BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia
mempunyai akal yang membedakannya dengan makhluk lainnya, seperti hewan dan
tumbuhan. Akal yang dimilikinya membuat manusia mempunyai kemampuan untuk
mencapai tujuan hidup dalam kehidupannya. Kemampuan manusia bukanlah hal yang
dapat dilakukan dengan begitu saja, tetapi telah melalui proses pengalaman. Pengetahuan
yang diperoleh melalui pengalaman menyebabkan manusia terus mengembangkan
pengetahuannya.
Untuk
mengembangkan pengetahuannya tersebut dibutuhkan juga sarana. Sarana yang baik
memungkinkan manusia akan memperoleh pengetahuan baru melalui aktivitas
berpikir yang benar. Sarana ini bersifat pasti, sehingga aktivitas atau
kegiatan ilmiah tidak akan maksimal tanpa sarana berpikir ilmiah tersebut. Sarana
berpikir ilmiah membantu manusia menggunakan akalnya untuk berpikir dengan
benar dan menemukan ilmu yang benar. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir
ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika,
matematika dan statistika.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah yang
dimaksud dengan sarana berpikir ilmiah?
2.
Apakah tujuan
dan fungsi sarana berpikir ilmiah?
3.
Apa saja
peranan sarana berpikir ilmiah tersebut ?
4.
Bagaimanakah
hubungan antara sarana berpikir ilmiah bahasa, matematika, dan statistika ?
C. TUJUAN
Makalah ini
ditulis untuk membahas dan memahami tentang sarana berpikir ilmiah, meliputi:
pengertian sarana berpikir ilmiah, tujuan dan fungsi, serta peranan sarana berpikir
ilmiah, dan hubungan antara sarana berpikir ilmiah bahasa, matematika, dan statistika.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
SARANA BERPIKIR ILMIAH
Berfikir ilmiah
adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis adalah masuk akal, dan
empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggung jawabkan, selain itu menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkan. Berpikir merupakan sebuah proses
yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran
dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan
yang berupa pengetahuan.
Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang
menggabungkan induksi dan deduksi. Induksi adalah cara berpikir yang di
dalamnya kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari pernyataan-pernyataan atau
kasus-kasus yang bersifat khusus, sedangkan, deduksi ialah cara berpikir yang
di dalamnya kesimpulan yang bersifat khusus ditarik dari pernyataan-pernyataan
yang bersifat umum.
Sarana berpikir
ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai
langkah yang harus ditempuh. Sarana ilmiah merupakan suatu alat, dengan alat
ini manusia melaksanakan kegiatan ilmiah. Pada saat manusia melakukan tahapan
kegiatan ilmiah diperlukan alat berpikir yang sesuai dengan tahapan tersebut.
Manusia mampu mengembangkan pengetahuannya karena manusia berpikir mengikuti
kerangka berpikir ilmiah dan menggunakan alat-alat berpikir yang benar.
Untuk mendapatkan ilmu diperlukan sarana
berpikir ilmiah. Sarana berpikir diperlukan untuk melakukan kegiatan ilmiah
secara baik dan teratur. Sarana berpikir ilmiah ada empat, yaitu: bahasa, logika,
matematika dan statistika. Sarana berpikir ilmiah berupa bahasa sebagai alat
komunikasi verbal untuk menyampaikan jalan pikiran kepada orang lain, logika
sebagai alat berpikir agar sesuai dengan aturan berpikir sehingga dapat
diterima kebenarannya oleh orang lain, matematika berperan dalam pola berpikir
deduktif sehingga orang lain dapat mengikuti dan melacak kembali proses
berpikir untuk menemukan kebenarannya, dan statistika berperan dalam pola
berpikir induktif untuk mencari kebenaran secara umum.
Dalam proses pendidikan, sarana berpikir
ilmiah ini merupakan bidang studi tersendiri. Dalam hal ini kita harus
memperhatikan 2 hal, yaitu :
1.
Sarana ilmiah
bukan merupakan kumpulan ilmu, dalam pengertian bahwasarana
ilmiah itu merupakan kumpulan
pengetahuan yang didapatkanberdasarkan metode ilmiah.
Seperti diketahui, salah satu diantara ciri-ciri ilmuumpamanya
adalah penggunaan induksi dan
deduksi dalam mendapatkan pengetahuan. Sarana berpikir ilmiah tidak
mempergunakan cara ini dalam mendapatkan pengetahuannya. Secara lebih jelas
dapat dikatakan bahwa ilmu mempunyai metode
tersendiri dalam mendapatkan pengetahuaannya
yang berbeda dengan sarana berpikir ilmiah.
2.
Tujuan
mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita
untuk menelaah ilmu secara
baik. Sedangkan tujuan
mempelajari ilmu dimaksudkan untuk
mendapatkan pengetahuan yang
memungkinkan kita untuk dapat memecahkan masalah kita sehari-hari.
Dalam hal ini maka saranaberpikir ilmiah
merupakan alat bagi
cabang-cabang ilmu untuk mengembangkan materi
pengetahuaannya berdasarkan metode ilmiah.
Jelaslah bahwa mengapa sarana berpikir
ilmiah mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam
mendapatkan pengetahuaannya sebab fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu
proses metode ilmiah dan bahkanmerupakan ilmu tersendiri.
B. TUJUAN DAN FUNGSI SARANA BERPIKIR ILMIAH
1.
Tujuan
Mempelajari Sarana Ilmiah
Tujuan
mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan
ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk
mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk bisa memecahkan masalah
kita sehari-hari.
Harus dibedakan
antara tujuan mempelajari sarana ilmiah dan tujuan mempelajari ilmu. Tujuan
mempelajari sarana ilmiah adalah agar dapat melakukan kegiatan penelaahan
ilmiah. Untuk memaksimalkan kemampuan manusia dalam berpikir menurut kerangka
berpikir yang benar maka diperlukan pengetahuan tentang sarana berpikir
ilmiah dengan baik pula. Manusia mempelajari ilmu agar dapat menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kehidupannya. Manusia dapat
meningkatkan kemakmuran hidupnya dengan ilmu yang telah dipelajarinya.
2.
Fungsi Sarana
Berpikir Ilmiah
Fungsi sarana
berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah, dan bukan merupakan ilmu
itu sendiri. Sarana berpikir ilmiah mempunyai fungsi-fungsi yang khas dalam
kegiatan ilmiah secara menyeluruh dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Keseluruhan tahapan kegiatan ilmiah membutuhkan alat bantu berupa sarana
berpikir ilmiah. Sarana berpikir ilmiah hanyalah alat bantu bagi manusia
untuk berpikir ilmiah agar memperoleh ilmu. Sarana berpikir ilmiah bukanlah
suatu ilmu yang diperoleh melalui proses kegiatan ilmiah.
C. PERANAN
SARANA BERPIKIR ILMIAH
Sarana
berfikir ilmiah pada dasarnya ada tiga, yaitu : bahasa ilmiah, logika dan
matematika, serta logika dan statistika. Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat
komunikasi untuk menyampaikan jalan fikiran seluruh proses berfikir ilmiah.
Logika dan matematika mempunyai peranan penting dalam berfikir deduktif
sehingga mudah diikuti dan mudah dilacak kembali kebenarannya. Sedang logika
dan statistika mempunyai peranan penting dalam berfikir induktif dan mencari
konsep-konsep yang berlaku umum.
1.
Peran Bahasa
sebagai Sarana berpikir ilmiah
Bahasa memegang
peran penting dan suatu hal yang lazim dalam kehidupan manusia. Kelaziman
tersebut membuat manusia jarang memperhatiakan bahasa dan menggapnya sebagai
suatu hal yang bisa, seperti bernafas dan berjalan. Padahal bahasa mempunyai
pengaruh-pengaruh yang luar biasa dan termasuk yang membedakan manusia dari
ciptaan lainnya. Banyak ahli bahasayang telah memberikan uraiannya tentang
pengertiannya tentang pegertian bahasa.
Pernyataan
tersebut tentunya berbeda-beda cara menyampikannya. Seperti
pendapat Bloch and Trager mengatakan bahwa : a language
is a system of arbitrary vocal symbols by means of which asocial group
cooperates (bahasa adalah suatu sistem simbol-simbol bunyi yang
arbitrer yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial sebagai alat untuk
komunikasi). Peran bahasa disini adalah sebagai alat komunikasi untuk
menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah dan sebagai sarana
komunikasi antar manusia tanpa bahasa tiada komunikasi.
Adapun
ciri-ciri bahasa ilmiah yaitu:
a.
Informatif yang
berarti bahwa bahasa ilmiah mengungkapan informasi atau pengetahuan. Informasi
atau pengetahuan ini dinyatakan secara eksplisit dan jelas untuk menghindari
kesalah pahaman Informasi.
b.
Reproduktif
adalah bahwa pembicara atau penulis menyampaikan informasi yang sama dengan
informasi yang diterima oleh pendengar atau pembacanya.
c.
Intersubjektif,
yaitu ungkapan-ungkapan yang dipakai mengandung makna-makna yang sama bagi para
pemakainya.
d.
Antiseptik
berarti bahwa bahasa ilmiah itu objektif dan tidak memuat unsur emotif,
kendatipun pada kenyataannya unsur emotif ini sulit dilepaskan dari unsur
informatif.
Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat
komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah.
Yang dimaksud bahasa disini ialah bahasa ilmiah yang merupakan sarana
komunikasi ilmiah yang ditujukan untuk menyampaikan informasi yang berupa
pengetahuan dengan syarat-syarat: Bebas dari unsur emotif, reproduktif,
obyektif, eksplisit.
Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua
fungsi utama yakni:
a.
Sebagai sarana
komunikasi antar manusia.
b.
Sebagai sarana
budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang mempergunakan bahasa tersebut.
Bahasa adalah
unsur yang berpadu dengan unsur-unsur lain di dalam jaringan kebudayaan. Pada
waktu yang sama bahasa merupakan sarana pengungkapan nilai-nilai budaya,
pikiran, dan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan. Oleh karena itu,
kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam bidang kebahasaan harus merupakan
bagian yang integral dari kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam
bidang kebudayaan.
Ada dua
pengolongan bahasa yang umumnya dibedakan yaitu :
1)
Bahasa alamiah
yaitu bahasa sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan sesuatu, yang tumbuh
atas pengaruh alam sekelilingnya. Bahasa alamiah dibagi menjadi dua
yaitu: bahasa isyarat dan bahasa biasa.
2)
Bahasa buatan
adalah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
akar pikiran untuk maksud tertentu. Bahasa buatan dibedakan menjadi dua bagian
yaitu: bahasa istilah dan bahasa antifisial atau bahasa simbolik. Bahasa buatan
inilah yang dikenal dengan bahasa ilmiah.
Perbedaan bahasa alamiah dan bahasa buatan
adalah sebagai berikut:
a)
Bahasa alamiah
antara kata dan makna merupakan satu kesatuan utuh, atas dasar kebiasaan
sehari-hari, karena bahasanya secara spontan, bersifat kebiasaan, intuitif
(bisikan hati) dan pernyataan langsung.
b)
Bahasa buatan
antara istilah dan konsep merupakan satu kesatuan bersifat relatif, atas dasar
pemikiran akal karena bahasanya berdasarkan pemikiran, sekehendak hati,
diskursif (logika, luas arti) dan pernyataan tidak langsung.
2.
Peran
Matematika sebagai sarana berpikir ilmiah
Untuk
melakuakan kegiatan ilmiah secara lebih baik diperlukan sarana berfikir salah
satunya adalah Matematika. Sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelahaan
ilmiah secara teratur dan cermat. Penguasaan secara berfikir ini ada dasarnya
merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus
ditempuh. Matematika adalah bahasa yang melambaikan serangkaian makna
dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.
Lambang-lambang
matematika bersifat artificial yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna
diberikan kepadanya. Tanpa itu maka matematika hanya merupakan kumpulan
rumus-rumus yang mati. Bahasa verbal mempunyai beberapa kekurangan yang sangat
mengganggu. Untuk mengatasi kekurangan kita berpaling kepada matematika.
Matematika adalah bahasa yang berusaha menghilangkan sifat kabur, majemuk dan
emosional dari bahasa verbal.
Matematika
memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu dengan lainnya
serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. Matematika merupakan
alat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi
melalui abstraksi, idealisasi, atau generalisasi untuk suatu studi ataupun
pemecahan masalah. Pentingnya matematika tidak lepas dari perannya dalam segala
jenis dimensi kehidupan.
Mengkomunikasikan
gagasan dengan bahasa matematika justru lebih praktis, sistematis, dan efisien.
Begitu pentingnya matematika sehingga bahasa matematika merupakan bagian dari
bahasa yang digunakan dalam masyarakat. Hal tersebut menunjukkan pentingnya peran
dan fungsi matematika, terutama sebagai sarana untuk memecahkan masalah baik
pada matematika maupun dalam bidang.
Peranan
Matematika sebagai sarana berfikir ilmiah dapat menggunakan alat-alat yang
mempunyai kemampuan sebagai berikut:
a.
Menggunakan
algoritma.
b.
Melakukan
manupulasi secara matematika.
c.
Mengorganisasikan
data.
d.
Memanfaatkan
symbol, table dan grafik.
e.
Mengenal dan
menenukan pola.
f.
Menarik
kesimpulan.
g.
Membuat kalimat
atau model matematika.
h.
Membuat
interpretasi bangun geometri.
i.
Memahami
pengukuran dan satuanya.
j.
Menggunakan
alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika, seperti tabel matematika,
kalkulator, dan komputer.
Adapun kelebihan dan kekurangan matematika:
1)
Kelebihan
matematika adalah: tidak memiliki unsur emotif dan bahasa matematika sangat universal.
2)
Kelemahan dari
matematika adalah bahwa matematika tidak mengandung bahasa emosional (tidak
mengandung estetika) artinya bahwa matematika penuh dengan simbol yang bersifat
artifersial dan berlaku dimana saja.
3.
Peran
Statistika sebagai sarana berpikir ilmiah
Statistika
mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Konsep statistika sering
dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi
tertentu. Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang
bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang
bersangkutan. Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian
dari kesimpulan yang ditarik tersebut, yang pada dasarnya didasarkan pada asas
yang sangat sederhana, yakni makin besar contoh yang diambil maka makin tinggi
tingkat ketelitian tersebut dan sebaliknya.
Statistika
merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh pengetahuan untuk mengelolah dan
menganalisis data dalam mengambil suatu kesimpulan kegiatan ilmiah. Untuk dapat
mengambil suatu keputusan dalam kegiatan ilmiah diperlukan data-data, metode
penelitian serta penganalisaan harus akurat. Statistika diterapkan secara luas
dan hampir semua pengambilan keputusan dalam bidang manajemen.
Peranan
statiska diterapkan dalam penelitian pasar, produksi, kebijaksanaan penanaman
modal, kontrol kualitas, seleksi pegawai, kerangka percobaan industri, ramalan
ekonomi, auditing, pemilihan resiko dalam pemberian kredit dan lain sebagainya.
Peranan Statistika dalam tahap-tahap metode keilmuan:
a.
Alat untuk
menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil dari populas.
b.
Alat untuk
menguji validitas dan reliabilitas instrumen.
c.
Teknik untuk
menyajikan data-data, sehingga data lebih komunikatif.
d.
Alat untuk
analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang diajukan.
Tujuan
mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita untuk
menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan
untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk dapat memecahkan
masalah kita sehari-hari.
Fungsi berfikir
ilmiah , sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan dalam kaitan kegiatan ilmiah
secara keseluruhan. Dalam hal ini berpikir ilmiah merupakan alat bagi
cabang-cabang ilmu untuk mengembangkan materi pengetahuaannya berdasarkan
metode ilmiah.
Pada hakikatnya
sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah
dalam berbagai langkah yang harus ditempuhnya. Pada langkah tertentu biasanya
diperlukan sarana yang tertentu pula. Oleh sebab itulah maka sebelum kita
mempelajari sarana-sarana berpikir ilmiah ini kita harus dapat menguasai
langkah-langkah dalam kegiatan langkah berfikir tersebut. Sebagai makhluk
hidup yang paling mulia, manusia dikaruniai kemampuan untuk mengetahui diri dan
alam sekitarnya. Melalui pengetahuan, manusia dapat mengatasi kendala dan
kebutuhan demi kelangsungan hidupnya.
Uraian mengenai
hakikat berfikir ilmiah atau kegiatan penalaran memperlihatkan bahwa pada
dasarnya, kegiatan berfikir adalah proses dasar dari pengetahuan manusia. Kita
membedakan antara pengetahuan yang ilmiah dan pengetahuan non-ilmiah. Perbedaan
berfikir ilmiah dari berfikir non-ilmiah memiliki perbedaan dalam dua faktor
mendasar yaitu Sumber pengetahuan dimana berfikir ilmiah menyandarkan sumber
pengetahuan pada rasio dan pengalaman manusia, sedangkan berfikir non-ilmiah
(intuisi dan wahyu) mendasarkan sumber pengetahuan pada perasaan manusia
dan ukuran kebenaran.
Dimana berfikir
ilmiah mendasarkan ukuran kebenarannya pada logis dan analitisnya suatu pengetahuan,
sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan kebenaran suatu
pengetahuan pada keyakinan semata.
D. HUBUNGAN
ANTARA SARANA BERPIKIR ILMIAH BAHASA, MATEMATIKA, DAN STATISTIKA
Hubungan
statiska antara Sarana berfikir Ilmiah Bahasa, Matematika dan Statistika, yaitu
agar dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, diperlukan sarana
bahasa, matematika dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang
dipakai dalam kegiatan berpikir ilmiah, dimana bahasa menjadi alat komunikasi
untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain.
Dan ditinjau
dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif
dan berpikir induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir
deduktif, sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir
induktif. Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan yang
memiliki ruang lingkup yang khas dan terbatas untuk menyusun argumentasi yang
diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Sedangkan deduktif, merupakan
cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang
bersifat khusus, dengan memakai pola berpikir silogismus.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Seseorang
dikatakan berfikir ilmiah jika dia dapat berfikir secara logis dan empiris.
Logis adalah masuk akal, dan empiris adalah dibahas secara mendalam
berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, serta menggunakan akal
budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkannya.
Sarana berpikir
ilmiah ialah alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang
harus dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik. Sarana yang
digunakan dalam berpikir ilmiah yaitu peranan bahasa, peranan matematika dan peranan
stasistika.
Hubungan antara
sarana ilmiah Bahasa, Matematika dan statistika, yaitu bahasa merupakan alat
komunikasi verbal yang dipakai dalam kegiatan berpikir ilmiah,
dimana bahasa menjadi alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut
kepada orang lain. Dan ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan
gabungan antara berpikir deduktif dan berpikir induktif. Matematika
mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika
mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif.
B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini saya mengakui masih
banyak mengalami kesalahan, diharapkan bagi pembaca agar memberikan komentar,
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi untuk
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Erliana, 2010, Filsafat Ilmu, Bogor: Ghalia
Indonesia.
Langeveld, M. J., 1995, Menuju Kepemikiran Filsafat, Jakarta:
P.T. Pembangunan.
Praja, Juhaya S., 2002, Filsafat dan Metodologi Ilmu Dalam Islam
dan Penerapannya di Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Suriasumantri, Jujun S., 2000, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar
Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapa.
Komentar
Posting Komentar