BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembelajaran
merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh
suatu sistem pendidikan. Pembelajaran ibarat jantung dari proses pendidikan.
Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan lulusan dengan hasil belajar yang
baik pula, demikian pula sebaliknya.
Pada
kenyataan dilapangan hasil belajar siswa selama ini masih kurang dan belum
sesuai dengan yang diharapkan, baik secara intelektual maupun sikap. Siswa
belum mencapai tahap kompetensi yang ideal. Oleh karena itu perlu adanya
perubahan dalam proses pembelajaran dari kebiasaan yang sudah berlangsung
selama ini.
Berdasarkan
latar belakang diatas maka penulis akan mencoba membahas model PAIKEM karena
pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas
sehingga efektif namun tetap menyenangkan.
2. Rumusan Masalah
A. Apakah pengertian dari PAIKEM?
B. Apa saja hal yang harus diperhatikan
dalam pelaksanaan PAIKEM?
C. Bagaimana ciri-ciri
PAIKEM itu?
D. Apakah tujuan PAIKEM?
3. Tujuan Masalah
A. Menjelaskan pengertian PAIKEM
B. Mengetahui hal yang harus diperhatikan
dalam pelaksanaan PAIKEM
C. Mengetahui ciri-ciri PAIKEM
D. Mengetahui tujuan PAIKEM
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian PAIKEM
PAIKEM singkatan dari pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan menyenangkan. PAIKEM merupakan
pembelajaran yang dapat menjadikan siswa mengalami, menghayati, dan menarik
pelajaran dari pengalamannya itu, dan pada gilirannya hasil belajar akan
merupakan bagian dari diri, perasaan, pemikiran, dan pengalaman. Hasil belajar
kemudian akan lebih melekat, dan tentu saja, dalam proses seperti peserta didik
didorong dan kondisikan untuk lebih kreatif.
PAIKEM adalah sebuah pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka
mengembangkan keterampilan dan pemahamannya, dengan penekanan peserta didik
belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat
bantu belajar (termasuk pemanfaatan lingkungan), supaya pembelajaran lebih
menyenangkan dan efektif.
Penerapan PAIKEM dilatarbelakangi oleh
kenyataan bahwa model pembelajaran yang selama ini berlangsung cenderung
membuat siswa merasa malas dan bosan dalam belajar, dimana siswa hanya duduk
pasif mendengarkan guru berceramah tanpa memberikan reaksi apapun kecuali
mencatat di buku tulis apa yang diucapkan oleh guru mereka. Hal ini berakibat pada kurang optimalnya penguasaan
materi pada diri peserta didik.
PAIKEM hadir sebagai solusi, karena
pembelajaran ini lebih memungkinkan guru maupun siswa untuk sama-sama aktif
terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
Selain itu, strategi ini juga lebih memungkinkan guru dan siswa untuk sama-sama
memunculkan jiwa kreatifitasnya dalam kegiatan pembelajaran. Guru berupaya
kreatif mencoba berbagai cara dalam melibatkan semua peserta didiknya dalam
pembelajaran. Sementara peserta didik juga dituntut kreatif untuk memperoleh
pengetahuan dan berinteraksi dengan sesame teman, guru, maupun bahan ajaran
dengan segala alat bantunya.
Berikut ini akan disajikan pengertian PAIKEM
lebih rinci:
1. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran
aktif yaitu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dari pada berpusat
pada guru untuk mengaktifkan peserta didik. Kata kunci bagi guru yang dipegang
adalah kegiatan yang dirancang untuk dilakukan siswa, baik kegiatan berfikir
maupun berbuat. Fungsi dan peran guru lebih banyak pada fasilitator.
Peran
aktif siswa dalam pembelajaran sangatlah penting. Karena pada hakikatnya,
pembelajaran memang merupakan suatu proses aktif dari pembelajaran dalam membangun
pemikiran dan pengetahuannya. Peranan aktif siswa dalam pembelajaran akan
menjadi dasar dari pembentukan generasi kreatif, yang berkemampuan untuk
menghasilkan sesuatu yang tak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, tetapi
juga bagi orang lain.
Ada
tiga alasan mengapa belajar aktif perlu diterapkan, diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Karakteristik anak
Pada dasarnya , anak
dialhirkan dengan memiliki sifat ingin tahu dan imajinasi. Sifat ingin tahu
merupakan modal dasar bagi perkembangan siakp kritis, dan imajinasi bagi
perilaku kreatif.
b. Hakikat belajar
Belajar
adalah proses menemukan dan membangun makna/pengertian oleh si pembelajar,
terhadap informasi dan pengalaman, yang disaring melalui persepsi, pikiran, dan
perasaan sipembelajar.
c. Karakteristik lulusan yang dikehendaki
Untuk
dapat bertahandan berhasil dalam hidup, lulusan yang didinginkan adalah
generasi yang peka, mandiri, dan bertanggung jawab. Peka berarti berpikir
tajam, kritis, dan tanggap terhadap pikiran dan persaan orang lain. Mandiri
berarti berani dan ammpu bertindak tanpa selalu tergantung pada orang lain.
Bertanggung ajwab berarti siap menerima akibat dari keputusan dan tindakan yang
diambil.
Pembelajaran
dikatakan aktif apabila mengandung:
1) Keterlekatan pada tugas (commitment)
Dalam
hal ini, materi, metode, dan strategi pembelajaran hendaknya bermanfaat bagi
siswa, sesuai dengan kebutuhan siswa, dan memiliki keterkaitan dengan
kepentingan pribadi.
2) Tanggung jawab (responsibility)
Dalam
hal ini, sebuah proses belajar perlu memberikan wewenang kepada siswa untuk
berpikir kritis secara bertanggung jawab, sedangkan guru lebih banyak
mendengarkan dan menghormati ide-ide siswa, serta memberikan pilihan dan
peluang kepada siswa untuk mengambil keputusan sendiri.
3) Motivasi (motivation)
Proses
belajar hendaknya lebih mengembangkan motivasi intrinsic siswa, yang dalam hal
ini adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang
dapat mendorongnya untuk melakukan tindakan belajar. Dalam perspektif psikologi
kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsic
karena lebih murni serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang
lain. Guru harus dapat menciptakan suasana yang membangkitkan siswa terlibat
aktif menemukan, mengolah, dan membangun pengetahuan atau keterampilan enjadi
sebuah konsep baru yang benar.
2. Pembelajaran Inovatif
inovatif berarti memiliki kecenderungan untuk melakukan
perubahan dalam arti perbaikan dan pengembangan dalam kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran inovatif merupakan
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengemukakan
ide-ide atau gagasan-gagasan baru untuk perbaikan atau pengembangan kegiatan
pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.
Pembelajarn
Inovatif adalah suatu proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan
pembelajaran pada umunya yang dilakukan oleh guru. Pembelajaran semacam ini
akan membuat anak tetarik dan memotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
yang berkaitan pada rendahnya hasil belajar siswa serta tidak bermakna
pengetahuan yang diperoleh siswa.
Dalam
hal ini, seorang guru bertindak inovatif dalam hal:
a. Menggunakan bahan atau materi baru yang
bermanfaat dan bermartabat.
b. Menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran
dengan gaya baru.
c. Memodifikasi pendekatan pembelajaran
konvensional menjadi pendekatan inovatif yang sesuai dengan keadaan siswa,
sekolah, dan lingkungan.
d. Melibatkan perangkat tekmologi
pembelajaran.
Di
sisi lain, siswa pun bertindak inovatif dalam hal:
1) Mengikuti pembelajaran inovatif dengan
aturan yang berlaku.
2) Berupaya mencari bahan atau materi
sendiri dari sumber-sumber yang relevan.
3) Menggunakan perangkat teknologi maju
dalam proses belajar.
Selain itu,
dalam menerapkan pembelajaran yang inovatif diperlukan adanya beraneka ragam
strategi pembelajran yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang studi.
3. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran
Kreatif menekankan pada pengembangan kreatifitas, baik pengembangan kemampuan
imajinasi dan daya cipta (mengarang, membuat kerajinan tangan, mempraktekkan
kesenian) maupun pengembangan kemampuan berpikir rasional logis.
Kreatif berarti menggunakan hasil ciptaan atau kreasi baru atau bahkan berbeda
dengan sebelumnya.
Strategi
mengajar untuk mengembangkan kreatifitas siswa yaitu:
a. Memberikan kebebasan pada siswa untuk
mengembangkan gagasan dan pengetahuan yang baru
b. Bersikap respek dan menghargai ide siswa
c. Penghargaan pada inisiatif dan kesadaran
diri siswa
d. Penekanan pada proses bukan penilaian
hasil karya siswa
e. Serta menyampaikan pemikiran dengan
bahasa sendiri
4. Pembelajaran Efektif
Menurut
Yusuf Hadi Miarso memandang bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran
yang dapat menghasilkan belajar yang bermanfaat dan terfokus pada siswa melalui
penggunaan prosedur yang tepat. Defenisi ini mengandung arti bahwa pembelajaran
yang efektif terdapat dalam dua hal penting, yaitu terjadinya belajar pada
siswa dan apa yang dilakukan oleh guru untuk membelajarkan siswanya.
Pembelajaran efektif merupakan pembelajaran yang memungkinkan anak didik dapat
belajar dengan mudah dan menyenangkan.
Prinsip
dasar dan implikasi pada pembelajaran efektif, yaitu:
a. Perhatian
b. Motivasi
c. Keaktivan
d. Keterlibatan langsung atau pengalaman
e. Pengulangan
f. Tantangan
g. Balikan atau penguatan
h. Serta perbedaan individual
5. Pembelajaran menyenangkan
Menyenangkan
adalah suasana belajar mengajar yang kondusif yang mampu menyenangkan peserta
didik sehingga mereka memusatkan perhatian secara penuh pada belajar dengan
waktu curah perhatian yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, tingginya
waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar.
Pembelajaran
yang menyenangkan perlu dipahami secara luas, bukan berarti hanya ada lelucon,
banyak bernyanyi, atau tepuk tangan yang meriah. Pembelajaran yang menyenangkan
adalah pembelajaran yang dinikmati siswa. Siswa merasa nyaman, aman, dan asyik.
Perasaan yang mengasyikkan mengandung unsur dorongan keingintahuan yang
disertai upaya mencari tahu sesuatu.
Adapun
ciri-ciri pokok pembelajaran yang menyenangkan adalah:
a. Adanya lingkungan yang rileks,
menyenangkan, tidak membuat tegang, aman, menarik, dan tidak membuat siswa ragu
melakukan sesuatu meskipun keliru untuk mencapai keberhasilan yang tinggi.
b. Terjaminnya ketersediaan materi
pelajaran dan metode yang relevan.
c. Terlibatnya semua indera dan aktivitas
otak kiri dan kanan.
d. Adanya situasi belajar yang menantang
bagi siswa untuk berpikir jauh ke depan dan mengeksplorasi materi yang sedang
dipelajari. Adanya situasi belajar emosional yang positif ketika para siswa
belajar bersama, dan ketika ada humor, dorongan semangat, waktu istirahat, dan
dukungan yang antusias.
B. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pelaksanaan PAIKEM
Dalam pembelajaran PAIKEM terdapat empat
prinsip utama dalam proses pembelajaran
1. Proses interaksi (siswa berinteraksi
secara aktif dengan guru, rekan, siswa, multimedia, referensi, lingkungan dan
sebagainya).
2. Proses komunikasi (siswa
mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain
melalui cerita, dialog atau melalui simulasi role-play).
3. Proses refleksi, (siswa memikirkan
kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka telah lakukan), dan apa yang
mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan).
4. Proses Eksplorasi (siswa mengalami
langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan, percobaan,
penyelidikan.
Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM yaitu:
a. Memahami sifat yang dimiliki anak.
Pada
dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak
kota, anak orang kaya, anak orang miskin.
Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap kritis dan
kreatif. Suasana pembelajaran yang ditunjukkan dengan guru memuji anak karena
hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang
mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang
subur seperti yang dimaksud.
b. Mengenal anak secara perorangan.
Para
siswa berasal dari lingkungan keluarga yang berpariasi dan memiliki kemampuan
yang berbeda. Dalam PAIKEM, perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus
tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu
mengerjakan kegiatan yang sama, elainkan berbeda sesuai dengan kecepatan
belajarnya.
Anak-anak
yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang
lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya
bila mendapat kesulitan sehingga anak tersebut belajar secara optimal.
c. Memanfaatkan perilaku anak dalam
pengorganisasian belajar.
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil
secara alami bermain berpasangan atau
berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat diamnfaatkan dalam
pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak
dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka
duduk berkelompik. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan
bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara
perorangan agar bakat individualnya berkembang.
d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah.
Pada
dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal tersebut memerlukan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah dan kreatif
untuk melahirkan alternative pemecahan masalah.
Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu
dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir.
Oleh karena itu, tugas guru adalah
mengembangkannya, antara lain dengan sesering-seringnya memberikan tugas atau
mengajukan pertanyaan yang terbuka. Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang
sangat disarankan dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan
untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang
dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan
menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.
Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau
kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli,
puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil
pekerjaan siswa, dan diatta dengan baik, dapat membantu guru dalam KBM karena
dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
e. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar.
Lingkungan
(fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan
belajar anak.
Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagi objek
kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering
membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan
tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang
kelas untuk menghemat biaya dan waktu.
Pemanfaatan
lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan
seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis,
mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat gambar atau diagram.
f. Memberikan umpan balik yang baik untuk
meningkatkan kegaitan belajar. Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi
interaksi dalam belajar.
Pemberian
umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara
guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada
kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara
santun. Hal ini dimaksudkan agar sisw lebih percaya diri dalam menghadapi
tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan
siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan
pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa saripada hanya
sekedar angka.
g. Membedakan antara aktif fisik dan aktif
mental.
Banyak
guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para sisiwa kelihatan sibuk
bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta
siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya
dari PAIKEM. Aktif mental lebih didinginkan daripada aktif fisik. Sering
bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan
merupakan tanda-tanda aktif mental.
Syarat
berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut, seperti takut
ditertawakan, takut disepelekan , atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena
itu, guru hendaknya menghilangnya penyebab rasa takut tersebut, baik yang
datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya.
Dalam
pembelajaran PAIKEM, aktif secara mental lebih didinginkan daripada aktif
fisik. Karena itu, aktivitas sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang
lain, mengemukakan tanda-tanda aktif mental.
C. Tujuan PAIKEM
Pembelajaran berbasis PAIKEM
(pembelajaran aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan) membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir
kreatif (critical dan creative thinking).
Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan
sistematis dalam menilai, memecahkan masalah menarik keputusan, memberi
keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreati adalah
suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian (originality) ketajaman pemahaman (insigt) dalam mengembangkan sesuatu (generating) kemampuan memecahkan masalah merupakan kemampuan
berpikir tingkat tinggi.
Dalam pembelajaran pemecahan masalah,
siswa secara individual atau kelompok diberi tugas untuk memecahkan suatu
masalah. Jika memungkinkan masalah diidentifikasi dan dipilih oleh siswa sendiri,
dan diidentifikasi hendaknya yang penting dan mendesak untuk diselesaikan serta
sering dilihat atau diamati oleh siswa sendiri, umpamanya masalah kemiskinan,
kejahatan, kemacetan lalu lintas, atau soal-soal dalam setiap mata pelajaran
yang membutuhkan analisis dan pemahaman tingkat tinggi dan sebagainya.
Adapun tujuan dari pembelajaran model
PAIKEM ini adalah sebagai berikut:
1. Merancang penilaian dilakukan bersamaan
dengan merancang pembelajaran tersebut.
2. Penilaian disesuaikan dengan pendekatan
dan metode yang dilaksanakan dalam pembelajaran.
3. Dalam pembelajaran dengan pendekatan
model PAIKEM, penilaian dirancang sebagaimana dengan penilaian otentik.
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih
kooperatif /interaktif termasuk cara belajar kelompok (Ahmad Syafri, 2005: 134).
D. Ciri-ciri/karakeristik PAIKEM
Karakteristik model pembelajaran PAIKEM
1. Berpusat pada siswa (student-centered)
2. Belajar yang menyenangkan (joyfull learning)
3. Belajar yang berorientasi pada
tercapainya kemampuan tertentu (competency-based
learning)
4. Belajar secara tuntas (mastery learning)
5. Belajar secara berkesinambungan (continuous learning)
6. Belajar sesuai dengan kekinian dan
kedisinian (contextual learning)
Sesuai
dengan singkatan PAIKEM, maka pembelajaran yang berpokus pada siswa, makna,
aktivitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks kehidupan dan
lingkungan ini.
Secara garis besar, ciri-ciri PAIKEM menurut
pelatihan Manajemen berbasis sekolah (MBS) adalah sebagai berikut:
a. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan
yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat (learning to do).
b. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan
cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sevagai sumber
belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi
siswa.
c. Guru mengatur kelas dengan memajang
buku-buku dan abhan belajar yang lebih menarik dan menyediakan “pojok baca”.
d. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih
kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar interaktif, termasuk cara
belajar kelompok.
e. Guru mendorong siswa untuk menemukan
caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya,
dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Sedangkan menurut Rose dan Nocholl
dalam (Jamal Ma’mur Asmani, 2011: 84) mengatakan bahwa ciri-ciri pembelajaran
yang menyenangkan adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan lingkungan tanpa stress
(rileks), yaitu lingkungan yang aman untuk melakukan kesalahan, namun dengan
harapan akan mendapatkan kesuksesan yang lebih tinggi.
b. Menjamin bahwa bahan ajar itu relevan.
c. Menjamin bahwa belajar secara emosional
adalah positif. Pada umumnya, hal tersebut dapat terjadi ketika bealajar
dilakukan bersama orang lain, ketika ada hunor dan dorongan semangat, waktu
rehat dan jeda yang teratur, serta dukungan antusias.
d. Melibatkan secara sadar semua indra dan
otak kiri maupun kanan.
e. Menentang peserta didik untuk dapat
berpikir jauh ke depan dan mengekspresikan apa yang sedang dipelajari, dan
sebanyak mungkin kecerdasan yang relevan untuk memahami bahan ajar.
PAIKEM merupakan sebuah model pembelajaran
kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses
pembelajarannya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
PAIKEM
adalah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan kegiatan
yang beragam dalam rangka mengembangkan keterampilan dan pemahamannya, dengan penekanan
peserta didik belajar sambil bekerja. Sementara guru menggunakan berbagai
sumber dan alat bantu belajar, supaya pembelajaran lebih menyenangkan dan
efektif. Dapat disimpulkan PAIKEM itu adalah pembelajaran yang bisa menciptakan
proses pembelajaran aktif dengan menggunakan metode belajar yang beragam untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
DAFTAR
PUSTAKA
Hartono. Dkk, 2012, PAIKEM, Jogjakarta: Zanafa Publisin
Hamzah B. Uno, Nurdin Mohammad, 2012, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM, Jakarta:
Bumi Aksara.
Umi Kulsum, 2011, Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis `PAIKEM, Surabaya: Gena Pratama
Pustaka.
Jamal Ma’mur Asmani,2011, 7 Tips Aplikasi PAIKEM, Jogjakarta: DIVA Press.
Oemar Hamalik, 2011, Proses
Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Lif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, 2011, PAIKEM
GEMBROT, Jakarta: PT. Prestasi Pustakanya.
Tim Penulis, 2010,
Materi Pendidikan dan Pelatihan
Profesi Guru (PLPG), Surabaya: Pendidikan Nasional.
Martinis Yamin, 2004, Pengembangan Kompetensi Pembelajaran, Jakarta: UI Press.
Ismail SM,
2008, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis
PAIKEM, Semarang: Rasail Media Group.
Samsudin,
2016, Strategi Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Teori dan Aplikasinya, IAIN Padangsidimpuan: Press.
Nana
Sudjana, 1996, Cara Belajar Peserta Didik
Aktif, Bandung: Sinar Baru
Algensind.
Abu Ahmad-Joko
Tri Prasetya, 2005, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV.Pustaka Setia.
Komentar
Posting Komentar