PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTRUKTIVISME
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Nama:
NIM:
Dedek
Safitri Purba 1620500004
Indah
Khairunnisa 1620500013
Safrida
Handayani 1620500015
Ulmi
Sri Indah 1620500021
Dosen
Pengampu:
Sabri, M.Pd.
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS IBTIDAIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PADANGSIDIMPUAN
2019
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, berkat taufik dan
hidayah-nya makalah ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam penulis curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, Pembawa risalah yang menjadi petunjuk serta rahmat
bagi seluruh alam.
Atas
perhatian dan kesempatan yang telah diberikan untuk membuat makalah ini penulis
ucapkan terimakasih kepada Bapak Sabri, M.Pd Selaku dosen mata kuliah
Pembelajaran PPKn. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberi masukan untuk
makalah ini.
Adapun
makalah ini yang berjudul ”PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTRUKTIVISME DI MI/SD”.
Semoga dengan adanya makalah ini, kita semua dapat mengetahui, mempelajari, dan
menambah pengetahuan kita. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan dari ibu dan teman-teman sekalian.
Padangsidimpuan,
11 April 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A.
Latar Belakang......................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
C.
Tujuan Makalah....................................................................................................... 2
D.
Manfaat Makalah..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
A. Pengertian Pendekatan kontruktivisme................................................................... 3
B. Penerapan Pembelajaran
Konstruktivis.................................................................... 5
C. Kelebihan Dan
Kekurangan pendekatan Konstruktivisme.................................... 6
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 8
A.
Kesimpulan.............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan melalui
latihan atau pengalaman. Djamarah (2011) belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
intaraksi dengan lingkungannya.
Banyak factor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar peserta
didik, salah satunya adalah kemampuan seorang guru dalam mengelola pembelajran
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang bias disesuaikan dengan materi
yang cocok digunakan disekolah dasar. Dalam proses belajar mengajar, seseorang
guru dituntut untuk melakukan pembelajaran secara maksimal, bertambahnya ilmu
pengetahuan peserta didik yang berkaitan dengan materi-materi pelajaran yang
diajarkan oleh seorang pendidik.
Saat ini terdapat beragam inovasi
baru di dalam dunia pendidikan terutama pada proses pembelajaran. Salah satu
inovasi tersebut adalah konstruktivisme. Pemilihan pendekatan ini lebih
dikarenakan agar pembelajaran membuat siswa antusias terhadap persoalan yang
ada sehingga mereka mau mencoba memecahkan persoalannya. Pembelajaran di kelas
masih dominan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga kurang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berintekrasi langsung kepada
benda-benda konkret.
Seorang guru perlu memperhatikan
konsep awal siswa sebelum pembelajaran. Jika tidak demikian, maka seorang
pendidik tidak akan berhasil menanamkan konsep yang benar, bahkan dapat
memunculkan sumber kesulitan belajar selanjutnya. Mengajar bukan hanya untuk
meneruskan gagasan-gagasanpendidik pada siswa, melainkan sebagai proses
mengubah konsepsi-konsepsi siswa yang
sudah ada dan di mana mungkin konsepsi itu salah, dan jika ternyata benar maka
pendidik harus membantu siswa dalam mengkonstruk konsepsi tersebut biar lebih
matang. Maka dari permasalahan tersebut, pemakalah tertarik melakukan
penelitian konsep untuk mengetahui bagaimana sebenarnya hakikat teori belajar
konstruktivisme ini bisa mengembangkan keaktifan siswa dalam mengkonstruk
pengetahuannya sendiri, sehingga dengan pengetahuan yang dimilikinya peserta
didik bisa lebih memaknai pembelajaran karena
dihubungkan dengan konsepsi awal
yang dimiliki siswa dan pengalaman yang siswa peroleh dari lingkungan
kehidupannya sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
a. Apakah Pengertian Teori Belajar
Konstruktivisme?
b. Bagaimana Penerapan
Pembelajaran Konstruktivis?
d. Apa Kelebihan Dan Kekurangan
Pendekatan Konstruktivisme?
C. Tujuan Makalah
a. Untuk Mengetahui Pengertian
Teori Belajar Konstruktivisme.
b. Untuk Mengatahui Bagaimana
Penerapan Pembelajaran Konstruktivis.
c. Untuk Mengatahui Kelebihan Dan
Kekurangan Pendekatan Konstruktivisme.
D. Manfaat Makalah
Adapun manfaat makalah ini yaitu agar
pembaca dapat mengetahui pendekatan yang baik digunakan pada pembelajaran
matematika realistik agar membuat kita lebih mengenal kemampuan dan potensi
diri kita dan peserta didik, dengan
menggunakan pendekatan terhadap teori-teori dalam pembelajaran agar dapat meningkatkan
hasil belajar dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan
Kontruktivisme
Nurhadi (2002: 10) menyatakan bahwa konstruktivisme merupakan
mengajarkan pengetahuan yang dibangun manusia sedikit demi sedikit, hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong- konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep-konsep, atau kaidah yang
siap untuk diambil dan ingat.
Dengan menggunakan pendekatan ini siswa diberi kesempatan untuk mengobservasi lingkungan
benda-benda, kegiatan-kegiatan atau gambar yang berhubungan dengan
pembelajaran. Dalam pendekatan ini siswa diberi kebebasan untuk memahami
pelajaran sesuai dengan pandangan.
Konstruktivisme dalam arti dasar adalah membangun. Dimana
yang dibangun adalah konsep/materi yang akan dipelajari, yang mana konsep
tesebut dibangun oleh guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Model
pembelajaran kostruktivisme disini berarti suatu cara dimana individu atau peserta
didik tidak sekedar mengimitasi dan membentuk bayangan dari apa yang diamati
atau yang diajarkan guru, tetapi secara aktif individu atau anak didik itu
menyeleksi, menyaring, memberi arti dan menguji kebenaran atas informasi yang
diterimanya.
Pembelajaran
konstruktivistik adalah salah satu pandangan dari proses pembelajaran yang
menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran (memperoleh pengetahuan) diawali
dengan terjadinya konflik kognitif. Konflik kognitif dapat diselesaikan hanya
melalui pengetahuan yang akan dibangun sendiri oleh anak melalui pengalaman
dari interaksi dengan lingkungan. Konflik kognitif terjadi ketika interaksi
antara konsepsi awal sudah memiliki siswa dengan fenomena baru yang dapat
diintegrasikan begitu saja, sehingga perubahan yang diperlukan/modifikasi untuk
mencapai keseimbangan struktur kognitif. Konstruktivisme menyatakan bahwa
pengetahuan dibuat atau terbangun dipikiran siswa sendiri ketika ia mencoba
untuk mengatur pengalaman barunya berdasarkan kerangka kognitif yang ada dalam
pikiran, sehingga pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah proses memperoleh pengetahuan yang
diciptakan atau dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui pengalaman
transformasi individu siswa. Selain itu, pentingnya pemecahan masalah keterampilan,
terutama ketika siswa bekerja atau belajar di bahan lain, akan memerlukan
perubahan dalam proses pembelajaran.
Dalam
pendekatan ini, peserta didik dianjurkan untuk bertukar fikiran melalui tahap
pencetusan ide. Tahap ini juga dapat merangsang peserta didik meninjau semula
ide asal mereka. Dalam tahap penggunaan ide, peserta didik boleh menggunakan
ide baru mereka untuk menyelesaikan masalah dan menerangkan fenomena yang
berkaitan dengan ide-ide itu. Tahap mengingat kembali merupakan tahap terakhir.
Dalam tahap ini peserta didik membandingkan ide asal mereka dengan ide baru dan
merenung kembali proses pembelajaran yang telah mengakibatkan perubahan ke atas
ide mereka. Tahap ini juga dapat memperkembangkan kemahiran meta kognitif
peserta didik di MI/SD.
a. Prinsip-Prinsip Konstruktivisme
Secara garis besar, prinsip-prinsip Konstruktivisme yang
diterapkan dalam belajar mengajar adalah :
a) Pengetahuan dibangun oleh siswa
sendiri
b) Pengetahuan tidak dapat
dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri
untuk menalar
c) Murid aktif megkonstruksi secara
terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah
d) Guru sekedar membantu menyediakan
saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar
e) Menghadapi masalah yang relevan
dengan siswa.
f) Struktur pembelajaran seputar
konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan.
g) Mencari dan menilai pendapat siswa
h) Menyesuaikan kurikulum untuk
menanggapi anggapan siswa.
b. Tahap Pembelajaran Berdasarkan Teori Kontruktivisme
secara umumpembelajaran berdasarkan teori belajar
kontruktivisme meliputi empat tahap. Keempat tahap tersebut menurut Horley
adalah:
a) Tahap apersepsi
b) Tahap eksplorasi
c) Tahap diskusi dan penjelasan
konsep
d) Tahap pengembangan aplikasi dan
aplikasi konsep
B. Penerapan Pembelajaran Kontruktivisme
Salah satu prinsip paling penting dari psikologi
pendidikan adalah guru tidak hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada
siswa. Siswa harus membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri. Guru dapat
membantu proses ini dengan member kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan
menerapkan ide untuk belajar. Paradigma kontruktivisme memandang siswa sebagai
pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu.
Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam mengkontruksikan pengetahuan
yang baru.
Pendekatan kontruktivisme menghendaki siswa harus
membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu proses
belajar dengan mengajar yang membuat
informasi lebih bermakna dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan untuk menerapkan sendiri ide-ide peserta didik sendiri. Pendidik
dapat memberi siswa stimulus yang dapat membantu siswa mencapai tingkat
pemahaman yang lebih tinggi, namun harus diupayakan agar siswa sendiri dapat
menyelasaikan dan memecahkan masalah
tersebut dengan pengetahuannya sendiri yang ia dapat dari pengetahuan
yang telah ia miliki dan ia dapatkan.
Oleh karena itu, agar pembelajaran lebih bermakna bagi
peserta didik dan pendidik maka pendekatan kontruktivisme merupakan salah satu
solusi yang baik untuk dapat diterapkan. Sebagai gambaran, berikut akan
dipaparkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
kontruktivisme, yaitu sebagai berikut:
a. Kurikulum disajikan mulai dari
keseluruhan menuju ke bagian-bagian dan lebih mendekatkan kepada konsep-konsep
yang lebih luas.
b. Pembelajaran lebih menghargai pada
pemunculan pertanyaan dan ide-ide siswa.
c. Kegiatan kurikulum lebih banyak
mengandalkan pada sumber data primer dan manipulasi bahan.
d. Siswa dipandang sebagai
pemikiranyang dapat memunculkan teori-teori tentang dirinya.
e. Pengukuran proses dan hasil
belajar siswa terjalin di dalam kesatuan kegiatan pembelajaran, guru mengamati
hal-hal yang sedang dilakukan siswa, serta melalui tugas pekerjaan.
f. Siswa banyak belajar dan bekerja
di dalam grup.
g. Memandang pengetahuan adalah non
objektif, bersifat temporer, selalu berubah, dan tidak menentu.
h. Belajar adalah penyusunan
pengetahuan, adapun mengajar adalah menata lingkungan agar siswa termotivasi
dalam menggali makna.
i. Kegagalan merupakan interpretasi
yang berbeda yang perlu dihargai
j. Evaluasi menggali munculnya
berfikir, pemecahan ganda, dan bukan hanya satu jawaban benar.
k. Evaluasi merupakan bagian utuh
dari pembelajaran dangan cara meberikan tugas-tugas yang bermakna serta
menrapkan apa yang dipelajari.
Alasan lain pendekatan kontruktivisme dalam pembelajaran
adalah pengetahuan yang dimiliki siswa bermula dari keaktifan siswa untuk
mencari dan menemukan. Pengetahuan tidak akan diperoleh oleh siswa yang pasif.
Untuk membangun pengetahuan yang baru, siswa akan menyesuaikan pengetahuan baru
dengan pengetahuan yang lama atau yang sudah dimilikinya dengan memulai
interaksi social terhadap siswa lainnya.
Dalam pembelajran PPKn, pendekatan kontruktivisme dapat
dilakukan pada semua topic dan pokok bahasan. Pada saat guru menggunakan
pendekatan ini, mereka dapat membahas dan mengkaji topic yang telah dimunculkan
oleh guru sebelumnya. Peran guru dalam pendekatan kontruktivisme ini adalah
sebagai fasilitator, dimana guru hanya memberikan peluang kepada siswa untuk
membangun pengetahuan yang telah mereka miliki sebelumnya. Kemudian guru dapat
menghubungkan materi bahan pelajaran dengan situasi dan kondisi siswa.
Suatu hal yang paling penting dalam pembelajaran
kontruktivisme adalah menghubungkan materi dengan kehidupan nyata siswa. Siswa
dapat mencari dan menyelidiki informasi. Selain itu guru dapat membangkitkan
semangat belajar dengan menghubungkan materi tersebut. Selain itu apabila guru
mengajarkan mata pelajaran tentang kewarganegaraan seperti hak dan kewajiban
seorang manusia, maka guru dapat membangkitkan semangat belajar siswa dengan
menghubungkan pada kehidupan manusia sehari-hari dalam melaksanakan hak dan
kewajiban manusia sehari-hari pada sekitar lingkungan siswa itu sendiri. Hal
ini dapat memupuk dan membangkitkan sikap atas siswa tersebut dalam menjalankan
hak dan kewajiban siswa sebagai seorang anak.
C. Kelemahan Dan Kelebihan Pendekatan Kontruktivisme
Adapun kelemahan dan kelebihan dalam penggunaan pendekatan kontruktivisme saat pelaksanaan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan
1. Berfikir, Proses membina
pengetahuan baru, murid perfikir untuk menyelesaikan masalah.
2. Faham, karena siswa terlibat
secara langsung dalam membina pengetahuan baru, siswa akan lebih faham dan
dapat mengaplikasikannya
3. Ingat, karena siswa terlibat
langsung dalam pembelajaran, maka siswa akan ingat lebih lama.
4. Kemahiran social, kemahiran social
diperoleh apabila berinteraksi dengan siswa lain dan guru dalam membina
pengetahuan baru.
5. Menyenangkan, karena siswa
terlibat secara menyeluruh dan terus menerus, maka mereka akan lebih merasa
senang belajar dalam membina pengetahuan barui tersebut.
b. Kelemahan
Dalam bahasan kekurangan pada pendekatan kontruktivisme
dapat dilihat dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik dalam
belajar mengajar sepertinya kurang begitu mendukung.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konstruktivisme dalam arti dasar adalah membangun. Dimana
yang dibangun adalah konsep/materi yang akan dipelajari, yang mana konsep tesebut
dibangun oleh guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran
kostruktivisme disini berarti suatu cara dimana individu atau peserta didik
tidak sekedar mengimitasi dan membentuk bayangan dari apa yang diamati atau
yang diajarkan guru, tetapi secara aktif individu atau anak didik itu
menyeleksi, menyaring, memberi arti dan menguji kebenaran atas informasi yang
diterimanya. Secara garis besar, prinsip-prinsip Konstruktivisme yang
diterapkan dalam belajar mengajar adalah :
i) Pengetahuan dibangun oleh siswa
sendiri
j) Pengetahuan tidak dapat
dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri
untuk menalar
k) Murid aktif megkonstruksi secara
terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah
l) Guru sekedar membantu menyediakan
saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar
m) Menghadapi masalah yang relevan
dengan siswa.
n) Struktur pembelajaran seputar
konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan.
o) Mencari dan menilai pendapat siswa
p) Menyesuaikan kurikulum untuk
menanggapi anggapan siswa.
A. Kelebihan
(1). Berfikir, (2). Faham, (3). Ingat, (4). Kemahiran
social, (5). Menyenangkan
B. Kelemahan
Dalam bahasan kekurangan pada pendekatan kontruktivisme
dapat dilihat dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik dalam
belajar mengajar sepertinya kurang begitu mendukung.
DAFTAR PUSTAKA
Putri, Desy Kartika. Makalah Model Pembelajaran Kontrukyivisme,
Tersedia Online
https://www.google.com/amp/s/desykartikaputri.wordpress.com2013/01/02/makalah-model-pembelajaran
-kontruktivisme/amp/?espv=1.
Susanto, Ahmad.
2014, Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. (Jakarta:
kencana).
<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
Komentar
Posting Komentar