MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

MAKALAH PENENTU KEGIATAN EKONOMI


BAB I
PENDAHULUAN


Kaum klasik percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada mekanisme pasar akan selalu mencapai keseimbangan, sehingga kegiatan produksi akan otomatis menciptakan daya beli terhadap produk yang dihasilkan. Daya beli itu diperoleh atas balas jasa untuk faktor-faktor produksi seperti upah, gaji, suku bunga, sewa dan balas jasa atas faktor produksi lainnya. Pendapatan yang diperoleh akan seluruhnya dibelanjakan.

Dalam posisi keseimbangan tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan permintaan. Walaupun terjadi hanya bersifat sementara karena akan ada tangan tak kentara yang akan membawa perekonomian kembali pada posisi keseimbangan. Semua tenaga kerja terserap secara penuh (fully employed). Kalau ada yang tidak bekerja, mereka akan menerima pekerjaan walau dengan gaji kecil dari pada mereka menganggur dan tidak memperoleh pendapatan. Hal ini mendorong perusahaan mempekerjakan mereka lebih banyak.

Keynesianisme, atau ekonomi ala Keynes atau Teori Keynes, adalah suatu teori ekonomi yang didasarkan pada ide ekonom Inggris abad ke-20, John Maynard Keynes. Teori ini mempromosikan suatu ekonomi campuran, di mana baik negara maupun sektor swasta memegang peranan penting.[1]







BAB II
PEMBAHASAN


A.    Kritik Keynes
1.     Kritik Keynes Terhadap Pandangan Klasik
Keynes tidak menyetujui pandangan yang paling pokok dalam teori Klasik , yaitu bahwa penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercipta dalam perekonomian. Keynes berpendapat “penggunaan tenaga kerja penuh adalah keadaan yang jarang terjadi, dan hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian.”

Teori J.B Say yang menekankan bahwa setiap penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri dikritik oleh Keynes sebagai sesuatu yang keliru.  Dalam kenyataan biasanya permintaan lebih kecil dari penawaran dan tidak semua pendapatan masyarakat itu dibelanjakan tapi juga ditabung. Hal ini berarti jumlah konsusmsi lebih kecil dari pendapatan dimana tidak semua produksi diserap masyarakat. Terbukti pada tahun 1929-1930 saat terjadi kelebihan  produksi dalam jumlah besar sedangkan daya beli masyarakat terbatas. Hal ini menyebabkan banyak perusaan terpaksa mengurangi produksi dan melakukan rasionalisasi, yaitu mengurangi produksi dengan mengurangi jumlah pekerja.

Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran dalam jumlah besar dan penurunan pendapatan masyarakat secara drastis. Puncaknya kemerosotan ekonomi terjadi pada tahun 30-an dimana hampir diseluruh negara-negara industri mengalami depresi secara besar-besaran. Menurut Keynes, teori Say hanya berlaku untuk perekonomian tertutup sederhana yang terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan saja. Namun untuk perekonomian masyarakat maju yang telah mengenal tabungan maka sebagian pendapatan akan ditabung yang berarti arus pengeluaran tidak sama dengan pendapatan.

 Pendapat Keynes tersebut dibantah oleh kaum klasik dengan dalih bahwa tabungan tersebut akan dihimpun oleh lembaga keuangan dan akan disalurkan pada investor sehingga tabungan akan selalu sama dengan investasi. Dengan demikian investasi akan menyebabkan keseimbangan kembali terwujud.

Keynes membantah pandangan klasik tersebut karena motif orang menabung tidak sama dengan motif orang berinvestasi. Pengusaha berinvestasi dengan motif memperoleh keuntungan sedangkan rumah tangga menabung dengan motif beragam salah satunya untuk berjaga-jaga, misalnya untuk menghadapi kecelakaan. Perbedaan motif ini menyebabkan jumlah tabungan tidak sama dengan jumlah investasi. Kalaupun jumlahnya sama itu hanya kebetulan bukannya keharusan.

Keynes juga mengkritik pandangan kaum klasik yang mengatakan full employment akan selalu tercapai. Dalam kenyataannya pasar tenaga kerja tidak selamanya tercapai full employment. Dimanapun para pekerja mempunyai serikat kerja yang selalu memperjuangkan kepentingan buruh dari penurunan tingkat upah. Yang berarti tidak semua buruh akan bersedia bekerja pada tingkat upah yang ditawarkan perusahaan. Bila tingkat upah diturunkan maka pendaptan masyarakat akan turun sehingga daya beli dan konsumsi terhadap produk yang dihasilkan berkurang. Akhirnya akan mendorong turunnya harga-harga. Kalau harga-harga turun, maka produktifitas tenaga kerja juga menurun. Hal ini akan menyababkan perusahaan melakukan raionalisasi untuk menghemat biaya produksi dengan memberhentikan sebagian karyawan. Maka pengangguran tingkat akan semakin besar (tidak terjadi full employment).

2.     Kelemahan Pandangan Klasik
Teori keynes menjelaskan bahwa tingkat kegiatan perekonomian tidak selalu mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Menurut Keynes sebaiknyalah yang selalu berlaku, yaitu: perekonomian selalu menghadapi masalah pengangguran dan penggunaan tenaga penuh jarang berlaku. Analisis-analisis yang dikemukakan oleh ahli-ahli ekonomi Klasik tidak dapat memberikan penjelasan mengenai sebab-sebabnya pengangguran yang disebabkan oleh kekurangan permintaan agregat dapat terjadi. Keyakinan mereka bahwa di dalam perekonomian akan selalu terdapat permintaan yang cukup besar, sehingga akan selalu menjamin terwujudnya tingkat penggunaan tenaga kerja penuh, menyebabkan mereka mengabaikan analisis terhadap permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian.[2]

B.    Pandangan Atau Pendapat Keynes tentang Ekonomi
1.     Penentu Tabungan dan Investasi Pandangan Keynes
Menurut Keynes besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga bukan tergantung pada tinggi rendahnya suku bunga tetapi tergantung kepada besar kecilnya pendapatan rumah tangga itu. Keynes tidak yakin bahwa jumlah investasi yang dilakukan para pengusaha sepenuhnya ditentukan oleh suku bunga. Keynes tetap mengakui bahwa suku bunga memegang peranan yang cukup menentukan dalam pertimbangan para pengusaha untuk melakukan investasi. Tetapi terdapat faktor penting lainnya, seperti keadaan ekonomi pada masa kini, ramalan perkembangannya di masa depan, dan luasnya perkembangan tegnology yang berlaku.

2.     Masalah Kekurangan Pengeluaran Agregat
Ahli ekonomi klasik berkeyakinan bahwa fleksibilitas suku bunga akan selalu menjamin berlakunya kesamaan diantara jumlah tabungan pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dengan jumlah investasi yang dilakukan oleh para pengusaha. Menurut pendapat Keynes pada umumnya investasi yang dilakukan oleh para pengusaha adalah lebih kecil dari jumlah tabungan yang dilakukan rumah tangga pada waktu dicapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.  Oleh karenanya perbelanjaan agregat dalam perekonomian adalah lebih rendah dari produksi barang-barang dan jasa-jasa pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Kekurangan dalam pengeluaran ini akan menimbulkan pengangguran.

3.     Perbedaan pandangan mengenai penentu tabunga
Pandangan klasik menyatakan bahwa semakin tinggi suku bunga maka semakin tinggi jumlah tabungan rumah tangga. Sedangkan pendapat Keynes menyatakan bahwa apabila tingkat pendapatan nasional rendah, tabungan masyarakat negatif. Hal ini karena masyarakat menggunakan tabungan di masa lalu untuk membiayai hidupnya.

4.     Penentu Suku Bunga
Dalam teori keuangan modern yang dikembangkan oleh Keynes, suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Bank Sentral dan sistem perbankan adalah institusi yang akan menentukan besarnya penawaran uang pada suatu waktu tertentu. Sedangkan permintaan uang ditentukan oleh keinginan masyarakat untuk memegang uang.

5.     Tingkat Upah Dan Kegiatan Ekonomi
Kalau dibandigkan pendapat ahli-ahli ekonomi klasik dengan kenyataan yang sebenarnya wujud perekonomian modern, akan dapat dilihat bahwa tingkat upah tidak mudah mengalami penurunan. Sebagai akibatnya pengangguran sangat sukar di hapuskan. Dalam perekonomian modern terdapat persatuan-persatuan pekerja yang selalu mempertankan dan memperjuangkan perbaikan nasib para pekerja. Usaha ini termasuklah menjaga agar para pekerja diber upah yang wajar . Persatuan pekerja akan selalu menentang setiap usaha untuk menrunkan tingakt upah yang dibayarkan kepada pekerja. Kekuatan ini menyebabkan tingkat upah tidak mudah untuk diturunkan.




6.     Peranan Permintaan Agregat Dalam Kegiatan Ekonomi
Analisis Keynes mengenai tingkat kegiatan ekonomi negara ditentukan oleh besarnya permintaan efektif, yaitu permintaan yang disertai oleh kemampuan untuk membayar barang dan jasa yang diminta tersebut ,yang wujud dalam perekonomian. Bertambah besar permintaan efektif , bertambah besar pula tingkat produksi yang akan dicapai oleh sektor perusahaan. Hal ini dengan sendirinya akan menyebabkan pertambahan dalam tingkat kegiatan ekonomi, pertambahan penggunaan tenaga kerja dan pertambahan penggunaan faktor-faktor produksi.

7.     Penentu-Penentu Perbelanjaan Agregat
Dalam analisis nya Keynes membagikan permintaan agregat kepada 2 jenis pengeluaran yaitu pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga dan penanaman modal oleh para pengusaha. Dalam analisis makroekonomi yang wujud sekarang pengeluaran agregat dalam perekonomian meliputi pula pengeluaran pemerintah dan ekspor. Dengan demikian pengeluaran agregat dapat dibedakan kepada empat komponen: konsumsi rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah, dan ekspor.

8.     Penentuan Kegiatan Ekonomi Suatu Negara
Untuk menentukan kegiatan ekonomi suatu negara hal yang perlu diperhatikan adalah pendapatan nasional dengan pengeluaran agregat. Ketika pendapatan nasional tinggi sedangkan pengeluaran agregat rendah, keadaan barang yang diproduksi  tidak dapat dijual sehingga perusahaan harus mengurangi tingkat kegiatan produksi. Sebaliknya apabila pendapatan nasional lebih rendah dari pengeluaran agregat maka yang harus dilakukan adalah dengan menambah jumlah produksi atau perusahaan melakukan ekspansi. Ekspansi ini akan menaikkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja. Apabila pendapatan nasional turun maka pengangguran bertambah. Perekonomian mencapai keseimbangan jika pengeluaran agregat sama dengan pendapatan nasional.


9.     Tingkat Harga dan Keseimbangan Pendapatan Nasional
Analisis keseimbangan Keynesian yang menunjukkan peranan pengeluaran agregat dalam menentukan tingkat pendapatan nasional mempunyai dua kelemahan penting berikut:
a)     Analisis tersebut tidak memperhatikan efek perubahan tingkat harga terhadap keseimbangan pendapatan nasional
b)     Dalam menentukan keseimbangan, analisis Keynesian tidak memperhatikan penawaran agregat yaitu sikap para pengusaha dalam perekonomian dalam menghasilkan barang dan menjualnya ke pasar.[3]

C.    Pandangan Ekonomi Klasik Terhadap Kegiatan Ekonomi
Analisis mengenai pandangan ahli ekonomi klasik tentang perekonomian adalah perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercapai. Pandangan ini didasarkan kepada keyakinan bahwa dalam perekonomian tidak akan terdapat kekurangan permintaan. Apabila produsen menaikkan produksi atau menciptakan jenis barang yang baru, maka dalam perekonomian akan selalu terdapat permintaan terhadap barang-barang itu sehingga tidak berlaku kekurangan permintaan. Keyakinan ahli ekonomi Klasik bahwa penawaran akan selalu menciptakan permintaan dapat dengan jelas dilihat dari pandangan Jean Baptiste say (1767-1832), seorang ahli ekononomi klasik bangsa perancis. Ia mengatakan “Penawaran menciptakan sendiri permintaan terhadapnya” atau “ Supply creates its own demand”.

Menurut pendapatnya dalam setiap perekonomian jarang sekali terjadi kelebihan produksi, apabila terjadi itu merupakan masalah sementara. Dalam suatu perekonomian sering sekali wujud keadaan dimana jumlah keseluruhan penawaran barang-barang dalam perekonomian (penawaran agregat) pada penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu diimbangi oleh keseluruhan permintaan terhadap barang-barang tersebut (permintaan agregat) yang sama besarnya, sehingga kekurangan permintaan tidak berlaku.

Hal-hal yang berhubungan dengan pandangan klasik :
1.     Faktor-faktor produksi menentukan tingkat kegiatan ekonomi dan produksi nasional. Perekonomian tidak menghadapi masalah permintaan yang berarti segala barang yang diproduksikan akan dapat dijual, tingkat produksi nasional dan tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oleh faktor-faktor produksi yang digunakan.
2.     Penawaran uang, kegiatan perekonomian dan tingkat harga. Ahli ekonomi Klasik menunjukkan bahwa peranan uang dalam perekonomian adalah netral yaitu perubahannya tidak akan mempengaruhi produksi nasional.
3.     Peranan pemerintah dalam perekonomian. Ahli ekonomi klasik tidak menyetujui campur tangan pemerintah yang aktif untuk mengatur kegiatan perekonomian.

          Analisis mengenai pandangan ahli ekonomi klasik akan ditekankan kepada hal-hal yang dikritik oleh Keynes. Hal-hal yang harus diperhatikan yaitu  :
a.      Peranan sistem pasar bebas. Adam Smith, dalam bukunya The Wealth of Nations, telah mengemukakan pendapat yang mendukung agar kegiatan perekonomian diatur oleh sistem pasar bebas.
b.     Hukum Say, fleksibilitas upah dan kesempatan kerja penuh. Ahli ekonomi Klasik berkeyakinan bahwa kesempatan kerja penuh akan selalu tercapai dalam perekonomian.

Ada beberapa kegiatan ekonomi yang perlu diperhatikan :
a)     Corak Kegiatan Ekonomi Subsisten
Kebenaran pendapat ini tidak dapat disangkal dalam suatu perekonomian yang terdiri dari dua sector dimana penerima-penerima pendapatan tidak menabung dan para pengusaha tidak menanam modal, sehingga nilai produksi yang diciptakan sektor perusahaan akan selalu sama dengan nilai seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga. Keseluruhan pendapatan yang diterima oleh factor-faktor produksi yaitu gaji dan upah yang diterima tenaga kerja, bunga ke atas modal yang dipinjamkan, sewa yang diperoleh dari tanah dan harta, dan keuntungan pengusaha merupakan pendapatan sektor rumah tangga akan dibelanjakan ke sektor perusahaan.

b)     Corak Kegiatan Perekonomian Modern
Dalam perekonomian yang lebih maju penerima-penerima pendapatan akan menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk ditabung. Tabungan ini akan dipinjamkan kepada para pengusaha dan mereka akan menggunakan tabungan itu untuk investasi, yaitu melakukan pembelian barang-barang modal sehingga akan meningkatkan jumlah produksi. Investasi akan menambah jumlah barang-barang modal yang tersedia dan meninggikan kemampun perekonomian dalam menghasilkan barang-barang kebutuhan masyarakat.

c)     Penentuan Suku Bunga
Menurut pendapat klasik suku bunga menetukan besarnya tabungan maupun investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian. Setiap perubahan dalam suku bunga akan menyebabkan pula perubahan dalam tabungan rumah tangga dan permintaan dana untuk investasi perusahaan. Perubahan-perubahan dalam suku bunga akn terus-menerus berlangsung sebelum kesamaan di antara jumlah tabungan dengan jumlah permintaan dana investasi tercapai.

d)     Faktor Yang Menentukan Suku Bunga
Jumlah tabungan rumah tangga pada waktu perekonomian mencapai penggunaan tenaga kerja penuh. Akan selalu sama dengan jumlah seluruh investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha, maka dalam perekonomian pengeluaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu dapat mencapai tingkat yang sama dengan penawaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh.

e)     Penyesuaian dalam Pasar Modal
Ketidaksamaan diantara penawaran tabungan oleh rumah tangga dan permintaan tabungan oleh para pengusaha akan terjadi perubahaan-perubahan dalam suku bunga, sehingga menurut ahli-ahli ekonomi klasik yakin bahwa perubahan dalam suku bunga ini pada akhirnya akan menciptakan keadaan dimana tabungan yang tercapai pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh adalah sama dengan invesasi oleh perusahaan-perusahaan.

f)      Fleksibilitas Suku Bunga dan Kegiatan Ekonomi
Ahli-ahli ekonomi klasik berpendapat dalam perekonomian akan selalu tercapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh oleh karena pengeluaran agregat dapat mencapai tingkat penawaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh. Keseimbangan investasi I0, ketika investasi berubah menjadi I1 maka saving menjadi S1. Perubahan ini karena kenaikan suku bunga menjadi r1, sehingga kesimbangan agregat adalah C1+I1, perbelanjaan agregat sama dengan Yf. Keseimbangan pengeluaran agregat  adalah C0+I0, dan nilainya sama dengan Yf=C0+I0=C0+S0.

g)     Fleksibilitas Upah dan Kegiatan Ekonomi
Apabila terjadi pengangguran, mekanisme pasar akan menciptakan penyesuaian-penyesuaian di dalam pasar tenaga kerja sehingga akhirnya pengangguran dapat dihapuskan. Apabila dalam perekonomian terdapat pengangguran, para penganggur akan bersedia bekerja pada tingkat upah yang lebih rendah dari yang berlaku di pasar. Keadaan ini akan menimbulkan kekuatan-kekuatan yang akan menurunkan tingkat upah, dan penurunan dalam tingkat upah ini akan memperluas tingkat kegiatan ekonomi. Di dalam analisis mereka ahli-ahli ekonomi klasik berkeyakinan :
1)     Para pengusaha akan selalu mencari kentungan yang maksimum.
2)     Keuntungan maksimum akan dicapai pada keadaan dimana upah adalah sama dengan prodksi fisik marjinal.

h)     Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian
Kemampuan sektor perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa sangat tergantung kepada jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian tersebut. dengan demikian tingkat kegiatan ekonomi Negara ditentukan oleh:
1)     Jumlah barang modal yang tersedia dan digunakan dalam perekonomian (K=kapital)
2)     Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian (L= Labor)
3)     Jumlah dan jenis kekayaan alam yang akan digunakan (R=Resource)
4)     Tingkat teknologi yang digunakan (T = Technology)[4]


     





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Keynes menekankan pentingnya permintaan agregat sebagai faktor utama penggerak perekonomian, terutama dalam perekonomian yang sedang lesu. Ia berpendapat bahwa kebijakan pemerintah dapat digunakan untuk meningkatkan permintaan pada level makro, untuk mengurangi pengangguran dan deflasi. Jika pemerintah meningkatkan pengeluarannya, uang yang beredar di masyarakat akan bertambah sehingga masyarakat akan terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan permintaannya (sehingga permintaan agregat bertambah). Selain itu, tabungan juga akan meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal investasi, dan kondisi perekonomian akan kembali ke tingkat normal.

Kesimpulan utama dari teori ini adalah bahwa tidak ada kecenderungan otomatis untuk menggerakan output dan lapangan pekerjaan ke kondisi full employment (lapangan kerja penuh). Kesimpulan ini bertentangan dengan prinsip ekonomi klasik seperti ekonomi supply-side yang menganjurkan untuk tidak menambah peredaran uang di masyarakat untuk menjaga titik keseimbangan di titik yang ideal.











Daftar Pustaka


Sukirno, S.,MakroEkonomi Teori Pengantar,Jakarta: Rajawali Pers,2016
Yustia,Penentu Kegiatan Ekonomi,Jakarta: GarudaPers,2014
https://SmartBoy2822.wordpress.com/2014/12/29/artikel-ekonomi-makro/html






[3] Sukirno, S.,MakroEkonomi Teori Pengantar,(Jakarta: Rajawali Pers, 20016)
[4] Yustia,Penentu Kegiatan Ekonomi,(Jakarta: Garuda Pers, 2014)

<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH STRATEGI KEWIRAUSAHAAN