MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

MAKALAH METODE PEMBELAJARAN PAIKEM


BAB I
PENDAHULUAN
1.     Latar Belakang
Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Pembelajaran ibarat jantung dari proses pendidikan. Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan lulusan dengan hasil belajar yang baik pula, demikian pula sebaliknya.
Pada kenyataan dilapangan hasil belajar siswa selama ini masih kurang dan belum sesuai dengan yang diharapkan, baik secara intelektual maupun sikap. Siswa belum mencapai tahap kompetensi yang ideal. Oleh karena itu perlu adanya perubahan dalam proses pembelajaran dari kebiasaan yang sudah berlangsung selama ini.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis akan mencoba membahas model PAIKEM karena pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan.
2.     Rumusan Masalah
A.    Apakah pengertian dari PAIKEM?
B.    Apa saja hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan PAIKEM?
C.    Bagaimana  ciri-ciri  PAIKEM itu?
D.    Apakah tujuan  PAIKEM?
3.     Tujuan Masalah
A.    Menjelaskan pengertian PAIKEM
B.    Mengetahui hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan PAIKEM
C.    Mengetahui ciri-ciri PAIKEM
D.    Mengetahui tujuan PAIKEM







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian PAIKEM
PAIKEM singkatan dari pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan menyenangkan. PAIKEM merupakan pembelajaran yang dapat menjadikan siswa mengalami, menghayati, dan menarik pelajaran dari pengalamannya itu, dan pada gilirannya hasil belajar akan merupakan bagian dari diri, perasaan, pemikiran, dan pengalaman. Hasil belajar kemudian akan lebih melekat, dan tentu saja, dalam proses seperti peserta didik didorong dan kondisikan untuk lebih kreatif. [1]
PAIKEM adalah sebuah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka mengembangkan keterampilan dan pemahamannya, dengan penekanan peserta didik belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar (termasuk pemanfaatan lingkungan), supaya pembelajaran lebih menyenangkan dan efektif.[2]
Penerapan PAIKEM dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa model pembelajaran yang selama ini berlangsung cenderung membuat siswa merasa malas dan bosan dalam belajar, dimana siswa hanya duduk pasif mendengarkan guru berceramah tanpa memberikan reaksi apapun kecuali mencatat di buku tulis apa yang diucapkan oleh guru mereka. Hal ini  berakibat pada kurang optimalnya penguasaan materi pada diri peserta didik.
PAIKEM hadir sebagai solusi, karena pembelajaran ini lebih memungkinkan guru maupun siswa untuk sama-sama aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran.[3] Selain itu, strategi ini juga lebih memungkinkan guru dan siswa untuk sama-sama memunculkan jiwa kreatifitasnya dalam kegiatan pembelajaran. Guru berupaya kreatif mencoba berbagai cara dalam melibatkan semua peserta didiknya dalam pembelajaran. Sementara peserta didik juga dituntut kreatif untuk memperoleh pengetahuan dan berinteraksi dengan sesame teman, guru, maupun bahan ajaran dengan segala alat bantunya.
Berikut ini akan disajikan pengertian PAIKEM lebih rinci:
1.     Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif yaitu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dari pada berpusat pada guru untuk mengaktifkan peserta didik. Kata kunci bagi guru yang dipegang adalah kegiatan yang dirancang untuk dilakukan siswa, baik kegiatan berfikir maupun berbuat. Fungsi dan peran guru lebih banyak pada fasilitator. [4]
Peran aktif siswa dalam pembelajaran sangatlah penting. Karena pada hakikatnya, pembelajaran memang merupakan suatu proses aktif dari pembelajaran dalam membangun pemikiran dan pengetahuannya. Peranan aktif siswa dalam pembelajaran akan menjadi dasar dari pembentukan generasi kreatif, yang berkemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang tak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi orang lain.[5]
Ada tiga alasan mengapa belajar aktif perlu diterapkan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a.      Karakteristik anak
Pada dasarnya , anak dialhirkan dengan memiliki sifat ingin tahu dan imajinasi. Sifat ingin tahu merupakan modal dasar bagi perkembangan siakp kritis, dan imajinasi bagi perilaku kreatif. [6]

b.     Hakikat belajar
Belajar adalah proses menemukan dan membangun makna/pengertian oleh si pembelajar, terhadap informasi dan pengalaman, yang disaring melalui persepsi, pikiran, dan perasaan sipembelajar.[7]
c.      Karakteristik lulusan yang dikehendaki
Untuk dapat bertahandan berhasil dalam hidup, lulusan yang didinginkan adalah generasi yang peka, mandiri, dan bertanggung jawab. Peka berarti berpikir tajam, kritis, dan tanggap terhadap pikiran dan persaan orang lain. Mandiri berarti berani dan ammpu bertindak tanpa selalu tergantung pada orang lain. Bertanggung ajwab berarti siap menerima akibat dari keputusan dan tindakan yang diambil.[8]
Pembelajaran dikatakan aktif apabila mengandung:
1)     Keterlekatan pada tugas (commitment)
Dalam hal ini, materi, metode, dan strategi pembelajaran hendaknya bermanfaat bagi siswa, sesuai dengan kebutuhan siswa, dan memiliki keterkaitan dengan kepentingan pribadi.
2)     Tanggung jawab (responsibility)
Dalam hal ini, sebuah proses belajar perlu memberikan wewenang kepada siswa untuk berpikir kritis secara bertanggung jawab, sedangkan guru lebih banyak mendengarkan dan menghormati ide-ide siswa, serta memberikan pilihan dan peluang kepada siswa untuk mengambil keputusan sendiri. [9]
3)     Motivasi (motivation)
Proses belajar hendaknya lebih mengembangkan motivasi intrinsic siswa, yang dalam hal ini adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang dapat mendorongnya untuk melakukan tindakan belajar. Dalam perspektif psikologi kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsic karena lebih murni serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Guru harus dapat menciptakan suasana yang membangkitkan siswa terlibat aktif menemukan, mengolah, dan membangun pengetahuan atau keterampilan enjadi sebuah konsep baru yang benar.
2.     Pembelajaran Inovatif
inovatif  berarti memiliki kecenderungan untuk melakukan perubahan dalam arti perbaikan dan pengembangan dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengemukakan ide-ide atau gagasan-gagasan baru untuk perbaikan atau pengembangan kegiatan pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.[10]
Pembelajarn Inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umunya yang dilakukan oleh guru. Pembelajaran semacam ini akan membuat anak tetarik dan memotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang berkaitan pada rendahnya hasil belajar siswa serta tidak bermakna pengetahuan yang diperoleh siswa.[11]
Dalam hal ini, seorang guru bertindak inovatif dalam hal:
a.      Menggunakan bahan atau materi baru yang bermanfaat dan bermartabat.
b.     Menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran dengan gaya baru.
c.      Memodifikasi pendekatan pembelajaran konvensional menjadi pendekatan inovatif yang sesuai dengan keadaan siswa, sekolah, dan lingkungan.
d.     Melibatkan perangkat tekmologi pembelajaran.[12]
Di sisi lain, siswa pun bertindak inovatif dalam hal:
1)     Mengikuti pembelajaran inovatif dengan aturan yang berlaku.
2)     Berupaya mencari bahan atau materi sendiri dari sumber-sumber yang relevan.
3)     Menggunakan perangkat teknologi maju dalam proses belajar.
Selain itu, dalam menerapkan pembelajaran yang inovatif diperlukan adanya beraneka ragam strategi pembelajran yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang studi.[13]
3.     Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran Kreatif menekankan pada pengembangan kreatifitas, baik pengembangan kemampuan imajinasi dan daya cipta (mengarang, membuat kerajinan tangan, mempraktekkan kesenian) maupun pengembangan kemampuan berpikir rasional logis.[14] Kreatif berarti menggunakan hasil ciptaan atau kreasi baru atau bahkan berbeda dengan sebelumnya.
Strategi mengajar untuk mengembangkan kreatifitas siswa yaitu:
a.      Memberikan kebebasan pada siswa untuk mengembangkan gagasan dan pengetahuan yang baru
b.     Bersikap respek dan menghargai ide siswa
c.      Penghargaan pada inisiatif dan kesadaran diri siswa
d.     Penekanan pada proses bukan penilaian hasil karya siswa
e.      Serta menyampaikan pemikiran dengan bahasa sendiri[15]
4.     Pembelajaran Efektif
Menurut Yusuf Hadi Miarso memandang bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat menghasilkan belajar yang bermanfaat dan terfokus pada siswa melalui penggunaan prosedur yang tepat. Defenisi ini mengandung arti bahwa pembelajaran yang efektif terdapat dalam dua hal penting, yaitu terjadinya belajar pada siswa dan apa yang dilakukan oleh guru untuk membelajarkan siswanya. Pembelajaran efektif merupakan pembelajaran yang memungkinkan anak didik dapat belajar dengan mudah dan menyenangkan.
Prinsip dasar dan implikasi pada pembelajaran efektif, yaitu:[16]
a.      Perhatian
b.     Motivasi
c.      Keaktivan
d.     Keterlibatan langsung atau pengalaman
e.      Pengulangan
f.      Tantangan
g.     Balikan atau penguatan
h.     Serta perbedaan individual
5.     Pembelajaran menyenangkan  
Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang kondusif yang mampu menyenangkan peserta didik sehingga mereka memusatkan perhatian secara penuh pada belajar dengan waktu curah perhatian yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar.[17]
Pembelajaran yang menyenangkan perlu dipahami secara luas, bukan berarti hanya ada lelucon, banyak bernyanyi, atau tepuk tangan yang meriah. Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dinikmati siswa. Siswa merasa nyaman, aman, dan asyik. Perasaan yang mengasyikkan mengandung unsur dorongan keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu sesuatu. [18]
Adapun ciri-ciri pokok pembelajaran yang menyenangkan adalah:
a.      Adanya lingkungan yang rileks, menyenangkan, tidak membuat tegang, aman, menarik, dan tidak membuat siswa ragu melakukan sesuatu meskipun keliru untuk mencapai keberhasilan yang tinggi.
b.     Terjaminnya ketersediaan materi pelajaran dan metode yang relevan.
c.      Terlibatnya semua indera dan aktivitas otak kiri dan kanan.
d.     Adanya situasi belajar yang menantang bagi siswa untuk berpikir jauh ke depan dan mengeksplorasi materi yang sedang dipelajari. Adanya situasi belajar emosional yang positif ketika para siswa belajar bersama, dan ketika ada humor, dorongan semangat, waktu istirahat, dan dukungan yang antusias.
B.    Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan PAIKEM
Dalam pembelajaran PAIKEM terdapat empat prinsip utama dalam proses pembelajaran
1.     Proses interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan, siswa, multimedia, referensi, lingkungan dan sebagainya).
2.     Proses komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita, dialog atau melalui simulasi role-play).
3.     Proses refleksi, (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka telah lakukan), dan apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan).[19]
4.     Proses Eksplorasi (siswa mengalami langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM yaitu:[20]
a.      Memahami sifat yang dimiliki anak.
Pada dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin.[21] Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap kritis dan kreatif. Suasana pembelajaran yang ditunjukkan dengan guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud. [22]
b.     Mengenal anak secara perorangan.
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang berpariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM, perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, elainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya.
Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga anak tersebut belajar secara optimal. [23]
c.      Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar.
 Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami  bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat diamnfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.[24] Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompik. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individualnya berkembang.
d.     Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah.
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal tersebut memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan alternative pemecahan masalah.[25] Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir.
 Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sesering-seringnya memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.[26] Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan diatta dengan baik, dapat membantu guru dalam KBM karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
e.      Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak.[27] Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagi objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu.[28]
Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat gambar atau diagram.
f.      Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegaitan belajar. Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. [29]
Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar sisw lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa saripada hanya sekedar angka. [30]
g.     Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental.
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para sisiwa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAIKEM. Aktif mental lebih didinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental.
Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut, seperti takut ditertawakan, takut disepelekan , atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangnya penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya.
Dalam pembelajaran PAIKEM, aktif secara mental lebih didinginkan daripada aktif fisik. Karena itu, aktivitas sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, mengemukakan tanda-tanda aktif mental.
C.    Tujuan PAIKEM
Pembelajaran berbasis PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan) membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical dan creative thinking).[31] Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreati adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian (originality) ketajaman pemahaman (insigt) dalam mengembangkan sesuatu (generating) kemampuan memecahkan masalah merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. [32]
Dalam pembelajaran pemecahan masalah, siswa secara individual atau kelompok diberi tugas untuk memecahkan suatu masalah. Jika memungkinkan masalah diidentifikasi dan dipilih oleh siswa sendiri, dan diidentifikasi hendaknya yang penting dan mendesak untuk diselesaikan serta sering dilihat atau diamati oleh siswa sendiri, umpamanya masalah kemiskinan, kejahatan, kemacetan lalu lintas, atau soal-soal dalam setiap mata pelajaran yang membutuhkan analisis dan pemahaman tingkat tinggi dan sebagainya.
Adapun tujuan dari pembelajaran model PAIKEM ini adalah sebagai berikut:[33]
1.     Merancang penilaian dilakukan bersamaan dengan merancang pembelajaran tersebut.
2.     Penilaian disesuaikan dengan pendekatan dan metode yang dilaksanakan dalam pembelajaran.
3.     Dalam pembelajaran dengan pendekatan model PAIKEM, penilaian dirancang sebagaimana dengan penilaian otentik.
4.     Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif /interaktif termasuk cara belajar kelompok (Ahmad Syafri, 2005: 134). [34]
D.    Ciri-ciri/karakeristik PAIKEM
Karakteristik model pembelajaran PAIKEM
1.     Berpusat pada siswa (student-centered)
2.     Belajar yang menyenangkan (joyfull learning)
3.     Belajar yang berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu (competency-based learning)
4.     Belajar secara tuntas (mastery learning)
5.     Belajar secara berkesinambungan (continuous learning)
6.     Belajar sesuai dengan kekinian dan kedisinian (contextual learning)
Sesuai dengan singkatan PAIKEM, maka pembelajaran yang berpokus pada siswa, makna, aktivitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks kehidupan dan lingkungan ini.[35]
 Secara garis besar, ciri-ciri PAIKEM menurut pelatihan Manajemen berbasis sekolah (MBS) adalah sebagai berikut:
a.      Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat (learning to do).[36]
b.     Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sevagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
c.      Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan abhan belajar yang lebih menarik dan menyediakan “pojok baca”.
d.     Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
e.      Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya. [37]
Sedangkan menurut Rose dan Nocholl dalam (Jamal Ma’mur Asmani, 2011: 84) mengatakan bahwa ciri-ciri pembelajaran yang menyenangkan adalah sebagai berikut:
a.      Menciptakan lingkungan tanpa stress (rileks), yaitu lingkungan yang aman untuk melakukan kesalahan, namun dengan harapan akan mendapatkan kesuksesan yang lebih tinggi.
b.     Menjamin bahwa bahan ajar itu relevan.
c.      Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif. Pada umumnya, hal tersebut dapat terjadi ketika bealajar dilakukan bersama orang lain, ketika ada hunor dan dorongan semangat, waktu rehat dan jeda yang teratur, serta dukungan antusias. [38]
d.     Melibatkan secara sadar semua indra dan otak kiri maupun kanan.
e.      Menentang peserta didik untuk dapat berpikir jauh ke depan dan mengekspresikan apa yang sedang dipelajari, dan sebanyak mungkin kecerdasan yang relevan untuk memahami bahan ajar.
PAIKEM merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya. [39]















BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
PAIKEM adalah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka mengembangkan keterampilan dan pemahamannya, dengan penekanan peserta didik belajar sambil bekerja. Sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar, supaya pembelajaran lebih menyenangkan dan efektif. Dapat disimpulkan PAIKEM itu adalah pembelajaran yang bisa menciptakan proses pembelajaran aktif dengan menggunakan metode belajar yang beragam untuk meningkatkan hasil belajar siswa.






DAFTAR PUSTAKA
Hartono. Dkk, 2012, PAIKEM, Jogjakarta: Zanafa Publisin
Hamzah B. Uno, Nurdin Mohammad, 2012, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM, Jakarta: Bumi Aksara.
Umi Kulsum, 2011, Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis `PAIKEM, Surabaya: Gena Pratama Pustaka.
Jamal Ma’mur Asmani,2011, 7 Tips Aplikasi PAIKEM, Jogjakarta: DIVA Press.  
Oemar Hamalik, 2011,  Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Lif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, 2011,  PAIKEM GEMBROT, Jakarta: PT. Prestasi Pustakanya.
Tim Penulis, 2010,  Materi Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG), Surabaya: Pendidikan Nasional.
Martinis Yamin, 2004, Pengembangan Kompetensi Pembelajaran,  Jakarta: UI Press.
Ismail SM, 2008, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang: Rasail Media Group.
Samsudin, 2016, Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Teori dan Aplikasinya, IAIN Padangsidimpuan: Press.
Nana Sudjana, 1996, Cara Belajar Peserta Didik Aktif,  Bandung: Sinar Baru Algensind.
Abu Ahmad-Joko Tri Prasetya, 2005, Strategi  Belajar Mengajar, Bandung: CV.Pustaka Setia.


[1] Hartono. Dkk, PAIKEM, (Jogjakarta: Zanafa Publising, 2012), hlm. 71.
[2] Ibid, hlm. 72.
[3] Hamzah B. Uno, Nurdin Mohammad, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm.106.
[4] Umi Kulsum, Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis PAIKEM, (Surabaya: Gena Pratama Pustaka, 2011), cet. Ke-1, hlm.57. 
[5] Ibid, hlm. 58.
[6] Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAIKEM, (Jogjakarta: DIVA Press, 2011), cet. Ke-2, hlm. 66.
[7] Ibid, hlm. 67.
[8] Ibid, hlm. 69.
[9] Ibid.
[10] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), hlm. 158.
[11] Jamal Ma’mur Asmani, Op.Cit., hlm.89.
[12] Ibid.
[13] Umi Kulsum, Op.Cit., hlm. 59.
[14] Lif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, PAIKEM GEMBROT, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakanya, 2011), cet.Ke-1, hlm. 3.
[15] Ibid.
[16] Hamzah B. Uno, Nurdin Mohamad, Op.Cit., hlm. 108.  
[17] Umi Kulsum, Op.Cit., hlm. 62.
[18] Ibid.
[19] Tim Penulis, Materi Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG), (Surabaya: Pendidikan Nasional, 2010), hlm. 14.
[20] Ibid, hlm.15.
[21] Ibid.
[22] Martinis Yamin, Pengembangan Kompetensi Pembelajaran, ( Jakarta: UI Press, 2004), hlm. 155.
 [23] Ibid, hlm.156.  

[25] Ibid, hlm. 157.
[26] Ibid.  
[27] Ibid, hlm. 158.
[28] Oemar Hamalik, Op.Cit., hlm. 170.
[29] Hartono. Dkk, Op.Cit., hlm. 80.
[30] Ibid.
[31] Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Semarang: Rasail Media Group, 2008), Cet.Ke-1, hlm. 46-47.
[32] Ibid, hlm. 48.
[33] Samsudin, Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Teori dan Aplikasinya), (IAIN Padangsidimpuan: Press, 2016), Cet. Pertama, hlm. 118.
[34] Ibid.
[35] Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta Didik Aktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996), hlm. 3.
[36] Abu Ahmad-Joko Tri Prasetya, Strategi  Belajar Mengajar, (Bandung: CV.Pustaka Setia 2005), Cet.Ke-2, hlm. 109.
[37] Ibid, hlm.110.
[38] Ibid.
[39] Hartono. Dkk, Op.Cit, hlm. 82.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH STRATEGI KEWIRAUSAHAAN