikap khusyuk dan tadharru’ dalam menghadapkan diri kepadanya merupakan hakikat
pernyataan seorang hamba yang sedanga mengharapkan tercapainya sesuatu yang
dimohonkan.
Dengan tadharru’
dapat menambah kemantapan jiwa, sehngga doa kepada Allah akan senantiasa
dipanjatkan, baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah, dalam
penderitaan maupun dalam kebahagiaan, dalam kesulitan maupun dalam kelapangan.
Dalam Al-qur’an Allah telah menegaskan QS. Al-Kahfi: 28:
÷É9ô¹$#ur y7|¡øÿtR yìtB tûïÏ%©!$# cqããôt Næh/u Ío4rytóø9$$Î/ ÄcÓÅ´yèø9$#ur tbrßÌã ¼çmygô_ur (
wur ß÷ès? x8$uZøtã öNåk÷]tã ßÌè? spoYÎ Ío4quysø9$# $u÷R9$# (
wur ôìÏÜè? ô`tB $uZù=xÿøîr& ¼çmt7ù=s% `tã $tRÌø.Ï yìt7¨?$#ur çm1uqyd c%x.ur ¼çnãøBr& $WÛãèù ÇËÑÈ
Artinya:
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan
orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharapkan
keridhaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena
mengharapkan perhiasan kehidupan di dunia, dan janganlah kamu mengikuti orang
yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingati kami serta menuruti hawa
nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”.
tA$s%ur ãNà6/u þÎTqãã÷$# ó=ÉftGór& ö/ä3s9 4
¨bÎ) úïÏ%©!$# tbrçÉ9õ3tGó¡o ô`tã ÎAy$t6Ïã tbqè=äzôuy tL©èygy_ úïÌÅz#y ÇÏÉÈ
60. dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah
kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan
hina dina" (QS. Al-Mu’min, ayat 60)
3.
Aspek-Aspek
Psikologis dalam Ibadah Dzikir
Selain
sebagai sarana ibadah kepada Allah Swt, dzikir juga ternyata memiliki manfaat
secara psikologis aspek-aspek tersebut yaitu:
a. Aspek
menghilangkan segala kerisauan dan kegelisahan serta mendatangkan kegembiraan
dan kesenangan.
b. Aspek
mendatangkan wibawa dan ketenangan bagi pelakunya.
c. Aspek
mengilhamkan kebenaran dan sikap istiqamah dalam setiap urusan.
d. Aspek
mendatangkan sesuatu yang paling mulia dan paling agung yang dengan itu kalbu
manusia menjadi hidup seperti hidupnya tanaman karena hujan. Dzikir adalah
makanan rohani sebagaimana nutrisi bagi tubuh manusia, dzikir juga merupakan
perangkat yang membuat kalbu bersih dari karat yang berupa lalai dan mengikuti
hawa nafsu.
e. Aspek
dzikir juga menjadi penyebab turunnya sakinah
(ketenangan), penyebab adanya naungan para malaikat, penyebab turunnya
mereka ata seorang hamba, serta penyebab datangnya limpahan rahmat dan itulah
nikmat yang paling besar bagi seorang hamba.
f. Aspek
menghalangi lisan seorang hamba melakukan gibah, berkata dusta, dan melakukan
perbuatan buruk lainnya.
g. Aspek
orang yang berdzikir akan diteguhkan kalbunya, dikuatkan tekadnya, dijauhkan
dari kesedihan, dari kesalahan, dari setan dan tentaranya.selain itu kalbunya
akan didekatkan pada akhirat dan dijauhkan dari dunia.
h. Aspek
orang yang berdzikir akan membuat teman duduknya tentram dan bahagia.
i. Aspek
apabila kelalaian merupakan penyakit, dzikir merupakan obat baginya. Ada
ungkapan: “jika kami sakit, kami berobat dengan dzikir. Namun kadangkala kami
lalai hingga iapun kambuh lagi”.
j. Aspek
memudahkan pelaksanaan amal saleh, mempermudah urusan yang pelik, membuka pintu
yang terkunci, serta meringankan kesulitan.
k. Aspek
memberi rasa aman kepada mereka yang takut sekaligus menjauhkan bencana.
l. Aspek
dzikir menghilangkan rasa dahaga disaat
kematian tiba sekaligus memberi rasa aman dari segala kecemasan.
Pengaruh
yang ditimbulkan dari berdzikir secara konstan akan mampu mengontrol perilaku
seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang melupakan dzikir atau
lupa kepada Allah, kadang-kadang tanpa sadar dapat saja berbuat maksiat, namun
manakala ingat kepada Tuhan kemudian mengucapkan dzikir, kesadaran akan dirinya
sebagai hamba Tuhan akan segera muncul kembali.
4.
Aspek-aspek
Psikologis dalam Ibadah Doa
Manusia
pada dasarnya tidak bisa hidup sendirian tetapi membutuhkan orang lain atau
sesuatu yang lebih dapat melakukan sesuatu dibandingkan dengan dirinya sendiri.
Oleh karena itu manusia tentunya meminta pertolongan. Sebagai seorang muslim
maka berdoa adalah suatu yang wajib yang mencirikan bahwa kita menjadi hamba
yang lemah yang membutuhkan pertolongan Allah. Sebagai hamba Allah yang beriman
hendaklah menyertakan dalam setiap usaha kita dengan dengan berdoa kepada
Allah. Jangan lupa menyerahkan segala usaha yang telah kita tempuh dengan penuh
tawakkal kepada-Nya agar Allah senantiasa meridhoinya.
Adapun manfaat atau faedah berdoa yaitu:
a. Menghadapkan muka kepada Allah dengan
menunduk.
b. Memajukan
permohonan kepada Allah yang memiliki perbendaharaan yang tidak akan ada
habis-habisnya.
c. Memperoleh
naungan rahmat Allah.
d. Menunaikan
kewajiban taat dan menjauhi maksiat.
e. Membendaharakan
suatu yang diperlukan untuk masa susah dan sempit. f..Memperoleh kasih sayang Allah.
g. Memperoleh
hasil yang pasti, karena setiap doa itu dipelihara dengan baik disisi Allah
maka adakalanya permohonan itu dipenuhi dengan cepat dan adakalanya ditunda
dikemudian hari.
h. Melindungi
diri dari bencana.
i. Menolak
bencana atau meringankan tekanannya.
j. Menjadi
perisai untuk menolak bencana.
k. Menolak
tipu daya musuh, menghilangkan kegelisahan dan menghasilkan hajat serta
mempermudah kesulitan.
Doa
manusia kepada Tuhan mengandung arti antara lain memohon sesuatu kepada-Nya.
Dalam konsep ajaran islam, doa selalu untuk tujuan kebaikan. Doa adalah unsur
yang paling esensial dalam ibadat atau agama. Doa adalah otak ibadah, manusia
adalah makhluk yang lemah, baik secara fisik, mental maupun spiritual. Dengan
keadaan seperti ini tak jarang manusia dihadapkan pada situasi yang berat. Dihadapkan
dengan bencana, yang sulit diatasi secara fisik, kemampuan akalnya juga
ternyata sangat terbatas.
Kehidupan manusia sama sekali tak dapat
dilepaskan dari aspek spiritualitas. Segala yang berhubungan dengan unsur
non-materi, yakni keyakinan atau nilai-nilai ajaran agama. Doa merupakan salah
satu wujud dari aspek spiritualitas itu. Dalam pendekatan psikologi agama,
manusia memiliki kebutuhan rohaniah. Salah satu diantaranya adalah kebutuhan
akan rasa bebas, penindasan tekanan, ketidak-adilan ataupun kezhaliman akan
mengungkung kebebasan manusia. Mereka yang tidak mampu melawan secara fisik
biasanya akan melarikan diri dari aspek spiritualitas, berdoa.
Banyak
orang yang percaya kepada Tuhan dan dapat menjadikan Tuhan tempat ia
mengungkapkan apa yang terasa, meminta apa yang sukar dicapai, berdoa dan
bermohon kepada Tuhan yang selalu akan memperkenankan apa yang diingininya.
Kalau ia betul-betul dapat merasakan Tuhan itu dekat dan akan memperkenankan
apa yang diingininya, selama ia meminta kepada Tuhan.
Orang
–orang yang beriman, akan merasa dilindungi oleh Tuhan dalam suasana dan
keadaan bagaimanapun. Mereka tidak merasa takut, mereka yakin bahwa tidak ada
suatu kekuatan atau suatu daya upaya yang akan mempengaruhi dan
membinasakannya, kalau Tuhan tidak mengijinkan. Kepercayaan kepada Tuhan,
sebagai kebutuhan akan rasa aman akan memberikan ketenangan jiwa. Adapun aspek-aspek
dalam berdoa yaitu:
1) Aspek
behavioral features (aspek perilaku)
Dalam berdoa terdapat beberapa perilaku
yang lazim dilakukan seperti menghadap kearah tertentu, berdir, duduk,
berlutut, sujud, atau bahkan ada agama yang berdoa melalui tarian.
2) Aspek
linguistic features (aspek bahasa)
Berdoa dilakukan dengan menggunakan bahasa,
berkata-kata. Adapun suara untuk mengungkapkan bisa suara yang keras, diam atau
dalam hati.
3) Aspek
cognitive features
Berdoa dilakukan dengan penuh tujuan dan
pemaknaan atas apa yang diungkapkan.
4) Aspek
emotional features
Berdoa diiringi rasa kedekatan terhadap yang
di sembah, merendah, tenang dan nyaman.
C.
Kesimpulan
Dzikir merupakan suatu bentuk ibadah yang
mendekatkan seorang hamba dengan Tuhan-Nya. Semakin banyak seseorang melakukan
dzikir, semakin terasa manis, semakin terasa dekat dengan sang khalik, bahkan
lebih dekat dari pada urat nadi.
Doa adalah suatu cara ibadah kepada Tuhan
dalam bentuk permohonan, permintaan sebagai bentuk pengakuan atas kelemahan
diri dan kekuasaan suatu dzat tertinggi. Dibalik kata doa sudah terkandung
pengertian bahwa manusia merasa dirinya kecil dan Allah SWT memiliki sifat Maha
kuasa dan Maha besar. Doa juga adalah otaknya (sumsum/ intinya ibadah). Selain
itu doa adalah senjata seorang mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya
langit dan bumi.
Pengendalian
diri seseorang hanyalah kepada sang pencipta Allah SWT dengan melakukan ibadah,
karena doa termasuk ibadah maka dapat dipanjatkan tatkala dalam menghadapi
permasalahan yang rumit.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Fajar Dadang, Epistimologi Doa, Bandung: Nuansa
Cendekia, 2011.
Arif, M, Ansori, Dzikir Demi Kedamaian Jiwa Solusi Tasawuf
Modren, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: PT Raja
Grapindo Persada, 2012.
Masyhudi,
In’ammuzahidin, Nurul Wahyu, Berdzikir
dan Sehat Ala Ustad Haryanto, Semarang: Syifa Press, 2006.
Sunarto, Ahmad, Doa Bersumber dari Al Qur’an dan Al Hadits,
Jakarta: Bintang Terang, 2013.
Komentar
Posting Komentar