MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekol...

MAKALAH KEDOKTERAN DALAM HADITS


KEDOKTERAN DALAM HADITS
Oleh: Risa Silvia Nasution
Nim: 1620100141

A.      PENDAHULUAN
Pada era kedokteran berbasis bukti (evidence-based medicine), seorang klinisi harus mampu mengaplikasikan sesuatu temuan dari suatu penelitian ilmiah dalam jurnal ke pasien secara individual didalam menjalankan tugasnya sebagai klinisi untuk membuat keputusan terapi. Ilmu kedokteran tak lahir dalam waktu semalam, ujar Dr Abouleish MD  dalam tulisannya  berjudul Contribution of Islam to Medicine. Studi kedokteran yang berkembang  pesat di era modern  ini merupakan puncak dari  usaha jutaan  manusia, baik yang dikenal  maupun tidak, sejak ribuan tahun silam. Begitu pentingnya ilmu kedokteran  selalu diwariskan  dari generasi kegenarasi dan bangsa ke bangsa. Cikal; bakal ilmu medis sudah ada sejak dahulu kala.  Sejumlah peradaban kuno, seperti Mesir, Yunani, Roma, Persia, India, serta Cina sudah mulai mengembangkan dasar-dasar  ilmu kedokteran dengan cara sederhana.
Peradaban keilmuan, khususnya dalam bidang kedokteran  yang dicapai oleh bangsa-bangsa itu  akhirnya bergeser. Abad pertengahan , peradaban ada ditangan Islam, dimana ilmu pengetahuan  mendapat perhatian penuh.  Tidak terkecuali ilmu kedokteran , ketika penerjemahan dilakukan secra besar-besaran .  Dari kegiatan itu dapat dikatakan kejayaan Islam dalam keilimuan  dimulai.  Inilah zaman menuju keemasan  Islam , yang dalam dunia politik  kekhalifahan dipegang oleh bani Abbasiyah.
Konstribusi peradaban Islam dalam dunia kedokteran sngguh sangat ternilai. Di era keemasannya, peradaban Islm  telah melahirkan  sederet pemikir dan dokter  terkemuka yang telah meletakkan dasar-dasar ilmu kedokteran modern.  Dunia Islam juga tercatat sebagai peradaban pertama  yang mempunyai rumah sakit dan dikelolaqh oleh tokoh-tokoh professional.  Dunia kedokteran Islam di zaman kekhalifahan  meninggalkan banyak karya yang menjadi literatur keilmuan dunia.

B.      PEMBAHASAN
1.   Pengertian kedokteran
Kedokteran (bahasa Inggris: medicine) adalah ilmu dan praktik dari
diagnosis, pengobatan, dan pencegahan penyakit. Kata medicine berasal dari bahasa Latin medicus, yang berarti "dokter". Kedokteran meliputi berbagai praktik perawatan kesehatan yang berkembang untuk mempertahankan dan memulihkan kesehatan dengan pencegahan dan pengobatan penyakit.[1]
Kedokteran kontemporer menggunakan ilmu biomedis, penelitian biomedis, genetika, dan teknologi medis untuk mendiagnosis, mengobati, dan mencegah cedera dan penyakit, biasanya melalui obat-obatan atau bedah, tetapi juga melalui terapi yang beragam, antara lain, psikoterapi, splint dan traksi eksternal, peralatan medis, biologis, dan radiasi pengionisasi.
Kedokteran adalah suatu ilmu dan seni yang mempelajari tentang penyakit dan cara-cara penyembuhannya. Ilmu kedokteran adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang cara mempertahankan kesehatan manusia dan mengembalikan manusia pada keadaan sehat dengan memberikan pengobatan pada penyakit dan cedera. Ilmu ini meliputi pengetahuan tentang sistem tubuh manusia dan penyakit serta pengobatannya, dan penerapan dari pengetahuan tersebut.
Profesi kedokteran adalah struktur sosial dan pekerjaan dari sekelompok orang yang dididik secara formal dan diberikan wewenang untuk menerapkan ilmu kedokteran. Di berbagai negara dan wilayah hukum, terdapat batasan hukum atas siapa yang berhak mempraktikkan ilmu kedokteran atau bidang kesehatan terkait.

2.   Sejarah Kedokteran Dalam Islam
a.    Awal Perkembangan sebelum Islam 
Seperti ungkapan  Dr. Ezzat Abouleist di statemen  awal pendahuluan , “Ilmu kedokteran tidak lahir dalam waktu semalam”.  Keilmuan yang berkembang dan peraktek-perakteknya  tidak tampa mula. Tapi mempunyai sejarah panjang  yang dihasilkan para pendahulu hingga hasilnya dapat dilihat  saat ini. Awal mula kelahirannya dimulai pada masa peradaban Yunani. Dan bangsa-bangsa lain sekitar pada masa itu. Dalam peradaban Yunani, orang Yunani Kuno mempercayai Asclepius sebagai dewa kesehatan. Menurut Canterbury Tales, Geoffrey Chaurcer, di Yunani telah muncul beberapa dokter  atau tabib terkemuka.
Tokoh Yunani yang banyak berkontribusi  mengembangkan ilmu kedokteran  adalah Hippocrates atau ‘Ypocras’(5-4 SM). Dia adalah tabib Yunani yang menulis dasar-dasar pengobatan.  Selain itu juga nama Rufus Of Ephesus (1M) di Asia Minor.  Ia dokter yang berhasil  menyusun lebih dari 60 risalah ilmu kedokteran  Yunani.  Dunia juga mengenal  Dioscorides. Dia adalah penulis risalah  pokok-pokok kedokteran  yang menjadi dasar pembentukan pembentukan farmasi  selama beberapa abad.
Dokter asal Yunani lainnya  yang paling berpengaruh adalah Galen (2M). Ketika era kegelapan  mencengkram Barat pada abad  pertengahan, perkembangan  ilmu kedokteran  diambil alih  dunia Islam  yang telah berkembang pesat  di Timur Tengah, menurut Ezzat Abouleish. seperti halnya ilmu-ilmu yang lain.[2]
b.   Pada Masa Peradaban Islam
Masa awal perkembangan kedokteran Islam  melalui tiga periode pasang surut. Priode pertama dimulai dengan gerakan penerjemahan  literatur kedokteran  dari Yunani dan bahasa  lainnya  ke dalam bahasa  Arab yang berlangsung  pada abad ke-7 hingga ke-8 M.  Pada masa ini, serjana dari Syiria dan Persia  secara gemilang dan jujur menerjemahkan  literatur dari Yunani dan Syiria kedalam bahasa Arab.  Rujukan pertama kedokteran  terpelajar dibawa kekuasaan khalifah dinasti Umayyah, yang mempekerjakan  dokter ahli  dalam tradisi Helenistik.
Pada abad ke-8 sejumlah keluarga dinasti bani Umayya dalam penterjemahan  teks medis dan kimiawi  dari bahasa Yunani ke bahasa Arab.  Berbagai sumber  juga menunjukkan bahwa khalifah dinasti Umayyah, Umar Ibn Abdul Azis (717-720) memerintahkan penterjemahan  dari bahasa Syiria ke bahasa Arab sebuah  buku pegangan medis abad ke-7 yang ditulis oleh pangeran Aleksandria Ahrun.[3]Pengalih bahasaan literatur medis meningkat   drastic dibawa kekuasaan Khalifah Al-Ma’mun dari dinasti Abbasiyah  di Baghdad. Para dokter dari Nestoria  dari kota  gundishapur dipekerjakan dalam kegiatan ini.
Sejumlah sarjana Islam pun terkemuka ikut ambil bagian dalam proses transfer pengetahuan itu. Tercatat sejumlah tokoh seperti, Yuhanna Ibn Masawayah ( w.857 ), Jurjis Ibn-Bakhtisiliu, serta Hunain Ibn Ishak (808-873 M) ikut menerjemahkan literature kuno dan dokter masa awal. Karya-karya original ditulis dalam bahasa Arab oleh Hunayn. Beberapa risalah yang ditulisnya, diantaranya al-Masail fi al-Tibb lil-Mutaallimin ( masalah kedokteran bagi para pelajar ) dan kitab al-Asyr Maqalat fi al-Ayn (sepuluh risalah tentang mata). Karya tersebut berpengaruh dan sangat inovatif, walaupun sangat sedikit memaparkan observasi baru. Karya yang paling terkenal dalam periode awal disusun oleh Ali Ibn Sahl Rabban al-Tahari (783-858), Firdaws al-Hikmah. Dengan mengadopsi satu pendekatan kritis yang memungkinkan pembaca memilih dari beragam praktek, karya ini merupakan karya kedokteran Arab komprehensif pertama yang mengintegrasikan dan memuat berbagai tradisi kedokteran waktu itu. Perkembangan tradisi dan keberagaman yang nampak pada kedokteran Arab pertama, dikatakan John dapat dilacak sampai pada warisan Helensik. Dari pada khazanah kedokteran India. Walaupun keilmuwan kedokteran India kurang terlalu mendapat perhatian, tidak menafikan adanya sumber dan praktek berharga yang dapat dipelajari. Warisan ilmiah Yunani menjadi dominan, khususnya helenistik, John Esposito mengatakan “ satu kesadaran atas (perlunya) lebih dari satu tradisi mendorong untuk pendekatan kritis dan selektif”.[4]Seperti dalam sains Arab awal.
c.    Masa Kejayaan
Pada abad ke-9 M hingga ke-13 M, dunia kedokteran Islam berkembang begitu pesat. Sejumlah RS (RS) besar berdiri. Pada masa kejayaan Islam, RS tak hanya berfungsi sebagai tempat perawatn dan pengobatan para pasien, namun juga menjadi tempat menimba ilmu para dokter baru. Tak heran, bila penelitian dan pengembangan yang begitu gencar telah menghasilkan ilmu medis baru.
Era kejayaan peradaban Islam ini telah melahirkan sejumlah dokter telah melahirkan sejumlah dokter terkemuka dan berpengaruh di dunia kedokteran, hingga sekarang. “Islam banyak member kontribusi pada pengembangan ilmu kedokteran,” papar Ezzat Abouleish.[5] Era kejayaan Islam telah melahirkan sejumlah tokoh kedokteran terkemuka, seperti Al-Razi, Al-Zahrawi, Ibnu-Sina, Ibnu-Al-Nans, dan Ibn Al-Maiman, Al-Razi (841-926 M) dikenal di Barat dengan nama Razes. Ia pernah menjadi dokter istana pangeran Abu Saleh Al-Mansur, penguasa Khorosan. Ia lalu pindah ke Baghdad dan menjadi dokter kepala di RS Baghdad dan dokter pribadi khalifah.
Buku kedokteran yang dihasilkannya berjudul “Al-Mansuri” (Liber Al-Mansofis) dan “Al-Hawi”.[6]  Tokoh kedokteran lainnya adalah Al-Zahawi (930-1013) atau dikenal di Barat  Abuleasis.  Dia adalah ahli bedah terkemuka  di Arab. Al-Zahrawi menempuh pendidikan  di Universias Cordoba. Dia adalah dokter istana pada masa Khalifah Abdel Rahman III. Sebagian besar hidupnya didedikasikan  untuk menulis buku-buku kedokteran dan khususnya masalah bedah.    Salah satu dari empat buku  kedokteran yang ditulisnya  berjudul Al-Tastil Liman Ajiz’an Al-Ta’lif Ensiklopedia ilmu bedah  terbaik pada abad pertengahan.  Buku ini digunakan  di Eropa hingga abad ke-17.
Al-Zahrawi menerapkan cautery untuk mengendalikan pendarahan. Dia juga menggunakan alcohol dan lilin  untuk menghentikan pendarahan  dari tengkorak selama mambedah tengkorak.  Al-Zahawi menulis buku tentang oprasi gigi.
Dokter Muslim yang  termasyhur antara lain:
1)  Ibnu Sina atau Avicenna (980-1037 M) karyanya: Al-Qanun fi Al-Tibb’
2)  Ibnu Rusdy atau Averroes (1126-1198 zM) karyanya:Al-Kulliyat fi Al-Tibb.
3)  Al-Razi Karyanya : Al-Hawifi al-Tibb.
4)  Ibnu El-Nafis (1208-1288 M) karyanya Mujaz al-Qanun
5)  Ibnu Wafid al-Lakhan dan Ibnu Tufail (1100-1185 M) tabib yang mengoleksi tumbuh-tumbuhan.[7]
Setelah abad ke-13 ilmu kedokteran yang dikembangkan  sarjana-sajana Islam  masa stagnasi. Perlahan kemudian mengalami kemunduran, seiring runtuhnya era kejayaan Islam  di abad pertengahan.
d.   Warisan-warisan peradaban Islam  dalam bidang kedokteran
Era kejayaan Islam, kegiatan kedokteran  semakin maju pesat.  Dokter-dokter Islam sangat berjasa dengan konstribusinya pada dunia ilmu kedokteran.  Hal ini dapat dilihat melalui penemuan-penemuan mereka  dalam menganalisis dan menemukan penyakit  beserta obt penawarny, cara-cara pengobatan, institusiinstitusi  pengobatan maupun pendidikan, serta bangunan-bangunan dan berdiri kokoh hingga sekarang.

3.   Penemuan-penemuan Islam Dalam Bidang Medis
a.    Urologi, Bakteriologi, Anesthesia, Surgery, Ophthamology, Psikoterapi Salah satu penemuan Islam  yang juga diungkapkan  oleh karya-karya barat dalam bidang medis  adalah Urologi.  Urologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang khusus mengenai tentang penyakit ginjal dan saluran kemih serta alat reproduksi.
Mengenai   cabang ilmu ini ditulis dalam Kitab Prof.Rabie E AbdelHalim, bertajuk Paediatric Urologi 1000 Years Ago. Dikitab ini disebutkan  keberhasilan dunia kedokteran muslim pada seratus tahun seribu tahun silam dalam bidang Urologi. Dalam ilmu Urologi dikaji oleh empat dokter Islam yaitu al-Razi,Ibnul al-Jazzar,al-Zahrawi dan Ibnu Sina. Dalam Urologi ini, mereka membahas dan menganalisis penyakit ginjal  dan yang lainnya. Mereka berhasil  mengembangkan warisan-warisan ilmu medis Yunani dan menciptakan penemuan baru.
Cabang-cabang ilmu kedokteran yang tidak bisa dijelaskan smuanya  dari ilmuan Islam, di antaranya Anesthesia, Surgery, Ophthamology, Psikoterapi, Bakteriologi, Ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi bakteri.  Dokter Muslim yang banyak memmberi perhatian  pada bidang ini  adalah Al-Razi serta Ibnu Sina.  Anesthesia, suatu tindakan  menhilangkan rasa sakit ketika melakukan  pembedahan dan berbagai prosedur lainnya  yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. 
Ibnu Sina tokoh yang memulai   mengulirkan ide menggunakan anesthesia oral. Ia mengakui opium sebagai peredam rasa sakit yang sangat manjur. Surgery , bedah atau pembedaaan adalah  spesialisasi dalam kedokteran yang mengobati penyakit atau luka  dengan oprasi manual  dan instruman. Dokter Islam  yang berperang  dalam bedah adalah Al-Razi dan Abul Q!asim Khalaf Ibnu Abbas AlZahrawi, Ophthamologi cabang kedokteran yang berhubungan dengan penyakit  dan bedah syaraf mata, otak serta pendengaran. Dokter Muslim yang banyak member kontribusi pada Ophtamology adalah Ibnu Al-Haytham (965-1039 M).  
b.   Aneka Metode terapi dalam Medis Islam yaitu Kometerapi, Krometerapi, Hirudoterapi.
Kometerapi adalah metode peratan penyakit dengan menggunakan zat  kimia untuk membunuh sel penyakit kanker.  Perqawatan ini berguna untuk  menghambat kerja sel.  Dalam penggunaan modern, istilah ini merujuk kepada obat antineplastik yang diguynakan untuk melawan kanker.  Kometrapi pertama kali  dikenal oleh dokter legendaries muslim, Al-Razi.  Al-Razi  merupakan dokter pertama  yang mempergunakan zat-zat kimia  dan obat-obatan dalam penyembuhan.  Zat-zat ini meliputi belerang, tembaga, merkuri, garam arsenic, sal ammoniak, gold scoria, ter, aspal dan alcohol.
Krometrapi merupakan metode perawatan penyakit dengan menggunakan  Tetapi ini merupakan suportif yang dapat mendukun terapi utama.  Menurut praktisi krometerapi,  penyebab dari beberapa penyakit dapat diketahui dari pengurangan warna-warna  tertentu dari sistem dalam manusia.  Terapi ini dikembangkan oleg Ibnu Sina.  Ia mampu menggunakan warna-warna  sebagi8 sal;ah satu bagian paling penting dalam mendiagnosa dan perawatan.  Seperti yang telah diungkap[kan dalam kitabnya, The Canon of Medicane, “ warna  merupakan gejala yang Nampak  dalam penyakit”.
Hirudoterapi merupakan terapi penyembuhan penyakit dengan menggunakan  pacet/lintah sebagai obat untuk  tujuan pengobatan. Metode terapi ini juga diperkenalkan  oleh Ibnu Sina  dalam karya yang sama.  Tetapi dalam kemajuannya, pengobatan dengan lintah  ini diperkenalkan lagi oleh Abdel-Latief pada abad ke-12 M.  Berdasarkan terapi ini, yang kurang lebih  penulis menyatakan bahwa lintah dapat digunakan untuk membersihkan  jaringan penyakit  setelah oprasi pembedahan. Metode-metode ini  banyak disadur dan dikembangkan dalam dunia modern.  Hingga istilah dan penyebutannya  pun berbeda.[8]

4.   Etika Kedokteran
Dalam praktek pengobatan dan perawatan pada pasien perlu diterapkan etika. Para dokter harus memiliki sikap tersebut dalam menjalankan profesinya itu. Karena itu sangat berpengaruh pada keberhasilannya dalam menyembuhkan pasien. Selain sikap itu khusus untuk menjaga nama baik atau keprofesiolan seorang dokter, sikap-sikap etis dokter juga berkaitan dengan psikologi pasien. Bagaimana seorang dokter mampu menciptakan suasana, menciptakan rasa percaya diri untuk sembuh dan sebagainya.
Profesi dokter yang disandang seseorang, sangat terhormat di mata pasiennya. Oleh karena itu untuk menjaga kehormatan, nama baik maupun keharmonisan antara dokter dan pasiennya, perlu diterapkan sikap-sikap etis yang diemban para dokter. Berangkat dari situ, tradisi kedokteran pada era kejayaan Islam menetapkan peraturan atau kode etik harus diemban oleh para dokter. Hingga era kekhalifahan Usmani peraturan berjalan sangat ketat. Para dokter muslim diwajibkan memgang teguh etika kedokteran dalam mengobati pasiennya.
Akdeniz (sari) N mengatakan dalam karyanya. Osmanlilarda Hekim ve Hekimlik Ahlaki (Dokter Ottoman dan Etika Kedokteran), “setiap dokter harus mematuhi etika kedokteran dalam setiap tindakannya”.[9]  Menurut Islam secara garis besar ada empat hal yang harus dipegang teguh oleh para dokter di era kekhalifahan Turki Usmani, yaitu kesederhanaan/kesopanan, kepuasan, harapan dan kesetiaan. Akdeniz juga berpendapat berdasarkan catatan para tokoh di zaman Turki Usmani, etika kedokteran mengatur dokter saat berinteraksi dengan pasiennya.
Nilai kesopanan dalam kutipan Akdeniz, tercermin dari sikap seorang dokter bijak abad 16 M zaman Turki Usmani yang bernama Nidai. Nidai menasehati pasiennnya ketika memuji dirinya setelah berhasil menyembuhkan, bahwa Allah-lah yang sebenarnya menyembuhkan. Nilai kesetiaan disarankan dokter terkemuka era Turki, Vesim Abbas bahwa dokter harus setia dengan pasien dalam pengobatannya walaupun pasien bertindak tidak baik.
Dalam nilai kepuasan ia juga menuturkan bahwa seorang dokter harus merasa puas terhadap keberhasilannya mengobati dan menyembuhkan pasien tanpa ambisi mendapatkan uang. Begitu juga rasa optimism, seorang dokter tidak boleh menyebabkan pasiennya mengalami keputusasaan. Seperti yang diajarkan dokter abad 15 M, Ibnu Shareet, dokter harus mengembangkan dan menumbuhkan rasa optimisme para pasienya bahkan .bahkan tidak boleh memberitahukan terkait kematiannya.
Tapi dalam karyanya “Tip Deontolojisi” Prof. Nil tampaknya menunjukkan kesayangan menurut Prof. Nil dizaman modern ini telah terjadi perubahan  yang begitu besar.  Akibat besarnya perkembangan pengetahuan dan tekhnologi medis.[10] Akibatnya nilai-nilai moral yang dipegang teguh dokter  mulai terkikis dan tergantikan  dengan nilai-nilai baru.  Berbeda dengan ungkapan  Beauchamp LT dalam karya Chldress FJ: Principlees of Biomedical Ethies, pada abad ke-20 M, kemajuan besar telah dicapai dibidang studi etika medis.  Etika medis saat ini  terkonsentrasi pada pemecahan pilihan  moral sesuai dengan prinsip-prinsip etika dan peraturannya.[11]

5.   Manfaat kedokteran
Ilmu kedokteran semakin dibutuhkan mengingat perkembangan jaman, terlebih lagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Di Negara maju ilmu kedokteran semakin dikembangkan untuk memberikan solusi atas penyakit di masyarakat yang juga semakin kompleks,permasalahan tersebut meliputi kebutuhan akan obat-obatan/ vaksin, kebutuhan gaya hidup sehat, penelitian terhadap ilmu kedokteran.
Ilmu kedokteran juga disebut dengan seni karena ilmu kedokteran berhubungan dengan kehidupan manusia yang dinamis dan selalu berubah, dan dalam menerapkan ilmu kedokteran diperlukan pertimbangan dari berbagai aspek kehidupan seperti aspek psikis, medis, budaya, dan sosial masyarakat.
Manfaat ilmu kedokteran yang utama adalah meningkatkan kualitas fisik dan mental kehidupan manusia, dengan mencegah dan mengobati seseorang yang mengidap suatu penyakit maka taraf hidup masyarakat pun akan meningkat. Selain itu dokter juga memiliki tugas utama di masyarakat tentang pembelajaran dan memberitahukan penyakit yang diderita seseorang tanpa menakut takuti.

6.     Kedokteran Dalam Hadis
a.    Bekam
حد ثنا ابو بشر بكربن خلف عبدالاعلا عبا دبن منصور عن عكرمة عن ابن عباس قال:قال رسول الله صل الله عليه وسلم نعمل العبد الحجام يذهب بالدم ويخف الصلب ويجلوالبصر

Mewartakan kepada kamiabu bisyr yaitu Bakr bin khalaf, mewartakan kepada kami abdul-a’la mewartakan kepada kmi abbad bin manshur dari ikrimh, dari ibnu abbas dia berkata: rasulullah saw bersabda : “sebaik hamba atau orang adalah tukang membekam. Dia dapat menghilangkan darah kotor, meringankan tulang punggung dan dapat membuat terangnya penglihatan”.[12]
Dalam hadis ini dapat disimpulkan hamba yang paling baik adalah tukang bekam. Karena tukang bekam akan dapat menyembuhkan penyakit dengn cara menghilngkn darah kotor, kemudin dapat meringankan tulang punggung serta penglihatan pun akan lebih terasa terang dibandingkan sebelumnya.
b.   Berobat dengan Al-Qur’an
حد ثنا محمد بن عبيد بن عتبة بن عبد الرحمن الكندى على بن ثابت سعاد بن سليمان عن ابى اسحاق عناكارث عن على قال:قال رسول الله صل الله عليه وسلم خير الدواء القران
Mewartakan kepada kmi Muhammad bin ubaid bin utbah bin abdur-rahman al-kindiy, mewartakan kepada kami su’ad bin sulaiman dari abu ishaq dari al-harits, dari aliy, dia berkata: rasulullah saw. bersabda: “sebaik-baik pengobatan adalah al-qur’an.[13]
Hadis di atas adalah sabda Rasulullah saw yang mengndung makna bahwa Al-Qur’an adalah obat dari segala penyakit, maka dari itu jika kita ditimpa penyakit, alangkah kbaiknya kita dengar atau bacakan ayat-ayat Al-Qur’an. Pada saat sekarang masih kita dapatkan ustadz yang masih menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai do’a untuk berbagai macam penykit baik itu penyakit fisik mupun penyakit batin. Dan pengobatan yang paling baik adalah dengan Al-Qur’an.
c.    Mengobati radang tenggorokan anak-anak
عن ام قيس بنت محصن رضي الله عنها قالت: دخلت على رسول الله صلى الله عليه وسلم با بن لى قد اعلقت عليه من العذرة فقال: علام تدغرن اولادكن بهاذالعلاق عليكن بهاذاالعودالهندى فان فيه سبعة اشفية منها ذات لجنب يسعط منالعذرة ويلد من ذات الجنب
واخرجه البخاري ومسلم وابن ماجة
Dari ummi qayas binti mihshan r.a dia berkata: aku pernah berkunjungan kepada rasulullah saw membawa anakku yang kuobati dengan memasukkan jari kedalam tenggorokannya karena radang tenggorokan. Maka beliau bersabda: mengapa kamu mengobati anak-anakmu yang kena radang tenggorokan dengan memasukkan jari? Pakailah kayu gaharu ini. Sesungguhnya kayu gaharu itu mengandung tujuh obat penyembuh antaranya: radang selaput dada (pleurisy), yaitu diteteskan kehidung untuk radang tenggorokan, dan ditumbuk sampai liat, dibuat sirup untuk penyakit radang selaput dada.
Hadits ini dikeluarkan oleh bukhari, muslim dan ibnu majah.[14]
Dari hadis ini dapat dibuat kesimpulan bahwa apabila anakmu sakit tenggorokan obatilah dengan kayu gaharu, karena kayu gaharu mempunyai banyak manfaat terutama obat sakit tenggorokan. Dan anjuran ini sesuai dengn kejadian pada masa Rasulullah saw.                                                        
d.   Berobat
عن اسامة بن شريك رضيالله عنه قال: اتيت النبى صلى الله عليه وسلم واصحا به كانما على رعوسهم الطير فسلمت ثم قعدت فجاءالاعراب من ههنا وههنا فقالوا يارسول الله انتداوى فقال: تداووا فان الله عز وجل لم يضع داء الا وضع له دواء غير داءواحد: الحرم
واخر جه الترمذى والنساى وابن ماجة وقال الترمذى حسن صحيح

Dari usman bin syarik r.a dia berkata: pernah aku datang menghadap Nabi saw. sedang sahabat-sahabat beliau dalam keadaan tenang sekali. Maka aku memberi salam, lalu aku duduk. Tiba-tiba ada beberapa orang arab dusun dari sana-sini, mereka berkata: “wahai rasulullah, berobatlah kami?” beliau bersabda: “berobatlah. Sesungguhnya allah a.w.j tidk meletkkan suatu penyakit, kecuali diletakkannya pula bagian obatnya, selin penyakit yang satu, yitu penykit tua”.
Hadits dikeluarkan oleh tirmidzi, nasa’I dan ibnu majah.[15]
Dari hadis ini dapat disimpilkan jika kita ditimpa atau terkena penyakit kita harus berobat karena Allah sudah meletakkan kesembuhan di dalam obat tersebut melalui izin-Nya. Dan semua penyakit yang dating pada diri kita sesungguhnya Allah sudah menyiapkan obatnya. Penyakit yang tidak ada obatnya Allah letakkan  yaitu hanya penyakit tua.



C.      KESIMPULAN
Kedokteran adalah suatu ilmu  dan seni yang mempelajari tentang penyakit dan cara-cara penyembuhannya. Ilmu kedokteran adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang cara mempertahankan kesehatan manusia dan mengembalikan manusia pada keadaan sehat dengan memberikan pengobatan pada penyakit dan cedera. Ilmu ini meliputi pengetahuan tentang sistem tubuh manusia dan penyakit serta pengobatannya, dan penerapan dari pengetahuan tersebut.
Profesi kedokteran adalah struktur sosial dan pekerjaan dari sekelompok orang yang dididik secara formal dan diberikan wewenang untuk menerapkan ilmu kedokteran. Di berbagai negara dan wilayah hukum, terdapat batasan hukum atas siapa yang berhak mempraktikkan ilmu kedokteran atau bidang kesehatan terkait.
Nilai kesopanan dalam kutipan Akdeniz, tercermin dari sikap seorang dokter bijak abad 16 M zaman Turki Usmani yang bernama Nidai. Nidai menasehati pasiennnya ketika memuji dirinya setelah berhasil menyembuhkan, bahwa Allah-lah yang sebenarnya menyembuhkan. Nilai kesetiaan disarankan dokter terkemuka era Turki, Vesim Abbas bahwa dokter harus setia dengan pasien dalam pengobatannya walaupun pasien bertindak tidak baik.
Manfaat ilmu kedokteran yang utama adalah meningkatkan kualitas fisik dan mental kehidupan manusia, dengan mencegah dan mengobati seseorang yang mengidap suatu penyakit maka taraf hidup masyarakat pun akan meningkat. Selain itu dokter juga memiliki tugas utama di masyarakat tentang pembelajaran dan memberitahukan penyakit yang diderita seseorang tanpa menakut takuti.




DAFTAR PUSTAKA
Abu Abdullah Muhammad Bin Yazid Ibnu Majah, Terjemah Sunan Ibnu Majah, Semarang: CV. Asy Syifa, 1993.

Dictionary, Medicine, Diakses Tanggal 11 Mei 2019.

Etika Kedokteran Di Era Turki Usman, “Republika” 11 Mei 2019

Hafidz Al Mundziry, Terjemh Sunan Abu Daud, Semarang: CV. Asy Syifa, 1993.

Http/Www Gaulislam Com/Menguak-Jejak-Kedokteran-Islam

John L.Esposito Ed, , The Oxford History Of Islam , Diterjemahkan Oleh M. Khairul Anam Dengan Judul Sains-Sains Islam,  Jakarta: Inisiasi Press.

Majid Fakhry, Sejarah Filsafat Islam , Diterjemahkan Dari  Ahistory Of Islamic Philosophy, Jakarta: Pustaka Jaya, 1986.

Philip K Hitti,  History Of The Arabs, Diterjemahkan  Oleh Ushuluddin Hutagalung Dengan Judul , Dunia Arabs Sejarah Ringkas,  (Bandung: Sumur Bandun.

Sayyed Hossein Nasr, Sains Dan Peradaban Di Dalam Islam


[1] Dictionary, Medicine, Diakses Tanggal 11 Mei 2019.
[2] Philip K Hitti,  History Of The Arabs, Diterjemahkan  Oleh Ushuluddin Hutagalung Dengan Judul , Dunia Arabs Sejarah Ringkas,  (Bandung: Sumur Bandun), Cet. Ke-7,  hlm. 183.
[3] John L.Esposito Ed, , The Oxford History Of Islam , Diterjemahkan Oleh M. Khairul Anam Dengan Judul Sains-Sains Islam,  (Jakarta: Inisiasi Press). hlm. 67.
[4] Ibid., hlm. 69.
[5] Philip K Hitti, Op. Cit. hlm. 184
[6] Majid Fakhry, Sejarah Filsafat Islam , Diterjemahkan Dari  Ahistory Of Islamic Philosophy, (Jakarta: Pustaka Jaya. 1986), Cet. Ke-1, hlm. 151
[7] Philip K Hitty, Op. Cit. hlm. 184.
[8] Http/Www Gaulislam Com/Menguak-Jejak-Kedokteran-Islam
[9] Etika Kedokteran Di Era Turki Usman, “Republika” 11 Mei 2019.
[10]  Sayyed Hossein Nasr, Sains Dan Peradaban Di Dalam Islam
[11] Etika Kedokteran Di Eraturki Usmani”Republika” 11 Mei 2019
[12] Abu Abdullah Muhammad Bin Yazid Ibnu Majah, Terjemah Sunan Ibnu Majah, (Semarang: CV. Asy Syifa, 1993), Cet. Ke- 4, hlm. 256.
[13]Ibid., Hlm. 273-274.
[14] Hafidz Al Mundziry, Terjemh Sunan Abu Daud, (Semarang: CV. Asy Syifa, 1993), hlm. 360-361.
[15] Ibid., hlm. 344.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL