PENDIDIKAN ORANG DEWASA DALAM PERSPEKTIF HADITS
Oleh: Nurul Mawaddah Nasution
Nim: 1620100133
A.
PENDAHULUAN
Pendidikan islam dalam padangan para ahli, sekurang-kurangnya
ditunjukan untuk mampu mebentuk dan mengembangkan manusia muslim yang minimal
menguasai ibadah mahdhah, dan secara maksimal mampu membentuk dan mengembangkan
ahli-ahli ilmu agma islam dengan segala aspeknya, demikian pula fungsi pendidikan
islam yang bertitik tolak dari prinsip iman-islam-ihsan dan akidah ibadah
akhlak adalah untuk menuju suatu sasaran kemuliaan manusia dan budaya yang
diridhai oleh Allah SWT.
Dengan demikian terlihat bahwa pendidikan hadist
merupakan rohnya peradaban islam, yang sudah tentu Nabi sebagi pembawa Risalah
Allah SWT sangat berkepentingan dengan persoalan ini, setidaknya untuk
memberikan petunjuk bagi pertumbuhan pendidikan islam, minimal dari segi
prinsipnya yang mampu mendasari pendidikan itu sendiri, baik pada masa Beliau
hidup maupun sesudahnya.
B.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan
dalam islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju
taklif/kedewasaan, baik secara akal, mental maupun moral, untuk menjalankan
fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai “pemelihara/khalifah” di dunia ini.
Dengan demikian fungsi utama pendidikan adalah mempersiapkan peserta didik atau
generasi penerus dengan kemampuan dan keahlian yang diperlukan agar memiliki
kemampuan dan kesiapan untuk terjun ke tengah masyarakat dan lingkungan,
sebagai tujuan akhir dari pendidikan. Tujuan akhir dalam pendidikan islam,
sebagai proses pembentukan diri peserta didik agar sesuai dengan fitrah
kebenarannya.
Pendidikan
dalam bahasa Inggris disebut dengan “education”
yang berarti pengembangan atau bimbingan, sedangkan dalam bahasa Arab sering
diterjemahkan dengan “tarbiyah”.
Dengan demikian pendidikan berarti intekrasi dalam diri individu dengan
maysrakat sekitarnya baik dilihat dari segi kecerdasannya atau kemampuannya.
Berikut
ini hadis yang menjelaskan tentang pendidikan:
حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ كَمَا تَنَاتَجُ الْإِبِلُ مِنْ بَهِيمَةٍ جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّ مِنْ جَدْعَاءَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَرَأَيْتَ مَنْ يَمُوتُ وَهُوَ صَغِيرٌ قَالَ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوا عَامِلِينَ
(رواه أبو داود
Menceritakan
kepada kamiAl-Qa’nabi dari Malik dari Abi Zinad dari Al–A’raj dari Abu Hurairah
berkata Rasulullah saw bersabda : “Setiap bayi itu dilahirkan atas fitroh
maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasroni sebagaimana unta
yang melahirkan dari unta yang sempurna, apakah kamu melihat dari yang cacat?”.
Para Sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah bagaimana pendapat tuan mengenai orang
yang mati masih kecil?” Nabi menjawab: “Allah lah yang lebih tahu tentang apa
yang ia kerjakan”. (H.R. Abu Dawud)
2. Pengertian Orang Dewasa
Istilah
adult atau dewasa berasal dari kata
kerja latin yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Oleh karena itu orang dewasa
adalah seseorang yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima
kedudukannya di dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.
Perkembangan
sosial masa dewasa merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin
hubungan secara intim dengan lawan jenisnya. Dewasa merupakan suatu masa
penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan yang baru dan harapan-harapan sosial
yang baru, masa dewasa adalah kelanjutan dari masa remaja, sehingga ciri-ciri
masa dewasa tidak jauh berbeda dengan masa remaja. Adapun tugas-tugas
perkembangan orang dewasa yaitu sebagai berikut:
a. Memilih
teman (sebagai calon istri atau suami)
b. Belajar
hidup bersama dengan suami/istri
c. Mulai
hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga
d. Mengelola
rumah tangga
e. Mulai
bekerja dalam suatu jabatan
f. Mulai
bertanggung jawab sebagai warga Negara
3. Pengertian Hadist
Hadist
atau al-hadist menurut bahasa,
berarti al-jadid (sesuatu yang baru),
lawan dari kata al-qadim. Kata hadist
berarti al-khabar (berita), yaitu
sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain.
Bentuk plurarnya adalah al-hadist.
Hadist
sebagaimana tinjauan Abdul Baqa’ adalah isim dari tahdith yang berarti pembicaraan. Kemudian di defenisikan sebagai
ucapan, perbuatan atau penetapan yang disandarkan kepada Nabi SAW.
4. Pendidikan Orang Dewasa Dalam Prespektif Hadist
Pada
penidikan masa dewasa banyak hal yang muncul dari diri individu, pada masa
dewasa individu akan mencari solusi sendiri dari permasalahan yang ia temui,
dan juga ia akan bisa berpikir sendiri sesuai dengan kemampuan akalnya.
Adapun
yang dijelaskan oleh hadist tentang seorang pemuda yang telah mampu menikah,
maka rasulullah menganjurkan untuk menikah, dan bagi yang belum sanggup, maka
berpuasa untuk menahan gejolak yang ada. Yang demikian tersebut termasuk
masalah yang dihadapi pada masa dewasa.
Apabila
dewasa tersebut memiliki ilmu agama yang kuat ia akan dapat mengatasi masalah
yang muncul, seperti seorang pemuda yang dewasa ia mempunyai keinginan untuk
menikah, akan tetapi ia belum cukyp mampu dalam hal materi dalam keluarganya
kelak, maka dengan sendirinya ia akan berpikir dan akan menahan keinginannya
tersebut, serta lebih berusaha lagi dalam mencukupi hal materi yang kurang.
Pada pendidikan
hadist masa dewasa, orang dewasa tersebut seharusnya sudah mampu untuk memahami
dan mengaktualisasikan nilai-nilai agama karena orang dewasa sudah bisa
berpikir mana yang baik dan mana yang buruk. Sebagaimana hadist berikut ini:
حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ
حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ قَالَ حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ عَنْ
عَلْقَمَةَ قَالَ كُنْتُ مَعَ عَبْدِ اللَّهِ فَلَقِيَهُ عُثْمَانُ بِمِنًى
فَقَالَ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ إِنَّ لِي إِلَيْكَ حَاجَةً فَخَلَوَا
فَقَالَ عُثْمَانُ هَلْ لَكَ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ فِي أَنْ نُزَوِّجَكَ
بِكْرًا تُذَكِّرُكَ مَا كُنْتَ تَعْهَدُ فَلَمَّا رَأَى عَبْدُ اللَّهِ أَنْ
لَيْسَ لَهُ حَاجَةٌ إِلَى هَذَا أَشَارَ إِلَيَّ فَقَالَ يَا عَلْقَمَةُ
فَانْتَهَيْتُ إِلَيْهِ وَهُوَ يَقُولُ أَمَا لَئِنْ قُلْتَ ذَلِكَ لَقَدْ قَالَ
لَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ
اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Telah
menceritakan kepada kami Umar bin Hafsh Telah menceritakan kepada kami bapakku
Telah menceritakan kepada kami Al A'masy ia berkata; Telah menceritakan
kepadaku Ibrahim dari 'Alqamah ia berkata; Aku berada bersama Abdullah, lalu ia
pun ditemui oleh Utsman di Mina. Utsman berkata, "Wahai Abu Abdurrahman,
sesungguhnya aku memiliki hajat padamu." Maka keduanya berbicara empat
mata. Utsman bertanya, "Apakah kamu wahai Abu Abdurrahman kami nikahkan
dengan seorang gadis yang akan mengingatkanmu apa yang kamu lakukan?" Maka
ketika Abdullah melihat bahwa ia tidak berhasrat akan hal ini, ia pun memberi
isyarat padaku seraya berkata, "Wahai 'Alqamah." Maka aku pun segera
menuju ke arahnya. Ia berkata, "Kalau Anda berkata seperti itu, maka
sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda kepada kita:
'Wahai sekalian pemuda, siapa di antara kalian yang telah mempunyai kemampuan,
maka hendaklah ia menikah, dan barangsiapa yang belum mampu, hendaklah ia
berpuasa karena hal itu akan lebih bisa meredakan gejolaknya.”
C. KESIMPULAN
Pendidikan dalam prespektif islam yang bersumber
pada hadist hendaknya mampu mengaktualisasikan pendidikan sebagai rahmat li al-alamin: utuh dan lengkap
semua aspek kemanusiaan dan dorongan untuk berbuat baik dan menghindari
perbuatan yang negatif.
Tujuan pendidikan dalam prespektif hadist
menghendaki adanya komprehensifitas konsep dan paksis pendidikan. Tujuan
pendidikan hadist harus mampu mengembangkan segenap potensi yang ada dalam diri
manusia (ruh, jasad, aql, emosi, akhlak aspek
sosial)
DAFTAR
PUSTAKA
Syeh
Mansur Ali Nashif, Mahkota Pokok-pokok
Hadist Rasulullah SAW, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1996.
<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
Komentar
Posting Komentar