MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekol...

MAKALAH PENELITIAN KORELASIONAL


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
      Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada suatu masalah yang memerlukan solusi yang tepat. Dalam kehidupan selalu ada masalah, baik masalah pribadi, keluarga, masyarakat dan negara. Dari semua masalah tersebut, tidak semua masalah yang memerlukan solusi dalam bentuk kegiatan penelitian. Perbedaannya adalah pada kegiatan penyelesaian masalah. Selain masalah, komponen penting yang harus ada dalam penelitian adalah tujuan penelitian sehingga dapat ditentukan metode yang tepat untuk penyelesaian masalah. Kegiatan penyelesaian masalah yang disebit penelitian dapat dilakukan secara sistematis dengan mengikuti metodologi, dikontrol, dan didasarkan teori yang ada serta diperkuat dengan gejala yang ada.
      Secara umum penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek, diantaranya aspek tujuan, aspek metode, aspek kajian. Aspek tujuan terdiri dari penelitian dasar dan lanjut. Aspek metode terdiri dari atas penelitian deskriptif, penelitian sejarah, penelitian survei, penelitian ex-postfakto, penelitian eksperimen, penelitian kuai eksperimen. Sedangkan aspek kajian sesuai bidang garapan dapat dibagi menjadi dua, yaitu penelitian kependidikan dan penelitian nonkependidikan.
      Masalah penelitian dapat dibagi dalam berbagi bidang diantaranya bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi. Salah satu bidang penelitian yang memerlukan perhatian khusus adalah bidang penelitian pendidikan. Secara umum metode penyelesaian masalah pada penelitian pendidikan ada dua, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif yang pengumpulan datanya berinteraksi langsung dengan objek penelitiannya dan hasilnya tidak diperoleh melalui prosedur statistik. Sedangkan metode kuantitatif pengumpulan datanya melalui instrumen penelitian berupa populasi dan sampel serta hasilnya diperoleh melalui prosedur statistik.
B.    Rumusan Masalah
1.     Apa yang dimaksud dengan penelitian korelasional?
2.     Apa tujuan dari penelitian korelasional?
3.     Apa saja ciri-ciri penelitian korelaional?
4.     Jelaskan macam-macam penelitian korelasional!
5.     Bagaimana rancangan penelitian korelasional?
6.     Bagaimana desain dari penelitian korelasional?
7.     Jelaskan kelebihan dan keterbatasan penelitian korelasional!



























BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Penelitian Korelasional
      Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengethui hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi vriabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi. Penelitian korelasional menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat dikuantifikasikan.
      Penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penlitian ex-post facto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabelyang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Sedangkan menurut Fraenkel dan Wallen menyatakan bahwa penelitian korelasi termasuk kedalam penelitian deskriptif karena penelitian itu merupakan usaha menggambarkan kejadian yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kiantitatif yang direfleksikan dalam bentuk variabel.[1]
      Penelitian korelasional dilakukan dalam berbagai bidang, diantaranya : pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Penelitian ini hanya terbatas pada penafsiran hubungan antar variabel saja tidak sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk dijadikan penelitian selanjutnya seperti penelitian eksperimen. Penelitian korelasi memiliki tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :
1.     Penelitian korelasi tepat digunakan jika variabelnya kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
2.     Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
3.     Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.[2]
B.    Tujuan Penelitian Korelasional
Adapun tujuan penelitian korelasional adalah untuk melihat sejauh mana variabel-variabel pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih. Faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi, untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi. Adapun secara khusus, tujuan dari penelitian korelasional itu sebagai berikut
1.     Untuk mencari bukti terdapat tidaknya hubungan (korelasi) antar variabel.
2.     Bila telah ada hubungan, maka penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat keeratan hubungan antar variabel.
3.     Untuk memperoleh kejelasan dan kepastian apakah hubungan tersebut berarti (meyakinkan/signifikan) atau tidak berarti (tidak meyakinkan/insignifican).[3]
C.    Ciri-Ciri Penelitian Korelasional
1.     Variabel yang diteliti relatif rumit, tidak dapat dieksperimentasikan dan dimanipulasikan.
2.     Mengukur variabel yang berhubungan secara serentak dalam situasi realistik
3.     Koefisien korelasi yang ingin dicari adalah positif atau negatif, signifikan atau tidak signifikan
4.     Satu atau lebih variabel disebut variabel bebas (independen variables) dan satu satu atau lebih variabel terikat (dependen variables).[4]
D.    Macam-Macam Penelitian Korelasional
1.     Penelitian korelasi
            Penelitian korelasi, relasional, atau korelasi sederhana (seringkali hanya disebut korelasi saja) digunakan untuk menyelidiki hubungan antara hasil pengukuran terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat hubungan antara sepasang variabel (bivariat). Lebih lanjut, penelitian jenis ini seringkali menjadi bagian dari penelitian lain, yang dilakukan sebagai awala untuk proses penelitian lain yang kompleks. Misalnya, dalam penelitian korelasi multivariat yang meneliti hubungan beberapa variabel secara simultan pada umumnya selalu di awali dengan peneitian hubungan sederhana untuk melihat bagaimana masing-masing variabel tersebut berhubungan antar satu sama lain secara berpasangan.
            Dalam penelitian korelasi sederhana ini hubungan antara variabel tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi. Nilai koefisien korelasi merupakan suatu alat statistik yang digunakan untuk membantu peneliti dalam memahami tingkat hubungan tersebut. Nilai koefisien bervariasi mulai dari -1,00 sampai +1,00 diperoleh dengan menggunakan tehnik statistik tertentu sesuai dengan karakteristik dari data masing-masing variabel.[5]   
             Pada dasarnya, desain penelitian hubungan ini cukup sederhana, yakni hanya dengan mengumpulkan skor dua variabel dari kelompok subjek yang sama dan kemudian menghitung koefisien korelasinya. Oleh karena itu dalam melakukan penelitian ini, pertama-tama peneliti menentukan sepasang variabel yang akan diselidiki tingkat hubungannya. Pemilihan kedua variabel tersebut harus didasarkan pada teori, asumsi, hasil penelitian yang mendahului, atau pengalaman bahwa keduanya sangat mungkin berhubungan.
2.     Penelitian Prediktif
            Dalam pelaksanaan  di bidang pendidikan, banyak situasi yag menghendaki dilakukannya prediksi atau peramalan. Pada tahun ajran baru, misalnya, setiap sekolah karena keterbatasan fasilitas, seringkali harus menyeleksi para pendaftar yang akan diterima menjadi calon siswa baru.
            Penelitian korelasi jenis ini memfokuskan pada pengukuran terhadap satu variabel atau lebih yang dapat dipakai untuk memprediksi atau meramal kejadian di masa yang akan datang atau variabel lain. Penelitian ini sebagaimana penelitian relasional, melibatkan penghitungan korelasi antara suatu pola tingkah laku yang kompleks, yakni variabel yang menjadi sasaran prediksi atau yang akan diramalkan kejadiannya (disebut kriteria), dan variabel lain yang diperkirakan berhubngan dengan kriteria, yakni variabel yang dipakai untuk memprediksi (disebut prediktor). Teknik yang digunakan untuk mengetahui tingkat prediksi antara kedua variabel tersebut adalah tehnik analisis regresi yang menghasilkan koefisien regresi.
            Perbedaan yang utama antara penelitian relasional dengan penelitian jenis ini terletak pada asumsi yang mendasari hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam penelitian relasional, peneliti berasumsi bahwa hubungan antara kedua variabel terjadi secara dua arah. Dengan kata lain, ia hanya ingin menyelidiki apakah kedua variabel memiliki hubungan, tanpa memiliki anggapan bahwa variabel yang muncul lebih awal dari yang lain. Oleh karena itu, biasanya kedua variabel diukur dalam waktu yang bersamaan. Sedangkan dalam penelitian prediktif, disamping ingin menyelidiki hubungan dua variabel, peneliti juga memiliki anggapan bahwa salah satu variabel muncul lebih dahulu dari yang lain, atau hubungan satu arah. Oleh karena itu, tidak seperti penelitian relasional, kedua variabel diukur dalam waktu yang berurutan, yakni variabel prediktor diukur sebelum variabel kritria terjadi, dan tidak dapat dilakukan sebaliknya.[6]
3.     Korelasi multivariat
            Tekhnik untuk mengukur dan menyelidiki tingkat hubungan antara kombinasi dari tiga variabel atau lebih dusebut tehnik korelasi multivariat. Ada beberapa tehnk yang dapat diginakan, dua diantaranya yang akan dibahas disini adalah : regresi ganda atau multiple regresion dan korelasi kanonik.
a.      Regresi ganda
      Memprediksi suatu fenomena yang kompleks hanya dengan menggunakan satu faktor (variabel prediktor) seringkali hanya memberikan hasil yang kurang akurat. Dalam banyak hal, semakin banyk informsasi yang diperoleh maka semakin akurat prediksi yang akan dibuat, yakni dengan menggunakan kombinasi dua atau lebih variabel prediktor,  prediksi terhadap variabel kriteria akan lebih akurat dibanding dengan hanya menggunakan masing-masing variabel prediktor secara sendiri-sendiri. Dengan demikian penambahan jumlah prediktor akan meningkatkan akurasi prediksi kriteria.

b.     Korelasi kanonik
      Pada dasarnya tehnik ini sama dengan regresi ganda, dimana beberapa variabel dikombinasikan untuk memprediksi variabel kriteria. Akan tetapi, tidak seperti regresi ganda yang hanya meibatkan satu variabel kriteria, korelasi kanonik melibatkan lebih dari satu variabel kriteria. Korelasi ini berguna untuk menjawab pertanyaan, bagaimana serangkaian variabel prediktor memprediksi serangkaian variabel kriteria? Dengan demikian, korelasi kanonik ini dapat dianggap sebagai perluasan dari regresi ganda, dan sebaliknya, rehresi berganda dapat dianggap sebagai bagian dari korelasi kanonik.  Seringkali penelitian ini digunakan dalam penelitian eksplorasi, yang bertujuan untuk menentukan apakah sejumlah variabel memiliki hubungan satu sama lain yang serupa atau berbeda.[7]
E.     Rancangan Penelitian Korelasional
      Pengertian korelasional mempunyai berbagai jenis ranvangan menurut Shaughnessy dan Zechmenter yaitu:
1.     Korelasi Bivariat
            Rancangan penelitian korelasi bivariat adalah suatu rancangan penelitian yang bertujuan untuk mendeskrifsikan hubungan antara dua variabel. Hubungan antara dua variabel diukur hubungan tersebut mempunyai tingkatan dan arah. Tingkat hubungan (bagaimana kuatnya hubungan) biasanya diungkapkan dalam angka antara -1,00 dan + 1,00, yang dinamakan koefisien  korelasi. korelasi zero (0) mengindekasikan tidak ada hubungan. Koefisien korelasi yang bergerak ke arah – 1,00 atau +1,00, merupakan korelasi sempurna pada kedua ekstrem. Arah hubungan diindikasikan dengan simbol “-“ dan “+”. Suatu korelasi negatif berarti bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin rendah pula skor pada variabel lain atau sebaliknya. Korelasi positif mengidentifikasikan bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel maka semakin tinggi pula skor variabel lain atau sebaliknya.

2.     Regresi dan Prediksi
            Jika terdapat korelasi antara dua variabel dan kita mengetahui skor pada salah satu variabel, skor pada variabel kedua dapat diprediksikan. Regresi menunjukkan pada seberapa baik kita dapat membuat prediksi ini. Sebagaimana pendekatan koefisien korelasi baik -1,00 maupun +1,00, perdoksi kita dapat lebuh baik.
3.     Regresi Ganda (Multiple Regresion)
            Regresi jamak merupakan perluasan dari regresi dan prediksi sederhana dengan penambahan beberapa variabel. Kombinasi beberapa variabel ini memberikan lebih banyak kekuatan pada kita untuk membuat prediksi yang akurat. Apa yang kita prediksikan disebut variabel kriteria (Criterion Variable). Apa yang kita gunakan untuk membuat prediksi, variabel-variabel yang sudah diketahuai disebut variabel prediktor (Predictor Variables).
4.     Analisis Faktor
            Prosedur statistik ini mengidentifikasi pola variabel yang ada. Sejumlah besar variabel dikorelasikan dan terdapatnya antar korelasi yang tinggi mengindikasikan suatu faktor penting yang umum.
5.     Rancangan Korelasional
            Yang digunakan untuk menarik kesimpulan kausal terdapat dua racangan yang dapat digunakan untuk membuat pernyataan-pernyataan tentang sebab dan akibat menggunakan metode korelasional. Rancangan tersebut adalah rancangan analisis jalur (Path Analysis Design) dan rancangan panel lintas akhir (Cross-Lagged Panel Design). Analisis jalur digunakan untuk menentukan mana dari sejumlah jalur yang menghubungkan satu variabel dengan variabel lainnya. Sedangkan desain panel lintas akhir mengukur dua variabel pada dua titik sekaligus.





6.     Analisis Sistem (System Analysis)
            Desain ini melibatkan penggunaan presedur matematika yang kompleks atau rumit untuk menentukan preses dinamik, seperti perubahan sepanjang waktu, jerat umpan balik serta unsur dan aliran hubungan.[8]
F.     Desain Dasar Penelitian Korelasional
      Pada dasarnya penelitian korelasonal melibatkan perhitungan korelasi antara variabel yang komplek (variabel kriteria) dengan variabel lain yang dianggap mempunyai hubungan (variabel prediktor). Langkah-langkah penelitian ini secara umum yaitu penentuan masalah, peninjauan masalah atau studi pustaka, pertanyaan penelitian atau hipotesisi, rancangan penelitian dan metodologi penelitian, pengumpulan data, dan analisis data, dan kesimpulan.
1.     Penentuan Masalah
            Masalah dalam penelitian merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang ada atau sesuatu yang dijadikan target yang telah ditetapkan oleh peneliti, tetapi target tersebut tidak tercapai. Disetiap penelitian langkah awal yang dilakukan oleh seorang peneliti adalah menentukan masalah penelitian yang akan menjadi fokus studinya. Ciri-ciri permaslahan yang layak diteliti adalah yang dapat diteliti, mempunyai kontribusi atau kebermanfaatan bagi banyak pihak, dapat didukung oleh data empiris serta sesuai kemampuan dan keinginan peneliti. Dalam penelitian korelasional, masalah yang dimasukkan atau dipilih harus mempunyai nilai yang berarti dalam pola perilaku fenomena yang kompleks yang memerlukan pemahaman. Disamping itu, variabel yang dimasukkan dalam penelitian harus didasarkan pada pertimbangan, baik secara teoritis maupun nalar, bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan tertentu. Hal ini biasanya dapat diperoleh berdasarkan hasil penelitian sebelumnya.
2.     Peninjauan Masalah atau Studi Kepustakaan
            Setelah penentuan masalah, kegiatan penelitian yang penting adalah studi kepustakaan yang menjadi dasar pijakan untuk memperoleh lanadasan teori, kerangka pikir dan pnentuan dugaan sementara sehingga peneliti dapat mengerti, mengalokasikan, mengorganisasikan, dan menggunakan variasi pustaka pada bidangnya. Macam- macam sumber untuk memperoleh teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah dari jurnal, laporan hasil penelitisn, msjslsh ilmmiah, surat kabar, buku yang relevan, hasil-hasil seminar, artikel ilmiah dan narasumber.
3.     Rancangan Penelitian atau Metodologi Penelitian
            Pada tahap ini peneliti menentukan subjek penelitian yang akan dipilih dan menentukan cara pengolahan datanya. Subjek yang akan dilibatkan dalam penelitian ini harus dapat diukur dalam variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian subjek tersebut harus relatif homogen dalam faktor-faktor diluar variabel yang diteliti yang mungkin dapat mempengaruhi variabel terikat. Bila subjek yang dilibatkan mempunyai perbedaan yang berarti dalam faktor-faktor tersebut, korelasi antar variabel yang diteliti menjadi kabur. Untuk mengurangi heterogenitas tersebut, peneliti dapat mengklasifikasikan subjek menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat faktor tertentu. Kemudian menguji hubungan antar variabel penelitian untuk masing-masing kelompok.
4.     Pengumpulan Data
            Berbagai jenis instrumen dapat digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data masing-masing variabel seperti angket, test, pedoman interview dan pedoman observasi, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Data yang dikumpulkan dengan instrumen-instrumen tersebut harus dalam bentuk angka. Dalam penelitian korelasonal pengukuran variabel dapat dilakukan dalam waktu yang relatif sama sedang dalam penelitian prediktif, variabel predikator harus diukur selang beberapa waktu sebelum variabel kriteria terjadi. Jika tidak demikian maka prediksi terhadap kriteria tersebut tidak ada artinya.
5.     Analisis Data
            Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional dilakukan dengan cara mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil pengukuran variabel lain. Dalam penelitian korelasional, tehnik korelasi bivariat, sesuai dengan jenis datanya, digunakan untuk menghitung tingkat hubungan anatara variabel yang satu dengan yang lain. Sedang dalam penelitian prediktif, teknik yang digunakan adalah analisis regresi untuk mengetahui tingkat kemampuan prediktif variabel prediktor terhadap variabel kriteria. Namun demikian dapat pula digunakan analisis korelasi biasa bila hanya melibatkan dua variabel. Bila melibatkan lebih dari dua variabel, misalnya untuk menentukan apakah dua variabel prediktor atau lebih dapat digunakan untuk memprediksi variabel kriteria lebih baik dari bila digunakan secara sendiri-sendiri. Tehnik analisis regresi ganda, multiple regresion  atau analisis kanonik dapat digunakan. Hasil analisis tersebut biasanya dilaporkan dalambentuk nilai koefisien korelasi, atau koefisien regresi serta tingkat signifikansinya, disamping proporsi variansi yang disumbangkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.
            Interpretasi data pada penelitian korelasional adalah bila dua variabel dihubungkan maka akan menghasilkan koefisien korelasi dengan simbol (r). Hubungan variabel tersebut dinyatakan dengan nilai dari -1 sampai +1. Nilai (-) menunjukkan korelasi negatif yang variabelnya saling bertolak belakang, dan nilai (+) menunjukkakn korelasi positif yang variabelnya saling mendekati kearah yang sama.
6.     Kesimpulan
            Berisi tentang analisis deskrifsi dan pembahasan tentang hal yang diteliti dengan menggukan kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca secara ringkas.[9]
G.    Kelebihan dan Keterbatasan Penelitian Korelasional
1.     Kelebihan Penelitian Korelasional
            Penelitian korelasional mengandung kelebihan-kelebihan antara lain: kemampuannya untuk menyelidiki hubungan anatara beberapa variabel secara bersama-sama, dan penelitian korelasional juga dapat memberikan informasi tentang derajat atau kekuatan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Selanjutnya kelebihan penelitian ini adalah penelitian ini berguna untu mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial. Dengan penelitian ini juga memungkinkan untuk menyelidiki beberapa variabel untuk diselidiki secara intensif dan penelitian ini dapat melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar atau banyak.
2.     Keterbatasan Penelitian Korelasional
            Disamping memeiliki kelebihan, penelitian korelasi memiliki keterbatasan antara lain: hasilnya hanya mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal, jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional kurang tertib ketat, karna kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas, pola saling hubungan itu serig tak menentu sering kabur, sering merangsang penggunaannya sebagi semacam short-gun ap proach, yaitu memasukkan berbagai data tanpapilihan-pilihan, dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna.[10]


















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
      Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengethui hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi vriabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi. Penelitian korelasional menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat dikuantifikasikan.
      Jadi dengan adanya makalah ini kami harapkan pembaca dapat lebih mengetahui apa itu penelitian korelasional.
















DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Nizar Rangkuti. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: CitaPustaka Media, 2016
Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif, Jakarta: PT Raja Grapindo Pergoda, 2009
Muhammad Zainal Abidin. Penelitian Korelasional, Jakarta: Pustaka Jaya, 2008
Ruseffendi, Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi  Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Perguruan Tinggi, 1993
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya,  Jakarta: Bumi Aksara, 2004
Syamsuddin dan Vismaia S.Damaianti, Metotologi Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009



               [1] Ahmad Nizar Rangkuti, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CitaPustaka Media, 2016), hlm. 92
               [2] Ibid., hlm. 93
               [3] Muhammad Zainal Abidin, Penelitian Korelasional, (Jakarta: Pustaka Jaya, 2008), hlm. 41
               [4] Ibid.
               [5] Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta: PT Raja Grapindo Pergoda, 2009), hlm. 118
               [6] Ibid., hlm. 120
               [7] Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 47
               [8] Ruseffendi, Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi  Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Perguruan Tinggi, 1993), hlm. 122
               [9] Syamsuddin dan Vismaia S.Damaianti, Metotologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 203
               [10] Ibid., hlm. 207

<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL