BAB I
PENDAHULUAN
Kaum klasik
percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada mekanisme pasar akan selalu
mencapai keseimbangan, sehingga kegiatan produksi akan otomatis menciptakan
daya beli terhadap produk yang dihasilkan. Daya beli itu diperoleh atas balas
jasa untuk faktor-faktor produksi seperti upah, gaji, suku bunga, sewa dan
balas jasa atas faktor produksi lainnya. Pendapatan yang diperoleh akan
seluruhnya dibelanjakan.
Dalam posisi
keseimbangan tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan permintaan. Walaupun
terjadi hanya bersifat sementara karena akan ada tangan tak kentara yang akan
membawa perekonomian kembali pada posisi keseimbangan. Semua tenaga kerja
terserap secara penuh (fully employed). Kalau ada yang tidak bekerja, mereka
akan menerima pekerjaan walau dengan gaji kecil dari pada mereka menganggur dan
tidak memperoleh pendapatan. Hal ini mendorong perusahaan mempekerjakan mereka
lebih banyak.
Keynesianisme,
atau ekonomi ala Keynes atau Teori Keynes, adalah suatu teori ekonomi yang didasarkan
pada ide ekonom Inggris abad ke-20, John Maynard Keynes. Teori ini
mempromosikan suatu ekonomi campuran, di mana baik negara maupun sektor swasta
memegang peranan penting.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kritik Keynes
1. Kritik Keynes Terhadap Pandangan Klasik
Keynes
tidak menyetujui pandangan yang paling pokok dalam teori Klasik , yaitu bahwa
penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercipta dalam perekonomian. Keynes
berpendapat “penggunaan tenaga kerja penuh adalah keadaan yang jarang terjadi,
dan hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam
perekonomian.”
Teori J.B Say
yang menekankan bahwa setiap penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri
dikritik oleh Keynes sebagai sesuatu yang keliru. Dalam kenyataan biasanya permintaan lebih
kecil dari penawaran dan tidak semua pendapatan masyarakat itu dibelanjakan
tapi juga ditabung. Hal ini berarti jumlah konsusmsi lebih kecil dari
pendapatan dimana tidak semua produksi diserap masyarakat. Terbukti pada tahun
1929-1930 saat terjadi kelebihan
produksi dalam jumlah besar sedangkan daya beli masyarakat terbatas. Hal
ini menyebabkan banyak perusaan terpaksa mengurangi produksi dan melakukan
rasionalisasi, yaitu mengurangi produksi dengan mengurangi jumlah pekerja.
Hal ini menyebabkan
tingkat pengangguran dalam jumlah besar dan penurunan pendapatan masyarakat
secara drastis. Puncaknya kemerosotan ekonomi terjadi pada tahun 30-an dimana
hampir diseluruh negara-negara industri mengalami depresi secara besar-besaran.
Menurut Keynes, teori Say hanya berlaku untuk perekonomian tertutup sederhana
yang terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan saja. Namun untuk
perekonomian masyarakat maju yang telah mengenal tabungan maka sebagian
pendapatan akan ditabung yang berarti arus pengeluaran tidak sama dengan
pendapatan.
Pendapat Keynes tersebut dibantah oleh kaum
klasik dengan dalih bahwa tabungan tersebut akan dihimpun oleh lembaga keuangan
dan akan disalurkan pada investor sehingga tabungan akan selalu sama dengan
investasi. Dengan demikian investasi akan menyebabkan keseimbangan kembali
terwujud.
Keynes membantah
pandangan klasik tersebut karena motif orang menabung tidak sama dengan motif
orang berinvestasi. Pengusaha berinvestasi dengan motif memperoleh keuntungan
sedangkan rumah tangga menabung dengan motif beragam salah satunya untuk
berjaga-jaga, misalnya untuk menghadapi kecelakaan. Perbedaan motif ini
menyebabkan jumlah tabungan tidak sama dengan jumlah investasi. Kalaupun
jumlahnya sama itu hanya kebetulan bukannya keharusan.
Keynes juga
mengkritik pandangan kaum klasik yang mengatakan full employment akan selalu
tercapai. Dalam kenyataannya pasar tenaga kerja tidak selamanya tercapai full
employment. Dimanapun para pekerja mempunyai serikat kerja yang selalu
memperjuangkan kepentingan buruh dari penurunan tingkat upah. Yang berarti
tidak semua buruh akan bersedia bekerja pada tingkat upah yang ditawarkan
perusahaan. Bila tingkat upah diturunkan maka pendaptan masyarakat akan turun
sehingga daya beli dan konsumsi terhadap produk yang dihasilkan berkurang.
Akhirnya akan mendorong turunnya harga-harga. Kalau harga-harga turun, maka
produktifitas tenaga kerja juga menurun. Hal ini akan menyababkan perusahaan
melakukan raionalisasi untuk menghemat biaya produksi dengan memberhentikan
sebagian karyawan. Maka pengangguran tingkat akan semakin besar (tidak terjadi
full employment).
2. Kelemahan Pandangan Klasik
Teori keynes
menjelaskan bahwa tingkat kegiatan perekonomian tidak selalu mencapai tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh. Menurut Keynes sebaiknyalah yang selalu berlaku,
yaitu: perekonomian selalu menghadapi masalah pengangguran dan penggunaan
tenaga penuh jarang berlaku. Analisis-analisis yang dikemukakan oleh ahli-ahli
ekonomi Klasik tidak dapat memberikan penjelasan mengenai sebab-sebabnya
pengangguran yang disebabkan oleh kekurangan permintaan agregat dapat terjadi.
Keyakinan mereka bahwa di dalam perekonomian akan selalu terdapat permintaan
yang cukup besar, sehingga akan selalu menjamin terwujudnya tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh, menyebabkan mereka mengabaikan analisis terhadap permintaan
agregat yang wujud dalam perekonomian.
B. Pandangan Atau Pendapat Keynes tentang
Ekonomi
1. Penentu Tabungan dan Investasi Pandangan
Keynes
Menurut Keynes
besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga bukan tergantung pada tinggi
rendahnya suku bunga tetapi tergantung kepada besar kecilnya pendapatan rumah
tangga itu. Keynes tidak yakin bahwa jumlah investasi yang dilakukan para
pengusaha sepenuhnya ditentukan oleh suku bunga. Keynes tetap mengakui bahwa
suku bunga memegang peranan yang cukup menentukan dalam pertimbangan para
pengusaha untuk melakukan investasi. Tetapi terdapat faktor penting lainnya,
seperti keadaan ekonomi pada masa kini, ramalan perkembangannya di masa depan,
dan luasnya perkembangan tegnology yang berlaku.
2. Masalah Kekurangan Pengeluaran Agregat
Ahli
ekonomi klasik berkeyakinan bahwa fleksibilitas suku bunga akan selalu menjamin
berlakunya kesamaan diantara jumlah tabungan pada tingkat penggunaan tenaga
kerja penuh dengan jumlah investasi yang dilakukan oleh para pengusaha. Menurut
pendapat Keynes pada umumnya investasi yang dilakukan oleh para pengusaha
adalah lebih kecil dari jumlah tabungan yang dilakukan rumah tangga pada waktu
dicapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.
Oleh karenanya perbelanjaan agregat dalam perekonomian adalah lebih
rendah dari produksi barang-barang dan jasa-jasa pada tingkat penggunaan tenaga
kerja penuh. Kekurangan dalam pengeluaran ini akan menimbulkan pengangguran.
3. Perbedaan pandangan mengenai penentu
tabunga
Pandangan
klasik menyatakan bahwa semakin tinggi suku bunga maka semakin tinggi jumlah
tabungan rumah tangga. Sedangkan pendapat Keynes menyatakan bahwa apabila
tingkat pendapatan nasional rendah, tabungan masyarakat negatif. Hal ini karena
masyarakat menggunakan tabungan di masa lalu untuk membiayai hidupnya.
4. Penentu Suku Bunga
Dalam
teori keuangan modern yang dikembangkan oleh Keynes, suku bunga ditentukan oleh
permintaan dan penawaran uang. Bank Sentral dan sistem perbankan adalah
institusi yang akan menentukan besarnya penawaran uang pada suatu waktu
tertentu. Sedangkan permintaan uang ditentukan oleh keinginan masyarakat untuk
memegang uang.
5. Tingkat Upah Dan Kegiatan Ekonomi
Kalau
dibandigkan pendapat ahli-ahli ekonomi klasik dengan kenyataan yang sebenarnya
wujud perekonomian modern, akan dapat dilihat bahwa tingkat upah tidak mudah
mengalami penurunan. Sebagai akibatnya pengangguran sangat sukar di hapuskan.
Dalam perekonomian modern terdapat persatuan-persatuan pekerja yang selalu
mempertankan dan memperjuangkan perbaikan nasib para pekerja. Usaha ini
termasuklah menjaga agar para pekerja diber upah yang wajar . Persatuan pekerja
akan selalu menentang setiap usaha untuk menrunkan tingakt upah yang dibayarkan
kepada pekerja. Kekuatan ini menyebabkan tingkat upah tidak mudah untuk
diturunkan.
6. Peranan Permintaan Agregat Dalam
Kegiatan Ekonomi
Analisis
Keynes mengenai tingkat kegiatan ekonomi negara ditentukan oleh besarnya
permintaan efektif, yaitu permintaan yang disertai oleh kemampuan untuk
membayar barang dan jasa yang diminta tersebut ,yang wujud dalam perekonomian.
Bertambah besar permintaan efektif , bertambah besar pula tingkat produksi yang
akan dicapai oleh sektor perusahaan. Hal ini dengan sendirinya akan menyebabkan
pertambahan dalam tingkat kegiatan ekonomi, pertambahan penggunaan tenaga kerja
dan pertambahan penggunaan faktor-faktor produksi.
7. Penentu-Penentu Perbelanjaan Agregat
Dalam
analisis nya Keynes membagikan permintaan agregat kepada 2 jenis pengeluaran
yaitu pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga dan penanaman modal oleh para
pengusaha. Dalam analisis makroekonomi yang wujud sekarang pengeluaran agregat
dalam perekonomian meliputi pula pengeluaran pemerintah dan ekspor. Dengan
demikian pengeluaran agregat dapat dibedakan kepada empat komponen: konsumsi
rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah, dan ekspor.
8. Penentuan Kegiatan Ekonomi Suatu Negara
Untuk
menentukan kegiatan ekonomi suatu negara hal yang perlu diperhatikan adalah
pendapatan nasional dengan pengeluaran agregat. Ketika pendapatan nasional
tinggi sedangkan pengeluaran agregat rendah, keadaan barang yang
diproduksi tidak dapat dijual sehingga
perusahaan harus mengurangi tingkat kegiatan produksi. Sebaliknya apabila
pendapatan nasional lebih rendah dari pengeluaran agregat maka yang harus
dilakukan adalah dengan menambah jumlah produksi atau perusahaan melakukan
ekspansi. Ekspansi ini akan menaikkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja.
Apabila pendapatan nasional turun maka pengangguran bertambah. Perekonomian
mencapai keseimbangan jika pengeluaran agregat sama dengan pendapatan nasional.
9. Tingkat Harga dan Keseimbangan
Pendapatan Nasional
Analisis
keseimbangan Keynesian yang menunjukkan peranan pengeluaran agregat dalam
menentukan tingkat pendapatan nasional mempunyai dua kelemahan penting berikut:
a) Analisis tersebut tidak memperhatikan
efek perubahan tingkat harga terhadap keseimbangan pendapatan nasional
b) Dalam menentukan keseimbangan, analisis
Keynesian tidak memperhatikan penawaran agregat yaitu sikap para pengusaha
dalam perekonomian dalam menghasilkan barang dan menjualnya ke pasar.
C. Pandangan Ekonomi Klasik Terhadap
Kegiatan Ekonomi
Analisis
mengenai pandangan ahli ekonomi klasik tentang perekonomian adalah perekonomian
yang diatur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan
selalu tercapai. Pandangan ini didasarkan kepada keyakinan bahwa dalam
perekonomian tidak akan terdapat kekurangan permintaan. Apabila produsen
menaikkan produksi atau menciptakan jenis barang yang baru, maka dalam
perekonomian akan selalu terdapat permintaan terhadap barang-barang itu
sehingga tidak berlaku kekurangan permintaan. Keyakinan ahli ekonomi Klasik
bahwa penawaran akan selalu menciptakan permintaan dapat dengan jelas dilihat
dari pandangan Jean Baptiste say (1767-1832), seorang ahli ekononomi klasik
bangsa perancis. Ia mengatakan “Penawaran menciptakan sendiri permintaan
terhadapnya” atau “ Supply creates its own
demand”.
Menurut
pendapatnya dalam setiap perekonomian jarang sekali terjadi kelebihan produksi,
apabila terjadi itu merupakan masalah sementara. Dalam suatu perekonomian
sering sekali wujud keadaan dimana jumlah keseluruhan penawaran barang-barang
dalam perekonomian (penawaran agregat) pada penggunaan tenaga kerja penuh akan
selalu diimbangi oleh keseluruhan permintaan terhadap barang-barang tersebut
(permintaan agregat) yang sama besarnya, sehingga kekurangan permintaan tidak
berlaku.
Hal-hal yang berhubungan
dengan pandangan klasik :
1. Faktor-faktor produksi menentukan
tingkat kegiatan ekonomi dan produksi nasional. Perekonomian tidak menghadapi
masalah permintaan yang berarti segala barang yang diproduksikan akan dapat
dijual, tingkat produksi nasional dan tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oleh
faktor-faktor produksi yang digunakan.
2. Penawaran uang, kegiatan perekonomian
dan tingkat harga. Ahli ekonomi Klasik menunjukkan bahwa peranan uang dalam
perekonomian adalah netral yaitu perubahannya tidak akan mempengaruhi produksi
nasional.
3. Peranan pemerintah dalam perekonomian.
Ahli ekonomi klasik tidak menyetujui campur tangan pemerintah yang aktif untuk
mengatur kegiatan perekonomian.
Analisis mengenai pandangan ahli
ekonomi klasik akan ditekankan kepada hal-hal yang dikritik oleh Keynes.
Hal-hal yang harus diperhatikan yaitu :
a. Peranan sistem pasar bebas. Adam Smith,
dalam bukunya The Wealth of Nations,
telah mengemukakan pendapat yang mendukung agar kegiatan perekonomian diatur
oleh sistem pasar bebas.
b. Hukum Say, fleksibilitas upah dan
kesempatan kerja penuh. Ahli ekonomi Klasik berkeyakinan bahwa kesempatan kerja
penuh akan selalu tercapai dalam perekonomian.
Ada beberapa kegiatan
ekonomi yang perlu diperhatikan :
a) Corak Kegiatan Ekonomi Subsisten
Kebenaran
pendapat ini tidak dapat disangkal dalam suatu perekonomian yang terdiri dari
dua sector dimana penerima-penerima pendapatan tidak menabung dan para
pengusaha tidak menanam modal, sehingga nilai produksi yang diciptakan sektor
perusahaan akan selalu sama dengan nilai seluruh pengeluaran yang dilakukan
oleh rumah tangga. Keseluruhan pendapatan yang diterima oleh factor-faktor
produksi yaitu gaji dan upah yang diterima tenaga kerja, bunga ke atas modal
yang dipinjamkan, sewa yang diperoleh dari tanah dan harta, dan keuntungan
pengusaha merupakan pendapatan sektor rumah tangga akan dibelanjakan ke sektor
perusahaan.
b) Corak Kegiatan Perekonomian Modern
Dalam
perekonomian yang lebih maju penerima-penerima pendapatan akan menyisihkan
sebagian pendapatan mereka untuk ditabung. Tabungan ini akan dipinjamkan kepada
para pengusaha dan mereka akan menggunakan tabungan itu untuk investasi, yaitu
melakukan pembelian barang-barang modal sehingga akan meningkatkan jumlah
produksi. Investasi akan menambah jumlah barang-barang modal yang tersedia dan
meninggikan kemampun perekonomian dalam menghasilkan barang-barang kebutuhan
masyarakat.
c) Penentuan Suku Bunga
Menurut pendapat
klasik suku bunga menetukan besarnya tabungan maupun investasi yang akan
dilakukan dalam perekonomian. Setiap perubahan dalam suku bunga akan
menyebabkan pula perubahan dalam tabungan rumah tangga dan permintaan dana
untuk investasi perusahaan. Perubahan-perubahan dalam suku bunga akn
terus-menerus berlangsung sebelum kesamaan di antara jumlah tabungan dengan
jumlah permintaan dana investasi tercapai.
d) Faktor Yang Menentukan Suku Bunga
Jumlah tabungan
rumah tangga pada waktu perekonomian mencapai penggunaan tenaga kerja penuh.
Akan selalu sama dengan jumlah seluruh investasi yang akan dilakukan oleh para
pengusaha, maka dalam perekonomian pengeluaran agregat pada penggunaan tenaga
kerja penuh akan selalu dapat mencapai tingkat yang sama dengan penawaran
agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh.
e) Penyesuaian dalam Pasar Modal
Ketidaksamaan
diantara penawaran tabungan oleh rumah tangga dan permintaan tabungan oleh para
pengusaha akan terjadi perubahaan-perubahan dalam suku bunga, sehingga menurut
ahli-ahli ekonomi klasik yakin bahwa perubahan dalam suku bunga ini pada
akhirnya akan menciptakan keadaan dimana tabungan yang tercapai pada tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh adalah sama dengan invesasi oleh
perusahaan-perusahaan.
f) Fleksibilitas Suku Bunga dan Kegiatan
Ekonomi
Ahli-ahli
ekonomi klasik berpendapat dalam perekonomian akan selalu tercapai tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh oleh karena pengeluaran agregat dapat mencapai
tingkat penawaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh. Keseimbangan
investasi I0, ketika investasi berubah menjadi I1 maka saving menjadi S1.
Perubahan ini karena kenaikan suku bunga menjadi r1, sehingga kesimbangan
agregat adalah C1+I1, perbelanjaan agregat sama dengan Yf. Keseimbangan
pengeluaran agregat adalah C0+I0, dan
nilainya sama dengan Yf=C0+I0=C0+S0.
g) Fleksibilitas Upah dan Kegiatan Ekonomi
Apabila terjadi
pengangguran, mekanisme pasar akan menciptakan penyesuaian-penyesuaian di dalam
pasar tenaga kerja sehingga akhirnya pengangguran dapat dihapuskan. Apabila
dalam perekonomian terdapat pengangguran, para penganggur akan bersedia bekerja
pada tingkat upah yang lebih rendah dari yang berlaku di pasar. Keadaan ini
akan menimbulkan kekuatan-kekuatan yang akan menurunkan tingkat upah, dan
penurunan dalam tingkat upah ini akan memperluas tingkat kegiatan ekonomi. Di
dalam analisis mereka ahli-ahli ekonomi klasik berkeyakinan :
1) Para pengusaha akan selalu mencari
kentungan yang maksimum.
2) Keuntungan maksimum akan dicapai pada
keadaan dimana upah adalah sama dengan prodksi fisik marjinal.
h) Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian
Kemampuan sektor
perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa sangat tergantung kepada jumlah
dan kualitas faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian tersebut.
dengan demikian tingkat kegiatan ekonomi Negara ditentukan oleh:
1) Jumlah barang modal yang tersedia dan
digunakan dalam perekonomian (K=kapital)
2) Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang
tersedia dalam perekonomian (L= Labor)
3) Jumlah dan jenis kekayaan alam yang akan
digunakan (R=Resource)
4) Tingkat teknologi yang digunakan (T =
Technology)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keynes
menekankan pentingnya permintaan agregat sebagai faktor utama penggerak
perekonomian, terutama dalam perekonomian yang sedang lesu. Ia berpendapat
bahwa kebijakan pemerintah dapat digunakan untuk meningkatkan permintaan pada
level makro, untuk mengurangi pengangguran dan deflasi. Jika pemerintah
meningkatkan pengeluarannya, uang yang beredar di masyarakat akan bertambah
sehingga masyarakat akan terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan
permintaannya (sehingga permintaan agregat bertambah). Selain itu, tabungan
juga akan meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal investasi, dan
kondisi perekonomian akan kembali ke tingkat normal.
Kesimpulan utama
dari teori ini adalah bahwa tidak ada kecenderungan otomatis untuk menggerakan
output dan lapangan pekerjaan ke kondisi full employment (lapangan kerja
penuh). Kesimpulan ini bertentangan dengan prinsip ekonomi klasik seperti
ekonomi supply-side yang menganjurkan untuk tidak menambah peredaran uang di
masyarakat untuk menjaga titik keseimbangan di titik yang ideal.
Daftar Pustaka
Sukirno, S.,MakroEkonomi Teori Pengantar,Jakarta: Rajawali Pers,2016
Yustia,Penentu Kegiatan Ekonomi,Jakarta: GarudaPers,2014
https://SmartBoy2822.wordpress.com/2014/12/29/artikel-ekonomi-makro/html
Sukirno, S.,MakroEkonomi Teori Pengantar,(Jakarta: Rajawali Pers, 20016)
Yustia,Penentu Kegiatan Ekonomi,(Jakarta:
Garuda Pers, 2014)
<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
Komentar
Posting Komentar