MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

MAKALAH PENELITIAN EKSPERIMEN


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Salah satu metode penelitian adalah eksperimen. Untuk dapat melaksanakan suatu eksperimen yang baik, perlu dipahami terlebih dahulu segala sesuatu yang berkait dengan komponen-komponen eksperimen. Baik yang berkaitan dengan jenis-jenis variabel, hakekat eksperimen, karakteristik, tujuan, syarat-syarat eksperimen, langkah-langkah penelitian eksperimen, dan bentuk-bentuk desain penelitian eksperimen.
Selanjutnya, untuk lebih memahami mengenai penelitian eksperimen, dalam makalah ini akan dibahas mengenai metode penelitian eksperimen beserta hal-hal yang terkait di dalamnya.

B.    Rumusan Masalah
1.     Apa penelitian eks perimen itu?
2.     Bagaimanakah variabel penelitian eksperimen?

C.    Tujuan
Agar kita tahu apa yang dikatakan dengan penelitian eksperimen dan agar kita tahu bagaimana bertuk penelitian eksperimen.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Penelitian Eksperimen
Hakekat penelitian eksperimen (experimental research) adalah meneliti pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan.[1] Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Sejalan dengan hal tersebut[2]
Metode penelitan eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untukmencaripengaruhperlakuantertentutertentuterhadap yang lain dalamkondisi yang terkendalikan. Contohnya, dalam bidangbidang fisika penelitian- penelitian dapat menggunakan desain eksperimen karena variable-variabel dapat dipilih dan variable lain dapat mempengaruhi proses eksperimen dan dapatdipilih dan variable lain dapatmemengaruhi proses eksperimen dan dapat di control secara tepat.
Misalnya mencari pengaruh panas terhadap mulai Panjang suatu benda. Dalamhal variable panas dan muaid Panjang suatubenda. Dalam hal variable panas dan muaid Panjang dapat di ukursecarateliti dan penelitian di lakukan di laboratoriumsehinggapengaruh –pengaruh variable lain dariluardapatdikontrol. Sedangkandalampenelitian social husussnya Pendidikan, desaineksperimen yang di gunakan untuk penelitian akan sulit mendapatkan hasil yang akurat, karena dapat variable luar yang berpengaruh dan sulit mengonterolnya. Misalnya mencari pengaruh metode kontektual terhadap hasil belajar matematika.
Penelitianeksperimen (experimental research) adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan / tindakan / treatment terhadap tingkah lakusuatu objek atau mengujuhi potensi tentang ada tidaknya pengaruh tindakan itu bila dibandingkan dengant indakan lain. Berdasarkan hal tersebut maka tujaan umumpenelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tentu terhadap suatu gejala kelompok tentu di bandingkan dengan kelompok lain yang menggunakanperlakuan yang berbeda misalnya, suatu eksperimen di masukkan untuk menilai/ membuktikan pengaruh perlakuan Pendidikan  (pembelajaran dengan metode pemecahan masalah) terhadap perestasi belajar matematika pada siswa SMA atau ntuk menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh pelaku tersebut bila dibandingkan dengan metode pemahaman konsep. Tindakan di dalam eksperimen disebut treatment, dan diartikansebagaitindakan, semua pariabel atau pemberian kondisiyang akan dinilai.[3]
1.     Pengendalian Eksperimen
Sebagai mana yang telah di bahs di atas, penelitian eksperimen merupakan penelitian yang di maksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari”sesuatu” yang dikenakan pada subjekselidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab  akibat.
Secara umum di dalampembicaraanpenelitian di kenaladanya dua peneliti eksperimen yaitu: esperimen betul( true experiment ) dan eksperimen tidak betul- betul hanya miribesperimen. Eksperimen betul adalah hal-hal ang di sebutkan apabila persaratan- persaratan seperti yang di dikehendaki di bawah ini dapat terujud. Adapun persaratan yang di kehendaki adalahsebagai berikut :
a.      Kondisi yang ada di sekitar atau yang di perkirakan mempengaruhi subjek yang di gunakan untuk eksperimen “seyogianya di singkirkan”, sehingga apabila perlakuan selesai dan ternyata ada perbedaan anatara hasil pada kelompok eksperimen dan kelompok pembandingan maka perbedaan hasil ini merupakan akibat dari adnya perlakuan.
b.     Terdapatkelompok yang tidak di berperlakuan yang di pungsikan sebagai pembandigan bagi kelompok yang di beriperlakuan.
c.      Sebelum dilaksanakan eksperimen dilakukan kondisi kedua kelompok di usahakan sama sehingga paparan tentang hasil akhir dapat betul- betul merupakan hasil ada dan tidaknya perlakuan. Apabila penelitian eksperimen dilakukan terhadap orang, di harapkan bahwa anggota kelompok eksperimen maupun kelompok pembandingan tidak terpengaruh akan setatus mereka sehingga hasil eksperimen maupun kelompok pembandingan tidak terpengaruh akan setatus mereka sehingga hasil eksperimen tidak terkena hawthorne effect dan john henry effect. hawthorne effect adalah epek sampingan yang di sebabkan karena anggota kelompok eksperimen mengetahui statusnya sehingga hasil akhir tidak semudah yang di harapkan. John Henry effect: adalah efek  sampingnya yang disebabkan karena anggota kelompok perbandingan menyadari statusnya hingga ada upaya ekstera dari mereka untuk menyamai hasil kelompok eksperimen dan hasilakhirtidaksemurni yang yang di harapkan.[4]
Untukmenghindari kesalahan 0 kesalahan tersebut mak aseyogianya, 1) penenliti mengambil subjek peneliti secara random (dengan cara acak atau undian), 2) peneliti mengelompokkan subjek kedua secara random (acak, undian ), 3) peneliti mementukan mana kelompok mana kelompoke ksperimen mana kelompok pembandingan juga secara random. Jika peneliti tidak berhasil mengusahakan hal-hal yang di persaratkan seperti disebutkan maka penelitian eksperimennya tidak dapat  dipandang sebagai eksperimen betul atau kesperimen murni. Jika tidak murni maka kegiatan yang dilakukan di namakanpemelitianpura- pura (quasi experiment).[5]
Perlu di tanbahkan bahwa eksperimen murni biasanya dilakukan di lakukan dengan pengnterolan yang terkendali terhadap variable lain yang dapat mempengaruhi kondisi yang di teliti. Pengontrolan ini biasanya di lakukan di suatu laburatorium. Misalnyaseorangahlibiologiinginmelihatpengaruhsuatujattertentuterhadappertumbuhansuatubijisuatutanaman. Akan tetapi kalo eksperimen semua, tidak bias di konterol semua variable yang mempengaruhi kondisi yang di teliti. Misalnya seorang dosen ingin melakukan eksperimen suatu metode mengajar untuk melihat hasil belajar. Yang terkontrol hanya metode pengajar saja padahal paktor yang mempengaruhi hasil belajar cukup banyak. Yang terkontrol hanya metode mengajar saja pada hal factor yang mempengaruhi hasil belajar cukup banyak, misalnya, minat, motivasi, kesehatan dan lain-lain.
Strategi dan langkah- langkah penelitian eksperimen pada dasarnya sama dengan strategi dan langkah-langkah penelitian pada umumnya, yaitu :
1)     Calon peneliti mengadakan studi literatur untuk menemukan permasalahan
2)     Mengadakan identifikasi dan merumuskan permasalahan
3)     Merumuskan Batasan istilah, pembatasan variable, hipotesis, dan dukunganteori
4)     Menyusunrencanaeksperimen
5)     Mengedintifikasi semua variabel non eksperimen yang sekilasnya akan menggangu hasil eksperimen dan menentukan bagaimana mengontrol variable- variable tersebut
6)     Memilih desain atau model eksperimen
7)     Memilih sampai yang representative (merupakan wakil yang dapa tdipercayai )dari subjek yang termasuk popular
8)     menggolongkan wakil subjek kedalam dua kelompok, di susun dengan penentuan kelompok eksperimen dan kelompok pembanding.
9)     Memilih atau meyusun yang tepat untuk mengukur hasil pemberian perlakuan
10) Membuat garis besar prosedur pengumpulan data dan melakukan uji coba instrument dan ksperimen agar apabila sampai pada pelaksanaan baik eksperimen maupun instrumen pengukur hasil sudah betul- betul sempurna
11) Merumuskan hipotesis nol atau statistic
12) Melaksanakan eksperimen dengan mengnterol semaksimal mungkin variabel lain yang di duga mempengaruhi perlakuan
13) Memilih data sedemikan rupa sehingga yang terkumpulhaya data yang menggambarkan hasil murni dari kelompok eksperimen maupun kelompok pembanding
14) Menggunakan Teknik yang tepat untuk analisis data. Analisis data denga nmenggunakan statistic data yang sesuai dengan masalah yang dihadapi. Untuk mempermudah analisis data, biasa dengan menggunakan bentuk program. SPSS.
15) Menguji siknifikansi agar dapat di ketahui secara cermat bagi mana hasil dan kegiatan ekserimen
16) Menyatakan dengan tegas, bahwa perbedaan yang terjadi adalah benar benar murni karena perlakuan yang di berikan.
2.     Persaratan eksperimen
Persaratan suatu eksperimen adalah kesahihan eksperimen, yaitu kesahihan eksternal dan kesahihan internal. Persaratan yang di utamakan adalah kesahihan internal (internal validinya) dan memperhitungkanf aktor-faktor yang mengancam keshihan sesuatu eksperimen dan monitoring pelaksanaaya. Maksudnya seberapa jauh suatu hasil eksperimen dapat di generalisasikan kepopulasi lain. Walaupun kesahihan eksternal cukup penting untuk di perhitungkan dalam suatu eksperimen, tetapi dalam desain eksperimen bukan merupakan faktor yang paling penting, karenafaktor yang paling penting dalam desain eksperimen ia kesahihan internal.
Kesahihan internal ialah seberapa jauh hubungan dengan perlakuan( variablesebab) dengan kriteria ( variable akibat ) benar-benar merupakan sebab akibat yang bias di pastikan. Dengan kata lain apakah perubahan subjek mengenai hal-ahal yang ingin di pengaruhi  (variable criterion) bentuk bentuk akibat dari perlakuan dalam mempengaruhi variable responatau variable kriteria. Tujuan untuk mengendalikan variable proses betul- betul merupaka nakibat pemberian perlakuan.
Variable-variabel  yang  dapat mengotori  variable  perlakuan yaitu (1) variable moderator (20 variabel control. Variable moderator merupakan variable bebas yang dapat mempengaruhi variable respon yang sangat sungkar di kendalikan, namun dapat di lakukan dalam proses analisis, yaitu analisis korelasi parsial atau kovarians. Variable control merupaka variable-variabel bebas yang dapat mempengaruhi variable resvon, namun dapat di kendalikan atau dapat di netralisiskan pengaruhnya oleh peneliti. Pengendalian tersebut biasanya di lakukan dengan kualitas maksudnya menyamakan kondisi variable yang dimaksud pada kelompokesperimen dan pada kelompok pembandingan. Selainitu, pengendalian juga dilakukan secara setatistik. Kesahihan internal inisangatpenting, karena tampak ini kesimpulanya tidak dapat di ambi lkesimpulan mengenai hubungan sebab-akibat perlakuan dan pariabel criterion. Oleh karena itu maka desaine ksperimen yang baik harusdapat mengnterol (menghilangkan) pengaruh faktor-faktor yang mengancam kesahihan internal dari eksperimen yang akan dilakukan.sehingga jika terjadi perubahan pada variable criterion maka perubahan tersebut benar-benar di sebabkan oleh perlakuan yang di berikan.
B.    Desain Eksperimen
Penelitian eksperimen dianggap sebagai penelitian yang memberikan informasi yang paling akurat, bila semua variabel yang terlibat dapat dikontrol dengan baik, instrumen yang yang digunakan tepat (valid), dan dapat dipercaya (reliabel), serta desain yang digunakan tepat. Berikut ini akan dibicarakan beberapa desain eksperimen.[6]
1.     One-Shot Case Study
Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan sebagai berikut:
X         T2

X = Treatmen yang diberikan (variabel independen)
T2 = Pos test (variabel dependen)

Adapun cara membacanya sebagai berikut: terdapat suatu kelompok diberi trimen atau perlakuan dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Prosedurnya adalah:
a.      Diberikan perlakuan (X), misalnya metode belajar kelompok, terhadap subjek yang sudah ditetapkan dan dalam jangka waktu yang sudah ditentukan.
b.     Diberikan test (T2) atau postest untuk mengetahui prestasi belajarnya, dan dihitung nialai rata-ratanya.
Penelitian ini mempunyai kelemahan, yaitu tidak mempunyai kontrol sehingga tidak bisa dilakukan komparasi penelitian ini tidak bisa mengantarkan kita kepada kesimpulan penelitian yang bisa dipertahankan. Contohnya: pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai. Pengaruh diklat yang diukur dengan membandingkan prestasi sebelum diberi diklat dengan setelah diberikan diklat.
2.     One-Group Pretest-Posttest Design
Bial dalm One-Shot Case Study diberi pretest, maka pada paradigma ini terdapat pre test sebelum diberi perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.[7]
T1      X    T2

T1= nilai pre test (sebelum diberi perlakuan)
T2= nilai post tes (setelah diberi perlakuan)
Prosedur desain ini adalah:
a.      re test (T1) terhadap subjek penelitian sebelum perlakuan.
b.     Diberikan perlakuan (X) dalam jangka waktu tertentu,
c.      Berikan post tes (T2) terhadap subjek setelah mendapat perlakuan.
d.     Bandingkan T1 dan T2 untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perlakuan.
e.      Gunakan uji statistik yang sesuai untuk melihat apakah perbedaan itu signifikan.
Contoh pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai. Pengaruh diklat dapat diukur dengan membandingkan prestasi sebelum diberi diklat dengan setelah diberi diklat. Perbedaannya dengan desain sebelumnya, pada desain ini sebelum diberikan perlakuan, terlebih dahulu diberikan pre test.
3.     Randomized Control Group Post Test Only Design
Terdapat sekelomppk subjek yang digunakan untuk penelitian kemudian dikelompokkan secara random menjadi dua kelompok yaitu setengah kelompok eskperimen da setengah kelompok untuk kontrol.
X     T1
        T2
T1= hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
T2= hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan.
Prosedur desain ini adalah:
a.      Dipilih sejumlah subjek penelitian dari suatu populasi secara random
b.     Dikelompokkan menjadi dua kelas secara random (kelas eksperimen dan kontrol)
c.      Pertahankan agar semua kondisi atau variabel yang ikut berpengaruh tetap sama kecuali treatment yang diberikan pada kelas eksperiment.
d.     Beri test (T1 dan T2) yang sama pada kedua kelas
e.      Hitung rata-rata kedua kelompok serta dicari perbedaan antara kedua nilai rata-rataitu.
f.      Lakukan uji statistik yang sesuai untuk melihat signifikansinya.  
Keuntungan desain ini adalah pada penelitian awal adalah sama (setara) karena masing-masing ditempatkan secara random. Penelitian ini dapat mengatasi masalah kesulitan dalam melakukan pre test.
Contoh: dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi pelajaran praktik mengelas siswa SMK. Terdapat empat kelas yang praktek las. Dari empat kelas tersebut, dua kelas diberi pelajaran dengan metode demonstrasi dan dua kelas lain dengan metode ceramah. Setelah tiga bulan, prestasi belajar di ukur. Bila prestasi yang diajar dengan metode demonstrasi lebih tinggi dari metode ceramah, maka metode demonstrasi berpengaruh positif untuk pembelajaran prakti mengelas (T1-T2).[8]
4.     Randomized Control Group Pre Test Post Test Design
Pada desain ini peneliti menggunakan sekelompok subjek penelitian dari suatu populasi tertentu kemudian dikelompokkan secara random menjadi dua kelompok (kelompok eksperimen dan kontrol). Bedanya dengan desain sebelumnya adalah pada desain ini diberikan kepada kedua kelompok  pre test.
T1        X     T2
T3                     T4
Contoh: dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi pelajaran praktik mengelas siswa SMK. Terhadap empat kelas yang prakti las. Dari empat kelas tersebut, dibentuk dua kelas secara random kemudian dipilih satu kelas yang diberi pelajaran dengan metode demonstrasi dan satu kelas lain dengan metode ceramah. Setelah satu bulan, prestasi belajar diukur. Bila prestasi yang diajar dengan metode demonstrasi lebih tinggi dari metode ceramah, maka metode demonstrasi berpengaruh positif untuk pembelajaran praktik mengelas. Pengaruh perlakuan adalah (T2-T1) – (T4-T3).
5.     Randomized Solomon Four Group Design
Pada desain ini subjek ditempatkan kedalam empat kelompok secara random. Dengan cara ini memungkinkan kita berasumsi bahwa skor pre test untuk kelompok tiga dan empat (jika sekiranya mereka mengikuti pre test) akan sama skor pada pre tes yang dicapai pada kelompok satu dan dua. Tetapi karena kelompok tiga dan empat tidak mengikuti pre test maka tidak ada interaksi antara X dengan pengaruh pre test (T1). Desain ini dapat mengatasi kelemahan eksternal validity yang ada pada Rendomized  Control Group Pre Teat Post Test Design. Desain ini merupakan gabungan dua eksperimen menjadi satu yaitu antara eksperiment yang memakai pre test dan eksprimen tanpa pre test. Dengan cara ini apabila hasil-hasil dua eksperimen (yang digabungkan itu) konsisten maka dapat menimbulkan keyakinan yang lebih kuat terhadap hasil-hasilnya. Bentuk desain ini adalah:
T1       X      T2
T1        -       T2
        X      T2
-           T2

Contoh: dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi pelajaran praktik mengelas siswa SMK. Terdapat empat kelas yang praktek las. Dari empat kelas tersebut, kelas pertama diberikan pre test, diberikan perlakuan, dan diberikan post test. Kelas kedua diberikan pre test tetapi tidak diberikan perlakuan kemudian diberikan post test. Kelas ketiga tanpa pre test tetapi diberikan perlakuan kemudian diberikan post test.  Kelas ke empat tanpa pre test dan tanpa perlakuan tetapi diberikan post test. Setelah waktu yang telah ditentukan, kemudian dilihat hasilnya.[9]
6.     Non Randomized Control Group Pre Test Post Test Design
Prosedur ini sama dengan prosedur Randomized acaontrol Group Pre Test Post Test Design, kecuali subjek ditempatkan secara tidak random. Berarti penelitian dilakukan terhadap kelas yang sudah tersedia atau tidak memungkinkan penempatan subjek dilakukan secara random. Bila dilakukan penempatan secara random mungkin dapat mengganggu sistem atau kondisi yang ada.
T1       X     T2
T3                   T4

Contoh: dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi pealajaran praktik mengelas siswa SMK. Terdapat empat kelas yang praktek las. Dari empat kelas tersebut, dipilih satu kelas yang yang diberi pelajaran dengan metode demonstrasi dan satu kelas lain diberi metode ceramah. Setelah satu bulan, prestasi belajar diukur, bila prestasi yang diajar dengan metode demonstrasi lebih tinggi dari metode ceramah, maka metode demonstrasi berpengaruh positif untuk pembelajaran praktik mengelas. Pengaruh perlakuan adalah (T2-T1) – (T4-T3).

7.     Faktorial Design
Desain faktorial merupakan penelitian yang terdiri atas faktor-faktor (X1) dan kategoroi-kategori (X2). Contoh sederhana adalah terdiri dari dua faktor dan dua kategori. Biasanya digambarkan dengan faktorial (2x2) atau dengan kata lain ada dua variabel X yang akan diteliti secara serempak.
Contoh: dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan pelayanan pada masyarakat. Untuk itu dipilih empat kelompok secara random. Variabel moderatornya adalah jenis kelamin (Y1 dan Y2). Perlakuan diberikan pada kelompok eskperimen pertama yang telah diberi  pre test (O1= Kelompok laki-laki) dan kelompok yang kedua  yang telah diberi pre test (O2= Kelompok Perempuan). Bila terdapat perbedaan pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan masyarakat antara kelompok kerja pria dan wanita, maka penyebab utamanya adalah bukan karena perlakuan, akan tetapi karena adanya variabel moderator yaitu jenis kelamin.








BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Penelitian eksperimen dianggap sebagai penelitian yang memberikan informasi yang paling akurat, bila semua variabel yang terlibat dapat dikontrol dengan baik, instrumen yang yang digunakan tepat (valid), dan dapat dipercaya (reliabel), serta desain yang digunakan tepat. Berikut ini akan dibicarakan beberapa desain eksperimen:
1.     One-Shot Case Study
2.     One-Group Pretest-Posttest Design
3.     Randomized Control Group Post Test Only Design
4.     Randomized Control Group Pre Test Post Test Design
5.     Randomized Solomon Four Group Design
6.     Non Randomized Control Group Pre Test Post Test Design
7.     Faktorial Design

B.    Saran
Kami sebagai penulis makalah ini menyarankan kepada para pembaca agar memberikan kritik dan sarannya terhadap makalah ini, supanya kedepannya kami bisa memperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi. Dan kami juga minta maaf atas kekurangan dari makalah ini, karena kami bersifat khilaf dan lupa.






DAFTAR PUSTAKA

Rangkuti, Ahmad Nizar, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Citapustaka
Media,2016.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2011.

Alsa, Asmadi.  Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dalam Penelitian Psikologi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

Sutrisno, Hadi, ,Metodologi Research Jilid 4. (Yogyakarta: Yayasan Penerbit
Fakultas Psikologi UGM, 1985.




[1] Alsa, Asmadi.  Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dalam Penelitian Psikologi.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm.76

[2] Hadi, Sutrisno, Metodologi Research Jilid 4. (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1985), hlm. 99

[3]Ibid.
[4] Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm.179
[5] Ibid.
[6] Ahmad Nizar Rangkuti, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Citapustaka Media,2016), hlm. 79
[7] Ibid., hlm. 80
[8] Ibid., hlm. 81
[9] Ibid., hlm. 83

<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH STRATEGI KEWIRAUSAHAAN